PENDAHULUAN
1
Indonesia yang kaya akan wilayah gunung berapi, memiliki potensi
panas bumi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit
tenaga listrik. Sekitar 54% potensi panas bumi di dunia berada di wilayah
indonesia. Dengan potensi yang sangat besar ini (lebih dari 50%), wilayah
Indonesia sangat cocok untuk menggunakan sumber pembangkit listrik tenaga
panas bumi.
Berdasarkan statistical world review yang dirilis oleh British Petroleum
pada bulan Juni 2012, cadangan terbukti minyak di dalam perut bumi Indonesia
hanya tersisa sekitar 4 miliar barel per akhir tahun 2011. Dengan asumsi
produksi minyak mentah dalam negeri adalah 942 ribu barel per hari maka
secara matematis minyak-minyak tersebut akan habis dalam waktu tidak lebih
dari 12 tahun. Masih dari data yang sama, Indonesia juga mengalami defisit
minyak mentah sebanyak 488 ribu barel karena kebutuhan yang mencapai 1,43
juta barel per harinya. Artinya bahwa pada tahun 2025 Indonesia sudah sangat
kekurangan energi yang berasal dari energi fosil, atau bahkan kehabisan
sehingga perlu adanya Energi Baru Terbarukan (EBT) yang harus
dikembangkan oleh Indonesia.
Energi panas bumi merupakan salah satu diantara beberapa energi
terbarukan yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Di Indonesia
sendiri sampai tahun 2004 diidentifikasi terdapat 252 area yang berpotensi
panas bumi sudah termasuk dalam inventarisasi dan eksplorasi. Sebagian
besar berada pada lingkungan vulkanik sisanya berada dilingkungan batuan
sedimen dan metamorf. Dari jumlah lokasi tersebut mempunyai total potensi
tersebut hanya 3% yang dimanfaatkan untuk energi listrik atau sekitar 807 MWe
dan 2% pemakaian energi listrik nasional.
Berdasarkan data dari Kementrian ESDM, sampai dengan November
2009 total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 28.112 MWe
yang tersebar di 256 titik. Terdapat penambahan 8 lokasi baru dengan potensi
400 MWe yang berasal dari penemuan lapangan pada tahun 2009. Pada tahun
2025 diproyeksikan geothermal Indonesia dapat menghasilkan panas bumi
sebesar 9500 MW atau setara dengan 400 ribu Barel Oil Equivalen (BOE) per
harinya. Sebuah potensi energi yang sangat besar.
2
Melihat besarnya potensi tersebut maka perlu adanya perhatian yang
lebih dalam upaya pengembangannya. Sehingga dengan demikian, pemakaian
energi dalam kehidupan dapat dapat dimaksimalkan
3
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai
berikut :
1. Jenis-jenis sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
2. Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
3. Peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
4. Keuntungan dan kekurangan energi panas bumi (geothermal)
5. Perkiraan biaya investasi dan harga listrik
6. Analisa dampak lingkungan dan resiko eksplorasi.
7. Hubungan dengan pemanasan global (carbon credit dan carbon tax)
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah Pembagkit Listrik Tenaga Panas Bumi
ini adalah :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis sistem Pembangkit Listerik Tenaga Panas
Bumi.
2. Untuk mengetahui peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi.
3. Untuk mengetahui bagaimana keuntungan dan kekurangan dari Energi
Panas Bumi (geothermal).
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan rangkuman makalah ini adalah
dapat menambah wawasan bagi penulis dan para pembaca dibidang
pembangkitan tenaga listrik, khususnya PLTP.
4
Memuat tentang pembahasan masalah yang telah ditentukan.
BAB III : PENUTUP
Merupakan penutup dari laporan yang meliputi kesimpulan dan
saran.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
litosfir merupakan batuan lunak tapi pekat dan jauh lebih panas. Bagian
dari selubung bumi ini kemudian dinamakan astenosfer (200 - 300 km). Di
bawah lapisan ini, yaitu bagian bawah dari selubung bumi terdiri dari
material-material cair, pekat dan panas, dengan density sekitar 3.3 - 5.7
gr/cm3.
7
Gambar 2. 3 Gambaran Pergerakan Lempengan-lempengan Tektonik (Wahl,
1977)
8
karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak
kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber
panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi
lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang
lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke
bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.
Fluida panas bumi dapat berupa fasa cair, fasa uap atau campuran dari
keduanya, tergantung dari tekanan dan temperaturnya. Apabila fluida di kepala
sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin
(Gambar 2.5). Turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi
gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik.
Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran
fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses
pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida
ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya.
Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.
Oleh karena uap yang digunakan adalah hasil pemisahan maka, sistem konversi
energi ini dinamakan Siklus uap hasil pemisahan. Gambar 2.6 memperlihatkan
proses pembangkitan listrik dari lapangan panas bumi yang menghasilkan
fluida dua fasa, yaitu campuran uap dan air. Fluida dari sumur dipisahkan
menjadi fasa uap dan air di dalam separator dimana uapnya kemudian
dialirkan ke turbin dan airya diinjeksikan kembali kebawah permukaan.
Sistem ini digunakan bilamana fluida dikepala sumur dalam kondisi air
jenuh (saturated liquid). Fluida dialirkan ke sebuah flasher agar menguap.
Banyaknya uap yang dihasilkan tergantung dari tekanan flasher. Fraksi uap
yang dihasilkan kemudian dialirkan ke turbin.
2.3.4 Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan (Double Flash Steam)
Pada sistem ini digunakan dua pemisahan fluida yaitu separator dan
flasher dan digunakan komposisi 2 turbin, yaitu HP-turbine dan LP-turbine
yang disusun tandem (ganda), seperti diperlihatkan pada Gambar 2.8 Contoh
lapangan yang menggunakan sistem konversi seperti ini adalah Hatchobaru
(Jepang), dan Krafla (Iceland).
13
Gambar 2. 8 Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus Double Flash
Steam
Sistem siklus konversi energi ini mirip dengan sistem double flash,
bedanya adalah kedua turbin yang berbeda tekanan disusun secara terpisah
(Gambar 2.9), Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi yang mengandung
air dipisahkan di separator agar diperoleh uap kering yang digunakan untuk
menggerakkan high pressure turbin. Turbin akan mengubah energi panas
bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan
energi listrik. Air hasil pemisahan dari separator temperatur dan tekanannya
akan lebih rendah dari kondisi fluida di kepala sumur. Air ini dialirkan ke flasher
agar menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan dialirkan ke low pressure turbin
sementara air sisanya dibawa ke condensor.
14
2.3.6 Binary Cycle
15
panas bumi dari sumur dipisahkan fasa-fasanya dalam separator. Uap dari
separator dialirkan ke PLTP (Turbin ke I), dan setelah itu sebelum fluida
diinjeksikan kembali ke dalam reservoir, fluida digunakan untuk memanaskan
fluida organik yang mempunyai titik didih rendah. Uap dari fluida organik tersebut
kemudian digunakan untuk menggerakan turbin (Turbin ke II).
17
Dipergunakan untuk mengeluarkan gas yang tidak dapat
terkondensasi.
d. Bypass Valve
Dipergunakan untuk membuang uap yang tidak diperlukan.
Expension compensator
compeconvensator
Shut-off valve
Concreate cellar Bleed valve
Surface Anchor
casing casing
Production casing
Gambar 2. 11 Peralatan Lubang Produksi S.L. Uppal, Electrical Power,
1. Turbin Uap
Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi fluida kerja, dalam
hal ini adalah uap, dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin.
Bagian turbin yang berputar dinamakan roda turbin. Roda turbin ini terletak
didalam rumah turbin. Roda turbin memutar poros yang menggerakan atau
memutar bebannya, yang dalam hal ini adalah generator listrik. Peralatan ini
juga yang berfungsi untuk merubah tenaga uap menjadi tenaga mekanis.
Ditinjau dari sistem kerjanya turbin uap dibagi menjadi dua bagian yaitu ;
Condensing Turbin, turbin yang menggunakan condensor.
Non Condensing Turbin, Turbin yang tidak menggunakan condensor
2. Generator
Dalam hal ini generator berfungsi untuk merubah tenaga mekanis
menjadi tenaga listrik, seperti generator pada pembangkit listrik pada
umumnya.
3. Condensor
Merubah uap menjadi air kembali ( kondensasi ) dan juga untuk
menyingkirkan gas yang tidak terkondensasi seperti Baromatric jet
condenser. Dalam studi kelayakan, telah dipertimbangkan dua jenis
condenser yang dapat dipakai pada PLTP yaitu ;
a. Barometric Condenser
Condenser jenis ini umumnya terletak di luar power house dan pada
elevasi yang lebih tinggi dari pada turbin.
Kerugian : condenser jenis ini karena uap yang keluar dari turbin
harus melalui pipa penghantar yang panjang untuk ke condenser
di samping itu memerlukan fondasi tersendiri.
19
Keuntungan : lantai turbin dapat dibuat lebih rendah sehingga
rumah pembangkit ( power house ) juga tidak akan terlampau
tinggi.
b. Low Level Condenser
Condenser terletak langsung dibawah turbin sehingga hambatan
aliran praktis kecil sekali. Dalam hal ini perlu dipasang fleksibel guna
meredam getaran yang terjadi.
Kerugian : lantai turbin menjadi lebih tinggi, bangunan menjadi
lebih berat sehingga fondasi power house harus lebih kuat.
Keuntungan : pemanfaatan energi uap menjadi lebih baik sebab
hambatan aliran uap keluar dari turbin lebih kecil dan
kemungkinan kebocoran udara menjadi lebih kecil karena tidak
banyaknya terdapat sambungan pipa . Biaya condensor jenis ini
akan lebih murah.
Perlengkapan Condenser
Yang dimaksud perlengkapan condenser disini adalah fasilitas pembantu
pada condenser, agar supaya condenser tersebut berfungsi sebagai mana
mestinya. Perlengkapan condenser ini terdiri dari ;
a. Gas Extractor
Di dalam gas extractor ini udara dan non condensable gasses
dikeluarkan dengan jalan tarikan uap tekanan tinggi pada enjectornya.
Campuran gas yang harus dikeluarkan terdiri dari CO 2 kebanyakan dan
sebagian kecil gas seperti H2S, CH4, H2, O2, N2, Ag, NH3 dan H2O.
Adanya H2S, NH3, Sulfate dan Chlorida menyebabkan adanya larutan
korosi.
Pemilihan gas extractor untuk non condensable gesses tersebut
tergantung dari :
- Mass flow
- Kevakuman condenser
- Cooling water flow
- Temperatur
b. Hot Well Pump atau Condensate Pump.
20
Hot pump ini berfungsi memindahkan secara kontinyu dan cepat air,
yang jatuh pada hot well. Condensate tersebut dipompa ke dalam
storage tank untuk selanjutnya dipompa ke cooling tower, biasanya
condensate pump ini memakai pompa jenis contrifugal.
c. Circulation Water Pump
Circulating water pump ini dipakai untuk mensirkulasi air pendingin
dengan jumlah yang besar. Pada PLTP pompa ini dipakai untuk
menaikkan condensate ke cooling tower dan untuk mensirkulasikan air
pendingin kebagian – bagian yang memerlukan pendingin.
4.Pompa Vakum (Vacuum pumps)
Pompa vakum berfungsi untuk memperbaiki derajat kevakuman.
5.Menara Pendingin (Cooling Tower)
Pada PLTP, sistem pendinginannya memenfaatkan udara pegunungan
yang dingin dan bersih. Akan tetapi, karena udara bersifat sebagai gas,
maka dibutuhkan volume yang besar, dan permukaan pertukaran panas
yang luas, agar pendinginannya sempurna. Untuk itu dibutuhkan suatu
menara yang tinggi. Pada menara pendingin ini, udara dihisap kedalam dan
setelah mendinginkan kondensator, udara yang telah menjadi panas ini,
dihembuskan keluar melalui cerobong menara disebelah atas.
23
Limbah padat
Penggunaan air
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi cukup menjanjikan.
Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber
penyedia tenaga listrik adalah termasuk teknologi yang tidak menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan, suatu hal yang dewasa ini sangat
diperhatikan dalam setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar alam
masih dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat manusia. Bila
pemanfaatan energi panas bumi dapat berkembang dengan baik, maka kota-
kota di sekitar daerah sumber energi panas bumi yang pada umumnya terletak
di daerah pegunungan, kebutuhan tenaga listriknya dapat dipenuhi dari pusat
listrik tenaga panas bumi. Apabila masih terdapat sisa daya tenaga listrik dari
pemanfaatan energi panas bumi, dapat disalurkan ke daerah lain sehingga ikut
mengurangi beban yang harus dibangkitkan oleh pusat listrik tenaga uap, baik
yang dibangkitkan oleh batubara maupun oleh tenaga diesel yang keduanya
menimbulkan pencemaran udara.
3.2 Saran
Diharapkan kepada semua komponen Masyarakat dapat mengetahui
tentang perlunya dipikirkan penambahan energi melalui pemilihan energi
alternatif yang ramah terhadap lingkungan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Umar dan Prihadi. 1993. Fisika Untuk Geologi. Bandung: ITB. (Diakses
Tanggal 15 November 2020)
26