Nama : NOVITA.LOGO
Nim : 2019011064028
Energi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan, baik kehidupan manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Kebutuhan energi tersebut tentunya harus diimbangi dengan
tersedianya pasokan energi yang cukup. Akan tetapi semakin berkembangnya proses kehidupan
manusia,energi yang dibutuhkan semakin banyak sementara ketersediaan energi semakin
berkurang.Manusia dan semua makhluk hidup yang ada di bumi sangat bergantung terhadap
energi. Energi yang saat ini banyak digunakan adalah energi fosil. Ketergantungan terhadap
energi fosil menjadi bom waktu yang dapat meledak seketika. Energi fosil, seperti yang sudah
kita ketahui sejak duduk di bangku sekolah dasar, adalah energi yang tidak dapat diperbarui.
Artinya suatu saat akan habis sehingga diperlukan upaya pencarian sumur minyak baru sebagai
cadangan dan mencari alternatif-alternatif lainnya selain fosil yang sifatnya dapat diperbaharui
untuk mencukupi kebutuhan energi masa depan (Andri 2013).
Berdasarkan statistical world review yang dirilis oleh British Petroleum pada bulan Juni 2012,
cadangan minyak di dalam perut bumi Indonesia hanya tersisa sekitar 4 miliar barel per akhir
tahun 2011. Dengan asumsi produksi minyak mentah dalam negeri adalah 942 ribu barel per hari
maka secara matematis minyak-minyak tersebut akan habis dalam waktu tidak lebih dari 12
tahun. Masih dari data yang sama, Indonesia juga mengalami defisit minyak mentah sebanyak
488 ribu barel karena kebutuhan yang mencapai 1,43 juta barel per harinya (Andri 2013).
Artinya bahwa pada tahun 2025 Indonesia sudah sangat kekurangan energi yang berasal dari
energi fosil, atau bahkan kehabisan sehingga perlu adanya Energi Baru Terbarukan (EBT) yang
harus dikembangkan oleh Indonesia.
Energi panas bumi merupakan salah satu diantara beberapa energi terbarukan yang bisa
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri sampai tahun 2004 diidentifikasi
terdapat 252 area yang berpotensi panas bumi sudah termasuk dalam inventarisasi dan
eksplorasi. Sebagian besar berada pada lingkungan vulkanik, sisanya berada dilingkungan batuan
sedimen dan metamorf. Dari jumlah lokasi tersebut mempunyai total potensi hanya 3% yang
dimanfaatkan untuk energi listrik atau sekitar 807 MWe dan 2% pemakaian energi listrik
nasional (Novitasari 2011).Berdasarkan data dari Kementrian ESDM, sampai dengan November
2009 total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 28.112 MWe yang tersebar di
256 titik. Terdapat penambahan 8 lokasi baru dengan potensi 400 MWe yang berasal dari
penemuan lapangan pada tahun 2009. Pada tahun 2025, diproyeksikan geothermal Indonesia
dapat menghasilkan panas bumi sebesar 9500 MW atau setara dengan 400 ribu Barel Oil
Equivalen (BOE) per harinya. Sebuah potensi energi yang sangat besar.Melihat besarnya potensi
tersebut maka perlu adanya perhatian yang lebih dalam upaya pengembangannya. Sehingga
dengan demikian, pemakaian energi dalam kehidupan dapat dimaksimalkan.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang
pentingnya pemanfaatan energi panas bumi sebagai salah satu energi alternatif pengganti energi
fosil serta menjelaskan bagaimana cara dan proses pengkonversian energi panas bumi menjadi
energi listrik sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Terbentuknya panas bumi, sama halnya dengan prinsip memanaskan air (erat hubungan dengan
arus konveksi). Air yang terdapat pada teko yang dimasak di atas kompor, setelah panas, air akan
berubah menjadi uap air . Hal serupa juga terjadi pada pembentukan energi panas bumi. Air
tanah yang terjebak di dalam batuan yang kedap dan terletak di atas dapur magma atau batuan
yang panas karena kontak langsung dengan magma, otomatis akan memanaskan air tanah yang
terletak diatasnya sampai suhu yang cukup tinggi (100–250 0C). Sehingga air tanah yang
terpanaskan akan mengalami proses penguapan. Apabila terdapat rekahan atau sesar yang
menghubungkan tempat terjebaknya air tanah yang dipanaskan tadi dengan permukaan, maka
pada permukaan kita akan melihat manifestasi thermal. Salah satu contoh yang sering kita
jumpai adalah mata air panas, selain solfatara, fumarola, geyser yang merupakan contoh
manifestasi thermal yang lain.
Uap hasil penguapan air tanah yang terdapat di dalam tanah akan tetap tanah jika tidak ada
saluran yang menghubungkan daerah tempat keberadaan uap dengan permukaan. Uap yang
terkurung akan memiliki nilai tekanan yang tinggi dan apabila pada daerah tersebut kita bor
sehingga ada saluran penghubung ke permukaan, maka uap tersebut akan mengalir keluar. Uap
yang mengalir dengan cepat dan mempunyai entalpi inilah yang kita manfaatkan dan kita
salurkan untuk memutar turbin sehingga dihasilkanlah energi listrik (tentunya ada proses-proses
lain sebelum uap memutar turbin) (Maryadi 2012).
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Energi panas bumi adalah energi yang secara alami sudah terdapat di alam yang berupa
panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi.
2. Panas bumi atau geothermal merupakan salah satu sumber energy yang dapat
diperbaharui dan berkelanjutan (renewable and sustainable).
3. Panas bumi adalah sumber energy yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi
yang berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung Panas
bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi.
4. Energi panas bumi dapat berupa hidrothermal, Hot dry rocks, Geopressured dan magma
5. Manfaat energi panas bumi diantaranya dapat menghasilkan energy listrik, penggunaan
geothermal secara langsung, dan pemanfaatan geothermal untuk pompa panas.
6. Kelebihan energi panas bumi antara lain merupakan energi yang bersih dan terbaharukan,
tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, bersifat konstan sepanjang musin serta tidak
membutuhkan lahan yang banyak dalam memproduksinya.
7. Kekurangan energi panas bumi antara lain biaya mahal, harus dibangun didaerah yang
bertemperatur dan memiliki ketersediaan panas bumi yang tinggi. Energi panas bumi juga dapat
mempengaruhi kestabilian tanah di area sekitar.
DAFTAR PUSTAKA