Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain
itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya
baik iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Pembangkit. Penulis
sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah
Pembangkit, Dhimas Dhesah Kharisma S.T, M.T dan semua pihak yang turut
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-
kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur
penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para
pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.

Malang, 19 Desember 2016

Penulis

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 1


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..........................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I ......................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..........................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................4

1.3 Tujuan dan Manfaat..................................................................................4

1.4 Metodologi................................................................................................5

BAB II ....................................................................................................................6

2.1 Energi Panas Bumi...................................................................................6

2.2 Manfaat dari Energi Panas Bumi..............................................................6

2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi...................................................8

2.4 Komponen Peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.......9

2.5 Teknologi dan Prinsip Kerja yang Di Gunakan Dalam PLTP ...............18

2.6 Jenis Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ...........................21

2.7 Penentuan Lokasi Sumber-sumber Energi Panas Bumi.........................22

2.8 Penentuan Daya Listrik .........................................................................24

2.9 Resiko Eksplorasi dan Pengembangan Lapangan PLTP........................26

2.10 Keuntungan dan Kekurangan PLTP.....................................................28

2.11 Kendali dalam Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Ditinjau dari Segi Sosial dan Budaya Masyarakat Sekitar...........................30

2.12 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang Ada Di Indonesia.........31

BAB III .................................................................................................................33

3.1 Kesimpulan.............................................................................................33

3.2 Saran.......................................................................................................33

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ............................................................................34

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 2


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekayaan alam Indonesia memang melimpah ruah, dari mulai sumber


daya alam sampai sumber daya mineral semua tersedia. Sumber daya mineral
yang melimpah di negara tercinta ini antara lain emas, tembaga, platina, nikel,
timah, batu bara, migas, dan panas bumi. Dengan kekayaan alam yang besar
negara Indonesia juga memliki jumlah penduduk yang sangat besar pula, hal itu
akan menimbulkan konsumsi akan energi listrik terus meningkat dari waktu ke
waktu, sedangkan di Indonesia kebutuhan energi tersebut masih di dominasi oleh
energi fosil seperti BBM,batu bara dll, sehingga ada ke khawatiran tidak akan
terpanuhinya kebutuhan listrik nasional yang dapat menyebabkan pemadaman di
berbagai tempat dan itu juga di perparah dengan harga BBM yang meningkat
terus menerus.
Oleh karena itu di butuhkan solusi alternatif pada pembangkit listrik di
indonesia menyusul makin menipisnya cadangan energi fosil kita sedangkan
kebutuhan akan energi listrik terus meningkat, pada saat ini salah satu energi
terbarukan yang bisa dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik adalah
energi panas bumi (geothermal).
Energi panas bumi (geothermal) telah menjadi perhatian dunia karena
merupakan salah satu energi terbarukan yang banyak di manfaatkan banyak
negara sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal), menurut data
dari World Bank pembangkit listrik tenaga panas bumi telah di pakai lebih dari 30
negara, seperti di amerika, italia, filipina, jerman, jepang dll bahkan di filipina
sebanyak 27% dari total pembangkitan listriknya berasal dari energi panas bumi,
ehingga energi panas bumi merupakan salah satu energi alternatif bagi negara
yang tidak mempunyai energi fosil.
Sedangkan di Indonesia sendiri menurut departemen ESDM pemanfaatan
listrik tenaga panas bumi masih sangat kecil yaitu hanya 3% atau 807 MW dari
total konsumsi listrik nasional, padahal di Indonesia energi panas bumi sebagai
energi terbarukan dan ramah lingkungan mempunyai potensi 40% dari semua
energi panas bumi dunia atau setara dengan 11 milyar barel minyak. Di Indonesia

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 3


sendiri energi panas bumi tersebar di 251 lokasi pada 26 provinsi dengan total
potensi energi sebesar 27000 MW, salah satu yang berpotensi besar tetapi belum
dieksploitasi adalah yang ada di Sarulla, dekat Tarutung, Sumut. Dari data tersebut
dapat kita simpulkan bahwa energi panas bumi di indonesia masih sangat kurang
di manfaatkan untuk itu PLN sebagai perusahaan listrik negara sedang
menggenjot pembangunan listrik enegi panas bumi di berbagai daerah.

1.1 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud energi panas bumi?
2. Manfaat apa yang di dapat dari energi panas bumi?
3. Bagaimana caraa kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi?
4. Komponen peralatan apa saja yang ada pada pembangkit listrik tenaga
panas bumi?
5. Bagaimana teknologi dan prinsip kerja yang di gunakan dalam PLTP?
6. Apa saja jenis-jenis sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi?
7. Bagaimana penentuan lokasi sumber-sumber energi panas bumi
(geothermal)?
8. Bagaimana penentuan daya listrik yang dihasilkan?
9. Apa saja resiko eksplorasi dan pengembangan lapangan PLTP?
10. Apa saja keuntungan dan kekurangan energi panas bumi (geothermal)?
11. Kendala apa saja yang terjadi dalam pembangunan pembangkit listrik
tenaga panas bumi ditinjau dari segi sosial dan budaya masyarakat sekitar?

12. Dimana contoh pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ada di
Indonesia ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dengan dibuatnya makalah pembangkit listrik
tenaga panas bumi ini adalah :
1. Untuk menegetahui yang di maksud dengan energi panas bumi.
2. Untuk mengetahui manfaat yang di dapat dari energi panas bumi.

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 4


3. Untuk mengetahui pembangkit listrik tenaga panas bumi.
4. Untuk mengetahui komponen peralatan pada pembangkit listrik tenaga
panas bumi.
5. Untuk mengetahui teknologi dan prinsip kerja yang di gunakan dalam
PLTP.
6. Umtuk mengetahui jenis-jenis sistem pembangkit listrik tenaga panas
bumi.
7. Untuk mengetahui bagaimana cara penentuan lokasi sumber-sumber
energi panas bumi (geothermal).
8. Untuk mengetahui penentuan daya listrik.
9. Untuk mengetahui resiko eksplorasi dan pengembangan lapangan PLTP.
10. Untuk mengetahui bagaimana keuntungan dan kekurangan dari energi
panas bumi (geothermal).
11. Untuk mengetahui kendala dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga
panas bumi (geothermal) ditinjau dari segi sosial dan budaya masyarakat
sekitar.
12. Untuk mengetahui contoh pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ada
di Indonesia ?

1.4 Metodologi

Dalam pembuatan makalah ini kami memakai metodologi studi literatur,


dengan mengumpulkan beberapa data dari berbagai penelitian yang berhubungan
dengan energi panas bumi terutama PLTP yang ada di kamojang.

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 5


BAB II
ISI

2.1 Energi Panas Bumi

Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam perut
bumi yang berinteraksi dengan air dan keluar ke permukaan bumi karena terjadi
pergerakan-pergerakan di bawah permukaan bumi sehingga sumber panas yang
ada didalam bumi terdesak dan bergerak menuju permukaan bumi biasanya
berwujud sebagai geyser,fumarol dll.

2.2 Manfaat dari Energi Panas Bumi

Pemanfaatan energi panas bumi dibagi menjadi 2 yaitu,pemanfaatan


secara langsung dan pemanfaatan tidak langsung.
1.Pemanfaatan secara langsung
Yaitu pemanfaatan secara langsung energi panas bumi untuk berbagai
keperluan.biasanya pemafaatan secara langsung ini di lakukan di area pegunungan
perbukitan. Contoh pemanfaatan panas bumi secara langsung diantaranya sebagai
berikut:
a. Sebagai sarana pariwisata

2.1 Sarana pariwisata

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 6


b. Pengeringan produk pertanian/perkebunan

2.2 Pengeringan tomat

2.3 Pemanas ruangan

2.4 Pencair salju

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 7


2. Pemanfaatan tidak langsung
Adalah pemanfaatan energi panas bumi yang melalui berbagai proses
sebelum bisa dirasakan manfaatanya secara langsung,contohnya adalah
pembangkit listik tenaga panas bumi (PLTP).

2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkitan listrik yang


memakai energi panas bumi sebagai sumber energi penggerak nya dengan cara
mengebor tanah di daerah berpotensi panas bumi untuk membuat lubang gas
panas yang akan di manfaatkan untuk memanaskan ketel uap boiler sehingga
uapnya bisa untuk digunakan menggerakan turbin uap yang tersambung ke
generator, untuk panas bumi bertekanan tinggi,dapat langsung memutar turbin
generator dan menghasilkan arus listrik, sedangkan uap yang keluar akan kembali
di olah terlebih dahulu dan akan kembali di injeksikan ke dalam tanah. Pada
dasarnya PLTP hampir sama dengan PLTU namun yang membedakan di sini
adalah sumber energi yang di gunakan nya yaitu PLTP menggunakan energi panas
bumi sebagai sumber energnya sedangkam PLTU memakai batubara atau
sejenisnya sebagai sumber energinya.

2.5 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 8


2.4 Komponen Peralatan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

PLTP sebagai pembangkit listrik tentunya memiliki banyak komponen


dalam prosesnya untuk menghasilkan arus listrik, berikut adalah komponen-
komponen penyusun PLTP :
1. Kepala sumur dan katup-katup
Kepala sumur ini berfungsi sebagai komponen pertama yang
mengatur aliran fluida yang akan di manfaatkan untuk penggerakan turbin.
Pada PLTP kamojang terdapat 4 cluster dengan 11 sumur produksi dengan
10 sumur aktif dan 1 sumur standby, selain sumur produksi ada juga sumur
injeksi dan sumur pantau. Pada sumur tersebut dipasang beberapa katup
yaitu:
a) Service valve: berfungsi untuk mengatur aliran fluida yang akan di
manfaatkan
b) Master valve: berfungsi untuk mengisolasi sumur ketika akan di
lakukan perawatan.
c) By pass valve: mengatur aliran fluida yang menuju silencer.
d) Blade valve: katup yang digunakan untuk menyemburkan uap ke udara
dengan laju aliran yang kecil saat sumur produksi tidak digunakan .

2.6 Gambar dari kepala sumur dan katup-katup.


2. Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan zat padat yang masuk pada
aliran uap dari sumur produksi.Pada PLTP kamojang separator yang di
gunakan adalah jenis cyclone dimana aliran uap akan diarahkan dari

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 9


tengah dan berputar menimbulkan gaya sentrifugal.karena gaya buoyancy
yang kecil maka uap akan naik sedangkan air beserta zat padat akan
terlempar ke dinding dan dibuang melalui drain.

2.7 Separator
3. Demister
Demister berfungsi untuk memisahkan uap dari butir-butir air yang
masih tersisa dari separator.

2.8 Demister
4. Vent Structure
Vent structure merupakan bangunan yang berfungsi untuk
meredam suara.bangunan ini terdiri dari batuan-batuan, selain berfungsi
sebagai peredam suara vent structure ini juga berfungsi untuk mengontrol
uap yang akan di buang. Pada saat unit tidak beroperasi (trip) uap yang
berasal dari cluster seluruhnya akan dibuang pada bangunan ini, sehingga
akan terlihat uap dengan kapasitas besar akan terbuang.

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 10


2.9 Vent structure
5. Steam Receiving Header
Berfungsi sebagai alat pengumpul uap yang berasal dari sumur
produksi sebelum di alirkan ke turbin.

2.10 Steam receiving header


6. Turbin
Berfungsi untuk menghasilkan energi mekanik untuk menggerakan
generator, pada PLTP kamojang turbin yang di gunakan adalah jenis
silinder tnggal dua aliran (single cylinder doudle flow) yang merupakan
kombinasi dari turbin aksi dan reaksi.

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 11


2.11 Turbin
7. Generator
Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Pada PLTP Kamojang generator
yang di gunakan dapat menghasilkan daya sebesar 63 MW dengan
tegangan sebesar 11,8 KV,dan sekitar 2,2-3 MW digunakan untuk
menjalankan alat yang di gunakan di PLTP.

2.12 Generator
8. Kondensor
Fungsi dari kondensor adalah untuk menghasilkan tekanan balik
dari turbin, selain itu juga kondensor berfungsi untuk mengkindensasikan
uap dan pelepasan gas non-condensable. Permukaan kondensor disediakan
untuk meminimalisasi terjadinya sedimentasi dari gas non condensible
pada kondensor untuk mengantisipasi penurunan dari hidrogen sulfida
yang akan di butuhkan pada proses selanjutnya.

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 12


2.13 Gambar dari kondensor
9. Switch Yard
Switch yard adalah perangkat yang berfungsi sebagai pemutus dan
penghubung aliran listrik yang berada di wilayah PLTP maypun aliran
yang akan didistribusikan melalui sistem interkoneksi jawa-bali.

2.14 Switch yard


10. Menara pendingin
Menara pendingin ini berfungsi sebagai penyedia sumber air
pendingin yang akan di gunakan pada kondensor untuk
mengkondensasikan uap yang keluar dari turbin, selain itu juga menara
pendingin juga berfungsi untuk mengalirkan air ke aux cooling water dan
fire water, sebagian besar air yang berasal dari menara pendingin berasal
dari hotwell pump, selain itu juga pada bagian atas menara pendingin
terdapat fan yang berfungsi sebagai penyembur uap hasil dari gas
extraction.

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 13


2.15 Gambar dari menara pendingin.
10. Pompa-pompa
Didalam komponen penyusun PLTP terdapat pompa-pompa yang
memiliki fungsi berbeda beda berikut adalah berbagai pompa yang di
gunakan dalam PLTP:
a. Cooling water pump
Cooling water pump berfungsi sebagai air compressor coolers,
generator coolers,lube oil coolers. Air yang di alirkan pada cooling water
pump ini di peroleh dari water treatmen dan berfungsi sebagai pendingin
sehingga kinerja dari peralatan dapat berjalan secara efisien.

2.16 Cooling water pump


b. Hotwell pump
Hotwell pump merupakan pompa vertikal yang berfungsi untuk
mengalirkan air dari kondensor menuju cooling tower. Namun selain itu
juga air ini akan masuk ke pompa turbin wash dan stem wash tujuannya

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 14


adalah untuk menjaga saringan utama,turbin dan peralatan utama non-
condensible gas dari serpihan dan kerusakan akibat korosi.

2.17 Gambar dari hotwell pump


c. Vacuum pump
Merupakan pompa yang berfungsi untuk mengkondisikan
interkondenser dalam kondisi yang vakum supaya NCG(non-condesable
gas) motive yang terdapat pada kondensor dapat di tarik untuk dibuang
melalui menara cooling water sebelum di pisahkan di separator.

2.18 Gambar dari vacuum pump


11. Inter Kondenser
Inter kondenser berfungsi sebagai alat untuk mengkondensasi uap
yang berasal dari turbin. Prinsip kerja dari interkondenser ini adalah
sebagai berikut:
Pada dasarnya uap yang berasal dari turbin menuju kondensor
terdiri dari uap air dan NCG (Non Condensable Gas) , NCG tersebut akan
di alirkan ke bagian atas cooling water dimana materi tersebut akan
didispersikan ke udara. Metodenya adalah NGC akan terbawa ke ejektor
pertama kemudian akan masuk kedalam interkondensor untuk di
kondensasikan,gas yang tidak dapat dikondensasikan kemudian akan
masuk ke ejektor yang kedua kemudian akan masuk ke dalam after

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 15


kondensor dan kemudian gas yang tidak terkondensasi akan dibuang
melalui fan yang berada pada menara pendingin.
Mengapa NGC ini perlu di buang? NGC atau dalam bahasa
Indonesia yang ber arti gas yang tidak tidak terkondensasi merupakan
sejumlah gas yang tidak dapat terkondensasi yang terdiri dari beberapa
substansi seperti CO2,H2S,NH3,H2,N2 dan CH4.NGC ini akan mengurangi
laju perpindahan panas,pengurangan laju perpindahan panas antara uap
bekas dan air pendingin ini akan menyebabkan penurunan vakum di dalam
kondensor yang berarti mengurangi kinerjanya, sehingga dengan cara
mengurangi dan membuang NGC dapat meningkatkan power output dari
plant dan mengurangi capital cost dan biaya maintenance.

2.19 Gambar dari fan

2.20 Gambar dari interkondensor dan ejektor

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 16


12. Water Treatment System
Pada sistem ini, air dari raw water akan masuk ke dalam 2 tank
untuk diberi perlakuan khusus agar air dalam kondisi yang baik. Setelah
mendapat perlakuan khusus maka air akan disimpan dalam wadah
penampung. Wadah penampung ini akan menyalurkan air ke hotwell,
chemical dosing (mengatur PH), untuk distribusi air penggunaan sendiri
dan komponen cooling water.

2.21 Gambar dari water treatmen dan tangki penampung


13. Chemical Dosing System
Sistem ini berfungsi untuk mengatur PH air yang akan di suplai
menuju raw water dan re-injeksi pump. PH yang diinginkan adalah
berkisar 7 (netral). Pengaturan PH dilakukan dengan menggunakan zat
basa kuat NaOH.

2.22 Gambar chemical dosing

14. Raw Water Facility

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 17


Raw water facilityadalah penampung air yang suplai airnya
diperoleh dari sungai Cikaro yang ditarik oleh pompa (dilihat pada gambar
2.14). Agar PH normal, NaOH chemical dosing akan disuplai ke dalam
raw water. Raw water digunakan utuk keperluan fire water pump, water
treatment, cooling towermake up.

2.23 Raw water facility


15.Main Trafo
Maintrafo adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menaikkan
tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator .

2.24Gambar dari main trafo

2.5 Teknologi dan Prinsip Kerja yang Di Gunakan Dalam PLTP

Pada prosesnya menghasilkan arus listrik, PLTP memilki beberapa


teknologi yang digunakan namun pada perkembangannya teknologi pembangkit
listrik tenaga panas bumi di bagi menjadi 3 (tiga) pembagian yang didasarkan
pada suhu dan tekanan reservoir sebagai berikut :
1. Teknologi Uap Kering (Dry Steam)

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 18


Pada teknologi ini di butuhkan suhu uap reservoir yang sangat panas yaitu
pada suhu lebih dari 235 oC dan jumlah uap air yang sangat kecil. Teknologi ini
merupakan teknologi yang paling tua yang pertama kali di gunakan di lardalerro
italia pada tahun 1904 dan masih efektif sampai sekarang. Teknologi ini juga
dipergunakan di geyser utara california yang merupakan sumber energi panas
yang terbesar di dunia, teknologi ini sangat cocok untuk PLTP dengan kapasitas
yang kecil dan dengan kandungan gas yang sangat tinggi .
Bisa di lihat pada gambar di bawah, cara kerja dari teknologi dry steam ini
adalah pertama uap yang berasal dari sumur produksi langsung masuk ke turbin
melalui pipa,kemudian turbin akan memutar generator untuk menghasilkan arus
listrik yang kemudian bisa kita pergunakan dalam kehidupan sehari-hari,lalu uap
yang kuluar dari turbin akan masuk ke dalam kondensor untuk dikondensasikan
air hasil kondensasi akan dialirkan menuju cooling tower sebelum kembali
diinjeksikan ke dalam tanah.

2.25 Skema dari teknologi dry steam


2. Teknologi Flash Steam
Teknologi ini bekerja pada suhu lebih dari 180 oC pada reservoir,cara kerja
dari teknologi ini adalah pertama sumber energi yang berupa uap air panas akan
masuk terlebih dahulu pada separator untuk memisahkan antara uap dan air
dengan cara menyemprotkan cairan ke dalam tangki yang bertekanan lebih rendah
sehingga cairan itu menguap dengan cepat menjadi uap sedangkan air yang
berhasil di pisahkan dari uap akan kembali di injeksikan ke dalam tanah melalaui
sumur injeksi,dan uap hasil pemisahan akan di gunakan untuk memutar turbin dan
generator untuk menghasilkan arus listrik, kemudian uap yang berasal dari turbin

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 19


akan masuk ke dalam kondensor untuk di kondensasikan dan pelepasan gas yang
tidak terkondensasi, gas yang tak terkondensasi akan di keluarkan melalui fan dan
air hasil kondensasi akan kembali di injesikan ke dalam tanah melalui sumu
injeksi.

2.26 Berikut adalah gambar dari teknologi flash steam


3. Teknologi Binary Cycle
Pada teknologi ini suhu yang diperlukan tidak terlalu tinggi yaitu sekitar
107oC-108oC, dapat dilihat dari gambar di bawah.pada teknologi ini uap panas
yang berasal dari sumur produksi sama sekali tidak menyentuh turbin, melainkan
pada teknologi ini uap panas digunakan untuk memanaskan fluida kerja pada heat
exchanger, setelah fluida kerja ini menguap,uap akan dialirkan melalui pipa kerja
yang langsung terhubung pada turbin sehingga uap in akan menggerakan turbin
yang telah terhubung pada generator untk menghasilkan arus listrik, fluida kerja
yang di gunakan pada teknologi ini adalah cairan yang memilki titik didih rendah
seperti iso butana atau iso pentana.
Teknologi binary cycle ini merupakan teknologi yang paling ramah
lingkungan karena tidak menghasilkan emisi, di bandingkan kedua teknologi
sebelumnya yang menghasilkan emisi berupa CO2, sulfur akan tetapi emisi yang di

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 20


hasilkan oahleh PLTP tidak sebesar yang dihasilkan oleh pembangkit listrik
tenaga minyak bumi yaitu 50% lebih rendah dari pembangkit tenaga minyak
bumi.

2.27 Skema dari teknologi binary cycle

2.6 Jenis-Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Fluida panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan bumi
mengandung energi panas yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi listrik. Hal ini dimungkinkan oleh suatu sistem konversi energi fluida
panas bumi (geothermal power cycle) yang mengubah energi panas dari fluida
menjadi energi listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama
seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat
di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari
reservoir panas bumi. Apbila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap
tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan
mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator
sehingga dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala
sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih
dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 21


melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari
fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian
dialirkan ke turbin.

Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi yang telah
diterapkan di lapangan, diantaranya:

1. Direct Dry Steam


2. Separated Steam
3. Single Flash Steam
4. Double Flash Steam
5. Multi Flash Steam
6. Brine/Freon Binary Cycle
7. Combined Cycle

2.7 Penentuan Lokasi Sumber-sumber Energi Panas Bumi


Sumber-sumber geothermal harus dijelaskan letaknya dan dijelajahi
sebelum itu dapat dipakai. Salah satu langkah yang paling penting adalah
membuat bagan dari luas daerah, sehingga dapat diketahui bahwa aliran panas
yang keluar dekat dengan permukaan adalah pasti lebih besar dari pada jumlah
rata-rata dari energi panas yang ada. Suhu permukaan dapat membingungkan
sehingga akan lebih dapat diandalkan apabila dibuat ukuran pada kedalaman 20-
90 m.
.
Didalam penentuan lokasi sumber PLTP bumi sangat mutlak dilaksanakan
sebagai persyaratan perlu mempelajari :
A. Posisi steam reservoir
Persyaratan reservoir geothermal yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik, adalah :
1. Jarak peresapan batuan tidak terlalu jauh.
2. Jarak terbentuknya uap alam tidak terlalu dalam melebihi
kemampuan teknik pengeboran.
3. Perlu adanya suatu zone kedap air, yaitu batuan penudung yang
mencegah hilangnya sumber panas.

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 22


4. Curah hujan yang cukup atau tata perairan bawah tanah, untuk
mensuplai air ke reservoir.
5. Daerahnya pernah mengalami gejala geologi dimana terbentuk
sruktur yang memungkinkan sumber panas mencapai permukaan,
sebagai indikasi adanya air panas.
6. Suhu reservoir menimal 200oC
B. Faktor kegempaan (seismisitas)
Seismisitas sangat mempengaruhi suatu PLTP dalam hal:
a. Ekstraksi dan reinjeksi uap alam melahirkan gejala lokal seismiticity
b. Gempa bumi mengakibatkan fasilitas PLTP terpengaruh
c. Gumpa bumi mempengaruhi operasi PLTP
Oleh karena itu didalam penentuan lokasi bangunan PLTP perlu
memperhatikan gejala seismitik.
C. Pemilihan lokasi PLTP
Dalam pemilihan lokasi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Jarak ke sumur produksi
Uap Energi Panas Bumi (geothermal) hanya akan ekonomis bila di
transport sejauh 4 km
b. Morfologi lokasi
Hendaknya dipilih yang cukup representatif sehingga tidak
memerlukan biaya yang besar dalam penggalian dan timbunan.
c. Pondasi PLTP
Hendaknya terdiri dari pormasi batuan yang kompak jauh dari daerah
tektonik.
d. Acces road
Untuk memudahkan transport heavy equipment turbo generator
transformer.
e. Tersedianya tanah ( tidak ada konflik dalam penggunaan )
D. Pemilihan material / bahan bangunan untuk peralatan pada PLTP bumi.
Mengingat uap geotermal mengandung unsur yang bersifat korosi seperti
H2S dan CO2 maka material yang dipilih perlu disesuaikan dengan sifat

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 23


uap yang ada, hal ini untuk menjamin kelangsungan operasi peralatan
peralatan PLTP.
E. Tersedianya air
Air diperlukan untuk periode selama pembangunan, selama operasi dan
untuk pemadam kebakaran. Untuk ini pemilihan lokasi PLTP hendaknya
dekat dengan sumber air.
F. Faktor cuaca dan sekelilingnya
Pemilihan lokasi PLTP memerlukan informasi mengenai cuaca suatu
daerah, terutama menyangkut; suhu, arah angin, kelembaban, curah
hujan, vegetasi sekelilingnya dan flora.
G. Umur (life time) cadangan uap
Untuk dapat dibangun PLTP harus sangat memperhatikan cadangan uap yang
tersedia didalam bumi

2.8 Penentuan Daya Listrik

Pada kesempatan ini akan membahas beberapa metoda yang digunakan


untuk menentukan besarnya daya listrik yang dapat dibangkitkan oleh turbin uap.
Metoda yang sama digunakan untuk menentukan konsumsi uap apabila kapasitas
PLTP-nya telah diketahui/ditentukan.

Pada penerapan Hukum I Termodinamika dalam suatu proses, dibedakan


antara sistem dan lingkungan. Bagian dimana proses tersebut berlangsung disebut
sebagai sistem, sedangkan segala sesuatu di luar sistem disebut lingkungan.
Hukum ini berlaku tidak hanya pada sistem saja tetapi juga pada lingkungan.
Dalam bentuk dasar, dapat ditulis sebagai :
(energi sistem) + (energi lingkungan) = 0 (4.1)

Jika antara sistem dan lingkungan tidak terjadi perpindahan massa, maka
system dikatakan tertutup dan massa konstan. Untuk sistem seperti ini, semua
energi yang berpindah antara sistem dan lingkungan berbentuk panas dan kerja,
sehingga persamaan (4.1) dapat dijabarkan menjadi :
(energi lingkungan) = Q W (4.2)
(energi sistem) = U + Ek + Ep (4.3)

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 24


Bila panas bernilai positif untuk panas yang masuk sistem dan kerja bernilai
positif untuk kerja yang dilakukan sistem, maka :
U + Ek + Ep = Q - W (4.4)
Berarti bahwa perubahan energi total sistem sama dengan panas yang
ditambahkan pada sistem dikurangi oleh kerja yang dilakukan sistem.
Persamaan di atas berlaku untuk perubahan yang terjadi pada sistem tertutup.
Sistem tertutup juga seringkali menjalankan proses dimana tidak ada perubahan
energy potensial dan kinetik sehingga persamaan (4.4) menjadi :
U = Q - W (4.5)

Persamaan (4.5) terbatas pemakaiannya pada proses dengan massa konstan


dimana hanya terjadi perubahan energi dalam saja. Untuk proses-proses pada
industri yang melibatkan aliran mantap melalui peralatan-peralatan diperlukan
penjabaran Hukum I Termodinamika yang lebih umum. Keadaan mantap berarti
bahwa kondisi pada semua titik dalam peralatan konstan terhadap waktu.
Sehingga persamaan (4.4)
kemudian menjadi :
H + V2 + gz = Q W (4.6)
2

Pada penerapannya secara termodinamika, energi potensial dan energi


kinetic sangatlah kecil dibandingkan dengan elemen yang lainnya dan dapat
diabaikan. Selain itu, pada turbin semua perpindahan panas diabaikan sehingga
persamaan (4.6) berubah menjadi :
H = -W (4.7)
dimana kerja turbin (ditandakan dengan minus) masih dalam dasar unit massa
yang mengalir. Dengan memasukkan variabel m (massa) maka persamaan (4.7)
dapat ditulis menjadi :
W = m (h1 - h2 ) (4.8)
dimana:
W = kerja/daya turbin (kW)
m = massa (kg/s)
h1 = entalpi uap yang masuk kedalam turbin (kJ/kg)
h2 = entalpi uap yang meninggalkan turbin (kJ/kg)

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 25


Persamaan inilah yang kemudian akan dipakai selanjutnya pada perhitungan daya
turbin.

2.9 Resiko Eksplorasi dan Pengembangan Lapangan PLTP

Pengusahaan PLTP memiliki resiko yang tinggi. Untuk memahami


resiko-resiko yang berkaitan dengan pengusahaan panas bumi yang disebabkan
oleh karena adanya ketidakpastian mengenai sumber energi panas bumi di
bawah permukaan, maka dalam bab ini akan dibahas secara singkat mengenai
jenis-jenis resiko dalam pengusahaan PLTP.
Ada beberapa resiko dalam pengusahaan PLTP, yaitu:
1. Resiko yang berkaitan dengan sumber daya (resource risk), yaitu resiko
yang berkaitan dengan:
- Kemungkinan tidak ditemukannya sumber energi panas bumi di daerah
yang sedang dieksplorasi (resiko eksplorasi).
- Kemungkinan besarnya cadangan dan potensi listrik di daerah tersebut
lebih kecil dari yang diperkirakan atau tidak bernilai komersial (resiko
eksplorasi).
- Kemungkinan jumlah sumur eksplorasi yang berhasil lebih sedikit dari
yang diharapkan (resiko eksplorasi).
- Kemungkinan potensi sumur (well output), baik sumur eksplorasi lebih
kecil dari yang diperkirakan semula (resiko eksplorasi).
- Kemungkinan jumlah sumur pengembangan yang berhasil lebih sedikit
dari yang diharapkan (resiko pengembangan).
- Kemungkinan potensi sumur (well output) sumur pengembangan lebih
kecil dari yang diperkirakan semula (resiko pengembangan).
- Kemungkinan biaya eksplorasi, pengembangan lapangan dan
pembangunan PLTP lebih mahal dari yang diperkirakan semula.
- Kemungkinan terjadinya problem-problem teknis, seperti korosi dan
scaling (resiko teknologi) dan problem-problem lingkungan.

2. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan penurunan laju produksi


atau penurunan temperatur lebih cepat dari yang diperkirakan semula
(resource degradation).

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 26


3. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan pasar dan harga
(market access dan price risk).

4. Resiko pembangunan (construction risk).

5. Resiko yang berkaitan dengan perubahan manajemen (Management risk).

6. Resiko yang menyangkut perubahan aspek legal dan kemungkinan


perubahan kebijaksanaan pemerintah (legal & regulatory risk).

7. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan bunga bank dan


laju inflasi (Interest & inflation risk).

8. Force Majeure.
Berbagai upaya telah dicoba untuk mengurangi resiko yang
berkaitan dengan sumberdaya, diantaranya adalah:

1. Kegiatan eksplorasi telah cukup dilakukan sebelum rencana


pengembangan lapangan dibuat.

2. Menentukan kriteria keuntungan yang jelas.

3. Memilih proyek dengan lebih hati-hati, dengan cara melihat


pengalaman pengembang sebelumnya, baik secara teknis maupun
secara manajerial.

4. Mengkaji rencana pengembangan secara hati-hati sebelum


menandatangani perjanjian pendanaan.

5. Memeriksa rencana pengembangan dan menguji rencana operasi


berdasarkan skenario yang terjelek.

6. Mentaati peraturan yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan.

7. Merancang dan menerapkan program sesuai dengan tujuan dan


berdasarkan jadwal waktu pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan.

8. Melaksanakan simulasi (pemodelan) untuk meramalkan kinerja


reservoir dan sumur untuk berbagai skenario pengembangan lapangan.
9. Mengadakan pertemuan secara teratur untuk mengevaluasi pelaksanaan
program untuk mengetahui apakah kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
rencana atau tidak.

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 27


2.10 Keuntungan dan Kekurangan PLTP

Dalam halaman ini kita akan membahas tentang keuntungan dan


kekurangan dari energi panas bumi diatas :
A. Keuntungan PLTP
Bersih.
PLTP, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari tidak
membakar bahan bakar untuk menghasilkan uap panas guna memutar
turbin. Menghasilkan listrik dengan energi geotermal membantu
menghemat pemanfaatan bahan bakar fosil yang tidak bisa
diperbaharui, dan dengan pengurangan pemakaian jenis-jenis bahan
bakar ini, kita mengurangi emisi yang merusak atmosfir kita.
Tidak boros lahan.
Lokal area yang diperlukan untuk membangun PLTP ukurannya per
MW lebih kecil dibandingkan hampir semua jenis pembangkit
lain.Instalasi geotermal tidak memerlukan pembendungan sungai atau
penebangan hutan,dan tidak ada terowongan tambang, lorong-
lorong,lubang-lubang terbuka,timbunan limbah atau tumpahan minyak.
Dapat diandalkan.
PLTP dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari sepanjang tahun.Suatu
pembangkit listrik geotermal terletak diatas sumber bahan
bakarnya.Hal ini membuatnya resisten terhadap hambatan penghasilan
listrik yang diakibatkan oleh cuaca dan bencana alam yang bisa
mengganggu transportasi bahan bakar.
Fleksibel.
Suatu PLTP bisa memiliki rancangan moduler, dengan unit tambahan
dipasang sebagai peningkatan yang diperlukan untuk memenuhi
permintaan listrik yang meningkat.
Mengurangi Pengeluaran.
Uang tidak perlu dikeluarkan untuk mengimpor bahan bakar untuk
PLTP Bahan bakar geotermal, selalu terdapat dimana pembangkit
itu berada.

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 28


Pembangunan
PLTP di lokasi terpencil bisa meningkatkan standar dan kualitas hidup
dengan cara membawa tenaga listrik ke orang yang bertempat tinggal
jauh dari sentra populasi yang berlistrik.
B. Kerugian kerugian PLTP
PLTP selalu dibangun di daerah lapang Panas Bumi dimana terdapat
banyak sumber air panas atau uap yang mengeluarkan gas H 2S, hal
ini akan menyebabkan kandungan H2S akan meningkat.Kandungan
H2S yang bersifat korosit akan dapat menyebabkan peralatan
peralatan mesin maupun listrik berkarat.
Ancaman akan adanya hujan asam
Penurunan stabilitas tanah yang akan berakibat pada bahaya erosi
dan amblesan (subsidence). Amblesan juga didukung letak
geomorfologi tapak kegiatan yang berada pada kaldera vulkanik
dengan patahan sekelilingnya sesuai dengan munculnya kerucut
resent. Faktor lain yang berpengaruh adalah posisi Bali secara
regional merupakan daerah rawan gempa bumi. Untuk memantau
dampak amblesan, maka di tapak kegiatan harus dipasang mikro
seismograf. Apabila terjadi amblesan maka kegiatan operasional
PLTP harus dihentikan.
Menyusut dan menurunnya debit maupun kwalitas sumber mata air
tanah maupun danau-danau di sekitar area pembangunan yang akan
menyebabkan gangguan pada kehidupan biota perairan dan
menurunkan kemampuan tanah untuk menahan air
Berubahnya tata guna lahan, perubahan dan ancaman kebakaran
hutan di mana diperlukan waktu antara 30-50 tahun untuk
mengembalikan fungsi hutan lindung seperti semula
Terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air
karena diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, C02, CO, NO2
dan H2S

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 29


2.11 Kendala dalam Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi Ditinjau dari Segi Sosial dan Budaya Masyarakat Sekitar

Pada kesempatan ini saya akan membahas sedikit tentang kendala yang
dialami dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, salah
satunya yang banyak menyedot perhatian masyarakat Indonesia adalah
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) di Kawasan
Bedugul.

Pembangunan PLTP Bedugul, yang dibangun bersama oleh PT. Pertamina


dan Bali Energi Ltd, ini bukan tanpa kendala. PLTP ini akan dibangun di dalam
area Hutan Lindung Primer Batukaru seluas 53,88 ha. Padahal kawasan hutan
sebagai penyangga kehidupan di Pulau Dewata ini hanya tinggal 23,19% dari
batas minimum 30% dari luas wilayah Bali. Apalagi kawasan Bedugul selama ini
sudah merupakan paru-paru bagi Pulau Bali.

Masalah lain yang akan timbul dari pembangunan PLTP ini adalah
berpotensi terjadinya bentrokan dengan budaya Bali setempat. Filosofi Tri
Mandala menempatkan kawasan hulu seperti hutan, gunung dan danau sebagai
tempat suci atau sakral. Kawasan hulu oleh masyarakat setempat dianggap sebagai
hulu amerta atau sumber kemakmuran dan kesejahteraan bagi daerah-daerah
sekitar. Proyek pembangunan Bedugul ini dianggap bertentangan dengan nilai
wanakerti dan nilai filosofi Tri Hita Karana bagi masyarakat Bali dan sekitarnya.
Filosofi Tri Hita Karana yang menjunjung tinggi hubungan erat antara manusia,
Tuhan (Parahyangan) dan alam sekitarnya. Terganggunya nilai-nilai kesakralan
kawasan suci ini dikhawatirkan akan menganggu keseimbangan hubungan
manusia dengan lingkungan alam (palemahan) yang secara langsung akan
mempengaruhi nilai-nilai pawongan (masyarakat) yang terkait dengan aspek
kedamaian, keamanan, kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya.

Ancaman bentrokan horizontal antar masyarakat pun bisa terjadi karena


salah satu desa yang berada di Kawasan Bedugul ini, yakni : Desa Candikuning
yang bermayoritas muslim, sangat mendukung proyek pembangunan PLTP
Bedugul ini, sedangkan desa-desa lainnya yang mayoritas beragama hindu

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 30


menolak keras. Demikian pula dengan akan datangnya pekerja-pekerja dari luar
daerah untuk membangun proyek PLTP dikhawatirkan akan memicu
kecemburuan sosial antar penduduk asal dengan pendatang dan gangguan
kamtibmas diperkirakan akan terjadi di daerah sekitar akibat arus urbanisasi yang
berlangsung dalam waktu yang singkat. Semua ini akan menyumbang benih-benih
perpecahan pada proses disintegrasi bangsa yang dikhawatirkan sudah dan sedang
terjadi, semakin terakselerasi.

2.12 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang ada di Indonesia

2.28 Gambar PLTP Kamojang Indonesia

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 31


2.29 Skema PLTP Kamojang, Indonesia

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 32


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi cukup menjanjikan.
Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber
penyedia tenaga listrik adalah termasuk teknologi yang tidak menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan. Bila pemanfaatan energi panas bumi dapat
berkembang dengan baik, maka kota-kota di sekitar daerah sumber energi panas
bumi yang pada umumnya terletak di daerah pegunungan, kebutuhan tenaga
listriknya dapat dipenuhi dari pusat listrik tenaga panas bumi. Apabila masih
terdapat sisa daya tenaga listrik dari pemanfaatan energi panas bumi, dapat
disalurkan ke daerah lain sehingga ikut mengurangi beban yang harus
dibangkitkan oleh pusat listrik tenaga uap, baik yang dibangkitkan oleh batubara
maupun oleh tenaga diesel yang keduanya menimbulkan pencemaran udara.
Selain itu cara kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi ini memiliki
cara kerja yang hamper sama dengan pembangkit listrik tenaga uap. Pembangkit
listrik tenaga panas bumi ini bahkan lebih simple daripada pembangkit listrik
tenaga uap yang membutuhkan batu bara sebagai bahan bakarnya untuk
memanaskan air menjadi uap penggerak turbin. Sedangkan pada pembangkit
listrik tenaga panas bumi yang diambil dari bumi merupakan uap panas dan dapat
dimanfaatkan secara langsung. Tetapi pembangunan dari pembangkit listrik
tenaga panas bumi ini masih sedikit karena pembangunannya cukup sulit dan
membutuhkan biaya yang besar, namun sebanding dengan besarnya daya listrik
yang akan dihasilkan.

3.2 Saran
Dari pembahasan diatas saran-saran yang dapat penulis sampaikan yaitu:
diharapkan kepada semua Masyarakat dapat mengetahui tentang perlunya
pembangkit listrik tenaga panas bumi mengingat masih jarang pembangunan
pembakit listrik tenaga panas bumi di Indonesia.

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 33


DAFTAR PUSTAKA

http://ksbforblog.blogspot.com/2009/05/Fisika-Energi.html.
http://jo-hnz.blog.orang indonesia PLTP (Geothermal) Bedugul.html.
http://suharto-pump.blogspot.com/2008/pltp/panas.bumi.html.
I G. B. Wijaya Kusuma . Program Studi Teknik Mesin. Fakutas Teknik. Bali.
Universitas Udayana.
Ir. Nenny Miryani Saptadji PH.d. TEKNIK PANAS BUMI. Bandung. ITB

PEMBANGKIT MAKALAH PLTP Page 34

Anda mungkin juga menyukai