Anda di halaman 1dari 34

KARYA TULIS ILMIAH

“PERAN FILM PENDEK DALAM MEWUJUDKAN

LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN”

Dalam Rangka Pemenuhan Tugas Final pada Proyek Penguatan Profil Pelajar

Pancasila Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Subtema Film Pendek

Disusun Oleh:

AHMAD SYAUQI FATA (XF)

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

SMA NEGERI 1 KANDANGAN

OKTOBER 2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat

mewujudkan karya tulis ilmiah ini. Tidak lupa juga sholawat dan salam selalu

dihaturkan pada junjungan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬beserta keluarga, sahabat, kerabat

dan pengikut beliau hingga akhir jaman.

Karya tulis tulis ini disusun dalam rangka pemenuhan kokurikuler “Proyek

Penguatan Profil Belajar Pancasila’’ pada kurikulum merdeka belajar, untuk kami

para peserta didik agar mempersiapkan diri menghadapi dunia perguruan tinggi

maupun kerja di masa depan nanti. Adapun tema yang diusung pada karya tulis

ilmiah kali ini yakni “Gaya Hidup Berkelanjutan” dengan subtema “Film

Pendek.’’

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga

karya tulis ini dapat diselesaikan. Dalam pembuatan karya tulis ini sering sekali

penyusun menemukan kesulitan dan hambatan, baik pada saat pencarian refrensi

yang terkait dengan judul maupun karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari

ketidaksempurnaan dan banyak kesalahan pada karya tulis ini karena

kesempurnaan hanya milik-Nya. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan

saran apabila terdapat pada kesalahan pada pembuatan kaya tulis ini.

Kandangan, Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I.................................................................................................................................5

PENDAHULUAN.............................................................................................................5

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................5

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................7

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................7

D. Manfaat Penulisan.....................................................................................................8

BAB II...............................................................................................................................9

LANDASAN TEORI........................................................................................................9

A. Gaya Hidup Berkelanjutan (Sustainable Lifestyle).................................................9

1. Pengertian Gaya Hidup Berkelanjutan................................................................9

2. Penerapan Gaya Hidup Berkelanjutan pada Siswa...........................................10

3. Membawa bekal makanan dari rumah..............................................................11

4. Memilah sampah..............................................................................................11

5. Diet plastik.......................................................................................................12

6. Hemat listrik.....................................................................................................12

B. Lingkungan Hidup................................................................................................12

1. Pengertian dan Jenis-Jenis Lingkungan Hidup.................................................12

2. Jenis-Jenis Lingkungan....................................................................................14

C. Film Pendek.........................................................................................................15

1. Definisi Film Pendek........................................................................................15

2. Struktur dan Komponen Film...........................................................................16

3. Tahapan dalam Pembuatan Film......................................................................17

3
BAB III............................................................................................................................20

METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................20

A. Jenis, Lokasi dan Tempat Penelitian.....................................................................20

C. Jenis, dan Teknik Pengumpulan Data......................................................................21

D. Teknik Analisis Data...............................................................................................22

BAB IV............................................................................................................................24

PEMBAHASAN.............................................................................................................24

A. Sampah.................................................................................................................24

1. Definisi Sampah...................................................................................................24

2. Klasifikasi Sampah...............................................................................................25

3. Pengelolaan Sampah.............................................................................................26

B. Dampak Sampah terhadap Lingkungan................................................................27

C. Peran Gaya Hidup Berkelanjutan dalam Permasalahan Lingkungan Akibat

Sampah.........................................................................................................................27

BAB V.............................................................................................................................31

KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................31

A. Kesimpulan..........................................................................................................31

B. Saran....................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................32

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan iklim memaksa manusia mencari jalur lain untuk

mempertahankan kelestarian alam dan dunia, salah satunya dengan

menggaungkan kebiasaan atau gaya hidup berkelanjutan yang tujuannya

meminimalisir faktor terjadinya perubahan iklim. Pada hakikatnya seluruh anak di

bumi telah terdampak oleh perubahan iklim. Bencana alam, degradasi lingkungan,

dan hilangnya keanekaragaman hayati dapat merusak agrikultur, menjauhkan anak

dari makanan bernutrisi dan air bersih. Dimana hal ini dapat menyebabkan

kejadian berbahaya pada lingkungan seperti bencana, merusak tempat tinggal

yang aman, pelayanan kesehatan yang berkualitas, dan sistem pendidikan yang

dibutuhkan anak untuk bertahan hidup dan berkembang (UNICEF, 2022).

Tentunya perubahan iklim menimbulkan efek yang sangat fatal terhadap

lingkungan hidup, hal ini dikarenakan suhu yang lebih hangat lambat laun

mengakibatkat perubahan pola cuaca dan dapat mengganggu keseimbangan alam.

Beberapa efek yang ditimbulkan seperti suhu bumi yang memanas, badai yang

lebih hebat, meningkatnya kekeringan, kenaikan suhu dan permukaan laut, serta

beberapa efek lain. Selain itu sampah plastik juga menjadi salah satu penyebab

utama perubahan iklim, karena dari proses produksi sampai pembunangan dan

pengelolaannya mengemisikan banyak gas rumah kaca ke atmosfer.

5
Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat (UU No.18 Tahun 2008). Sampah telah sering menjadi hal

yang kerap dipermasalahkan di daerah manapun dari waktu ke waktu karena

jumlah dan jenisnya yang sangat banyak. Salah satu jenisnya yaitu sampah plastik

yang keberadaannya cukup memberikan dampak negatif terhadap lingkungan,

juga perlu diminimalisir dengan cara mengurangi pemakaian barang yang

berbahan plastik.

Suatu lingkungan dikatakan asri jika lingkungan tersebut indah dipandang

mata dalam kata lain bersih, yaitu tidak ada sampah yang berserakan dan dibuang

tidak pada tempatnya. Jika sampah-sampah dibuang pada tempatnya dan nyaman

dilihat, maka lingkungan tersebut dapat dikatakan asri. Tidak ada seseorang yang

menginginkan untuk tinggal di lingkungan yang kotor, apalagi penuh dengan

sampah yang berserakan. Maka dari itu suatu lingkungan perlu dijaga

kebersihannya oleh masyarakat itu sendiri agar mereka sendiri merasa nyaman

tinggal di lingkungan bersih tersebut.

Namun dalam kurun waktu terakhir kesadaran masyarakat akan kebersihan

lingkungannya mulai menurun malah terus-menerus menurun, yang pada awalnya

diadakan kegiatan gotong royong di waktu tertentu namun sekarang sudah hampir

tidak ada. Hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang mulai memudar

akan kebersihan lingkungan sekitarnya, sehingga melihat sampah yang dibuang

tidak pada tempatnya pun tidak memberikan reaksi apapun terhadap mereka.

Padahal keberadaan sampah tidak pada tempatnya tersebut mengganggu

penglihatan dan mengurangi kebersihan serta keasrian lingkungan tersebut, hingga

dapat menjadi tempat bersarangnya penyakit.

6
Mengingat adanya urgensi terhadap pengelolaan sampah, maka diperlukan

penerapan gaya hidup yang mengusung kelestarian lingkungan seperti

menggunakan produk yang mengurangi sampah atau energi yang terbarukan.

Tentunya tujuan diambilnya tema kali ini untuk menimbulkan kembali kesadaran

diri masyarakat tentang pentingnya menjaga ketahanan lingkungan hidup agar

generasi mendatang nanti juga dapat merasakannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka diperoleh

rumusan masalah yang dibahas pada karya tulis kali ini antara lain:

1. Apa saja masalah yang terjadi akibat sampah pada lingkungan hidup?

2. Mengapa gaya hidup berkelanjutan berperan penting terhadap lingkungan?

3. Apa peran film pendek dalam upaya untuk kembali menyadarkan

masyarakat akan pentingnya mengelola sampah di lingkungan sekitar dan

menerapkan gaya hidup berkelanjutan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui masalah pada lingkungan hidup akibat sampah.

2. Untuk mengetahui peran penting gaya hidup berkelanjutan terhadap

lingkungan.

3. Untuk mengidentifikasi peran dan upaya dalam menyadarkan masyarakat

akan pentingnya pengelolaan sampah serta penerapan gaya hidup

berkelanjutan.

7
D. Manfaat Penulisan

Dengan pelaksanaan P5 bertemakan “Gaya Hidup Berkelanjutan” subtema

“Film Pendek, diharapkan dapat tercapai manfaat yang terkandung antara lain:

1. Bagi Peserta Didik

Diharapkan dapat menimbulkan karakter cinta dan sadar akan lingkungan

dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan serta sifat gotong royong

yang kuat pada peserta didik. Di sisi lain juga sebagai pemenuhan tugas

pembuatan karya tulis ilmiah untuk tema kali ini.

2. Bagi Guru

Dapat menumbuhkan rasa cinta alam kepada peserta didik pada

lingkungan sekitar, mendorong guru untuk menguji siswa memecahkan

permasalahan di lingkungan sekitar peserta didik dan acuan penilaian

terhadap peserta didik.

3. Bagi Masyarakat

Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap

lingkungan, sehingga terciptanya suasana dan keadaan lingkungan yang

diharapkan.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Gaya Hidup Berkelanjutan (Sustainable Lifestyle)

1. Pengertian Gaya Hidup Berkelanjutan

Secara biologi, sustainability artinya menghindari kepunahan atau dapat

dikatakan sebagai usaha bertahan hidup dan bereproduksi. Secara ekonomi

berarti menghindari adanya keruntuhan dan melindungi nilai terhadap suatu

ketidakstabilan dan diskontinuitas. Dalam konteks lingkungan sustainability

atau keberlanjutan adalah konsep komprehensif yang mendasari seluruh

sistem yang ramah lingkungan. Pada dasarnya, sustainability selalu

memperhatikan temporalitas khususnya dalam jangka panjang (Contanzza &

Patten, 1995).

Dalam sustainable itu sendiri terdapat sustainable lifestyle atau gaya

hidup berkelanjutan, yakni gaya hidup ramah lingkungan yang

mengutamakan penggunaan energi terbarukan, yakni suatu wujud kecintaan

terhadap lingkungan dengan menghindari konsumsi yang kemungkinan dapat

merusak lingkungan tersebut, karena hampir seluruh tindakan yang kita

lakukan berdampak pada lingkungan ataupun orang lain.

Gaya hidup berkelanjutan juga meminimalisir dampak ekologi

sekaligus memungkinkan kesejahteraan hidup bagi individu, rumah tangga,

komunitas, dan seterusnya yang merupakan produk dari keputusan individu

dan kolektif akan aspirasi dan pemenuhan kebutuhan, serta praktik adopsi

yang dikondisikan, difasilitasi, dan dibatasi oleh norma masyarakat, institusi

9
politik, kebijakan publik, infrastruktur, pasar, dan budaya (Vergragt dkk.,

2019).

Konsep sustainable lifestyle sendiri diangkat dari konsep sustainable

development yang mana merupakan sebuah konsep yang mampu memenuhi

kebutuhan keadaan sekarang tanpa mengurangi hak-hak atau kemampuan

generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Sustainable

Development sendiri maksudnya mencari titik keseimbangan antara tiga

bidang yakni perkembangan ekonomi, kesetaraan sosial, dan perlindungan

lingkungan.

Dari konsep tersebut muncullah konsep sustainable lifestyle yang

mengacu pada pola tindakan dan konsumsi individu, dan digunakan untuk

menyamakan atau membedakan diri mereka dari individu lain. Dimana

mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar, kualitas hidup yang lebih baik,

meminimalisi konsumsi sumber daya alam dan emisi dari limbah dan polutan

dalam siklus kehidupan yang tidak mengancam dan membahayakan generasi

mendatang. Gaya hidup yang berkelanjutan mencerminkan budaya tertentu,

alam, ekonomi dan warisan sosial dari tiap golongan masyarakat.

2. Penerapan Gaya Hidup Berkelanjutan pada Siswa

Gaya hidup berkelanjutan tercermin dalam memilih dan menggunakan

produk, perilaku dan aktivitas yang bertujuan lebih meminimalisir sumber

energi tidak terbarukan dan tidak menghasilkan energi yang dapat merusak

lingkungan. Karena gaya hidup ini bersifat ramah lingkungan, maka penting

10
untuk mengajak siswa-siswi dan masyarakat luas untuk menerapkan gaya

hidup berkelanjutan.

Oleh karena remaja dan pelajar adalah generasi penerus bangsa

Indonesia di masa depan nanti, semakin terbiasa mereka menerapkan gaya

hidup ramah lingkungan maka masa depan kelestarian lingkungan juga akan

semakin membaik. Pasalnya dalam Sustainable Development Goals yang

menjadi acuan pembangunan di Indonesia, terdapat salah satu tujuannya

yakni melakukan pencegahan perubahan iklim yang dapat diwujudkan

dengan penerapan gaya hidup berkelanjutan. Selain itu dengan menerapkan

gaya hidup berkelanjutan dapat memupuk kecintaan seseorang terhadap

lingkungan sekitarnya, dimana hal ataupun konsumsi yang dilakukan tidak

merusak lingkungan. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan peserta didik

dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan di sekolah.

3. Membawa bekal makanan dari rumah

Tahap awal menerapkan gaya hidup berkelanjutan dapat dimulai

dengan membiasakan untuk membawa bekal makanan dan minuman dari

rumah. Dengan ini siswa-siswi dapat mengurangi pembelian makanan

kemasan dan minuman yang berpotensi menimbulkan sampah. Selain itu,

bekal yang dibawa sebaiknya bukan makanan bungkus namun disajikan

menggunakan wadah tidak sekali pakai.

4. Memilah sampah

Sampah tidak hanya memiliki satu jenis saja, tetapi ada banyak jenis-

jenis sampah lain. Memang terlihat sepele, namun dengan hanya memilah

sampah sesuai jenisnya dapat memudahkan proses pengolahan sampah

11
selanjutnya hingga sampai di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang

tentunya lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Apalagi di tempat

umum dan di sekolah-sekolah sudah mulai tersedia tempat sampah sesuai

dengan termasuk jenis apa sampah yang dibuang.

5. Diet plastik

Dalam kegiatan transaksi sehari-hari masih banyak hal-hal yang

memanfaatkan plastik, seperti membungkus makanan, mempermudah

membawa belanjaan, dan lain-lain. Diet plastik dapat dilakukan dengan cara

membawa tas belanjaan sendiri yang pastinya tidak sekali pakai, dan

membawa botol minuman sendiri.

6. Hemat listrik

Pada kehidupan sehari-hari, manusia selalu memanfaatkan listrik

contohnya saat menyalakan lampu, kipas angin, kulkas, dan sebagainya.

Oleh karena itu disarankan untuk menghemat listrik dengan memakainya

secukupnya saja, seperti mematikan AC, kipas angin, TV, dan alat

elektronik lainnya jika tidak digunakan.

B. Lingkungan Hidup

1. Pengertian dan Jenis-Jenis Lingkungan Hidup

Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lain (UU No 23 Tahun 1997). Kesatuan ruang di sini

maksudnya semua yang telah disebutkan di atas berada dalam ruang atau

12
tempat yang sama dan bersama-sama membentuk satu sistem, yang mana

dalam kesatuan ruang tersebut masing-masing saling mempengaruhi satu

sama lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lingkungan dapat

diartikan sebuah daerah atau kawasan seluruh bagian yang terdapat di

dalamnya yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan

kehidupan manusia.

Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan hidup adalah semua benda

dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah

perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan

mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan

makhluk hidup lain. Sementara itu, Otto Soemarwoto mengartikan

lingkungan hidup sebagai ruang yang ditempati suatu makhluk hidup

bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya. Apabila dicermati

semua penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa ruang lingkup lingkungan

hidup itu sangatlah luas cakupannya.

Secara umum lingkungan adalah seluruh faktor luar yang

mempengaruhi suatu organisme dan faktor-faktor ini bisa berupa organisme

hidup, atau variabel-variabel yang tidak hidup. Dari sini kemudian

didapatlah dua komponen atau unsur utama lingkungan, yaitu biotik, dan

abiotik. Di antara komponen-komponen tersebut terjadi hubungan timbal

balik, saling memperngaruhi dan bergantung terhadap satu sama lain.

13
2. Jenis-Jenis Lingkungan

Selain itu, untuk mengenal lingkungan secara lebih spesifik, L.L.

Bernard kemudian membagi lingkungan menjadi 4 (empat) bagian besar,

antara lain :

1) Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan hidup yang terdiri dari

gaya kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya

tarik, ombak, dan sebagainya.

2) Lingkungan biologi atau organik, yakni segala sesuatu yang bersifat biotis

seperti mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuhan, termasuk lingkungan

prenatal dan proses-proses biologi contohnya reproduksi, pertumbuhan,

dan sebagainya.

3) Lingkungan sosial yang dibagi lagi dalam tiga bagian, yaitu :

a. Lingkungan fisiososial yang meliputi kebudayaan materiil (peralatan),

seperti peralatan senjata, mesin, gedung, dan lain-lain.

b. Lingkungan biososial, yaitu manusia dan interaksi terhadap

sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestik dan seluruh bahan

yang digunakan manusia dimana berasal dari sumber organik.

c. Lingkungan psikososial, yakni sesuatu yang berhubungan dengan

tabiat batin manusia, contohnya sikap, opini, keinginan, pandangan,

dan keyakinan yang terlihat melalui kebiasaan, agama, ideologi,

bahasa, dan lain-lain.

4) Lingkungan komposit, yakni lingkungan hidup yang diatur secara

institusional. berupa lembaga-lembaga masyarakat, baik yang ada di

daerah perkotaan atau pedesaan.

14
C. Film Pendek

1. Definisi Film Pendek

Film merupakan selaput tipis berupa seluloid dimana dalam film

terdapat hasil potret dari sebuah kamera atau gambar dan masih dalam

gambar negatif, yang artinya gambar tersebut belum berwarna (KBBI).

Film juga dapat diartikan sebagai gambar hidup, yakni suatu gerakan atau

gambar yang bergerak yang mana gerakan tersebut dapat memberikan

cerita pada gambar yang dilihat.

Menurut Sobur (2013), film sebagai alat komunikasi massa yang

kedua muncul di dunia. Memulai masa pertumbuhannya pada akhir abad

ke-19, dengan kata lain di saat unsur-unsur yang merintangi perkembangan

surat kabar telah lenyap. (h.126)

Seni Film adalah seni bercerita (dramatik) yang pelaksanaannya

memanfaatkan teknologi media rekam agar penonton lebih merasakan rasa

pada cerita melalu media padang dengan (audio visual) dengan kaidah

sinematografi (FLS2N, 2022).

Dalam Undang-Undang No.33 Tahun 2009 tentang Perfilman, pada

Pasal 1 menjelaskan film adalah karya seni budaya yang merupakan

pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan

kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.

Sinematografi yaitu ilmu terapan yang membahas teknik penangkapan

imaji untuk membangun makna, kesan, dan rasa yang juga memiliki

kemampuan menyampaikan ide dan cerita. Dengan kata lain,

sinematografi adalah seni dan teknologi fotografi gambar bergerak, bukan

15
hanya sekedar merekam, tapi juga menciptakan rasa dramatik cerita

kepada penontonnya.

Adapun film pendek merupakan sebuah film orisinal yang memiliki

durasi maksimal 40 menit atau kurang, termasuk tambahan lain salah

satunya intro dan kredit (Academy of Motion Picture Arts and Sciences,

2011). Film pendek menyajikan cerita yang lugas dan singkat, juga

menampilkan satu situasi yang terjadi dalam situasi yang terjadi dalam

kehidupan tokoh atau subjek tertentu yang mencerminkan tema.

Dalam penggarapannya, seni film memiliki bidang keahlian yang

beragam dengan profesi lebih dari 150 bidang kerja pada industri seperti

film, televisi, dan multimedia. Beberapa keahlian yang mencakup seperti

penulisan skenario film, penyutradaraan film, sinematografi, tata suara

film, tata artistik film, editing film, manajemen produksi film dan berbagai

bidang keahlian lainnya Adapun media rekam merupakan alat yang dapat

menyimpan unsur-unsur teks, gambar, imaji, maupun suara yang

ditangkap baik melalui kamera, mikrofon, maupun komputer.

2. Struktur dan Komponen Film

Pada suatu film tentunya terdapat struktur yang menyusun dari film

tersebut diproduksi hingga menjadi film yang sudah siap untuk

ditayangkan. Struktur tersebut yaitu:

1. Shot merupakan proses pengambilan gambar yang pendek hingga

panjang, pengambilan shot biasanya dimulai saat kameramen telah

merekam sampai selesai merekam.

16
2. Scene merupakan suatu adegan yang memperlihatkan aksi pada

cerita yang sedang digarap, dalam scene terdapat pemeran atau

tokoh, waktu, latar, dan elemen-elemen lainnya, juga dalam scene

biasanya ada beberapa shot.

3. Sequence adalah satu peristiwa yang utuh, umumnya di dalamnya

sudah terdapat beberapa shot dan scene sehingga menjadikan cerita

yang telah jadi pada sequence memuat adegan-adegan yang saling

berhubungan atau runtut (Pratista, 2008, h.29-30).

Dalam proses pembuatan film, diperlukan beberapa komponen yang

memiliki perannya masing-masing. Komponen tersebut diantaranya;

penulis naskah, sutradara, asisten sutradara, art director, director of

photography (DOP), lightingman, gaffer, cameramen, clepper continuity.

Selain itu ada wardrobe, make up, sound designer, pimpinan produksi, unit

manajer, pelaksana umum, editor, dan lainnya.

3. Tahapan dalam Pembuatan Film

Dalam pembuatan suatu film tentunya melalui proses yang tidak

singkat sebelum menjadi produk yang dapat ditonton oleh khalayak

banyak. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Development (Pengembangan)

Tahap ini meliputi pengembangan ide, menentukan jenis cerita,

genre dan format, penulisan skenario. Adapun gagasan atau ide bisa

datang dari mana saja seperti film, novel, dari kisah nyata, dan lain-

lain.

17
Dalam tahap pengembangan, triangle system (produser, sutradara,

dan penulis naskah) memiliki peran penting yang mana dalam hal ini

harus bekerja sama dengan efisien dan efektif. Dengan ide yang baik

maka akan dapat dihasilkan ide yang bagus yang mana akan

memudahkan dapat pembuatan premis, sinopsis, treatment dan

skenario.

b. Pra Produksi

Pada tahap ini diperlukan perhitungan yang matang karena tahap

ini sangat menentukan tahap selanjutnya, hal-hal yang dipersiapkan

yakni; perencanaan biaya, penjadwalan, analisis naskah, pembagian

tugas, master breakdown, hunting, dan desain produksi.

c. Produksi

Dalam tahap produksi, seluruh materi yang telah direncakan pada

tahap-tahap sebelumnya akan diambil gambar dan suaranya. Jika pada

seluruh tahap perencaan berjalan dengan baik, maka dapat

memudahkan dihasilkannya karya yang bagus.

d. Pasca Produksi

Saat seluruh tahapan pada produksi selesai, maka akan dilanjutkan

dengan tahap pasca produksi. Tahap ini meliputi editing, penataan

suara, penamaan efek, scoring music, dan colour grading pada karya.

e. Distribusi

Pada tahap terakhir yaitu distribusi, film akan disalurkan agar dapat

ditonton oleh orang lain. Dalam tahap distribusi ada beberapa pilihan

untuk menyalurkan film yang telah diproduksi seperti diputar di

18
bioskop atau di pemutaran film alternatif lainnya, yaitu festival film

juga melalui media digital DVD.

19
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, Lokasi dan Tempat Penelitian

Jenis penelitian yang diterapkan pada karya tulis ini yaitu penelitian

kualitatif bersifat deskriptif dengan metode studi literatur.. Penelitian

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati (Moleong, 2007).

Pendekatan kualitatif merupakan suatu proses penelitian dan

pemahaman yang didasari oleh metodologi yang menyelidiki suatu fenomena

dan masalah sosial. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran

kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan

melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15).

Menurut M. Nazir, studi literatur atau studi kepustakaan adalah teknik

pengumpulan data dengan mengadaan studi penelaahan terhadap buku-buku,

literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang memiliki

hubungan dengan variabel atau masalah yang dibawakan. Sementara menurut

Danial dan Warsiah (2009 : 80), studi literatur merupakan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah

tentang masalah yang dibahas. Studi kepustakaan merupakan langkah yang

penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah

berikutnya yaitu melakukan kajian yang berkaitan dengan relasi antara teori

dan topik penelitian. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari : buku,

20
jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber

lainnya (M. Nazir, 1998 : 112). Dengan kata lain, studi literatur yakni cara

menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara mencari sumber-sumber

tulisan yang telah dibuat sebelumnya.

C. Jenis, dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian harus disebutkan dari mana data diperoleh

sebagaimana yang dinyatakan oleh (Arikunto 2002:129) yang mendefinisikan

data yaitu sekumpulan informasi, fakta-fakta, atau simbol-simbol yang

menerangkan tentang keadaan objek penelitian. Sedangkan data terbagi lagi

menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data dimana diperoleh secara langsung dari objek

penelitian (Sumarsono, 2004:69). Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dengan studi literatur terkait topik penelitian yaitu kurangnya

kesadaran masyarakat terhadap sampah di lingkungan sekitar.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo,

1999: 147). Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

pihak masyarakat yang turut menyadari akan permasalahan lingkungan,

dimana hal tersebut berupa pernyataan verbal, dokumentasi serta

informasi lain.

21
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik

pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Pemilihan data

berdasarkan literatur dalam penelitian ini akan difokuskan pada topik-

topik yang terkait dengan faktor menurunnya kesadaran masyarakat

akan lingkungan.

Proses pengumpulan data pada studi literatur melalui 3 (tiga)

proses penting yaitu Editing, Organizing, dan Finding.

1. Editing : pemeriksaan kembali data yang diperoleh terutama dari

segi kelengkapan, kejelasan makna, dan keselarasan makna antara

yang satu dengan yang lain

2. Organizing: mengorganisir data yang diperoleh dengan kerangka

yang sudah ditetapkan

3. Finding: melakukan analisis lanjutan terhadap hasil organizing

data dengan menerapkan kaidah-kaidah, teori, dan metode yang

telah ditentukan sehingga ditemukan kesimpulan yang merupakan

hasil jawaban dari rumusan masalah.

D. Teknik Analisis Data

Saaat seluruh data terkumpul, langkah berikutnya yakni penulis

menganalisis data tersebut sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Oleh

karena itu dibutuhkan teknik-teknik tertentu agar diperoleh hasil yang benar

dan tepat. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik analisis isi.

Analisis isi (Content Analysis) adalah penelitian yang sifatnya tentang

pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis maupun tercetak

22
di media massa. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua

bentuk media komunikasi, baik surat kabar, radio, iklan televisi, hingga

semua bahan dokumentasi lainnya.

23
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sampah

1. Definisi Sampah

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat (UU No.18 Tahun 2008). Menurut Azwar (1990:

53), sampah adalah sesuatu yang tidak dipergunakan, tidak dapat dipakai

lagi, yang tidak disenangi dan harus dibuang. Maka sampah tentu saja

harus dikelola dengan sebaik-baiknya, sedemikian rupa sehingga hal-hal

negatif bagi kehidupan tidak akan terjadi. Kodoatie (2003) mendefinisikan

sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat atau setengah

padat, yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan atau

siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan secara umum berarti

sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak

dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang yang berasal dari kegiatan

sehari-hari manusia serta proses alam yang berbentuk padat. Menurut SK

SNI T-13-1990 F, yang dimaksud dengan sampah yakni limbah yang

bersifat padat terdiri dari zat organik dan anorganik.

Pada UU No. 18 Tahun 2008 disebutkan, sampah secara umum terdiri

atas: sampah rumah tangga yakni yang berasal dari kegiatan sehari-hari

dalam rumah tangga, dan tidak termasuk tinja atau sampah spesifik,

sampah sejenis rumah tangga yang berasal dari Kawasan komersial,

24
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum,

dan/atau fasilitas lainnya.

2. Klasifikasi Sampah

Tentunya tidak semua sampah dapat dikatakan sama, oleh karena itu

dalam klasifikasinya sampah dibagi lagi secara menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu

organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

a. Sampah Organik

Sampah organik atau sampah basah adalah sampah yang terdiri atas

bahan-bahan organik yang sifatnya tidak tahan lama dan cepat

membusuk. Biasanya sampah organik bersumber dari makhluk hidup

seperti bekas sayur-sayuran, buah-buah yang membusuk, sisa nasi,

daun, dan sebagainya.

b. Sampah anorganik

Sampah anorganik atau sampah padat terdiri atas bahan-bahan

anorganik. Sampah ini bersifat tahan lama dan sukar membusuk,

sebab sampah anorganik tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme

tanah, yang mana jika dibuang sembarangan dapat mencemari tanah.

Contohnya seperti bahan logam, plastik, kaca, karet, dan kaleng.

c. Sampah B3

Sampah B3 atau bisa disebut sampah spesifik yaitu sampah yang

karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan

pengelolaan khusus. Berdasarkan PP No. 27 Tahun 2020, sampah-

sampah yang termasuk sampah spesifik contohnya sampah yang

mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun), sampah yang timbul

25
pasca bencana, sampah puing bongkaran bangunan, sampah yang

secara teknologi belum dapat diolah, dan sampah yang timbul secara

tidak periodik.

3. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Sedangkan upaya pengelolaan sampah menurut undang-undang meliputi

dua cara yaitu :

a. Pengurangan sampah (waste minimization) yang terdiri dari

pembatasan terjadinya sampah, guna ulang, dan daur ulang atau biasa

disebut 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

b. Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari :

 Pemilahan atau bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah

sesuai dengan klasifikasinya.

 Pengumpulan yakni pengambilan dan pemindahan sampah dari

sumber sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau

tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).

 Pengangkutan dengan membawa sampah dari sumber dan/atau

dari TPS/TPST menuju ke tempat pemrosesan akhir.

 Pengolahan dengan cara mengubah karakteristik, komposisi, dan

jumlah sampah

Selanjutnya, residu atau sampah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi

dari kegiatan pengurangan sampah yang masih tersisa, dilakukan

pengolahan (treatment) maupun pengurugan (landfilling). Adapun tiga

26
prinsip pengurangan sampah di atas merupakan dasar utama dalam

pengelolaan sampah, yang bertujuan meminimalisir sampah yang harus

dikelola.

B. Dampak Sampah terhadap Lingkungan

Dalam kehidupan sehari-hari, membuang sampah sembarangan

merupakan hal yang seing dilakukan , padahal tidak jauh dari tempat itu ada

tempat sampah. Dampak yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan

menyebabkan bau yang tidak sedap, menyebabkan terjadinya banjir, dan

mencemari lingkungan.

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan

bahwa produksi sampah nasional mencapai 175.000 ton perhari. Rata-rata

orang penduduk Indonesia menyumbang sampah sehari sebanyak 0,7 kg

perhari. Akibatnya membuang sampah sembarangan tentu saja

mengakibatkan kerugian yang tidak biasa dianggap sepele karena dapat

berdampak negatif terhadap manusia dan lingkungan

C. Peran Gaya Hidup Berkelanjutan dalam Permasalahan

Lingkungan Akibat Sampah

Tentunya penerapan dari gaya hidup berkelanjutan sendiri memberikan

dampak yang besar terhadap lingkungan dan umumnya berdampak positif.

Melalui buku ciptaannya yakni Zero Waste Home, Bea Johnson

memperkenalkan prinsip 5R dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan

yang bermanfaat positif bagi lingkungan. Dengan menerapkan prinsip 5R

tersebut dapat mendukung seseorang untuk melakukan gaya hidup yang

27
berkelanjutan dan pastinya tidak merusak lingkungan hidup. Prinsip tersebut

antara lain:

a. Refuse (Menolak)

Menolak barang sekali pakai dan barang yang tidak diperlukan agar tidak

menimbun barang yang berpotensi menjadi sampah. Contohnya menolak

membungkus belanjaan dengan plastik dan alih-alih membawa plastik

sendiri

b. Reduce (Mengurangi)

Mengurangi pembelian dengan cara hanya membeli barang yang benar-

benar diperlukan. Selain itu, barang-barang yang tidak diperlukan lagi

dapat didonasikan.

c. Reuse (Menggunakan ulang)

Menggunakan barang yang tidak sekali pakai dan lebih memanfaatkan

barang untuk keperluan yang lain. Contohnya membawa bekal konsumsi

sendiri.

d. Recycle (Mendaur ulang)

Sisa dari barang-barang yang tidak bisa dikurangi atau dipakai kembali

dapat didaur ulang menjadi barang baru. Namun perlu diperhatikan,

bahwa mendaur ulang membutuhkan usaha dan energi yang besar. Oleh

karena itu, sebisa mungkin tidak banyak menimbulkan sampah.

e. Rot (Membusukkan)

Sisa barang organik yang tidak dapat didaur ulang, bisa dimanfaatkan

menjadi pupuk. Contohnya mengubah daun-daun yang jatuh di sekitar

28
rumah menjadi kompos, dan sebagainya.

Menerapkan prinsip 5R di atas membawa dampak yang baik bagi

lingkungan, salah satunya mengurangi sampah dengan berbagai cara. Sampah

tidak selalu harus dibuang, namun ada kalanya sampah dapat dimanfaatkan

kembali entah untuk keperluan lain atau didaur ulang menjadi bahan yang

tidak kalah bermanfaat. Oleh karena itu seseorang perlu membiasakan gaya

hidup yang peduli lingkungan berawal dari mengelola sampah itu sendiri agar

tidak menumpuk dan menimbulkan masalah yang baru.

Hal ini sejalan dengan tujuan diadakannya Proyek Penguatan Profil

Pelajar Pancasila dimana bertujuan untuk mengembangkan secara spesifik

tiga Profil Pelajar Pancasila yaitu “Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

Berakhlak Mulia, dan Bernalar Kritis.” Menjaga lingkungan merupakan

wujud rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan yang mana didukung oleh akhlak

mulia peserta didik yang prosedurnya terstruktur dari penalaran kritis.

D. Upaya film Pendek dalam mendukung Gaya Hidup Berkelanjutan

Terhadap Kelestarian Lingkungan

Menurut Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 yang

dimaksud dengan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses

alam yang berbentuk padat. Sedangkan menurut WHO sampah adalah sesuatu

yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang

dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Sampah rumah tangga adalah sampah yang dihasilkan dalam kegiatan rumah

29
tangga sehari-hari dan terdiri dari beberapa macam jenis sampah. Jumlahnya

tergantung dari banyak atau sedikitnya tingkat konsumsi dari masing-masing

rumah tangga tersebut dan semuanya berkaitan dengan pola hidup dari

masing-masing keluarga.

Sering dengan perkembangan zaman, populasi penduduk pun

meningkat dari waktu ke waktu, hal ini tentunya dapat menjadi pemicu atas

permasalahan sampah yang menimbun. Timbunan sampah ini menimbulkan

berbagai macam masalah yang berefek negatif terhadap bumi, mulai dari

kesehatan, hingga pencemaran udara, air dan tanah.

Tentunya kita tak ingin hal-hal buruk itu terjadi karena dapat berimbas

kepada diri kita sendiri, ada banyak untuk mencegah permasalahan sampah,

salahh satunya adalah dengan tayangan film pendek yang bertema lingkungan

hidup. Tujuan utama penayangan film dengan tema lingkungan hidup ialah

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga

lingkungan dari sampah.

30
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sampah adalah sisa kegiatan yang tidak digunakan lagi yang mana

terbagi menjadi 3 jenis yaitu organik, anorganik dan B3(Bahan berbahaya dan

Beracun). Dengan demikian sampah harus dikelola dengan sebaik-baiknyagar

tidak terjadi efek negatif bagi bumi.

Oleh karena itu dengan adanya tayangan film pendek yang bertema

lingkungan hidup akan sangat bagus untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat.

B. Saran

Dengan kesimpulan yang telah ada maka penulis mengharapkan kepada

semua pihak masyarakat agar lebih peduli dan tidak membuang sampah

sembarangan karena akan berbahaya bagi lingkungan

31
DAFTAR PUSTAKA

Carolina, G. (2022, Mei 25). Sustainable Living, Gaya Hidup Berkelanjutan

Untuk Kebaikan Lingkungan Hidup. Retrieved from Zenius Corp:

https://www.zenius.net/blog/sustainable-living-gaya-hidup-berkelanjutan

Disperkimta Buleleng. (2019, Maret 13). Jenis Jenis Sampah. Retrieved from

Artikel Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan:

https://disperkimta.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/jenis-jenis-

sampah-68

Fauzi, W. (2019). Tinjauan Sinematografi Representasi Kekerasan Yang

Melibatkan Karakter Jaka Sembung Pada Film Jaka Sembung Sang

Penakluk Tahun 1981 Melalui Analisis Framing. Bandung: Universitas

Komputer Indonesia.

Kementrian Lingkungan Hidup . (n.d.). Ubah Kebiasaan Penggunaan Plastik.

Retrieved from Knowledge Centre Perubahan Iklim:

http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/347-ubah-kebiasaan-

penggunaan-plastik

Kusumawardani, D. (2022, Oktober 16). Cara Menerapkan Gaya Hidup

Berkelanjutan pada Siswa. Retrieved from Kejarcita:

https://blog.kejarcita.id/cara-menerapkan-gaya-hidup-berkelanjutan-pada-

siswa/

32
Maksum, I. (2015). Budaya Organisasi Kerja Kekeluargaan (Work-Family

Culture) pada PT. Gunungmas Gondanglegi Malang. Malang: UIN

Maulana Malik Ibrahim .

Salma. (2021, Juni 7). Studi Literatur : Pengertian, Ciri-Ciri, dan Teknik

Pengumpulan Datanya. Retrieved from Penerbit Deepublish:

https://penerbitdeepublish.com/studi-literatur/

Studio Antelope. (2022, Maret 14). 5 Tahap Produksi Film Yang Harus Kamu

Lalui. Retrieved from https://www.studioantelope.com/tahap-produksi-

film/amp/

Suryani, A. S. (2014). Peran Bank Sampah Dalam Efektivitas Pengelolaan

Sampah (Studi Kasus Bank Sampah Malang). Pusat Pengkajian,

Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI, 72.

UNICEF (United Nations Children's Fund). (2022). A liveable Planet for every

child. Retrieved from Climate Change and Environment :

https://www.unicef.org/environment-and-climate-change

Wihardjo, R. S., & Rahmayanti, H. (2021). Pendidikan Lingkungan Hidup.

Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management.

33
LAMPIRAN

GAMBAR 1.1 DAN 1.2 PROSES PENGAMBILAN GAMBAR PADA SCANE 1

GAMBAR 1.3 DAN 1.4 PROSES PENGAMBILAN GAMBAR PADA SCANE 2

GAMBAR 1.4 DAN 1.5 PROSES PENGAMBILAN GAMBAR PADA SCANE 3

34

Anda mungkin juga menyukai