Anda di halaman 1dari 13

PENYEBAB GEJALA MEDAN TINGGI SUTT DI PEMBANGKIT

Disusun Oleh:

NAMA :RAHMAD HIDAYAT

NPM :1614210045

NAMA :SYAMSURIZAL

NPM :1614210103

NAMA :MUHAMMAD IKHSAN

NPM :1614210010

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami telah dianugerahkan kekuatan dan kesehatan


sehingga dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini. Selawat dan salam penulis
sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat
sekalian yang telah membawa perubahan dari alam jahiliyah ke alam yang penuh
dengan hidayah.

Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung penulisan dan pelaksanaan mini riset ini, sehingga penulisan
dan pelaksanaan mini riset ini dapat dijadikan referensi bagi para pembaca. Kami
menyadari bahwa penulisan dan pelaksanaan mini riset ini masih banyak kekurangan,
untuk ini kami mohon saran-saran dan perbaikan dari semua pihak.

Stabat, September2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang................................................................................1

B.Rumusan masalah...........................................................................1

C.Batasan masalah..............................................................................1

II.LANDASAN TEORI

A.Komponen komponen utama saluran udara dan saluran transmisi.2

B.Perlengkapan SUTT dan Fungsinya................................................2

C.Gejala umum medan tinggi pada SUTT.........................................6

III.PEMBAHASAN MASALAH

A.Pengertian Korona..........................................................................7

B.Gejala Korona.................................................................................7

C.Dampak Terjadinya Korona............................................................8

VI. KESIMPULAN

A.Kesimpulan.....................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah sarana diatas tanah untuk
menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke GI
lainnya yang terdiri dari kawat/konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang melalui
isolator-isolator dengan sistim tegangan tinggi (30 kV, 70 kV dan 150kV). SUTT merupakan
sistem penyalur tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik dalam skala besar kegardu induk
(GI) langsung ke gardu konsumen. Hampir semua orang membutuhkan listrik. Di rumah, kita
butuh listrik untuk menghidupkan lampu, TV, radio, pompa air, sampai alat pendingin
ruangan. Di kantor, listrik dibutuhkan untuk komputer, perkakas listrik, mesin faks, sampai
alat pendingin ruangan. Lampu-lampu penerangan jalan dan lampu pengatur lalu-lintas tidak
akan berfungsi tanpa adanya listrik.
Dalam sistemnya, transmisi SUTT kerap mengalami gejala medan tinggi yang
berdampak pada kerugian energy, gejala medan tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Pada makalah ini akan dijelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gejala medan
tinggi pada SUTT beserta dampak yang ditimbulkan oleh gejala medan tinggi tersebut, kami
juga akan mengemukakan solusi bagaimana mengantisipasi dan mengatasinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkn latar belakang diatas, dapat kami uraikan beberapa rumusan masalah
diantara:
1. Komponen – komponen Utama saluran Udara dan saluran transmisi
2. Perlengkapan SUTT dan Fungsinya
3. Dampak gejala medan tinggi pada SUTT

C.Batasan masalah

Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah dampak dari saluran SUTT
Penyebab terjadinya korona dan dampak yang di hasilkan.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

A.Komponen komponen utama saluran udara dan saluran transmisi

Komponen-komponen utama dari sistem saluran transmisi terdiri dari:


1. Menara atau Tiang Transmisi
Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi,
yang bisa berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang, dan tiang kayu.
Tiang-tiang baja ,beton atau kayu umumnya digunakan pada saluran-saluran dengan
tegangan kerja relatif rendah (di bawah 70KV), sedang untuk saluran transmisi
tegangan tinggi atau ekstra tinggi digunakan menara baja.

2. Isolator-isolator
Jenis isolator yang digunakan dalam transmisi adalah jenis porselin atau gelas.
Menurut penggunaan dan konstruksinya dikenal tiga jenis isolator, yaitu: isolator
jenis pasak, isolator jenis pos-saluran dan isolator gantung.
Isolator jenis pasak dan pos-saluran digunakan pada saluran transmisi dengan
tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33KV), sedang isolator gantung dapat
digandeng menjadi rentengan isolator yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan.

3. Kawat Penghantar
Jenis -jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah
tembaga dengan tegangan konduktifitas, 100%, tembaga dengan konduktifitas 97,5%(CU
97,5) atau aluminium dengan konduktifitasnya 61% (Al-61%). Kawat penghantar aluminium
terdiri dari berbagai jenis lambang.

D. Kawat Tanah
kawat tanah atau "ground wires" juga disebut kawat pelindung (shield wires),
gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat-kawat fasa terhadap
sambaran petir. Jadi kawat tanah itu dipasang diatas kawat fasa, sebagai kawat tanah
umumnya digunakan kawat baja (steel wires) yang lebih murah, tetapi tidak jarang
digunakan ACSR

B. Perlengkapan SUTT dan Fungsinya


1. TOWER
Tenaga listrik yang disalurkan lewat sistem transmisi tegangan tinggi
menggunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara udara sebagai bahan
isolasi. Tower yang digunakan dalam sistem transmisi merupakan kontruksi
bangunan yang kokoh karena berfungsi menanggung/menyangga kawat
penghantar dengan ketinggian dan jarak yang cukup, agar aman bagi manusia dan
lingkungan di sekitar jalur transmisi tegangan tinggi.

2
3

Jenis-Jenis Tower.
Berdasarkan bentuk kontruksi, tower dibagi atas empat macam tower

A. Jenis-Jenis Tower.
Berdasarkan bentuk kontruksi, tower dibagi atas empat macam tower
1. Tiang Lattice Tower
2. Tubular Steel Pole
3. Concrete Pole
4. Wooden Pole
Dari empat macam jenis tower diatas, yang digunakan di Indonesia merupkan
jenis tower Lattice Tower, dengan kontruksi urutan fasa secara vertikal, dimana
fasa R berada di atas diikuti fasa S dan fasa T

2. KONDUKTOR
Konduktor merupakan media yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari
pembangkit energi listrik dari pembangkit energi listrik ke beban, yang terlentang pada
tower-tower.
a. Bahan Konduktor.
Bahan yang digunakan untuk saluran energi listrik harus memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
1. Konduktivitas Tinggi
2. Kekuatan tarik mekanikal kuat
3. Titik berat
4. Biaya rendah
5. Tidak mudah patah
4

b. Urutan Fasa
Pada sistem arus putar, keluaran dari generator berupa tiga fasa, setiap fasa memiliki
beda sudut sebesar 120º. Pada SUTT urutan fasa dikenal dengan urutan:
 Fasa R di atas
 Fasa S di tengah
 Fasa T di bawah
Dengan jarak antar fasa yang ideal adalah 6 meter. Pada SUTT urutan fasa tidak pernah
berubah, berbeda dengan SUTETI yang tidak selalu berurutan [1].

3. ISOLATOR
Isolator merupakan media penyekat antara bagian yang bertegangan dengan bagian
yang tidak bertegangan. Pada SUTT isolator berfungsi untuk mengisolir kawat fasa dengan
tower. Pada umumnya isolator terbuat dari porselen atau kaca.Isolator yang digunakan pada
SUTT merupakan isolator piring dengan menyesuaikan jumlah piringan isolator terhadap
tegangan sistem. Pada isolator piring ini dilengkapi dengan tanduk yang melindungi isolator
dari surja petir dan surja hubung yang dinamakan dengan arching hor. Besarnya nilai isolasi
pada umumnya 3 hingga 3,3 kali tegangan sistem, hal ini dimaksudkan akan tahan terhadap
muka tegangan petir pada waktu 1,2 mikro detik. Apabila nilai isolasinya turun akibat dari
polutan maupun kerusakan pada isolasinya, maka akan terjadi kegagalan isolasi yang
akhirnya dapat menimbulkan gangguan

Gambar isolator piring


5

4. TENSION CLAMP
Tension Clamp adalah alat untuk memegang ujung kawat penghantar,
berfungsi untuk menahan tarikan kawat pada tower tension. Pemasangan Tension
Clamp harus benar-benar diperhatikan agar kawat penghantar tidak terlepas.

5. SUSPENSION CLAMP
Suspension Clamp adalah alat yang dipasang pada ujung isolator gantung pada
tower suspension untung memegang kawat penghantar. Perancangan Clamp pada
konduktor ACCC sedikit berbeda, clamp yang digunakan pada ACCC dilapisi
dengan karet untuk melindungi aluminium, hal ini dikarenakan aluminium yang
digunakan merupakan jenis Annealed(dilunakkan).

6. DAMPER
Damper atau vibration damper adalah alat yang dipasang pada kawat
penghantar dekat tower, berfungsi untuk meredam getaran agar kawat tidak
mengalami kelelahan bahan.

7. ARMOR ROD
Armor rod merupakan kawat yang dipasang pada konduktor sebagai pelapis sebelum
memasang Suspensio Clamp dan damper untuk mengurangi kelelahan pada bahan konduktor
akibat adanya getaran pada konduktor, namun masing-masing armor rod memiliki perbedaan
ukuran, armor rod untuk damper memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan
armor rod pada Suspension clamp.

(a) (b)

Gambar (a).Armor rod untuk SUSPENSION CLAMP. (b) armor rod untuk Damper.
6

C. Gejala Umun Medan Tinggi Pada SUTT


Dengan semakin besarnya energi listrik yang disalurkan melalui kawat
transmisi, maka makin tinggi pula kerugiannya, Namun hal ini dapat diminimalkan
dengan menaikkan tegangan dari kawat tersebut, seperti telah dijelaskan pada
artikel tegangan transmisi dan rugi-rugi daya di sin i. Akan tetapi dengan menaikkan
tegangan kerja transmisi, akan timbul pula faktor-faktor lain yang dahulunya belum
kelihatan dan masih di abaikan.

Adapun Faktor – faktor itu di antaranya:


• Adanya gejala korona yang semakin menonjol, yang berakibat adanya kerugian energi dan
gangguan RI (radio interference) yang sifatnya merugikan.
• Dengan semakin tingginya tegangan maka timbul persoalan mengenai isolasi kawat, bentuk
tower dan mungkin prosedur pengoperasiannya yang berbeda.
• Timbulnya masalah isolasi pada alat-alat yang menyebabkan perubahan konstruksi sehingga
perlu menyelidiki lebih lanjut mengenai bahan-bahan isolasi.

Semua hal tersebut diatas, mengakibatkan kenaikan investasi yang lebih tinggi
sehingga diperlukan penyelidikan, penyesuaian konstruksi, operasi dan lain-lain.
Sedangkan persoalan yang akan dibahas disini yaitu timbulnya gejala korona.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

A. Pengertian Korona
Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari sebuah
elektrode berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida yang netral. Biasanya udara yaitu dengan
mengionisasi fluida hingga menciptakan plasma di sekitar elektrode. Ion-ion yang dihasilkan
akhirnya akan melampaui muatan listrik menuju area-area berpotensi rendah terdekat atau
bergabung kembali untuk membentuk molekul-molekul gas netral.Saat gradien potensialnya
fluida cukup besar pada sebuah titik, maka fluida itu akan mengalami ionisasi dan menjadi
bersifat konduktif. Udara di dekat elektrode bisa terionisasi (sebagian bersifat konduktif).
Saat udara di dekat titik menjadi bersifat konduktif, ia memiliki efek meningkatkan ukuran
konduktor. Di luar wilayah ionisasi dan konduktivitas ini,partikel-partikel bermuatan
perlahan-lahan mencapai benda yang muatannya berlawanan dan dinetralkan.Jika wilayah
terionisasi terus bertambah luas dan tidak berhenti pada radius tertentu,terbentuklah jalur
yang betul-betul bersifat konduktif yang berakibat pada terciptanya laju elektrik yang muncul
sekejap atau busur elektrik yang berkesinambungan.
Korona bisa didefinisikan juga sebagai hasil terakselerasinya ionisasi dibawah
pengaruh suatu medan listrik. Ini merupakan proses fisika dimana struktur molekul netral
atau atom diubah akibat benturan atom atau molekul netral dengan elektron bebas, photon
atau ion negatif.

B. Gejala Korona
Elektron yang bebas bergerak diudara umumnya berasal dari radiasi radio-aktif yang
terdapat di alam bebas dan juga dengan adanya sinar kosmik. Elektron-elektron yang
posisinya dekat dengan kawat trasnmisi dipengaruhi oleh adanya medan listrik yang menuju
ke atau menjauhi kawat tersebut.Selama gerakannya ini, elektron yang melewati gradient
medan listrik akan bertubrukkan dengan molekul dari udara, yang kemudian terjadi ionisasi
pada molekul tersebut. Karena adanya ionisasi tersebut, maka akan terdapat ion positif dan
elektron yang bebas, yang akan akan mendorong terjadinya ionisasi lanjutan. Proses ini
berkelanjutan yang kemudian membentuk banjiran elektron (avalance).
Bilamana banjiran elektron ini melintasi dua kawat yang sejajar, maka ia akan
menyebabkan terjadinya perubahan pembagian gradient tegangan-tegangan dari udara
diantara kedua kawat tersebut dan penataan kembali dari gradient ini dapat menyebabkan
harga tegangannya melampaui kekuatan (tegangan breakdown) dari udara. Ini akan
menyebabkan terjadinya kegagalan dari sifat isolasi yang dimiliki oleh udara yang terletak
disekitarnya.
Bilamana penataan kembali ini hanya menyebabkan sebagian perubahan potensial
gradient dari udara, misalnya hanya daerah sekitar kawat saja yang mengalami perubahan,
maka perubahannya terbatas hanya pada satu kawat saja. Oleh karena itu korona disifatkan
sebagai “Terjadinya suatu pelepasan muatan yang bermula pada permukaan dari suatu
kawat bila nilai medan listrik pada permukaan kawat itu melampaui nilai tertentu”
Sedangkan nilai tertentu tersebut adalah harga medan listrik dimana pada saat itu
mulai terjadinya pelepasan muatan ke udara sekitarnya. Gejala ini dapat terjadi pada segala
macam kawat, tidak peduli seberapa besar diameter kawat tersebut, asalkan diberi tegangan
yang cukup tinggi. Didalam prakteknya, hal ini akan terjadi bila tegangan antara kawat fasa
melebihi 100 kV. Namun bisa saja pada tegangan dibawah itu dapat terjadi,korona asalkan
syarat-syarat untuk terjadinya korona sudah terpenuhi.

7
8

C. Dampak Terjadinya Korona

1. Hilangnya Daya karena Korona

Dimana :
f = frekuensi ( hz )
r = Jari-jari kawat ( cm )
D = Jarak antar kawat ( cm )
V = Tegangan kawat ke netral, kV rms
Vd= Tegangan kritis ( critical voltage )

Pada tempat-tempat tertentu pada jaring transmisi hilang korona dapat mencapai
harga tertinggi sekali dalam keadaan hujan. Tetapi keadaan ini tidak mungkin terjadi secara
simultan pada seluruh bagian jaringan tersebut. Untuk cuaca baik, tegangan hampir sama
dengan tegangan kritis Vd. Oleh sebab itu jaring transmisi harus diberi tegangan kurang dari
tegangan kritis ini.

2. Gangguan Radio
Gangguan radio (Radio interference, disingkat RI ) adalah faktor yang membatasi
pilihan penghantar untuk suatu tegangan tertentu. Gangguan radio sebagai fungsi dari
tegangan mempunyai karakteristik yang naik secara lambat sampai tegangan sedikit
kurang dari tegangan minimum di mana hilang korona dipengaruhi oleh permukaan dan
jari-jari. Diatas suatu tegangan tertentu, besarnya RI menjadi konstan ini terlalu tinggi,
sehingga bilamana RI adalah faktor yang menentukan, jaring harus direncanakan
sehingga ia beroperasi pada tegangan lebih rendah daripada tegangan di mana Ri mulai
naik dengan cepat.

3. Noise
Noise adalah bunyi yang kontinu baik yang merata,tak teratur serta tidak nyaman
didengar oleh rasa pendengaran manusia normal. Tingkat Noise diukur dalam satuan dB
yang sesuai dengan satuan pendengaran manusia.Besar Noise sebanding dengan
peningkatan tegangan saluran. Noise cenderung besar ketika cuaca buruk. Pada musim
hujan, tetes air yang jatuh di permukaan konduktor menghasilkan korona yang lebih besar
sehingga terjadi noise. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya noise yaitu
gradien tegangan permukaan konduktor, diameter konduktor, kondisi atmosfer.
IV KESIMPULAN

A.Kesimpulan

1. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah sarana diatas tanah untuk
menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau dari GI
ke GI lainnya yang terdiri dari kawat/konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang
melalui isolator-isolator dengan sistim tegangan tinggi (30 kV, 70 kV dan 150kV)

2. korona disifatkan sebagai “Terjadinya suatu pelepasan muatan yang bermula pada
permukaan dari suatu kawat bila nilai medan listrik pada permukaan kawat itu melampaui
nilai tertentu”

3. Dampak Terjadinya Korona


 Hilangnya daya karena korona
 Gangguan Radio
 Noise

9
Daftar Pustaka

 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37385/4/Chapter%20II.pdf

 http://aeniparhani.blogspot.com/2013/07/korona-listrik-umt-rifti-fauzan.html

 http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/gejala-korona-pada-sistem-
tegangan.html

10

Anda mungkin juga menyukai