Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN


PBL (Problem Based Learning) DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS
SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI
SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI

Oleh
RINA SAFITRI
A1C113006

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI, 2018
ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN
PBL (Problem Based Learning) DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS
SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI
SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI
Rina Safitri1, Afrida2, Fatria Dewi3

Alumni Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi,


1
2
Staf pengajar Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi
E-mail: rinasafitri68@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang mampunya siswa mendapatkan


konsep nyata dari materi laju reaksi dikarenakan kurangnya keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak termotivasi untuk berpikir,
mengerjakan, dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu alternatif untuk
mengatasi masalah tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan
adalah model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning) serta pengaruhnya terhadap kemampuan literasi sains siswa pada
materi laju reaksi di kelas XI IPA SMAN 8 Kota Jambi. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah Deskriptif Korelasional dengan menggunakan metode Mix
Methode (Metode Kombinasi). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi
keterlaksanaan model oleh guru dan siswa serta kemampuan literasi sains siswa
dan tes hasil belajar. Pengujian hipotesis yang digunakan yaitu uji korelasi
product moment. yang selanjutnya dilihat signifikasi pengaruhnya dengan uji t.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh persentase keterlakasanaan model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) oleh guru sebesar 70,00% (baik)
dan siswa sebesar 65,60% (baik). Persentase kemampuan literasi sains siswa
sebesar 60,47% (cukup baik) dan tes hasil belajar siswa sebesar 73,13% (baik).
Hubungan keterlaksanaan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
dan kemampuan literasi sains siswa diperoleh rxy= 0,483 dengan tingkat hubungan
pada kategori sedang dan uji t sebesar 3,58, sehingga hipotesis penelitian (H a)
diterima. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
keterlaksanaan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap
kemampuan literasi sains siswa pada materi laju reaksi kelas XI IPA SMAN 8
Kota Jambi.

Kata Kunci: Problem Based Learning, Kemampuan Literasi Sains Siswa dan
Laju Reaksi.
sampai dengan menerapkan konsep-
konsep. (Arohman. 2016)
Berdasarkan hasil wawancara
PENDAHULUAN dengan guru kimia di SMA N 8 Kota
Perkembangan ilmu dan Jambi diketahui bahwa literasi sains
teknologi di dunia membawa pengaruh siswa masih sangat rendah.
pada perkembangan pendidikan di Berdasarkan hasil wawancara tersebut,
Indonesia. Seiring dengan diketahui penyebab permasalahan yang
perkembangan ilmu dan teknologi ini, terjadi dalam proses pembelajaran
ilmu pendidikan juga semakin gencar khususnya pada materi faktor-faktor
dikembangkan agar dapat mengalami yang mempengaruhi laju reaksi antara
perubahan yang lebih baik. Dengan lain adalah: (1) respon siswa masih
adanya kemajuan IPTEK ini, kecil (tidak tertarik / membosankan).
perkembangan pendidikan di bidang (2) siswa belum mendapat konsep
kurikulum, media pembelajaran, model nyata dari apa yang mereka pelajari.
pembelajaran, dan hal-hal yang Pada subbab faktor - faktor yang
berkaitan dengan ilmu pendidikan akan mempengaruhi laju reaksi, siswa masih
lebih maju. Hal tersebut dapat memberi bingung dengan “masalah” yang
dampak positif dalam dunia pendidikan diberikan oleh guru sehingga mereka
dan dapat meningkatkan kualitas SDM seringkali “salah paham” mengenai apa
yang terlihat pada prestasinya di yang di contohkan guru dengan
tingkat nasional maupun internasional. penjelasan yang ada di buku. (3) dalam
Seiring dengan perkembangan proses belajar guru hanya menerapkan
pendidikan saat ini, prestasi siswa model pembelajaran Direct Intruction
Indonesia dalam studi nasional maupun dengan metode ceramah pada saat
studi internasional masih tergolong pembelajaran berlangsung. (4)
rendah. Hasil temuan PISA pengetahuan awal yang ada pada diri
(Programme for International student siswa masih lemah (belum terlihat)
Assesment) yang dilakukan sejak tahun seperti menentukan pengaruh luas
2000 pun tidak menunjukkan hasil permukaan dan katalis pada laju reaksi,
yang memuaskan karena skor rerata siswa cenderung menghapal konsep,
siswa masih jauh dibawah rata-rata mendengarkan, serta meniru pola-pola
internasional yang mencapai skor 500. yang diberikan guru, sehingga ketika
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa siswa diberi tes atau soal yang
Indonesia adalah 371 pada tahun 2000, berhubungan dengan perhitungan
382 pada 2003, dan 393 pada 2006, secara matematis, siswa belum mampu
dengan rata-rata kemampuan membaca menyelesaikannya.
siswa Indonesia hanya mencapai skor Model pembelajaran PBL
405. Hasil ini tentu saja memiliki (Problem Based Learning) merupakan
perbedaan yang sangat signifikan salah satu model pembelajaran yang
dengan rata-rata internasional. Hasil melibatkan aktivitas siswa seperti
capaian tersebut, rata-rata kemampuan mengidentifikasi masalah,
sains siswa Indonesia baru sampai pada pengumpulan informasi, penyelesaian
kemampuan mengenali sejumlah fakta masalah, dan penarikan kesimpulan
dasar, tetapi mereka belum mampu yang didapat dari masalah yang akan
untuk mengkomunikasikan dan diselesaikan. Menurut Redjeki (2014)
mengaitkan kemampuan tersebut variabel kunci dari PBL adalah
dengan berbagai topik sains, apalagi masalah dan informasi. Dimana
masalah dan informasi inilah yang akan Sains Siswa Pada Materi Laju
menjadi landasan siswa dapat memiliki Reaksi SMA Negeri 8 Kota Jambi”.
kemampuan literasi sains. Ketika siswa
dapat mengidentifikasi masalah, METODOLOGI PENELITIAN
merumuskan dan membuat hipotesis Jenis penelitian ini adalah
masalah, memecahkan masalah, deskriptif korelasional. Penelitian
menjelaskan fenomena ilmiah yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan
terjadi dan mendapatkan keterampilan antara variabel bebas dengan variabel
yang diperlukan, maka dari sini unsur terikat. Dan dengan menggunakan
kemampuan literasi sains akan dimiliki metode mix method. Mix methods yang
siswa. Sejalan dengan pendapat Sani digunakan oleh peneliti adalah jenis
(2014) yang menyatakan bahwa conccurent embedded (campuran tak
pembelajaran PBL membuat siswa berimbang), dimana metode penelitian
belajar melalui upaya penyelesaian kuantitatif sebagai metode primer dan
permasalahan di dunia nyata secara metode penelitian kualitatif sebagai
terstruktur untuk mengonstruksi metode sekunder. Dalam hal ini
pengetahuannya yang menuntut siswa pengumpulan data kuantitatif dan
untuk aktif melakukan penyelidikan kualitatif dilakukan secara bersamaan.
dalam menyelesaikan permasalahan Dalam penelitian ini hanya satu kelas
dan guru berperan sebagai fasilitator. yang akan diteliti sebagai kelas
Selain itu, Newman (2005) eksperimen. Desain penelitian ini dapat
mengemukakan kelebihan model PBL digambarkan seperti berikut ini.
dibandingkan dengan model
pembelajaran lainnya bahwa PBL
menghasilkan hasil belajar antara lain
PBL meningkatkan kemampuan belajar
mandiri siswa, pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan bertahan lama,
PBL menghasilkan antusias dan
motivasi, dan PBL mampu membangun
keterampilan interpersonal kelompok.
Melalui model pembelajaran
PBL (Problem Based Learning) ini
akan menjadikan siswa lebih sadar
dalam memahami konsep-konsep ilmu Gambar 1. Desain Penelitian Mixed
yang diberikan serta dapat terampil Method-Concurrent Embeded
memecahkan masalah yang ada
disekitar berkaitan dengan ilmu kimia Teknik interpretasi data kualitatif
yang dapat mengembangkan dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
kemampuan literasi sains siswa. berikut: Mengumpulkan data,
menyeleksi data, menyajika data yang
Berdasarkan latar belakang yang telah telah diseleksi, lalu menyimpulkan hasil
dipaparkan, maka peneliti tertarik data.
Sedangkan data kuantitatif dapat
untuk melakukan penelitian dengan dilakukan dengan cara menerjemahkan
judul: “Analisis Keterlaksanaan keterkaitan setiap komponen aktivitas
Model Pembelajaran PBL (Problem belajar siswa dengan hasil dan juga
Based Learning) dan Pengaruhnya menerjemahkan makna dari hasil lembar
Terhadap Kemampuan Literasi observasi.
Teknik interpretasi data gabungan antara menerima pembelajaran dengan tertib.
data kualitatif dan kuantitatif adalah Pada aktivitas pertemuan ketiga,
dengan melakukan analisis secara langkah ini sudah berkategori sangat
bersamaan dimana data kuantitatif di baik yaitu rata-rata skor 3.89, menurut
analisis terlebih dahulu (data primer), observer aktivitas pada langkah ini
selanjutnya dianalisis data kualitatif sudah baik dimana hampir seluruh
(data sekunder), yang menjadi siswa duduk ditempatnya dengan rapi,
pelengkap data tersebut. memulai pelajaran dengan salam dan
do’a dengan baik. Hal ini didukung
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan pengamatan observer yang
Untuk hasil dan pembahasan
pada keterlaksanaan model PBL yang menyatakan bahwa guru sudah
tentunya juga sekaligus terkandung mengkondisikan siswa dengan waktu
didalamnya indikator-indikator yang singkat dan teratur. Dari ketiga
kemampuan literasi sains dianalisis pertemuan tersebut dapat dilihat
secara berurut yaitu melihat terdapat pengaruh perlakuan mengajar
keterlaksanaan secara keseluruhan dari oleh guru yang dilaksanakan dengan
tindakan mengajar guru pertemuan 1-3
baik dan meningkat pada setiap
yang kemudian dihubungkan dengan
tindakan belajar siswa dari setiap pertemuan dengan kesiapan belajar
kegiatan pembelajarannya pertemuan siswa yang juga meningkat pada setiap
1-3. pertemuannya.
Pertama, guru mengkondisikan siswa
agar siap melaksanakan proses Kedua, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, menurut observer pembelajaran, hasil pengamatan
aktivitas pada langkah ini untuk observer siswa untuk pertemuan
pertemuan pertama ini yaitu 2.59, pertama dengan rata-rata skor yang
dimana siswa sebagian siswa duduk diperoleh 2.00, dimana siswa hanya
ditempatnya dengan rapi, memulai mendengarkan dan tidak mencatat
pelajaran dengan salam dan do’a tujuan pembelajaran. Hal ini
dengan baik. Hal ini sejalan dengan dikarenakan guru hanya
tindakan guru yang menurut observer menyampaikan tujuan pembelajaran
guru telah mengkondisikan siswa kepada siswa dan guru tidak memberi
dengan cukup baik di awal penegasan kepada siswa untuk
pembelajaran. Untuk pertemuan kedua mencatat tujuan pembelajaran. Untuk
yaitu dengan rata-rata skor 3,82, pertemuan kedua pada langkah ini
menurut observer aktivitas pada didapat rata-rata 2.82, dimana terdapat
langkah ini sudah baik dimana hampir peningkatan dari pertemuan pertama.
seluruh siswa duduk ditempatnya Hal ini dikarenakan siswa sudah mulai
dengan rapi, memulai pelajaran mendengarkan dan sedikit mencatat
dengan salam dan do’a dengan baik, tujuan pembelajaran yang disebutkan
hal ini juga sejalan dengan tindakan guru. Sejalan dengan aktivitas guru,
guru yang sudah berusaha untuk menurut observer guru pada langkah
mengajak siswa agar bersiap ini sudah menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan baik. Pertemuan dengan pembelajaran yang akan
ketiga pada langkah ini juga dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan
mengalami peningkatan pada rata-rata pengamatan observer, dimana guru
skornya yaitu 3.16, dimana siswa sudah memancing siswa untuk
sudah mencatat tujuan pembelajaran menyebutkan kata kunci yang
yang disebutkan guru, dan hanya berkaitan dengan pembelajaran.
terhitung beberapa orang saja yang Meskipun beberapa siswa belum
tidak mencatat. Hasil ini sesuai dengan merespon guru yang sedang
usaha guru yang menurut observer menjelaskan didepan kelas. Kemudian
guru telah memberikan penegasan untuk pertemuan ketiga didapat skor
kepada semua siswa dengan jelas. Dari rata-rata 2.57, yang meningkat dari
ketiga pertemuan dapat disimpulkan pertemuan sebelumnya. Dimana siswa
bahwa terjadi peningkatan skor siswa sudah mulai aktif untuk memberikan
pada tiap-tiap pertemuan. Hal ini pendapatnya dengan baik dan sesuai
dikarenakan evaluasi dari guru pada dengan pembelajaran yang akan
pertemuan pertama, sehingga pada dilaksanakan. Hal ini didukung dengan
pertemuan kedua siswa sudah mulai pengamatan observer dimana guru
mencatat tujuan pembelajaran yang juga memberikan motivasi kepada
disampaikan. siswa dan membantu siswa untuk
menemukan contoh masalah yang
Ketiga, guru memotivasi siswa melalui mirip dengan yang ada didalam LKS
fenomena yang pernah dialami oleh supaya pengetahuan siswa menjadi
siswa dan siswa memotivasi diri untuk bertambah. Pada langkah ketiga ini
belajar melalui fenomena, menurut dapat disimpulkan bahwa semakin
observer aktivitas siswa sudah mulai baik guru dalam mengajar maka
meningkat,menurut observer aktivitas semakin meningkat pula hasil yang
siswa pada pertemuan pertama diharapkan muncul pada siswa, hal ini
memiliki skor rata-rata 1,18, dimana dibuktikan dengan semakin
banyak siswa yang masih tak acuh meningkatnya skor rata-rata dari setiap
dengan apa yang dijelaskan guru. Hal pertemuan.
ini didukung oleh pengamatan
observer guru, dimana guru belum Keempat, guru membantu siswa untuk
mampu memotivasi dan tidak memberi menentukan masalah dan siswa
pengetahuan awal dengan baik Menentukan / memilih topik
sehingga siswa pun tidak dapat permasalahan, menurut observer pada
mengetahui apa yang harus dikerjakan pertemuan pertama didapar skor rata-
atau dijawab. Pada pertemuan kedua rata 1.20, dimana siswa masih belum
untuk langkah ini mengalami sedikit bisa memberikan contoh masalah yang
peningkatan dengan rata-rata skor mirip dengan yang ada di LKS dan
2.05, dimana beberapa siswa sudah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
mulai aktif untuk memberikan aspek ini, guru tidak mengajak siswa
pendapatnya dengan baik dan sesuai untuk memberikan masalah yang mirip
dengan yang ada di dalam LKS . membuat hipotesisnya meskipun
Akibatnya, siswa hanya mengetahui beberapa siswa hanya dapat
kejadian yang berkaitan dengan merumuskan satu saja.. Dan untuk
pembelajaran dari LKS saja. pertemuan ketiga didapat skor rata-rata
Pertemuan kedua didapat skor rata-rata 2,36 dan 2,59, dimana siswa sudah
2,05, ini tentu sedikit meningkat dari mampu merumuskan masalah dan
pertemuan pertama. Dimana siswa membuat hipotesisnya meskipun
sudah dapat memberikan contoh beberapa siswa hanya dapat
masalah yang mirip dengan yang ada merumuskan satu saja sama seperti
di LKS. Menurut observer guru pada pertemuan kedua.
pertemuan kedua ini sudah membantu
siswa dalam menentukan masalah. Ketujuh dan kedelapan, guru
Untuk pertemuan ketiga didapat skor membentuk dan mengatur penggunaan
rata-rata 2,43, dimana siswa sudah waktu kelompok diskusi yang terdiri
dapat memberikan contoh masalah dari 5-6 orang siswa dan siswa
yang mirip dengan yang ada di LKS. membentuk dan mengatur penggunaan
Hal ini dikarenakan pengalaman siswa waktu kelompok diskusi yang terdiri
pada pembelajaran sebelumnya, dari 5-6 orang, menurut pengamatan
sehingga pada penelitian ini siswa observer pada pertemuan pertama
sudah bisa meningkatkan untuk langkah ini terlaksana dengan
partisipasinya. baik dan didapat hasil rata-rata 2.86
dan 4.00, dimana sebagian siswa telah
Kelima dan Keenam, membantu siswa membentuk kelompok sesuai yang
untuk merumuskan dan membuat diarahkan oleh guru dan menggunakan
hipotesis masalah dan siswa waktu dengan efisien. Pada pertemuan
merumuskan dan membuat hipotesis kedua didapat hasil rata-rata 3.09 dan
masalah, menurut observer pertemuan 2.84, dimana siswa sudah membentuk
pertama langkah ini memiliki skor kelompok dalam waktu 2 menit saja,
rata-rata yaitu 1,66 dan 1,70, dimana akan tetapi menurut hasil observasi
siswa tidak mengetahui apa itu siswa beberapa kelompok siswa terlalu
rumusan masalah dan cara membuat lama dalam melaksanakan praktikum,
hipotesis. Hal ini didukung oleh ada sebagian siswa yang terlalu lama
pengamatan observer guru yang membereskan alat dan bahan
menyatakan guru tidak mengajak praktikum sehingga dalam
siswa merumuskan masalah di awal pembelajaran ini guru mengambil
pembelajaran dan membuat sebagian sedikit waktu pembelajaran lain..
siswa kebingungan dalam mengambil Sedangkan untuk pertemuan ketiga
kesimpulan, karna tidak ada didapat data hasil rata-rata 3.39 dan
penjelasan yang tepat dari guru. 3.35, dimana seluruh siswa sudah
Pertemuan kedua didapat skor rata-rata membentuk kelompok dalam waktu
2.20 dan 2,30, dimana siswa sudah yang singkat. Menurut hasil observasi
bisa merumuskan masalah dan siswa beberapa kelompok siswa sigap
untuk menyelesaikan praktikum dan dikarenakan siswa mulai terbiasa
mencatat hal-hal yang ada dalam LKS dengan cara belajar menggunakan
dengan cepat, meskipun beberapa model PBL.
kelompok tidak tepat waktu, namun
tidak terlalu mengganggu jalannya Kesebelas dan keduabelas, guru
melakukan cek pada tiap kelompok
pembelajaran. serta membimbing siswa untuk
membuat grafik dari hasil praktikum
Kesembilan dan kesepuluh, guru
dan siswa mengerjakan praktikum
membimbing siswa untuk membuat dengan sungguh - sungguh serta
langkah kerja berdasarkan praktikum membuat grafik dari hasil praktikum,
yang akan dilaksanakan serta
membimbing siswa menggunakan menurut pengamatan observer pada
sumber dan siswa membuat langkah pertemuan pertama untuk langkah ini
kerja berdasarkan praktikum serta belum terlaksana dengan baik dan
menggunakan sumber, menurut didapat hasil rata-rata 3.20 dan 3.20,
pengamatan observer pada pertemuan dimana menurut observer, Menurut
pertama untuk langkah ini belum hasil observer, dalam satu kelompok
terlaksana dengan baik dan didapat siswa hampir semua anggotanya
hasil rata-rata 1.66 dan 2.27, dimana mengerjakan praktikum dengan aktif
menurut observer, pada setiap dan teliti serta hampir seluruh siswa
kelompok hanya satu orang yang dapat membuat grafik disertai dengan
membuat langkah kerja sehingga keterangan yang akan memperjelas
teman sekelompoknya yang lain hanya maksud dari grafik. Pada pertemuan
tinggal menyalin dan hampir sebagian kedua didapat hasil rata-rata 3.30 dan
siswa menggunakan buku kimia dan 3.52, dimana menurut observer, dalam
LKS sebagai sumber yang dapat satu kelompok siswa hampir semua
mereka gunakan. Pada pertemuan anggotanya mengerjakan praktikum
kedua didapat hasil rata-rata 2.50 dan dengan aktif, teliti dalam mengisi
2.55, dimana menurut observer, siswa seluruh bagian yang harus diisi
sudah mulai membuat membuat didalam LKS meskipun beberapa
langkah kerja dengan bahasa sendiri siswa tidak mengerjakannya dengan
dan hampir sebagian siswa baik, dan dapat membuat grafik
menggunakan buku kimia dan LKS disertai dengan keterangan yang akan
sebagai sumber yang dapat mereka memperjelas maksud dari grafik. Pada
gunakan dalam menguatkan pendapat pertemuan ketiga didapat hasil rata-
mereka saat persentasi. Pada rata 3.50 dan 3.23, menurut hasil
pertemuan ketiga didapat hasil rata- observer, dalam satu kelompok siswa
rata 2.61 dan 2.95, menurut observer hampir semua anggotanya
siswa sudah mulai membuat membuat mengerjakan praktikum dengan aktif,
langkah kerja dengan bahasa sendiri, teliti dalam mengisi seluruh bagian
meskipun masih ada saja siswa yang yang harus diisi didalam LKS. Akan
menyalin punya temannya. Hal ini tetapi, beberapa siswa tidak membuat
grafik dengan tepat seperti yang
dibimbing oleh guru. Meskipun begitu dimana guru mengajak sebagian siswa
sebagian siswa sudah dapat membuat untuk berbagi tugas dengan teman
grafik disertai dengan keterangan yang sekelompoknya dan siswa sudah
akan memperjelas maksud dari grafik mengerti cara membuat gambar
dengan tepat. pelaksanaan langkah kerja meskipun
beberapa siswa ada yang tidak
Ketigabelas dan keempatbelas, guru menggambarnya sama sekali. Pada
membantu siswa berbagi tugas dengan pertemuan ketiga didapat hasil rata-
teman sekelompoknya serta membantu rata 2.91 dan 2.91, menurut hasil
merencanakan dan menyiapkan hasil pengamatan observer beberapa siswa
karya yang sesuai seperti laporan, sudah membagi tugas dengan
video, dan model dan siswa membagi temannya dan membuat waktu
tugas dengan teman sekelompoknya praktikum menjadi lebih efektif serta
dan merencanakan dan menyiapkan siswa yang membuat gambar
hasil karya yang sesuai, menurut pelaksanaan langkah kerja bertambah
pengamatan observer pada pertemuan meskipun sebagiannya lagi tidak
pertama untuk langkah ini belum membuat gambar.
terlaksana dengan baik dan didapat
hasil rata-rata 2.34 dan 1.00, dimana Kelimabelas dan keenambelas,
menurut hasil pengamatan observer guru memberikan kesempatan siswa
siswa lebih senang untuk mengerjakan untuk menjelaskan hasil diskusi dan
memberikan komentar, dan siswa
praktikum secara bersamaan, ketika
mempresentasikan hasil diskusi di
tugas temannya untuk menyiapkan alat depan kelas dan memberi tanggapan,
dan bahan praktikum yang lain ikut- menurut pengamatan observer pada
ikutan untuk melakukannya. Hal ini pertemuan pertama untuk langkah ini
didukung oleh pengamatan observer belum terlaksana dengan baik dan
guru dimana guru sibuk untuk didapat hasil rata-rata 4.00 dan 1.25,
menenangkan kelas yang belum dimana menurut hasil pengamatan
kondusif, sehingga guru hanya observer siswa mempresentasikan
mengajak seperempat siswa berbagi hasilnya tidak lebih dari 15 menit.
tugas dengan teman sekelompoknya. Akan tetapi, sebagian siswa hanya
Siswa juga belum mengerti cara menyamakan hasil mereka dengan
membuat gambar pelaksanaan langkah temannya yang persentasi di depan
kerja dan karena keterlambatan kelas. Sehingga kelas terasa monoton.
pemberitahuan dari guru sehingga Pada pertemuan kedua didapat hasil
siswa tidak memiliki cukup waktu rata-rata 4.00 dan 1.98, sama seperti
untuk menggambar. Pada pertemuan pertemuan pertama dimana siswa
kedua didapat hasil rata-rata 2.34 dan mempresentasikan hasilnya tidak lebih
2.52, dimana guru sudah mengajak dari 15 menit. Dan terjadi peningkatan
seluruh siswa untuk berbagi tugas dalam menanggapi teman yang sedang
dengan temannya. Hal ini didukung persentasi, dimana beberapa siswa ada
oleh pengamatan observer guru yang menyanggah atau memberi
pendapatnya kepada temannya yang berikutnya. Meskipun beberapa siswa
sedang persentasi.. Pada pertemuan masih tidak mencatat dan hanya
ketiga didapat hasil rata-rata 4.00 dan mencatat satu komentar dari guru.
2.66, sama seperti pertemuan pertama Pada pertemuan ketiga didapat hasil
dan kedua, dikarenakan siswa rata-rata 2.64 dan 2.70, dimana
mempresentasikan hasilnya tidak lebih menurut observer siswa sudah
dari 15 menit. Dan sebagian siswa mencatat apa yang di katakan oleh
sudah mulai menyanggah atau guru untuk keperluan dipertemuan
memberi pendapatnya kepada berikutnya, meskipun sebagian siswa
temannya yang sedang persentasi. Hal menunggu temannya yang sudah
ini tidak terlepas dari pengaruh guru mencatat. Dan terjadi peningkatan
yang terus memberi motivasi dan dalam pengumpulan bukti, sebagian
arahan agar siswa lebih percaya diri siswa sudah menunjukkan bukti dari
dalam menyampaikan pendapatnya. mana jawaban mereka berasal.

Ketujuhbelas dan kedelapanbelas, Kesembilanbelas dan keduapuluh,


guru mengecek hasil kerja siswa guru mengajak siswa untuk
terhadap permasalahan yang telah memberikan kesimpulan terhadap
didiskusikan dan memeriksa jurnal kegiatan pembelajaran dan memberi
dan klarifikasi terhadap praktikum penguatan kesimpulan untuk
yang telah dilaksanakan,dan siswa memperjelas tujuan pembelajaran, dan
mendengarkan komentar guru pada siswa memberikan kesimpulan
saat diskusi berlangsung dan terhadap kegiatan pembelajaran dan
memberikan bukti dan klarifikasi mencocokkan kesimpulan dengan
terhadap permasalahan, menurut tujuan pembelajaran, menurut
pengamatan observer pada pertemuan pengamatan observer pada pertemuan
pertama untuk langkah ini belum pertama untuk langkah ini belum
terlaksana dengan baik dan didapat terlaksana dengan baik dan didapat
hasil rata-rata 1.86 dan 1.25, dimana hasil rata-rata 1.73 dan 1.80, dimana
menurut observer siswa mulai menurut observer siswa hanya
mencatat apa yang di katakan oleh membuat satu kesimpulan yang tepat,
guru untuk keperluan dipertemuan dan selebihnya masih dirasa kurang
berikutnya. Meskipun beberapa siswa tepat dan menyebabkan kemampuan
masih tidak mencatat dan hanya literasi sains siswa belum terlihat.
mencatat satu komentar dari guru. Siswa juga telah mencocokkan
sebagian siswa juga telah kesimpulandengan tujuan
menunjukkan bukti dari mana jawaban pembelajaran meskipun beberapa
mereka berasal. Pada pertemuan kedua siswa hanya mencocokkan satu saja.
didapat hasil rata-rata 2.34 dan 2.07, Pada pertemuan kedua didapat hasil
dimana menurut observer siswa mulai rata-rata 2.89 dan 3.02, dimana
mencatat apa yang di katakan oleh menurut observer siswa sudah dapat
guru untuk keperluan dipertemuan menyimpulkan hasil praktikum dengan
tepat dan telah mencocokkan 2,682. Dari hasil rata-rata ketiga
kesimpulan dengan tujuan pertemuan aspek yang dominan yang
pembelajaran meskipun beberapa dimiliki siswa adalah pengetahuan
sains dengan rata-rata 2,593 dibanding
siswa hanya mencocokkan satu saja.
dengan kompetensi sains dengan rata-
Pada pertemuan ketiga didapat hasil rata 2,21.
rata-rata 3.27 dan 3.45, terdapat Jadi secara keseluruhan
peningkatan dari pertemuan kemampuan literasi sains siswa
sebelumnya, hal ini dikarenakan siswa meningkat meskipun tidak secara
semakin sadar dalam menjalankan signifikan. Hal ini dikarenakan kurang
aktivitas pembelajaran dengan baik. maksimalnya guru dalam menjalankan
model pembelajaran PBL didalam
Pada kemampuan literasi sains kelas.
siswa dilihat dari saat siswa mengerjakan Kemudian dilakukan uji untuk mencari
praktikum, yang dipandu dari butir korelasi menggunakan metode pearson
aktivitas pembelajaran yang harus dilalui atau sering disebut product moment
atau dipahami siswa dari (1)
antara keterlaksanaan model problem
Mengidentifikasi isu ilmiah, (2)
Menjelaskan fenomena ilmiah, (3) based learning dengan kemampuan
Menggunakan bukti ilmiah, (4) literasi sains siswa. Dari perhitungan
Membuat grafik secara tepat dari data, perhitungan koefisien korelasi (r) dari
(5) Memecahkan masalah kedua data tersebut, diperoleh niali (r)
menggunakan kuantitatif, (6) 0,483. Berdasarkaan tabel pedoman
Memahami dan menginterpretasikan interpretasi koefisien korelasi (tabel
statistik dasar, (7) Melakukan
3.6) nilai (r) 0,483 berada pada
inferensi, prediksi, dan penarikan
kesimpulan dari data kuantitatif. interval 0,40-0,599 (Arikunto, 2013),
Dari hasil observasi secara dengan demikian hubungan antara
kuantitatif, maka didapatkan data keterlaksanaan model pembelajaran
kemampuan literasi sains siswa yang problem based learning dengan
memuat dua aspek yaitu kompetensi kemammpuan kemampuan literasi
sains dan pengetahuan sains. Pada sains siswa pada penelitian ini
pertemuan pertama aspek kompetensi
memiliki tingakat hubungan yang
sains menunjukkan rata-rata skor dari
tiap indikator sebesar 1,694 dan aspek sedang.
pengetahuan siswa menunjukkan rata-
rata skor dari tiap indikator sebesar
2,374. Pada pertemuan kedua aspek
kompetensi sains menunjukkan rata- KESIMPULAN DAN SARAN
rata skor dari tiap indikator sebesar Berdasarkan hasil penelitian
2,07 dan aspek pengetahuan siswa yang telah dilakukan, maka diperoleh
menunjukkan rata-rata skor dari tiap beberapa kesimpulan penelitian, yaitu:
indikator sebesar 2,718. Pada 1. Keterlaksanaan model problem based
pertemuan pertama aspek kompetensi learning pada materi asam dan basa di
sains menunjukkan rata-rata skor dari kelas XI IPA SMAN 8 Kota Jambi
tiap indikator sebesar 2,866 dan aspek terlaksana dengan baik. Hal ini dapat
pengetahuan siswa menunjukkan rata- dilihat pada hasil dari tiap aspek model
rata skor dari tiap indikator sebesar pembelajaran PBL yang telah
terlaksana semua, meskipun belum Learning (PjBL) Pada Materi
mencapai pada kondisi yang maksimal. Pokok Larutan Asam dan Basa di
Rata-rata persentase keterlaksanaan Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2
model pembelajaran PBL oleh guru Karanganyar T.A 2013/2014.
sebesar 70,00% dan rata-rata Jurnal Pendidikan Kimia 3(4) :
keterlaksanaan model pembelajaran 125 :129
PBL oleh siswa sebesar 65,60%. Arikunto, S, dkk. 2013. Dasar-dasar
2. Terdapat pengaruh keterlaksanaan Evaaluasi Pendidikan. Jakarta:
model pembelajaran PBL terhadap PT. Bumi Aksara.
kemampuan literasi sains siswa pada Arohman,Mamat, dkk. 2016.
materi laju reaksi. Hal ini dapat dilihat Kemampuan Literasi Sains Siswa
pada hasil uji korelasi sebesar 0,483 Pada Pembelajaran Ekosistem.
dengan kategori hubungan sedang dan Proceeding Biology Education
uji t sebesar 3,58. Conference Vol 13: 90-92.
Berdasarkan hasil penelitian Bandung.
dan kesimpulan yang diperoleh, penulis Fathurrohman, M. (2015). Model-
menyarankan hal-hal sebagai berikut: Model Pembelajaran Inovatif.
1. Langkah-langkah model Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
pembelajaran PBL sebaiknya OECD. 2010. PISA 2006 Science
dikenalkan terlebih dahulu kepada Competencies for Tomorrow’s
siswa sebelum melakukan penelitian World. Volume 1 : Analysis.
agar siswa terbiasa mengikuti OECD Publishing. 19
tahapan-tahapan model tersebut September 2017
pada saat pembelajaran berlangsung. http://www.nbbmuseum.be/doc/
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut seminar2010/nl/bibliografie/opl
untuk mengetahui pengaruh antara eiding/analysis.pdf.
model pembelajaran PBL dan
kemampuan literasi sains siswa pada
materi lainnya, sehingga dapat
dilihat dan diukur sejauh mana
pelaksanaan model pembelajaran
PBL digunakan dalam proses
pembelajaran kimia.
3. Penelitian ini disarankan dapat
dilakukan untuk mengetahui sikap
ilmiah siswa yang lain selain
kemampuan literasi sains siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sani Ridwan. 2014,
Pembelajaran saintifik untuk
kurikulum 2013. Jakarta : Bumi
Aksara
Addin, I., Redjeki, T., dan Ariani, Sri,
R.D. 2014. Penerapaan Model
Pembelajaran Project Based

Anda mungkin juga menyukai