Anda di halaman 1dari 25

PEMANFAATAN PANAS BUMI SEBAGAI ENERGI

ALTERNATIF DI INDONESIA
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas skill academic

disusun oleh: Luna Raisya Azalia


Pembimbing Materi: Risa Meidawati, S.pd.
Pembimbing Kebahasaan: Nurhasanah Widianingsih, M.pd.

SMP LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI


KAMPUS CIBIRU
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatNya sehingga
makalah ini dapat disusun dengan baik. Makalah yang berjudul “Pemanfaatan Panas Bumi
sebagai Energi Alternatif di Indonesia” ini membahas mengenai sejauh mana potensi yang
dimiliki oleh panas bumi sebagai energi alternatif di Indonesia, pemanfaatan panas bumi
sebagai energi alternatif di Indonesia, kelebihan dan kekurangan panas bumi sebagai
pembangkit listrik dan macam-macam kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan energi
panas bumi di Indonesia.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Bandung, Agustus 2022


DAFTAR ISI

Daftar Isi………………………………………………………………………………………….. i
Kata Pengantar…………………………………………………………………….. ii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………. 6
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………….. 6

BAB 2 Pembahasan
2.1 Panas Bumi………………………………………………………………………….. 7
2.2 Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia……………………………………………. 8
2.3 Pemanfaatan Energi Panas Bumi di Indonesia……………………………………… 10
2.3.1 Teknologi Pemanfaatan Panas Bumi……………………………………………... 12
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Energi Panas Bumi……………………… 13
2.4 Kendala dan Permasalahan Pembangkit Bertenaga Panas Bumi di Indonesia…… 15

BAB 3 Penutup
3.1 Simpulan……………………………………………………………………………
3.2 Saran……………………………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Energi merupakan kebutuhan primer yang menunjang aktivitas manusia sehari-hari.


Populasi penduduk yang semakin bertambah saat ini akan berdampak pada peningkatan
kebutuhan dan konsumsi energi. Rata-rata pertambahan penduduk kini diperkirakan
mencapai 81 juta orang per tahunnya, sehingga pasokan energi akan terus ditingkatkan
untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Energi fosil adalah energi yang paling
diandalkan oleh dunia. 84% energi primer global sampai tahun 2019 berasal dari batu bara,
minyak, juga gas bumi dan 64% listrik kita berasal dari bahan bakar fosil (BP Statistical
Review of World Energy, 2020). Energi berbahan bakar fosil dijadikan sebagai energi
primer yang penggunaannya paling diandalkan, namun dengan segala kelebihannya itu
energi berbasis fosil merupakan energi yang jumlahnya terbatas (tidak dapat diperbaharui)
dan berkontribusi menghasilkan emisi gas CO2. Permasalahan-permasalahan kritis dapat
timbul akibat penggunaan energi berbahan bakar fosil.

Bahan bakar fosil melepaskan karbondioksida ke udara dalam jumlah yang besar saat
mereka dibakar. Pembakaran yang dilakukan secara terus menerus, akan meningkatkan
konsentrasi gas karbondioksida (CO2) yang menyebabkan efek rumah kaca, dan hal inilah
yang kerap menjadi pemicu terjadinya pemanasan global. Data yang telah dirilis oleh
Global Carbon Project pada tahun 2021 menunjukan bahwa bahan bakar fosil adalah
kontributor emisi gas karbondioksida dari aktivitas manusia. Angka terbesar mencapai 89%
yang menghasilkan 34.8 GtCO2 per tahunnya. Penggunaan bahan bakar fosil yang semakin
besar akan menghasilkan emisi gas karbondioksida yang besar juga, hal itu menandakan
bahwa bahan bakar fosil adalah energi yang tidak ramah lingkungan. Bahan bakar fosil juga
merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui (jumlahnya terbatas) karena berasal dari
penguraian makhluk hidup dan proses pengendapan yang memerlukan waktu jutaan tahun.
Bahan bakar fosil tidak dapat terus menerus digunakan sehingga diperlukan energi
alternatif sebagai penggantinya. Badan Energi Internasional saat ini pun telah
mencanangkan program bebas emisi karbon pada tahun 2050 dan telah memberikan
himbauan dan mengupayakan langkah-langkah agar dunia menghentikan investasinya pada
proyek energi fosil.
Energi alternatif adalah energi terbarukan yang sumbernya berasal dari alam sehingga
tidak akan merusak lingkungan dan jumlahnya tidak terbatas. Salah satu energi alternatif
yang memiliki potensi besar adalah energi panas bumi (geothermal). Energi panas bumi
merupakan energi yang diperoleh dari panas yang terkandung di dalam bumi. Energi panas
bumi dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik yang tentunya bersifat ramah
lingkungan dari segala aspek, entah itu produksinya maupun penggunaannya. Berbeda
dengan bahan bakar fosil yang menghasilkan banyak gas emisi CO2, tenaga panas bumi
tidak menghasilkan gas emisi (Dewan Energi Nasional, 2022). Selain itu, jika dibandingkan
dengan energi alternatif lain seperti energi angin atau energi surya yang sangat bergantung
pada kondisi cuaca, energi panas bumi tidak mengandalkan kondisi cuaca dan bisa terbilang
cukup stabil.

Indonesia mempunyai cadangan energi panas bumi sebesar 40%, karena Kepulauan
Indonesia terletak di dalam Ring of Fire (Cincin Api) Pasifik. Ring of Fire inilah yang
menyediakan sumber panas bumi yang akan dapat digunakan untuk membangkitkan energi
listrik. Diprediksi, kapasitas sumber panas bumi di Indonesia memiliki potensi lebih dari 27
GW. Potensi panas bumi di Indonesia merupakan 40% potensi geothermal yang ada di
seluruh dunia (Dewan Energi Nasional, 2022), dan diharapkan dapat membantu Indonesia
menuju bebas emisi karbon tahun 2050. Potensi yang dimiliki oleh pembangkit listrik
tenaga panas bumi sangat besar dan luas. Panas bumi yang sifatnya terbarukan juga dapat
menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah energi yang dimiliki oleh bahan bakar fosil
menjadikannya sangat efektif untuk digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Hal-hal
tersebut adalah alasan mengapa peran panas bumi sebagai energi alternatif perlu
diperhatikan dan ditinjau lagi lebih lanjut di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian tentang pemanfaatan panas bumi sebagai energi
alternatif di atas maka bisa dirumuskan beberapa masalah berikut:
a. Sejauh mana potensi yang dimiliki oleh panas bumi sebagai energi alternatif di
Indonesia saat ini?
b. Bagaimana pemanfaatan panas bumi sebagai energi alternatif di Indonesia saat ini?
c. Apa saja kelebihan dan kekurangan panas bumi sebagai pembangkit listrik?
d. Kendala dan permasalahan apa saja yang dihadapi dalam pemanfaatan energi panas
bumi di Indonesia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu untuk:
a. mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh panas bumi sebagai energi alternatif di
Indonesia;
b. mengetahui tentang pemanfaatan panas bumi sebagai energi alternatif di Indonesia
saat ini;
c. mengetahui kelebihan dan kekurangan panas bumi sebagai pembangkit listrik; dan
d. mengetahui kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan energi panas
bumi di Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas mengenai hal yang berkaitan dengan panas bumi, sejauh
mana potensi yang dimiliki oleh panas bumi sebagai energi alternatif, pemanfaatan panas
bumi, kelebihan dan kekurangan panas bumi sebagai pembangit listrik, dan permasalahan apa
saja yang dihadapi dalam pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia.

2.1 Panas Bumi


Panas bumi atau disebut juga dengan geothermal adalah panas yang dihasilkan dan
tersimpan di dalam bumi. Istilah “geothermal” merujuk pada kata “geo” dan “thermal” yang
dalam bahasa Yunani berarti bumi dan panas. Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 menjelaskan
bahwa Panas Bumi dapat diartikan sebagai sumber energi panas yang terkandung di dalam air
panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik
semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya
diperlukan proses penambangan. Persyaratan utama terbentuknya sistem panas bumi adalah
adanya sumber panas , reservoir, dan lapisan penutup. Sistem panas bumi merupakan sistem
tata air, proses pemanasan dan kondisi sistem di mana air yang terpanasi terkumpul sehingga
persyaratan utama terbentuknya adalah ketersediaan air, batuan pemanas (sumber panas),
batuan sarang (reservoir) dan batuan penutup (Manyoe, 2016).
Panas bumi bersumber dari lapisan inti dalam bumi yang mempunyai suhu sekitar
4.400 sampai 6.000 derajat celcius. Lapisan dengan material-material bersuhu tinggi yang
terkubur ribuan kilometer di dalam bumi ini akan menyebabkan aliran panas dari sumber
panas bumi sampai ke permukaan terbentuk. Temperatur akan mengalami perubahan seiring
dengan mengalirnya panas dari sumber panas bumi ke permukaan yang dinamakan dengan
istilah “gradien panas bumi”. Gradien panas bumi di kebanyakan wilayah rata-rata berkisaran
sebesar 25 derajat celcius per kedalaman 1 kilometer. Energi panas bumi telah menunjukkan
potensi yang signifikan sebagai energi terbarukan sumber energi karena dampak lingkungan
yang rendah, emisi gas rumah kaca yang rendah dan layak teknologi. Selain itu, sumber daya
panas bumi tidak bergantung pada kondisi cuaca.
2.2 Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

Indonesia memiliki potensi energi panas bumi (geothermal) yang sangat besar.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Think Geo Energy Research pada Tahun 2020, Indonesia
menempati posisi kedua pada sepuluh kumpulan negara dengan kapasitas terpasang energi
panas bumi terbesar yang jumlahnya mencapai 2.133 MW dengan Amerika sebagai negara
yang menduduki posisi pertama. Indonesia mempunyai 40% potensi sumber daya panas bumi
dunia yang diestimasikan mencapai 28.000 MW (Dewan Energi Nasional, 2020). Melansir
dari data yang diambil oleh Direktorat Panas Bumi, Potensi geothermal yang dimiliki oleh
Indonesia belum sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan panas bumi yang digunakan saat ini
baru 8,9% atau 2.130,6 MW. Potensi panas bumi perlu terus dikembangkan dari aspek
sumber daya menjadi cadangan hingga menjadi PLTP. Potensi panas bumi menghasilkan
rata-rata energi listrik sebesar 50 MW–100 MW per pembangkit, maka secara nasional peran
energi baru dan terbarukan secara signifikan (Dewan Energi Nasional, 2020).

Indonesia mampu memiliki potensi panas bumi yang besar karena Indonesia adalah
negara yang berada di kawasan Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik mendukung adanya
ketersediaan energi panas bumi yang melimpah. Ring of Fire merupakan wilayah di
sekeliling cekungan Samudra Pasifik yang daerahnya sering mengalami gempa bumi dan
letusan gunung berapi. Jalur gunung api tersebut membentang dari ujung barat Sumatera,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Daerah lainnya di luar jalur gunung api
aktif tersebut (non-vulkanik), merupakan daerah busur belakang (Back Arc) yang merupakan
daerah sisa-sisa gunung api purba, namun masih terdapat sisa-sisa panas yang juga berpotensi
sebagai daerah yang memiliki sumber daya panas bumi, seperti di Bangka Belitung, Papua
Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Riau
dan DI. Yogyakarta.
(Gambar 1: Ring of Fire)

Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda yang mencakup wilayah sebesar 40.000 km
dengan 450 gunung vulkanik aktif tersebar di wilayahnya. Indonesia mempunyai sekitar 200
gunung vulkanik aktif lebih dan secara geologis berada di antara pertemuan tiga lempeng
besar, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Sumber daya
panas bumi sangat terkait dengan batas lempeng aktif (divergen atau tipe lempeng
konvergen) di mana wilayah Cincin Api Pasifik merupakan wilayah yang kondisi tektoniknya
maupun aktivitas vulkanismenya sangat aktif sehingga zona tersebut menyimpan banyak
panas yang dapat digunakan sebagai sumber energi panas bumi. Karena itulah Indonesia
diberkahi dengan potensi energi panas bumi yang banyak dan dinyatakan sebagai salah satu
negara dengan potensi energi panas bumi terbesar di dunia. Badan Geologi Indonesia
melaporkan bahwa terdapat 312 lokasi yang memiliki potensi energi panas bumi.

(Gambar 2: Data Potensi Panas Bumi)

Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik


Negara (PLN) 2021-2030, Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23.965 Megawatt
(MW). Potensi terbesarnya ada di Pulau Sumatera, yakni sebesar 9.679 MW. Meski punya
potensi terbesar, kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terpasang di
Sumatera saat ini baru sebesar 562 MW atau 5,8% dari total potensinya. Artinya, masih ada
sekitar 94% potensi yang belum digarap. Pulau Jawa memiliki potensi terbesar kedua, yakni
8.107 MW. PLTP yang terpasang baru berkapasitas 1.254 MW atau 15,5% dari potensinya.
Kemudian ada Sulawesi dengan potensi panas bumi 3.068 MW. PLTP yang terpasang baru
120 MW atau 3,9% dari potensinya. Diikuti Nusa Tenggara dengan potensi sebesar 1.363
MW dan kapasitas terpasang 12,5 MW. Selanjutnya, Maluku memiliki potensi 1.156 MW,
Bali 335 MW, Kalimantan 182 MW, dan Papua 75 MW. Belum ada kapasitas terpasang di
keempat pulau tersebut.

2.3 Pemanfaatan Energi Panas Bumi di Indonesia

Indonesia yang menjadi negara dengan kapasitas terpasang energi panas bumi
terbesar, membuat energi panas bumi mampu dijadikan alternatif energi terbarukan. Panas
bumi merupakan sumber energi yang sangat potensial untuk dimanfaatkan. Di tengah rencana
transisi penggunaan energi terbarukan tersebut, pemanfaatan panas bumi di Indonesia belum
maksimal. Energi yang banyak digunakan di Indonesia saat ini adalah energi fosil, hal itu
juga karena posisi Indonesia dalam wilayah tumbukan lempeng tektonik dan garis
khatulistiwa membuat negara ini memiliki cadangan energi yang besar. Indonesia memiliki
cadangan energi fosil, seperti minyak, gas dan batu bara. Penggunaan energi fosil bersifat
merusak dan sewaktu-waktu dapat habis. Ketergantungan terhadap energi fosil harus dapat
dikurangi dengan menggantinya dengan energi terbarukan salah satunya panas bumi.
Panas bumi memiliki banyak keuntungan jika dibandingkan dengan energi bahan
bakar fosil atau jenis energi alternatif lainnya, panas bumi dapat menyediakan energi pada
tingkat yang konstan dan tidak tergantung pada cuaca atau pertimbangan musim. Panas bumi
dapat melengkapi sumber energi baru dan terbarukan lainnya seperti tenaga air, angin, dan
surya. Pengembangan panas bumi menghasilkan emisi udara yang sangat rendah (dapat
diabaikan). Panas bumi memiliki jejak permukaan kecil dibandingkan dengan beberapa jenis
energi lainnya. Mengusahakan produksi energi panas bumi untuk menggantikan listrik atau
panas produksi yang ada dari bahan bakar berbasis karbon dapat membantu pemerintah
dalam komitmennya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (US Department of Energy,
2014; Mary et al., 2017).
Potensi pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia sangat besar dengan jumlah
potensi sumber daya geothermal Indonesia sekitar 11.073 Megawatt listrik (MWe) dan
cadangannya sekitar 17.506 MWe. Kapasitas pembangkit listrik secara nasional yang pada
akhir 2016 memproduksi listrik 59,6 Gigawatt (GW) atau 59.600 MWe. Maka, jika potensi
tersebut digunakan semua sebagai pembangkit listrik, maka menambah kapasitas 18% dari
total produksi listrik saat ini. Angka tersebut bukanlah merupakan angka yang kecil untuk
hanya sekedar dilewatkan (Daud & Gaffar, 2019). Sehingga, perencanaan energi dalam
bidang ini harus diperhatikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatannya dapat direalisasikan
dengan maksimal.

Jenis pemanfaatan energi geothermal terbagi menjadi dua, yaitu:


1) Energi geothermal yang dapat dimanfaatkan secara tidak langsung. Pemanfaatan Tidak
Langsung ialah kegiatan pengusahaan pemanfaatan Panas Bumi dengan melalui proses
pengubahan dari energi panas dan/atau fluida menjadi energi listrik (bpkp). Pemanfaatan
tidak langsung sebagai energi listrik.
2) Pemanfaatan langsung panas bumi sesuai undang undang, yaitu kegiatan pengusahaan
panas bumi secara langsung tanpa melakukan proses perubahan dari energi panas dan/atau
fluida menjadi jenis energi lain untuk keperluan non-listrik. Energi geothermal dapat
dimanfaatkan secara langsung dalam wujud pemanfaatan energi panas untuk berbagai
keperluan seperti pemanasan kolam renang, pengeringan hasil pertanian, perkebunan,
pemanasan (penghangatan) budidaya ikan, dan pemanfaatan panas untuk keperluan yang
lain. Pemanfaatan secara langsung ini dapat terus berkembang dan bervariasi tergantung
inovasi yang dibuat. Pengembangan energi geothermal untuk pemanfaatan langsung
dilakukan untuk agroindustri, proses industri, dan pariwisata. Beberapa contoh
pemanfaatan langsung di negeri: tercatat untuk pemandian air panas, pengeringan kopra,
pengeringan teh, budidaya jamur, budidaya kentang, proses produksi gula aren, dan
pengilangan minyak akar wangi (Astiri).

2.3.1 Teknologi Pemanfaatan Panas Bumi

Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan panas bumi adalah teknologi


pembangkit. Pembangkit yang digunakan untuk mengkonversi fluida geothermal menjadi
tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang sama dengan power plants lain yang
bukan berbasis geothermal, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak
generator, heat exchanger ,chiller, pompa, dan sebagainya. Teknologi yang digunakan
dalam pemanfaatan energi panas bumi pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yaitu dry
steam, flash steam dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan
pada kondisi yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya :
1) PLTP sistem dry steam mengambil sumber uap panas dari bawah permukaan. Sistem
ini dipakai jika fluida yang dikeluarkan melalui sumur produksi berupa fasa uap. Uap
tersebut yang langsung dimanfaatkan untuk memutar turbin dan kemudian turbin akan
mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator
untuk menghasilkan energi listrik.
2) Salah satu jenis PLTP yang digunakan untuk memanfaatkan sumber energi panas
bumi liquid dominated steam adalah PLTP single flash steam system. Jenis PLTP ini
merupakan jenis yang paling banyak di Indonesia, bahkan di dunia jika dibandingkan
dengan jenis PLTP-PLTP yang lainnya. Hal ini dikarenakan jenis ini adalah jenis yang
paling sederhana untuk memanfaatkan sumber energi panas bumi dominasi cairan.
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu
175℃ dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants.
Fluida panas tersebut dialirkan ke dalam tangki flash yang tekanannya lebih rendah
sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang disebut dengan flash inilah
yang menggerakkan turbin untuk mengaktifkan generator yang kemudian
menghasilkan listrik.
3) Salah satu alternatif pengembangan panas bumi untuk energi listrik adalah dengan
teknologi pusat listrik siklus biner, terutama untuk kualitas sumur geothermal yang
ber entalpi rendah. Teknologi ini terbagi dalam dua siklus operasi, yakni siklus fluida
geothermal dan siklus fluida organic, selain siklus fluida air pendingin (Tompodung
& Pangow, 2009). BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua
teknologi sebelumnya, yaitu dry steam dan flash steam. Pada BCPP air panas atau uap
panas yang berasal dari sumur produksi (production well) tidak pernah menyentuh
turbin. Air panas bumi digunakan untuk memanaskan apa yang disebut dengan
working fluid pada heat exchanger. Working fluid kemudian menjadi panas dan
menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu
dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator untuk
menghasilkan sumber daya listrik.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Energi Panas Bumi

Pembangkit listrik terbarukan meningkat pesat karena penipisan dan dampak


lingkungan yang tidak menguntungkan dari bahan bakar fosil. Energi panas bumi merupakan
salah satu bentuk energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan secara efektif untuk pembangkit
tenaga listrik. Selain itu, tenaga panas bumi memberikan keuntungan yang cukup besar
dibandingkan dengan sumber daya terbarukan lainnya seperti tenaga surya dan angin. Berikut
kelebihan dari energi panas bumi sebagai pembangkit tenaga listrik:
1) Energi berbasis panas bumi merupakan energi yang tergolong ramah lingkungan.
Energi ramah lingkungan memiliki pengertian sebagai energi yang sumbernya
berasal dari alam. Pembangkit listrik panas bumi memancarkan 97% lebih sedikit
senyawa belerang penyebab hujan asam dan sekitar 99% lebih sedikit karbon dioksida
daripada pembangkit listrik bahan bakar fosil dengan ukuran yang sama (EIA, 2020).
2) Energi berbasis panas bumi merupakan energi yang terbarukan. Sumber energi
terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang
berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain panas bumi, angin, bioenergi,
sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut
(Fandari et al., 2014; Kementerian ESDM, 2016). Energi terbarukan dapat
didefinisikan juga sebagai energi yang berasal dari sumber daya alam dan tidak akan
habis karena terbentuk dari proses alam yang berkelanjutan.
Geothermal dikategorikan sebagai sumber energi yang terbarukan sebab sumbernya
berasal dari panas dalam inti dalam bumi yang tidak akan habis. Sumber daya panas
bumi biasanya dieksploitasi dengan menarik cairan dan mengekstraksi kandungan
panasnya. Contoh penting tentang bagaimana hal ini dapat dicapai dengan cara yang
sepenuhnya terbarukan adalah seperti: mata air panas di banyak bagian dunia telah
menghasilkan jumlah panas (dan cairan) yang mengesankan di permukaan selama
berabad-abad, tanpa menunjukkan tanda-tanda penurunan. Situasi tersebut
memperlihatkan jelas ada keseimbangan antara debit permukaan dan pengisian ulang
fluida/panas di kedalaman. Setiap produksi cairan/panas yang ''seimbang'' dalam
skema pemanfaatan panas bumi, yaitu yang tidak menghasilkan lebih dari pelepasan
alami, dapat dianggap sebagai sepenuhnya terbarukan (Stefansson, 2020).
3) Energi berbasis panas bumi merupakan energi yang stabil dan berkelanjutan. Energi
berkelanjutan adalah penyediaan energi yang berkelanjutan yang memenuhi
kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Tidak seperti beberapa sumber energi lainnya, energi
panas bumi dapat dihasilkan 24/7 terlepas dari pola cuaca yang selalu berubah. Hal ini
dimungkinkan untuk secara akurat memprediksi output daya dari pembangkit listrik
tenaga panas bumi, tidak seperti energi matahari dan angin yang dipengaruhi oleh
iklim. Oleh karena itu, energi panas bumi merupakan sumber energi bersih yang stabil
dan berkelanjutan.
4) Energi berbasis panas bumi merupakan energi yang tidak memerlukan bahan bakar
fosil seperti batubara, minyak, dan gas karena energi panas bumi adalah sumber daya
yang terjadi secara alami, tidak ada bahan bakar yang diperlukan, seperti bahan bakar
fosil yang merupakan sumber daya terbatas yang perlu ditambang atau diekstraksi
dari bumi.
5) Untuk memproduksi energi geothermal membutuhkan lahan dan air yang minimal,
tidak seperti misalnya pada energi surya yang membutuhkan area yang luas dan
banyak air untuk pendinginan. Pembangkit panas bumi hanya memerlukan lahan
seluas 3,5 kilometer persegi per megawatt produksi listrik. Air yang dibutuhkan hanya
sebesar 20 liter air tawar per MW / jam. Luas lahan PLTP yang diperlukan adalah
kurang dari sepertiga luas lahan yang dibutuhkan pembangkit listrik tenaga angin dan
tenaga surya.

Dalam pemanfaatannya sebagai energi terbarukan dan mempunyai banyak kelebihan,


Pembangkit listrik energi panas bumi juga mempunyai beberapa kekurangan, di antaranya:
1) Pembangkit listrik bertenaga panas bumi memakan biaya yang cukup tinggi.
Pengembangan panas bumi di dalam negeri masih terganjal dengan tingginya
investasi yang diperlukan. Untuk mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia,
diperlukan US$4 juta–US$5 juta agar bisa mendapatkan 1 megawatt (MW) listrik.
Dari perkiraan jumlah investasi yang diperlukan untuk pengembangan panas bumi itu,
pengeboran atau drilling menjadi tahapan yang paling banyak menelan biaya. Vice
Chairman Jakarta Drilling Society Ashadi mengatakan bahwa biaya untuk tahapan
drilling mencapai 40 persen dari total investasi yang diperlukan. Meskipun demikian,
pengembalian investasi tersebut sangat menjanjikan, karena dapat memperoleh
kembali investasi tersebut dalam waktu 2 hingga 10 tahun.
2) Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng
tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat
permukaan.
3) Pembangunan pembangkit listrik geothermal diduga dapat mempengaruhi kestabilan
tanah di area sekitarnya.
2.5 Kendala dan Permasalahan Pembangkit Bertenaga Panas Bumi di Indonesia
Coviello (2002) menegaskan bahwa pengembangan energi panas bumi menghadapi
kendala dan risiko yang berbeda-beda di berbagai belahan dunia. Dengan hanya sekitar 6%
dari potensi panas bumi yang telah dikembangkan. Indonesia menghadapi tantangan dalam
pengembangan lebih lanjut dari sumber dayanya. INAGI mengidentifikasi hambatan
pertumbuhan Industri panas bumi Indonesia adalah:
A. Daya saing harga energi panas bumi;
B. Melanjutkan subsidi harga bahan bakar fosil;
C. Kurangnya kemauan politik untuk mengintensifkan pemanfaatan energi panas
bumi,
D. Kekurangan sumber daya manusia yang berkompeten;
E. Ketiadaannya pendukung pengembangan teknologi dan penelitian:
F. Kurangnya insentif terbarukan;
G. Kurangnya apresiasi risiko dan upaya mitigasi;
H. Belum adanya perencanaan energi terpadu;
I. Kurangnya informasi dan publisitas tentang potensi dan manfaat panas bumi;
dan kesadaran lingkungan rendah. (Surya Darma dkk.),
Di Indonesia sendiri, Untuk menentukan lokasi pengembangan energi panas bumi
yang tepat perlu dilakukan tahap eksplorasi terlebih dulu. Kegiatan eksplorasi memerlukan
biaya yang besar dan juga dihadapkan pada risiko tidak ditemukannya sumber energi panas
bumi di daerah eksplorasi yang bernilai komersial. Meskipun hasil pengeboran membuktikan
temuan sumber energi panas bumi, masih ada ketidakpastian terkait besar cadangan, potensi
listrik dan kemampuan produksi dari sumur-sumur yang akan dibor kemudian.
Wilayah panas bumi sebagian besar berada di kawasan hutan lindung dan konservasi.
Permasalahan yang sering terjadi dalam pengembangan panas bumi adalah masalah perizinan
usaha. Seperti yang kita ketahui, kebanyak lokasi lapangan panas bumi terletak di kawasan
hutan lindung dan hutan konservasi.
Menurut UU No 21 tahun 2014 pasal 23, apabila suatu perusahaan ingin melakukan
pemanfaatan panas bumi secara tidak langsung (PLTP) maka harus mendapatkan Izin Panas
Bumi yang diberikan oleh Menteri ESDM. Selain itu berdasarkan pasal 24, apabila
pemanfaatan tidak langsung berada di kawasan hutan maka pemegang Izin Panas Bumi wajib
mendapatkan :
1) Izin peminjaman penggunaan Kawasan Hutan produksi atau Kawasan Hutan Lindung,
atau
2) Izin untuk memanfaatkan hutan konservasi dari Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kehutanan.
Selain itu, menurut pasal 25, dalam hal kegiatan pengusahaan panas bumi untuk
pemanfaatan tidak langsung yang berada di wilayah konservasi di perairan, pemegang Izin
Panas Bumi wajib untuk mendapatkan izin dari menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kelautan. Banyaknya perizinan yang harus diurus ini dapat memakan
waktu yang cukup lama sehingga menghambat proses perizinan. Akibatnya para investor
menjadi enggan untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Pemerintah perlu
memperhatikan berbagai kendala birokrasi tersebut dengan menciptakan iklim investasi yang
kondusif serta membentuk pandangan bahwa pemanfaatan panas bumi dengan pengelolaan
yang baik, akan menciptakan kemakmuran baik masyarakat sekitar maupun Indonesia.
Lokasi panas bumi yang berada di daerah pegunungan, di mana kondisi topografi dan
permukaan tanah menjadi tantangan dalam pembuatan akses jalan dan fasilitas penunjang
lainnya. Beberapa potensi panas bumi berada di kawasan hutan lindung dan taman nasional
yang sebelumnya tidak memungkinkan adanya kegiatan penambangan termasuk panas bumi.
Pemerintah saat ini telah mensahkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 dimana
kegiatan panas bumi belum diklasifikasikan sebagai pertambangan, sehingga hal ini
merupakan terobosan untuk kegiatan pengembangan panas bumi.
Edukasi masyarakat tentang pengembangan kegiatan panas bumi masih perlu
ditingkatkan. Saat ini masyarakat masih menganggap kegiatan panas bumi khususnya
pengeboran dapat memberikan dampak yang sama dengan dampak pengeboran pada sumur
migas. Ketakutan akan kejadian semburan lumpur Sidoarjo (LUSI) menyebabkan masyarakat
menjadi resisten terhadap kegiatan pengeboran. Meskipun ada perbedaan antara pengeboran
panas bumi dan pengeboran minyak dan gas, yang paling signifikan adalah tekanan reservoir
(tekanan reservoir panas bumi 1/5 dari tekanan reservoir minyak & gas). Perbedaan lainnya
adalah penyusun batuan, desain sumur, jenis fluida, dll. Tantangan berbagai pihak untuk
memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kegiatan pengeboran panas bumi sangat
kecil kemungkinannya untuk menghasilkan peristiwa seperti LUSI.
BAB 3

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab 2 maka, dapat disimpulkan bahwa :

1. Potensi yang dimiliki oleh panas bumi sebagai energi alternatif di Indonesia sangat
besar dengan jumlah potensi sumber daya geothermal Indonesia sekitar 11.073
Megawatt listrik (MWe) dan cadangannya sekitar 17.506 MWe. Potensi panas bumi
perlu terus dikembangkan dari aspek sumber daya menjadi cadangan hingga menjadi
PLTP. Potensi panas bumi menghasilkan rata-rata energi listrik sebesar 50 MW – 100
MW per pembangkit, maka secara nasional peran energi baru dan terbarukan secara
signifikan (Dewan Energi Nasional, 2020).

2. Pemanfaatan panas bumi sebagai energi alternatif di Indonesia saat ini terbagi
menjadi dua, yaitu:

1) Energi geothermal yang dapat dimanfaatkan secara tidak langsung.,melalui proses


pengubahan dari energi panas dan/atau fluida menjadi energi listrik (bpkp). Pemanfaatan
tidak langsung sebagai energi listrik.

2) Pemanfaatan langsung panas bumi sesuai undang undang yaitu kegiatan pengusahaan
panas bumi secara langsung tanpa melakukan proses perubahan dari energi panas
dan/atau fluida menjadi jenis energi lain untuk keperluan non-listrik. Energi panas untuk
berbagai keperluan seperti pemanasan kolam renang, pengeringan hasil pertanian,
perkebunan, pemanasan (penghangatan) budidaya ikan.

3. Kelebihan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik adalah energi berbasis panas
bumi merupakan energi yang tergolong ramah lingkungan, sumber energi terbarukan
yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik, produksi energi panas bumi
membutuhkan lahan dan air yang minimal. Kekurangan energi panas bumi adalah
pembangkit listrik bertenaga panas bumi memakan biaya yang cukup tinggi,
pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng
tektonik dan dapat mempengaruhi area tanah di sekitar.

4. Kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan energi panas bumi di
Indonesia yaitu daya saing harga energi panas bumi, melanjutkan subsidi harga bahan
bakar fosil, kurangnya kemauan politik untuk mengintensifkan pemanfaatan energi
panas bumi, kekurangan sumber daya manusia yang berkompeten, ketiadaannya
pendukung pengembangan teknologi dan penelitian, kurangnya insentif terbarukan,
kurangnya apresiasi risiko dan upaya mitigasi, belum adanya perencanaan energi
terpadu, kurangnya informasi dan publisitas tentang potensi dan manfaat panas bumi,
dan kesadaran lingkungan rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Ermawati, Y. Yulistia, E. Zulyanti, F. (2022). Potensi Panas Bumi sebagai Energi Alternatif
dalam Mewujudkan Indonesia Bebas Emisi Karbon. Baturaja: Universitas Baturaja.

PT. Geodipa Energi. Energi Panas Bumi. Diakses dari


https://www.geodipa.co.id/bisnis-kami/energi-panas-bumi/ pada tanggal 31 Maret 2022.

The Conversation. Energi Geothermal di Indonesia: potensi, pemanfaatan, dan rencana ke


depan. Diakses dari
https://theconversation.com/energi-geotermal-di-indonesia-potensi-pemanfaatan-dan-re
ncana-ke-depan-112921 pada tanggal 31 Maret 2022.

U.S. Energy Information Administration. Geothermal Explained.


Diakses dari
https://www.eia.gov/energyexplained/geothermal/#:~:text=Geothermal%20energy%20i
s%20heat%20within,buildings%2C%20and%20to%20generate%20electricity pada
tanggal 31 Maret 2022.

Office of Energy Efficiency & Renewable Energy. Geothermal Frequently Asked.


Diakses dari
https://www.energy.gov/eere/geothermal/geothermal-faqs tanggal 31 Maret 2022.

Union of Concerned Scientists. Environmental Impacts of Geothermal Energy.


Diakses dari
https://www.ucsusa.org/resources/environmental-impacts-geothermal-energy tanggal 31
Maret 2022

Stanford University. Geothermal Energy for the Benefit of the People.


Diakses dari
https://pangea.stanford.edu/ERE/pdf/IGAstandard/ISS/2001Romania/fridleifsson_benef
it.pdf tanggal 31 Maret 2022.

Wikipedia. Renewable Energy. Diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/Renewable_energy


tanggal 31 Maret 2022.

Seputar Pengetahuan. Energi Alternatif: Pengertian menurut Para Ahli, Ciri, Manfaat, dan
Jenisnya.
Diakses dari https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/11/energi-alternatif.html
tanggal 31 Maret 2022.

Our World In Data. Absolute Annual Change in Primary Energy Consumption, 2021.
Diakses dari https://ourworldindata.org/grapher/abs-change-energy-consumption
tanggal 31 Maret 2022.
Knowledge Center Perubahan Iklim. Pembangkit Listrik Tenaga Bumi.
Diakses dari
http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/358-pembangkit-lisrik-tenaga-pan
as-bum pada tanggal 31 Maret 2022.

Silitonga Susan, A. & Ibrahim, H. (2020). Buku Ajar Energi Baru & Terbarukan. Jl.
Rajawali, G. Elang 6, No.3, Ngaglik, Sleman, Jl. Kaliurang, Yogyakarta: Penerbit
Deepublish.

Our World In Data. Fossil Fuels.


Diakses dari https://ourworldindata.org/fossil-fuels pada tanggal 31 Maret 2021.

World Wildlife Fund (WWF). Fuel Crisis? What Fuel Crisis?.


Diakses dari
https://wwf.panda.org/discover/knowledge_hub/teacher_resources/webfieldtrips/climat
e_change/beating_the_fuel_crisis_/ pada tanggal 31 Maret 2021.

IPB University. Analisis Pengaruh Konsumsi Energi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan
Emisi Karbon Dioksida di Indonesia.
Diakses dari https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102933 pada tanggal 31
Maret 2021.

World O Meters. World Population.


Diakses dari
https://www.worldometers.info/world-population/#:~:text=Population%20in%20the%2
0world%20is,it%20was%20at%20around%202%25 pada tanggal 31 Maret 2021.

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Energi Panas Bumi
Ramah Terhadap Lingkungan Sekitar.
Diakses dari
https://ebtke.esdm.go.id/post/2017/08/22/1733/energi.panas.bumi.ramah.terhadap.lingk
ungan.sekitar.#:~:text=Sementara%20energi%20panas%20bumi%20merupakan,tanah
%20hingga%20mencapai%20batuan%20reservoir pada tanggal 31 Maret 2022.

Wikipedia. Energi Panas Bumi.


Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi pada tanggal 31 Maret
2021.

Wikipedia. Geothermal Energy.


Diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/Geothermal_energy pada tanggal 31 Maret
2021.
Wikipedia. Bahan Bakar Fosil.
Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_fosil#:~:text=Bahan%20bakar%20fosil%20t
ermasuk%20jenis,membutuhkan%20waktu%20jutaan%20tahun%20lamanya pada
tanggal 31 Maret 2021.

Wikipedia. Efek Rumah Kaca.


Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca pada tanggal 31 Maret
2021.

CO2 Earth. Global Carbon Emissions.


Diakses dari https://www.co2.earth/global-co2-emissions pada 31 Maret 2021.

Client Earth. Fossil Fuels and Climate Change: The Facts.


Diakses dari
https://www.clientearth.org/latest/latest-updates/stories/fossil-fuels-and-climate-change
-the-facts/ pada tanggal 31 Maret 2021.

Statistical Review of World Energy 2021. Statistical Review of World Energy 2021, 70th
Edition.
Diakses dari
https://www.bp.com/content/dam/bp/business-sites/en/global/corporate/pdfs/energy-eco
nomics/statistical-review/bp-stats-review-2021-full-report.pdf pada tanggal 31 Maret
2022.

NRDC. Global Warming 101.


Diakses dari
https://www.nrdc.org/stories/global-warming-101#:~:text=Though%20natural%20cycle
s%20and%20fluctuations,gas%2C%20which%20results%20in%20the pada tanggal 31
Maret 2022.

Meilani, H. & Wuryandani, D. (2010). Potensi Panas Bumi Sebagai Energi Alternatif
Pengganti Bahan Bakar Fosil Untuk Pembangkit Tenaga Listrik di Indonesia.

Wikipedia. Geothermal Power.


Diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/Geothermal_power pada tangga 31 Maret
2022.

United Nations University. Geothermal Energy in Developing Countries and the MDGS.
Diakses dari
https://unu.edu/publications/articles/geothermal-energy-in-developing-countries-and-the-
mdgs.html pada tanggal 31 Maret 2022.
Renewable Energy World. Geothermal Energy Could Provide All the Energy the World Will
Ever Need.
Diakses dari
https://www.renewableenergyworld.com/baseload/geothermal-energy-is-the-solution-fo
r-the-future/#gref pada tanggal 31 Maret 2022.

New Scientist. Superchanged Geothermal Energy Could Power the Planet.


Diakses dari
https://www.newscientist.com/article/mg24032000-300-supercharged-geothermal-energ
y-could-power-the-planet/ pada tanggal 31 Maret 2022.

Colpan Ozgur, C., Ezan Akif, M., Kizilkan, O. (2021). Thermodynamics Analysis and
Optimization of Geothermal Power Plants. - : Elsevier.

Science Direct. Chapter 9: Geothermal Energy.


Diakses dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780128235386000063 pada
31 Maret 2022.

Glassley. E. W. (2015). Renewable Energy and the Environment. 6000 Broken Sound
Parkway NW, Suite 300: Taylor & Francis Group , LLC.

Springer Open. Study of Geothermal Energy Potential as a Green Source of Energy with a
Look at Energy Consumption at Iran.
Diakses dari
https://geothermal-energy-journal.springeropen.com/articles/10.1186/s40517-021-0021
0-2

Masum, M. & Akbar, A .(2020). The Pacific Ring of Fire is Working as a Home Country of
Geothermal Resources in the World. IOP Publishing: Bangladesh.

Pambudi Agung, N. (2018). Geothermal Power Generation in Indonesia, a Country within


the Ring of Fire: Current Status Future Development and Policy. Elsevier: Indonesia.

Knowledge E. Indonesia Geothermal Energy Potential as a Source of Alternative Energy


Power Plant.
Diakses dari https://knepublishing.com/index.php/KnE-Energy/article/view/325

H. Kulasekara. & V. Seynulabdeen. (2019). A Review of Geothermal Energy for Future


Power Generation. 5th International Conference on Advances in Electrical Engineering
(ICAEE): -

Georima ESDM. Potensi Panas Bumi di Indonesia.


Diakses dari https://georima.esdm.go.id/
The Conversation. Energi Geothermal di Indonesia: Potensi, Pemanfaatan, dan Rencana ke
Depan.
Diakses dari
https://theconversation.com/energi-geotermal-di-indonesia-potensi-pemanfaatan-dan-re
ncana-ke-depan-112921#:~:text=Beberapa%20contoh%20pemanfaatan%20langsung%
20di,minyak%20akar%20wangi%20(Astiri)

Panas Bumi News. Pemanfaatan Langsung Panas Bumi untuk Industri Pengolahan
Pascapanen Ramah Lingkungan.
Diakses dari
https://www.panasbuminews.com/pemanfaatan-langsung-panas-bumi/#:~:text=Dalam
%20Undang%2DUndang%20Panas%20Bumi,lain%20untuk%20keperluan%20non%2
Dlistrik

Csanyi, L., Kristof, V., S. Kusnir., Katin, M., Marci, M. (2010). Geothermal Energy.
University of West Bohemia: Czezch Republic.

TWI Global. What are the Advantages and Disadvantages of Geothermal Energy.
Diakses dari
https://www.twi-global.com/technical-knowledge/faqs/geothermal-energy/pros-and-cons#Wh
ataretheAdvantagesofUsingGeothermal

Fridriksson, T., Merino Mateos, A., Orucu Yasemin, A., Audinet, P. (2017). Greenshouse Gas
Emissions from Geothermal Energy Power Production. Standford University: Washington
DC, USA.

Direktorat Sekolah Menengah Pertama. Menilik Sumber Energi Terbarukan di Masa Depan.
Diakses dari
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/menilik-sumber-energi-terbarukan-di-masa-depan/

Rybach. Ladislaus. (2003). Geothermal Energy: Sustainability and the Environment.


Geothermics: AG, Zurich, Switzerland.

Greencoast. Pros and Cons of Geothermal Energy.


Diakses dari https://greencoast.org/pros-and-cons-of-geothermal-energy/

Alamendah’s Blog. Kelebihan dan Kekurangan Geothermal.


Diakses dari https://alamendah.org/2014/10/27/kelebihan-dan-kekurangan-energi-geothermal/

Ekonomi Bisnis. Masih Mahal, Pengembangan Energi Panas Bumi Capai 4 Dollar per MW.
Diakses dari
https://ekonomi.bisnis.com/read/20210926/44/1446933/masih-mahal-pengembangan-energi-
panas-bumi-capai-us4-juta-per-mw#:~:text=investasi%20yang%20diperlukan.-,Untuk%20me
ngembangkan%20potensi%20panas%20bumi%20di%20Indonesia%2C%20diperlukan%20U
S%244,yang%20paling%20banyak%20menelan%20biaya

Darma, S., Harsoprayitno, S., Ibrahim Darnel, H., Effendi, A., Triboesono, A. (2010).
Geothermal in Indonesia: Government Regulations and Power Utilities, Opportunities,
Challengesof its Development. World Geothermal Congress 2010: Bali, Indonesia.

Direktorat Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi. Potensi Besar Belum
Termanfaatkan, 46 Proyek Panas Bumi Siap Dijalankan.
Diakses dari
https://ebtke.esdm.go.id/post/2020/03/27/2518/potensi.besar.belum.termanfaatkan.46.proyek.
panas.bumi.siap.dijalankan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Ini Dia Sebaran Pembangkit Listrik Panas
Bumi di Indonesia.
Diakses dari
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/ini-dia-sebaran-pembangkit-listrik-panas
-bumi-di-indonesia

Dewan Energi Nasional Indonesia. Peran Geothermal dalam Transisi Energi.


Diakses dari
https://den.go.id/index.php/dinamispage/index/1207-peran-geothermal-dalam-transisi-energi.
html

Anda mungkin juga menyukai