Anda di halaman 1dari 11

Makalah Karya Ilmiah

Guru Pembimbing : Bu Netti Manullang S.pd

NAMA : EFRAIM RUDOLF KRISTIAN TAMBUNAN


KELAS : XI IPA 4

SMA NEGERI 4 MEDAN


T.A
2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan rasa puji syukur atas
kehadirat Nya, serta rahmat yang dilimpahkan Nya kepada sang penulis, sehingga sang
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMANASAN GLOBAL”, secara
tepat waktu tanpa kekurangan suatu apa pun.
Terima kasih kepada Ibu. Netti Manullang S.pd selaku guru pembimbing saya di
pelajaran Fisika, atas bimbingannya dalam mengajarkan materi mengenai Karya Ilmiah.
Dengan bantuan dari Ibu saya dapat mengumpulkan makalah ini secara tepat waktu tanpa
kekurangan suatu apa pun. Saya juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang membantu saya dalam pembuatan makalah ini, termasuk teman saya yang selalu
menyemangati saya agar dapat menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu, dan makalah
ini dapat di selesaikan dengan baik. Saya juga tidak lupa atas semangat dari orang tua saya
yang juga selalu mendorong saya untuk mengerjakan makalah ini.
Karena kekurangan pengetahuan dan pengalaman. Saya yakin bahwa makalah ini
banyak memiliki kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyampaian. Saya
meminta maaf atas kekurangan saya tersebut. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan
saran agar kedepannya penulis dapat mengetahui masalah dari makalah ini.

Medan, 18 Mei 2021


DAFTAR ISI

Cover ……………….………………………........................................................……….......i
Kata Pengantar ……………….….…………………………………………….….………….ii
Daftar Isi ……………….……..……………………………………………….……………..iii
BAB 1. PENDAHULUAN …….…..…………………………………………………………4
1.1 Latar Belakang …..………….…………………………………………………….4

1.2 Rumusan Masalah ……...…………………………………………………………5


1.3 Tujuan Penelitian ………....……………………………………………………….5
BAB 2. PEMBAHASAN ...……………………………………………………………...……6
2.1 Pengertian Pemanasan Global …..………………………………….……………..6
2.2 Gas Rumah Kaca ...............………………………………………………………..6
2.3 Dampak Efek Rumah Kaca ………………………....…………………………….7
2.4 Jejak Karbon ………...………………………….………………………………....7
2.5 Faktor Emisi ………...………………………………………….………………....8
2.6 Karbondioksida (CO2) ………………………....……………………………........9
2.7 Metana (CH4) ………...……………….………….……………………………….9
2.8 Dinitrogen Oksida (N2O) ………………………....……………………………....9
BAB 3. PENUTUP …………………………………………………………………………..10
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………10
3.2 Saran ……………………………………………………………………………..10
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………….11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan
ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan di bumi (Utina, 2008). Ketidakseimbangan ekosistem di bumi ini juga ditandai
dengan meningkatnya populasi dunia dari tahun ke tahun. Populasi masyarakat dunia yang
terus bertambah pada saat ini tak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi, ekonomi,
dan budaya masyarakat dunia. Pemanasan global sendiri sudah menjadi isu lingkungan yang
menjadi fokus utama masyarakat dunia saat ini. Selama kurang lebih seratus tahun
belakangan, suhu rata-rata permukaan bumi telah meningkat sebesar 0.74 yaitu sekitar 0.18°C
(Utina,2008). Masalah pemanasan global dan kerusakan lingkungan yang terjadi sejak
revolusi industri ini disebabkan oleh tindakan manusia. Populasi yang terus bertambah akan
menyebabkan makin banyaknya sampah yang dihasilkan. Selain itu, banyak pula lahan-lahan
hijau ataupun lahan pertanian yang kini dijadikan sebagai lahan pemukiman dan masih
banyak lagi dampak dari pemanasan global bagi bumi ini.
Adapun dampak pemanasan global yang terjadi saat ini menurut Utina (2008) adalah
sebagai berikut:
1. Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan
naiknya permukaan air laut secara global.
2. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim
menyebabkan musim sulit diprediksi.
3. Kenaikan suhu global menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan
berdampak pada pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas
primer. Kondisi ini pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna.
4. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak menentu
menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.
5. Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada puncaknya.
Berbagai dampak yang ditimbulkan pemanasan global ini dapat dicegah dengan
perilaku masyarakat dunia yang mulai diubah terutama dari cara mereka mengkonsumsi
produk kebutuhan sehari-hari. Hal ini harus didukung pula oleh semakin giatnya perusahaan-
perusahaan untuk menggencarkan kampanye go green. Green juga erat kaitannya dengan
produk-produk yang sehat, dapat didaur ulang, dan ramah lingkungan. Pernyataan tersebut
didukung oleh Bhatia dan Jain (2013), tidak ada definisi khusus mengenai produk ramah
lingkungan namun ada beberapa kategori yang termasuk dalam produk ramah lingkungan
seperti energi yang tepat guna, air yang tepat guna, rendah emisi, produk yang sehat atau
aman, dapat didaur ulang atau berisi kandungan yang dapat didaur ulang, tahan lama, dapat
diperbaharui, dapat digunakan kembali, bersertifikat ‘organik’, dan diproduksi secara lokal.
Fenomena perilaku hidup hijau ini pun dimanfaatkan oleh perusahaanperusahaan untuk
melaukan green marketing. Bukti dari gencarnya green marketing tampak dari berbagai
macam produk hijau seperti produk dari The Body Shop yang menobatkan diri sebagai salah
satu kosmetik berlabel ramah lingkungan, air mineral ADES yang mengkampanyekan daur
ulang dari botol yang digunakan, serta lampu hemat energi dari Philips yang lebih tahan
lama. Menurut Rosady dalam Melisa (2011), secara strategis penerapan pemasaran hijau
tersebut mampu menarik simpati masyarakat secara luas, dan bahkan persyaratan untuk izin
operasional-produksi dan kemudahan memperoleh fasilitas kredit perbankan atau
memperoleh keringanan pajak yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh pihak pemerintah
kini lebih gencar untuk mengkampanyekan konsep dan pelaksanaan kebijakan dan peraturan
tanggung jawab sosial perusahaan. Kegiatan pemasaran hijau (green marketing) merupakan
dinamika pasar dan termasuk perubahan orientasi perilaku konsumen untuk lebih peduli
lingkungan (green consumer) sehingga mendorong pihak pemasar (marketer) dengan cara-
cara terbaru memasarkan produk melalui pendekatan tanggung jawab dan ramah lingkungan.
Mengingat luasnya area green marketing, bagian yang dianggap berpengaruh besar
untuk green marketing adalah iklan hijau. Sebab suatu produk akan sulit untuk dikenal dan
beredar di masyarakat apabila tidak melalui iklan yang efektif. Selain itu pengenalan
masyarakat akan merek suatu produk yang dikatakan ramah lingkungan atau merek hijau
akan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. Muara dari proses pembelian
yang dipengaruhi oleh iklan dan kesadaran merek itu adalah kepuasan pelanggan terhadap
produk yang berlabelkan ‘green’. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini akan
difokuskan untuk menganalisis bagaimana pengaruh iklan hijau dan kesadaran merek hijau
ketika konsumen telah melewati proses pra pembelian dan pasca pembelian produk ramah
lingkungan, perilaku pembelian konsumen, terhadap green satisfaction pada produk yang
beredar di pasaran. Target penelitian ini adalah konsumen produk hijau di Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan replikasi dari jurnal penelitian sebelumnya oleh Tariq (2014).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan ulasan di atas, perumusan masalah yang akan diteliti dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan Pemanasan Global?
b. Apakah dampak dari Pemanasan Global?
c. Menurut para ahli apakah yang dimaksud dengan Pemanasan Global?
d. Apakah iklan hijau berpengaruh signifikan terhadap Green Satisfaction?
e. Apakah kesadaran merek hijau berpengaruh signifikan terhadap Green Satisfaction?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui pengertian dari Pemanasan Global.
b. Mengetahui dampak-dampak dari Pemanasan Global.
c. Mengetahui makna dari Pemanasan Global dari para ahli.
d. Menganalisis pengaruh iklan hijau terhadap Green Satisfaction.
e. Menganalisis pengaruh kesadaran merek hijau terhadap Green Satisfaction.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global didefinisikan sebagai peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut,


dan daratan bumi. Penyebab meningkatnya suhu rata-rata di bumi adalah akibat dari
emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan energi panas matahari terperangkap
di atmosfer dan menjadikan bumi lebih panas dari sebelumnya (Kuncoro Sejati,
2011).

Peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca inilah yang dapat mendorong terjadinya
pemanasan global. Semakin meningkatnya konsentrasi gas urmah kaca yang di
akibatkan dari aktivias manusia (antroogonik) berdampak pada emisi ke atmosfer
yang menyebabkan panas matahari yang terperangkap semakin banyak.

Menurut Ramlan (2002) ada 4 dampak yang terjadi akibat adanya pemanasan global
yaitu :
a. Cuaca yang sangat ekstrim yang dapat menyebabkan iklim tidak stabil.
b. Menipisnya dan mencairnya es di kutub utara dan menyebabkan terjadinya
peningkatan permukaan laut.
c. Timbulnya wabah dan penyakit baru yang diakibatkan meningkatnya polusi.
d. Adanya bencana alam dan perubahan lingkungan.

2.2. GAS RUMAH KACA (GKC)


Menurut Hairiah (2007), Gas Rumah Kaca (GRK) didefinisikan sebagai gas
yang terkandung dalam atmosfer, baik alami maupun dari kegiatan manusia
(antropogenik) dan menyebabkan energi dari sinar matahari tidak dapat terpantul
keluar bumi. Pada Peraturan Presiden RI No. 71 tahun 2011 tentang Inventarisasi Gas
Rumah Kaca Nasional ada beberapa jenis yang digolongkan sebagai GRK, yaitu
Karbondioksida (CO2), Gas Metan (CH4), Dinitrogen Oksida (N2O),
Sulfurheksaflourida (SF6), Perfluorokarbon (PFCS), Hidrofluorokarbon (HFCS).
Setiap jenis emisi gas rumah kaca memiliki umur yang berbeda-beda.

Meningkatnya suhu rata-rata bumi disebabkan oleh waktu tinggal emisi gas
rumah kaca di atmosfer (Latuconsina, 2010). Emisi gas rumah kaca CO2, CH4, dan
N2O mempunyai peranan penting sebagai kontibutor utama dari perubahan iklim
karena termasuk ke dalam GRK yang berumur panjang (long-lived greenhouse gases)
(WMO,2014).
Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman
untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan
melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.

2.3. DAMPAK EFEK RUMAH KACA


Gas rumah kaca menyebabkan terjadinya perubahn iklim yang biasanya ditandai
dengan peningkatan suhu dan distribusi curah hujan, sehingga membawa dampak
yang luas dalam kehidupan manusia dan diperkirakan akan terus memburuk.
Menurut Harmoni (2009) dampak yang ditimbulkan dari GRK bagi kehidupan
manusia antara lain adalah:
a. Meningkatnya risiko kebakaran hutan.
b. Meningkatnya risiko epidemi penyakit infeksi dan risiko kehidupan manusia.
c. Meningkatnya kejadian kebanjiran dan kekeringan jika emisi GRK terus
bertambah.
d. Menurunya produksi pertanian disebabkan oleh kekeringan dan kebanjiran.
e. Penurunan sumber daya air secara kualitatif maupun kuantitatif.
f. Meningkatnya erosi dan kerusakan infrastruktur.
g. Menurunya potensi tenaga pembangkit listrik di daerah rawan kekeringan.

2.4. JEJAK KARBON

Jejak karbon (Carbon Footprint) merupakan jumlah dari emisi gas rumah kaca
secara langsung maupun tidak langsung yang disebabkan oleh aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari (Wiedmann dan Minx, 2008). Jejak karbon sendiri terbagi
menjadi 2 (dua), yaitu jejak karbon primer dan jejak karbon sekunder.

Jejak karbon primer adalah emisi gas rumah kaca yang bersifat langsung yang
biasanya berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sebagai contoh kegiatan
atau aktivitas rumah tangga dapat menghasilkan jejak karbon akibat dari penggunaan
bahan bakar dan aktivitas kendaraan bermotor.
A. Penggunaan bahan bakar untuk kegiatan memasak (penggunaan Liquid Petroleum
Emisi gas rumah kaca dari penggunaan bahan bakar untuk kegiatan memasak
dihitung berdasarkan jenis dan jumlah bahan bakar yang digunakan. Bahan bakar
untuk kegiatan memasak yang umum digunakan saat ini adalah Liquid Petroleum Gas
(LPG) yang biasa dijumpai dalam bentuk tabung gas 3 kg atau 12 kg. LPG merupakan
gas bumi yang dicairkan. Perhitungan jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor
penggunaan LPG dilakukan dengan mengkalikan nilai kalor atau konversi energi dan
jumlah pemakaian bahan bakar lalu dikalikan dengan faktor emisi serta nilai Global
Warming Potential (KLH, 2012). Emisi gas rumah kaca berupa gas N2O terbentuk
selama proses pembakaran melalui serangkaian reaksi dalam operasi industri minyak
bumi. Proses pembentukannya tergantung pada banyak faktor, sehingga emisi N2O
sangat bervariasi dan juga berpengaruh terhadap proses pembentukan CH4. Emisi
CH4 dan N2O dari sumber pembakaran secara kuantitas lebih rendah daripada emisi
CO2 (Martono, 2016).
B. Penggunaan bahan bakar untuk kegiatan transportasi
Jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kegiatan transportasi
ditentukan oleh jenis bahan bakar dan jumlah yang digunakan. Kendaraan bermotor
menggunakan bahan bakar fosil agar dapat bergerak. Hasil dari pembakaran bahan
bakar fosil yang digunakan menghasilkan emisi gas rumah kaca. Jumlah bahan bakar
yang dikonsumsi biasanya terdata dalam satuan liter, selanjutnya direpresentasikan
sebagai data aktivitas (DA). Lalu jenis bahan bakar direpresentasikan sebagai faktor
emisi (FE). Jumlah bahan bakar yang dikonsumsi terlebih dahulu dikonversi ke dalam
satuan energi mega joule (MJ). Untuk mengubah ke satuan tera joule (TJ), maka
dikalikan dengan konversi energi atau nilai kalor (KLH, 2012).
Jejak karbon sekunder merupakan emisi gas rumah kaca yang bersifat tidak
langsung yang dihasilkan dari peralatan-peralatan elektronik rumah tangga atau
penggunaan listrik sehari-hari (Azizah dkk, 2017).
C. Penggunaan Listrik
Menurut Sutjahjo (2007), emisi gas rumah kaca dari pemakaian listrik
dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar batu bara atau panas bumi (bahan bakar
fosil) di pembangkit listrik. Polutan yang dihasilkan antara lain gas karbondioksida,
SO2, serta NOx yang dapat menyebabkan hujan asam. Polutan tersebut dihasilkan
dari pembakaran batu bara yang akan digunakan untuk memanaskan air dalam boiler.
Akibat air dalam boiler mendidih, maka akan menghasilkan uap air yang akan
menggerakkan turbin dan generator. Akibat generator bergerak maka energi listrik
akan dihasilkan. Perhitungan nilai emisi gas rumah kaca (CO2, CH4, dan N2O)
berdasarkan pemakaian listrik yang dapat dilihat dari pembelanjaan listrik fakultas
(kWh) (Sprangers, 2011). Setelah didapatkan data pemakaian atau pembelanjaan
listrik fakultas, kemudian untuk mendapatkan jumlah emisi dilakukan perhitungan
dengan mengkalikan jumlah kWh dengan faktor emisi. Menurut Ecometrica (2011)
faktor emisi dari listrik yang digunakan didapatkan melalui penjumlahan faktor emisi
dari pembangkit dengan faktor kerugian transmisi dan distribusi (T&D).
Perbandingan total emisi pembangkit listrik dengan jumlah total listrik yang
dihasilkan oleh suatu negara yaitu faktor emisi dari pembangkit. Pada saat distribusi,
ada sejumlah kWh yang hilang pada transmisi dan distribusi. Jumlah kWh yang
hilang dikalikan dengan faktor yang dihasilkan oleh pembangkit kemudian hasilnya
dibagi total listrik yang dikonsumsi dinamakan faktor kerugian T&D.

2.5. FAKTOR EMISI


Faktor emisi didefinisikan sebagai nilai representatif yang menghubungkan
jumlah suatu polutan yang dilepaskan ke atmosfer dari suatu kegiatan. Faktorfaktor
ini biasanya dinyatakan dengan volume jarak, satuan berat atau lamanya aktivitas
yang menghasilkan emisi polutan dan durasi kegiatan (Rachman dkk, 2016).
Menurut IPCC (2014), Pada pengukuran gas rumah kaca selain CO2 (CH4 dan
N2O) menggunakan Global Warming Potential (GWP). GWP adalah faktor yang
digunakan dalam perhitungan gas rumah kaca relatif terhadap CO2 (CO2eq).

2.6 KARBONDIOKSIDA (CO2)

Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu emisi gas rumah kaca yang
memberikan andil paling besar terhadap peningkatan suhu rata-rata bumi. Emisi CO2
di atmosfer berperan sebagai penajaga suhu bumi agar tetap berada dalam kisaran
yang nyaman bagi kehidupan manusia (Murdiyarso, 2003). Terjadinya peningkatan
emisi CO2 secara signifikan akibat aktivitas manusia menyebabkan terjadinya
peningkatan suhu rata-rata bumi dimana emisi berasal dari pembakaran hutan dan
konsumsi bahan bakar fosil (Junaedi, 2007).

2.7 METANA (CH4)

Metana (CH4) adalah komponen utama gas alam yang terbentuk akibat pristiwa
alami maupun akibat akvitas manusia. Metana merupakan salah satu emisi gas rumah
kaca yang menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon. Metan yang terbentuk
akibat pristiwa alami diemisikan oleh lahan basah, sumber geologi dan rayap dan
akibat dari aktivtas manusia berasal dari kegiatan budidaya padi, perternakan, dan
ekstraksi bahan bakar fosil (Artadi, 2013).

2.8 DINITROGEN OKSIDA (N2O)

Dinitrogen oksida mengalami peningkatan konsentrasi rata-rata dari 0,2%


sampai 0,3% setiap tahunya sejak 1978 hingga tahun 2010. Penyebab meningkatnya
konsentrasi N2O masuk ke atmosfer disebabkan oleh pemupukan tanah, penggunaan
lahan pembakaran biomassa, dan pembakaran bahan bakar fossil (Artadi, 2013).
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari penulisan karya ilmiah diatas, dapat kita simpulkan bahwa Pemanasan Global
sangatlah berkaitan erat dalam efek gas rumah kaca. Pemanasan Global ini berpengaruh bagi
penaikan suhu dibumi. Dimana gas rumah kaca dan gas emulsi lainnya menetap di atmosefer
dan menutupi lapisan permukaan atmosfer sehingga cahaya matahari yang masuk ke bumi
tidak dapat dikeluarkan dan panas nya menetap di sekitaran lapisan atmosfer. Sehingga
banyak akibat yang terjadi karena penggunaan efek rumah kaca ini terutama penaikan suhu
dibumi sehingga menyebabkan cairnya es di Kutub Utara yang dapat mengakibatkan naiknya
kapasitas air laut yang menyebabkan beberapa populasi dari ikan dapat mengalami kematian.
Bahkan dapat berdampak ke mahkluk hidup di muka bumi berupa tanaman, hewan dan
manusia. Pemanasan Global ini dapat juga membakar lingkup hutan yang mengakibatkan
populasi tanaman dan hewan berkurang secara drastis yang berpengaruh ke rantai makanan
mahkluk hidup.

3.2 SARAN
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki
oleh setiap orang, begitu banyak aspek dan media yang dapat menambah wawasan dan
melatih keterampilan untuk menulis sebuah karangan yang baik. Rasa sosial dan
kebersamaan yang tinggi dapat membantu kita dalam meningkatkan kepercayaan diri
sehingga akan meningkatkan pengetahuan mengenai penulisan Pemanasan Global. Oleh
karena itu, keterampilan menulis harus dibina dan ditingkatkan secara intensif agar
meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menulis topik, judul karangan, paragraf,
hingga dapat mengembangkan penulisan dari Pemanasan Global.
Daftar Pustaka

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://e-
journal.uajy.ac.id/
8919/2/1MM02266.pdf&ved=2ahUKEwjCp6fc_9TwAhX083MBHV
VaDIcQFjAAegQIAxAC&usg=AOvVaw14bVhE2AZfBUQspVFQR
In0

Prodi Pendidikan FMIPA FKIP Universitas Lampung Jurnal


Pemanasan Global

Jurnal Pemanasan Global No. 15, Vol. 3, Desember 2015 / ISSN


1979-8296

Tri Winanti Wulandari dkk. / Jurnal Pemanasan Global 6 (1) (2017)


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
id.m.wikipedia.org/wiki/
Pemanasan_global&ved=2ahUKEwiajpOqgNXwAhXT7HMBHa5PD
9UQFjAPegQINBAC&usg=AOvVaw2bHEHo1OMqctd05VvivwkD

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
ditsmp.kemdikbud.go.id/pemanasan-global-dan-dampak-buruknya-
bagi-kehidupan-bumi/
&ved=2ahUKEwiajpOqgNXwAhXT7HMBHa5PD9UQFjAaegQIOh
AC&usg=AOvVaw14GsSkJkYdCL2j5wdraSCY
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/pengertian-pemanasan-global-
beserta-dampak-dan-cara-mengatasi pemanasan global

Anda mungkin juga menyukai