Anda di halaman 1dari 25

TEKNIK TEGANGAN TINGGI

P7 – KEGAGALAN ISOLASI VAKUM

Reynanda BagusWidyo Atomo, S.T., M.T.


Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Surabaya
1
Sejarah
❑ Ide tentang isolasi ruang hampa muncul saat R.W. Wood
melakukan investigas tentang tabung X-Ray.
❑ Wood ingin memproduksi tbaung X-ray yang dapat
beroperasi pada tegangan tinggi sehingga membuat ia untuk
focus pada sifat dilektrik dari ruang hampa.
Sejarah
❑ Sekarang isolasi ruang hampa sudah banyak ditemukan dalam
praktik Tabung microwave, mikroskop electron, photocells,
akselerator partikel, proses reaksi inti nuklir yang terkontrol.
❑ Dalam dunia Tegangan tinggi, isolasi ruang hampa diterapkan
pada generator elektrostatis, Kapasitor Ideal (Tanpa rugi-
rugi), Circuit Breakers, dan dalam eksplorasi luar angkasa.
Gas Vs. Vakum

❑ Dibandingkan dengan gas dielektrik,


ruang hampa ideal memiliki
kemungkinan lebih besar untuk
mengalami breakdown, karena tidak
ada muatan pembawa untuk
membawa arus.
Gas Vs. Vakum
❑ Dalam ruang hampa, electron melintasi celah beberapa cm
diantara dua elektroda tanpa membuat tabrakan apapun.
Berbeda dengan isolasi gas, dimana electron akan
bertabrakan dengan partikel gas. Oleh karena itu, proses
awal breakdown tidak disebabkan karena adanya electron
Avalanche.

❑ Proses peyelidikan breakdown dalam ruang hampa lebih


berorientasi kepada pembentukan gas awan dalam ruang
hampa.
Emisi Elektron pada Vakum
❑ Ada beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya Emisi
Elektron:
 Thermionic Emission
 Field Assisted Thermionic
 Photoelectric Emission
 Emisi Sekunder

❑ Diantara semuanya, mekanisme Emisi Elektron yang paling


penting adalahThermionic Emission dan Field Assisted
Thermionic.
Emisi Thermionic dan emisi medan,
mendefinisikan J sebagai Densitas
(Kerapatan Arus) karena emisi medan
Field Assisted pada ujung electrode (Metal).

Thermionic
Emission
Emisi Medan dengan Koreksi Temperatur

❑ Persamaan Fowler-Nordheim

❑ Sehingga dapat disederhanakan menjadi:


Mekanisme Emisi Elektron Non-Metal

❑ Pre-Breakdown penghantaran arus dalam isolasi ruang


hampa biasanya dihasilkan oleh konfigurasi non-metal. Ini
berhubungan dengan lapisan permukaan bahan isolasi yang
tidak mencapai titik murni atau tidak berada dalam keadaan
ideal. Kejadian mikro-inklusi ini menyebabkan permukaan
electrode menstimulasi emis electron yang kuat dan
mengurangi kekuatan breakdown celah electrode secara
signifikan.
Konduksi Pra-Breakdown dan
Percikan di Vakum
❑ Seiring meningkatnya tegangan sampai mencapai titik
permulaan pra-breakdown, berbagai macam proses
pengaliran arus akan timbul. Dalam celah yang sangat kecil
(<mm), dengan permukaan elektroda yang sangat bersih,
dimana proses emisi electron adalah proses yang pertama
terjadi, arus konduksi akan meningkat dan akan menimbulkan
titik cahaya biru di anode.
Konduksi Pra-Breakdown dan
Percikan di Vakum
❑ Emisi cahaya ini dideskripsikan muncul karena “radiasi
transisi”, karena pancaran electron yang meninpa ruang
hampa. Pada tegangan yang lebih tinggi, daerah biru tersebut
yang panas, atau anoda itu sendiri bisa sangat memanas dan
mulai memancar karena aktivitas termionik, yang akhirnya
akan menimbulkan percikap didalam celah.
Vacuum Breakdown
❑ Secara Umum, kegagalan isolasi ruang hampa terbagi
menjadi tiga mekanisme:

 Mekanisme Pertukaran Partikel


 Teori Emisi Medan
 Mekanisme Clump
Mekanisme Pertukaran Partikel
❑ Mekanisme pertukaran partikel
melibatkan electron-elektron, ion positif,
photon dan gas yang diserap pada
permukaan elektroda. Secara Kualitatif,
sebuah electron berada dalam selang
ruang hampa yang dipercepat menuju
anoda, dan pada dampak pelepasan
ion A positif dan photon C. Ion-ion positif
ini telah dipercepat menuju katoda, dan
dampaknya tiap ion positif membebaskan
elektron-elektron B dan tiap photon
membebaskan elektron-elektron D.
Breakdown akan terjadi jika koefisien dari
produk electron sekunder melampaui
kesatuan. (AB + CD) > 1 (2.32)
Teori Emisi Medan
❑ Mekanisme pemanasan Anode
Teori ini mengasumsikan bahwa elektron
yang dihasilkan secara mikro pada katode
karena emisi medan menumbuk anode
secara betrtubi-tubi dan menyebabkan
peningkatan temperatur setempat sehingga
pelepasan gas dan uap pada vakum.

❑ Mekanisme pemasanan Katode


Mekanisme ini mengasumsikan bahwa
mendekati tegangan gagal pada sela, titik
tajam pada permukaan katode bertanggung
jawab terhadap keberadaan arus pra-gagal
yang terbentuk akibat proses emisi medan.
Mekanisme Clump
❑ Pada dasar teori ini dikembangkan dengan
asumsi asumsi:
1. Adanya gumpalan partikel yang mudah
terlepas pada salah satu permukaan
elektrode.
2. Pada pemberian tegangan tinggi, partikel
ini termuati, selanjutnya partikel ini
terlepas dari elektrode asal dan
terakselerasi menyeberangi gap.
3. Kegagalan terjadi karena peluahan pada uap
atau gas yang terlepas karena benturan
partikel pada elektrode target.
Kerusakan Listrik pada Interupsi
Vakum
❑ Untuk level tegangan hingga 66 kV di sistem distribusi daya,
terjadi perubahan cepat peningkatan aplikasi pemutus sirkuit
vakum sejak tahun 1980-an. Ukuran yang kompak,
keandalan, umur pemakaian yang panjang, persyaratan
perawatan yang rendah dan kompatibilitas lingkungan yang
lengkap adalah keunggulan dibandingkan minyak dan
pemutus sirkuit gas SF6. Investigasi telah mengungkapkan
bahwa kerusakan listrik di interupsi vakum sangat
dipengaruhi oleh stabilitas busur, kontak desain, material
mereka dan efek partikel di celah.
Pendinginan Arc Arus Tinggi dalam Vakum
❑ Arus hubung singkat dengan rating pemutus sirkuit vakum
36 kV telah meningkat menjadi 50 kA ke atas. Tembaga -
kromium adalah bahan kontak yang biasa digunakan dalam
pemutus ini. Arc dimulai pada pemisahan kontak dapat
memiliki dua keadaan keberadaan yang berbeda, yang
tersebar dan mode terbatas. Pada arus rendah, Arc dalam
ruang hampa tersebar. Operator muatan diproduksi oleh
bintik-bintik katoda mendistribusikan secara acak di atas
permukaan kontak dari pemecah. Di bawah kondisi seperti
itu, pemulihan dielektrik di celah yang dapat menahan
transient switching over voltage dicapai dalam ∼10μs.
Tertundanya Penyalaan Arc
❑ Pemutus sirkuit vakum tegangan tinggi kadang-kadang
melalui fenomena tertundanya kemunculan arc atau busur
api setelah gangguan yang berhasil dari arus hubung singkat.
Pengaktifan kembali arc semacam itu bisa terjadi karena
hilangnya kekuatan dielektrik dengan penundaan setelah arc
saat tidak ada arus atau 0.

❑ Fenomena ini disebabkan oleh partikel yang menempel pada


elektroda kontak dan permukaan pelindung uap. Partikel-
partikel ini dilepaskan karena guncangan mekanik yang kuat
botol vakum melewati selama operasi breaker.
Efek dari Fenomena Permukaan
Isolator
❑ Dapat menyebabkan flash over sepanjang permukaan isolator pada
tegangan jauh lebih rendah dibandingkan dengan kekuatan
kerusakan celah dalam ruang hampa. Pencarian resistant dari
bahan dielektrik padat tahan yang diinginkan untuk spacer,
memiliki bahan desorpsi gas rendah atau tingkat outgassing dari
permukaannya. Bahan yang cocok, misalnya; alumina - diisi epoxy,
polimetilmetakrilat (PMMA), polytetrafluroethylene (PTFE).
Bahan keramik seperti alumina sering digunakan di penyela
vakum. Ini memiliki tingkat outgassing rendah, termal yang baik
dan peralatan mekanis. Karena memiliki resistivitas radiasi yang
sangat baik, ia telah menemukan aplikasinya untuk ruang yang
ditanggung ada sistem kelistrikannya. Bahan lain yang digunakan
adalah polimer, silikon poliuretan, polikarbonat dan poliamida
untuk tujuan khusus
Pengaruh Pengondisian Elektroda pada
Tegangan Breakdown.
❑ Percikan listrik terjadi dari kerusakan yang sering terjadi pada celah
elektroda dalam ruang hampa yang menyebabkan meningkatnya
tegangan kerusakan secara bertahap sampai mencapai tegangan
tertinggi.

❑ Kesenjangan elektroda kemudian dikatakan "terkondisikan". Untuk


metode pengkondisian yang telah ditemukan untuk memberikan hasil
yang paling konsisten adalah untuk memperlakukan elektroda dengan
cara pelepasan cahaya hidrogen, cahaya Faraday. Metode
pengkondisian lainnya terdiri dari memungkinkan arus pra-kerusakan
di celah mengalir selama beberapa waktu atau memanaskan elektroda
dalam ruang hampa ke suhu tinggi.
Pengaruh Area Elektroda pada
Breakdown dalam Vakum
❑ Seperti pada kebanyakan sistem insulasi tegangan tinggi,
contoh breakdown pada tegangan rendah terukur jika area
dari elektroda meningkat untuk hal yang sama jarak jeda
dalam bidang seragam.

❑ Pengaruh efek luas/area pada tegangan tembus berlaku


untuk pengaturan elektroda dalam ruang hampa. Kekuatan
kerusakan menurun dengan meningkatnya diameter atau
area elektroda. Efeknya dikaitkan dengan kemungkinan
peningkatan kehadiran penyimpangan mikro dan partikel
pada area yang lebih besar dari permukaan elektroda yang
bisa memicu breakdown.
Vakum Sebagai Insulasi Di Ruang
Angkasa
❑ Suplai daya pesawat ruang angkasa dirancang untuk memasok daya
pada tegangan lebih tinggi daripada 15 kV – 100kV

❑ Tidak seperti di bumi, sifat dielektrik dari vakum sebagai isolasi di


ruang angkasa ditentukan oleh lingkungan ruang dan kontaminasi
lokal dari struktur pesawat ruang angkasa. Aspek-aspek khusus
yang mempengaruhi adalah suhu, tekanan, radiasi, muatan
intensitas partikel, produk outgassing dan limbah.

❑ Karena tingkat permintaan daya dan tegangan di wahana antariksa


meningkat, sistem hampa insulasi vakum menguntungkan karena
bobotnya yang ringan.
Problematika Isolasi Vakum Terkait di
Lingkungan Orbit Plasma Rendah Bumi

❑ Permukaan luar badan pesawat ruang angkasa dilapisi dengan


berbagai bahan isolasi termal untuk mempertahankan suhu
yang diinginkan di dalam. Untuk pelapis seperti itu, bahan
dielektrik sering digunakan karena mereka juga memiliki
sifat insulasi panas yang baik. Lapisan pelapis di atas tubuh
membentuk kapasitansi di antara ruang luar dan badan
pesawat luar angkasa. Tubuh pesawat ruang angkasa
bertindak sebagai tanah untuk peralatan catu daya listrik di
dalamnya. Ujung negatif atau netral dari catu daya biasanya
terhubung ke badan pesawat. Oleh karena itu, tubuh pesawat
ruang angkasa berperilaku seperti katoda dan anoda.
24
Tugas

❑ Buat makalah tentang “IsolasiVakum pada peralatan


Teganggan tinggi dan Proses Breakdawn pada isolasiVakum”
❑ Diketik
❑ Kumpulkan file pdf ke link:

https://forms.gle/wWT39pi1SzzDxCjs7
❑ Deadline: 02 Mei 2021

25

Anda mungkin juga menyukai