Anda di halaman 1dari 6

RMK PENGEMBANGAN BISNIS

Memahami konsep Pemangku Kepentingan (Stakeholders) Perusahaan,


Etika Bisnis, dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Disusun oleh:

Putu Adi Nirmala Sari (01)


Putu Erna Agustina (09)
Ni Komang Intan Purnami Armini Putra (14)
Stevania Sumarni Yoga (22)

MATA KULIAH PENGEMBANGAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2023/2024
BAB VII

1.1 DEFINISI PEMANGKU KEPENTINGAN PERUSAHAAN (STAKEHOLDER)

 Pengertian
Stakeholder atau yang biasa disebut sebagai pemangku kepentingan adalah pihak
yang memiliki kepentingan dalam perusahaan dan dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh bisnis. Pemangku kepentingan utama dalam perusahaan tipikal
adalah investor, karyawan, pelanggan, dan pemasoknya. Stakeholder bisa internal
atau eksternal. Stakeholder internal adalah orang-orang yang kepentingannya pada
suatu perusahaan datang melalui hubungan langsung, seperti pekerjaan, kepemilikan
atau investasi. Stakeholder eksternal adalah orang-orang yang tidak bekerja secara
langsung dengan perusahaan tetapi dipengaruhi oleh tindakan dan hasil bisnis
tersebut. Pemasok, kreditor, dan kelompok publik semuanya dianggap sebagai
stakeholder eksternal.

 Masalah yang Ada pada Stakeholder


Masalah umum yang muncul dengan memiliki banyak pemangku kepentingan dalam
suatu perusahaan adalah berbagai kepentingan pribadi mereka mungkin tidak
semuanya selaras. Faktanya, mereka mungkin berada dalam konflik langsung. Tujuan
utama perusahaan, misalnya, dari sudut pandang pemegang sahamnya, adalah untuk
memaksimalkan keuntungan dan meningkatkan nilai pemegang saham. Karena biaya
tenaga kerja merupakan biaya masukan penting bagi sebagian besar perusahaan,
perusahaan mungkin berusaha untuk mengendalikan biaya ini dengan ketat. Hal ini
mungkin berdampak pada membuat kelompok pemangku kepentingan penting
lainnya, para karyawannya, tidak bahagia. Perusahaan yang paling efisien berhasil
mengelola kepentingan pribadi dan harapan para stakeholder mereka.

 Jenis dan Contoh Stakeholder


1. Stakeholder Primer
Stakeholder primer adalah stakeholder yang memiliki kekuasaan untuk
menentukan kebijakan serta mengambil keputusan dalam program yang berjalan.

2. Stakeholder Sekunder
Stakeholder sekunder, atau pendukung, adalah contoh kasus stakeholder
memiliki suara dan pengaruh namun tidak memiliki hubungan ataupun
kepentingan terhadap suatu proyek, kebijakan ataupun program.
Contoh stakeholder sekunder adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
kelompok akademis seperti perguruan tinggi, pengusaha, serta lembaga
pemerintah

3. Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder perusahaan yang memiliki
kewenangan legal untuk mengambil keputusan maupun menentukan kebijakan.
Contoh dari jenis stakeholder adalah pemerintah serta dinas terkait yang
berhubungan dengan proyek tersebut.
 Peran Stakeholder
1. Bank
Selaku lembaga keuangan, bank berfungsi sebagai kreditor atau pihak yang
memberikan pinjaman kepada pemilik perusahaan dalam jangka waktu dan
jaminan tertentu yang telah disepakati.

2. Investor
Sebuah perusahaan pasti membutuhkan modal untuk tetap bisa beroperasi.
Disinilah, peran investor dibutuhkan. Tak hanya selaku pemegang saham,
investor juga berfungsi sebagai pengamat yang mengawasi kinerja para
karyawan dalam perusahaan.

3. Supplier
Proses produksi dalam sebuah industri tentu sangat bergantung pada
ketersediaan bahan baku. Karena inilah, peran supplier sebagai salah satu contoh
stakeholder adalah pihak yang sangat penting.

4. Karyawan
Karyawan merupakan peran stakeholder yang banyak berkontribusi dalam
perusahaan. Peran karyawan cukup penting mengingat posisinya yang berkaitan
langsung dari awal proses produksi hingga distribusi produk

5. Konsumen
Konsumen cukup memiliki andil pada stakeholder dalam bisnis. Sebuah
perusahaan perlu mendengar masukan konsumen untuk menunjang kualitas
produk dan mendatangkan keuntungan bagi kedua pihak.

6. Pesaing
Hampir seluruh bidang bisnis pasti memiliki kompetitor. Ternyata, selain
memperhatikan faktor internal, aspek kompetitor juga perlu diperhatikan agar
perusahaan bisa berbenah atas kekurangan dan sebagai motivasi untuk terus
maju.

7. Pemerintah
Setiap perusahaan yang berdiri tentu harus memiliki izin dari pemerintah agar
legalitasnya terjamin dan diakui. Karena inilah peran pemerintah sebagai salah
satu contoh stakeholder perlu diperhatikan.

 Fungsi Stakeholder
1. Tanggung jawab sosial perusahaan
Bukan hanya sebatas tempat bekerja, perusahaan juga harus memiliki rasa
tanggung jawab sosial terhadap seluruh jajarannya.

2. Manajemen langsung
Di beberapa perusahaan, pengaturan bisnis dan operasional dapat dipegang
langsung oleh para stakeholder. Artinya, Perusahaan tersebut bersedia untuk
memberikan posisi bagi stakeholder agar dapat berpartisipasi langsung.

3. Pendukung keuangan
Keputusan penambahan atau pengurangan investasi oleh para pemilik saham
berdasarkan kondisi finansial adalah salah satu contoh kasus stakeholder
perusahaan. Itulah sebabnya, perusahaan wajib menjalin relasi yang baik.

4. Membuat keputusan
Dalam menentukan suatu kebijakan, perusahaan perlu mempertimbangkan saran
dan pendapat dari stakeholder. Artinya, seluruh keputusan yang nantinya diambil
akan sangat dipengaruhi oleh ide atau gagasan yang dimiliki stakeholder
perusahaan.

1.2 KONSEP ETIKA BISNIS

 Pengertian Etika Bisnis


Etika bisnis adalah prinsip-prinsip moral yang dijadikan sebagai pedoman atau
panduan untuk bisnis yang sedang dijalankan. Sehingga, seluruh aspek yang
berkaitan dengan bisnis tersebut dapat menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-
nilai, norma-norma, dan perilaku yang adil, baik, sehat, serta professional, baik
bagi seluruh orang di dalam perusahaannya, klien, mitra kerja, pemegang saham,
pelanggan dan masyarakat luas. Menurut Para Ahli etika bisnis dapat Diartikan
sebagai seperangkat moral yang baik dan tepat untuk dipraktikkan dalam suatu
bisnis dan etika bisnis ini juga dapat menjadi pedoman kebijakan yang tepat,
ketika kita harus mempertimbangkan topik-topik bisnis yang sekiranya dapat
menjadi kontroversial.

 Tujuan Etika Bisnis


Salah satu tujuan Etika Bisnis yang paling utama Adalah membantu Membangun
Tingkat kepercayaan Yang lebih Tinggi Antara para pemangku Kepentinga dalam
Suatu Organisasi dan Para konsumen. ada beberapa Tujuan Penting Lainnya yang
akan kita dapatkan Ketika menerapkan etika Bisnis, Yaitu Sebagai Berikut:
1. Tujuan Etika Bisnis Dalam tingkat probadi (Personal)
2. Tujuan Etika Bisnis Dalam Tingkat Kebijakan Internal Organisasi
3. Tujuan Etika Bisnis Dalam Tingkat Sosial
4. Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat pemangku kepentingan

 Contoh Etika Bisnis


Beberapa contoh etika bisnis Yaitu:
1. Menjaga data-data privasi yang bersifat sangat rahasia yang dimiliki oleh
klien, mitra bisnis dan pelanggan. 
2. Memenuhi permintaan klien dan mitra bisnis yang telah disepakati dalam
perjanjian kerja atau kontrak.
3. Bersikap sopan dan baik terhadap orang-orang yang terlibat dengan bisnis kita
seperti, klien, mitra bisnis, pelanggan, karyawan dan publik, serta
4. Tidak merusak alam dan lingkungan sekitar sesuai dengan perjanjian hukum
yang telah disepakati. 

 Manfaat Etika Bisnis dalam Perusahaan

Pentingnya etika bisnis dalam perusahaan juga memberikan banyak manfaat bagi
mereka yang menerapkannya, ada 10 manfaat yang akan dirasakan oleh organisasi
atau perusahaan ketika mereka menerapkan etika bisnis dengan konsisten yaitu:
1. Perlindungan Dan Aset Tetap Terjaga
2. Kerjasama Tim akan Semakin Kuat
3. Tingkat Produktifitas akan semakin Meningkat
4. Citra Merek dan Perusahaan akan semakin Terkenal di Masyarakat
5. Pengambilan Dan penerapan keputusan menjadi Lebih Mudah
6. Perusahaan akan lebih Adaptif terhadap Perubahan
7. Lingkungan kerja yang Nyaman da sedikit Masalah
8. Seluruh Lapisan Perusahaan Akan Bersikap lebih Positif
9. Permasalahan dengan Hukum akan Lebih Sedikit
10. Perusahaan akan menuju tingkat Kesuksesan yang Baru.

1.3 KONSEP TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)

Tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) adalah suatu konsep
bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan seperti terhadap masalah-masalah yang berdampak pada
lingkungan seperti polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja.

Pengertian CSR dapat dilihat dalam Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UUPT) pasal 1 ayat 3 yang menyatakan sebagai berikut: “Tanggung
jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya. Berikut beberapa jenis CSR:
A. Rehabilitasi Alam
Perusahaan memiliki tanggung jawab besar terhadap penjagaan alam. Utamanya bagi
perusahaan produsen limbah. Contoh kegiatan rehabilitasi alam yang dapat dilakukan
antara lain reboisasi hutan, pemberian bibit tanaman produktif, penanaman bakau,
dan sebagainya.
B. Pengelolaan limbah berwawasan lingkungan
Pengelolaan limbah berwawasan lingkungan dapat dilakukan sebagai bentuk CSR.
Hal ini diharapkan dapat meminimalkan efek racun dari limbah. Dengan demikian,
limbah tidak menimbulkan kerusakan ekosistem saat dibuang.
C. Filantropi
Filantropi merupakan aktivitas kemanusiaan guna menolong orang yang
membutuhkan. Mulai dari penggalangan dana lewat donasi, membuka kampung
wirausaha, bantuan dana UMKM, dan lainnya.
D. Penggunaan sumber energi terbarukan
CSR juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan. Dengan
menggunakan energi terbarukan seperti angin, uap alam, air, dan tenaga surya,
diharapkan dapat melestarikan sumber daya alam.
E. Budaya kerja ramah SDM
CSR dapat dilakukan dengan menciptakan budaya kerja yang ramah bagi Sumber
Daya Manusia atau SDM. CSR ini dapat berupa penanam nilai dan sikap. Sehingga
SDM memiliki karakter yang baik.

Anda mungkin juga menyukai