Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

"STAKEHOLDER"

Dosen pengampu : Estika Ria Ristanty, SE., M.M.

Di Susun Oleh :

Ryon Salim (202495)

Dara Berlian Virgi (2020103)

Ai Reza Warisma (2020020)

Tharisa Nurhaliza (2020046)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRIDHARMA

YAYASAN TRIDHARMA WIRASWASTA BANDUNG

Kampus II

Jl. Katapang no.236 Km 13,6 Kopo-Soreang.Kab.Bandung 40921

Telpon : (022) 58994286

Bandung 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Stakeholder” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis , selain
itu penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Pengantar Bisnis
yaitu Ibu Estika Ria Ristanty, S.E., M.M.

Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Bandung, 18 November 2021

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI............................................................................................................................6
2.1. PENGERTIAN DAN JENIS STAKEHOLDER......................................................................6
2.2. STEREOTYPE, PREJUDICE DAN STIGMA SOSIAL.........................................................9
2.3. Mengapa Perusahaan Harus Bertanggung Jawab...................................................................10
2.4. Komunitas Indonesia dan Etika Bisnis...................................................................................11
2.5. Mekanisme Pengawasan Tingkah Laku.................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................................13
3.1 kesimpulan...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah organisasi bisnis yang ada terdapat sebuah pihak yang disebut dengan
stakeholder. Pihak stakeholder ini merupakan pihak pemangku kepentingan dalam
suatu organisasi bisnis yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan dari
bisnis secara keseluruhan.

Konsep stakeholder pertama kali digunakan dalam sebuah memorandum internal


1963 di Stanford Research lembaga. Ini didefinisikan pemangku kepentingan sebagai
“kelompok-kelompok yang tanpa dukungan organisasi akan berhenti untuk eksis.”
Teori ini kemudian dikembangkan dan diperjuangkan oleh R. Edward Freeman pada
1980-an. Sejak itu telah mendapat penerimaan luas dalam praktek bisnis dan teori
yang berkaitan dengan manajemen strategis, tata kelola perusahaan, tujuan bisnis dan
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Akan tetapi, kini stakeholder bukan hanya
mereka yang berkecimpung dalam organisasi bisnis tersebut. Dalam
perkembangannya Stakeholder mencakup pihak-pihak lain yang dibedakan sebagai
Stakeholder Internal dan Stakeholder Eksternal.

Dalam kenyataan tersebut muncullah berbagai jenisstakeholder. Namun, dengan


pengertian yang telah dituliskan diatas dapat diketahui bahwa seiring dengan
berkembangnya zaman, sebuah organisasi bisnis pun mengalami mindset
perubahan.Organisasi bisnis secara umum diketahui sebagai sebuah lembaga ataupun
institusi yang menyediakan dan memproduksi barang barang serta jasa untuk
masyarakat dan bertujuan untuk memperoleh laba bagi perusahaan mereka. Kini,
organisasi bisnis juga memperhatikan isu-isu lain terkait dengan tata kelola
perusahaan yang strategis dan efisien serta perhatian terhadap karyawan suatu
perusahaan, bahwasannya pimpinan perusahaan kini harus mampu mengelolah
perusahaan tidak hanya secara pola kerja yang efektif namun juga harus mampu
menciptakan kondisi persaingan sehat antar karyawan di perusahaan tersebut dan
tentunya persaingan sehat antar organisasi bisnis lainnya. Selain itu, organisasi bisnis
juga mulai memperhatikan isu-isu sosial yang berkembang dalam masyarakat.
Organisasi bisnis memikirkan cara agar prospek bisnis mereka sejatinya dapat
membawa pengaruh lain bagi masyarakat. Misalnya saja, saat ini sudah banyak
perusahaan yang mengadakan program CSR berbasis kegiatan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kepedulian terhadap bidang pendidikan.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan stakeholder ?

2. Apa yang dimaksud dengan stereotype, prejudice dan stigma sosial ?

3. Mengapa perusahaan harus bertanggung jawab ?

4. Apa yang dimaksud dengan komunitas Indonesia dan etika bisnis ?

5. Apa saja dampak tanggung jawab sosial perusahaan ?

6. Bagaimana mekanisme pengawasan tingkah laku ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang stakeholder.

2. Untuk mengetahui stereotype, prejudice dan stigma sosial.

3. Untuk mengetahui mengapa perusahaan harus bertanggung jawab.

4. Untuk mengeahui komunitas Indonesia dan etika bisnis.

5. Untuk mengetahui dampak tanggung jawab sosial perusahaan.

6. Untuk mengetahui mekanisme pengawasan tingkah laku.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. PENGERTIAN DAN JENIS STAKEHOLDER

Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau


masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan
serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok, maupun komunitas dan
masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik seperti
yang diungkapkan oleh Budimanta dkk, 2008 yaitu mempunyai kekuasaan, legitimasi,
dan kepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang berkepentingan (stakeholders)
dalam perusahaan dapat terdiri dari :

1. Pengusaha (Pemegang Saham) yang sehari-hari diwakili manajemen.

2. Para pekerja dan serikat pekerja.

3. Para pengusaha Pemasok.

4. Masyarakat (konsumen).

5. Perusahaan Pengguna.

6. Masyarakat sekitar.

7. Pemerintah.

Adapun pembagian kelompok Stakeholders ini secara umum. Bisa dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok yang di dalam perusahaan atau disebut internal
stakeholders dan yang berada di luar perusahaan yang disebut external stakeholders.

Stakeholders internal Stakeholder eksternal

1. Pemegang saham 1. Konsumen

2. Manajemen dan too eksekutif 2. Penyalur

3. Karyawan 3. Pemasok

4. Keluarga karyawan 4. Bank

6
5. Pemerintah

6. Pesaing

7. Komunitas

8. Pers

Peran pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi
bisnis ataupun dalam perusahaan, adalah sebagai berikut :

1. Pemilik (owner) atau Pemegang Saham


Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide seseorang atau lebih tentang suatu
barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya (modal) untuk membiayai
usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian
hari akan mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi,
mengelola dan menanggung segala resiko bisnis.
2. Karyawan (employee)
Karyawan dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk menjalankan
kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja
seluruh karyawan, baik secara individu maupun secara kelompok
3. Kreditor (creditor)
Adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman kepada
perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan
persyaratan tertentu untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan
kelak akan dapat dikembalikan tepat waktu ,sesuai jumlah dan berikut
prestasinya
4. Pemasok (supplier)
Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi
ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian
tergantung pada kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku
dengan tepat waktu. Misalnya pemasok kepentingan, jika barang dan jasa yang
mereka pasok relative langkah dan sulit untuk memperoleh barang/jasa
subtitusi.Kekuatan relatif organisasi terhadap pemangku kepentingan tidak
selalu lemah
5. Pelanggan (customer)
Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus dalam
memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan
mereka. Oleh karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk
mengidentifikasi individu yang menggunakan produk dan jasa mereka
(pelanggan, pesaing dan konsumen).
Suatu perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer.
Customer merupakan target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil
7
produksinya. Untuk menarik seorangcustomer, suatu perusahaan harus
menyediakan produk dan layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat.
Misalnya, suatu oragnisasi dapat memiliki kekuatan yang sangat baik, apalagi
jika kondisi pelanggan tidak dapat memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik
pula.
6. Pesaing
Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan
tentang pesaing dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum
dari pesaing langsung. Pesaing langsung menyediakan produk atau jasa yang
sama dalam industri, seperti yang diproduksi oleh perusahaan kita. Sebagai
contoh Toyota dan Suzuki, Jatayu Air dan Adam Air adalah pesaing langsung
satu sama lain.
7. Pemerintah
Pemerintah misalnya, memiliki kekuasaan untuk memberikan perijinan.
Dalam masyarakat yang masih ditandai dengan adanya KKN yang masih kuat,
bukan tidak mungkin kekuasaan pemerintah dalam memberikan perijinan
dapat mengagalkan semua rencana yang disusun oleh perusahaan.

Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap suatu issu,
stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok yaitu stakeholder
primer, sekunder dan stakeholder kunci.

a. Stakeholder Utama (Primer)

Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan


secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus
ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.

b. Stakeholder Pendukung (Sekunder)

Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki


kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek,
tetapi memiliki kepedulian (concern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara
dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.

c. Stakeholder Kunci

Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara


legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalah
unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci untuk suatu
keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.

8
d. Stakeholder inside dan out side

Inside stakeholder (internal) meliputi individu atau kelompok pemegang


saham dan tenaga kerja. Sedangkan outside stakeholder (eksternal) meliputi
konsumen, pemasok, kreditur, pemerintah, serikat pekerja, dan masyarakat umum.
Pihak eksternal inilah yang merupakan pihak yang paling mendorong atau menekan
perusahaan untuk memperhatikan kinerja sosial perusahaan. Dalam hal ini perusahaan
diharuskan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku
kepentingan eksternal dan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu
pemangku kepentingan internal.

2.2. STEREOTYPE, PREJUDICE DAN STIGMA SOSIAL

Stereotype adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap


kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe merupakan jalan
pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan
hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat.
Namun, stereotipe dapat berupa prasangka positif dan juga negatif, dan kadang-
kadang dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif.

Menurut Worchel dan kawan-kawan (2000), pengertian prasangka (prejudice) dibatasi


sebagai sifat negatif yang tidak dapat dibenarkan terhadap suatu kelompok dan
individu anggotanya. Prasangka atau prasangka sosial merupakan perilaku negatif
yang mengarahkan kelompok pada individualis berdasarkan pada keterbatasan atau
kesalahan informasi tentang kelompok. Prasangka juga dapat didefinisikan sebagai
sesuatu yang bersifat emosional, yang akan mudah sekali menjadi motivator
munculnya ledakan sosial.

Stigma sosial adalah tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok karena
kepercayaan bahwa orang tersebut melawan norma yang ada. Stigma sosial sering
menyebabkan pengucilan seseorang ataupun kelompok.Contoh sejarah stigma sosial
dapat terjadi pada orang yang berbentuk fisik kurang atau cacat mental, dan juga anak
luar kawin, homoseksual atau pekerjaan yang merupakan nasionalisasi pada agama
atau etnis, seperti menjadi orang Yahudi atau orang Afrika Amerika. Kriminalitas
juga membawa adanya stigma sosial.

9
2.3. Mengapa Perusahaan Harus Bertanggung Jawab

Apabila Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dilaksanakan dengan benar, akan


memberikan dampak positif bagi perusahaan, lingkungan, termasuk sumber daya
manusia, sumber daya alam dan seluruh pemangku kepentingan dalam masyarakat.
Perusahaan yang mampu sebagai penyerap tenaga kerja, mempunyai kemampuan
memberikan peningkatan daya beli masyarakat, yang secara langsung atau tidak,
dapat mewujudkan pertumbuhan lingkungan dan seterusnya. Mengingat kegiatan
perusahaan itu sifatnya simultan, maka keberadaan perusahaan yang taat lingkungan
akan lebih bermakna.

Adapun tanggung jawab sosial perusahaan meliputi:

1. Tanggung jawab sosial terhadap konsumen. Tanggung jawab ini tidak hanya
terbatas pada penyediaan barang atau jasa saja. Perusahaan bertanggung jawab
atas produksi dan penjualan/distribusi pada pelanggan, dimana produk yang
dihasilkan harus bisa membawa manfaat.
2. Tanggung jawab sosial pada karyawan. Perusahaan bertanggung jawab dalam
memberikan rasa aman kepada karyawannya, memperlakukan karyawan
dengan layak dan tidak membeda-bedakan, serta memberikan kesempatan
yang sama pada karyawan untuk mengembangkan diri.
3. Tanggung jawab sosial kepada kreditor. Saat perusahaan memiliki masalah
keuangan dan belum bisa menyelesaikan kewajibannya, perusahaan harus
memberitahukan kepada kreditor.
4. Tanggung jawab sosial kepada pemegang saham. Perusahaan bertanggung
jawab atas kepuasan pemegang saham. Perusahaan harus bisa meyakinkan
pemegang saham, dimana manajer perusahaan memonitor seluruh keputusan
bisnis dan meyakinkan bahwa keputusan yang diambil tersebut demi
kepentingan pemegang saham.
Namun tidak menutup kemungkinan pemegang saham turut aktif dalam
memberikan pengaruh kebijakan manajemen perusahaan. Pada umumnya
pemegang saham yang berperan aktif adalah investor perusahaan yang
memiliki saham dalam jumlah yang besar. Dengan demikian pemegang saham
akan meminta pertanggung jawaban eksekutif perusahaan atas ketidakpuasan
yang didapatkan.
5. Tanggung jawab sosial kepada lingkungan. Tanggung jawab ini berkaitan
dengan menjaga kelestarian lingkungan, misal dengan mencegah adanya
polusi disekitar tempat usaha. Perusahaan dapat melakukan pencegahan polusi
dengan mendaur ulang plastik serta melakukan pembatasan jumlah
karbondioksida sebagai akibat dari proses produksi.
6. Tanggung jawab sosial kepada komunitas. Hal yang sering dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan memberikan bantuan untuk sarana
pendidikan/kesehatan, atau perbaikan/pengadaan infrastruktur yang
dibutuhkan.masyarakat sekitar.
10
2.4. Komunitas Indonesia dan Etika Bisnis

Indonesia memerukan suatu bentuk etika bisnis yang sangat spesifik dan sesuai denga
model Indonesia. Hal ini dapat di pahami bahwa bila ditilik dai bentuknya, komunitas
indonesia komunitas elite an komunitas rakyat Bentuk – bentuk pola hidup komunitas
di Indonesia sangat bervariasi dari berburu meramu sampai dengan industri jasa.

Dalam suatu kenyataan di komunitas indonesia pernah terjadi mala petaka kelaparan
di daerah Nabire Papua. Bahwa komunitas Nabire mengkonsumsi sagu, pisang, ubi
dan dengan keadaaan cuaca yang kemarau tanah tidak dapat mendukung pengolahan
bagi tanaman ini, kondisi ini mendorong pemerintah dan perusahaan untuk dapat
membantu komunitas tersebut.

Dari gambaran ini tampak bawa tidak adanya rasa empati bagi komunitas elite dan
perusahaan dalam memahami pola hidup komunitas lain. Dalam konteks yang
demikian, maka di tuntut bagi perusahaan untuk dapat memahami etika bisnis ketika
berhubungan dengan stakeholder di luar perusahaannya seperti komunitas lokal atau
kelompok sosial yang berbeda pola hidup.

2.5. Mekanisme Pengawasan Tingkah Laku

Mekanisme dalam pengawasan terhadap para karyawan sebagai anggota komunitas


perusahaan dapat dilakukan berkenaan dengan kesesualan atau tidaknya tingkah laku
anggota tersebut denga budaya yang dijadikan pedoman korporasi yang bersangkutan.

Mekanisme pengawasan tersebut berbentuk audit sosal sebagai kesimpulan dari


monitoring dan evaluasi yang dilakukan sebelumnya. Monitoring da evaluasi terhadap
tingkah laku anggota suatu perusahaan atau organisasi pada dasarnya harus dilakukan
oleh perusahaan yang bersangkutan secara berkesinambugan. Monitoring yang
dilakuka sifatnya berjangka pendek sedangkan evaluasi terhadap tingkah laku anggota
perusahaan berkaitan dengan kebudayaan yang berlaku dilakukan dalam jangka
panjang.

Hal dari evaluasi tersebut menjadi audit sosial.Pengawasa terhadap tingkah laku dan
peran karyawan pada dasarnya untuk menciptakan kinerja karyawan itu sendiri yang
mendukung sasaran dan tujuan dari proses berjalannya perusahaan. Kinerja yang baik
adalah ketika tindakan yang diwujudkan sebagai peran yang sesuai dengan status
dalam pranata yang ada dan sesuai dengan budaya perusahaan yang bersangkutan.
Oleh karena itu, untuk mendeteksi apakah budaya perusaaan telah menjadi bagian
dalam pengetahuan budaya para karyawannya dilakukan audit sosal dan sekaligus
merencanakan apa aja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menguatkan nilai-

11
nilai yang ada agar para karyawan sebagai anggota perusahaan tidak memunculkan
pengetahuan budaya yang dimilikinya di luar lingkungan perusahaan.

Dalam kehdupan komunitas atau komunitas secara umum, mekanismne pengawasan


terhadap tindakan anggota-anggota komunitas biasanya berupa larangan-larangan dan
sanksi-sanksi sosial yang terimplementasi di dalam atura adat. Sehingga tam[pak
bahwa kebudayaan menjadi sebuah pedoman bagi berjalannya sebuah proses
kehidupan komunitas atau komunitas. Tindaka karyawan berkenaan dengan perannya
dalam pranata sosial perusahaan dapat menen tukan keberlangsungan aktivitas.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Secara umum Stakeholder dapat dibagi dalam dua jenis yaitu : pertama stakeholder primer
atau “Key stakeholder” adalah mereka yang pada akhirnya terpengaruh baik secara positif
atau negatif oleh tindakan organisasi. Kedua, stakeholder sekunder adalah “Perantara”, yaitu
orang atau organisasi yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh tindakan organisasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://gitaandini20.blogspot.co.id/2015/11/etika-bisnis-bab-ix.html

http://vindyirfani.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-dan-jenis-stakeholder.html

https://sitinovianti.wordpress.com/2015/12/31/hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-
lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sosial/

http://lilawatyy95.blogspot.co.id/2015/11/hubungan-perusahaan-dengan-stakehoulder.html

http://zahiraccounting.com/id/blog/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial-perusahaan/

14

Anda mungkin juga menyukai