Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS


BUMI (PLTP)

Dosen Pembimbing : Ir. M. Muqorrobin, M Eng.

Disusun Oleh :

Maulana Widi Nurhidayat ( 3.39.17.0.15 )

Sabila Budianti ( 3.39.17.0.22 )

Sharfina Arindriarsya ( 3.39.17.0.23 )

LT-2D

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018

i
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena limpahan


rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan
judul “Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)” dengan baik guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Pembangkit Tenaga Listrik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. M.Muqorobbin,


M.Eng selaku dosen Mata Kuliah Pembangkit Tenaga Listrik yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
memohon kritik serta saran yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan
dan penyusunan makalah yang lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca umumnya serta dapat
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Semarang, Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................... i

Prakata............................................................................................................. ii

Daftar Isi.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Energi Panas Bumi.................................................................................. 3


2.2 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).................... 4
2.3 Komponen-komponen utama pada PLTP............................................... 5
2.4 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)................ 11
2.5 Teknologi pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)............. 13
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas ................ 16
Bumi (PLTP)
2.7 Potensi energi panas bumi di Indonesia................................................... 17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................. 18
3.2 Saran........................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan energi primer di Indonesia kini meningkat seiring
dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan ekonomi. Hal ini
menyebabkan peningkatan pada kebutuhan energi primer dan listrik.
Kebutuhan energi primer tersebut sebagian disuplai oleh energi fosil, yang
pada tahun 2003 terdiri dari 54,4% minyak bumi, 26,5% gas alam, 14,1 %
batubara dan sisanya adalah energi baru dan terbarukan.
Saat ini panas bumi (Geotermal) mulai menjadi perhatian dunia.
Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas bumi sudah dimanfaatkan di
banyak negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Italia,
Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru, Australia, Jepang. Bahkan,
sejak tahun 2005 AS sudah sibuk melakukan riset di bidang geotermal,
yaitu Enhanced Geothermal Systems (EGS). Saat harga minyak bumi
melambung seperti saat ini, panas bumi menjadi salah satu energi alternatif
yang tepat bagi pembangkit listrik di Indonesia. Panas bumi di Indonesia
mudah didapat secara berkelanjutan dalam jumlah besar, tidak terpengaruh
cuaca dan jauh lebih murah biaya produksinya dibandingkan minyak bumi
atau batu bara. Untuk menghasilkan 330 megawatt (MW), pembangkit
listrik berbahan dasar minyak bumi memerlukan 105 juta barel minyak
bumi, sementara Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hanya
mengolah sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi.
Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Republik Indonesia, negara ini memiliki potensi energi panas
bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40%
dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata lain, kita merupakan negara
dengan sumber energi panas bumi terbesar di dunia. Namun, hanya sekitar
kurang dari 4% yang baru dimanfaatkan. Oleh karena itu, untuk
mengurangi krisis energi nasional, pemerintah melalui PLN akan

1
melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit listrik
nasional 10.000 MW tahap ke-II yang salah satu prioritas sumber energi-
nya adalah panas bumi (Geothermal).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini,
diantaranya adalah :
1. Apa itu energi panas bumi?
2. Apa pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)?
3. Apasaja komponen-komponen utama pada Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP)?
4. Bagaimana prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP)?
5. Bagaimana perkembangan teknologi yang digunakan pada Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)?
6. Apasaja kelebihan dan kekurangan dari Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP)?
7. Bagaimanakah potensi energi panas bumi di Indonesia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, diantaranya adalah :
1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Pembangkit Tenaga Listrik
2. Mengetahui pengertian Energi Panas Bumi
3. Mengetahui Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP)
4. Mengetahui komponen-komponen utama pada Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP)
5. Mengetahui prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP)
6. Mengetahui perkembangan teknologi yang digunakan pada
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

2
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP)
8. Mengetahui potensi energi panas bumi di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Energi Panas Bumi

Energi Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di


dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya
yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu Sistem
Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan
(Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi).

Pada dasarnya suatu pembentukan sistem panas bumi terbentuk


sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya
yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara
konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara
konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber
panas. Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk
bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu
sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air
menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan
air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak
turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.

Terjadinya sumber energi panas bumi di Indonesia oleh Budihardi


(1998 ) terdapat tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu :

1. Lempeng Pasifik,

2. Lempeng India-Australia dan

3
3. Lempeng Eurasia

Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebut telah


memberikan peranan yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energi
panas bumi di Indonesia. Lempeng-lempeng ini bergerak secara perlahan-
lahan dan menerus. Di beberapa tempat lempeng-lempeng bergerak
memisah sementara di beberapa tempat lainnya lempeng-lempeng saling
mendorong dan salah satu diantaranya akan menujam di bawah lempeng
lainnya. Karena panas di dalam astenosfere dan panas akibat gesekan, ujung
dari lempengan tersebut hancur meleleh dan mempunyai temperatur tinggi
(proses magmatisasi).

Tumbukan antara lempeng India-Australia di sebelah selatan dan


lempeng Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi)
di kedalaman 160 - 210 km di bawah Pulau Jawa-Nusatenggara dan di
kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau Sumatera.
Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih
dangkal dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara.

2.2 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah memanfaatkan


panas bumi atau geothermal sebagai energi penggerak pembangkit listrik.
Panas bumi sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah
permukaan bumi dan dapat diperbarui sehingga memiliki potensi besar serta
sebagai salah satu sumber energi pilihan dalam keanekaragaman energi.
Agar panas bumi (geothermal) ini bisa dikonversi menjadi energi listrik,
tentu diperlukan beberapa tahapan proses agar menjadi pembangkit (power
plants) mulai dari pengeboran, penyaringan hingga proses penggerakan
generator.

4
2.3 Komponen-komponen utama pada PLTP

Komponen pada PLTP ini terbentang mulai dari kepala sumur produksi
hingga ke rumah turbin dan berakhir di sumur injeksi. Komponen-
komponen tersebut yaitu :

1. Sumur Produksi (Production Wells)

Gambar 2.1 Casing pada Sumur Produksi PLTP

Sumur produksi merupakan fasilitas utama yang bertugas mengalirkan


uap dari reservoir menuju ke permukaan tanah. Sumur produksi
geothermal biasanya memiliki kedalaman sekitar 2000 hingga 2500
meter di bawah permukaan tanah. Sumur ini ada yang dibor dengan
arah vertikal dan ada pula yang dibor dengan arah dan belokan tertentu
(directional well). Sepanjang lubang sumur diselubungi oleh semacam
pipa baja khusus yang disebut casing. Casing ini direkatkan ke formasi
batuan di sampingnya dengan menggunakan semen khusus.

2. Steam Receiving Header

5
Gambar 2.2 Steam Receiving Header

Steam receiving header adalah stasiun pengumpul uap dari beberapa


sumur produksi sebelum uap tersebut dialirkan menuju turbin.

3. Separator

Gambar 2.3 Separator

Sumur-sumur panas bumi umumnya memproduksikan fluida campuran,


uap dan air, sedangkan turbin di PLTP digerakkan oleh uap kering atau
hampir superheated (uap air). Pemisahan uap dan air ini dilakukan di
separator. Karakteristik operasional separator yang harus dicapai pada
pemisahan fluida panas bumi yang paling penting adalah efisiensi
pemisahan fluida yang harus tinggi dan penurunan tekanan yang kecil

6
selama di separator untuk mencegah terjadi endapan (scaling) dan
korosi di sudu turbin (blade) serta menghasilkan output listrik yang
tinggi. Uap selanjutnya masuk ke pipa alir uap dan air beserta partikel
padat selanjutnya masuk ke pipa alir brine.

4. Demister

Gambar 2.4 Demister

Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang pada
umumnya berukuran 14.5 m3 yang didalamnya terdapat kisi-kisi baja.
Peralatan ini berfungsi untuk menangkap butiran-butiran air yang masih
terkandung di dalam uap sesaat sebelum uap tersebut memasuki turbin.
Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir
(final separator) yang ditempatkan pada bangunan rangka besi yang
sangat kokoh dan terletak di luar gedung pembangkit sehingga demister
biasanya dipasang tidak jauh dari turbin.

7
5. Turbin

Gambar 2.5 Turbin penggerak generator

Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi fluida kerja, dalam
hal ini adalah uap, dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin.
Bagian turbin yang berputar dinamakan roda turbin. Roda turbin ini
terletak didalam rumah turbin. Roda turbin memutar poros yang
menggerakan atau memutar bebannya, yang dalam hal ini adalah
generator listrik. Generator disini berfungsi untuk mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik.

6. Generator

Generator memiliki dua komponen mekanis penting yaitu rotor dan


stator. Di bagian rotor terletak magnet permanen dan di bagian stator
terletak konduktor. Sepanjang terdapat gerak relatif antara medan
magnet dengan konduktor atau sebaliknya, maka tegangan akan
diinduksikan di dalam konduktor.

8
7. Kondensor

Gambar 2.6 Kondensor


Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap dari turbin
dengan kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin masuk dari
sisi atas kondensor, kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat
penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray
nozzle. Ada dua jenis kondesor yaitu, direct contact atau jet condenser
dan surface condenser
8. Hot Well Pump (HWP)

Gambar 2.7 Hot Well Pump

Hot Well Pump adalah pompa pendingin utama yang berfungsi untuk
memompakan air kondensat dari kondensor ke cooling tower untuk
kemudian didinginkan.

9
9. Main Cooling Water Pump

Gambar 2.8 Cooling Tower

Main cooling water pump Cooling tower berfungsi untuk mendinginkan


kondensat dari pompa HWP agar selanjutnya kondesat ini dapat
disirkulasikan sebagai air pendingin. Ada dua jenis cooling tower yaitu
jenis mechanical draft cross flow tower dan Natural Draught Cooling
tower . Cooling tower yang biasa digunakan adalah di PLTP adalah
jenis mechanical draft cross flow tower.

10. Sumur Injeksi (Injection Wells)

Sumur injeksi adalah sumur yang digunakan untuk mengalirkan air


hasil pemisahan dan air kondensat kembali ke dalam perut bumi. Sumur
ini biasanya diletakkan pada topografi yang relatif lebih rendah
sehingga tidak diperlukan pompa untuk mengalirkan fluida tersebut
menuju ke wellpad sumur injeksi.

10
2.4 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Gambar 2.9 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi secara sederhana
dapat dijelaskan dalam urutan sebagai berikut :

1. Uap di-supply dari sumur produksi melalui sistem transmisi uap yang
kemudian masuk ke dalamSteam Receiving Header sebagai media
pengumpul uap. Steam Receiving Header dilengkapi dengan Rupture
Disc yang berfungsi sebagai pengaman terakhir unit .Bila terjadi tekanan
berlebih (over pressure) di dalam Steam Receiving maka uap akan
dibuang melalui Vent Structure.Vent Structure berfungsi
untuk warming-up di pipe line ketika akan start unit dan sebagai katup
pengaman yang akan membuang tekanan bila sudden trip terjadi.
2. Dari Steam Receiving Header uap kemudian dialirkan
ke Separator (Cyclone Type) yang berfungsi untuk memisahkan uap
(pure steam) dari benda-benda asing seperti partikel berat (Sodium,
Potasium, Calsium, Silika, Boron, Amonia, Fluor dll).

11
3. Kemudian uap masuk ke Demister yang berfungsi untuk memisahkan
moisture yang terkandung dalam uap, sehingga diharapkan uap bersih
yang akan masuk ke dalam Turbin.
4. Uap masuk ke dalam Turbin sehingga terjadi konversi energi dari Energi
Kalor yang terkandung dalam uap menjadi Energi Kinetik yang diterima
oleh sudu-sudu Turbin. Turbin yang dikopel dengan generator akan
menyebabkan generatkut berputar saat turbin berputar sehingga terjadi
konversi dari Energi Kinetik menjadi Energi Mekanik.
5. Generator berputar menghasilkan Energi Listrik (Electricity)
6. Exhaust Steam (uap bekas) dari Turbin dikondensasikan di dalam
Condensor dengan sistem Jet Spray (Direct Contact Condensor).
7. NCG (Non Condensable Gas) yang masuk kedalam Condensor dihisap
oleh First Ejectorkemudian masuk ke Intercondensor sebagai media
pendingin dan penangkap NCG. Setelah dariIntercondensor, NCG
dihisap lagi oleh Second Ejector masuk ke
dalam Aftercondensor sebagai media pendingin dan kemudian dibuang
ke atmosfir melalui Cooling Tower.
8. Dari Condensor air hasil condensasi dialirkan oleh Main Cooling Water
Pump masuk ke Cooling Tower. Selanjutnya air hasil pendinginan
dari Cooling Tower uap kering disirkulasikan kembali ke dalam
Condensor sebagai media pendingin.
9. Primary Cooling System disamping sebagai pendingin Secondary
Cooling System juga mengisi air pendingin
ke Intercondensor dan Aftercondensor.
10. Overflow dari Cold Basin Cooling Tower akan ditampung untuk
kepentingan Reinjection Pump.
11. River Make-Up Pump beroperasi hanya saat akan mengisi Basin
Cooling Tower.

12
2.5 Teknologi pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas bumi


(geothermal power plants) yang dapat mengkonversi panas bumi menjadi
sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga
macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-
beda.

1. Dry Steam Power Plants

Gambar 2.10 Dry Steam Power Plants

Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap
panas (steam) langsung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator
untuk bekerja menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari
production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection
well. Pembangkit tipe tertua ini pertama kali digunakan di Lardarello,
Italia, pada 1904 dimana saat ini masih berfungsi dengan baik. Di
Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan seperti yang
ada di Geysers, California Utara. PLTP sistem dry steam mengambil
sumber uap panas dari bawah permukaan. Sistem ini dipakai jika fluida
yang dikeluarkan melalui sumur produksi berupa fasa uap. Uap tersebut
yang langsung dimanfaatkan untuk memutar turbin dan kemudian
turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang

13
akan memutar generator untuk menghasilkan energi listrik. Contoh
penerapan sistem Dry Steam Power Plants di Indonesia sendiri adalah
pada PLTP Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

2. Flash Steam Power Plants

Gambar 2.11 Flash Steam Power Plants

PLTP sistem Flash Steam merupakan PLTP yang paling umum


digunakan. Pembangkit jenis ini memanfaatkan reservoir panas bumi
yang berisi air dengan temperatur lebih besar dari 82°C. Air yang
sangat panas ini dialirkan ke atas melalui pipa sumur produksi dengan
tekanannya sendiri. Karena mengalir keatas, tekanannya menurun dan
beberapa bagian dari air menjadi uap. Uap ini kemudian dipisahkan dari
air dan dialirkan untuk memutar turbin. Sisa air dan uap yang
terkondensasi kemudian disuntikkan kembali melalui sumur injeksi ke
dalam reservoir, yang memungkinkan sumber energi ini
berkesinambungan dan terbarukan. Contoh dari Flash Steam Power
Plants adalah Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso
Geothermal field, California, Ameruka Serikat dan di Indonesia sendiri
diterapkan pada PLTP Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat dengan
kapasitas 2 x 55 MW.

14
3. Binary Cycle Power Plants (BCPP)

Gambar 2.12 Binary Cycle Power Plants

BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi


sebelumnya yaitu dry steam dan flash steam. PLTP sistem Binary Cycle
dioperasikan dengan air pada temperatur lebih rendah yaitu antara 107°-
182°C. Pada BCPP, air panas atau uap panas yang berasal dari sumur
produksi (production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas
bumi digunakan untuk memanaskan apa yang disebut dengan working
fluid (biasanya senyawa organik seperti isobutana, yang mempunyai
titik didih rendah) pada heat exchanger. Working fluid kemudian
menjadi panas dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan
di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin dan
selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan sumberdaya
listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut
sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power Plants ini
sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke
atmosfer. Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu
rendah yaitu 900 – 1.7500C. Contoh penerapan teknologi tipe BCPP ini
ada di Mammoth Pacific Binary Geo-thermal Power Plants di Casa
Diablo geothermal field, Amerika Serikat sedangkan di Indonesia
sendiri digunakan di PLTP Lahendong, Sulawesi Utara. Banyak

15
kalangan memerkirakan bahwa pembangkit listrik panas bumi BCPP
akan semakin banyak digunakan di masa yang akan datang.
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP)

Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) :

1. Biaya operasional pada PLTP adalah jauh lebih ekonomis dibandingkan


dengan pembangkit listrik thermal lainnya. Karena tidak memerlukan
bahan bakar untuk menghasilkan energi kalor untuk menggerakkan
turbin.
2. Energi panas bumi tidak menghasilkan polusi, dan pada saat yang sama,
tidak memberikan kontribusi pada efek rumah kaca.
3. Tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%
4. Lokasi pembangkit listrik untuk energi panas bumi tidak memerlukan
area yang luas dan karenanya cenderung memiliki dampak yang sedikit
terhadap lingkungan sekitar.
5. Karena energi panas bumi adalah energi yang berasal dari dalam bumi,
maka tidak ada sumber-sumber di luar bahan bakar yang diperlukan
untuk menjaga generator berjalan.
6. Operasinya lebih sederhana (tidak perlu ketel uap)

Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Meski memiliki banyak manfaat, masih ada beberapa kelemahan energi


panas bumi. Kekurangan ini dapat mempengaruhi tiga tahap produksi yaitu
pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi:

1. Kelemahan terbesar tenaga panas bumi adalah tidak membangun


pembangkit listrik panas bumi di mana saja. Pembangunan PLTP hanya
dapat dilakukan pada lokasi yang tepat mengandung batuan panas.
Setelah itu tidak semua batuan ini bisa di bor karena terlalu keras.Batuan
ini juga harus memiliki kedalaman yang memungkinkan untuk di bor.

16
2. Biaya investasi yang tinggi yaitu proses pengeboran untuk mendapatkan
panas bumi yang akan digunakan membutuhkan dana yang besar.
3. Untuk teknologi dry steam dan flash masih menghasilkan emisi walau
sangat kecil.
4. Effisiensi agak rendah, namun karena tidak perlu bahan bakar, sehingga
effisiensi tidak merupakan faktor yang sangat penting
5. Kerugian terakhir menyangkut potensi bahaya energi panas bumi.
Ketika dilakukan pengoboran kedalam tanah dan yang dapat ditambang
bisa jadi ini juga berarti bahwa ada kemungkinan zat-zat lain yang tidak
ramah lingkungan bisa juga terikut. Gas dan mineral berbahaya dapat
merembes dari bawah tanah dan sangat sulit menemukan cara untuk
membuang zat ini dengan aman ke lingkungan sekitar.
6. Dapat menimbulkan scaling dan korosi pada pipa uap.

2.7 Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi panas bumi


terbesar di dunia. Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2013 terdapat
299 lokasi.Titik-titik tersebut tersebar di sepanjang jalur vulkanik mulai dari
Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara lalu berbelok ke Maluku dan
Sulawesi. Sumber panas bumi di Indonesia kebanyakan sistem hidrotermal
bertemperatur tinggi dan sedang. Dimana sistem tersebut cocok untuk
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Potensi listrik yang dihasilkan
seluruh titik sebesar 28.910 MWe atau setara dengan 40% potensi panas
bumi yang ada di dunia. Sedangkan pemanfaatannya baru 1.343,5 MW,
sekitar 4,6% dari potensi nasional.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah memanfaatkan
panas bumi atau geothermal sebagai energi penggerak pembangkit
listrik (Power Generator).
2. Komponen-komponen utama pada PLTP terdiri dari Sumur Produksi
(Production Wells), Steam Receiving Header, Separator, Demister,
Turbin, Generator, Kondensor, Main Cooling Water Pump, Sumur
Injeksi (Injection Wells)
3. Prinsip kerja PLTP pada dasarnya sama seperti prinsip kerja PLTU,
hanya saja dibedakan dari asal didapatkannya sumber energi
primernya. Jika PLTU menggunakan boiler untuk mendapatkan uap
panas untuk mneggerakka turbin, sedangkan PLTP sumber energi
primernya sudah berupa uap panas yang didapatkan dari dalam perut
bumi yang berupa panas bumi (geothermal)
4. Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas bumi
(geothermal power plants) yang dapat mengkonversi panas bumi
menjadi sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash steam, dan binary
cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada
kondisi yang berbeda-beda.
5. Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2013 terdapat 299
lokasi.Titik-titik tersebut tersebar di sepanjang jalur vulkanik mulai
dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara lalu berbelok ke Maluku dan
Sulawesi. Sumber panas bumi di Indonesia kebanyakan sistem
hidrotermal bertemperatur tinggi dan sedang.

18
3.2 Saran
Saat ini panas bumi (Geotermal) mulai menjadi perhatian dunia. Beberapa
pembangkit listrik bertenaga panas bumi sudah dimanfaatkan di banyak
negara. Indonesia merupakan negara yang paling kaya akan energi panas
bumi/geothermalnya karena terletak pada busur vulkanik dunia dan juga
terketak di salah satu kerangka tektonik yang paling aktif di dunia.
Sehingga Indonesia sangat berpotensi sumber energi geotermalnya untuk
dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif untuk menghasilkan energi
listrik. Tetapi pada kenyatannya sumber energi panas bumi ini masih
belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal di Indonesia. Saran penulis
apabila sumber daya alam ini dapat dimanfaatkan dengan semaksimal
mungkin dengan melihat potensi panas bumi yang sangat melimpah di
Indonesia pasti kebutuhan listrik di Indonesia dapat terpenuhi lebih baik
lagi sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan
kesejahteraan masyarakat dapat tercapai lebih baik lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://www.cnzahid.com/2016/12/sistem-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html
https://amirulilmi.wordpress.com/2016/01/20/sistem-pltp-dan-komponennya/
https://pii.or.id/pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi-pltp
http://rohmattullah.student.telkomuniversity.ac.id/cara-kerja-bagian-bagian-pltp/

https://jurnalbumi.com/panas-bumi/
https://www.ojk.go.id/sustainable-finance/id/berita/berita-nasional/Pages/Potensi-
Energi-Panas-Bumi-Indonesia-Capai-29.215-GWe.aspx

20

Anda mungkin juga menyukai