Anda di halaman 1dari 17

Materi Pertemuan 3

KONSEP STAKEHOLDER DAN STOCKHOLDER TEORI


DAN PENERAPANNYA DALAM BISNIS
Oleh
Muhammad Rakib
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan dapat:

1. Memahami pengertian Stakeholder berdasarkan beberapa pendapat ahli.


2. Memahami macam-macam stakeholder
3. Memahami Pendekatan-pendekatan Stakeholder
4. Memahami Peran Dan Fungsi Stakeholders
5. Memahami Hubungan stakeholder dengan perusahaan
6. Memahami Imbalan dan Kontribusi Stakeholder
7. Memahami Pengertian stockholder
8. Memahami Shareholder Theory
9. Memahmi Perbedaan Shareholder, Stockholder, dan Stakeholder
10. Memahami Hak-hak Pemegang saham

1. STAKEHOLDER
a. Pengertian Stakeholder

Stakeholders atau pemangku kepentingan adalah kelompok atau individu


yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup
organisasi.

Pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi atau kelompok


dengan kepentingan terhadap suatu sumberdaya alam tertentu (Brown et al 2001).
Stakeholder is a person who has something to gain or lose through the outcomes
of a planning process, programme or project (Dialogue by Design 2008).
Freeman “1984” yang mendefinisikan stakeholder sebagai kelompok atau
individu yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian
tujuan tertentu. Biset “1998” secara singkat mendefenisikan stakeholder
merupakan orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan,
stakeholder ini sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu sebagaimana
dikemukakan Freeman “1984” yakni dari segi kekuatan dan kepentingan relatif

1
stakeholder terhadap issu, Grimble and Wellard “1996” dari segi posisi penting
dan pengaruh yang dimiliki mereka.

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang


hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan
manfaat bagi stakeholder (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,
pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Dengan demikian, keberadaan
suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh
stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali & Chariri, 2007).

Deegan (2004) menyatakan bahwa stakeholder theory adalah "Teori yang


menyatakan bahwa semua stakeholder memunyai hak memperoleh informasi
mengenai aktivitas perusahaan yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan
mereka. Para stakeholder juga dapat memilih untuk tidak menggunakan informasi
tersebut dan tidak dapat memainkan peran secara langsung dalam suatu
perusahaan."

Pengertian teori stakeholder menurut Freeman dan Reed (Ulum, 2009)


adalah sekelompok orang atau individu yang diidentifikasikan dapat
mempengaruhi kegiatan perusahaan ataupun dapat dipengaruhi oleh kegiatan
perusahaan. De Wit dan Meyer (Duran dan Radojicic, 2004, p14) berpendapat
bahwa para pemegang saham, para pekerja, para supplier, bank, para customer,
pemerintah, dan komunitas memegang peranan penting dalam organisasi

b. Macam-macam Stakeholder
Kasali dalam Wibisono (2007, hal. 90) membagi stakeholders menjadi
sebagai berikut:
1. Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal.
Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan
organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholder).
Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di luar
lingkungan organisasi, seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau

2
pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible
investor, licensing partner dan lain-lain.
2. Stakeholders primer, sekunder dan marjinal.
Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu
menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut
stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders
sekunder dan yang biasa diabaikan disebut stakeholders marjinal. Urutan
prioritas ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya
sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu.
3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan. Karyawan dan
konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini
sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan
adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan
memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan
konsumen potensial.
4. Proponents, opponents, dan uncommitted.
Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi (proponents),
menentang organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai
(uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda
ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk
melakukan tindakan yang proposional.
Silent majority dan vokal minority.
Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau
mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau
dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan secara
silent (pasif).

c. Pendekatan-pendekatan Stakeholder

Budimanta, Prasetijo, & Rudito (2008) menyatakan bahwa terdapat dua


bentuk dalam pendekatan stakeholder yaitu :

3
1. Pendekatan Old-corporate relation menekankan pada bentuk pelaksanaan
aktivitas perusahaan secara terpisah, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
kesatuan di antara fungsi dalam sebuah perusahaan ketika melakukan
pekerjaannya. Hubungan perusahaan dengan pihak di luar perusahaan juga
bersifat jangka pendek dan hanya sebatas hubungan transaksional saja tanpa
ada kerjasama untuk menciptakan kebermanfaatan bersama. Pendekatan old-
corporate relation ini dapat menimbulkan konflik karena perusahaan
memisahkan diri dengan para stakeholder baik yang berasal dari dalam
perusahaan dan dari luar perusahaan.
2. Pendekatan new-corporate relation menekankan kolaborasi antara perusahaan
dengan seluruh stakeholder sehingga perusahaan bukan hanya menempatkan
dirinya sebagai bagian yang bekerja secara sendiri dalam sistem sosial
masyarakat. Hubungan perusahaan dengan stakeholder di dalam perusahaan
dibangun berdasarkan konsep kebermanfaatannya yang membangun
kerjasama dalam menciptakan kesinambungan usaha perusahaan, sedangkan
hubungan dengan stakeholder di luar perusahaan didasarkan pada hubungan
yang bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan. Perusahaan selain
menghimpun kekayaan juga berusaha bersama-sama membangun kualitas
kehidupan dengan stakeholder di luar perusahaan.

Tunggal (2008) menyatakan bahwa teori stakeholder dapat dilihat dalam


tiga pendekatan:

1. Deskriptif

Pendekatan deskriptif pada intinya menyatakan bahwa, stakeholder secara


sederhana merupakan deskripsi yang realitas mengenai bagaimana sebuah
perusahaan beroperasi. Teori stakeholder dalam pendekatan deskriptif, bertujuan
untuk memahami bagaimana manajer menangani kepentingan stakeholder dengan
tetap menjalankan kepentingan perusahaan. Manajer dituntut untuk mengarahkan
energi mereka terhadap seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya terhadap
pemilik perusahaan saja.

2. Instrumental

4
Teori stakeholder dalam pendekatan instrumental menyatakan bahwa,
salah satu strategi pihak manajemen perusahaan untuk menghasilkan kinerja
perusahaan yang lebih baik adalah dengan memperhatikan para pemangku
kepentingan. Hal ini didukung oleh bukti empiris yang diungkapkan oleh
Lawrence & Weber (2008), yang menunjukkan bahwa setidaknya lebih dari 450
perusahaan yang menyatakan komitmennya terhadap pemangku kepentingan
dalam laporan tahunnya memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak memiliki komitmen. Pendekatan instrumental
bertujuan untuk mempelajari konsekuensi yang ditanggung perusahaan, dengan
melihat dari pengelolaan hubungan stakeholder dan berbagai tujuan tata kelola
perusahaan yang telah dicapai.

3. Normatif

Teori stakeholder dalam pendekatan normatif menyatakan bahwa setiap


orang atau kelompok yang telah memberikan kontribusi terhadap nilai suatu
perusahaan memiliki hak moral untuk menerima imbalan (rewards) dari
perusahaan, dan hal ini menjadi suatu kewajiban bagi manajemen untuk
memenuhi apa yang menjadi hak para pemangku kepentingan. Pendekatan
normatif juga bertujuan untuk mengidentifikasi pedoman moral atau filosofis
terkait dengan aktivitas ataupun manajemen perusahaan.

d. Peran Dan Fungsi Stakeholders

Peran pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam


organisasi bisnis ataupun dalam perusahaan, adalah sebagai berikut :

 Pemilik (owner) atau Pemegang Saham Pada awalnya suatu bisnis dimulai
dari ide seseorang atau lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka
mengeluarkan uangnya (modal) untuk membiayai usaha tersebut, karena
mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari akan
mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi,
mengelola dan menanggung segala resiko bisnis.

5
 Karyawan (employee) Karyawan dalah orang yang diangkat dan
ditugaskan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan
sangat bergantung pada kinerja seluruh karyawan, baik secara individu
maupun secara kelompok.

 Kreditor (creditor) Adalah lembaga keuangan atau individu yang


memberikan pinjaman kepada perusahaan. Kreditor sebagai pemberi
pinjaman, umumnya mengajukan persyaratan tertentu untuk meyakinkan
bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat dikembalikan tepat
waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.

 Pemasok (supplier) Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang


siap memenuhi ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja
perusahaan juga sebagian tergantung pada kemampuan pemasok dalam
mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu. Misalnya pemasok
kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative langkah dan
sulit untuk memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi
terhadap pemangku kepentingan tidak selalu lemah.

 Pelanggan (customer) Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan


akan lebih fokus dalam memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan
diharapkan oleh pelanggan mereka. Oleh karena itu perusahaan memiliki
kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu yang menggunakan
produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen).Suatu
perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer.
Customer merupakan target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil
produksinya. Untuk menarik seorangcustomer, suatu perusahaan harus
menyediakan produk dan layanan yang terbaik serta harga yang
bersahabat. Misalnya, suatu oragnisasi dapat memiliki kekuatan yang
sangat baik, apalagi jika kondisi pelanggan tidak dapat memperoleh
barang/jasa subtitusi yang baik pula.

 Pesaing Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan


karyawan tentang pesaing dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang

6
paling umum dari pesaing langsung. Pesaing langsung menyediakan
produk atau jasa yang sama dalam industri, seperti yang diproduksi oleh
perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan Suzuki, Jatayu Air dan Adam
Air adalah pesaing langsung satu sama lain.

 Pemerintah Pemerintah misalnya, memiliki kekuasaan untuk memberikan


perijinan.Dalam masyarakat yang masih ditandai dengan adanya KKN
yang masih kuat, bukan tidak mungkin kekuasaan pemerintah dalam
memberikan perijinan dapat mengagalkan semua rencana yang disusun
oleh perusahaan.

Menurut Nugroho (2014, h.16-17) dalam penelitian Ali dkk,


stakeholder dalam program pembangunan diklasifikasikan berdasarkan
peranannya, antara lain:

a. Policy creator yaitu stakeholder yang berperan sebagai pengambil keputusan


dan penentu suatu kebijakan.
b. Koordinator yaitu stakeholder yang berperan mengkoordinasikan stakeholder
lain yang terlibat.
c. Fasilitator yaitu stakeholder sebagai fasilitator yang berperan menfasilitasi
dan mencukupi apa yang dibutuhkan kelompok sasaran.
d. Implementer yaitu stakeholder pelaksana kebijakan yang di dalamnya
termasuk kelompok sasaran.
e. Akselerator yaitu stakeholder yang berperan mempercepat dan memberikan
kontribusi agar suatu program dapat berjalan sesuai sasaran atau bahkan lebih
cepat waktu pencapaiannya

e. Hubungan stakeholder dengan perusahaan

Sifat dari hubungan perusahaan dengan stakeholders mengalami


perubahan dinamis seiring berjalanya waktu. Beberapa pakar mengamati
terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif (inactive), menjadi

7
reaktif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif (proactive), dan
akhirnya menjadi interaktif (interactive).

1) Hubungan tidak aktif (inactive); perusahaan meyakini bahwa mereka dapat


membuat keputusan secara sepihak tanpa mempertimbangakan dampaknya
terhadap pihak lain.
2) Hubungan yang reaktif (reactive); perusahaan cenderung memepertahankan
diri (defensive), dan hanya bertindak ketika dipaksa melakukanya.
3) Hubungan yang proaktif (proactive); perusahaan cenderung berusaha untuk
mengantisipasi kepentingan-kepentingan para stakeholders. Biasanya
perusahaan memiliki departemen khusus yang berfungsi untuk
mengidentifikasi isu-isu yang menjadi perhatian para pemangku kepentinagan
utama. Namun, perhatian mereka dan para stakeholders dipandang sebagai
suatu permasalahan yang perlu dikelola, bukan dipandang sebagai suatu
sumber keunggulan kompetitif.
4) Hubungan yang interaktif (interactive); perusahaan menggunakan pendekatan
bahwa perusahaan harus memiliki hubungan berkelanjutan yang saling
menghormati, terbuka, dan saling dipercaya dengan para pemangku
kepentinganya. Dengan demikian, perusahaan menganggap bahwa suatu
hubungan yang positif dengan para pemangku kepentingan adalah sumber
nilai dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Hubungan perusahaan dengan para pemangku kepentingan (stakeholders)
diharapkan bersifat interaktif (interactive). Dengan demikian, diharapkan
interaksi ini dapat membantu perusahaan mempelajari ekspektasi masyarakat,
memperoleh keahlian dari luar perusahaan, mengembangkan solusi kreatif,
dan memenangkan dukunga pemangku kepentingan untuk menerapkan
berbagai solusi tersebut. Menurut Tunggal (2009:63) perlu respon terhadap
pemangku kepentinganpada era sekarang ini dipertajam dengan
meningakatkannya globalisasi perusahaan dan dengan munculnya teknologo-
teknologi yang mampu memfasilitasi komunikasi cepat pada pada skala
dunia. Suatu perusahaan dapat membuat sebuah pemetaan mengenai tipe
pamangku kepentinagan yang sedang dihadapi dengan menempatkan dimensi

8
potensi dan dimensi kerja sama untuk menentukan strategi untuk
mengahadapi para pemangku kepentingan tersebut.

f. Imbalan dan Kontribusi Stakeholder


Publik atau Stakeholders (pemangku kepentingan) akan memberikan
dukungan terhadap operasi perusahaan apabila mereka memperoleh imbalan dari
perusahaan yang sebanding atau atau lebih besar dibandingkan dengan kontribusi
yang mereka berikan kepada perusahaan (Donaldson & Preston, 1995 dalam
Solihin, 2009). Imbalan yang diharapkan akan diterima oleh stakeholders dari
perusahaan bermacam-macam, sangat bergantung pada masing-masing
kepentingan dan tuntutan para stakeholders. Imbalan tersebut dapat berupa :
 Dividen – bagi pemegang saham
 Gaji dan bonus serta fasilitas yang memadai – bagi manajer dan
karyawan
 Produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau –
bagi konsumen / pelanggan
 Harga yang kompetitif dan memadai atas pasokan bahan baku
berkelanjutan – bagi pemasok
 Pembayaran pajak – bagi pemerintah Keberadaan perusahaan yang
dapat membantu menangani masalah masyarakat – bagi
masyarakat sekitar.

Berikut Tabel Imbalan dan Kontribusi Stakeholder :

Kontribusi ke Imbalan dari


Stakeholders
Perusahaan Perusahaan

Inside Stakeholders

Dividen dan
Pemegang Saham Uang dan modal
peningkatan harga

9
saham

Kemampuan dan Gaji, bonus, status


Manager
Keahlian dan kekuasaan

Upah, gaji, bonus,


Kemampuan dan
Karyawan promosi, dan
Keahlian
pekerjaan yang stabil

Outside Stakeholders

Pembelian barang Pembelian input


Pelanggan
dan jasa dengan harga wajar

Pemerintah Peraturan pajak

Usaha pemberdayaan,
Masyarakat/komunitas Loyalitas, hasil
pengembangan, dan
sekitar Pemberdayaan
kesejahteraan

B. STOCKHOLDER
a. Pengertian stockholder

1. Bussiness Dictionary: stockholder is an individual, group, or organization that


holds one or more shares in a company, and in whose name the share
certificate is issued. Artinya, stockholder ialah individu, kelompok, ataupun
organisasi yang memegang satu atau lebih lembar saham di suatu perusahaan,
dan yang mana namanya tercantum di sertifikat lembar saham.

2. Cambridge Dictionary: stockholder is a person who owns shares in a


company and therefore gets part of the company’s profits and the right to vote
on how the company is controlled. Artinya, stockholder adalah orang yang
memiliki saham di suatu perusahaan dan oleh karenanya mendapatkan bagian

10
dari keuntungan perusahaan dan hak untuk memberikan suara (pendapat)
terhadap cara perusahaaan tersebut dikendalikan.

3. Accounting Coach: stockholder is the owner of one or more shares of a


corporation’s capital stock. Artinya, stockholder merupakan pemilik dari
sebagian saham perusahaan. Stockholder dapat dianggap terpisah dari
perusahaan tersebut dan oleh karenanya memiliki liabilitas yang terbatas dari
keseluruhan surat hutang perusahaan.

4. Prof. DR. Sukmawati Sukamulja adalah individu maupun kelompok yang


terlibat dalam optimalisasi kekayaan perusahaan (maximize company’s
wealth), baik itu manajemen maupun para pemegang saham. Semua elemen
di dalam (management & stockholders) dan di luar perusahaan (pemerintah,
pemasok, konsumen, masyarakat sekitar, dan lingkungan alam) yang
memiliki kepentingan dengan perusahaan disebut stakeholders

b. Shareholder Theory

Menurut Shareholder Theory yang dikemukakan oleh Smerdon,


tanggungjawab yang paling mendasar dari jajaran direksi adalah untuk
meningkatkan value dari Shareholder (pemegang saham). Itu sebabnya mengapa
kebanyakan perusahaan lebih mengutamakan kepentingan para pemegang saham
ketimbang kepentingan karyawan, pelanggan, pemasok, dan lingkungan mereka.
Lebih lanjut, Shareholder Theory tersebut menyebutkan bahwa
manajemen perusahaan dan pemegang saham bersinergi untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manajemen bertujuan untuk
meningkatkan keuntungan dan meminimalisir kerugian bagi shareholder mereka.
Dalam proses pelaksanaannya, manajemen dapat mengelola semua sumber
daya yang ada pada perusahaan, mulai dari human capital (pegawai), phisical
capital (aset fisik), hingga structural capiltal (gedung). Pemanfaatan dan
pengelolaan semua sumber daya dengan baik akan menciptakan value added bagi
perusahaan sehingga kinerja keuangan perusahaan semakin baik. Dan sekali lagi,

11
semua kegiatan tersebut dilakukan demi untuk kepentingan shareholder atau
pemegang saham.

c. Perbedaan Shareholder, Stockholder, dan Stakeholder

Stakeholder, Shareholder, dan Stockholder, ketiga istilah ini seringkali


membingungkan bagi beberapa orang karena dianggap sama. Pada dasarnya
ketiga pihak tersebut berada dalam satu perusahaan atau organisasi, namun
berbeda peran dan tanggungjawab.

Berikut perbedaan shareholder, stockholder, dan stakeholder:

1. Shareholder/ stockholder memiliki saham finansial di perusaahan,


sedangkan stakeholder punya kepentingan dalam hal finansial perusahaan
atau tidak sama sekali

2. Shareholder bisa berperan juga sebagai stakeholder, namun stakeholder


bukan merupakan bagian dari shareholder.

3. Shareholder akan terkena dampak langsung atas apa yang terjadi pada
perusahaan, sedangkan stakeholder bisa terkena dampak secara tidak
langsung ataupun langsung.

4. Stakeholder punya tanggungjawab dan pengaruh terhadap apa yang terjadi


pada perusahaan, sedangkan shareholder hanya terkena dampaknya saja.

12
5. Shareholder memiliki sebagian dari perusahaan, sedangkan stakeholder
tidak semuanya memiliki bagian dari perusahaan.

c. Hak-hak Pemegang saham

Kecuali dibatasi atau ditetapkan dalam akte pendirian perseroan atau oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, setiap jenis saham memberikan
hak-hak dasar kepada para pemiliknya sebagai berikut:

1. Hak untuk ikut serta dalam pengelolaan perusahaan


Termasuk memilih anggota direksi dengan hak suara yang proporsional
dengan hak kepemilikan sahamnya di dalam perusahaan, dan hak untuk
memperoleh laporan keuangan perusahaan dan menentukan kebijakan-
kebijakan strategis perusahaan.
2. Hak untuk mendapatkan pembagian aktiva bersih perusahaan
Meliputi hak untuk membagi dividen dan hak memperoleh pembayaran
kembali atas penyertaan modalnya apabila perusahaan harus dibubarkan
atau dilikuidasi.
3. Hak untuk mendapatkan pembagian laba dalam bentuk dividen yang
dibagikan oleh perusahaan.
4. Hak untuk dapat mempertahankan jumlah relative saham yang dimiliki
melalui pembelian saham-saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan
yang disebut preemptive right. Yang memungkinkan seorang pemegang
saham untuk membeli sejumlah saham tambahan dalam hal perusahaan
melakukan emisi atau menerbitkan saham baru. Sebagai akibatnya, rasio
kepemilikan saham tidak bisa dikurangi sebagai akibat dari penerbitan
saham-saham baru yang dilakukan oleh perusahaan, kecuali pemegang
saham tidak menggunakan haknya untuk membeli saham baru
5. Hak untuk mengubah akte pendirian

13
Anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan, meliputi hak untuk
memberikan persetujuan atas perubahan-perubahan akte pendirian,
anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan, dan hak untuk
mempertahankan rasio kepemilikan sahamnya diperusahaan.
Tidak setiap pemegang saham memperoleh hak-hak dasar sebagaimana
dikemukakan diatas. Sebagai contoh, preemptive right seringkali sudah
dieliminasi melalui perubahan akta pendirian, anggaran dasar dan rumah
tangga perusahaan. Disamping itu, memang sengaja tidak setiap
pemegang saham diberikan hak-hak yang sama. Banyak perusahaan besar
menerbitkan beberapa jenis sekuritas saham, dengan karakteristik dan
hak-hak yang berbeda (hak suara dalam rapat umum pemegang saham,
hak prioritas untuk memperolah pembayaran dividen, hak atas jumlah
minimum dividen).

Sedangkan, untuk kewajiban dari pemegang saham itu sendiri adalah


sebagai berikut :

Peraturan mengenai Perseroan Terbatas diatur didalam Undang-undang


Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (?strong>UU PT?. Di dalam
UU PT mengatur mengenai tanggung jawab pemegang saham dalam Perseroan
Terbatas.

Menurut Pasal 3 ayat (1) UU PT, pemegang saham Perseroan Terbatas


(?strong>Perseroan? tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang
dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan
melebihi saham yang dimiliki. Ketentuan di dalam pasal ini mempertegas ciri dari
Perseroan bahwa pemegang saham hanya bertanggung jawab sebesar setoran atas
seluruh saham dan tidak meliputi harta kekayaan pribadinya.

Namun, masih ada kemungkinan pemegang saham harus bertanggung


jawab hingga menyangkut kekayaan pribadinya berdasarkan Pasal 3 ayat (2) UU
PT yang menyatakan bahwa ketentuan di dalam Pasal 3 ayat (1) tidak berlaku
apabila:

14
1. persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;
2. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung
dengan itikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi;
3. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau
4. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung
secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang
mengakibatkan kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi
utang Perseroan.

Selain itu berkaitan dengan masalah likuidasi, menurut Pasal 150 ayat (5)
UU PT pemegang saham wajib mengembalikan sisa kekayaan hasil likuidasi
secara proporsional dengan jumlah yang diterima terhadap jumlah tagihan.
Kewajiban untuk mengembalikan sisa kekayaan hasil likuidasi tersebut wajib
dilakukan oleh pemegang saham apabila dalam hal sisa kekayaan hasil likuidasi
telah dibagikan kepada pemegang saham dan terdapat tagihan kreditor yang
belum mengajukan tagihannya.

15
Kesimpulan:

Stakeholders atau disebut juga pemangku kepentingan adalah individu


atau kelpompok orang yang terlibat dalam sebuah perusahaan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Stakeholder ini terdiri dari pemegang
saham, kreditor, suplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak yang lainnya.
Stakeholder ini terdiri dari 2 lingkup katagori yaitu internal dan eksternal.
Lingkup internal terdiri dari pemegang saham, manajemen, dan karyawan.
Sedangkan lingkup ekternal berkaitan dengan pemerintah, pemasok, konsumen,
masyarakat dan yang lainnya. Peran penting stakeholder ini adalah sebagai
motor/penggerak bagi sebuah perusahaan dalam mencapai segala tujuannya
karena tanpa adanya stakeholder maka sebuah perusahaan tidak akan dapat
berjalan.

Stockholder atau disebut juga pemegang saham adalah individu atau


kelompok orang yang menginvestasikan modal untuk kegiatan operasional
perusahaan. Stockholder ini merupakan bagian dari stakeholder dimana
stockholder ini bagian penyedia dana atau berkontribusi berupa modal. Sebagai
balasannya perusahaan akan memberikan persentase keuntungan perusahaan
kepada stockholder, biasanya dalam bentuk dividen.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-shareholder.html
http://ekonomi-management-bisnis.blogspot.co.id/2016/05/hak-hak-yang-
dimiliki-oleh-pemegang.html
https://media.neliti.com/media/publications/183052-ID-analisis-peran-
stakeholders-dalam-pengem.pdf

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/09/memahami-istilah-stakeholder-dalam-
accounting/

https://modulmakalah.blogspot.co.id/2016/12/Pengertian.dan.Pendekatan.Teori.St
akeholder.Menurut.Para.Ahli.html

https://ridwan8814.blogspot.co.id/2014/09/teory-stockholder-teory.html

17

Anda mungkin juga menyukai