Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

Pemanfaatan Energi Panas Bumi Sebagai


Pembagkit Listrik

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Energi Baru dan Terbarukan “
Dosen Pengampu :
Syahrizal,S.T.,M.T

Disusun Oleh :

Hafist Ardana
Verianto
1920305001

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK CALTEX RIAU
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Pemanfaatan Energi Panas Bumi Sebagai Pembagkit listrik ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Energi Baru dan Terbarukan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Panas Bumi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Syahrizal, S.T., M.T. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Rumbai,13 Oktober 2020

Hafist Ardana V
Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebutuhan akan energi terutama energi listrik di Indonesia sangatlah
besar,sesuai dengan jumlah pertumbuhan penduduk indonesia dan ekonomi
yang semakin maju,tentunya hal ini akan menimbulkan konsumsi akan energi
listrik terus meningkat dari waktu ke waktu, sedangkan di Indonesia kebutuhan
energi tersebut masih di dominasi oleh energi fosil seperti BBM,batu bara
dll,sehingga ada ke khawatiran tidak akan terpanuhinya kebutuhan listrik
nasional,sehingga dapat menyebabkan pemadaman di berbagai tempat dan itu
juga di perparah dengan harga BBM yang meingkat terus menerus.
Oleh karena itu di butuhkan solusi alternatif pada pembangkit listrik di
indonesia menyusul makin menipisnya cadangan energi fosil kita sedangkan
kebutuhan akan energi listrik terus meningkat,pada saat ini salah satu energi
terbarukan yang bisa dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik adalah
energi panas bumi(geothermal).
Energi panas bumi(geothermal) telah menjadi perhatian dunia karena
merupakan salah satu energi terbarukan yang banyak di manfaatkan banyak
negara sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi(geothermal),menurut
data dari World Bank pembangkit listrik tenaga panas bumi telah di pakai
lebih dari 30 negara,seperti di amerika,italia,filipina,jerman,jepang dll.bahkan
di filipina sebanyak 27% dari total pembangkitan listriknya berasal dari energi
panas bumi,sehingga energi panas bumi merupakan salah satu energi alternatif
bagi ngara yang tidak mempynyai energi fosil.
Sedangkan di Indonesia sendiri menurut departemen ESDM pemanfaatan
listrik tenaga panas bumi asih sangat kecil yaitu hanya 3% atau 807 MW dari
total konsumsi listrik nasional ,padahal di Indonesia energi panas bumi sebagai
energi terbarukan dan ramah lingkungan mempunyai potensi 40% dari semua
energi panas bumi dunia atau setara dengan 11 milyar barel minyak.di
Indonesia sendiri energy
1
panas bumi tersebar di 251 lokasi pada 26 provinsi dengan total potensi energi
sebesar 27000 MW.dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa energi panas
bumi di indonesia masih sangat kurang di manfaatkan.untuk itu PLN sebagai
perusahaan listri negara sedang menggenjot pembangunan listrik enegi panas
bumi di berbagai daerah.
Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan data Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Kita memiliki
potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW hingga 28.900 ribu MW listrik
dari energi panas bumi yang tersebar di 253 lokasi. Hal ini menurut data PT
Pertamina Geothermal Energy, setara dengan 40% dari seluruh potensi panas
bumi di dunia. Namun sayangnya, dari potensi tersebut hingga sekarang baru
kurang dari 5 persen saja yang telah dimanfaatkan. Jumlah dan produksi energi
dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia tidak sebanding
dengan potensi geothermal yang dimiliki.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana bentuk energi panas bumi atau geothermal?
2. Bagaimana cara eksplorasi panas bumi?
3. Bagaimana prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi?
4. Bagaimana sebaran pembangkit listrik energi panas bumi di Indonesia?
5. Bagaimana dampak penggunaan tenaga panas bumi pada lingkungan?

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui bentuk energi panas bumi atau geothermal.
b) Untuk mengetahui proses dan cara eksplorasi panas bumi.
c) Untuk mengetahui prinsip kerja pembangkit listrrik tenaga panas bumi.
d) Untuk mengetahui sebaran pembangkit listrik tenaga panas bumi yang beroperasi di
indonesia.
2
e) Untuk mengetahui dampak penggunaan panas bumi bagi lingkungan
.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian energi panas bumi


Energi geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi
thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah geothermal
berasal dari bahasa Yunani dimana kata “geo”, berarti bumi dan “thermos”, berarti
panas, menjadi geothermal yang juga sering disebut panas bumi. Energi panas di inti
bumi sebagian besar berasal dari peluruhan radioaktif dari berbagai mineral di dalam
inti bumi. Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan pecahan
yang terlempar dari matahari, karenanya hingga kini bumi masih memiliki suatu inti
yang panas sekali dan meleleh. Kegiatan-kegiatan gunung berapi di permukaan bumi
dipandang sebagai bukti dari teori ini. Magma, yang menyebabkan letusan-letusan
vulkanik juga menghasilkan sumber-sumber uap air panas pada permukaan bumi.
Selain itu juga panas bumi yang terjebak di dalam permukaan bumi akan terdesak dan
bergerak ke permukaan dikarenakan oleh pergrakan bumi sehingga air yang
menyerap ke dalam bumi melalui celah-celah bumi akan membentuk cekungan air
yang terkontaminasi panas yang kemudian naik ke permukaan dan dikeluarkan
sebagai geyser,fumarol dan mata air panas.
Proses terjadinya energi panas bumi bisa dilihat pada gambar:
Sebab lain terjadinya energi panas bumi adalah bahwa bumi mengandung banyak
bahan radio aktif seperti Uranium-238, Uranium-235, dan Thorium-232.Sebagaimana
halnya dalam inti sebuah reaktor atom, kegiatan bahan-bahan radioaktif ini
membangkitkan jumlah panas yang tinggi yang berusaha untuk ke luar dan mencapai
permukaan bumi. Semua energi panas bumi ini sering tampak di permukaan bumi
berupa mata air panas, semburan air panas (geyser), uap panas (fumarola), dan
sumber air belerang (sulfatora).
Jadi secara singkatnya energi panas bumi adalah suatu energi alami di dalam
bumi,hasil interaksi antara batuan panas dan air yang mengalir di sekitarnya
Perhitungan Energi Panas Bumi
Perkiraan atau penilaian potensi panas bumi pada prinsipnya mempergunakan
data-data geologi, geofisika, dan geokimia. Analisa-analisa kimia memberikan
parameter-parameter yang dapat digunakan untuk perkiraan potensi panas bumi suatu
daerah. Rumus yang ada adalah sangat kasar dan merupakan perkiraan garis besar.
Diantara rumus yang ada atau sering dipakai adalah metode Perry dan metode
Bandwell, yang pada umumnya merupakan rumus empirik.
Metode Perry pada dasarnya mempergunakan prinsip energi dari panas yang
hilang. Rumus untuk mendapatkan energi metode Perry adalah sebagai berikut :
E = D x Dt x P

Dimana:
E: arus energi(Kkal/detik)
D: debit air panas(L/detik)
Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air dingin (0C)
P = panas jenis (Kkal/kg)

Untuk perhitungan ini, data suhu dinyatakan dalam derajat celcius, debit air panas
dalam satuan liter per detik, sedangkan isi chlorida dalam larutan air panas
dinyatakan dalam miligram per liter.
Selain itu energi panas bumi sering di manfaatkan baik secara langsung maupun
tidak langsung,pemanfaatan bumi secara tidak langsung contohnya adalah pada PLTP
disini panas bumi yang dihasilkan tidak digunakan secara langsung melainkan diolah
terlebih dahulu untuk menghasilkan arus listrik pada prosesnya menghasilkan arus
listrik pltp memiliki banyak komponen penyusun seperti.separator,vent
stucture,demister,main cooling water pump.dll.didalam fungsinya sebagai penghasil
tenaga listrik PLTP memiliki berbagai teknologi yang berkembang untuk
menghasilkan arus listrik yaitu:Dry steam,Flash steam, dan binary cycle.Selain itu
juga PLTP memilki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia
seiring dengan banyaknya sumber panas bumi di indonesia karena indonesia
merupakan negara dengan gunung api terbanyak di dunia dan mendapat julukan
cincin api.

2.2 Proses eksplorasi panas bumi


Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi
dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik di Italy sejak tahun 1913 dan di New Zealand sejak tahun 1958. Pemanfaatan
energi panas bumi untuk sektor non‐listrik (direct use) telah berlangsung di Iceland sekitar 70
tahun

2.2.1 Identifikasi potensi panas bumi


Bila kita bertanya soal potensi sumberdaya alam yang ada di indonesia hampir semua
kita mempunyainya termasuk energi panas bumi,berasarkan data dari kementrian energi dan
sumber daya alam.Indonesia memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27000 MW yang
tersebar pada 251 lokasi di 26 provinsi atau sekitar 40% dari semua energi panas bumi yang ada
di dunia yang setara dengan 11 milyar barel minyak bumi,jika kita bandingkan dengan kapasitas
pembangki nasional yang sebesar 30.941 MW maka bisa kita bayangkan sangat besar potesi dari
PLTP di Indonesia ini tapi sayangnya berdasarkan data dari kementrian ESDM baru sekitar
3% dari semua potensi energi panas bumi yang sudah di manfaatkan sebagai PLTP atau setara
dengan 807 MW Identifikasi potensi panas bumi dapat dilakukan secara langsung melalui kasat
mata, jika tidak ada tanda-tanda permukaan dapat dilakukan studi literatur dan survei lapangan.
Secara kasat mata, potensi panas bumi tampak melalui hot springs, ground warm, dan fumarole.
Sementara untuk pengumpulan data, langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan peta dan
data dari laporan-lapaoran hasil survei yang pernah dilakukan sebelumnya di daerah yang akan
diselidiki, guna mendapat gambaran mengenai geologi regional, lokasi daerah dimana terdapat
manifestasi permukaan, fenomena vulkanik, geologi dan hidrologi di daerah yang sedang
diselidiki dan kemudian menetapkan tempat-tempat yang akan disurvei. Waktu yang diperlukan
untuk pengumpulan data sangat tergantung dari kemudahan memperoleh peta dan laporan-
laporan hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya, tetapi diperkirakan akan memerlukan
waktu sekitar 1 bulan. Survei lapangan terdiri dari survei geologi, geofisika, hidrologi dan
geokomia. Luas daerah yang disurvei pada tahap ini umumnya cukup luas, yaitu sekitar 5000-
20000 km2, tetapi bisa juga hanya seluas 5-20 km2.
2.2.2 Pengeboran dan eksplorasi
Sumur panas bumi sendiri dapat dibagi berdasarkan fungsinya, yaitu:

1. Sumur produksi
Sumur produksi dapat berupa produksi uap (steam) maupun air panas (brine).
2. Sumur injeksi
Sumur injeksi berfungsi untuk menginjeksikan kembali brine setelah energi
(panas) nya di ekstraksi (brine injector) ataupun untuk menginjeksikan air sisa
dari proses di power plant yang disebut dengan condensate (condensate
injector) ke dalam field geothermal.
3. Sumur delineasi (pemantauan)
Sumur delineasi digunakan untuk melakukan pemantauan terhadap suatu area
(field) geothermal. Pada sumur ini tidak dilakukan produksi ataupun injeksi
Untuk mendapatkan lapangan panas bumi yang komersial, diperlukan kegiatan eksplorasi secara
bertahap. Kegiatan eksplorasi panas bumi pada lapangan panas bumi jalur gunung api atau
"convective hydrothermal" melalui 16 tahapan yang memerlukan dana dan waktu yang lama.
Tahapan eksplorasi dan perkiraan ongkos eksplorasi sangat diperlukan dalam rangka
membangun PLTP di Indonesia, dalam rangka pengawasan pengembangan panas bumi suatu
lapangan, penetapan kinerja eksplorasi. Dengan diberikan kesempatan pelelangan areal panas
bumi berdasarkan UU No. 27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi, evaluasi kegiatan eksplorasi dan
harga lelang memerlukan analisis rasio sehingga pemerintah Indonesia tidak mengalami
kerugian. Menurut (Wards S.H dkk, 1982), tahapan eksplorasi panas bumi sebagai berikut :

1. Tahap Studi Literatur yang meliputi pengumpulan daya sekunder, analisa


foto udara, studi geomorfologi, geologi regional, geomagnet regional dan
laporan geologi lainnya yang berkaitan.
2. Tahap Studi Tinjau pada suatu areal yang luas yang ditentukan dari hasil
studi literatur. Kegiatannya meliputi pengambilan contoh untuk analisa
kirnia dan isotop dari contoh air, pemetaan geologi pendahuluan dengan
sekala tertentu, dan pengukuran gradient geothermal. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk menaksir temperatur dan kondisi geologi faktual di
lapangan panas bumi.
3. Tahap Pemetaan areal Prospek dengan sekala semi rinci pada areal terpilih
yang. mempunyai peluang besar untuk memperoleh sumber uap panas bumi
dari hasil eksplorasi tahap sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan meliputi
pemetaan struktur geologi dengan tujuan mendapatkan data patahan dan
areal reservoar panas bumi.
4. Penilaian areal prospek yang meliputi kegiatan pengukuran gradien geothermal
dengan metoda pemboran
5. Sistem modeling dengan kegiatan evalluasi data yang diperoleh sebelumnya
sehingga dapat tersusun model panas bumi daerah prospek.
6. Tahap Pembuatan Foto Udara Berwama dengan sasaran membuat peta dasar
rupa bumi (topografi). Tujuannya untuk membuat peta dasar yang akan
digunakan untuk pemetaan geologi rinci dan kegiatan eksplorasi lainnya.
7. Tahap Deliniasi Areal Prospek yakni penggambaran areal prospek dengan
kegiatan pemetaan geologi sekala rinci (1:6000) dan pengukuran tahan jenis
(geolistrik) dan potensial diri.
8. Tahap Modelling, dengan menggunakan metode numerik dan komputerisasi.
9. Pemboran Uji dengan tujuan menguji hasil eksplorasi yang dilakukan
sebelumnya dengan pemboran uji dengan kedalaman antara 500-800 m.
10.
1. Sejarah Dan pengembangan

Pada abad ke-20, permintaan akan listrik membuat tenaga panas bumi dipertimbangkan sebagai
sumber penghasil listrik. Pangeran Piero Ginori Conti menguji coba pembangkit listrik tenaga
panas bumi yang pertama pada tanggal 4 Juli 1904 di Larderello, Italia. Pembangkit tersebut
berhasil menyalakan empat buah bola lampu. Kemudian pada tahun 1911 pembangkit listrik
tenaga panas bumi komersial pertama dibangun pula di situ. Pembangkit-pembangkit uji coba
dibangun di Beppu, Jepang dan di Kalifornia, Amerika Serikat pada tahun 1920, namun hingga
tahun 1958 hanya Italia satu-satunya pemilik industri pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Pada tahun 1958, Selandia Baru menjadi penghasil listrik tenaga panas bumi terbesar kedua
setelah Pembangkit Wairakei dioperasikan. Wairakei merupakan pembangkit pertama yang
menggunakan teknologi flash steam.

Pada tahun 1960, Pacific Gas and Electric mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga
panas bumi pertama di Amerika Serikat di The Geysers, Kalifornia. Turbin aslinya bertahan
hingga 30 tahun dan menghasilkan daya bersih 11 megawatt.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan sistem siklus biner pertama kali diuji coba di Rusia
dan kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat pada tahun 1981, akibat krisis energi tahun
1970-an dan perubahan-perubahan penting dalam kebijakan regulasi. Teknologi ini
memungkinkan penggunaan sumber panas yang bersuhu lebih rendah dari sebelumnya. Pada
tahun 2006, sebuah pembangkit dengan sistem siklus biner di mata air panas Chena, Alaska,
Amerika Serikat mulai beroperasi, menghasilkan listrik dari sumber dengan rekor suhu terendah
57 °C.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi sampai dengan baru-baru ini hanya dapat dibangun pada
sumber panas bumi dengan suhu yang tinggi dan berada dekat dengan permukaan tanah.
Pengembangan pembangkit dengan sistem siklus biner dan peningkatan dalam teknologi
pengeboran dan penggalian memungkinkan dibuatnya Sistem Panas Bumi yang Ditingkatkan
(Enhanced Geothermal Systems) dalam rentang geografis yang lebih besar.Proyek demostrasi
sudah beroperasi di Landau-Pfalz, Jerman, and Soultz-sous-Forêts, Prancis, sementara percobaan
awal di Basel, Swiss dibatalkan setelah mengakibatkan gempa bumi. Proyek-proyek demonstrasi
lainnya sedang dibangun di Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Efisiensi termal pembangkit
listrik tenaga panas bumi pada umumnya rendah, berkisar 10-23%, karena fluida panas bumi
bersuhu lebih rendah dibandingkan dengan uap dari ketel uap. Berdasarkan hukum
termodinamika suhu yang rendah ini membatasi efisiensi mesin kalor dalam memanfaatkan
energi saat menghasilkan listrik. Panas sisa menjadi terbuang, kecuali jika dapat dipergunakan
langsung secara lokal, misalnya untuk rumah kaca, kilang gergaji, atau sistem pemanasan distrik.
Efisiensi sistem tidak memengaruhi biaya operasional sebagaimana pada pembangkit batubara
atau pembangkit bahan bakar fosil lainnya, namun tetap berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup pembangkit. Untuk dapat menghasilkan energi lebih dari yang dipakai oleh pompa
pembangkit, dibutuhkan ladang panas bumi bersuhu tinggi dan siklus termodinakmika khusus.
Karena pembangkit listrik tenaga panas bumi tidak bergantung pada sumber energi yang
berubah-ubah, seperti misalnya tenaga angin atau surya, faktor kapasitasnya (capacity factor)
bisa cukup besar, pernah ditunjukkan dapat mencapai hingga 96%. Namun, rata-rata global
faktor kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah 74,5% pada tahun 2008 menurut
IPCC

Kapasitas listrik panas bumi global. Garis merah atas adalah kapasitas terpasang,garis hijau
bawah adalah produksi terwujudkan
2. Pembahasan

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang menggunakan panas
bumi sebagai sumber energinya. Listrik dari tenaga panas bumi saat ini digunakan di 24 negara,
sementara pemanasan memanfaatkan panas bumi digunakan di 70 negara. Perkiraan potensi
listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga panas bumi berkisar antara 35 s.d. 2.000 GW. Kapasitas
di seluruh dunia saat ini adalah 10.715 megawatt (MW), dengan kapasitas terbesar di Amerika
Serikat sebesar 3.086 MW, diikuti oleh Filipina dan Indonesia. India sudah mengumumkan
rencana untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertamanya di
Chhattisgarh.

Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena ekstraksi panasnya jauh
lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi. Emisi karbondioksida pembangkit listrik
tenaga panas bumi saat ini kurang lebih 122 kg CO
per megawatt-jam (MW·h) listrik, kira-kira seperdelapan dari emisi pembangkit listrik tenaga
batubara.

Indonesia dikaruniai sumber panas Bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung berapi di
Indonesia. Dari pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai
potensi panas Bumi.

Untuk membangkitkan listrik dengan panas Bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah
yang memiliki potensi panas Bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan
untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang
tersambung ke generator. Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung
memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu.

Eksplorasi dan eksploitasi panas bumi untuk pembangkit energi listrik tergolong minim. Untuk
menghasilkan energi listrik, pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya membutuhkan area
seluas antara 0,4 - 3 hektare. Sedangkan pembangkit listrik tenaga uap lainnya membutuhkan
area sekitar 7,7 hektare.Hal ini menjawab kecemasan masyarakat mengenai dampak lingkungan
eksploitasi panas bumi, terutama isu penebangan hutan di daerah yang memiliki potensi panas
bumi.
3. Pengertian

Energi panas bumi juga dikenal dengan nama energi geothermal yang berasal dari bahasa
Yunani. Dalam bahasa Yunani kata “geo” memiliki arti bumi dan kata “thermal” memiliki arti
panas jadi ketika digabungkan kata geothermal memiliki arti panas bumi. Energi panas bumi
sendiri dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil,
panas bumi merupakan sumber energi bersih dan hanya melepaskan sedikit gas rumah kaca.

Menurut UU No. 27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi, sumber daya panas bumi adalah suber
energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan
gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi
dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangkitan tenaga listrik atau pemanfaatan langsung lainnya.

Salah satu pemanfaatan enegi panas bumi adalah untuk menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan
energi panas bumi untuk pembangkit listrik secara garis besar dilakukan dengan cara melihat
resource dari panas bumi tersebut. Apabila suatu daerah memiliki panas bumi yang
mengeluarkan uap air (steam), maka steam tersebut langsung dapat digunakan. Steam tersebut
secara langsung diarahkan menuju turbin pembangkit listrik untuk menghasilkan energi listrik.
Setelah selesai steam tersebut diarahkan menuju condenser sehingga steam tersebut
terkondensasi menjadi air. Air ini selanjutnya di recycle untuk menjadi uap lagi secara alami.
Namun, bila panas bumi itu penghasil air panas (hot water), maka air panas tersebut harus di
ubah terlebih dahulu menjadi uap air (steam). Proses perubahan ini membutuhkan peralatan yang
disebut dengan heat exchanger, dimana air panas ini dialirkan menuju heat exchanger sehingga
terbentuk uap air.  

Sekitar 40% cadangan energi geothermal dunia terletak di Indonesia. Diperkirakan memiliki
cadangan-cadangan energi panas bumi terbesar di dunia. Cadangan energi panas bumi yang
terbesar terletak di wilayah barat Indonesia dimana ada permintaan energi yang paling tinggi:
Sumatra, Jawa dan Bali. Sulawesi Utara adalah provinsi yang paling maju dalam penggunaan
geotermal untuk energi listrik: sekitar 40% dari pasokan listriknya didapat dari energi
geothermal.
sar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai potensi panas Bumi.

Untuk membangkitkan listrik dengan panas Bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah
yang memiliki potensi panas Bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan
untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang
tersambung ke generator. Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung
memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu.

Eksplorasi dan eksploitasi panas bumi untuk pembangkit energi listrik tergolong minim. Untuk
menghasilkan energi listrik, pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya membutuhkan area
seluas antara 0,4 - 3 hektare. Sedangkan pembangkit listrik tenaga uap lainnya membutuhkan
area sekitar 7,7 hektare. Hal ini menjawab kecemasan masyarakat mengenai dampak lingkungan
eksploitasi panas bumi, terutama isu penebangan hutan di daerah yang memiliki potensi panas
bumi.

4. Teknik Eksploitasi
Panas bumi telah dimanfaatkan untuk memasak dan pemanasan selama ribuan tahun di
sejumlah wilayah di dunia. Energi panas bumi berasal dari energi panas yang terdapat di lapisan
bebatuan atau cairan yang ada di bawah lapisan kerak bumi. Energi panas ini berasal dari panas
dari inti bumi yang dibawa oleh cairan magma yang menembus lapisan selubung dibawah
kerak bumi. Panas yang dibawa oleh cairan magma yang kemudian memanaskan bebatuan
karang dan air hingga mencapai temperatur 370 – 400°C. Ketika air dipanaskan pada
temperatur ini maka akan tercipta air panas dan uap air panas yang terperangkap dalam
retakan-retakan atau pori-pori bebatuan di dalam tanah sehingga kemudian menciptakan
penampungan panas bumi (geothermal reservoir).

Uap air panas ini dapat muncul di permukaan tanah sebagai sumber air panas. Walaupun
sebagian besar uap air pana s tersebut tetap tinggal dibawah tanah terperangkap dalam pori-
pori bebatuan

Pemanfaatan panas bumi untuk menghasilkan tenaga listrik merupakan pemanfaatan panas bumi
yang memerlukan biaya dan investasi yang lebih besar dibandingkan dengan pemanfaatan
langsung untuk menghasilkan listrik yang bersih. Pembangkitan listrik dari panas bumi
memanfaatkan sistem hydrothermal – yaitu memanfaatkan uap panas atau air panas dari dalam
tanah dengan mengubahnya menjadi tenaga listrik.
Untuk mendapatkan uap panas atau air panas, dilakukan pengeboran untuk membuat sumur di
lokasi atau kawasan yang memiliki sumberdaya panas bumi yang cukup. Sumur ini dipakai
untuk menampung dan mengeluarkan uap atau air panas dari dalam bumi keluar, dan untuk
memasukkan air dingin kembali kedalam penampung
panas bumi (geothermal reservoir). Panas yang diambil dari dalam bumi dipakai untuk
memanaskan ketel uap (boiler) yang kemudian akan menggerakkan turbin uap yang
tersambung pada generator. Untuk panas bumi yang memiliki tekanan tinggi, dapat
langsung dipakai untuk memutar turbin generator setalah uap yang keluar dari tanah
dibersihkan terlebih dulu.
(a) (b) (c)

(a) Pembangkit uap kering


(b) Pembangkit Flash Steam
(c) Pembangkit siklus biner

Keterangan: 1 Permukaan sumur 2 Permukaan tanah 3 Generator 4 Turbin 5 Kondensor 6


Penukar panas 7 Pompa
  Air panas
  Air dingin
  Uap isobutana
  Cairan isobutana
Ada tiga jenis teknologi pembangkit tenaga listrik panas bumi:
pembangkit listrik uap kering (dry steams power plant), pembangkit uap air panas (flash
steams power plant) dan pembangkit siklus biner (binary cycle power plant).
Pembangkit listrik uap kering (dry steams power plant). Pembangkit listrik jenis ini adalah
teknologi paling awal. Pembangkit mengambil uap panas dari dalam tanah melalui sumur. Saat
uap panas naik keatas, uap tersebut menggerakkan rotor dalam turbin, yang kemudian
menggerakkan generator pembangkit listrik.
Pembangkit listrik air panas (flash steams power plant). Cara kerjanya mirip dengan teknologi
uap kering, tetapi pembangkit ini memanfaatkan air panas dari dalam bumi yang disalurkan
keluar melalui sumur. Temperatur air panas yang dipakai dapat mencapai 150-300°C. Air panas
tersebut dimasukkan dalam tangki yang memiliki tekanan lebih rendah daripada air panas yang
datang. Saat mencapai tangki tersebut, air panas akan menguap menjadi uap panas yang
kemudian menggerakkan rotor dan memutar turbin dan generator pembangkit listrik.
Pembangkit listrik siklus biner (binary-cycle power plant). Cara kerjanya lebih rumit
dibandingkan dua pembangkit sebelumnya . Pembangkit ini menggunakan air panas
dengan temperatur panas sedang sekitar 200°C. Air panas ini dialirkan melalui
perangkat penukar panas (heat exchanger) untuk memanaskan fluida (cairan) yang
memiliki titik didih lebih rendah daripada air panas bumi. Fluida ini kemudian menguap
secara cepat yang selanjutnya menggerakkan turbin dan generator listrik setelah
menggerakkan turbin, fluida yang sudah dingin kemudian kembali lagi ke penuka panas.
Siklus ini terus berulang didalam pembangkit
Pemanfaatan panas bumi memberikan energi yang bersih, emisi gas rumah kaca yang rendah,
dan relatif aman, serta manfaat-manfaat lainnya. Walaupun demikian terdapat sejumlah tantangan
untuk penembangan panas bumi.

System panas bumi yang ditingkatkan

1:Waduk

2:Rumah pompa
3:Penukar panas

4:Ruangan turbin

5:Sumur produksi

6:Sumur innjeksi

7:Air panas menuju sistem pemanasan distrik

8:Sedimen berpori

9:Sumur pengamatan 10:Batuan dasar Kristal

Muatan panas bumi adalah sekitar 10Joule.Panas ini secara alami akan mengalir ke permukaan
lewat konduksi dengan laju 44.2 terawatt (TW) dan diisi kembali oleh peluruhan radioaktif
dengan laju 30 TW. Laju tenaga ini lebih dari dua kali konsumsi energi manusia saat ini yang
berasal dari sumber utama, tapi sebagian besarnya terlalu tersebar (perkiraan rata-rata 0.1 W/m2)
untuk dapat dipulihkan. Kerak bumi secara efektif bertindak sebagai selimut isolasi tebal yang
harus ditembus dengan saluran fluida (mis. magma, air atau lainnya) untuk melepaskan panas di
bawahnya.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi membutuhkan sumber panas bersuhu tinggi yang hanya
dapat berasal dari jauh di bawah tanah. Panas tersebut harus dibawa ke permukaan lewat
sirkulasi fluida, baik melalui saluran magma, mata air panas, sirkulasi hidrotermal, sumur
minyak, sumur bor, atau gabungan dari contoh-contoh tersebut. Sirkulasi ini terkadang muncul
secara alami pada tempat dimana kerak bumi tipis. Saluran magma membawa panas dekat ke
permukaan, dan mata air panas membawanya ke permukaan. Jika tidak tersedia mata air panas
maka sumur harus dibor untuk menjadi akuifer air panas. Jika jauh dari batas lempeng tektonik,
gradien panas bumi di sebagian besar tempat adalah 25-30 °C per kilometer kedalaman, sehingga
membuat sumur menjadi harus beberapa kilometer dalamnya untuk dapat membangkitkan
listrik.Jumlah dan mutu sumber daya panas yang dapat dipulihkan meningkat sebanding dengan
kedalaman pengeboran dan kedekatan dengan batas lempeng tektonik.

Pada tanah yang panas dan kering, atau dimana tekanan air tidak memadai, fluida dapat
disuntikkan untuk merangsang produksi. Pengembang akan menggali dua lubang di calon lokasi,
dan memecah batu di antara keduanya dengan bahan peledak atau air bertekanan tinggi.
Kemudian memompakan air atau karbon dioksida cair ke salah satu lubang galian, sehingga
keluar di lubang galian lainnya dalam bentuk gas. Pendekatan ini disebut hot dry rock
geothermal energy

5. Jenis Pemanfaatannya

Sebuah sistem panas bumi yang dapat dimanfaatkan memerlukan tiga komponen utama:
panas, permeabilitas, dan air. Air hujan atau salju yang meleleh yang kemudian merembes
kedalam tanah terus menerus mengaliri lapisan penampungan air panas di dalam tanah
tersebut.
Energi panas bumi memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh energi lainnya, yaitu dapat
dimanafaatkan pada rentang suhu yang luas (dari suhu yang paling rendah sampai yang paling
tinggi) dan volume yang rendah. Dimana sumberdaya panas bumi tersedia, dapat dimanfaatkan
dengan sedikit mempertimbangkan keekonomian dan efisiensi operasi (USGS, 2003). Panas
bumi dapat dipakai sebagai penghasil tenaga listrik, pemanasan langsung untuk proses
industri, komersial dan perumahan, pendinginan dan pemanasan untuk gedung/rumah
dengan memanfaatkan teknologi pompa panas (heat pump).
Pembangkitan listrik. Untuk membangkitkan listrik dari sumber panas bumi, dibuat dua
sumur yang menuju penampungan panas bumi (kedalaman 1,5 – 2 km). Satu sumur dipakai
untuk memasukkan air dingin kedalam penampungan panas bumi (geothermal reservoir),
sedangkan sumur yang lain membawa uap air panas naik ke permukaan bumi, dimana
energi panas dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik di pembangkit listrik tenaga panas
bumi (PLTP).
Pemanasan. Uap air panas dimanfaatkan secara langsung tanpa menggunakan
pembangkit listrik atau pompa panas (heat pump) tetapi dengan cara mengalirkan
uap panas ke fasilitas atau lokasi dimana uap panas tersebut akan digunakan. Uap
panas bumi dapat dipakai untuk berbagai keperluan, misalnya untuk proses industri,
pertanian, perikanan, pemanasan ruangan, pemandian air panas, dan sebagainya.
Pompa panas (heat pump). Pemanfaatan panas bumi secara langsung untuk
memberikan efek pemanasan atau pendinginan untuk ruangan atau gedung
didapatkan dengan memanfaatkan pompa panas (heat pump). Teknologi ini
memindahkan panas dari luar ke atau dari dalam tanah. Hal ini diperoleh melalui
pemanfaatan perbedaan antara temperatur bawah tanah di kedalaman 3 – 100 meter
yang konstan dan tidak berubah sepanjang tahun yaitu 10°C dan temperatur di
permukaan bumi. Temperatur pada kedalaman ini sebesar. Untuk mendapatkan
pemanasan atau pendinginan maka ditanam pipa yang berisi cairan yang dapat
membawa udara dingin dan panas (refrigerant). Cara kerjanya mirip dengan kerja
AC atau pendingin pada kulkas, pompa mendorong udara panas masuk kedalam
tanah melalui pipa, dan mendorong udara dingin keluar. Untuk pemanasan, yang
didorong adalah udara dingin untuk mengeluarkan udara panas.

6. Alur Proses PLTPB


Alasan pemilihan proses ini adalah kesesuaian dari karakteristik sumur geothermal
dengan syarat dari pengaplikasian proses integrated combined cycle, yaitu memiliki
entalpi yang tinggi. Proses ini menggabungkan teknologi proses binary cycle dan
combined cycle sehingga transfer energinya maksimal dan memiliki efisiensi energi
yang besar. Selain itu, pada proses integrated combined cycle 100% dari steam yang
diambil dari sumur sumber panas bumi diinjeksikan kembali ke dalam sumber panas
bumi sehingga umur sumur dan reservoir panas bumi dapat berproduksi lebih lama.
Pada pabrik pembangkit listrik tenaga geothermal ini digunakan 2 jenis turbin, yaitu
turbin uap untuk aliran fluida geothermal dan turbin gas untuk aliran working fluid iso-
pentana. Proses geothermal power plant ini akan berlangsung secara kontinyu, yaitu 24
jam/hari dan 330 hari/tahun dengan perencanaan sebagai dengan kapasitas produksi 124
MW/tahun dengan bahan Baku Feed dan Iso- Pentana sebanyak 1544832 kg/jam dan
1634544 kg/jam.
Proses pada Integrated Geothermal Power Plant terbagi menjadi dua bagian plant, yaitu dry
steam power plant dan binary cycle power plant. Binary cycle power plant sendiri terbagi
menjadi dua, yaitu proses dimana working fluid dipanaskan menggunakan kondensat dan
working fluid dipanaskan menggunakan brine water.

Gambar Skema Integrated Combine Cycle Geothermal (ICCG) Plant

A. Pemisahan Uap Jenuh dari Sumber Sumur Produksi


Campuran uap dan cairan dari sumur-sumur produksi dialirkan menggunakan sistem
perpipaan menuju tangki pemisah yang berupa separation tank, dimana uap dan cairan
akan dipisahkan. Separation tank dilengkapi dengan sistem pengaman berupa pressure
safety valve dan rupture disc yang berfungsi sebagai pengaman apabila tekanan di dalam
tangki melebihi batas resistensi tekanan tangki. Uap yang terpisah kemudian akan
dialirkan menuju ke cyclone separator yang digunakan untuk memisahkan antara uap
dengan padatan yang masih terbawa. Proses pemisahan uap dan padatan pada cyclone
separator terjadi akibat adanya gaya sentrifugal, dimana fase solid yang memiliki
densitas lebih tinggi akan menabrak dinding separator dan mengalir ke bawah.
Sedangkan uap air akan mengalir keluar dari atas separator.

B. Produksi Listrik Pada Direct Steam Power Plant


Uap keluaran dari cyclone separator akan digunakan untuk memutar turbin. Dimana
turbin akan terhubung langsung dengan generator AC yang berfungsi untuk mengubah
energi gerak menjadi energi listrik. Pada proses lain, uap panas keluaran dari cyclone
separator akan didinginkan dengan menggunakan cooler, namun pada proses di pabrik ini
uap panas tidak didinginkan karena langsung digunakan untuk menggerakkan turbin.

C. Proses Pemompaan dan Pemanasan Pada Bottoming ORC


Pada Bottoming ORC digunakan working fluids yang memiliki titik didih lebih rendah
sebagai penggerak turbin kedua. Dimana working fluids yang digunakan pada sistem ini
adalah isopentane. Uap panas yang berasal dari turbin direct steam dialirkan melalui heat
exchanger untuk menguapkan working fluids. Sebelum dialirkan ke heat exchanger,
working fluids dipompa untuk menaikkan tekanan agar memiliki tekanan yang cukup
untuk memutar turbin kedua. Ketika working fluids dan uap panas bertemu di heat
exchanger pertukaran panas terjadi dan mengubah fase working fluids dari cair menjadi
vapor. Working fluids yang telah berfase vapor kemudian dialirkan menuju turbin kedua
untuk membangkit tenaga listrik.

D. Proses Produksi Listrik Pada Bottoming ORC Working fluids


dalam fase vapor digunakan untuk menggerakkan turbin kedua yang langsung
berhubungan dengan generator listrik AC. Jumlah turbin pada sistem Bottoming ORC
adalah dua. Working fluids vapor kemudian dialirkan menuju ke air cooled condensor
untuk didinginkan sebelum dialirkan kembali ke pompa. Sistem bottoming ORC berupa
closed loop, dimana working fludis tidak berkontak langsung dengan udara luar, proses
closed loop berlangsung terus- menerus, Hal ini meyebabkan tidak dibutuhkannya
penambahan working fluids terus-menerus, melainkan penambahan hanya dilakukan
untuk make up dari proses.

E. Proses Pemanasan dan Penguapan Working Fluids Pada Brine ORC


Fluida panas yang berasal dari sepration tank disebut sebagai brine. Brine kemudian
dialirkan ke dalam suatu sistem penukar panas berupa vaporizer dan preheater,
rangkaian panas yang terdiri dari dua tahap. Brine yang baru keluar dari seprator
memiliki suhu yang tinggi kemudian dilewatkan ke vaporizer, yang merupakan tahap
kedua dari pemanasan, untuk menguapkan working fluids. Brine yang keluar dari
vaporizer memiliki suhu yang sudah lebih rendah, tetapi masih dapat digunakan untuk
memanaskan working fluid pada tahap pertama pemanasan, yaitu pada preheater.
Working fluids dilewatkan ke preheater terlebih dahulu, kemudian dilewatkan ke
vaporizer untuk tahap kedua pemanasan. Working fluids yang keluar dari vaporizer
sudah berubah fase menjadi vapor. Working fluids yang sudah berfase vapor kemudian
dialirkan ke turbin.

F. Proses Produksi Listrik Pada Brine ORC


Working fluids dalam fase vapor digunakan untuk menggerakkan turbin kedua yang
langsung berhubungan dengan generator listrik AC. Jumlah turbin pada sistem Bottoming
ORC adalah dua. Working fluids kemudian dialirkan menuju ke recuperator, kemudian
dialirkan ke air cooled condensor. Working fluids yang sudah didinginkan kembali
menggunakan air cooled condensor berubah fase menjadi cair kembali. Kemudian
dipompa menuju ke recuperator untuk dipanaskan menggunakan working fluids panas
yang berasal dari turbin. Pemompaan bertujuan untuk menaikkan tekanan agar working
fluids dapat menggerakkan turbin kembali. Working fluids yang sudah dipanaskan di
recuperator akan dialirkan kembali ke preheater. Sistem Brine ORC berupa closed loop,
dimana working fludis tidak berkontak langsung dengan udara luar, proses closed loop
berlangsung terus-menerus, Hal ini meyebabkan tidak dibutuhkannya penambahan
working fluids terus- menerus, melainkan penambahan hanya dilakukan untuk make up
dari proses.

G. Proses Injeksi Ulang Fluida


Kondensat yang berasal dari Bottoming ORC dan Brine ORC akan dicampurkan dan
kemudian diinjeksikan ulang ke reservoir dengan melalui injection well.
7. Dampak Lingkungan
Berbagai potensi dampak Lingkungan dari pemanfaatan panas bumi dapat berasal dari produksi
emisi GRK, bahan kimia beracun, dampak penggunaan air, dan penggunaan serta pemanfaatan
lahan. Emisi Gas Rumah Kaca. Fluida yang diambil dari dalam bumi mengandung campuran
berbagai gas diantaranya karbondioksida (CO2), metana (CH4), hidrogen sulfida (H2S), dan
amonia (NH3). Gas-gas ini jika ikut lepas ke udara dapat berkontribusi terhadap hujan asam dan
bau yang PLTP jenis open-loop menghasilkan sekitar 0.045 – 0.08 kg CO2eq per kWh (IPCC,
2011; Bloomfield and Moore, 1999). Untuk jenis close-loop, gas-gas rumah kaca ini tidak
terbuang ke udara, melainkan dipompa kembali kedalam tanah sehingga emisi gas rumah kaca
yang dihasilkan sangat minim. Sebagai perbandingan pembangkit listrik tenaga gas
menghasilkan emisi 0.2-0.8 kg CO2eq per kWh, PLTU Batubara menghasilkan 0.7 –
1.5 kg CO2eq per kWh. Pemanfaatan teknologi terbaru, termasuk sistem close- loop dapat
meminimalkan bahkan mengurangi paparan emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Bahkan
pembuangan emisi GRK dari teknologi siklus biner tidak terjadi alias “0”

pencemaran tanah jika terlepas keluar. Tindakan untuk memasukkan kembali sisa fluida panas
bumi kedalam tanah merupakan salah satu bentuk pencegahan dampak lingkungan dari material
beracun.

Pembangkit Listrik Panas Bumi menggunakan air untuk pendinginan dan re-injeksi. Tergantung
pada jenis teknologi yang dipakai, PLTP menggunakan sekitar 6500 – 15.000 liter air untuk
setiap MWh. Rancangan PLTP modern dapat menggunakan menggunakan fluida panas bumi
atau air tanah untuk pendinginan. Penggunaan fluida panas bumi akan mengurangi secara
signifikan konsumsi air tanah. Sebagian besar PLTP juga menyuntikan kembali cairan yang
terpakai untuk menghindari pencemaran dan penurunan tanah. Walaupun demikian, tidak
seluruh cairan yang terpakai disuntikan kembali kedalam tanah karena ada sebagian yang hilang
dalam bentuk uap air. Dengan demikian dibutuhkan air tambahan dari luar sehingga dapat
menjaga penyimpanan (reservoir) geothermal tetap konstan. Volume air yang dibutuhkan
tergantung pada jenis dan daya atau kapasitas pembangkit. Dalam hal ini perlu diwaspadai
terjadinya kompetisi pemanfaatan air permukaan atau dampak penurunan volume air tanah
akibat pemakaian yang berlebihan.

Dampak pemanfaatan lahan. Luas lahan yang dibutuhkan oleh PLTP ditentukan oleh sejumlah
faktor: kapasitas pembangkit, sifat dan ukuran geothermal reservoir, tipe sistem konservasi
energi, tipe sistem pendinginan, pengaturan sumur dan sistem pemipaan, bangunan untuk
pembangkit listrik dan fasilitas pendukung serta gardu transmisi. Sebagai gambaran, PLTP
terbesar di dunia yaitu Geyser,Dengan Kapasitas Pembangkit 1517MW menempati kawasan
seluas 76km persegi sebagian lokasi PLTP panas bumi berada dikawasan yang sensitive secara
ekologis oleh karena itu pemegang ijin pltp harus merancang pemanfaatan lahan dengan
seksama sehingga tidak menggunakan lahan yang luas di kawasan hutan pada waktu konstruksi
dan eksplorasi. Potensi peningkatan aktivitas seismik/gempa bumi. Lokasi panas bumi juga
berada di kawasan “hot spot” yang rentan dengan gempa bumi menyatakan bahwa
pengembangan geothermal reservoir, tergantung pada kondisi geologi lokal dapat meningkatkan
frekuensi dan magnitude gempa di lokasi tersebut. Kemungkinan ancaman ini harus mampu
diantisipasi secara dini (misalnya: pilihan metode atau teknik pengeboran) untuk menghindari
konsekuensi dampak yang lebih besar. Salah satu kasus dimana pengeboran panas bumi
menghasilkan gempa terjadi pada proyek geothermal di Basel, Swiss. Pengeboran sedalam 4.8
km menembus kerak bumi mengakibatkan terjadinya gempa bumi sebesar 3.4 skala richter.

Anda mungkin juga menyukai