Anda di halaman 1dari 35

KAJIAN HASIL PENELITIAN

M.NOVALDY NUR DWINANDA WAHAB | 1610129310009


JURNAL 1
PROFIL TENTANG KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA DI SURAKARTA

Introduction / Latar Belakang


 Proses pendidikan diharapkan dapat membentuk ilmu pengetahuan siswa yang memiliki
kemampuan literasi sains. Literasi sains dianggap penting dalam pembangunan yang terjadi
karena literasi sains dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses
sains.
 literasi sains adalah kemampuan yang penting dan diperlukan, terutama untuk menghadapi
masalah-masalah di abad ke-21.
 Menurut Sadler (2009), seseorang yang memiliki kemampuan literasi sains akan mampu membuat
keputusan mengenai isu-isu yang berlaku, mampu menghadapi situasi yang menuntut dimana
ide-ide dan proses ilmiah terdapat didalamnya.
 literasi sains adalah kemampuan penting yang harus dimiliki oleh seseorang. literasi sains dapat
membantu seseorang untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan terhadap fenomena
yang terjadi secara ilmiah.
LANJUTAN …

Purpose / Tujuan
 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil tentang kemampuan literasi sains siswa di Surakarta.

Methods / Metode Penelitian


 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kuantitatif.
 Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA, sebanyak 46 orang. Subyek berasal dari dua
sekolah yang berbeda.
 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes melek ilmu yang diadaptasi dari PISA 2015.
 Pertanyaan-pertanyaan tes jumlah 13 pertanyaan. Kompetensi yang dinilai dalam tes ini adalah
penafsiran data dan bukti secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah, dan
menjelaskan fenomena ilmiah. Kompetensi dibagi menjadi tingkat 1-5
 Waktu yang diberikan untuk menjawab tes ini adalah 30 menit.
DATA ANALYSIS / ANALISIS DATA
LANJUTAN…
CONLUSION / KESIMPULAN

 Hasil tes literasi sains sesuai dengan tingkatan literasi sains adalah 47,82% siswa bisa menjawab
tingkat 1 pertanyaan, 33,80% siswa dapat menjawab tingkat 2 pertanyaan, 42,90% siswa bisa
menjawab level 3 pertanyaan, 26,50% dapat menjawab tingkat 4 pertanyaan, dan 21,73% dapat
menjawab tingkat 4 pertanyaan.
 Hasil tes literasi sains sesuai dengan kompetensi literasi sains yang diukur adalah 30,87% siswa
mencapai kompetensi jelaskan fenomena ilmiah, 40,20% siswa mencapai kompetensi menafsirkan
data dan bukti ilmiah, dan 24,90% siswa mencapai kompetensi mengevaluasi dan merancang
penyelidikan ilmiah .
 Kemampuan siswa literasi sains di Surakarta relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian
kompetensi rendah.
HAL-HAL YANG DAPAT DIAMBIL

 Teori pendukung yang relevan


 Metode penelitian
 Hasil penelitian sebagai data pendukung
JURNAL 2
ANALISIS KETERAMPILAN SAINS SISWA MELALUI TES MASALAH SOSIAL ILMIAH
PADA TOPIK KEANEKARAGAMAN HAYATI

Introduction / Latar Belakang


 Pendidikan di abad 21 menuntut siswa untuk memiliki pemikiran dan ide inovatif, untuk terlibat
sebagai siswa dalam kegiatan penyelidikan atau penelitian ilmiah.
 Literasi sains adalah kompetensi kunci dalam mempersiapkan generasi yang mampu menggunakan
ilmu pengetahuan dan informasi untuk berinteraksi dengan tantangan hidup.
 Ada empat dimensi literasi sains, ada: a) konteks ilmiah, b) Konten ilmiah, c) kompetensi ilmiah, dan d)
Sikap terhadap literasi sains dalam kajian ilmu pengetahuan.
 Dalam kajian literasi sains, PISA ditentukan tiga sub-kategori kompetensi ilmu ,ada : a)
Mengidentifikasi masalah ilmiah, b) Menjelaskan fenomena ilmiah, dan c) Menggunakan petunjuk
ilmiah
 PISA telah menilai sikap terhadap ilmu pengetahuan dalam tes, yang memiliki empat sub-kategori,
yaitu : a) Minat dalam Sains, b) Dukungan untuk penyelidikan ilmiah, c) Keyakinan diri sebagai pelajar
Sains dan, d) tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan.
LANJUTAN …

Purpose / Tujuan
 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kemampuan literasi sains siswa pada topik
keanekaragaman hayati di kelas X SMA.
Methods / Metode Penelitian
 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Mix Method.
 Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA, sebanyak 71 orang (2 kelas), Teknik sampling
yang digunakan Purposive Sampling.
 Pengambilan data ini digunakan dengan memberikan instrument tes literasi sains Multiple Choice dan
penilaian sikap yang melibatkan isu sosial ilmiah pada materi keanekaragaman hayati.
 Tes literasi dan sikap skala penilaian ilmiah diadaptasi dan dikembangkan dari PISA 2009 dan 2012.
 Data tambahan diambil dengan wawancara, untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang masalah ini.
DATA ANALYSIS / ANALISIS DATA
Hasil Kompetensi Ilmu Siswa

Hasil Keterampilan Literasi Sains Siswa

Hasil Sikap Siswa pada Dimensi Ilmu


LANJUTAN…

 Berdasarkan hasil wawancara, kita tahu bahwa umumnya siswa tahu tentang isu-isu
keanekaragaman hayati. Mahasiswa mengetahui isu dari berbagai sumber seperti internet dan
televisi. Tapi, siswa tidak pernah melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang masalah ini.
 Yang menarik data menunjukkan bahwa hasil dari sikap siswa pada dimensi ilmu, lebih tinggi
dari hasil siswa pada kompetensi ilmu (Tabel 1 dan 2). Kami berasumsi bahwa pengetahuan siswa
tentang isu-isu terbaru telah mempengaruhi hasil.
CONLUSION / KESIMPULAN

 Berdasarkan hasil penelitian, kami menyimpulkan bahwa keterampilan literasi sains siswa
rendah pada kompetensi dan sikap terhadap dimensi ilmu pengetahuan. Ini disebabkan oleh
beberapa faktor. Siswa tidak terbiasa untuk belajar lebih lanjut tentang masalah sosial ilmiah.
Mahasiswa juga tidak mengerti tentang masalah ini, karena rendahnya tingkat membaca. Namun
demikian, siswa memiliki minat yang tinggi dalam masalah sosial-ilmiah.
HAL-HAL YANG DAPAT DIAMBIL

 Teori pendukung yang relevan


 Metode penelitian
 Teknik pengambilan data
 Hasil penelitian sebagai data pendukung
JURNAL 3
KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA PADA ASPEK KONTEN ILMIAH

Introduction / Latar Belakang


 Literasi sains dapat meningkatkan keterampilan dan memecahkan masalah pribadi dalam
kehidupan bersosial (Lederman et al., 2013)
 Setiap individu wajib memiliki literasi sains termasuk ilmiah knowled-ge, keterampilan proses
ilmiah, dan sikap ilmiah. masyarakat melek ilmiah mampu menggunakan pengetahuan ilmiah,
mengidentifikasi pertanyaan, dan menggambar con-clusion berdasarkan bukti, sesuai untuk
memahami serta untuk menghasilkan keputusan yang berhubungan dengan alam dan perubahan
yang dilakukan ke alam melalui aktivitas manusia.
 Level yang rendah disebabkan oleh understan-ding tentang pembelajaran sains yang mengarah
siswa untuk pembentukan melek ilmu yang tidak lengkap dari siswa dipahami oleh para guru.
Dalam aspek konten, itu disebabkan oleh proses pembelajaran sains yang masih terfokus pada
menghafal, sehingga siswa tidak mengerti apa yang mereka pelajari tetapi hanya hafal (Jufri,
2013).
LANJUTAN …

Purpose / Tujuan
 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menggambarkan kemampuan suatu
konsep sains siswa dari aspek literasi sains yang mencakup aspek pengetahuan ilmiah,
kompetensi ilmiah, konteks ilmiah serta faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan literasi
sains siswa.

Methods / Metode Penelitian


 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisis deskriptif
kuantitatif.
 Instrumen yang digunakan adalah soal tujuan 40 bersama dengan alasan konsep fisika dan
konsep biologi yang digunakan untuk mengukur aspek pengetahuan ilmiah, kompetensi ilmiah,
dan konteks ilmiah, sementara sikap siswa terhadap strategi ilmu pengetahuan dan pengajaran
ilmu pengetahuan dan pembelajaran diukur dengan instrumen kuesioner.
 Instrumen yang digunakan termasuk pertanyaan pilihan ganda tes beralasan dan kuesioner (sikap
ilmu pengetahuan dan pengajaran ilmu pengetahuan dan strategi belajar).
DATA ANALYSIS / ANALISIS DATA
Hasil Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa
LANJUTAN…

 Rekapitulasi keterampilan literasi sains siswa berdasarkan aspek ilmu pengetahuan


menunjukkan bahwa indikator kesehatan, sumber daya alam, dan ilmu pengetahuan teknologi
memiliki hampir sama skor rata-rata, tapi ada celah pada indikator lingkungan dan bencana. Skor
rata-rata tertinggi dalam bencana adalah 42%, sedangkan skor terendah rata-rata adalah 28,2%.
Ini indikator rendahnya menganalisis lingkungan dan masalah sosial yang disebabkan rendahnya
tingkat siswa ilmiah litera-cy.
 Marks & Ingo (2009) mengatakan bahwa faktor yang dapat meningkatkan keterampilan literasi
sains adalah masalah sosial penting yang berorientasi untuk mengidentifikasi, menganalisis dan
berhubungan dengan lingkungan masalah tp. Selain itu, kemampuan yang scien-tific dapat
ditingkatkan dengan membuat keputusan teknologi ilmu pengetahuan dan isu-isu lingkungan
(Yuenyong & Pattawan, 2009).
LANJUTAN…
Hasil Analisis Angket Sikap Siswa

 Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa memiliki minat terhadap ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan dari kuesioner
responsif menyatakan bahwa total nilai rata-rata siswa adalah 86,68 atau dikategorikan sebagai sangat baik. Kuesioner
berkorelasi dengan keterampilan literasi sains dan memperoleh skor 0,37.
CONLUSION / KESIMPULAN
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains 66,2% dari mahasiswa Fakultas
Pendidikan dari Universitas Sunan Muria Kudus berada di tingkat nominal dan 33,8% dari siswa
tingkat fungsional. Hal ini menunjukkan bahwa 66,2% siswa sudah memiliki konsep untuk
menghubungkan ilmu dengan disiplin ilmu lain, bisa menulis istilah ilmiah, namun mereka masih
terkendala miskonsepsi, sedangkan 33,8% siswa memahami teori dan menjelaskan konsep dengan
benar, tetapi mereka memiliki pemahaman yang terbatas dan menemukan kesulitan dalam
menjelaskan konsep dengan pendapat mereka sendiri.
 Berdasarkan diskusi dan temuan, dosen harus memberikan pembelajaran konsep ilmu material
yang dapat mengembangkan keterampilan siswa dan melakukan keterampilan pembelajaran
keaksaraan ilmiah dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Siswa dapat mengakses
berbagai sumber literatur dan informasi, tidak hanya dari lectu-rer dan siswa harus berlatih
untuk mengeksplorasi kemampuan berpikir yang lebih tinggi.
HAL-HAL YANG DAPAT DIAMBIL

 Teori pendukung yang relevan


 Teknik pengembangan instrumen Literasi Sains
 Teknik penyajian instrumen Literasi Sains
 Hasil penelitian sebagai data pendukung
JURNAL 4
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN LITERASI SAINS PADA TEMA SIKLUS

Introduction / Latar Belakang


 Kualitas pendidikan, khususnya pendidikan sains di Indonesia masih rendah bila dibandingkan
dengan negara-negara berkembang lainnya. pendidikan lemah di Indonesia, khususnya ilmu
pendidikan ditunjukkan dengan rendahnya tingkat pencapaian literasi sains di PISA (Program for
International Student Assessment).
 Bagaimana mereka memandang lingkungan, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah
masyarakat modern lebih tergantung pada teknologi dan kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan.
 Oleh karena itu, pengukuran literasi sains sangat penting untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah literated ilmu sehingga meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat dilakukan dan
dapat bersaing dengan negara-negara lain
 Mempersiapkan instrumen evaluasi untuk literasi sains salah satu cara untuk mengukur
kemampuan literasi sains siswa, terutama dalam ilmu pengetahuan atau sains.
LANJUTAN …
Purpose / Tujuan
 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrumen evaluasi ilmiah keaksaraan yang diuji validitas,
reliabilitas, dan karakteristik untuk mengukur keterampilan literasi sains siswa menggunakan empat literasi sains,
kategori sebagai berikut: ilmu sebagai tubuh pengetahuan (kategori A), ilmu pengetahuan sebagai cara berpikir
(kategori B), ilmu pengetahuan sebagai cara menyelidiki (kategori C), dan interaksi antara ilmu pengetahuan,
teknologi, dan masyarakat (kategori D).
Methods / Metode Penelitian
 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Kuantitatif.
 Desain penelitian pengembangan ini digunakan Borg & Gall desain (2007) yang telah disederhanakan menjadi tiga
tahap utama, yaitu: (a) pendahuluan; (B) pembangunan; (C) evaluasi
 Uji validitas meliputi konten, konstruk, dan validitas konkuren. Uji validitas isi dilakukan melalui studi instrumen
oleh pengawas 1 sebagai ahli evaluasi dan pengawas 2 sebagai ahli materi ilmu pengetahuan, membangun uji
validitas dilakukan dengan teknik validasi oleh ahli (ahli penghakiman) melalui kuesioner validasi.
 Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung koefisien reliabilitas.
 Instrumen yang dikembangkan digunakan untuk mengukur kemampuan literasi sains siswa. Kemampuan tes literasi
sains dilakukan dengan menghitung persentase penguasaan literasi sains berdasarkan Mardapi (2012) yang telah
dikombinasikan dengan empat kategori literasi sains.
DATA ANALYSIS / ANALISIS DATA

Saran yang diberikan oleh beberapa ahli adalah aplikasi gambar harus mampu
menjelaskan pertanyaan tidak hanya untuk hiasan, penerapan kalimat pertanyaan ini
harus efektif dan indikator materi kisi harus tetap dengan indikator literasi sains
LANJUTAN…

Pada Tabel 2 harga lebih besar dari r tabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa literasi sains instrumen evaluasi berdasarkan diuji handal. PISA tingkat
reliabilitas instrumen rendah karena beberapa faktor, termasuk: (1) PISA item yang
sesuai dengan tema hanya 6 pertanyaan, dan itu akan dijelaskan pada keterbatasan
penelitian; (2) Kemampuan siswa tidak sama satu sama lain. Alasan ini didasarkan
pada faktor-faktor yang dikemukakan oleh Grounlund seperti dikutip Arifin (2009)
bahwa panjang tes akan mempengaruhi keandalan tes.
LANJUTAN…

Pada Tabel 2 harga lebih besar dari r tabel. Dengan


demikian, dapat disimpulkan bahwa literasi sains
instrumen evaluasi berdasarkan diuji handal. PISA
tingkat reliabilitas instrumen rendah karena beberapa
faktor, termasuk: (1) PISA item yang sesuai dengan
tema hanya 6 pertanyaan, dan itu akan dijelaskan pada
keterbatasan penelitian; (2) Kemampuan siswa tidak
sama satu sama lain. Alasan ini didasarkan pada
faktor-faktor yang dikemukakan oleh Grounlund seperti
dikutip Arifin (2009) bahwa panjang tes akan
mempengaruhi keandalan tes.
LANJUTAN…

Proporsi Kategori Instrumen Evaluasi Literasi Sains


PROFIL KETERAMPILAN LITERASI ILMIAH MAHASISWA

 Hasil analisis tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi kategori
pengembangan A sama dengan 29,88%, sebesar 38,13% dari kategori B, kategori C 49,03%, dan
28,61% untuk kompetensi penguasaan Penguasaan Kategori D.
 Keterampilan literasi sains siswa juga dapat dilihat dari penguasaan masalah literasi sains PISA.
Penguasaan kategori A kategori literasi sains hanya sebesar 32,15% dan tidak jauh berbeda
dengan penguasaan kategori B, yang hanya mencapai 32,5%.
CONLUSION / KESIMPULAN

 Instrumen evaluasi dikembangkan memenuhi validitas isi, membangun, dan keselarasan dengan
kriteria valid, sangat valid, dan valid. Reliabilitas instrumen dari 0,59 dalam uji awal dan 0,72
pada akhir persidangan. Tingkat Proporsi kesulitan diperoleh dengan instrumen evaluasi telah
memenuhi 13% rasio item mudah, sekitar 67% sedang, dan 20% tentang sulit. kekuatan
diskriminasi dikombinasikan dengan tingkat kesulitan yang digunakan untuk menentukan
kualitas item yang digunakan. Kategori perbandingan A: B: C: D, masing-masing adalah 7: 2: 3: 3.
Secara umum, profil keterampilan literasi siswa rendah yang ditunjukkan dengan persentase
penguasaan literasi sains ada di bawah 50% untuk setiap kategori
HAL-HAL YANG DAPAT DIAMBIL

 Teori pendukung yang relevan


 Teknik pengembangan instrumen Literasi Sains
 Teknik penyajian instrumen Literasi Sains
 Hasil penelitian sebagai data pendukung
JURNAL 5
LITERASI SAINS DI ERA DIGITAL : ALAT, LINGKUNGAN, DAN SUMBER UNTUK INKUIRI TERBIMBING

Introduction / Latar Belakang


 Literasi sains dianggap sebagai kompetensi kunci untuk inklusi sosial dan serta partisipasi aktif
untuk dunia yang lebih baik (Uni Eropa, 2013; UNESCO, 1993).
 The Royal Society (1985: 9) menyoroti literasi sains sebagai “elemen utama dalam mempromosikan
kemakmuran nasional, dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan publik dan swasta
dan dalam memperkaya kehidupan individu”.
 Karena kemajuan teknologi dan ilmiah yang cepat serta daerah berkembang ilmu komunikasi,
makna literasi sains telah menjadi lebih relevan untuk badan-badan pemerintah dan organisasi
non-pemerintah. Saat ini, literasi sains telah ditafsirkan tidak hanya sebagai kemampuan untuk
membaca dan memahami artikel-ilmu yang berhubungan tetapi juga kemampuan untuk
memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah untuk kehidupan sehari-hari.
LANJUTAN …

Purpose / Tujuan
 Tujuan dari penelitian ini juga untuk menggambarkan aplikasi komputer, perangkat lunak dan
lingkungan yang dirancang untuk mendukung proses penyelidikan kolaboratif belajar untuk
mempromosikan Ilmiah Literasi

Methods / Metode Penelitian


 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian R&D (pengembangan).
 Media belajar yang digunakan merupakan media belajar berbasis IT
 Subjek penelitiannya adalah Siswa - Mahasiswa
DATA ANALYSIS / ANALISIS DATA

 Proyek ini berfokus pada pembelajaran berbasis inkuiri secara teori, dan didukung dengan media
pembelajaran IT yang mendukung pendekatan inkuiri secara personal sehingga dapat mendukung
pembelajaran inkuiri pada 4 tingkatannya, yaitu :
1. Inkuiri
2. Inkuiri Terstruktur
3. Inkuiri Terbimbing
4. Inkuiri Terbuka
CONLUSION / KESIMPULAN

 Beberapa pendekatan inovatif melalui teknologi digital telah muncul dalam pendidikan formal
untuk mendukung siswa belajar tentang ilmu pengetahuan dengan bertindak sebagai ilmuwan
terbuka kolaboratif. Berdasarkan lingkungan belajar virtual untuk skenario non-formal atau
informal, peluang baru juga telah terlibat peserta didik, pendidik dan peneliti untuk berinteraksi
melalui jejaring sosial atau praktek masyarakat.
 Pendekatan baru berdasarkan inkuiri terbimbing mungkin menjadi strategi yang berguna untuk
belajar tentang bagaimana ilmu pengetahuan dikembangkan daripada berfokus hanya pada
belajar fakta-fakta ilmiah.
 Pendidikan formal memiliki tantangan untuk membekali siswa dengan ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sikap untuk mengembangkan literasi sains yang mendasari isu-isu penting dan
paling sering. skenario yang berbeda mungkin memperkaya motivasi dan pemahaman peserta
didik melalui perangkat lunak, perangkat mobile, dan berbeda.
HAL-HAL YANG DAPAT DIAMBIL

 Media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran inkuiri terbimbing


 Media pembelajaran berbasis IT yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi
sains siswa
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai