Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA

KABUPATEN SLEMAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi

Dosen Pengampu: Suripto, Dr., A.Md., S.IP., M.D.P.

Devangga Fajar P ( 18/424674/SP/28222 ) (17)

Afredo Yudha Apriyanto ( 18/428199/SP/28408 ) (30)

Feby Renaldi Setiawan ( 18/430762/SP/28606 ) (62)

Maulana Musa ( 18/430770/SP/28614 ) (69)

Wahid Putra Pangestu ( 18/430781/SP/28625 ) (80)

DEPARTEMEN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

1.3. Tujuan ................................................................................................ 2

1.4. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 5


2.1. PMI Kabupaten Sleman .................................................................... 5

2.2. Masalah Dalam PMI Kabupaten Sleman ...................................... 18

2.3. Evaluasi Kegiatan ............................................................................ 19

2.4. PMI Kabupaten Sleman Sebagai Organisasi ............................... 20

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 22


3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 22

3.2. Saran ................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 23

LAMPIRAN ........................................................................................................ 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Organisasi merupakan sesuatu yang dekat dengan kehidupan kita.


Organisasi ada dimana-mana, mulai dari tingkat paling awal kehidupan dalam
bentuk keluarga, kemudian saat kita memulai pendidikan, hingga saat kita
terjun langsung ke dalam bermasyarakat. Keberadaan organisasi sangat
pentinguntuk memudahkan mencapai suatu tujuan. Hal tersebut disebabkan
organisasi terbentuk dari berbagai anggota yang mempunyai latar belakang
berbeda-beda. Tiap-tiap anggota bersatu dalam organisasi karena memiliki
suatu tujuan yang sama. Jikatujuan ingin dicapai lebih mudah, efektif, dan
efisien, maka organisasi dapat menjadi wadahnya.

Organisasi adalah elemen yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia


terlebih dewasa ini yang memasuki tahapan modern. Organisasi membantu kita
sebagai individu melakukan aktivitas dan mencapai tujuan yang tidak dapat
dicapai atau dilakukan secara individu. Organisasi merupakan wadah bagi
berbagai orang untuk mengembangkan skil maupun menerapkan teori-teori
yang telah didapatnya.

Organisasi adalah keseluruhan perpaduan unsur manusia dan non manusia


yang masing-masing memiliki fungsi dan peranan dalam mencapai tujuan.
Sumberdaya organisasi non manusia meliputi aset intangible seperti
kemampuan organisasi, proses organisasi, atribut-atribut perusahaan, informasi
dan pengetahuan. Sedangkan manusia merupakan suatu hal yang menjadi inti
ada obyek dari sebuah organisasi.

1
1.2. Rumusan Masalah

1) Apa itu PMI Kabupaten Sleman dan apa kaitannya dengan organisasi?
2) Mengapa PMI Kabupaten Sleman dapat disebut sebagai sebuah
organisasi?
3) Bagaimana PMI Kabupaten Sleman berfungsi sebagai sebuah organisasi?

1.3. Tujuan

Tujuan dilakukannya pembuatan paper ini adalah untuk menganalisis apa itu
organisasi dan apa saja yang membuat suatu instansi bisa disebut sebagai
organisasi. Selain itu juga menganalisis PMI Kabupaten Sleman sebagai
organisasi dan bagaimana berfungsinya badan tersebut.

1.4. Metode Pengumpulan Data


a. Browsing
b. Studi Pustaka
c. Wawancara

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Teori Birokrasi Weber

Salah satu teori yang relevan untuk membahas suatu organisasi yaitu teori
birokrasi. Teori birokrasi dikemukakan oleh Weber. Menurut Weber “bentuk
organisasi birokratis merupakan jenis organisasi yang mempunyai karakteristik
sesuai bagi sebuah masyarakat industri, baik untuk lembaga pemerintahan maupun
untuk organisasi usaha”. Weber mengemukakan karakterisktik organisasi
birokratis.

1. Adanya pengaturan atau pengorganisasian fungsi-fungsi resmi yang saling


terikat oleh berbagai aturan. Hal tersebut berkaitan dengan peraturan dan
prosedur dalam kegiatan organisasi yang berjalan rutin dan pasti.
2. Adanya pembagian kerja yang jelas dalam organisasi. Setiap anggota
organisasi memiliki tugas dan wewenang yang seimbang sesuai dengan
tugas yang harus dijalankan. Pembagian kerja yang jelas berkaitan erat
dengan spesialisasi. Dengan adanya spesialisasi, setiap anggota memiliki
tugas masing-masing demi tercapainya tujuan organisasi.
3. Adanya pengorganisasian mengikuti prinsip hirarki. Suatu organisasi
memiliki hirarki yang jelas pada struktur organisasi. Hirarki merupakan
rangkaian atau susunan tingkatan tertinggi sampai terendah di dalam
struktur organisasi. Hirarki menggambarkan adanya rantai komando atau
perintah, pelimpahan wewenang, dan kerjasama antarunit dalam organisasi.
4. Adanya sistem penerimaan dan penempatan karyawan berdasarkan pada
kemampuan teknis. Penerimaan dan penempatan karyawan pada organisasi
diwujudkan dengan cara proses seleksi atau recruitment berdasar atas
keahlian dan pengalaman individu pada bidang tertentu. Dengan kata lain,
proses penerimaan dan penempatan dilakukan dengan sistem merit. Sistem
ini diterapkan guna menyeleksi para calon anggota organisasi yang
memiliki keahlian atau kualifikasi yang dibutuhkan masing-masing bidang
dalam suatu organisasi. Dengan terpilihnya para anggota organisasi

3
berkompeten pada bidangnya masing-masing, maka tujuan organisasi
tersebut akan lebih mudah tercapai. Terlebih dari itu, adanya penghargaan
diberikan kepada anggota organisasi sesuai dengan pencapaian. Selain itu,
adanya hukuman juga diberikan kepada anggota organisasi ketika
melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak.
5. Adanya obyektivitas dalam pelaksanaan tugas. Hal tersebut terkait dengan
pelaksanaan tugas oleh setiap anggota didasarkan atas tugas yang
seharusnya dilaksanakan dan tidak menggunakan jabatannya untuk
kepentingan pribadi. Selain itu, tidak adanya hubungan pribadi yang dibawa
ke dalam suatu organisasi atau disebut impersonal.
6. Kegiatan, keputusan, dan peraturan dalam bentuk tertulis. Semua hal
tersebut merupakan formalisasi. Formalisasi merupakan proses pereduksian
sesuatu dalam bentuk tertulis. Di dalam organisasi berbagai kegiatan,
keputusan, dan peraturan dalam bentuk laporan tertulis.

4
BAB III

PEMBAHASAN

2.1. PMI Kabupaten Sleman

PMI Kabupaten Sleman merupakan organisasi daerah. Organisasi daerah


luas wilayahnya meliputi suatu satuan daerah tertentu sesuai dengan pembagian
wilayah yang berlaku dalam suatu negara (Sutarto, 2015:17). PMI Kabupaten
Sleman berlokasi di Sucen, Triharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal
tersebut disebabkan karena PMI Kabupaten Sleman berada dibawah PMI yang
berpusat di DKI Jakarta. PMI Kabupaten Sleman bergerak dibidang pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.

PMI Kabupaten Sleman memiliki visi dan misi. Visi atau konsep tentang
nilai, maksud, dan bentuk organisasi yang ingin dicapai (Setyawan & Supriyanto,
2019:32). Visi dari PMI adalah menciptakan Organisasi PMI yang berkarakter,
profesional, mandiri dan dicintai masyarakat. PMI menjadikan bidang sosial
kemanusiaan sebagai karakter yang melekat pada organisasi ini sehingga fokus
kegiatan dari organisasi PMI adalah bertujuan memberikan layanan sosial
kemanusiaan. Dalam profesionalitasnya dalam bidang sosial kemanusiaan PMI
menyampingkan masalah tentang golongan politik, ras, suku ataupun agama
tertentu.

PMI dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan terhadap


seluruh manusia tetapi mengutamakan korban yang mana paling membutuhkan
bantuan dan yang segera dibantumenyelamatkan jiwanya. Oleh karena itu untuk

5
menjaga nilai dari profesional PMI yang tidak memihak dalam menjalankan bidang
sosial kemanusiaan maka mandiri dalam membesarkan organisasinya adalah nilai
yang harus dimiliki PMI agar nilai-nilai kenetralan dapat dijaga sebaik mungkin.
Oleh karena semua itu PMI diharapkan menjadi organisasi yang bersahabat dengan
masyarakat dengan selalu memberikan pelayanannya yang terbaik di bidangnya
sehingga organisasi PMI dicintai oleh seluruh masyarakat.

Misi merupakan program-program, tugas-tugas pokok atau kegiatan-


kegiatan yang dilaksanakan secara operasional yang membedakan suatu organisasi
dengan organisasi lain, karena memiliki jati diri yang khas, yang berperan sebagai
arah dari setiap tindakan eksekutif di masa depan (Muniarti & Usman, 2009:106).
Dengan kata lain, misi merupakan penjabaran dari visi. Misi PMI Kabupaten
Sleman meliputi sebagai berikut.

1. Menjadi organisasi kemanusiaan terdepan yang memberikan layanan


berkualitas melalui kerjasama dengan masyarakat dan mitra sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
PMI memberikan pelayanan yang berkualitas dengan terus mengembangkan
layanan yang terus meningkatkan kualitas dalam kinerjanya. Dengan tetap
sejalan dengan prisip dasar PMI yaitu: kemanusiaan, kesamaan, kenetralan,
kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan. Dengan
mempertimbangkan setiap prinsip dasar PMI pengembangan layanan di
harapkan sejalan dengan tujuan awal adanya organisasi ini dengan begitu
organisasi ini tetap memiliki karakter yang terus melekat.
2. Meningkatkan kemandirian organisasi PMI melalui kemitraan strategis yang
berkesinambungan dengan pemerintah, swasta, mitra gerakan dan pemangku
kepentingan lainnya di semua tingkatan. Kemitraan strategis penting karena
kemitraan yang dibangun bersama dengan masyarakat merupakan keniscayaan
bagi gerakan PMI agar masyarakat ikut serta memiliki aksi-aksi kemanusiaan
yang diselenggarakan PMI dengan begitu dapat dilakukan langkah antisipasi
yakni mencari akar masalah, pencegahan, menangani masalah dan rehabilitasi

6
dari permasalahan tersebut. Bermitra dengan pemerintah, swasta, mitra
gerakan dan pemangku kepentingan lainnya juga penting guna meningkakan
pentingnya kesadaran sosial kemanusiaan dalam kehidupan deewasa ini.
3. Meningkatkan reputasi organisasi PMI di tingkat Nasional dan Internasional.
Reputasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam menjalankan organisasi.
Sebab baik buruk dalam reputasi organisasi merupakan indikator penting dari
keberhasilan organisasi tersebut oleh karena itu penting bagi PMI untuk tetap
membangun reputasi yang baik di tingkat nasional dan internasional.

Menurut W. Warren Haynes & Joseph L. Massie, “Each part and


subdivision of the organization should be the expression of a definite purpose in
harmony with objective of the undertaking.” (Tiap-tiap satuan organisasi dan
subsatuan organisasi dari organisasi harus dilahirkan dari suatu tujuan yang jelas
selaras dengan tujuan organisasi). Berkaitan dengan hal tersebut, PMI Kabupaten
Sleman merupakan subsatuan organisasi tingkat kedua (kabupaten) dari PMI yang
kantor pusatnya berada di DKI Jakarta. Hal tersebut karena subsatuan organisasi
tingkat pertama yaitu PMI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (provinsi). Dengan
kata lain, Palang Merah Indonesia yang memiliki kantor di DKI Jakarta merupakan
satuan organisasi. Tujuan di dalam PMI yaitu meringankan penderitaan sesama
manusia yang disebabkan oleh bencana dan kerentanan lainnya dengan tidak
membedakan agama, bangsa, suku bangsa, bahasa, warna kulit, jenis kelamin,
golongan dan pandangan politik.

7
Lambang PMI sesuai dengan UU RI No.1 Tahun 2018

Lambang Palang Merah Indonesia terdiri dari dua bagian yaitu:


1. Palang Merah

Bagian pertama yakni simbol positif (+) dengan warna


merah. Hal ini karena palang merah merupakan
lambang Gerakan Palang Merah yang telah
digunakan sejak tahun 1863 hasil Konferensi
Internasional di Jenewa. Lambing Palang Merah
dengan dasar putih adalah warna kebalikan dari warna
bendera Swiss sebagai penghargaan kepada Bapak
Henry Dunant yang warga negara Swiss.

2. Sekuntum Bunga Melati

Bagian kedua merupakan Bunga Melati. Bunga


Melati ini memiliki warna putih dengan garis
tepi berwarna merah. Bunga melati ini pun memiliki
lengkung kelopak bunga sebanyak lima buah.

Bunga melati merupakan bunga identitas Negara


Indonesia. Lengkung lima kelopak bunga
melambangkan Pancasila sebagai yang punya 5 sila Dasar Negara Republik
Indonesia.

8
PMI dilambangkan melalui 2 bagian yakni symbol palang merah dan
kelopak bunga melati. Bisa dikatakan bahwa lambang PMI dibuat berdasarkan
penghargaan kepada Henry Dunant atas jasanya dalam Perhimpunan Nasional
Palang Merah. Selain itu lambang PMI juga berdasarkan bunga identitas Indonesia
yakni Bunga Melati. Dalam pelaksanaannya diharapkan PMI berdasarkan 5 sila
Dasar Negara Republik Indonesia. Lima Sila dasar Negara yaitu Pancasila
merupakan asas PMI. Lambang PMI tersebut tercantum di dalam UU RI No. 1
Tahun 2018 mengenai Lambang Kepalangmerahan. Hal tersebut juga sejalan
dengan teori birorkasi yang dikemukakan oleh Weber yang mengemukakan bahwa
PMI merupakan organisasi yang memiliki dasar aturan.

Dilihat dari bentuk dan tujuannya PMI merupakan organisasi publik karena
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Menurut Taliziduhu
Ndraha, Organisasi publik adalah organisasi yang didirikan untuk memenuhi
kebutuhan msyarakat akan jasa publik dan layanan civil. Untuk organisasi secara
umum terbagi atas beberapa tingkatan yaitu di pusat provinsi dan kabupaten. Dalam
pengurusan di kabupaten ada pelindung yaitu kepala daerah setempat, dewan
Pembina yaitu dari tokoh masyarakat dan pengurus harian. Walaupun ada standar
formal dari PMI pusat tentang organisasi, namun di masing masing wilayah
menyesuaikan sesuai kebutuhan. Semakin banyak kegiatan semakin gemuk struktur
organisasinya, sebaliknya semakin simple kegiatannya semakin sedikit struktur
organisasinya. Bisa dikatakan bahwa struktur organisasi PMI seperti mengikuti
teori Weber dimana di dalam organisasi ini sudah ada satuan satuan kerja yang
memuat nama posisi, jabatan, dan tugas masing masing. Prosedur yang ada pun
jelas dan pembagian tugas ini dimaksudkan agar kinerja PMI bisa berjalan seefektif
dan seefisien mungkin.

9
STRUKTUR ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA
KABUPATEN SLEMAN

KETUA
WAKIL KETUA
1. Drs. H. Agoes Soesilo E , dr.H. Sunartono, M.
M.Si Kes
2. H. Sudiman, S.Ag, M. Pd.I
3. dr.H. Joko Hastaryo, M.
Kes

SEKRETARIS
BENDAHARA
1. Sarijan, S.Pd.I
2. drs Kirdo Suprayitno, SE, Dra. Sri Winarni
M.Si.

KEPALA MARKAS BAGIAN KEUANGAN


UNTUNG PURNONO, SH 1. ELLYA ARIESTARINI UDD
2. YUKI EVIRASHANTI

BAG. PELAYANAN BAG. ADMIN BAG. RMH TANGGA


1. LILISWATI KARIKA FITRIANI 1. AGUS WIRANTO
2. RISQI AJI P 2. BOBY SUKOCO

BAG. DIKLAT & SDM BAG. PB


SARJURI SARJURI

17 PMI KECAMATAN

Apabila dilihat dari struktur organisasi PMI Sleman bisa dijelaskan bahwa
terdapat pengklasifikasian bagian yang berbeda namun saling berhubungan antara
satu sama lain. Ada struktur atas dan struktur penunjang. Struktur atas berisi ketua,
wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Sedangkan bagian di penunjang meliputi
kepala markas, direktur UDD, dan bagian keuangan. Dan dibawah ini ada berbagai
divisi yang memiliki tugas berbeda dari bagian pelayanan, administrasi, rumah
tangga, diklat dan SDM, serta penanggulangan bencana. Struktur atas
melaksanakan tugas secara tidak langsung dengan PMI kecamatan sedangkan
struktur dibawahnya terutama bagian pelayanan, administrasi, rumah tangga, diklat
dan SDM serta penanggulangan bencana menjalankan tugasnya secara langsung di
lapangan.

Pada tiap bagian dalam struktur kerja memiliki tugas dan koordinasi masing
masing. Ketua sebagai pemimpin organisasi, wakil ketua sebagai pembantu ketua,

10
sekretaris sebagai notulen, bendahara sebagai pengurus segala hal berkaitan dengan
keuangan, kepala markas sebagai penanggung jawab tiap bagian sekaligus pemberi
wewenang, direktur UDD sebagai penanggung jawab bagian Unit Donor Darah,
bagian keuangan sebagai pelaksana langsung kegiatan keluar masuk nya dana PMI,
dan bagian pelayanan, administrasi, rumah tangga, diklat dan SDM, serta
penanggulangan bencana memiliki tugas sesuai posisi masing masing. Dan dalam
penempatan tiap bagian dalam struktur tentunya sesuai keahlian dan profesionalitas
masing masing. Hubungan antar anggota ada namun bila berkaitan dengan tugas
maka masing masing mengurus hal yang berbeda. Sudah ada dinding pembatas
antara divisi satu dengan divisi lainnya.

Tugas-tugas setiap jabatan pada unit manajemen :

A. Ketua
Tugas ketua adalah sebagai sosok yang Memimpin dan menjalankan
wewenang organisasi PMI Kabupaten Sleman selain itu, pemimpin juga lah
yang melakukan fungsi manajemen teringgi yang meliputi perencanaan,
pengkoordinasian, pembuatan keputusan, pengarahan, dan pengontrolan
organisasi PMI Kabupaten Sleman sehingga pemimpin lah yang memegang
kendali atas berjalannya organisasi PMI Kabupaten Sleman pemimpin juga
merupakan pelaksana tugas-tugas lain yang diberikan oleh PMI Provinsi
D.I. Yogyakarta.

B. Wakil Ketua
Sebagai wakil ketua organisasi PMI Kabupaten Sleman memiliki tugas
untuk membantu ketua organisasi PMI Kabupaten Sleman dalam
memimpin dan menjalankan wewenang organisasi PMI Kabupaten Sleman
dalam menjalankan tugas kemanusiaan. Selain itu wakil ketua juga berperan
dalam membantu melaksanakan fungsi manajemen yang meliputi
perencanaan, pengkoordinasian, pembuatan keputusan, pengarahan, dan
pengontrolan organisasi PMI Kabupaten Sleman walaupun demikian
meskipun memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingan dengan sekretaris
dan bendahara namun, tidak mempunyai wewenang komando terhadap
kedudukan dibawahnya. Hal tersebut terlihat dimana wakil ketua tidak
memiliki garis komando terhadap jabatan di bawahnya, dan sifatnya hanya
dapat memberikan nasihat kepada keputusan-keputusan yang dibuat oleh
ketua.

11
C. Sekretaris
Sekretaris adalah kedudukan dalam organisasi PMI Kabupaten Sleman yang
bertugas menerima dan juga menjawab pesan serta mencatat pesan-pesan
yang berkaitan dengan kegiatan organisasi PMI Kabupaten Sleman.
Sekretaris juga berkewajiban untuk menerima tamu-tamu yang akan
bertemu dengan ketua dan mencatat berbagai janji untuk ketua sehingga
sekretasi memiliki tanggung jawab secara langsung dengan ketua.
Sekretaris juga bertugas menyusun dan menginformasikan agenda acara
kerja PMI Kabupaten Sleman sehari-hari ke seluruh anggotavdan
memberikan laporan tertulis terkait dengan keberlangsungan kegiatan PMI
Kabupaten Sleman kepada ketua

D. Bendahara
Bendahara memiliki tugas- tugas yang berkaitan dengan finansial organisasi
PMI Kabupaten Sleman sehingga memiliki tugas untuk mengelola
keuangan organisasi PMI Kabupaten Sleman, memberikan pertimbangan
finansial terhadap pembuatan program yang akan dilakukan oleh PMI
Kabupaten Sleman dan juga memberikan laporan keuangan kepada ketua.

Tugas-tugas setiap jabatan pada unit pelaksana

A. Kepala Markas
Kepala markas adalah kedudukan dalam unit pelaksana yang bertugas untuk
mengawasi berjalannya kegiatan organisasi PMI kab.Sleman. kepala
markas bertugas mengkoordinasikan tugas-tugas relawan yang
mengabdikan diri menjadi anggota pmi sesuai dengan keahlian masing
masing anggota kepala markas berertanggung jawab menjalankan perintah
dari ketua PMI kab.Sleman kepala markas juga bertugas untuk membina
jajaran markas, Menyusun kebijakan dan kegiatan pelaksanaan oprasional,
Mewakili markas dalam kegiatan ke dalam dan keluar organisasi, dan
menindaklanjuti pelanggaran atau kesalahan yang di lakukan oleh jabatan
di bawahnya.

B. Bagian Keuangan
Bagian keuangan dalam unit pelasana bertugas mengontrol keuangan
markas PMI kab.Sleman dan mengelola aliran dana untuk keberlangsumhan
kegiatan PMI kab.Sleman, dan memberikan laporan keuangan kepada unit
manajerial berupa besaran pengeluaran dalam organisasi PMI Kabupaten
Sleman.

12
C. UDD ( Unit Donor Darah)
Unit Donor Darah adalah bagian dari organisasi PMI kab.Sleman yang
bertugas melayani orang yang akan melakukan donor darah, setelah itu Unit
Donor Darah bertugas untuk merawat pasokan darah dari para pendonor
darah agar pasokan darah dalam PMI kab.Sleman tetap terjaga
kesehatannya sampai ke konsumen yang membutuhkan donor darah, Unit
Donor Darah juga berkewajiban untuk memberikan laporan kepada unit
manajemen berkaitan dengan ketersediaan pasokan darah.

D. Bagian Pelayanan
Bagian pelayanan bertugas membantu masyarakat dalam memberikan
informasi terkait dengan berbagai macam pelayanan yang diberikan oleh
PMI kab.Sleman kepada masyarakat. Sehingga bagian pelayananlah yang
membantu masyarakat yang akan melakukan donor darah. Selain itu bagian
pelayanan juga membantu menyelesaikan pengaduan pelanggaran anggota
PMI Kabupaten Sleman ke atasan dan bagian pelayanan juga melakukan
tugas lain sesuai perintah atasan.

E. Bagian Admin
Bagian admin memiliki tugas yang hampir sama dengan sekretaris hanya
saja luang lingkup kerjanya pada unit pelaksana yang bertugas untuk
membuat agenda markas PMI Kabupaten Sleman, melakukan entri data
organisasi PMI Kabupaten Sleman, melakukan arsip data berkaitan dengan
relawan PMI dan pendonor darah, selain itu bagian admin juga melakukan
tugas lain sesuai perintah atasan.

F. Bagian Rumah Tangga


Bagian rumah tangga memiliki tugas menyusun program kerja markas PMI
Kabupaten Sleman yang berkaitan dengan pengadaan sarana dan prasarana
di markas, bagian rumah tangga jugalah yang melakukan memonitoring
terhadap sarana prasarana PMI Kabupaten Sleman, bagian rummah tangga
juga melakukan pemeliharaan aset organisasi PMI Kabupaten Sleman
berupa kendaraan oprasional dan bangunan selain itu bagian rumah juga
dapat melakukan tugas lain sesuai perintah atasan.

G. Bagian Diklat dan SDM


Bagian SDM bertugas unuk melakukan pendidikan dan pelatihan bagi
anggota dan relawan PMI Kabupaten Sleman, bagian SDM juga
berkewajiban untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan keanggotaan

13
PMI kab.Sleman dan mengembangkan potensi anggota PMI Kabupaten
Sleman.

H. Bagian Penangulangan Bencana


Bagian penangulangan bencana bertugas memberikan informasi terhadap
relawan PMI sebelum melaksanakan tugas penangulangan bencana. Bagian
penangulangan bencana bertugas membagikan tugas-tugas kepada relawan
PMI yang akan melakukan penangulangan bencana atas arahan dari kepala
markas dan memasikan relawan PMI tersedia setiap saat untuk melayani
masyarakat dalam penangulangan bencana.

Organisasi PMI Kabupaten Sleman digambarkan dalam bagan organisasi


nama di atas, bagan nama ialah bagan organisasi yang isinya menunjukan nama
masing-masing pejabat dengan jabatan yang diduduki (Sutarto, 2015:230). Didalam
tubuh organisasi PMI Sleman secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu
terdapat unit yang bertugas menjalankan fugsi manajerial dan pembuatan kebijakan
organisasi dan unit yang bertugas sebagai pelaksana. Didalam unit manajemen
terdapat seorang ketua, tiga wakil ketua, dua sekretaris, dan satu bendahara. Sejalan
dengan teori yang dibawakan oleh Weber organisasi PMI memiliki bagian-bagian
yang memuat nama, jabatan, fungsi, peran, dan tugasnya masing-masing, dan tiap
bagian tersebut memiliki dinding pembatas yang membatasi kewajiban dari bagian
satu dengan yang lainya. Prisip departemenisasi juga diterapkan dalam organisasi
PMI departemenisasi sendiri adalah aktivitas untuk menyusun satuan-satuan
organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu (Sutarto,
2015:66). Hal tersebut digambarkan dengan spesialisasi tugas dan pembagian kerja
masing-masing unit di struktur organisasi yang sudah dijelaskan diatas.
PMI Kabupaten Sleman merupakan organisasi pengabdian. Menurut Alfred
Khun, dalam organisasi pengabdian, sponsor merupakan pemikul biaya, sedangkan
laba ditujukan kepada konsumen atau penerima pelayanan, atau dapat dikatakan
sebagai pemberian (Sutarto, 2015:16). Hal tersebut disebabkan karena PMI
Kabupaten Sleman merupakan organisasi yang memiliki tujuan melayani
kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan kesehatan yaitu dalam
penanganan penyakit maupun akibat dari bencana. Sponsor dari PMI Kabupaten
Sleman berasal dari pemerintah, swasta, dan masyarakat.

14
Anggota PMI Kabupaten Sleman dapat diisi oleh siapa saja selama
memenuhi syarat yang ada. Anggota dibagi menjadi 2 yakni pengurus PMI dan
relawan. Pengurus dikoordinasi bagian manajemen sedangkan relawan
dikoordinasi kepala markas. Anggota PMI terbuka untuk siapa saja tanpa
membedakan agama, bangsa, suku, golongan, warna kulit, bahasa, jenis kelamin,
bahasa, dan pandangan politik. Pengurus PMI tertera dalam organigram sedangkan

15
relawan merupakan PMR, korps sukarela, tenaga sukarela, dan pendonor darah
sukarela.

Dalam pengembangan pegawai dan staff, PMI memiliki pendidikan dan


pelatihan meliputi orientasi kepalangmerahan, pembekalan fasilitator, pelatihan
TOT, pelatihan KBBM, pelatihan PP, kesiapsiagaan bencana, dan outbond.
Orientasi kepalangmerahan merupakan pembekalan materi pada anggota mengenai
hal hal menyangkut palang merah seperti P3K, cara menolong yang tepat, tata cara
penanganan yang benar, dan lain lain. Pembekalan fasilitator adalah memberikan
pembekalan pada anggota agar memilliki ketrampilan sebagai fasilitator. Pelatihan
TOT adalah pelatihan yang diperuntukan bagi anggota PMI yang diharapkan
setelah selesai pelatihan mampu memahami dan mengajarkan materi yang didapat
kepada orang lain. Pelatihan KBBM memiliki definisi kegiatan yang
mengupayakan pemberdayaan kapasitas masyarakat agar dapat mengambil
tindakan yang meminimalisir dampak bencana yang terjadi di lingkungan.

Pengurus kabupaten/kota PMI sebanyak-banyaknya 11 orang yang dipilih


dan diputuskan oleh Musyawarah Kabupaten/Kota dan terdiri atas ketua, wakil
ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota. Kepemimpinan pengurus kabupaten/kota
PMI bersifat kolektif dan dipimpin oleh ketua. Dalam keanggotaan PMI dibagi
menjadi 3 tipe meliputi biasa, luar biasa, dan kehormatan. Anggota biasa adalah
WNI yg mendaftar menjadi anggota PMI dan mengikuti orientasi, anggota luar
biasa adalah WNA yg bergabung dengan PMI. Hal tersebut juga sejalan dengan
teori birokrasi yang dikemukakan oleh Weber mengenai proses rekruitmen. Proses
rekruitmen anggota PMI dilakukan secara objektif atau dikenal sistem merit.
Kehormatan adalah orang yang diminta oleh pengurus karena memiliki peran dan
jasa di PMI. Anggota biasa dipecah lagi menjadi PMR, tenaga sukarela, dan korps
sukarela. Di tahun 2014 bertambah lagi menjadi DOS (Donor Darah Sukarela) yang
masuk keanggotaan PMI. Jumlah keseluruhan anggota yang ada di PMI Sleman
meliputi 11 pengurus PMI kabupaten, 119 pengurus PMI kecamatan, 28 pegawai,
1168 PMR muda, 1681 PMR madya, 1411 PMR wira, 296 korps sukarelawan, dan

16
280 tenaga sukarelawan. Masa bakti pengurus PMI hanya berlangsung selama 5
tahun dalam 1 periode.

Berikut adalah grafik data pegawai yang ada meliputi kepala markas, kepala
UTD, pegawai tetap, pegawai dalam masa percobaan, serta pegawai harian lepas.

Dalam pekaksanaannya, pengurus PMI berkewajiban melaksanakan


tugasnya sesuai bidang masing masing dan melaporkan hasil kerjanya kepada
pengurus provinsi dan pelindung secara berkala. Program PMI merupakan sarana
untuk mencapai tujuan kemanusiaan yakni menjalankan tugas tugas kepalang
merahan di Indonesia sesuai undang undang. Program PMI sleman meliputi
planning, evaluasi, dan monitoring. Program yang diterapkan adalah implementasi
dari visi, misi, mandat, dan tugas pokok dari PMI sleman itu sendiri. Ada beberapa
program seperti rapat/koordinasi, pelayanan, pengolahan sumber daya manusia, dan
pencitraan dan diseminasi. Program program yang dirancang PMI sebagian besar
berjalan sesuai rencana. Walau pernah ada program yang kurang atau tidak sesuai
dengan harapan. Program yang ada bukanlah gagal, melainkan hanya tergantung
perspektif masing masing. Contoh ada program yang tidak terlaksana dan ada pula
yang tertunda. Hal ini bisa terjadi karena ada program yang saling berbenturan di
waktu yang sama dan ada program yang lebih diprioritaskan. Tentu saja program
yang direncanakan tidak berjalan secara maksimal dan beresiko mengabaikan
program yang lain.

17
Apabila pegawai mampu produktif dalam melaksanakan tugasnya, pihak
PMI memiliki penghargaan pada pegawainya. Gaji pokok tiap pegawai semuanya
rata. Namun bila mendapat penghargaan, maka ada kemungkinan mendapat
tunjangan maupun honor tambahan. Apabila dikaitkan dengan promosi jabatan, hal
itu sulit dilakukan karena promosi itu menaikkan jabatan dan posisi pegawai
padahal tiap staff sudah memiliki posisi dan jabatan masing masing. Memang ada
pegawai yang mengalami kenaikan tingkat namun jarang. Gaji pokok tiap pegawai
semuanya rata, namun ada tunjangan dan honor tambahan bila bekerja lebih
produktif. Evaluasi ada tiap minggu dan ada tiap bulan. Apabila terdapat anggota
yang dinilai memiliki kinerja kurang bahkan tidak sesuai harapan maka akan ada
punishment. Untuk relawan hanya mendapat teguran dan kesalahannya lebih
banyak ditolerir. Namun bila pegawai atau staff hukumannya berupa diberi surat
peringatan. Hal tersebut sejalan dengan teori birorasi yang dikemukakan oleh
Weber bahwa pegawai organisasi memungkinkan akan mendapatkan penghargaan
sesuai dengan pencapaian masing-masing pegawai.

Pengurus juga bisa diberhentikan. Yang pertama seorang anggota bisa


diberhentikan sementara apabila melanggar anggaran dasar atau anggaran rumah
tangga berdasarkan keputusan pengurus kabupaten/kota. Namun pengurus tetap
bisa membela diri pada rapat pleno pengurus. Kedua pengurus bisa
diberhentikan/dibekukan masa kejanya ketika pengurus sudah tidak bisa
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan AD/ART PMI. Dan dalam
mengisi kekosongan keanggotaan akibat pemberhentian ini, dilakukan rapat
pengurus dengan pelindung untuk menentukan pelaksana tugas. Dan pengurus
hanya akan dibekukan ketika disetujui pengurus pusat PMI.

Aset yang ada pada PMI Kabupaten Sleman cukup lengkap antara lain
gedung, ambulans yang jika masyarakat ingin menggunakan tidak dipungut biaya
apa pun, bus sebagai transportasi anggota anggota PMI, alat donor darah, dan
lainnya. Aset yang ada dirawat dengan baik sehingga jika digunakan sewaktu
waktu dapat beroperasi secara maksimal. Namun kini kendala yang ada adalah aset-
aset tersebut memerlukan peremajaan agar tetap dapat beroperasi secara maksimal.

18
2.2. Masalah Dalam PMI Kabupaten Sleman

Dalam berorganisasi tidak sepenuhnya semua kegiatan berjalan lancar


sesuai dengan apa yang kita harapkan, namun juga ada resistensi-reaistensi yang
haru dihadapi. Resistensi yang ada harus dapat dilewati oleh pengurus dan anggota
organisasi agar organisasi yang telah mereka bentuk tetap bertahan dan mampu
survive. Kendala yang dihadapi oleh PMI Kabupaten Sleman yang paling menonjol
adalah kurangnya dana untuk menjalankan program-progran yang telah
direncanakan. Dana yang didapatkan oleh PMI sebagian besar berasal dari Bulan
Dana PMI dan Hibah. Hal tersebut berbanding terbalik dengan program-progran
PMI yang sangat banyak. Hal tersebut menjadikan program yang tersusun belum
seluruhnya di terlaksana, namun ada beberapa program yang tertunda.

Selain karena terkendali dana yang minim, waktu juga merupakan salah satu
kendala yang harus di hadapi PMI Kabupaten Sleman. Waktu yang dimaksud disini
adalah jika suatu acara atau program PMI Kabupaten Sleman bertubrukan dengan
PMI ditingkat Provinsi maka program atau acara yang direncanakan akan gagal
karena harua mengikuti program atau acara yang telah di buat oleh PMI tingkat
Provinsi. Selain kedua hambatan tersebut masih ada satu hambatan lain yang
mengakibatkan program-program PMI Kabupaten Sleman tidak berjalan dengan
lancar. Hambatan tersebut adalah kekurangan Sumber Daya Manusia atau tenaga
kerja. Kekurangan Sumber Daya Manusia atau tenaga kerja tersebut karena sifatnya
yang sukarela. Maksud dari sukarela disini adalah tenaga kerja yang ada adalah dari
masyarakat Kabupaten Sleman dan sekitarnya yang mempunyai rasa kemanusiaan

19
dan membantu PMI tanpa dibayar sepeserpun. Mereka rela mengorbankan waktu
dan tenaga bahkan materi untuk membantu program yang dijalankan PMI. Karena
sifatnya yang sukarela sehingga mempunyai sifat yang tidak mengikat. Sehingga
yang terjadi adalah saat mereka ada urusan lain yang bertabrakan dengan program
PMI berjalan maka mereka memilih acaranya tersebut. Hal tersebut mengakibatkan
kurang nya tenaga kerja untuk mendukung program PMI tersebut.

2.3. Evaluasi Kegiatan

PMI Kabupaten Sleman memiliki tugas utama yaitu melakukan diseminasi


dan sosialisasi mengenai segala kegiatan kepalangmerahan kepada masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan di dalam PMI Kabupaten Sleman merupakan
representasi dari fungsi-fungsi organisasi tersebut, yakni primer, monitoring,
evaluasi. Fungsi primer di organisasi ini adalah kegiatan atau program utama yang
dilakukan sesuai dengan perencanaan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah
donor darah. Kegiatan ini dilaksanakan oleh para staff dan relawan PMI bekerja
sama dengan instansi dimana donor darah itu dilaksanakan (rumah sakit, sekolah,
dll). Kegiatan lain yang dilakukan oleh PMI adalah misi kemanusiaan seperti
mengatasi kejadian pasca bencana bekerja sama dengan BASARNAS dan TNI.
Evaluasi merupakan suatu fungsi yang terdapat di dalam organisasi ini yang
merupakan proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah suatu kegiatan atau
program yang dilaksanakan sudah sesuai dengan perencanaan. Fungsi evaluasi ini
terepresentasi melalui kegiatan internal yang dilakukan oleh PMI Kabupaten
Sleman berupa rapat mingguan hingga bulanan. Fungsi monitoring adalah proses
yang dilakukan pada saat kegiatan organisasi dilakukan. Ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi seberapa sesuai kegiatan yang sedang berlangsung dengan
perencaan yang telah dibuat. Fungsi monitoring ini ada dalam bentuk kegiatan
pengawasan yang dilakukan para staff tetap kepada para anggota relawan.

20
2.4. PMI Kabupaten Sleman Sebagai Organisasi

PMI Kabupaten Sleman bukan merupakan organisasi kerajaan maupun


organisasi rumah tangga. Hal tersebut disebabkan karena PMI Kabupaten Sleman
yang memiliki aturan tertulis. Sedangkan kedua organisasi baik kerajaan maupun
organisasi rumah tangga memiliki aturan yang sebagian besar tidak tertulis, bahkan
semua aturan memang tidak tertulis. Selain itu, kedua organisasi tersebut juga
terdapat kekuasaan dibawah kendali ayah (kepala keluarga) untuk organisasi rumah
tangga dan raja untuk organisasi kerajaan. Namun PMI Kabupaten Sleman berada
dibawah seorang pemimpin. Seorang pemimpin memiliki otoritas dan bertanggung
jawab atas semua kegiatan organisasi. Pemimpin melimpahkan kewenangannya
kepada beberapa unit atau divisi dibawahnya. Sedangkan bawahannya memiliki
kewajiban bertanggung jawab pada pemimpin. Semua hal tersebut dapat dilihat
dalam struktur PMI Kabupaten Sleman.

PMI Kabupaten Sleman bukan merupakan kerumunan (crowd). Hal tersebut


disebabkan karena PMI merupakan suatu kelompok yang terorganisasi. Sedangkan
kerumunan merupakan kelompok yang tidak terorganisasi. Kerumunan terjadi
apabila sejumlah orang berada di satu tempat karena sesuatu yang menarik
perhatian bersama (Maryati & Suryawati, 2001:139). Pola interaksi kerumunan
bersifat spontan. PMI Kabupaten Sleman juga bukan merupakan anarkhi. Anarkhis
sendiri adalah kelompok tanpa aturan dimana mereka merupakan sekumpulan
orang yang tidak memiliki struktur organisasi yang jelas, tidak memiliki pemimpin,

21
berbuat sesuka hati, dan biasanya kegiatan yang dilakukan bertentangan dengan
nilai, norma, dan aturan yang berlaku. Berbeda sekali dengan PMI Sleman dimana
PMI Kabupaten Sleman memiliki hirarki organisasi yang jelas yang tercantum
dalam struktur organisasi. Di dalam hirarki terdapat tugas masing-masing anggota
dalam organisasi. Selain itu, terdapat aturan yang mengikat bagi seluruh anggota
organisasi

22
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Palang Merah Indonesia merupakan organisasi yang bergerak dibidang


sosial kemanusiaan khususnya di Indonesia. Organisasi tersebut memiliki tujuan
memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat secara sukarela. PMI
melakukan tugasnya dengan mengutamakan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi. Palang Merah Indonesia Kabupaten Sleman adalah cabang
dari Palang Merah Indonesia. PMI cabang Kabupaten Sleman ini memiliki tugas
utama yaitu diseminasi dan sosialisasi mengenai segala kegiatan kepalangmerahan
kepada masyarakat.

Palang Merah Indonesia Kabupaten Sleman merupakan suatu organisasi.


PMI Sleman memiliki struktur organisasi yang jelas dengan pembagian tugas sesuai
dengan asas departementalisasi. Selain itu PMI Kabupaten Sleman juga memiliki
visi dan misi. Sebagai tambahan, PMI Sleman juga memiliki aturan tertulis.
Sehingga orang-orang yang ada di dalamnya yang memiliki tujuan yang sama dapat
terikat oleh aturan tersebut.

3.2. Saran

Dengan adanya organisasi Palang Merah Indonesia pada umumnya dan PMI
Kabupaten Sleman pada khusunya dapat meningkatkan kesadaran kesehatan dan
penanganan kesehatan. Sebagai suatu organisasi yang memiliki fungsi agak
kompleks, PMI Kabupaten Sleman dapat mewujudkan segala harapan tersebut
lewat program-program yang telah direncakan oleh PMI tingkat pusat dan
menjalankannya dengan baik. Selain itu juga menyampaikan betapa pentingnya
kegiatan-kegiatan tersebut, seperti salah satunya donor darah, bagi kesehatan diri
sendiri dan orang lain.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://elisa.ugm.ac.id/user/archiv
e/download/32774/04a0967c462443ac73ff5b7e4aecad46&ved=2ahUKEwiH0I3go4n
hAhXZ7XMBHebIDE4QFjAFegQIBBAB&usg=AOvVaw3x2zlhu8KhK_mJpwy8d8
VN.

http://www.pmi.or.id/index.php/tentang-kami/misi-dan-visi.html.

Rifa'i, M., and M. Fadhli. 2013. Manajemen Organisasi. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Setyawan, F, E, B., and Supriyanto, S. 2019. Manajemen Rumah Sakit. Sidoarjo: Zifatama
Sidoarjo. Diakses dari
https://books.google.co.id/books?id=pNqSDwAAQBAJ&pg=PA31&dq=visi+dan+misi+orga
nisasi&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiEwKWG8ujhAhVEvY8KHc2vCFcQ6AEIPDAC#v=o
nepage&q=visi%20dan%20misi%20organisasi&f=false

Muniarti, A, R., & Usman, N. 2009. Implementasi Manajemen Stratejik Dalam Pemberdayaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Citapustaka Media Perintis. Diakses dari
https://books.google.co.id/books?id=oYP1AkYPWsAC&pg=PA106&dq=visi+dan+misi+org
anisasi&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiEwKWG8ujhAhVEvY8KHc2vCFcQ6AEINDAB#v=
onepage&q=visi%20dan%20misi%20organisasi&f=false

Maryati, K. & Suryawati, J. 2001. Sosiologi. Esis. Diakses dari


https://books.google.co.id/books?id=Aoy79OLZ03oC&pg=PT141&dq=kerumunan&hl=en&
sa=X&ved=0ahUKEwiP7M629jhAhWHYysKHQowDogQ6AEIRjAE#v=onepage&q=keru
munan&f=false

Rusmana, A, dkk. 2019. The Future of Organizational Communication In The Industrial Era
4.0: Book Chapter Komunikasi Organisasi. Media Akselerasi.
https://books.google.co.id/books?id=3ceGDwAAQBAJ&pg=PA39&dq=organisasi+weber&
hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiYnLW17_LhAhXJqY8KHV5gA5oQ6AEINzAC#v=onepage
&q=organisasi%20weber&f=false
Taliziduhu Ndraha, Budaya organisasi, Rineka Cipta. Jakarta, 2006.

24
LAMPIRAN
1. Visi dan Misi PMI

2. Asas, Tujuan, & Prinsip Dasar

3. Data kegiatan unit donor darah PMI Kabupaten Sleman

25
4. Sebagian dari beberapa aset yang dimiliki PMI Kabupaten Sleman

5. Transkrip wawancara dengan staff PMI Kabupaten Sleman

Wartawan : Bagaimana dengan organigram yang ada di PMI ?

Narasumber : Organigram itu adalah struktur, sebenarnya kalau PMI sendirikan adalah adalah
organisasi kemanusiaan yang mempunyai tugas menjalankan tugas-tugas kepalang
merahan di Indonesia sesuai dengan undang-undang. Untuk organisasi secara umum
terbagia atas beberapa tingaktan yaitu di pusat, provinsi, dan kabupaten. Dalam
pengurusan di kabupatena ada pelindung yaitu kepala daerah setempat, dewan pembina
yaitu dari tokoh masyarakat dan pengurus harian. Walaupuna ada standar formal dari
PMI pusat tentang organisasi, namun di masing- masing wilayah dapat menyesuaikan
tergantung dengan kebutuhan. Ketika kegiatan semakin banyak maka struktur
organisasi semakin gemuk, sebaliknya jika kegiatan sedikit maka struktur
orgaonisasinya akan simple.

26
Wartawan : Apakah bagannya seperti ini ?

Narasumber : Iya yang di Sleman seperti ini

Wartawan : Bagaimana pembagian tugasnya ?

Narasumber : Di sinikan decision makers, penanggung jawab dan pemegang kebijakan, disini ranah
maracas sebagai operasionalnya saja, jadi setiap teknis bertanggung jawab dengan
kepala dan selanjutnya bertanggung jawab dengan markas dan OTD. Disini stratanya
sama antara markasd dan OTD.

Wartawan : Keanggotaan dan perekrutannya seperti apa ?

Narasuber : Kalau keanggotaan PMI ada 3, yaitu biasa, luar biasa, dan kehormatan. Anggota biasa
adalah WNI yang mendaftar menjadi anggota PMI dan mengikuti orientasi, anggota
luar biasa adalah WNA yang bergabung dengan PMI, sedangkan anggota kehormatan
adalah orang yang memang diminta oleh pengurus karena memiliki jasa atau peran di
PMI. Anggota biasa dipecah lagi menjadi pmr, tenaga sukarela, dan korps sukarela. Di
tahun 2014 bertambah lagi menjadi DDS yaitu donor darah sukarela yang masuk
keanggotaan PMI.

Wartawan : Pembagian tugas disetiap sub gimana ya pak ? Ketua,wakil ketua, bendahara,
sekretaris

Narasumber : Nanti saya kasih di filenya tugas ketua apa, penaggung jawab utama, masing-masing
subseksi ,sekretaris , anggota itu apa, nanti tergantung wakil ketua bidang organisasi,
wakil ketua bidang pelayanan, dan satu lagi wakil ketua sdm bidang pelayanand dan
manajerial, nanti dibawahnya lagi akan dibawahi anggota, waalupun distruktur
organisasi tidak muncul, jadi yang muncul Cuma ketua, sekretaris, bendahara, dan
anggota yang di SK organisasi cuma itu.

Wartawan : Program PMI khusus Kabupaten Sleman ?

Narasuber : Kalau PMI ada acuan untuk membuat program primer yaitu planning, evaluasi, dan
monitoring. Selain itu melihat dari visi dan misi PMI ada 4 visi dan misi, perbidang
akan dimasukan kesitu. Sebagai contoh misi pertama adalah organisasi
Kepalangmerahan yang menyangkut tentang jalannya organisasi, Selain itu ada juga
dalam bidang pelayanan yang didalamnya termasuk ambulans, selain itu ada juga
pengelolaan sumber daya yang bertujuan agar PMI mandiri dalam hal finansial,
Desimininasi atau pencitraan.

Wartawan : Kalau program-progrannya ada yang gagal pak?

Narasumber : Kalau program bukan gagal, tapi bisa dilaksanakan atau tidak. Program itu kita buat
berdasarkan visi bukan berdasarkan apa yang kita punya dalam pengertian budget. Kita
jangan berpikiran kita punya uang berapa, jika berpikiran demikian maka program kita
hanya akan berkutat seperti itu. Jadi yang ada adalah program yang tidak terlaksana
atau ditunda pelaksanaannya karena biasanya terkendala dengan waktu. Jadi PMI ini
kita kan pelayanan sehingga kita lebih sering di kegiatan accidental, saat kita sedang
menjalankan program dan waktu itu pula ada acara yang lebih gede di atas kita otomatis
kita harus mengikuti itu, tidak terlaksana karena itu.

Wartawan : kan perekrutan anggota pmi bermacam2 bentuknya, nah itu di PMI sendiri ada
promosi anggota tidak pak?

Narasumber : jadi kalau pegawai itu berbeda,di pegawai itu ada unsur pengurus, staf, pegawai, dan
relawan. Jadi pengurus ada di decision masker atau pembuat kebijakan kemudian

27
masalah-masalah yang menyangkut kebijakan pengurus. Lalu kalau Staff dia dibayar,
tadi pengurus tidak dibayar. Staff bertugas mengurus Kepalangmerahan yang bersifat
rutinitas seperti menyangkut tentang keuangan. Staff ada seleksi masuk asa
pengumumannya dan juga aturan aturan kepegawaian masuk didalamnya. Kalau
promosinya kita ada tapi tidak begitu karena disetiap Kabupaten itu mempunyai rumah
tangga sendiri, tidak bisa dari rumah tangga Kabupaten ini naik keprovinsi, naiknya
paling Cuma naik level saja misal kemarin dari level pelaksana menjadi level
koordinator.

Wartawan : Kalau evaluasi dalam artian reward atau punishmen.

Narasumber : jadi kalau kebetulan kami gaji disini semua flat untuk tunjangan dan lain lain
tergantung tingkat kinerja, semakin dua banyak bekerja dia akan dapat banyak honor.
Jadi jika dia tidak aktif dia hanya akan mendapat gaji pokok. Kalau evaluasi kita tiap
minggu ada namun hanya dalam lingkup Staff dan kepala markas saja, kalau pengurus
biasanya tahunan.

Wartawan : Semisal anggotanya itu ada yang kurang baik dalam kinerja maka apakah mendapat
hukuman atau punishmen.

Narasumber : untuk relawan ada hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, relawan jika masih bisa
ditolerir maka hanya akan dinonaktifkan sementara atau dengan teguran. Namun kalau
Staff biasanya ada teguran dalam bentuk surat

Wartawan : Kalau masalah relasi dengan provinsi atau nasional gimana pak?

Narasumber : jadi begini sekali lagi PMI itu sentra kegiatannya ada di Kabupaten atau kota
sedangkan provinsi sebagai koordinator, namun untuk kegiatan kegiatan yang bersifat
meningkatkan kapasitas levelnya akan diatas. Di provinsi ada fungsi pembinaan dan
monitoring, jadi karyawan pun tidak ada hak untuk kesana. Karyawan provinsi ya
provinsi, kabupaten ya Kabupaten. Yang berhak mengelola karyawan ya masing
masing itu.

Wartawan : Dana dari PMI Kabupaten Sleman ini bersumber dari mana, dana yang berfungsi
untuk menjalankan organisasi?

Narasumber : Jadi ada 3-4 sumber. Pertama dari Bulan Dana jelas. Kemudian satu lagi Hibah dari
provinsi atau kabupaten, yang jumlahnya ga mesti. Kemudian dari usaha yang tidak
mengikat seperti ambulans dan sebagainya. Yang terakhir ada sumbangan dari donatur.
Jadi biasanya sumbangan ini diluar dari Bulan Dana.

Wartawan : kendala Kendala yang dihadapi dalam memanajemen PMI Kabupaten ini apa aja pak?

Narasumber : untuk kendala gini, pelayanan kita yang 24 jam adalah ugd dan ambulans, jadi ini
condong ke sdm, bagaimana kita memberdayakan sdm itu. Relawan kan tidak digaji
kadang ada orang kadang ga ada, kendalanya Cuma itu. Su budgeting kadang juga ada
kendala yaitu cost kita kan tinggi ya, jadi di PMI itu operasional dalam satu tahun itu
sekira 1,5 – 2 M berbanding terbalik dengan bulan dana yang lebih sedikit. Selain itu
fasilitas disini sudah lumayan komplit namun perlu peremajaan lagi.

Wartawan : Kalau PMI itu ada kerja sama dengan instansi lain selain PMI tidak pak?

Narasumber : untuk kerjasama kita mencari yang satu platform ya dan pasti ada. Kerjasama itu pasti
ada kita ga mungkin berjalan sendiri. Kalau Ugd ini jelas kita kerja sama dengan semua
rumah sakit. Sedangkan dengan pemerintah jelas di uu jika penyelenggara
Kepalangmerahan adalah pemerintah dan yang menjalankan adalah PMI.

28
Wartawan : Kalau tingkatannya pak, pmi itu hanya di nasional, provinsi, dan kabupaten?

Narasumber : iya kalau PMI Cuma itu, di level kecamatan sebagian sudah ada, namun jika berbicara
tentang Kepalangmerahan, pmi hanyalah himpunan Kepalangmerahan di suatu negara,
jadi nanti ada palang merah internasional dan ada federasi palang merah internasional.
Jadi kalau ada bencana gede yang gede bukan PMI nya, namun support temen temen
yang lainnya

6. Mandat dan tugas pokok PMI Kabupaten Sleman

7. Dasar pembentukan PMI Kabupaten Sleman

29

Anda mungkin juga menyukai