Anda di halaman 1dari 22

PERAN PELAJAR DALAM UPAYA UNTUK MENCEGAH

PEMANASAN GLOBAL DI LINGKUNGAN SEKOLAH

NAMA PENULIS: Gede Riandika Adiyatma Jaya


NIS: 8580
KELAS : XII Mipa 4

DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA


PROVINSI BALI
SMA NEGERI 4 SINGARAJA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “PERAN PELAJAR DALAM UPAYA PENCEGAHAN


PEMANASAN GLOBAL DI LINGKUNGAN SEKOLAH”
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal …………………………………2023
dipresentasikan pada tanggal ……………………….2023 di SMA Negeri 4
Singaraja

Singaraja,………………2022
Mengesahkan Pembimbing,
Kepala SMAN 4 Singaraja,

Putu Gede Wartawan, S.Pd,M.Pd …………………………………


NIP 197002241995031003 NIP

i
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmat dan anugrah nya
sehingga penulis masih diberikan kelancaran dalam penyusunan makalah ini. Syukur
akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah berjudul “PERAN PELAJAR
DALAM UPAYA PENCEGAHAN PEMANASAN GLOBAL DI LINGKUNGAN
SEKOLAH”. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu Komang
Trisna Dewi, S.Pd., M.Pd selaku guru Fisika yang senantiasa memberikan masukkan
ilmu dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna tapi kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pendidik maupun peserta didik.

Singaraja, 29 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................................
1.4. Manfaat Penulisan……………………………………….………………… 3
BAB 2. LANDASAN TEORI..................................................................................................
2.1. Pemanasan Global..........................................................................................................
2.2. Lingkungan Sekolah.......................................................................................................
2.3. Pelajar..............................................................................................................................
BAB 3. PEMBAHASAN..........................................................................................................
3.1. Pengaruh Pemanasan Global Di Lingkungan Sekolah ..................................................
3.2. Cara Mencegah Pemanasan Global Sebagai Seorang Pelajar Di Lingkungan
Sekolah...................................................................................................................................
BAB 4 PENUTUP...................................................................................................................
4.1. Kesimpulan...................................................................................................................
4.2. Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemanasan global adalah isu lingkungan yang mendesak dan menjadi perhatian
utama di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Fenomena ini merujuk pada
peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi karena peningkatan konsentrasi
gas rumah kaca di atmosfer. Kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil,
deforestasi, dan limbah industri telah meningkatkan konsentrasi gas-gas ini, menciptakan
efek rumah kaca yang lebih intens. Perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan
global memiliki dampak yang serius terhadap planet kita, seperti cuaca ekstrem,
permukaan air laut yang terus naik, dan ancaman terhadap sektor pertanian dan
keanekaragaman hayati.
Dalam mengatasi pemanasan global, tanggapan dan solusi yang berkelanjutan sangat
diperlukan. Kesadaran akan perlindungan lingkungan dan perlunya pengurangan emisi
gas rumah kaca telah meningkat di kalangan masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia.
Pengurangan emisi gas rumah kaca dapat dicapai melalui berbagai cara, termasuk
pengembangan dan penerapan energi terbarukan, efisiensi energi, transportasi
berkelanjutan, dan kebijakan pengurangan emisi. Selain itu, tindakan untuk menjaga dan
memulihkan hutan, mempromosikan pertanian berkelanjutan, dan melindungi ekosistem
penting juga penting dalam mengurangi pemanasan global.
Untuk mencegah pemanasan global, peran aktif dari seluruh elemen masyarakat,
khususnya pelajar diperlukan. Pelajar dapat menjadi agen perubahan dengan
meningkatkan kesadaran tentang isu ini di kalangan teman-teman sebayanya di sekolah
dan juga masyarakat luas. Pelajar dapat mengambil langkah-langkah kecil namun
signifikan, seperti mengurangi penggunaan energi dan mengurangi konsumsi produk-
produk yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Selain itu, mereka juga dapat terlibat
dalam kegiatan lingkungan, seperti penanaman pohon, kampanye daur ulang, dan
mengedukasi orang lain tentang pentingnya pencegahan pemanasan global. Kolaborasi
dan kerjasama antara pelajar, masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta sangat
diperlukan dalam upaya pencegahan pemanasan global.
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemanasan global dapat mempengaruhi lingkungan di sekolah?

2. Bagaimana cara mencegah pemanasan global sebagai pelajar di lingkungan sekolah?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengaruh pemanasan global di lingkungan sekolah

2. Untuk mengetahui cara mencegah pemanasan global sebagai seorang pelajar di


lingkungan sekolah

1.4. Manfaat Penulisan

a. Bagi Siswa
Hasil penulisan ini dapat digunakan bagi siswa sebagai referensi untuk
mengetahui peran yang dapat lakukan sebagai pelajar dalam mencegah
pemanasan global.
b. Bagi Sekolah
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk
mensosialisasikan pentingnya keikutsertaan pelajar dalam menjaga lingkungan
mereka dan mencegah pemanasan global.
c. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam pemanasan
global dan cara mencegah nya.
BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Pemanasan Global

2.1.1 Pengertian Pemanasan Global (Global Warming)

Pemanasan global disebabkan oleh peningkatan jumlah gas rumah kaca, seperti CO2
dari bahan bakar fosil dan penggundulan hutan. Gas-gas berbahaya ini menyebabkan efek
rumah kaca yang menjebak panas matahari dalam atmosfer, mengakibatkan kenaikan
suhu permukaan bumi. Dampak pemanasan global termasuk mencairnya es di kutub utara
dan selatan, meningkatnya level permukaan laut, gelombang panas yang lebih panas,
hilangnya gletser, dan perubahan iklim yang ekstrim. Perubahan iklim ini dapat
berhubungan dengan aktivitas manusia dan mempengaruhi komposisi atmosfer global
seiring berjalannya waktu.
Menurut Goldstein (2009) Perubahan iklim yang terjadi terus menjadi ancaman
langsung bagi keberlangsungan hidup seluruh mahkluk di muka bumi ini, dan hal ini
merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia untuk memperbaiki setiap kerusakan
lingkungan untuk mengembalikan keseimbangan alam. Manusia memiliki sedikit
pengaruh pada iklim sampai mereka mulai hidup menetap dan bermukim untuk bertani
sekitar 11.500 tahun yang lalu.
Kebutuhan lahan untuk bertani mengharuskan adanya pembebasan lahan hutan,
sehingga pohon-pohon yang sebelumnya berfungsi sebagai penyerap karbondioksida dari
atmosfer harus melepaskan karbon tersebut dan konsentrasi karbondioksida di atmosfer
terus meningkat yang ikut mempengaruhi kenaikan suhu bumi.
Sumber: Buku Global Issues: Global Warming

Selain karena penebangan pohon untuk pembebasan lahan, peningkatan jumlah


karbon di atmosfer terus meningkat dari tahun ke tahun. Sejak dimulainya revolusi
revolusi industri pada abad 18 yang dimana bahan bakar fosil berupa batu bara dan
minyak bumi terus digunakan. Proses pembakaran dari bahan bakar yang digunakan ini
terus melepaskan CO2 dan mengakibatkan kenaikan jumlah konsentrasi karbon di
atmosfer. Konsentrasi yang berlebihan ini mempengaruhi kenaikan suhu permukaan bumi
yang terus naik karena panas dari radiasi matahari benar-benar terperangkap oleh mantel
bumi.

2.2 Lingkungan Sekolah

2.2.1 Pengertian Lingkungan Sekolah secara umum

Lingkungan sekolah adalah semua jumlah benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang
ada didalam lembaga pendidikan sekolah yang sistemmatis melaksanakan program
pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya.
2.2.2 Pengertian Lingkungan Sekolah Menurut Para Ahli

a. Menurut David H. Jonassen (1999) lingkungan sekolah sebagai lingkungan


belajar yang mencakup tidak hanya fisik seperti gedung, ruangan, dan fasilitas,
tetapi juga faktor-faktor sosial, psikologis, dan kurikuler yang memengaruhi
proses pembelajaran siswa.

b. Menurut David C. Berliner (2005) lingkungan sekolah adalah semua elemen


yang terlibat dalam proses pendidikan, termasuk guru, siswa, kurikulum, dan
fasilitas fisik. Ini mencakup budaya dan norma yang ada di sekolah tersebut.

c. Menurut Jerome Bruner (1977) memandang lingkungan sekolah sebagai tempat


di mana anak-anak dapat mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman baru
melalui interaksi dengan materi pembelajaran, guru, dan rekan-rekan mereka

Dari beberapa pengertian di atas tentang lingkungan sekolah dapat disimpulkan


bahwa lingkungan sekolah adalah tempat pembelajaran yang melibatkan beragam
faktor seperti fisik, sosial, psikologis, dan kurikuler yang memengaruhi proses pendidikan
siswa. Ini mencakup elemen-elemen yang melibatkan guru, siswa, kurikulum, fasilitas
fisik, serta budaya dan norma yang berlaku di sekolah. Dalam lingkungan sekolah ini,
siswa memiliki kesempatan untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru
melalui interaksi dengan materi pembelajaran, guru, dan rekan-rekan mereka,
menjadikan lingkungan sekolah sebagai landasan penting dalam perkembangan
pendidikan dan pertumbuhan siswa.
2.3 Pelajar

2.3.1 Pengertian Pelajar

a. Secara etimologis, kata "pelajar" berasal dari bahasa Jawa Kuna, yaitu
"palahara," yang kemudian diserap ke dalam bahasa Melayu Kuno sebagai
"pelajar." Dalam konteks bahasa Indonesia modern, "pelajar" mengacu pada
individu yang sedang belajar atau mengikuti pendidikan formal di sekolah,
perguruan tinggi, atau lembaga pendidikan lainnya. Istilah ini digunakan untuk
merujuk pada siswa atau mahasiswa yang aktif dalam proses pembelajaran.

b. Secara terminologis, "pelajar" adalah seseorang yang terlibat dalam proses


pendidikan formal atau non-formal dan sedang menjalani proses pembelajaran.
Istilah ini mencakup siswa di sekolah, mahasiswa di perguruan tinggi, peserta
kursus, atau individu yang sedang mengikuti program pendidikan atau
pelatihan tertentu. Pelajar dapat merujuk kepada mereka yang sedang belajar di
berbagai tingkat pendidikan dan berbagai konteks pembelajaran, baik dalam
kelas, daring, atau di luar kelas. Pelajar berusaha untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman baru melalui proses pendidikan
yang berkelanjutan.

2.3.2 Pengertian Pelajar Menurut Para Ahli

a. Menurut John Dewey (1938) menggambarkan pelajar sebagai "individu yang


aktif dalam proses belajar, yang secara aktif terlibat dalam menggali
pengetahuan melalui pengalaman, refleksi, dan interaksi dengan
lingkungannya."

b. Menurut Lev Vygotsky (1978) mendefinisikan pelajar sebagai individu yang


belajar melalui interaksi sosial dan kognitif dengan orang lain, seperti guru,
teman sebaya, dan lingkungan pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan
intelektualnya

Dari beberapa pengertian di atas tentang pelajar dapat disimpulkan bahwa pelajar
secara keseluruhan mencerminkan pandangan bahwa pelajar adalah individu yang aktif
terlibat dalam proses belajar. Mereka secara aktif berinteraksi dengan lingkungan dan
materi pembelajaran, menggali pengetahuan melalui pengalaman, refleksi, serta interaksi
sosial dan kognitif dengan orang lain. Pelajar berperan penting dalam konstruksi
pengetahuan dan pemahaman mereka, mengolah informasi, dan membangun konsep-konsep
baru dalam konteks pendidikan mereka.
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1. Pengaruh Pemanasan Global Di Lingkungan Sekolah


Pemanasan global memiliki pengaruh di lingkungan sekolah yang memengaruhi
keberlangsungan dan kesejahteraan komunitas sekolah. Salah satu pengaruh nya yakni
peningkatan suhu udara secara global akibat emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia.
Dalam pembahasan ini, beberapa aspek utama dari pengaruh pemanasan global di
lingkungan sekolah yakni:

1. Peningkatan Suhu Lingkungan Sekitar Sekolah

Pemanasan global telah menyebabkan perubahan signifikan dalam pola suhu udara di
seluruh dunia, termasuk di lingkungan sekolah. Fenomena ini diakibatkan oleh peningkatan
konsentrasi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), di atmosfer
akibat aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan produksi
industri. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam laporan Panel Antarpemerintah tentang
Perubahan Iklim (IPCC), rata-rata suhu global telah naik sekitar 1,1 derajat Celsius (°C) di
atas level praindustrial pada tahun 2020. Ini adalah peningkatan yang signifikan dan
berkelanjutan yang memiliki dampak yang mendalam pada lingkungan sekolah.
Peningkatan suhu udara ini dapat mengakibatkan beberapa konsekuensi yang nyata di
lingkungan sekolah. Salah satunya adalah kenyamanan siswa dan staf. Pada musim panas,
suhu yang lebih tinggi dapat menyebabkan ruang kelas menjadi sangat panas. Ini bisa
mengganggu kenyamanan dan konsentrasi selama proses belajar. Studi ilmiah telah
menunjukkan bahwa suhu ruangan yang tidak terkendali dan ekstrem dapat mengurangi
produktivitas siswa dan staf, yang pada akhirnya memengaruhi hasil belajar. Selain
kenyamanan, peningkatan suhu juga dapat berdampak negatif pada kesehatan siswa dan staf
sekolah. Suhu yang sangat tinggi dapat meningkatkan risiko dehidrasi, kelelahan panas, dan
bahkan heatstroke, terutama pada anak-anak dan individu yang rentan seperti orang tua tua.
Kondisi ini dapat menyebabkan absensi sekolah dan gangguan serius pada kesejahteraan
siswa dan staf.

2. Kesehatan Siswa Dan Staf Sekolah

Peningkatan suhu udara yang terkait dengan pemanasan global memiliki implikasi
serius terhadap kesehatan siswa dan staf di lingkungan sekolah. Perubahan iklim yang
mengakibatkan suhu yang lebih tinggi dapat menghadirkan berbagai risiko kesehatan yang
perlu dipahami dengan mendalam. Suhu yang sangat tinggi dapat meningkatkan risiko
dehidrasi di kalangan siswa dan staf sekolah. Ketika suhu ekstrem melanda, tubuh manusia
cenderung mengeluarkan lebih banyak keringat sebagai mekanisme pendinginan alami. Ini
berarti bahwa cairan tubuh dapat hilang lebih cepat daripada yang dapat digantikan, yang
pada gilirannya dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi dapat berdampak negatif pada
fungsi fisik dan kognitif, termasuk kemampuan konsentrasi dan pemecahan masalah. Kondisi
ini bisa berpengaruh langsung pada kinerja siswa di sekolah, terutama saat menghadapi ujian
dan aktivitas berpikir yang intens.
Selain dehidrasi, peningkatan suhu juga meningkatkan risiko terhadap kelelahan
panas. Kelelahan panas adalah kondisi yang lebih serius yang dapat terjadi ketika seseorang
terpapar suhu yang ekstrem dan tidak dapat mengatur suhu tubuh dengan baik. Gejala
kelelahan panas meliputi pusing, mual, muntah, dan pingsan. Kelelahan panas dapat sangat
mengganggu kesejahteraan siswa dan staf, bahkan dapat mengarah pada penurunan
kesadaran yang berpotensi membahayakan jiwa jika tidak ditangani dengan cepat.
peningkatan suhu yang signifikan juga dapat mengakibatkan heatstroke, yang merupakan
kondisi medis yang sangat serius dan berbahaya. Heatstroke terjadi ketika tubuh tidak lagi
mampu mengatur suhu dengan baik dan suhu tubuh naik secara drastis. Ini adalah kondisi
darurat medis yang membutuhkan perawatan segera. Gejala heatstroke meliputi kesadaran
yang terganggu, kebingungan, kulit yang merah dan panas, dan tidak ada keringat. Jika tidak
ditangani dengan cepat, heatstroke dapat mengancam nyawa.
Kelompok rentan seperti anak-anak dan individu yang memiliki kondisi kesehatan
yang mendasar seperti penyakit jantung, dapat lebih rentan terhadap dampak kesehatan dari
suhu yang ekstrem. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk memiliki rencana yang baik
dalam menghadapi suhu ekstrem, termasuk penyediaan air minum yang cukup, area teduh,
dan perhatian khusus untuk siswa dan staf yang berisiko tinggi.

3. Kualitas Udara Yang Buruk

Kualitas udara yang buruk menjadi konsekuensi serius dari peningkatan suhu udara
yang terkait dengan pemanasan global, dan ini juga berdampak pada lingkungan sekolah.
Peningkatan suhu yang ekstrem dapat mempengaruhi komposisi udara di sekitar sekolah, dan
masalah ini memiliki implikasi penting terhadap kesehatan siswa dan staf. Peningkatan suhu
udara dapat mengakibatkan kondisi cuaca yang lebih panas dan kering. Ini bisa menjadi
faktor utama dalam meningkatnya polusi udara, terutama polusi udara yang disebabkan oleh
partikel-partikel kecil seperti PM2,5. Partikel PM2,5 adalah partikel berukuran sangat kecil
yang dapat masuk ke dalam sistem pernapasan manusia. Peningkatan kandungan PM2,5
dalam udara dapat mengakibatkan gangguan pernapasan, terutama pada individu dengan
masalah pernapasan seperti asma atau penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK).
Peningkatan suhu yang berkelanjutan juga dapat berkontribusi pada perubahan pola
cuaca ekstrem, seperti kebakaran hutan yang lebih sering terjadi. Kebakaran hutan dapat
melepaskan sejumlah besar partikel ke udara dan zat kimia berbahaya seperti karbon
monoksida (CO) dan senyawa organik volatil (VOC). Kualitas udara yang buruk akibat
kebakaran hutan dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan siswa dan staf
sekolah, terutama jika sekolah berlokasi di daerah yang rentan terhadap kebakaran hutan.

4. Kerusakan Lingkungan Sekitar Sekolah

Pemanasan global dapat memiliki dampak serius pada lingkungan sekolah, termasuk
kerusakan properti, kekeringan taman sekolah, masalah sumber daya air di sekolah, dan
masih banyak hal lain. Salah satu dampak yang paling nyata adalah kerusakan properti
sekolah akibat cuaca ekstrem. Peningkatan suhu yang berkontribusi pada perubahan pola
cuaca dapat meningkatkan risiko cuaca ekstrem seperti badai, banjir, atau angin kencang. Ini
dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan sekolah, merusak fasilitas fisik seperti atap
bocor, jendela pecah, atau bahkan kerusakan yang lebih serius yang memerlukan perbaikan
yang mahal. Kerusakan properti sekolah ini dapat mengganggu proses pembelajaran dan
memerlukan anggaran yang signifikan untuk memperbaikinya.
Peningkatan suhu yang berkepanjangan dapat menyebabkan kekeringan di taman
sekolah dan lahan sekitarnya. Tanaman dan lahan hijau memiliki peran penting dalam
menjaga lingkungan sekolah yang nyaman dan sehat. Namun, jika cuaca yang sangat panas
dan kurangnya curah hujan terus berlanjut, tanaman dapat mati dan tanah menjadi gersang.
Kekeringan ini dapat memengaruhi estetika taman sekolah, mengurangi kualitas udara di
sekitar sekolah, dan bahkan membuat taman sekolah kurang ramah bagi siswa dan staf yang
mencari tempat berlindung dan relaksasi.
Selain itu, pemanasan global juga dapat berdampak pada sumber daya air sekolah.
Penurunan curah hujan dan peningkatan penguapan akibat suhu yang lebih tinggi dapat
mengurangi ketersediaan air tanah, yang digunakan untuk keperluan seperti penyiraman
taman sekolah, sanitasi, dan pendinginan bangunan. Ini dapat mengarah pada pemadaman
air, tekanan pada sistem sanitasi, dan bahkan memaksa sekolah untuk mencari sumber air
alternatif yang dapat menimbulkan biaya tambahan.

3.2 Cara Mencegah Pemanasan Global Sebagai Seorang Pelajar Di Lingkungan


Sekolah

Pemanasan global adalah masalah serius yang memengaruhi lingkungan sekolah dan
kesejahteraan kita semua. Sebagai pelajar di lingkungan sekolah, kita memiliki peran penting
dalam mencegah pemanasan global dan mengatasi dampaknya, berikut adalah cara yang
dapat kita lakukan sebagai pelajar untuk membantu mencegah pemanasan global:

1. Pengurangan Penggunaan Energi dan Mengurangi Konsumsi Produk-


Produk yang Menghasilkan Emisi Gas Rumah Kaca:

Pengurangan penggunaan energi adalah langkah kunci dalam upaya


mencegah pemanasan global. Pelajar dapat memulai dengan mengidentifikasi
area-area di sekolah yang memerlukan penggunaan energi yang berlebihan,
seperti lampu dan peralatan elektronik yang ditinggalkan dalam keadaan
menyala. Matikan peralatan ketika tidak digunakan dan pastikan untuk
mengganti lampu pijar dengan lampu LED yang lebih efisien. Selain itu,
berkontribusi pada pengurangan konsumsi produk-produk yang berkontribusi
pada emisi gas rumah kaca adalah penting. Ini melibatkan pemilihan makanan
dan produk dengan jejak karbon yang lebih rendah, seperti makanan organik
atau makanan lokal yang meminimalkan transportasi.

2. Terlibat Dalam Kegiatan Menjaga Lingkungan

Terlibat dalam kegiatan lingkungan adalah cara nyata untuk


berkontribusi pada penyerapan karbon dioksida dari atmosfer. Pelajar dapat
mengorganisir kegiatan penanaman pohon bersama teman sekelas dan guru.
Selain itu pelajar dapat terlibat dalam kegiatan yang menjaga lingkungan
seperti salah satu nya adalah dengan bergabung dalam organisasi peduli
lingkungan di sekolah atau di luar sekolah, seperti Greenpeace Youth atau
World Wildlife Fund Youth. Dengan bergabung dalam organisasi semacam ini,
pelajar dapat terlibat dalam berbagai proyek yang berfokus pada pelestarian
alam dan pencegahan pemanasan global.
Beberapa organisasi peduli lingkungan bekerja sama dengan pelajar
untuk mengadakan kampanye pengurangan plastik. Pelajar dapat berpartisipasi
dalam kegiatan seperti pengumpulan sampah plastik di pantai atau di area
sekitar sekolah mereka. Ini bukan hanya membantu membersihkan lingkungan
dari polusi plastik tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang bahaya plastik
bagi ekosistem laut dan dampaknya pada perubahan iklim.
Selain itu, pelajar juga dapat terlibat dalam program penghijauan kota.
Contoh nyata dari ini adalah ketika sekolah atau kelompok pelajar bermitra
dengan pemerintah lokal untuk menanam pohon di kota mereka. Pohon-pohon
yang ditanam dapat membantu mengurangi konsentrasi CO2 di udara, yang
merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Keberhasilan proyek
semacam ini juga dapat diukur secara langsung dengan pertumbuhan pohon
dan peningkatan kualitas udara di kota tersebut.

3. Kampanye Daur Ulang

Kampanye daur ulang di sekolah adalah cara efektif untuk mengurangi


jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan sampah. Pelajar dapat
mendukung kampanye daur ulang dengan memisahkan sampah organik dan
non-organik di sekolah, mengedukasi teman-teman mereka tentang pentingnya
daur ulang, dan mendaur ulang produk-produk yang dapat didaur ulang seperti
kertas, plastik, dan kardus. Selain itu, sekolah dapat memasang tempat sampah
daur ulang di seluruh area sekolah untuk memudahkan pelaksanaan kampanye
ini.
Terdapat pula berbagai kegiatan dan organisasi yang dapat diikuti
pelajar guna mengkampanyekan daur ulang sampah. Kegiatan-kegiatan ini juga
penting untuk memberikan kesempatan belajar langsung tentang pentingnya
daur ulang dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan
pemanasan global. Terlibat dalam tindakan nyata, seperti pengumpulan dan
pemisahan sampah, membantu pelajar merasakan dampak positif dari upaya
mereka. Selain itu, organisasi ini meningkatkan kesadaran lingkungan,
membantu pengembangan keterampilan praktis, dan melibatkan pelajar dalam
komunitas yang peduli tentang masalah lingkungan. Terlibat dalam organisasi
daur ulang juga membentuk karakter yang kuat dan memberikan pengalaman
sosial yang bermanfaat. Selain itu, pelajar menerima penghargaan dan
pengakuan atas kontribusi mereka, yang memberikan motivasi tambahan.
Secara keseluruhan, organisasi daur ulang sampah membantu menciptakan
generasi yang sadar lingkungan dan siap untuk menghadapi tantangan
perubahan iklim di masa depan. Terdapat berbagai organisasi yang
mengkampanyekan daur ulang yang dapat diikuti oleh pelajar yakni:

 Green School Initiative


Salah satu contoh kegiatan resmi adalah "Green School Initiative," yang
telah diterapkan di sekolah-sekolah di berbagai negara. Program ini
melibatkan siswa dalam pengumpulan dan pemisahan sampah daur
ulang di sekolah, serta meningkatkan kesadaran lingkungan di antara
siswa dan staf. Ini adalah bukti nyata bahwa sekolah-sekolah di seluruh
dunia mengambil langkah-langkah konkrit dalam kampanye daur ulang.

 Kegiatan Earth Day dan World Cleanup Day


Selain itu, acara seperti Hari Bumi (Earth Day) dan World Cleanup Day
adalah momen penting di mana komunitas global bersatu untuk
mengkampanyekan pentingnya daur ulang dan menjaga lingkungan.
Banyak sekolah di seluruh dunia mengadakan kegiatan daur ulang dan
penanaman pohon pada Hari Bumi sebagai bagian dari upaya global
untuk melestarikan planet.

 Event Kompetisi RecycleMania


Ada juga kompetisi seperti RecycleMania yang diikuti oleh berbagai
universitas di Amerika Serikat. Universitas-universitas bersaing untuk
mengumpulkan dan mendaur ulang sampah sebanyak mungkin. Hasil
dari kompetisi ini adalah bukti konkret tentang komitmen universitas
dalam daur ulang.

 Organisasi Zero Waste Schools


Terakhir, organisasi seperti "Zero Waste Schools" beroperasi di
berbagai negara dengan tujuan mengurangi sampah yang masuk ke
tempat pembuangan sampah. Sekolah yang bergabung dengan program
UNESCO Green Schools juga berkomitmen untuk menjalankan praktik
daur ulang dan melibatkan siswa dalam proyek-proyek lingkungan yang
terukur.
4. Mengedukasi Orang Lain Tentang Pentingnya Pencegahan Pemanasan
Global

Pendidikan adalah kunci dalam mengubah perilaku. Pelajar dapat


mengambil inisiatif untuk mengedukasi orang lain di sekolah tentang
pentingnya pencegahan pemanasan global. Ini dapat dilakukan melalui
penyuluhan, seminar, atau kampanye sosial. Pentingnya mengurangi emisi gas
rumah kaca dan menjaga lingkungan yang bersih dan sehat harus menjadi
bagian dari kesadaran kolektif di sekolah. Pelajar juga dapat melibatkan diri
dalam berbagai kegiatan lain yang mendukung dan berpartisipasi dalam
penyuluhan edukasi pencegahan pemanasan global seperti berikut :

 Seminari dan Workshop


Mengorganisir seminar dan workshop di sekolah yang fokus pada isu-
isu pemanasan global, energi terbarukan, dan langkah-langkah praktis
untuk mengurangi jejak karbon. Beberapa organisasi yang dapat
berkontribusi dalam hal ini adalah Greenpeace, WWF, dan Climate
Reality Project

 Event Kebumian
Mengadakan event kebumian di sekolah yang menyoroti keberagaman
lingkungan alam, perlindungan sumber daya alam, dan dampak
pemanasan global pada ekosistem. Organisasi seperti The Nature
Conservancy dan Conservation International dapat memberikan
dukungan dan sumber daya.

 Podcast dan Media Sosial


Membuat podcast atau menggunakan media sosial untuk berbagi
informasi, wawasan, dan berita terbaru tentang perubahan iklim. Ini
bisa menjadi platform yang efektif untuk mencapai audiens yang lebih
luas di dalam maupun di luar sekolah. Organisasi seperti 350.org dan
Environmental Defense Fund dapat memberikan panduan dan materi
yang bermanfaat.

 Kerja Sama Dengan Berbagai Organisasi Penyuluhan


Berkolaborasi dengan organisasi lingkungan lokal atau nasional yang
memiliki pengalaman dalam penyuluhan tentang pentingnya menjaga
bumi dan mencegah pemanasan global. Mereka dapat memberikan
sumber daya dan dukungan tambahan dalam upaya penyuluhan di
sekolah. Contoh organisasi lokal bisa termasuk Green School Programs
atau Eco-Educators Network.

 Partisipasi dalam Forum Konferensi


Pelajar dapat menghadiri forum konferensi yang berfokus pada
pemanasan global dan perubahan iklim. Ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang isu ini dan memungkinkan
mereka untuk berbagi pengetahuan dengan teman sekelas dan staf
sekolah. Organisasi seperti United Nations Framework Convention on
Climate Change (UNFCCC) sering mengadakan konferensi
internasional yang dapat diikuti oleh berbagai kalangan tentang
perubahan iklim.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pembahasan, penulis menarik beberapa kesimpulan yang dapat
dirangkum yakni:

A. Pengaruh pemanasan global di lingkungan sekolah memiliki dampak kepada:

1. Peningkatan Suhu Lingkungan Sekitar Sekolah, yang disebabkan karena


banyak nya gas emisi rumah kaca yang berasal dari aktivitas manusia, seperti
pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan produksi industri. Hal ini
berdampak pada Peningkatan suhu udara yang mengganggu kenyamanan dan
konsentrasi siswa dan staf, terutama selama musim panas. Risiko kesehatan
yang meningkat, seperti dehidrasi, kelelahan panas, dan bahkan heatstroke,
terutama pada anak-anak dan individu rentan.

2. Kesehatan Siswa dan Staf Sekolah, akibat dari adanya pemanasan global
kesehatan dari siswa dan staf sekolah selaku warga sekolah pun terganggu, hal
ini berdampak pada segi kesehatan dimana peningkatan suhu menyebabkan
risiko dehidrasi, kelelahan panas, dan heatstroke, terutama pada pelajar anak-
anak dan individu rentan seperti guru yang sudah lansia. Selain itu suhu yang
tinggi dapat mengganggu kenyamanan dan konsentrasi dalam proses belajar di
ruang kelas. Selain itu, peningkatan suhu berdampak negatif pada produktivitas
siswa dan staf sekolah.

3. Kualitas udara yang memburuk, dari peningkatan suhu yang berkelanjutan


dapat meningkatkan polusi udara, terutama partikel PM2,5, yang dapat masuk
ke dalam sistem pernapasan manusia. Kebakaran hutan yang lebih sering
terjadi juga dapat melepaskan zat kimia berbahaya ke udara. Hal ini akan
memengaruhi sistem pernapasan dari warga sekolah dan berpotensi
memperburuk masalah pernapasan seperti asma atau penyakit paru-paru
obstruktif kronis (PPOK).
4. Kerusakan Lingkungan Sekitar Sekolah, akibat adanya pemanasan global dapat
meningkatkan risiko cuaca ekstrem seperti badai, banjir, dan angin kencang.
Hal ini disebabkan oleh perubahan pola cuaca akibat peningkatan suhu global.
Dampak dari hal ini adalah cuaca ekstrem dapat menyebabkan kerusakan
properti sekolah, seperti atap bocor dan jendela pecah. Ini mengganggu proses
pembelajaran dan memerlukan anggaran perbaikan yang signifikan.

B. Mencegah pemanasan global sebagai seorang pelajar di lingkungan sekolah dapat


dilakukan dengan:

1. Pengurangan Penggunaan Energi dan Konsumsi Produk Emisi Gas Rumah


Kaca, contoh nya seperti:
 Mematikan peralatan yang tidak digunakan dan gunakan lampu LED
yang lebih efisien
 Menggunakan Peralatan Elektronik yang Efisien
 Kesekolah menggunakan transportasi umum

2. Terlibat dalam Kegiatan Menjaga Lingkungan


 Terlibat dalam penanaman pohon dan kegiatan lingkungan lainnya di
sekolah.
 Bergabung dengan organisasi peduli lingkungan untuk proyek-proyek
pelestarian alam

3. Kampanye Daur Ulang


 Pisahkan sampah organik dan non-organik di sekolah.
 Bergabung dengan organisasi daur ulang dan terlibat dalam proyek
pelestarian lingkungan.

4. Mengedukasi Orang Lain Tentang Pentingnya Pencegahan Pemanasan Global


 Mengorganisir seminar, workshop, dan event lingkungan di sekolah.
 Menggunakan media sosial, podcast, dan kerja sama dengan organisasi
penyuluhan.
 Partisipasi dalam forum konferensi tentang perubahan iklim.

4.2 Saran
1. Bagi pelajar, disarankan untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang hal - hal yang
berhubungan dengan Pemanasan Global, selalu menjaga lingkungan sekitar khususnya
sekolah agar nyaman dan asri, dan mendukung dalam kegiatan dan aktivitas yang
mengkampanyekan kelestarian alam, selain itu menghidarkan diri dari perilaku yang
dan kebiasaan yang dapat merusak alam sekitar.
2. Bagi guru, makalah ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk merancang
program bimbingan berupa penyuluhan tentang pencegahan pemanasan global bagi
peserta didik nya upaya menciptakan lingkungan sekolah yang asri dan nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

Hood, R. (2007). Global Warming. A Companion to Applied Ethics, 3(2), 674–684.


https://doi.org/10.1002/9780470996621.ch50

Latuconsina, H. (2010). Dampak pemanasan global terhadap ekosistem pesisir dan lautan.
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 3(1), 30.
https://doi.org/10.29239/j.agrikan.3.1.30-37

Lim, S. Il, Park, D. H., Lee, S. J., Han, S. S., & Choi, M. S. (2007). Reliability Enhancement
Scheme for IEC61850 Based Substation Automation System. Power Plants and Power
Systems Control 2006, 207–211. https://doi.org/10.1016/B978-008046620-0/50035-9

Sugiyono, A. (2006). Penanggulangan Pemanasan Global Di Sektor Pengguna Energi. Jurnal


Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 7(global warming, energy sector), 16–19.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemanasan+global+adala
h&oq=#d=gs_qabs&u=%23p%3Dax5VeECFIN4J

Anda mungkin juga menyukai