Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ENERGI DAN PERUBAHAN IKLIM


''Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada
mata kuliah “Pendidikan Lingkungan” dengan dosen Pengampu :
Ade Lenty Hoya, S.Pd., M.Ling

Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Bimo Mahardika 2111010219
2. Nena Ayu Agustin 2111010323
3. Pitra Gosha Patriasya 2111010337
4. Vita Kurnia 2111010451

KELAS B
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
yang berjudul tentang “Energi dan Perubahan Iklim”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Lingkungan. Dalam upaya penulisan makalah ini tidak lepas dari
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pembaca dan khususnya bagi penulis.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandar Lampung, 15 Mei 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ ii


DAFTAR ISI ............................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................ 1

BAB II : PEMBAHASAN .......................................................... 2


2.1 Pengertian Energi ............................................................................. 2
2.2 Perubahan Iklim ............................................................................... 7

BAB III : PENUTUP .................................................................. 13


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Potensi engergi geothermal untuk pembangkit listrik diperkitrakan sebesar 29.
Gigawatt, hampir setara dengan total pasokan listrik nasional saat ini. Cepatnya
pertumbuhan ekonomi membuat kebutuhan listrik naik pesat, sehingga meningkatkan
penggunaan panas bumi menjadi hal yang penting. Karena itu, pemerintah Indonesia
menjadikan pengembangan energi panas bumi sebagai prioritas. Sebagai salah satu
sumber energi terbarukan yang juga ramah lingkungan, energi panas bumi sangat
berpotensi sebagai alternatif pengganti sumber energi fosil yang tidak terbarukan dan
menghasilkan dampak lingkungan berupa emisi gas rumah kaca CO2. Oleh karena itu,
pengembangan pemanfaatan energi panas bumi memiliki nilai strategis dalam
penghematan penggunaan energi fosil yang berarti berpotensi dalam penghematan devisa
negara untuk pembiayaan impor energi, khususnya bahan bakar minyak, sekaligus untuk
mengurangi dampak lingkungan akibat eksploitasi energi fosil.

Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit
diperkirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah hujan
yang berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan belahan bumi
yang lain bisa mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena kenaikan suhu dan
turunnya kelembaban. Menurut perusahaan asuransi Swiss Re, 90% dari bencana terkait
iklim terjadi di Asia. Pola cuaca akan menjadi ekstrim yaitu kemungkinan cuaca panas
sekali, gelombang panas, dan hujan lebat akan lebih sering terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Energi?
2. Perubahan Iklim?
1.3 Tujuan Masalah

1. Dapat Memahami Pengertian Energi


2. Dapat Memahami Tentang Perubahan Iklim

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Energi


Energi merupakan suatu faktor yang paling besar digunakan dalam kegiatan
ekonomi. Perkembangan teknologi dan pertumbuhan masyarakat merupakan suatu
gagasan utama yang sangat membutuhkan energi. Dikarenakan permintaan ini semakin
meningkat dan pasokan yang tidak menyeluruh maka mengakibatkan kekurangan energi
pada suatu kawasan tertentu, dengan kata lain krisis energi. Isu besar dalam penyediaan
energi saat ini adalah perubahan iklim.

Menurut para ahli iklim, bumi sedang mengalami kenaikan temperatur permukaan
yang memicu perubahan iklim. Fenomena tersebut disebabkan oleh peningkatan
konsenterasi Green House Gases (GHG) atau Gas Rumah Kaca di atmosfer. Gas rumah
kaca merupakan gas yang terdiri dari gas karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen
oksida (N2O), ozon (O3), dan freon (CFC) yang membentuk lapisan gas rumah kaca pada
atmosfer. Kadar gas yang meningkat ini semakin memperkuat lapisan gas rumah kaca
pada atmosfer. Ketika cahaya matahari masuk ke bumi, sebagian dapat diserap dan
membuat temperatur permukaan bumi dalam kondisi normal. Sedangkan sebagian lagi
dari cahaya matahari dipantulkan kembali ke luar angkasa. Akibat dari meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca pada atmosfer bumi menyebabkan sinar matahari
terperangkap dan memantul kembali, sehingga mengakibatkan suhu permukaan bumi
1
menjadi meningkat. Peristiwa ini disebut efek rumah kaca.

Adapun proses terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai berikut:

1) Pembakaran bahan bakar fosil, kendaraan bermotor, gas buangan industri


menghasilkan gas CO2.

2) Gas CO2 yang tidak terurai oleh oksigen (O2) akan menumpuk di atmosfer dan
membentuk lapisan gas rumah kaca.

1
Jacobus Samidjo and Yohanes Suharso, ‘Memahami Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim’, Online
Journal Od Ivet University, 24.2 (2017), 36–46.

2
3) Dalam kondisi normal bumi mendapatkan cahaya matahari salah satunya berupa
radiasi inframerah di siang hari. Pada saat malam hari energi dari sinar inframerah
dilepaskan bumi ke lingkungan untuk menjaga temperatur dan suhu bumi.

4) Jika di atmosfer terdapat lapisan gas rumah kaca, maka saat bumi melepaskan sinar
inframerah ke luar lingkungan di malam hari. Sinar inframerah tersebut akan
2
terpantulkan kembali dan menyebabkan peningkatan temperatur suhu bumi.

Salah satu cara untuk menurunkan emisi gas rumah kaca di atmosfer adalah
mengalihkan pemanfaatan sumber energi fosil dengan peningkatan penggunaan sumber
energi baru dan terbarukan. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 22
tahun 2017 disebutkan bahwa target kontribusi energi baru dan terbarukan dalam bauran
energi nasional tahun 2025 sebesar 23,0% (92,3 MTOE) dan pada tahun 2050 sebesar
31,2% (315,7% MTOE).

Salah satu cara untuk meningkatkan target energi baru dan terbarukan adalah dengan
meningkatkan jumlah pembangkit listrik yang menggunakan energi baru dan terbarukan
sebagai energi primer. Pembangkit listrik tersebut diantaranya adalah Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah (PLTSa), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Jika jumlah pembangkit listrik energi baru dan terbarukan meningkat, maka substitusi
atau peralihan dari energi fosil menjadi energi baru dan terbarukan mampu terealisasikan
dan target kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi bisa tercapai. Agar target
kontribusi energi baru dan terbarukan dalam bauran energi bisa tercapai maka diperlukan
suatu perencanaan energi yang menjadi dasar bagi pengembangan pembangkit listrik
energi baru dan terbarukan. Salah satu metode perencanaan energi yang digunakan adalah
metode Computational General Equilibrium (CGE). 3

CGE merupakan suatu pemodelan matematis yang mempresentasikan aktifitas


komponen-komponen perencanaan energi seperti pasokan kebutuhan energi dan variabel-
variabel yang berkaitan terhadap perencanaan energi, ekonomi, dampak lingkungan dan
kebijakan pemerintah lainnya. Kelebihan dari penggunaan metode CGE ini yaitu dapat
memperhitungkan kesetimbangan energi antara konsumen, produsen, dan pasar.

2
‘Global Warming )’, 2011.
3
Muhammad Firdaus, ‘No Tit‫ילי‬le’, ペインクリニック学会治療指針2, 43.March (1998), 1–9.

3
Adapun beberapa kekurangan CGE, yaitu:

1) Struktur model yang kompleks dan rumit

2) Jumlah parameter dan persamaan yang sangat banyak

3) Pilihan teknologi yang digunakan bersifat subjektif.

Dari ketiga kelemahan utama metode CGE, salah satu yang berpengaruh pada
perencanaan pembangkit listrik adalah penggunaan teknologi yang bersifat subjektif.

Pemilihan teknologi terkadang tidak mempertimbangkan apakah teknologi tersebut


sudah siap dan terbukti (proven) dapat digunakan pada skala komersial. Untuk mengatasi
persoalan tersebut, diusulkan perencanaan energi dengan tetap menggunakan metode
CGE, tetapi dengan perbaikan-perbaikan. Perbaikan tersebut dilakukan dengan
memperbaiki kelemahan metode CGE dengan menggunakan metode tambahan
technology screening. Dan technology screening adalah metode untuk memilih suatu
teknologi yang sudah proven dan siap untuk digunakan secara massal. Untuk mencapai
target kontribusi energi baru dan terbarukan yang realistis dalam bauran energi, maka
diperlukan perencanaan energi dengan metode CGE menggunakan pendekatan realistis
dan technology screening.

Energi panas bumi berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak
planet ini diciptakan. Panas bumi juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh
permukaan bumi. Energi panas bumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan,tetapi
terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisa tektonik. Dikatakan ramah lingkungan
karena unsur-unsur yang berasosiasi dengan energi panas tidak membawa dampak
lingkungan atau berada dalam batas yang berlaku. Pembangkit listrik tenaga panas bumi
hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik yang bertemperatur tinggi dari sumber
panas bumi tersedia di dekat permukaan. Pengembangan dan penyempurnaan teknologi
pengeboran serta ekstrasi telah memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik
tenaga panas bumi dari lempeng tektonik terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik
tenaga panas bumi cenderung rendah karena fluida panas bumi berada pada temperatur
4
yang lebih rendah dibandingkan uap atau air mendidih.

4
Fath, M. A. 2021. . Literature review : pengaruh kualitas udara dan kondisi iklim terhadap
perekonomian masyarakat. Jurnal Media Gizi Kesmas. 10(2):329–324

4
Berdasarkan hukum termodinamika, rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari
mesin kalor dalam mengambil energi selama menghasilkan listrik. Energi panas bumi
termasuk energi primer, yaitu energi yang diberikan oleh alam, seperti minyak bumi,gas
bumi,batu bara dan tenaga air.

Energi panas bumi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan energi sumber lain
yang dapat diperbaharui, di antaranya:

1) hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal,

2) mampu memproduksi secara terus- menerus selasa 24 jam, sehingga tidak


membutuhkan tempat penyimpanan energi,

3) tingkat ketersediaan yang sangat tinggi, yaitu di atas 95%. Sekalipun demikian,
pemulihan energi panas bumi memakan waktu yang relatif lama yaitu beberapa ratus
tahun.

Selain untuk tenaga listrik panas bumi dapat langsung dimanfaatkan untuk kegiatan
usaha pemanfaatan energi atau fluida. Pengembangan energi panas bumi lebih akrab
dengan istilah geothermal nampaknya bukan hanya hadir sebagai solusi alternatif energi,
namun juga telah menjadi cita-cita pembangunan masa depan yang ramah lingkungan dan
berkesinambungan (karena jumlahnya yang bisa terus diperbaharui). Untuk tahun 2009
saja pemerintah menargetkan produksi energi dari geothermal sebesar 4700 Mega Watt.
Meski potensi ketersediannya besar, sejumlah masalah juga hadir seperti belum
tersedianya investor yang mau mengembangkan potensi geotermal di Indonesia,
infrastuktur yang belum memadai dan teknologi yang terbatas, hingga pemanfaatannya
sampai saat ini yang tergolong rendah. 5

Dari analsis data para pakar energy menyimpulkan bahwa potensi energi panas bumi
di Indonesia cukup banyak terdapat di bagian timur negara khususnya di sekitar
kepulauan Maluku. Dan salah satu Kabupaten di daerah tersebut yang cukup berpeluang
untuk segera dimanfaatkan sumber energi panas buminya adalah Kabupaten Halmahera

5
(BPPT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. (2019). Indonesia Energy Outlook 2019: The
Impact of Increased Utilization of New and Renewable Energy on the National Economy

5
Barat yang ber-ibu kota di Jailolo. Kabupaten ini merupakan salah satu Kabupaten dan
daerah ke dua di Indonesai Timur yang yang akan mengembangkan energi panas bumi
karena potensi yang dimilikinya. Potensi energi panas bumi di Kabupaten Halbar
terbilang baik, misalnya saja daerah gunung berapi yang sudah tidak aktif dan usianya
yang sudah cukup tua (minimal setengah juta tahun, dan juga memiliki struktur batuan di
dalam tanah yang bisa memanaskan sehingga membentuk uap.

Begitupun peningkatan SDM pada bidang Geothermal turut tumbuh dng


perkembangan teknologi di bidang geothermal energy. Teknologi Pembangkit Listrik
Panas Bumi:

1) Teknologi uap cepat (flash steam) Pembangkit jenis ini menggunakan cairan
hidrotermal bersuhu 200 derajat Celsius. Carian ini disiramkan ke tangki yang
letaknya lebih rendah untuk kemudian dengan cepat berubah fase menjadi uap. Uap
ini akan menggerakan turbin yang selanjutnya menggerakan generator/ pembangkit.
Faktor kapasitasnya dapat mencapai 93% dan modalnya per kWe mencapai 1.250
hingga 1.300 dolar Amerika (2005).Teknologi ini adalah yang paling banyak
diterapkan di pembangkit-pembangkit panas bumi di dunia termasuk di Indonesia.

2) Teknologi siklus binary (binary cycle) Pembangkit jenis ini menggunakan cairan
hidrotermal bersuhu sedang, di bawah 200 derajat Celsius. Air panas dan cairan
berbeda dengan titik didih jauh lebih rendah dialirkan ke dalam pengubah panas.
Panas dari cairan panas bumi menyebabkan cairan pendamping berubah dengan
cepat menjadi uap, yang kemudian menggerakan turbin. Faktor kapasitas juga dapat
mencapai 93%, namun modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kWe lebih
besar daripada teknologi uap cepat, yaitu sekitar 1.600 hingga 1.700 dolar Amerika.

3) Teknologi batu panas kering (hot dry rock) Panas dari dalam perut bumi diambil dari
pecahan atau pori-pori bumi. Penambangan panas bumi dilakukan dengan
membentuk reservoir panas bumi yang terbuat dari batu yang impermeabel (tidak
dapat ditembus). Teknologi ini masih sangat mahal, berkisar antara 4.600 hingga

6
4.700 dolar Amerika (2005), dengan faktor kapasitas sekitar 86%. 6

2.2 Perubahan Iklim

Perubahan iklim adalah perubahan variabel iklim , khususnya suhu udara dan curah
hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dan dalam jangka waktu yang panjang antara
50 – 100 tahun (inter centennial). Disamping itu harus dipahami bahwa perubahan
tersebut disebabkan oleh kegiatan manusia, khususnya yang berkaitan dengan pemakaian
bahan bakar fosil dan alih guna lahan. Jadi perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor
alami, seperti tambahan aerosol dari letusan gunung berapi, tidak diperhitungkan dalam
perubahan iklim.

Dengan demikian fenomena alam yang menimbulkan perubahan iklim ekstrem


seperti siklon yang dapat terjadi di dalam suatu tahun (inter annual) dan El-Nino serta La-
Nina yang dapat terjadi di dalam sepuluh tahun (inter decadal) tidak dapat digolongkan
ke dalam iklim global. Kegiatan manusia yang dimaksud adalah kegiatan yang telah
menyebabkan peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer, khususnya
dalam bentuk karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan Nitrous Oksida (N2O), gas-gas
inilah yang selanjutnya menyebabkan peningkatan suhu udara, karena sifatnya yang
seperti kaca yaitu dapt meneruskan radiasi gelombang pendek yang tidak bersifat panas,
tapi dapat menahan radiasi gelombang panjang yang bersifat panas. Akibatnya atmosfer
bumi makin memanas dengan laju yang setara dengan laju perubahan konsentrasi GRK.

Dari hasil penelitian sampai dengan tahun 2010, emisi GRK (Gas Rumah Kaca)
meningkat menjadi 39%. Konsentrasi ini tercatat sebagai yang terbesar yang pernah
terjadi. Berdasarkan IPCC Fourth Assessment Report, emisi GRK yang dihasilkan oleh
pemakaian energi-lah yang berkontribusi besar dalam peningkatan konsentrasi GRK, dan
konsumsi bahan bakar fosil sebagai penyumbang terbesarnya.Salah satu cara untuk
memperkecil konsentrasi GRK di atmosfer adalah dengan beralih dari sumber energi

6
Gandhi, H. (2015). Plasma Gasification: From a Dirty City to a Heavenly Place and from Waste Solids
to Clean Fuel. IJIRST –International Journal for Innovative Research in Science & Technology, 1(11),
18–24

7
dengan emisi GRK tinggi (batu bara dan minyak) ke sumber energi dengan emisi GRK
yang lebih rendah yaitu energi terbarukan. 7

Panas Bumi, Energi terbarukan yang Ramah Lingkungan . Beberapa sumber


energi terbarukan yang cukup potensial untuk memenuhi kebutuhan energi listrik,
mekanik, atau panas di dunia adalah Bioenergi, Energi Surya, Energi Panas Bumi,
Hydropower, Laut dan Bayu. Kisaran potensi yang dimiliki oleh sumber energi panas
bumi adalah yang terbesar kedua setelah energi surya yaitu antara 118EJ/tahun
(minimum) dan 110EJ/tahun (maksimum). Emisi CO2 dari plant berbahan bakar batu
bara adalah 940g/kWhe, plant berbahan bakar gas menyumbang 370 g/kWhe, sedangkan
rata-rata dunia untuk plant panas bumi dengan siklus terbuka untuk lapangan panas bumi
suhu tinggi adalah 120 g/kWhe. Bahkan, untuk plant siklus tertutup, dimana fluida panas
bumi diinjeksikan kembali ke dalam tanah tanpa hilangnya uap atau gas ke atmosfer,
emisi CO2nya adalah nol. Plant panas bumi terbaru, hampir semuanya di desain sebagai
siklus tertutup. Perbandingan yang signifikan.

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemanfaatan energi panas bumi untuk PLTP
terhadap perubahan iklim, haruslah kita tahu apa yang menyebabkan iklim bisa berubah.
Perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini diyakini sebagai dampak pemanasan global.
Ini merupakan salah satu isu penting kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
pembangunan bidang energi. Kekhawatiran masyarakat dunia akan isu perubahan iklim
didorong oleh meningkatnya efek GRK, terutama emisi CO2. Gas CO2 berperan penting
dalam meningkatkan suhu bumi, namun jika sudah berlebihan dapat membawa dampak
merugikan. Di lain pihak, peningkatan gas rumah kaca terutama CO2 merupakan hasil
dari kegiatan bidang energi.

Pemakaian energi fosil oleh sebagian besar kalangan dianggap sebagai penyumbang
terbesar gas CO2. Sebagian besar energi yang ramah lingkungan masuk dalam klasifikasi
energi baru atau sumber energi yang dapat diperbarui. Dari semua emisi gas, yang sangat
dominan adalah gas CO2 hasil pembakaran bahan bakar energi fosil batubara, minyak
bumi, dan gas bumi.

7
Pemerintah Republik Indonesia. (2018). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2018
tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan

8
Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan berdampak
pada perubahan penggunaan/konsumsi energi. Dampak perubahan iklim terhadap
penggunaan/konsumsi energi dapat berupa:

1) Penurunan tingkat konsumsi energi untuk pemanasan ruangan dan kenaikan


penggunaan energi untuk pendinginan ruangan;
2) Penurunan kebutuhan energi untuk pemanasan air (seperti untuk mandi), dan
kenaikkan konsumsi energi untuk pendinginan/pembuatan es;
3) Konsumsi energi yang lebih besar untuk proses-proses yang sensitif terhadap
perubahan cuaca, seperti pemompaan untuk pengairan sawah, dan lain-lain;
4) Kenaikkan konsumsi energi listrik untuk Air Conditioner (AC);
5) Perubahan konsumsi energi pada beberapa system ekonomi, seperti system
transportasi, konstruksi, pertanian dan lain-lain.

Menurut Konvensi Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan, Iklim


(United Nation Framework Convention on Climate Change atau UNFCCC), system iklim
dalam hubungannya dengan perubahan iklim didefinisikan sebagai totalitas atmosfer,
hidrosfer, biosfer, dan geosfer dengan interaksinya. Sedangkan perubahan iklim
dinyatakan sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung
oleh aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfer, yang akan memperbesar
keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjani. Sejak Konferensi Bumi di
Rio de Janeiro pada ttlhun 1992, ilmuwan di seluruh dunia menjadi makin tertarik pada
isu tentang perubahan iklim, terutama terhadap pembentukan gas rumah kaca (GRKi di
atmosfer Bumi.

Perubahan iklim terutama disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi CO2 dan GRK
lainnya. Meningkatnya konsentrasi CO2 dan GRK lainnya tersebut diketabui merupakan
akibat dari sejumlah aktivitas antropogenik, tetapi terutama akibat dari pembakaran bahan
bakar fosil dalam produksi energi dan kegiatan alih guna laban. Semakin tinggi kebutuhan
untuk meningkatkan kualitas hidup, semakin besar pula aktivitas industri, pembalabn
bulan, pertanian, rumah tangga, dan aktivitas lain yang melepaskan GRK. Ketika revolusi
industri baru dimulai sekitar tabun 1850, konsen1rasi C~, salah satu GRK penting, di
atmosfer baru 290 ppmv (part per million by volume), saat ini konsentrasi CO2 tersebut
telah mencapai 350 ppmv. Jika pola konsumsi, gaya hidup, dan pertumbuhan penduduk

9
tidak berubah, 100 tabun yang akan datang konsen1rasi CO2 diperkirakan akan
meningkat menjadi dua kali Iipat dari jaman pra industri, yaitu sekitar 580 ppmv.

Panel Antar pemerintah tentang Perubaban Iklim (Intergovernmental Panel on


Climate Change atau IPCC) memperkirakan konsentrasi GRK seperti pada tabel 1.
Indonesia telah melakukan inventarisasi terhadap GRK paling signifikan untuk tabun
1994 (fabel 2). GRK tersebut meliputi CO2, CR., N20, NOx, dan CO. Inventarisasi ini
menggunakan metodologi yang dikembangkan oleh IPCC tab un 1996. Penelitian pada
tabun 1990, hutan Indonesia masih menjadi nett sinker (rosot) sedangkan pada
inventarisasi 1996, secara sektor, energi dan kehutanan menjadi keran-keran terbesar
penghasil GRK, yaitu 60% untuk. sektor kehutanan dan 25% untuk sektor energi. Secara
keseluruhan pada tahun 1994, Indonesia merupakan nett emitter.

Perubahan iklim yang dicirikan oleh peningkatan suhu udara dan perubahan besaran
dan distribusi curah hujan tetah mcmbawa dampak yang luas dalam banyak segi
kehidupan manusia dan diperkirakan akan terus mcmburuk jika emisi GRK. tidak dapat
dikurangi dan distabilkan. Dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dipengaruhi
oleh kerentanan suatu sistem. Perubahan yang terjadi dapat bersifat menguntungkan atau
merugikan.

1) Akibat yang menguntungkan


 Bertambahnya produktivitas tanaman di daerah berildim dingin
 Mcnurunnya risiko kerusakan tanaman pertanian oleh cekaman dingin
 Mcningkatnya runoff yang berarti, meningkatnya debit aliran air pada daerah
kekurangan air
 Berkurangnya tenaga listrik untuk pemanasan
 Menurunnya angb kesakitan dan angka kematian oleh cekaman dingin
2) Akibat yang merugikan
 Meningkatnya tingkat kematian dan penyakit serius pada manula dan golongan
miskin perkotaan
3) Akibat ekstrim kompleks (seluruhnya merugikan)
 Berkurangnya produksi tanaman pertanian oleh kejadian kekeringan dan banjir
 Meningkatnya kerusakan bangunan oleh pergeseran batuan
 Penurunan sumber daya air secara kualitatif maupun kuantitatif.

10
 Meningkatnya risiko kebakaran hutan
 Meningkatnya risiko kehidupan manusia, epidami penyakit infeksi
 Meningkatnya erosi pantai dan kerusakan bangunan dan infrastruktur pantai
 Meningkatnya kerusakan ekosistem pantai seperti terumbu karang dan mangrove
 Menurunnya potensi pembangkit listrik tenaga di daerah rawan kekeringan
 Meningkatnya kejadian kekeringan dan kebanjiran
 Meningkatnya kerusakan infrastruktur.

Tindakan yang lebih baik adalah dengan mengubah perilaku karena pemahaman
dampak dari pemanasan global akan berdampak besar pada anak cucu di kemudian hari.
Beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Menghemat penggunaan air Kadang kita tidak menyadari kalau air dari kran mengalir
kira-kira 9 liter per menit. Pemakaian air yang terlalu banyak dan boros akan
mempercepat habisnya ketersediaan air tanah. Jadi, jangan membiasakan diri
membiarkan kran air mengalis tanpa digunakan.
2. Hemat listrik Apa hubungan hemat listrik dengan pemanasan global? Pemanasan
global terjadi karena terlalu banyak gas rumah kaca yang lepas di atmosfer. Seperti
telah dijelaskan di muka bahwa gas rumah kaca didominasi oleh karbon dioksida
(CO2), sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil
dengan demikian, hemat listrik, secara tidak langsung juga akan mengurangi kadar
CO2 di atmosfer.
3. Penanaman Pohon Oleh karena CO2 dipergunakan oleh tanaman untuk fotosistensis
maka penanaman pohon dalam jumlah banyak juga dapat menjadi solusi. Bila setiap
orang menanam satu pohon maka di Indonesia akan bertambah lebih dari dua ratus
juta tanaman yang ikut mengomsumsi Co2.

11
4. Penggunaan mobil dikurangi Mobil sebagai penyumbang sumber Co2 terbesar di
wilayah perkotaan juga perlu diantisipasi dengan mengubah perilaku hidup orang.
Penggunaan mobil pribadi menjadi penyumbang CO2 terbesar bila tidak ada
pengaturan kegiatan mobil pribadi atau mobil dinas dengan baik. Pencemaran udara
sekitar 70% dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Menurut catatan Swisscontact,
Proyek Udara Bersih Jakarta, sumber pencemaran disumbang oleh kendaraan pribadi
sekitar 90% dan sekitar 10% dari kendaraan umum, termasuk truk. Bila dilakukan
pengurangan kendaraan bermotor, maka tidak terjadi kemacetan dan populasi udara
dapat dikurangi, seperti yang tampak pada gambar berikut ini. 8

8
Haryanto, H. C. dan S. A. Prahara. 2017. Yakinkah dengan adanya perubahan iklim. INQUIRY Jurnal
Ilmiah Psikologi. 8(2):88–99.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat pemakaian energi


panas bumi adalah:

1 tidak seperti energi terbarukan lainnya, panas bumi selalu tersedia sehingga cocok
sebagai pengganti batu bara
2 sumberdaya panas bumi tersedia di wilayah banyak penduduk dengan kebutuhan
listrik yang tinggi dan terus tumbuh
3 akan meningkatkan ketahanan energi karena panas bumi merupakan energi yang
tersedia secara lokal dan tidak bisa diekspor
4 tidak terpengaruh fluktuasi harga bahan bakar fosil.
5 Sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan,
6 energi panas bumi sangat berpotensi sebagai alternatif pengganti sumber energi fosil
yang menghasilkan dampak lingkungan berupa emisi gas rumah kaca CO2.
7 Potensi energi panas bumi sangat besar, tapi perlu dikaji apakah mampu menutupi
baseload untuk P.Jawa sampai dengan tahun 2025 sesuai dengan Blueprint
Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025 yang dicanangkan 16 Gw s/d tahun
2025.Sebagai alternatif lain dapat digunakan energi baru (PLTN) atau energilainnya
yg ramah lingkungan untuk memenuhi baseload di P.Jawa

Pemanasan global tidak saja mengakibatkan perubahan iklim, tetapi memberikan


dampak serius pada kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Dampak utamanya adalah
terhadap masyarakat miskin. Hal ini karena masyarakat miskin tidak memiliki
kemampuan finansial untuk melakukan adaptasi. Indonesia baru melakukan langkah-
langkah konkrit untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) untuk mengurangi
dampak kerusakan akibat kenaikan muka air laut, krisis air, meningkatnya penyakit, dan
krisis pangan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fath, M. A. 2021. . Literature review : pengaruh kualitas udara dan kondisi


iklimterhadap perekonomian masyarakat. Jurnal Media Gizi Kesmas. 10(2):329–324

(BPPT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. (2019). Indonesia Energy


Outlook 2019: The Impact of Increased Utilization of New and Renewable Energy on
the National Economy

Firdaus, Muhammad, ‘No Tit‫ילי‬le’, ペインクリニック学会治療指針2,


43.March (1998), 1–9
Samidjo, Jacobus, and Yohanes Suharso, ‘Memahami Pemanasan Global Dan
Perubahan Iklim’, Online Journal Od Ivet University, 24.2 (2017), 36–46

Gandhi, H. (2015). Plasma Gasification: From a Dirty City to a Heavenly Place


and from Waste Solids to Clean Fuel. IJIRST –International Journal for Innovative
Research in Science & Technology, 1(11), 18–24

Pemerintah Republik Indonesia. (2018). Peraturan Presiden Republik Indonesia


Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah
Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan

Haryanto, H. C. dan S. A. Prahara. 2017. Yakinkah dengan adanya perubahan iklim.


INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi. 8(2):88–99.

14

Anda mungkin juga menyukai