Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Bimo Mahardika 2111010219
2. Nena Ayu Agustin 2111010323
3. Pitra Gosha Patriasya 2111010337
4. Vita Kurnia 2111010451
KELAS B
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
yang berjudul tentang “Energi dan Perubahan Iklim”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Lingkungan. Dalam upaya penulisan makalah ini tidak lepas dari
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pembaca dan khususnya bagi penulis.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit
diperkirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah hujan
yang berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan belahan bumi
yang lain bisa mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena kenaikan suhu dan
turunnya kelembaban. Menurut perusahaan asuransi Swiss Re, 90% dari bencana terkait
iklim terjadi di Asia. Pola cuaca akan menjadi ekstrim yaitu kemungkinan cuaca panas
sekali, gelombang panas, dan hujan lebat akan lebih sering terjadi.
1. Pengertian Energi?
2. Perubahan Iklim?
1.3 Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut para ahli iklim, bumi sedang mengalami kenaikan temperatur permukaan
yang memicu perubahan iklim. Fenomena tersebut disebabkan oleh peningkatan
konsenterasi Green House Gases (GHG) atau Gas Rumah Kaca di atmosfer. Gas rumah
kaca merupakan gas yang terdiri dari gas karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen
oksida (N2O), ozon (O3), dan freon (CFC) yang membentuk lapisan gas rumah kaca pada
atmosfer. Kadar gas yang meningkat ini semakin memperkuat lapisan gas rumah kaca
pada atmosfer. Ketika cahaya matahari masuk ke bumi, sebagian dapat diserap dan
membuat temperatur permukaan bumi dalam kondisi normal. Sedangkan sebagian lagi
dari cahaya matahari dipantulkan kembali ke luar angkasa. Akibat dari meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca pada atmosfer bumi menyebabkan sinar matahari
terperangkap dan memantul kembali, sehingga mengakibatkan suhu permukaan bumi
1
menjadi meningkat. Peristiwa ini disebut efek rumah kaca.
2) Gas CO2 yang tidak terurai oleh oksigen (O2) akan menumpuk di atmosfer dan
membentuk lapisan gas rumah kaca.
1
Jacobus Samidjo and Yohanes Suharso, ‘Memahami Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim’, Online
Journal Od Ivet University, 24.2 (2017), 36–46.
2
3) Dalam kondisi normal bumi mendapatkan cahaya matahari salah satunya berupa
radiasi inframerah di siang hari. Pada saat malam hari energi dari sinar inframerah
dilepaskan bumi ke lingkungan untuk menjaga temperatur dan suhu bumi.
4) Jika di atmosfer terdapat lapisan gas rumah kaca, maka saat bumi melepaskan sinar
inframerah ke luar lingkungan di malam hari. Sinar inframerah tersebut akan
2
terpantulkan kembali dan menyebabkan peningkatan temperatur suhu bumi.
Salah satu cara untuk menurunkan emisi gas rumah kaca di atmosfer adalah
mengalihkan pemanfaatan sumber energi fosil dengan peningkatan penggunaan sumber
energi baru dan terbarukan. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 22
tahun 2017 disebutkan bahwa target kontribusi energi baru dan terbarukan dalam bauran
energi nasional tahun 2025 sebesar 23,0% (92,3 MTOE) dan pada tahun 2050 sebesar
31,2% (315,7% MTOE).
Salah satu cara untuk meningkatkan target energi baru dan terbarukan adalah dengan
meningkatkan jumlah pembangkit listrik yang menggunakan energi baru dan terbarukan
sebagai energi primer. Pembangkit listrik tersebut diantaranya adalah Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah (PLTSa), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Jika jumlah pembangkit listrik energi baru dan terbarukan meningkat, maka substitusi
atau peralihan dari energi fosil menjadi energi baru dan terbarukan mampu terealisasikan
dan target kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi bisa tercapai. Agar target
kontribusi energi baru dan terbarukan dalam bauran energi bisa tercapai maka diperlukan
suatu perencanaan energi yang menjadi dasar bagi pengembangan pembangkit listrik
energi baru dan terbarukan. Salah satu metode perencanaan energi yang digunakan adalah
metode Computational General Equilibrium (CGE). 3
2
‘Global Warming )’, 2011.
3
Muhammad Firdaus, ‘No Titיליle’, ペインクリニック学会治療指針2, 43.March (1998), 1–9.
3
Adapun beberapa kekurangan CGE, yaitu:
Dari ketiga kelemahan utama metode CGE, salah satu yang berpengaruh pada
perencanaan pembangkit listrik adalah penggunaan teknologi yang bersifat subjektif.
Energi panas bumi berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak
planet ini diciptakan. Panas bumi juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh
permukaan bumi. Energi panas bumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan,tetapi
terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisa tektonik. Dikatakan ramah lingkungan
karena unsur-unsur yang berasosiasi dengan energi panas tidak membawa dampak
lingkungan atau berada dalam batas yang berlaku. Pembangkit listrik tenaga panas bumi
hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik yang bertemperatur tinggi dari sumber
panas bumi tersedia di dekat permukaan. Pengembangan dan penyempurnaan teknologi
pengeboran serta ekstrasi telah memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik
tenaga panas bumi dari lempeng tektonik terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik
tenaga panas bumi cenderung rendah karena fluida panas bumi berada pada temperatur
4
yang lebih rendah dibandingkan uap atau air mendidih.
4
Fath, M. A. 2021. . Literature review : pengaruh kualitas udara dan kondisi iklim terhadap
perekonomian masyarakat. Jurnal Media Gizi Kesmas. 10(2):329–324
4
Berdasarkan hukum termodinamika, rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari
mesin kalor dalam mengambil energi selama menghasilkan listrik. Energi panas bumi
termasuk energi primer, yaitu energi yang diberikan oleh alam, seperti minyak bumi,gas
bumi,batu bara dan tenaga air.
Energi panas bumi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan energi sumber lain
yang dapat diperbaharui, di antaranya:
3) tingkat ketersediaan yang sangat tinggi, yaitu di atas 95%. Sekalipun demikian,
pemulihan energi panas bumi memakan waktu yang relatif lama yaitu beberapa ratus
tahun.
Selain untuk tenaga listrik panas bumi dapat langsung dimanfaatkan untuk kegiatan
usaha pemanfaatan energi atau fluida. Pengembangan energi panas bumi lebih akrab
dengan istilah geothermal nampaknya bukan hanya hadir sebagai solusi alternatif energi,
namun juga telah menjadi cita-cita pembangunan masa depan yang ramah lingkungan dan
berkesinambungan (karena jumlahnya yang bisa terus diperbaharui). Untuk tahun 2009
saja pemerintah menargetkan produksi energi dari geothermal sebesar 4700 Mega Watt.
Meski potensi ketersediannya besar, sejumlah masalah juga hadir seperti belum
tersedianya investor yang mau mengembangkan potensi geotermal di Indonesia,
infrastuktur yang belum memadai dan teknologi yang terbatas, hingga pemanfaatannya
sampai saat ini yang tergolong rendah. 5
Dari analsis data para pakar energy menyimpulkan bahwa potensi energi panas bumi
di Indonesia cukup banyak terdapat di bagian timur negara khususnya di sekitar
kepulauan Maluku. Dan salah satu Kabupaten di daerah tersebut yang cukup berpeluang
untuk segera dimanfaatkan sumber energi panas buminya adalah Kabupaten Halmahera
5
(BPPT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. (2019). Indonesia Energy Outlook 2019: The
Impact of Increased Utilization of New and Renewable Energy on the National Economy
5
Barat yang ber-ibu kota di Jailolo. Kabupaten ini merupakan salah satu Kabupaten dan
daerah ke dua di Indonesai Timur yang yang akan mengembangkan energi panas bumi
karena potensi yang dimilikinya. Potensi energi panas bumi di Kabupaten Halbar
terbilang baik, misalnya saja daerah gunung berapi yang sudah tidak aktif dan usianya
yang sudah cukup tua (minimal setengah juta tahun, dan juga memiliki struktur batuan di
dalam tanah yang bisa memanaskan sehingga membentuk uap.
1) Teknologi uap cepat (flash steam) Pembangkit jenis ini menggunakan cairan
hidrotermal bersuhu 200 derajat Celsius. Carian ini disiramkan ke tangki yang
letaknya lebih rendah untuk kemudian dengan cepat berubah fase menjadi uap. Uap
ini akan menggerakan turbin yang selanjutnya menggerakan generator/ pembangkit.
Faktor kapasitasnya dapat mencapai 93% dan modalnya per kWe mencapai 1.250
hingga 1.300 dolar Amerika (2005).Teknologi ini adalah yang paling banyak
diterapkan di pembangkit-pembangkit panas bumi di dunia termasuk di Indonesia.
2) Teknologi siklus binary (binary cycle) Pembangkit jenis ini menggunakan cairan
hidrotermal bersuhu sedang, di bawah 200 derajat Celsius. Air panas dan cairan
berbeda dengan titik didih jauh lebih rendah dialirkan ke dalam pengubah panas.
Panas dari cairan panas bumi menyebabkan cairan pendamping berubah dengan
cepat menjadi uap, yang kemudian menggerakan turbin. Faktor kapasitas juga dapat
mencapai 93%, namun modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kWe lebih
besar daripada teknologi uap cepat, yaitu sekitar 1.600 hingga 1.700 dolar Amerika.
3) Teknologi batu panas kering (hot dry rock) Panas dari dalam perut bumi diambil dari
pecahan atau pori-pori bumi. Penambangan panas bumi dilakukan dengan
membentuk reservoir panas bumi yang terbuat dari batu yang impermeabel (tidak
dapat ditembus). Teknologi ini masih sangat mahal, berkisar antara 4.600 hingga
6
4.700 dolar Amerika (2005), dengan faktor kapasitas sekitar 86%. 6
Perubahan iklim adalah perubahan variabel iklim , khususnya suhu udara dan curah
hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dan dalam jangka waktu yang panjang antara
50 – 100 tahun (inter centennial). Disamping itu harus dipahami bahwa perubahan
tersebut disebabkan oleh kegiatan manusia, khususnya yang berkaitan dengan pemakaian
bahan bakar fosil dan alih guna lahan. Jadi perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor
alami, seperti tambahan aerosol dari letusan gunung berapi, tidak diperhitungkan dalam
perubahan iklim.
Dari hasil penelitian sampai dengan tahun 2010, emisi GRK (Gas Rumah Kaca)
meningkat menjadi 39%. Konsentrasi ini tercatat sebagai yang terbesar yang pernah
terjadi. Berdasarkan IPCC Fourth Assessment Report, emisi GRK yang dihasilkan oleh
pemakaian energi-lah yang berkontribusi besar dalam peningkatan konsentrasi GRK, dan
konsumsi bahan bakar fosil sebagai penyumbang terbesarnya.Salah satu cara untuk
memperkecil konsentrasi GRK di atmosfer adalah dengan beralih dari sumber energi
6
Gandhi, H. (2015). Plasma Gasification: From a Dirty City to a Heavenly Place and from Waste Solids
to Clean Fuel. IJIRST –International Journal for Innovative Research in Science & Technology, 1(11),
18–24
7
dengan emisi GRK tinggi (batu bara dan minyak) ke sumber energi dengan emisi GRK
yang lebih rendah yaitu energi terbarukan. 7
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemanfaatan energi panas bumi untuk PLTP
terhadap perubahan iklim, haruslah kita tahu apa yang menyebabkan iklim bisa berubah.
Perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini diyakini sebagai dampak pemanasan global.
Ini merupakan salah satu isu penting kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
pembangunan bidang energi. Kekhawatiran masyarakat dunia akan isu perubahan iklim
didorong oleh meningkatnya efek GRK, terutama emisi CO2. Gas CO2 berperan penting
dalam meningkatkan suhu bumi, namun jika sudah berlebihan dapat membawa dampak
merugikan. Di lain pihak, peningkatan gas rumah kaca terutama CO2 merupakan hasil
dari kegiatan bidang energi.
Pemakaian energi fosil oleh sebagian besar kalangan dianggap sebagai penyumbang
terbesar gas CO2. Sebagian besar energi yang ramah lingkungan masuk dalam klasifikasi
energi baru atau sumber energi yang dapat diperbarui. Dari semua emisi gas, yang sangat
dominan adalah gas CO2 hasil pembakaran bahan bakar energi fosil batubara, minyak
bumi, dan gas bumi.
7
Pemerintah Republik Indonesia. (2018). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2018
tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan
8
Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan berdampak
pada perubahan penggunaan/konsumsi energi. Dampak perubahan iklim terhadap
penggunaan/konsumsi energi dapat berupa:
Perubahan iklim terutama disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi CO2 dan GRK
lainnya. Meningkatnya konsentrasi CO2 dan GRK lainnya tersebut diketabui merupakan
akibat dari sejumlah aktivitas antropogenik, tetapi terutama akibat dari pembakaran bahan
bakar fosil dalam produksi energi dan kegiatan alih guna laban. Semakin tinggi kebutuhan
untuk meningkatkan kualitas hidup, semakin besar pula aktivitas industri, pembalabn
bulan, pertanian, rumah tangga, dan aktivitas lain yang melepaskan GRK. Ketika revolusi
industri baru dimulai sekitar tabun 1850, konsen1rasi C~, salah satu GRK penting, di
atmosfer baru 290 ppmv (part per million by volume), saat ini konsentrasi CO2 tersebut
telah mencapai 350 ppmv. Jika pola konsumsi, gaya hidup, dan pertumbuhan penduduk
9
tidak berubah, 100 tabun yang akan datang konsen1rasi CO2 diperkirakan akan
meningkat menjadi dua kali Iipat dari jaman pra industri, yaitu sekitar 580 ppmv.
Perubahan iklim yang dicirikan oleh peningkatan suhu udara dan perubahan besaran
dan distribusi curah hujan tetah mcmbawa dampak yang luas dalam banyak segi
kehidupan manusia dan diperkirakan akan terus mcmburuk jika emisi GRK. tidak dapat
dikurangi dan distabilkan. Dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dipengaruhi
oleh kerentanan suatu sistem. Perubahan yang terjadi dapat bersifat menguntungkan atau
merugikan.
10
Meningkatnya risiko kebakaran hutan
Meningkatnya risiko kehidupan manusia, epidami penyakit infeksi
Meningkatnya erosi pantai dan kerusakan bangunan dan infrastruktur pantai
Meningkatnya kerusakan ekosistem pantai seperti terumbu karang dan mangrove
Menurunnya potensi pembangkit listrik tenaga di daerah rawan kekeringan
Meningkatnya kejadian kekeringan dan kebanjiran
Meningkatnya kerusakan infrastruktur.
Tindakan yang lebih baik adalah dengan mengubah perilaku karena pemahaman
dampak dari pemanasan global akan berdampak besar pada anak cucu di kemudian hari.
Beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Menghemat penggunaan air Kadang kita tidak menyadari kalau air dari kran mengalir
kira-kira 9 liter per menit. Pemakaian air yang terlalu banyak dan boros akan
mempercepat habisnya ketersediaan air tanah. Jadi, jangan membiasakan diri
membiarkan kran air mengalis tanpa digunakan.
2. Hemat listrik Apa hubungan hemat listrik dengan pemanasan global? Pemanasan
global terjadi karena terlalu banyak gas rumah kaca yang lepas di atmosfer. Seperti
telah dijelaskan di muka bahwa gas rumah kaca didominasi oleh karbon dioksida
(CO2), sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil
dengan demikian, hemat listrik, secara tidak langsung juga akan mengurangi kadar
CO2 di atmosfer.
3. Penanaman Pohon Oleh karena CO2 dipergunakan oleh tanaman untuk fotosistensis
maka penanaman pohon dalam jumlah banyak juga dapat menjadi solusi. Bila setiap
orang menanam satu pohon maka di Indonesia akan bertambah lebih dari dua ratus
juta tanaman yang ikut mengomsumsi Co2.
11
4. Penggunaan mobil dikurangi Mobil sebagai penyumbang sumber Co2 terbesar di
wilayah perkotaan juga perlu diantisipasi dengan mengubah perilaku hidup orang.
Penggunaan mobil pribadi menjadi penyumbang CO2 terbesar bila tidak ada
pengaturan kegiatan mobil pribadi atau mobil dinas dengan baik. Pencemaran udara
sekitar 70% dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Menurut catatan Swisscontact,
Proyek Udara Bersih Jakarta, sumber pencemaran disumbang oleh kendaraan pribadi
sekitar 90% dan sekitar 10% dari kendaraan umum, termasuk truk. Bila dilakukan
pengurangan kendaraan bermotor, maka tidak terjadi kemacetan dan populasi udara
dapat dikurangi, seperti yang tampak pada gambar berikut ini. 8
8
Haryanto, H. C. dan S. A. Prahara. 2017. Yakinkah dengan adanya perubahan iklim. INQUIRY Jurnal
Ilmiah Psikologi. 8(2):88–99.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1 tidak seperti energi terbarukan lainnya, panas bumi selalu tersedia sehingga cocok
sebagai pengganti batu bara
2 sumberdaya panas bumi tersedia di wilayah banyak penduduk dengan kebutuhan
listrik yang tinggi dan terus tumbuh
3 akan meningkatkan ketahanan energi karena panas bumi merupakan energi yang
tersedia secara lokal dan tidak bisa diekspor
4 tidak terpengaruh fluktuasi harga bahan bakar fosil.
5 Sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan,
6 energi panas bumi sangat berpotensi sebagai alternatif pengganti sumber energi fosil
yang menghasilkan dampak lingkungan berupa emisi gas rumah kaca CO2.
7 Potensi energi panas bumi sangat besar, tapi perlu dikaji apakah mampu menutupi
baseload untuk P.Jawa sampai dengan tahun 2025 sesuai dengan Blueprint
Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025 yang dicanangkan 16 Gw s/d tahun
2025.Sebagai alternatif lain dapat digunakan energi baru (PLTN) atau energilainnya
yg ramah lingkungan untuk memenuhi baseload di P.Jawa
13
DAFTAR PUSTAKA
14