Singaraja,………………2022
Mengesahkan Pembimbing,
Kepala SMAN 4 Singaraja,
i
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmat dan anugrah nya
sehingga penulis masih diberikan kelancaran dalam penyusunan makalah ini. Syukur
akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah berjudul “PERAN PELAJAR
DALAM UPAYA PENCEGAHAN PEMANASAN GLOBAL DI LINGKUNGAN
SEKOLAH”. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu Komang
Trisna Dewi, S.Pd., M.Pd selaku guru Fisika yang senantiasa memberikan masukkan
ilmu dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna tapi kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pendidik maupun peserta didik.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................................
1.4. Manfaat Penulisan……………………………………….………………… 3
BAB 2. LANDASAN TEORI..................................................................................................
2.1. Pemanasan Global..........................................................................................................
2.2. Lingkungan Sekolah.......................................................................................................
2.3. Pelajar..............................................................................................................................
BAB 3. PEMBAHASAN..........................................................................................................
3.1. Pengaruh Pemanasan Global Di Lingkungan Sekolah ..................................................
3.2. Cara Mencegah Pemanasan Global Sebagai Seorang Pelajar Di Lingkungan
Sekolah...................................................................................................................................
BAB 4 PENUTUP...................................................................................................................
4.1. Kesimpulan...................................................................................................................
4.2. Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
a. Bagi Siswa
Hasil penulisan ini dapat digunakan bagi siswa sebagai referensi untuk
mengetahui peran yang dapat lakukan sebagai pelajar dalam mencegah
pemanasan global.
b. Bagi Sekolah
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk
mensosialisasikan pentingnya keikutsertaan pelajar dalam menjaga lingkungan
mereka dan mencegah pemanasan global.
c. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam pemanasan
global dan cara mencegah nya.
BAB 2. LANDASAN TEORI
Pemanasan global disebabkan oleh peningkatan jumlah gas rumah kaca, seperti CO2
dari bahan bakar fosil dan penggundulan hutan. Gas-gas berbahaya ini menyebabkan efek
rumah kaca yang menjebak panas matahari dalam atmosfer, mengakibatkan kenaikan
suhu permukaan bumi. Dampak pemanasan global termasuk mencairnya es di kutub utara
dan selatan, meningkatnya level permukaan laut, gelombang panas yang lebih panas,
hilangnya gletser, dan perubahan iklim yang ekstrim. Perubahan iklim ini dapat
berhubungan dengan aktivitas manusia dan mempengaruhi komposisi atmosfer global
seiring berjalannya waktu.
Menurut Goldstein (2009) Perubahan iklim yang terjadi terus menjadi ancaman
langsung bagi keberlangsungan hidup seluruh mahkluk di muka bumi ini, dan hal ini
merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia untuk memperbaiki setiap kerusakan
lingkungan untuk mengembalikan keseimbangan alam. Manusia memiliki sedikit
pengaruh pada iklim sampai mereka mulai hidup menetap dan bermukim untuk bertani
sekitar 11.500 tahun yang lalu.
Kebutuhan lahan untuk bertani mengharuskan adanya pembebasan lahan hutan,
sehingga pohon-pohon yang sebelumnya berfungsi sebagai penyerap karbondioksida dari
atmosfer harus melepaskan karbon tersebut dan konsentrasi karbondioksida di atmosfer
terus meningkat yang ikut mempengaruhi kenaikan suhu bumi.
Sumber: Buku Global Issues: Global Warming
Lingkungan sekolah adalah semua jumlah benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang
ada didalam lembaga pendidikan sekolah yang sistemmatis melaksanakan program
pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya.
2.2.2 Pengertian Lingkungan Sekolah Menurut Para Ahli
a. Secara etimologis, kata "pelajar" berasal dari bahasa Jawa Kuna, yaitu
"palahara," yang kemudian diserap ke dalam bahasa Melayu Kuno sebagai
"pelajar." Dalam konteks bahasa Indonesia modern, "pelajar" mengacu pada
individu yang sedang belajar atau mengikuti pendidikan formal di sekolah,
perguruan tinggi, atau lembaga pendidikan lainnya. Istilah ini digunakan untuk
merujuk pada siswa atau mahasiswa yang aktif dalam proses pembelajaran.
Dari beberapa pengertian di atas tentang pelajar dapat disimpulkan bahwa pelajar
secara keseluruhan mencerminkan pandangan bahwa pelajar adalah individu yang aktif
terlibat dalam proses belajar. Mereka secara aktif berinteraksi dengan lingkungan dan
materi pembelajaran, menggali pengetahuan melalui pengalaman, refleksi, serta interaksi
sosial dan kognitif dengan orang lain. Pelajar berperan penting dalam konstruksi
pengetahuan dan pemahaman mereka, mengolah informasi, dan membangun konsep-konsep
baru dalam konteks pendidikan mereka.
BAB 3. PEMBAHASAN
Pemanasan global telah menyebabkan perubahan signifikan dalam pola suhu udara di
seluruh dunia, termasuk di lingkungan sekolah. Fenomena ini diakibatkan oleh peningkatan
konsentrasi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), di atmosfer
akibat aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan produksi
industri. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam laporan Panel Antarpemerintah tentang
Perubahan Iklim (IPCC), rata-rata suhu global telah naik sekitar 1,1 derajat Celsius (°C) di
atas level praindustrial pada tahun 2020. Ini adalah peningkatan yang signifikan dan
berkelanjutan yang memiliki dampak yang mendalam pada lingkungan sekolah.
Peningkatan suhu udara ini dapat mengakibatkan beberapa konsekuensi yang nyata di
lingkungan sekolah. Salah satunya adalah kenyamanan siswa dan staf. Pada musim panas,
suhu yang lebih tinggi dapat menyebabkan ruang kelas menjadi sangat panas. Ini bisa
mengganggu kenyamanan dan konsentrasi selama proses belajar. Studi ilmiah telah
menunjukkan bahwa suhu ruangan yang tidak terkendali dan ekstrem dapat mengurangi
produktivitas siswa dan staf, yang pada akhirnya memengaruhi hasil belajar. Selain
kenyamanan, peningkatan suhu juga dapat berdampak negatif pada kesehatan siswa dan staf
sekolah. Suhu yang sangat tinggi dapat meningkatkan risiko dehidrasi, kelelahan panas, dan
bahkan heatstroke, terutama pada anak-anak dan individu yang rentan seperti orang tua tua.
Kondisi ini dapat menyebabkan absensi sekolah dan gangguan serius pada kesejahteraan
siswa dan staf.
Peningkatan suhu udara yang terkait dengan pemanasan global memiliki implikasi
serius terhadap kesehatan siswa dan staf di lingkungan sekolah. Perubahan iklim yang
mengakibatkan suhu yang lebih tinggi dapat menghadirkan berbagai risiko kesehatan yang
perlu dipahami dengan mendalam. Suhu yang sangat tinggi dapat meningkatkan risiko
dehidrasi di kalangan siswa dan staf sekolah. Ketika suhu ekstrem melanda, tubuh manusia
cenderung mengeluarkan lebih banyak keringat sebagai mekanisme pendinginan alami. Ini
berarti bahwa cairan tubuh dapat hilang lebih cepat daripada yang dapat digantikan, yang
pada gilirannya dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi dapat berdampak negatif pada
fungsi fisik dan kognitif, termasuk kemampuan konsentrasi dan pemecahan masalah. Kondisi
ini bisa berpengaruh langsung pada kinerja siswa di sekolah, terutama saat menghadapi ujian
dan aktivitas berpikir yang intens.
Selain dehidrasi, peningkatan suhu juga meningkatkan risiko terhadap kelelahan
panas. Kelelahan panas adalah kondisi yang lebih serius yang dapat terjadi ketika seseorang
terpapar suhu yang ekstrem dan tidak dapat mengatur suhu tubuh dengan baik. Gejala
kelelahan panas meliputi pusing, mual, muntah, dan pingsan. Kelelahan panas dapat sangat
mengganggu kesejahteraan siswa dan staf, bahkan dapat mengarah pada penurunan
kesadaran yang berpotensi membahayakan jiwa jika tidak ditangani dengan cepat.
peningkatan suhu yang signifikan juga dapat mengakibatkan heatstroke, yang merupakan
kondisi medis yang sangat serius dan berbahaya. Heatstroke terjadi ketika tubuh tidak lagi
mampu mengatur suhu dengan baik dan suhu tubuh naik secara drastis. Ini adalah kondisi
darurat medis yang membutuhkan perawatan segera. Gejala heatstroke meliputi kesadaran
yang terganggu, kebingungan, kulit yang merah dan panas, dan tidak ada keringat. Jika tidak
ditangani dengan cepat, heatstroke dapat mengancam nyawa.
Kelompok rentan seperti anak-anak dan individu yang memiliki kondisi kesehatan
yang mendasar seperti penyakit jantung, dapat lebih rentan terhadap dampak kesehatan dari
suhu yang ekstrem. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk memiliki rencana yang baik
dalam menghadapi suhu ekstrem, termasuk penyediaan air minum yang cukup, area teduh,
dan perhatian khusus untuk siswa dan staf yang berisiko tinggi.
Kualitas udara yang buruk menjadi konsekuensi serius dari peningkatan suhu udara
yang terkait dengan pemanasan global, dan ini juga berdampak pada lingkungan sekolah.
Peningkatan suhu yang ekstrem dapat mempengaruhi komposisi udara di sekitar sekolah, dan
masalah ini memiliki implikasi penting terhadap kesehatan siswa dan staf. Peningkatan suhu
udara dapat mengakibatkan kondisi cuaca yang lebih panas dan kering. Ini bisa menjadi
faktor utama dalam meningkatnya polusi udara, terutama polusi udara yang disebabkan oleh
partikel-partikel kecil seperti PM2,5. Partikel PM2,5 adalah partikel berukuran sangat kecil
yang dapat masuk ke dalam sistem pernapasan manusia. Peningkatan kandungan PM2,5
dalam udara dapat mengakibatkan gangguan pernapasan, terutama pada individu dengan
masalah pernapasan seperti asma atau penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK).
Peningkatan suhu yang berkelanjutan juga dapat berkontribusi pada perubahan pola
cuaca ekstrem, seperti kebakaran hutan yang lebih sering terjadi. Kebakaran hutan dapat
melepaskan sejumlah besar partikel ke udara dan zat kimia berbahaya seperti karbon
monoksida (CO) dan senyawa organik volatil (VOC). Kualitas udara yang buruk akibat
kebakaran hutan dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan siswa dan staf
sekolah, terutama jika sekolah berlokasi di daerah yang rentan terhadap kebakaran hutan.
Pemanasan global dapat memiliki dampak serius pada lingkungan sekolah, termasuk
kerusakan properti, kekeringan taman sekolah, masalah sumber daya air di sekolah, dan
masih banyak hal lain. Salah satu dampak yang paling nyata adalah kerusakan properti
sekolah akibat cuaca ekstrem. Peningkatan suhu yang berkontribusi pada perubahan pola
cuaca dapat meningkatkan risiko cuaca ekstrem seperti badai, banjir, atau angin kencang. Ini
dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan sekolah, merusak fasilitas fisik seperti atap
bocor, jendela pecah, atau bahkan kerusakan yang lebih serius yang memerlukan perbaikan
yang mahal. Kerusakan properti sekolah ini dapat mengganggu proses pembelajaran dan
memerlukan anggaran yang signifikan untuk memperbaikinya.
Peningkatan suhu yang berkepanjangan dapat menyebabkan kekeringan di taman
sekolah dan lahan sekitarnya. Tanaman dan lahan hijau memiliki peran penting dalam
menjaga lingkungan sekolah yang nyaman dan sehat. Namun, jika cuaca yang sangat panas
dan kurangnya curah hujan terus berlanjut, tanaman dapat mati dan tanah menjadi gersang.
Kekeringan ini dapat memengaruhi estetika taman sekolah, mengurangi kualitas udara di
sekitar sekolah, dan bahkan membuat taman sekolah kurang ramah bagi siswa dan staf yang
mencari tempat berlindung dan relaksasi.
Selain itu, pemanasan global juga dapat berdampak pada sumber daya air sekolah.
Penurunan curah hujan dan peningkatan penguapan akibat suhu yang lebih tinggi dapat
mengurangi ketersediaan air tanah, yang digunakan untuk keperluan seperti penyiraman
taman sekolah, sanitasi, dan pendinginan bangunan. Ini dapat mengarah pada pemadaman
air, tekanan pada sistem sanitasi, dan bahkan memaksa sekolah untuk mencari sumber air
alternatif yang dapat menimbulkan biaya tambahan.
Pemanasan global adalah masalah serius yang memengaruhi lingkungan sekolah dan
kesejahteraan kita semua. Sebagai pelajar di lingkungan sekolah, kita memiliki peran penting
dalam mencegah pemanasan global dan mengatasi dampaknya, berikut adalah cara yang
dapat kita lakukan sebagai pelajar untuk membantu mencegah pemanasan global:
Event Kebumian
Mengadakan event kebumian di sekolah yang menyoroti keberagaman
lingkungan alam, perlindungan sumber daya alam, dan dampak
pemanasan global pada ekosistem. Organisasi seperti The Nature
Conservancy dan Conservation International dapat memberikan
dukungan dan sumber daya.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan, penulis menarik beberapa kesimpulan yang dapat
dirangkum yakni:
2. Kesehatan Siswa dan Staf Sekolah, akibat dari adanya pemanasan global
kesehatan dari siswa dan staf sekolah selaku warga sekolah pun terganggu, hal
ini berdampak pada segi kesehatan dimana peningkatan suhu menyebabkan
risiko dehidrasi, kelelahan panas, dan heatstroke, terutama pada pelajar anak-
anak dan individu rentan seperti guru yang sudah lansia. Selain itu suhu yang
tinggi dapat mengganggu kenyamanan dan konsentrasi dalam proses belajar di
ruang kelas. Selain itu, peningkatan suhu berdampak negatif pada produktivitas
siswa dan staf sekolah.
4.2 Saran
1. Bagi pelajar, disarankan untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang hal - hal yang
berhubungan dengan Pemanasan Global, selalu menjaga lingkungan sekitar khususnya
sekolah agar nyaman dan asri, dan mendukung dalam kegiatan dan aktivitas yang
mengkampanyekan kelestarian alam, selain itu menghidarkan diri dari perilaku yang
dan kebiasaan yang dapat merusak alam sekitar.
2. Bagi guru, makalah ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk merancang
program bimbingan berupa penyuluhan tentang pencegahan pemanasan global bagi
peserta didik nya upaya menciptakan lingkungan sekolah yang asri dan nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Latuconsina, H. (2010). Dampak pemanasan global terhadap ekosistem pesisir dan lautan.
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 3(1), 30.
https://doi.org/10.29239/j.agrikan.3.1.30-37
Lim, S. Il, Park, D. H., Lee, S. J., Han, S. S., & Choi, M. S. (2007). Reliability Enhancement
Scheme for IEC61850 Based Substation Automation System. Power Plants and Power
Systems Control 2006, 207–211. https://doi.org/10.1016/B978-008046620-0/50035-9