SEPTIANI WULANDARI
NIM 061440410810
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 5
1.3 Tujuan........................................................................................ 5
1.4 Manfaat...................................................................................... 5
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................... 21
4.2 Saran........................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah Energi Panas Bumi (Geothermal) ini
adalah :
1. Untuk mengetahui potensi Energi Panas Bumi (Geothermal) di Indonesia.
2. Untuk mengetahui teknologi sistem Pembangkit Listerik Tenaga Panas
Bumi serta prinsip kerjanya.
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan dari Energi Panas Bumi
(Geothermal).
4. Untuk Mengetahui dampak lingkungan dan resiko eksplorasi dari Energi
Panas Bumi (Geothermal)
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah bertambahnya
wawasan bagi penulis dan para pembaca dibidang Energi Panas Bumi
(Geothermal), pembangkitan tenaga listrik, khususnya PLTP.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Gambar 1. Susunan Lapisan Bumi
Di bawah kulit bumi terdapat suatu lapisan tebal yang disebut
selubung bumi (mantel) yang diperkirakan mempunyai ketebalan sekitar 2900
km. Bagian teratas dari selubung bumi juga merupakan batuan keras.
Bagian terdalam dari bumi adalah inti bumi (core) yang mempunyai
ketebalan sekitar 3450 kilometer. Lapisan ini mempunyai temperatur dan tekanan
yang sangat tinggi sehingga lapisan ini berupa lelehan yang sangat panas yang
diperkirakan mempunyai density sekitar 10.2 – 11.5 gr/cm3. Diperkirakan
temperatur pada pusat bumi dapat mencapai sekitar 60000F.
Kulit bumi dan bagian teratas dari selubung bumi kemudian dinamakan
litosfir (80 –200 km). Bagian selubung bumi yang terletak tepat di bawah
litosfir merupakan batuan lunak tapi pekat dan jauh lebih panas. Bagian
dari selubung bumi ini kemudian dinamakan astenosfer (200 – 300 km). Di
bawah lapisan ini, yaitu bagian bawah dari selubung bumi terdiri dari
material-material cair, pekat dan panas, dengan density sekitar 3.3 – 5.7 gr/cm3.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa litosfer sebenarnya bukan
merupakan permukaan yang utuh, tetapi terdiri dari sejumlah lempeng-lempeng
tipis dan kaku (Gambar 2.2).
7
Gambar 2. Lempengan-lempengan Tektonik
8
suatu tempat di Lanzarote (Canary Island) besarnya gradien temperatur sangat
tinggi sekali hingga besarnya tidak lagi dinyatakan dalam 0C/km tetapi dalam
0
C/cm.
Pada dasarnya sistem panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan
panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi
dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui
batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya
kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi
pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena gaya gravitasi
selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila
air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan
panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan.
Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang
lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus
konveksi.
9
dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau Sumatera.
Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal
dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan
kedalaman jenis magma yang dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang
lebih besar jenis magma yang dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair
dengan kandungan gas magmatik yang lebih tinggi sehingga menghasilkan
erupsi gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya akan menghasilkan
endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir
panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan volkanik,
sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan
ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal.
Metode Perry
E = D x Dt x P
Dimana :
D = Debit air panas (L/det)Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air
dingin (oC)
10
P = Panas jenis (Kkal/kg)
Untuk perhitungan ini, data suhu dinyatakan dalam derajat celcius, debit air panas
dalam satuan liter per detik, sedangkan isi chlorida dalam larutan air panas
dinyatakan dalam miligram per liter.
Metode Bandwell
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan energi panas bumi oleh Bandwell
adalah :
E = M (h1-h2) Kwh
Dimana :
E = energi panas
M = massa dari waduk uap panas bumi yang terdiri dari cairan dan uap
Massa dari waduk uap panas bumi (M) sangat tergantung pada :
11
BAB III
PEMBAHASAN
Sampai saat ini di Indonesia terdapat 265 lokasi panas bumi yang tersebar
di sepanjang jalur vulkanik yang membentang dari P. Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Sulawesi, dan Maluku serta daerah-daerah non vulkanik seperti
kalimantan dan Papua (Gambar 1). Perkiraan total potensi energi panas bumi di
Indonesia sekitar 28.112 MWe atau setara dengan 12 milyar barel minyak bumi.
Dengan total potensi sebesar ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara
terkaya akan energi panas bumi. Pada tahun 2009 terdapat penemuan 8 lokasi
daerah baru dengan potensi sekitar 400 Mwe dari hasil kegiatan survei panas
bumi yang dilakukan oleh Badan Geologi. Lokasi daerah panas bumi baru ini
adalah Lili, Mapili dan Alu , Sulawesi Barat; Tehoru, Banda Baru dan pohon
Batu , dan Kelapa Dua , Maluku ; dan Kebar, Papua Barat. Sedangkan potensi
energi panas bumi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
12
Tabel 1. Potensi Panas Bumi di Indonesia
Dilihat dari status penyelidikannya, dari 265 daerah panas bumi yang ada,
138 lokasi (52,07 %) daerah panas bumi masih pada tahap penyelidikan
pendahuluan awal atau inventarisasi dengan potensi pada kelas sumber daya
spekulatif, 24 lokasi (9,05 %) daerah panas bumi masih pada tahap penyelidikan
pendahuluan dengan potensi pada kelas sumber daya hipotetis. Daerah yang telah
disurvei secara rinci melalui survei permukaan dengan atau tanpa pengeboran
landaian suhu dengan potensi cadangan terduga sebanyak 88 lokasi (33,21%).
Daerah yang telah dilakukan pengeboran eksplorasi atau siap dikembangkan
sebanyak 8 daerah (3,01%). Daerah panas bumi yang telah dimanfaatkan untuk
pembangkitan listrik saat ini baru 7 lokasi atau 2,64 % dengan kapasitas total
terpasang 1189 MW.
Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya panas
bumiyang terbesar di Indonesia. Potensi panas bumi di Jawa Barat mencapai 5411
MW atau 20% dari total potensi yang dimiliki Indonesia. Sebagian potensi panas
bumi tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, seperti :
PLTP Kamojang didekat Garut, memiliki unit 1,2,3 dengan kapasitas total
140 MW. Potensi yang masih dapat dikembangkan sekitar 60 MW.
PLTP Darajat, 60 Km sebelah tenggara Bandung dengan Kapasitas 55
MW.
PLTP Gunung Salak di Sukabumi, terdiri dari unit 1,2,3,4,5,6 dengan
kapasitas total 330 MW.
PLTP Wayang Windu di Panggalengan dengan Kapasitas 110 MW.
Walaupun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya mengolah sumber
panas yang tersimpan di reservoir perut bumi, bukan berarti tidak memerlukan
biaya.Investasi untuk menggali energi panas bumi tidak sedikit karena tergolong
berteknologi dan berisiko tinggi.Investasi untuk kapasitas di bawah satu MW,
berkisar US$ 3.000-5.000 per kilowatt (kW).Sementara untuk kapasitas di atas
satu MW, diperlukan investasi US$1.500-2.500 per kW. Karakter produksi dan
kualitas produksi akan berbeda dari satu area ke area yang lain. Penurunan
produksi yang cepat, merupakan karakter produksi yangharus ditanggung oleh
pengusaha atau pengembang, ditambah kualitas produksi yangkurang baik, dapat
menimbulkan banyak masalah di pembangkit.Misalnya, kandungan gas yang
tinggi mengakibatkan investasi lebih besar.Dalam pembangkitan listrik, harga jual
per kWh yang ditetapkan PLN dinilai terlalu murah sehingga tak sebanding
dengan biaya eksplorasi dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP).Dalam hat ini, PLN tidak bisa disalahkan karena tarif dasar listrik
yang ditetapkan pemerintah masih di bawah harga komersial, yaitu tujuh sen
dollar AS per kWh.
14
Gambar 5. Lokasi daerah potensial energi Geothermal di Indonesia
15
menjadi energi listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga PanasBumi (PLTP) pada prinsipnyasama
seperti Pembangkit Listrik TenagaUap(PLTU),hanya pada PLTU uap dibuat
di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari
reservoir panas bumi. Apbila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap
tersebut dapatdialirkan langsung ke turbin,dankemudian turbin akan mengubah
energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga
dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur
sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu
dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan
melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari
fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian
dialirkan ke turbin.
Secara garis besar, Teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat
dibagi menjadi 3 (tiga), pembagian ini didasarkan pada suhu dan tekanan
reservoir. Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit listrik tenaga panas
bumi (geothermal power plants), pembagian ini didasarkan pada suhu dan
tekanan reservoir, yaitu :
dry steam
flash steam
binary cycle
Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-
beda.
16
PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi.Contoh jenis ini di
Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 2000 Kw.
17
3.2.2. Flash steam
Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 182oC pada reservoir, cara kerjanya
adalah bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas, perlu dipakai suatu
separator yang memisahkan air dan uap dengan menyemprotkan cairan ke dalam
tangki yang bertekanan lebih rendah sehingga cairan tersebut menguap dengan
cepat menjadi uap yang memutar turbin dan generator akan menghasilkan listrik.
Air panas yang tidak menjadi uap akan dikembalikan ke reservoir melalui
injectionwells.
18
Gambar 9. Binary Steam Power Plant
Gambar 10. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Binary Cycle
19
3.3 Keuntungan dan Kekurangan PLTP
Dalam halaman ini kita akan membahas tentang keuntungan dan
kekurangan dari energi panas bumi diatas :
A. Keuntungan PLTP
Bersih.
PLTP, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari tidak
membakar bahan bakar untuk menghasilkan uap panas guna memutar
turbin. Menghasilkan listrik dengan energi geotermal membantu
menghemat pemanfaatan bahan bakar fosil yang tidak bisa
diperbaharui, dan dengan pengurangan pemakaian jenis-jenis bahan
bakar ini, kita mengurangi emisi yang merusak atmosfir kita.
Tidak boros lahan.
Lokal area yang diperlukan untuk membangun PLTP ukurannya per
MW lebih kecil dibandingkan hampir semua jenis pembangkit
lain.Instalasi geotermal tidak memerlukan pembendungan sungai atau
penebangan hutan,dan tidak ada terowongan tambang, lorong-
lorong,lubang-lubang terbuka,timbunan limbah atau tumpahan minyak.
Dapat diandalkan.
PLTP dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari sepanjang tahun.Suatu
pembangkit listrik geotermal terletak diatas sumber bahan
bakarnya.Hal ini membuatnya resisten terhadap hambatan penghasilan
listrik yang diakibatkan oleh cuaca dan bencana alam yang bisa
mengganggu transportasi bahan bakar.
Fleksibel.
Suatu PLTP bisa memiliki rancangan moduler, dengan unit tambahan
dipasang sebagai peningkatan yang diperlukan untuk memenuhi
permintaan listrik yang meningkat.
Mengurangi Pengeluaran.
Uang tidak perlu dikeluarkan untuk mengimpor bahan bakar untuk
PLTP ’’ Bahan bakar “geotermal, selalu terdapat dimana pembangkit
itu berada.
Pembangunan
20
PLTP di lokasi terpencil bisa meningkatkan standar dan kualitas hidup
dengan cara membawa tenaga listrik ke orang yang bertempat tinggal
jauh dari sentra populasi yang berlistrik.
21
3.4 Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi terhadap Lingkungan
Dalam pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik terdapat
berbagai dampak terhadap lingkungan akibat kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada tahap eksplorasi dan eksploitasi. Dampak-dampak tersebut di antaranya
adalah :
Akuisisi lahan
Gangguan permukaan (flora, fauna, tanah)
Emisi udara
Thermal effluents
Chemical discharge
Limbah padat
Penggunaan air
Contoh lain yang pernah terjadi akibat dampak yang terjadi dari
pemanfaatan energi panas bumi ini :
22
2. Gempa berkekuatan 3,4 SR di Bassel, Swiss
Karbondioksida(CO2)
Hidrogen sulfida(H2S),
Metana(CH4), dan
Amonia(NH3)
23
Gambar 11. Karakteristik Sistem Penguapan Ganda
Langkah pertama adalah mencari fraksi uap (X2) pada tubin. Fraksi uap ini
merupakan tingkat kebasahan didalam turbin. Untuk mendapatkan nilai (X2)
terlebih dahulu harus diketahui nilai dari enthalpi separator (h2), enthalpi fluida
gas (hg) dan enthalpi fluida cair(hf) sehingga didapat enthalpi fluida campuran (hfg)
dari pengurangan hg - hf
− Mencari nilai enthalpi separator (h2)
T = 240 °C
P = 32 bar = 3200000 Pa
Dari tabel Termodinamika didapat
u = 2619,7 kJ/kg
v = 0,0682 m3/kg
h = u + Pv
24
h = 2619,7 kJ/kg + (3200000 Pa. 0,0682 m3/kg)
h = 2619,7 kJ/kg + (3200000 N/m2.0,0682 m2.m/kg )
h = 2619,7 kJ/kg + 218240 J/kg
h = 2619,7 kJ/kg + 218,2 kJ/kg
h = 2837,9 kJ/kg
Enthalpi fluida gas (hg)
P = 32 bar = 3200000 Pa
Dari tabel Termodinamika didapat
ug = 2604,1 kJ/kg
vg = 0,06668 m /kg 3
hg = u g + P vg
hg = 2604,1 kJ/kg + (3200000 Pa. 0,06668 m3/kg)
hg = 2604,1 kJ/kg + (3200000 N/m2).0,06668 m.m2/kg)
hg = 2619,7 kJ/kg + 213376 J/kg
hg = 2604,1 kJ/kg + 213,3 kJ/kg
hg = 2817,47 kJ/kg
25
− Menghitung fraksi uap (x2)
x2 = h2 – hf / hfg
x2 = 2837,9 – 1043 / 1774,47
x2 = 1,0115
− Mencari Enthalpi uap masuk Turbin HP(h3)
T = 240° C
P = 32 bar = 3200000 Pa
Dari tabel Termodinamika didapat
u = 2731,5 kJ/kg
v = 0,0532 m3/kg
h = u + Pv
h = 2731,5 kJ/kg + (3200000 Pa. 0,0532 m3/kg)
h = 2731,5 kJ/kg + (3200000 N/m2.0,0532 m.m2/kg)
h = 2731,5 kJ/kg + 170240 J/kg
h = 2731,5 kJ/kg + 170,2 kJ/kg
h = 2901,7 kJ/kg
− Mencari enthalpi uap keluar Turbin HP (h4)
T = 240 °C
P = 32 bar = 3200000 Pa
Dari tabel Termodinamika didapat
u = 2604 kJ/kg
v = 0,059 m3/kg
h = u + Pv
h = 2604 kJ/kg + (3200000 Pa. 0,059 m3/kg)
h = 2604 kJ/kg + (3200000N/m2.0,059 m.m 2/kg)
h = 2604 kJ/kg + 188800 J/kg
h = 2604 kJ/kg + 188,8 kJ/kg
h = 2792,8 kJ/kg
26
− Menghitung massa uap untuk Turbin HP
27
− Menghitung massa uap Turbin HP
28
− Menghitung Daya Akhir (keluaran generator)
Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan daya akhir dari perhitungan
secara panas dan perhitungan daya listrik seperti yang dilakukan pada tugas akhir
ini. Adapun daya akhir secara perhitungan daya listrik sebesar 153 MW dengan
29
daya per sumurnya 51 MW dengan jumlah 3 (tiga) sumur. Dapat dilihat bahwa
perbandingan daya akhir dari kedua hasilnya, baik secara perhitungan panas dan
secara perhitungan daya listrik tidaklah berbeda jauh
BAB IV
30
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa
1. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi cukup
menjanjikan. Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan energi
panas bumi sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah
termasuk teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan, suatu hal yang dewasa ini sangat diperhatikan dalam
setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar alam masih
dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat manusia.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik
(Power generator) yang menggunakan Panas bumi (Geothermal)
sebagai energy penggeraknya.
3. Teknologi PLTP dibedakan menjkadi 3, yaitu : dry steam, flash
steam, dan binarycycle. Ketiga teknologi ini pada dasarnya
digunakan pada kondisi yang berbeda beda
4. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi memiliki
kelebihan dan kekurangan tersendiri serta adanya dampak yang
akan ditimbulkan terhadap lingkungan.
4.2 Saran
Diharapkan kepada semua komponen Masyarakat dapat mengetahui
tentang perlunya dipikirkan penambahan energi melalui pemilihan energi
alternatif yang ramah terhadap lingkungan.
31
DAFTAR PUSTAKA
32