Anda di halaman 1dari 8

NAMA :RAHMAD HIDAYAT

NPM :1614210045

STAKEHOLDER

Pengertian Stakeholder adalah semua pihak di dalam masyarakat, baik itu individu,
komunitas atau kelompok masyarakat, yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap
sebuah organisasi/ perusahaan dan isu/ permasalahan yang sedang diangkat. Dalam
terjemahan bahasa Indonesia, arti stakeholder adalah pemangku kepentingan atau pihak yang
berkepentingan.

Stakeholder adalah bagian penting dari sebuah organisasi yang memiliki peran secara aktif
maupun pasif untuk mengembangkan tujuannya. Stakeholder dapat dijumpai dimanapun,
terutama dalam kegiatan bisnis sehingga setiap perusahaan tidak lepas dari keberadaan tokoh
penting tersebut.

Keberadaan stakeholder dalam kegiatan bisnis akan diperlukan untuk membantu


mengembangkan tujuan dari perusahaan tersebut. Namun, tidak semua stakeholder akan
memberikan pengaruh positif terhadap perusahaan (baca: pengertian perusahaan).

Stakeholder dalam bisnis atau perusahaan meliputi pemegang saham, karyawan, staff,
pegawai, suplier, distributor maupun konsumen. Bahkan, saingan perusahaan juga dapat
disebut sebagai stakeholder karena akan mempengaruhi kestabilan perusahaan.

Pengertian Stakeholder Menurut Para Ahli

Untuk lebih memahami apa arti Stakeholder, maka kita dapat merujuk beberapa pendapat
para ahli berikut ini:

1. Freeman

Menurut Freeman, pengertian Stakeholders adalah suatu kelompok masyarakat ataupun


individu yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan tertentu dari
organisasi (baca: pengertian organisasi).

2. Biset

Menurut Biset, pengertian stakeholder adalah orang/ individu atau kelompok masyarakat
yang memiliki kepentingan atau perhatian pada permasalahan tertentu.

3. Wibisono
Menurut Wibisono, pengertian stakeholder adalah seseorang maupun kelompok yang punya
kepentingan secara langsung/ tidak langsung bisa mempengaruhi atau dipengaruhi atas
aktivitas dan eksistensi perusahaan.

4. ISO 26000 SR

Menurut ISO 26000 SR, pengertian stakeholder adalah individu atau kelompok yang
memiliki kepentingan terhadap keputusan serta aktivitas organisasi.

5. AA1000 SES

Menurut AA1000 SES, definisi stakeholder adalah kelompok yang dapat mempengaruhi
dan/atau terpengaruh oleh aktivitas, produk atau layanan, serta kinerja suatu organisasi.
Klasifikasi Stakeholder
Secara umum, Stakeholder dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatan, posisi, dan
pengaruhnya. Adapun klasifikasi stakeholder adalah sebagai berikut:

1. Stakeholder Utama (Primer)

Stakeholder primer ini berhubungan langsung dengan pembuatan kebijakan, program, dan
proyek. Mereka merupakan penentu utama dalam kegiatan pengambilan keputusan.

Beberapa contoh stakeholder primer yaitu:

 Masyarakat dan Tokoh Masyarakat; masyarakat adalah mereka yang akan terkena
dampak dan mendapat manfaat dari suatu kebijakan, proyek, dan program. Sedangkan
tokoh masyarakat adalah anggota masyarakat yang dianggap dapat menjadi aspirasi
masyarakat.
 Manajer Publik; lembaga publik yang punya tanggungjawab dalam mengambil
keputusan dan implementasinya.

2. Stakeholder Pendukung (Sekunder)

Stakeholder sekunder adalah pihak yang tidak berkaitan langsung terhadap suatu kebijakan,
program, dan proyek. Namun stakeholder sekunder punya keprihatinan dan kepedulian
sehingga ikut menyuarakan pendapat yang bisa mempengaruhi sikap stakeholder utama dan
keputusan legal pemerintah.

Beberapa contoh stakeholder sekunder yaitu:

 Lembaga pemerintah dalam wilayah tertentu namun tidak punya tanggungjawab


langsung
 Lembaga pemerintah yang berhubungan dengan permasalahan, namun tidak punya
wewenang langsung dalam mengambil keputusan
 Lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat yang bergerak di bidang yang
berhubungan dengan dampak, rencana, atau manfaat yang akan muncul
 Perguruan Tinggi, yaitu kelompok akademis yang berpengaruh dalam proses
pengambilan keputusan pemerintah
 Pengusaha atau Badan Usaha (baca: pengertian badan usaha) yang berhubungan
dengan permasalahan

3. Stakeholder Kunci

Stakeholder kunci adalah unsur eksekutif berdasarkan levelnya (legislatif dan instansi) yang
punya wewenang secara legal untuk mengambil keputusan. Contohnya, stakeholder kunci
suatu proyek di daerah kabupaten:
 Pemerintah Kabupaten
 DPR Kabupaten
 Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan

Sedangkan pada dunia bisnis pembagian kelompok Stakeholder dapat dibagi menjadi dua,
yaitu Internal Stakeholder dan External Stakeholder. Pihak-pihak yang termasuk di dalamnya
dapat dilihat dalam tabel berikut:

Stakeholders Internal Stakeholders External


Pemegang saham Konsumen
Manajemen dan Top Executive Penyalur (distributor)
Pegawai Pemasok (supplier)
Keluarga Pegawai Bank (creditor)
Pemerintah
Pesaing (competitor)
Komunitas
Pers

Peran dan Fungsi Stakeholder


Stakeholder dalam kegiatan bisnis memiliki peran yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi
dan tugasnya masing-masing, namun memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan
suatu perusahaan dalam kegiatan bisnis. Adapun beberapa peran stakeholder adalah sebagai
berikut:

1. Pemegang Saham/ Pemilik

Pemegang saham berperan sebagai investor yang menyediakan modal untuk berjalannya
suatu perusahaan. Pemegang saham juga berperan sebagai pengawas dalam perusahaan untuk
mengamati kinerja para pegawai dan juga kondisi finansial dalam perusahaan.

2. Pegawai

Kinerja perusahaan akan sangat bergantung pada kinerja sumber daya manusia di dalamnya.
Pegawai memiliki peran yang cukup penting dalam bisnis dimana mereka merupakan orang
yang berkaitan secara langsung dengan proses produksi.

Kondisi yang nyaman dan harmonis diantara para pegawai akan menghasilkan kerjasama
yang baik dengan mengesampingkan kepentingan masing-masing.

3. Suplier

Pemasok berperan dalam menyediakan bahan baku yang akan digunakan untuk produksi.
Apabila terjadi keterlambatan dalam penyediaan bahan baku akan mengganggu jalannya
proses produksi yang akan berdampak pada proses pemasaran dan distribusinya.

4. Konsumen
Konsumen berperan sebagai pengguna dan pengamat hasil produk dari suatu perusahaan.
Laris tidaknya barang yang dipasarkan sangat tergantung pada selera masyarakat sehingga
saran konsumen sangat penting untuk kemajuan perusahaan.

5. Bank (Creditor)

Individu atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman kepada pengusaha. Pada
umumnya kreditor memberikan pinjaman dengan syarat tertentu sebagai jaminan uang
mereka akan dikembalikan tepat waktu berikut prestasinya.

6. Konsumen

Perusahaan hanya bisa berjalan jika memiliki konsumen yang tertarget sebagai pengguna
produk atau jasa yang dijual. Untuk mendapatkan konsumen maka perusahaan harus
menyediakan produk terbaik dengan harga wajar.

7. Pesaing (Competitor)

Persaingan usaha pasti terjadi di semua industri. Pesaing langsung adalah perusahaan yang
memiliki produk/ jasa yang sama dalam industri tertentu, misalnya Toyota dan Honda.

8. Pemerintah

Pihak yang memiliki wewenang dan kuasa dalam mengeluarkan perijinan usahah.
Masyarakat yang masih kental dengan kegiatan KKN mungkin saja akan menggagalkan atau
memudahkan rencana yang disusun oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian stakeholder yaitu orang atau
kelompok yang berperan dalam maju tidaknya suatu perusahaan. Stakeholder utama yang
harus diperhatikan yaitu konsumen yang berperan sebagai pengguna barang atau jasa yang
dihasilkan perusahaan.
PERAN DAN FUNGSI STAKEHOLDERS
Peran pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi
bisnis ataupun dalam perusahaan, adalah sebagai berikut :
1. Pemilik (owner) atau Pemegang Saham Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide
seseorang atau lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya
(modal) untuk membiayai usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak
dikemudian hari akan mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi,
mengelola dan menanggung segala resiko bisnis.
2. Karyawan (employee) Karyawan dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk
menjalankan kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja
seluruh karyawan, baik secara individu maupun secara kelompok
3. Kreditor (creditor) Adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman
kepada perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan persyaratan
tertentu untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat
dikembalikan tepat waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.
4. Pemasok (supplier) Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi
ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung pada
kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu. Misalnya
pemasok kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative langkah dan sulit
untuk memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi terhadap pemangku
kepentingan tidak selalu lemah
5. Pelanggan (customer) Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus
dalam memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan mereka.
Oleh karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu
yang menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen).Suatu
perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer. Customer merupakan
target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya. Untuk menarik
seorangcustomer, suatu perusahaan harus menyediakan produk dan layanan yang terbaik serta
harga yang bersahabat. Misalnya, suatu oragnisasi dapat memiliki kekuatan yang sangat baik,
apalagi jika kondisi pelanggan tidak dapat memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.
6. Pesaing Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan tentang
pesaing dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum dari pesaing langsung.
Pesaing langsung menyediakan produk atau jasa yang sama dalam industri, seperti yang
diproduksi oleh perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan Suzuki, Jatayu Air dan Adam Air
adalah pesaing langsung satu sama lain.
7. Pemerintah Pemerintah misalnya, memiliki kekuasaan untuk memberikan perijinan.Dalam
masyarakat yang masih ditandai dengan adanya KKN yang masih kuat, bukan tidak mungkin
kekuasaan pemerintah dalam memberikan perijinan dapat mengagalkan semua rencana yang
disusun oleh perusahaan.
3. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate
Social Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan
hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadapkonsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi
bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya
tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau devidenmelainkan juga
harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka
panjang. Tanggung Jawab Perusahaan Yang Baik Tanggung jawab perusahaan memadukan
empat prinsip good corporate governance, yakni fairness, transparency, accountability, dan
responsibility, secara harmonis. Hal- hal yang harus di perhatikan dalam tanggungjawab di
perusahaan :
a. Syarat bagi Tanggung Jawab Moral
Tindakan itu dijalankan oleh pribadi yang rasional 
Bebas dari tekanan, ancaman, paksaan atau apapun namanya 
Orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau melakukan tindakan itu b. Status
Perusahaan Terdapat dua pandangan (Richard T. De George, Business Ethics, hlm.153),
yaitu:
Legal-creator, perusahaan sepenuhnya ciptaan hukum, karena itu ada hanya berdasarkan
hukum. 
Legal-recognition, suatu usaha bebas dan produktif Perusahaan adalah sebuah badan
hukum. Artinya perusahaan dibentuk berdasarkan peraturan hukum tertentu dan disahkan
dengan hukum atau legal tertentu dan perusahaan adalah bentukan manusia, yang
eksistensinya diikat berdasarkan aturan hukum yang sah.Sebagai badan hukum perusahaan
mempunyai hak hak legal tertentu sebagaimana yang dimiliki oleh manusia.
c. Lingkup Tanggung jawab Sosial
Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat
luas. 
Keuntungan ekonomis Tanggung jawab social menunjukkan tanggung jawab perusahaan
terhadap kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas daripada sekedar terhadap
kepentingan perusahaan belaka. Dengan konsep tanggung jawab social perusahaan mau
dikatakan bahwa kendati secara moral adalah baik bahwa perusahaan mengejar keuntungan,
tidak dengan sendirinya perusahaan dibenarkan untuk mencapai keuntungan itu dengan
mengorbankan kepentingan pihak-pihak lain. Artinya keuntungan dalam bisnis tidak mesti
dicapai dengan mengorbankan kepentingan pihak lain, atau kepentingan masyarakat luas.
d. Argumen yang Menentang Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
Tujuan utama Bisnis adalah Mengejar Keuntungan Sebesar-besarnya Tujuan yang terbagi-
bagi dan Harapan yang membingungkan Yang mau dikatakan disini adalah bahwa
keterlibatan social sebagai wujud tanggung jawab social perusahaan akan menimbulkan
minat dan perhatian yang bermacam ragam, yang pada akhirnya akan mengalihkan, bahkan
mengacaukan para perhatian pimpinan perusahaan. Asumsinya keberhasilan perusahaan
dalam bisnis modern penuh persaingan yang ketat sangat ditentukan oleh konsentrasi seluruh
perusahaan, yang ditentukan oleh konsentrasi pimpinan perusahaan, pada core businessnya.
e. Biaya Keterlibatan Sosial Keterlibatan social sebagai wujud tanggung jawab sosial
perusahaan malah dianggap memberatkan masyarakat. Alasannya, biaya yang dgunakan
untuk keterlibatan perusahaan itu bukan biaya yang disediakan oleh perusahaan itu,
melainkan biaya yang telah diperhitungkan sebagai salah satu komponen dalam harga barang
dan jasa yang ditawarkan dalam pasar.
f. Kurangnya Tenaga Terampil di Bidang Kegiatan Sosial Argument ini kembali menegaskan
mitos bisnis amoral yang telah kita lihat. Dengan argument ini mau dikatakan bahwa para
pemimpin perusahaan tidak professional dalam membuat pilihan dan keputusan moral.
Mereka hanya professional dalam bidang bisnis dan ekonomi. Karena itu, perusahaan tidak
punya tenaga terampil yang siap untuk melakukan kegiatan-kegiatan social tertentu.
4. Macam – macam stakeholder :
a. Stakeholder Eksternal Stakeholder ekternal adalah individu yang membeli produk atau
memberikan jasa yang diberikan sebuah perusahaan. Mereka berada di luar perusahaan dan
memiliki sesuatu untuk diraih dan dirawat sebagai hasil dari penggunaan produk atau jasa
atau yang memiliki hubungan dengan perusahaan tersebut. Mereka dapat berupa supplier,
joint venture groups, pemakaian akhir atau pesaing. Umumnya stakeholder eksternal terdiri
atas pelanggan, mitra dan pesaing.
1. Pelanggan Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus dalam
memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan mereka. Oleh
karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu yang
menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen).
2. Mitra Stakeholder eksternal penting lainnya terdiri atas mitra-individu tersebut atau group
yang membantu dalam mendesain, mengembangkan dan mengantarkan produk dan jasa
kepada pasar. Mitra eksternal yang memiliki integrasi vertikal adalah mereka yang memiliki
dampak langsung mengenai desain pengembangan dan produk serta jasa dari perusahaan
tersebut.
3. Pesaing Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan tentang
pesaing dan peranan mereka dalam bisnis.
Bentuk yang paling umum dari pesaing langsung. Pesaing langsung menyediakan produk
atau jasa yang sama dalam industri, seperti yang diproduksi oleh perusahaan kita. Sebagai
contoh Yamaha dan Honda, Nokia dan Advan adalah pesaing langsung satu sama lain.
b. Stakeholder Internal Stakeholder internal terdiri atas pelanggan, mitra dan pesaing.
Berdasarkan Intuisi, karyawan mengerti bahwa mereka harus bertemu dengan kebutuhan dan
harapan dari kesatuan yang lahir ini. Untuk mengatasi masalah tersebut organisasi terlebih
dahulu harus mengidentifikasi stakeholder yang tepat, kemudian menegaskan kebutuhan dan
harapan mereka.
1. Pelanggan Pelanggan internal adalah individu atau kelompok yang membantu perusahaan
memproduksi produk dan jasa. Mereka dapat ditemui di departemen-departemen, unit-unit,
atau divisi yang menyediakan kepentingan manusia atau sumber materi, hasil kinerja atau
informasi kritis kepada pelaksanaan aktivitas kinerja atau pengiriman produk dan jasa.
2. Mitra Mitra internal berbeda dari konsumen internal, dimana biasa berbagi dalam resiko
dan keuntungan pada produk dan jasa. Mitra kerja internal terdiri dari dua atau lebih group
yang bergabung untuk memberikan produk atau jasa kepada konsumen internal dan berbagi
baik dalam keuntungan dan risiko yang berhubungan dengan hubungan tersebut.
3. Pesaing Kompetisi internal akan di dalam semua perusahaan, antara departemen, kantor,
divisi dan bagiannya.
Tiga langkah yang dapat diikuti oleh perusahaan untuk menciptakan kompetisi yang lebih
sehat, adalah :
a. Komunikasikan tanggung jawab pada setiap unit, departemen atau divisinya.
b. Membuat aktivitas pertukaran pelatihan yang menciptakan berbagai kebutuhan.
c. Berikan penghargaan bagi pemimpin atau karyawan atas interaksi kolaboratifnya.

Anda mungkin juga menyukai