Anda di halaman 1dari 4

UMI LESTARI

4183151034

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

PERBANDINGAN LITERASI ILMIAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU


PENGETAHUAN TERINTEGRASI MELALUI MODEL GUIDED DISCOVERY
DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbandingan peningkatan literasi
sains siswa dalam pembelajaran IPA terintegrasi melalui model pembelajaran penemuan
terbimbing dan berbasis masalah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Negeri di Bandung. Desain penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain pretest-
posttest kelompok statik non randomaized. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes pilihan ganda dan skala sikap.
Tujuan utama kurikulum pendidikan sains adalah untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menggunakan pemahaman mereka tentang sains dalam debat
publik, membuat informasi dan keputusan yang seimbang tentang masalah sosiologi yang
mempengaruhi kehidupan mereka (American Association for the Advencement of
Science, 2000). Pemikiran ini mendasari gagasan literasi ilmiah. Robert (dalam Dawson &
Ven-ville, 2009) menjelaskan bahwa literasi sains adalah nilai kehidupan siswa, terlepas
dari kebutuhan ca-reer dan keilmuannya.
2. Rumusan Masalah
2.1 Bagaimanakah hasil peningkatan belajar dan keterampilan proses sains siswa dalam
pembelajaran IPA terintegrasi melalui model pembelajaran guided discovery dan
berbasis masalah?
3. Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan perbandingan peningkatan literasi sains siswa dalam pembelajaran
IPA terintegrasi melalui model pembelajaran penemuan terbimbing dan berbasis masalah.
4. Kelemahan Latar Belakang
Kurangnya pembahasan terkait model pembelajaran penemuan terbimbing dan PBL
5. Kelebihan Latar Belakang
Pembahasan mengenai penemuan terbimbing, pembelajaran sains terintegrasi,
pembelajaran berbasis masalah, literasi sains semua sudah tertulis jelas pada latar
belakang, namun hanya beberapa dianataranya saja yang dibahas secara singkat.
II. KAJIAN TEORI
1. Kelengkapan Dan Kesesuaian Teori-Teori Yang Digunakan
Pentingnya literasi sains dalam Pendidikan IPA sudah dielaborasi, sehingga literasi
sains telah diakui secara internasional sebagai tolak ukur tingkat kualitas pendidikan sains.
Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) yang terdiri dari negara-negara industri
maju (Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, OECD) merespon dengan
mengembangkan penilaian literasi sains untuk anak-anak berusia 15 tahun ke bawah.
Rendahnya tingkat literasi sains siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut
Hayat & Yusuf (2006), lingkungan dan suasana belajar sekolah mempengaruhi variasi
skor literasi siswa. Faktor lain seperti infrastruktur sekolah, sumber daya manusia dan
organisasi serta manajemen sekolah juga berpengaruh signifikan terhadap pencapaian
literasi siswa.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, majoritas pengembangan literasi sains siswa
dilakukan dengan memanfaatkan isu-isu sosiologis melalui proses pembelajaran. Namun
dalam artikel ini peneliti mencoba untuk mengeksplorasi perkembangan literasi sains
siswa melalui pembelajaran terintegrasi dengan menggunakan model berbasis literasi
sains.
Model adalah penemuan dan masalah yang dipandu model pembelajaran berbasis
(PBL). Model penemuan terpandu dipilih untuk inkuiri dalam langkah-langkah
pembelajaran. Langkah inkuiri cocok untuk melatih kompetensi / domain literasi sains.
Sedangkan model PBL dipilih karena dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis
siswa. Keterampilan berpikir kritis merupakan aspek penting yang mempengaruhi
kemampuan literasi siswa.
2. Kelemahan Kajian Teori
Pada kajian teori hanya sedikit menerkaitkan topic dengan model pembelajaran yang
digunakan.
3. Kelebihan Kajian Teori
Pada kajian teori hamper seluruh topic yang terkait dibahas secara detail, hanya
beberapa topic saja yang dibahas tidak terlalu mendetail.
III. METODE
1. Metode penelitian yang dipilih
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-eksperimental dan
desainnya adalah Non Randomaized Static Group Pretest-Posttest Design. Penggunaan
desain ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap subjek
penelitian.
2. Objek atau sampel penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMP Negeri di Kota Bandung tahun ajaran
2014/2015 dengan jumlah subjek 70 siswa yang terbagi dalam dua kelompok. Kelompok
pertama mendapatkan pembelajaran IPA terpadu dengan model penemuan terbimbing
sedangkan kelompok kedua memperoleh pembelajaran IPA terpadu dengan model PBL.
3. Instrumen yang digunakan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda yang
digunakan untuk menilai kemampuan literasi sains siswa pada aspek kompetensi isi dan
kompetensi IPA.
4. Teknik pengumpulan data
Data tersebut diperoleh dan dianalsisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis
kuantitatif dilakukan terhadap data nilai prestasi literasi sains siswa keduanya sedangkan
observasi proses pembelajaran dianalisis secara kualitatif.
5. Kelemahan metode
Menurut saya tidak terdapat kelemahan dalam metode yang digunakan.
6. Kelebihan metode
Kelebihan dalam metode yang digunakan adalah, objek dan sampel yang digunakan
sudah cocok dengan yang diharapkan, yaitu dengan membagi dua kelompok dengan
menerapkan model pembelajaran yang berbeda.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Ketepatan penyajian data hasil penelitian
Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPA terpadu model penemuan
terbimbing kelompok eksperimen I dan pembelajaran IPA terpadu model pembelajaran
problem based learning kelompok eksperimen II dalam empat kali pertemuan. Ujian
diberikan pada pertemuan pertama sebelumnya proses pembelajaran dan pertemuan
terakhir setelah proses pembelajaran. Materi tes sama untuk kedua tes, terdiri dari 26
item soal pilihan ganda. Prestasi literasi sains siswa secara keseluruhan yang
memperoleh pembelajaran IPA terpadu model penemuan terbimbing dan PBL baik
sebelum maupun sesudah perlakuan adalah baik (N =80, p> 0,025), sedangkan literasi
sains siswa pada kedua kelompok meningkat 37% untuk model penemuan terbimbing
dan 41% untuk model PBL.
2. Kejelasan penyajian data hasil penelitian
Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan model penemuan
terbimbing dan berbasis masalah juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerja sama dengan kelompok lain dalam melakukan investigasi, sehingga kegiatan
dapat berkembang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran Model
discovery dan PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar berpikir analitis
dan mencoba memecahkan masalah mereka.

Dari literasi Ilmiah Siswa Secara Keseluruhan. Uji beda rata-rata skor menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang menggunakan model
penemuan terbimbing dan PBL.

Anda mungkin juga menyukai