Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 7 KOTA TERNATE PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA KONSEP


GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Sani S. Sain[1], Dr. Hj. Mardia Hi. Rahman, M.Pd[2] dan Dr. Rahim Achmad,
S.Si., M.Si[3]

[1]
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
[2] [3]
Dosen Program Studi Pendidikan Fisika

Program studi pendidikan fisika, jurusan pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universiitas Khairun,


Ternate

Jl. Bandara Babulla Kampus I Universitas Khairun, Akehuda


Ternate Utara

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa kelas
VIII SMP Negeri 7 Kota Ternate pada pokok bahasan getaran dan gelombang. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan instrumen tes. Adapun teknik
analisis data yang digunakan yaitu teknik penilaian. Berdasarkan data penelitian kemampuan
literasi sains, diperoleh bahwa siswa sebanyak 10 orang dari 24 siswa memperoleh nilai yang
sangat tinggi, 11 orang dari 24 siswa memperoleh nilai tinggi, dan 3 orang dari 24 siswa
memperoleh nilai sedang. Sedangkan analisis data per aspek diperoleh bahwa untuk aspek
kompetensi sebesar 68% (cukup), aspek konteks sebesar 80% (baik), dan aspek konten sebesar
70% (cukup)

Kata kunci : Kemampuan literasi sains


PENDAHULUAN siswa dapat berpengaruh buruk terhadp
kualitas pendidikan. Kemampuan literasi
Berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 siswa dapat ditingkatkan memalui proses
pada pembelajaran fisika siswa dituntut belajar mengajar disekolah dengan
memiliki kompetensi pengetahuan, sikap, menggunakan model pembelajaran yang
dan keterampilan. Fisika bukan hanya efektif (Alkatiri N,dkk 2019 : 33)
kumpulan penguasaan pengetahuan yang Penelitian yang dilaksanakan oleh
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau programme for Internasional Student
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan Asessment (PISA) tahun 2012, kemampuan
suatu proses penemuan dan pemecahan literasi sains pesarta didik di Indonesia
masalah. Fisika sebagai proses yang mendapatkan peringkat ke 64 dari 65
penyelidikan, meliputi cara berpikir, sikap, negara peserta ( OECD, 2013). Tahun 2015
dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk literasi sains peserta didik Indonesian
memperoleh produk-produk ilmu berada mendapatkan peringkat 62 dari 70
pengetahuan ilmiah, misalnya observasi negara peserta (OECD,2018). Hasil survey
pengetahuan, merumuskan dan menguji terakhir yaitu pada tahun 2018 literasi sains
hipotesis, mengumpulkan data, peserta didik indonesia berada pada
bereksperimen dan prediksi. Fisika peringkat 70 dari 78 negara peserta (OECD,
diharapkan menjadi wadah bagi siswa 2019). Berdasarkan data tersebut
untuk mempelajari diri sendiri, alam menunjukan bahwa kemampuan literasi
sekitar, serta pemecahan masalah sains siswa di Indonesia dari berbagai tahun
kehidupan sehari-hari. Semua itu akan masih rendah dibandingkan kemampuan
terasa lebih mudah jika dalam pembelajaran literasi sains negara lain didunia. Hal ini
fisika dikaitkan dengan lingkungan sekitar dikarenakan siswa di Indonesia belum
siswa (Putri N.W. dkk,2020 :185) menerapkan konsep IPA dalam
Literasi sains merupakan pengetahuan kehidupannya sehari-hari (Millenia S.H dkk
dan pemahaman tentang konsep ilmiah dan 2022 : 1052)
proses yang diperlukan bagi seseorang Berdasarkan hal tersebut maka perlu
untuk menemukan atau menentukan dilakukan penelitian untuk dapat
jawaban pertanyaan dari rasa ingin tahu meningkatkan kemampuan literasi sains.
tentang pengalaman sehari-hari. Literasi Salah satu alternatif solusinya adalah
saintifik berarti tindakan memahami dan dengan menerapkan model discovery
mengaplikasikannya dalam lingkungan. learning dalam pembelajaran. Pembelajaran
(Lendri A, dkk 2019 : 259) dengan model discovery learning ini dipilih
Survey yang dilakukan Political And karena pada dasarnya menjadikan peserta
Economi Risk Consultant PERC 2015 didik memiliki kemampuan untuk bertanya,
menunjukan bahwa kualitas pendidikan di mengobservasi, mengumpulkan informasi,
Maluku utara berada pada urutan ke 29 dari mengolah informasi dan menarik
33 provinsi data tersebut menunjukan kesimpulan. (Sutrisna N. 2021 : 86)
belum baik pendidikan di Maluku utara. Discovery learning adalah model
Rendahnya pendidikan di Maluku utara pembelajaran yang bias digunakan untuk
tersebut juga dipengaruhi oleh berbagai melatihkan dan mengembangkan cara
faktor, baik faktor internal maupun belajar peserta didik yang aktif. Discovery
eksternal. Salah satu faktor yang learning menuntut peran aktif peserta didik
menyebabkan rendahnya mutu pendidikan untuk berpartisipasi secara langsung dalam
adalah literasi membaca. Rendahnya literasi menemukan konsep pengetahuannya.
Selain itu, peserta didik dapat berlatih terbagi dalam 11 kelas. Teknik
berpikir analitis serta mencoba untuk pengambilan sampel yang digunakan
memecahkan permasalahan yang ada. adalah teknik tes dimana hanya satu kelas
Hasil Penelitian Angraini yang dijadikan sampel. Maka yang
menunjukkan bahwa kemampuan literasi dijadikan sampel penelitian ini adalah kelas
sains peserta didik Kelas X SMA di Kota VII K dengan jumlah siswa 24 orang.
Solokmasih tergolong rendah yang
disebabkan oleh materi yang diujikan TEKNIK ANALISIS DATA
belum pernah dipelajari,peserta didik tidak Data yang diperoleh dari hasil tes
terbiasa mengerjakan soal yang yang sudah diberi skor kemudian
menggunakan wacana, dan proses menghitung kemampuan literai sains siswa
pembelajaran yang kurang mendukung dengan menggunakan rumus:
peserta didik dalam mengembangkan Skor yang diperoleh
N= x100
kemampuan literasi sains. Hal yang sama skor maksimal
juga diungkapkan oleh Rizkita bahwa
kemampuan literasi sains peserta didik Keterangan: N = Nilai akhir
SMA Kota Malang masih rendah. Nilai capaian literasi sains yang
Rendahnya kemampuan literasi sains ini diperoleh kemudian dikonverensikan
disebabkan karena proses pembelajaran kedalam bentuk nilai berdasarkan kriteria
yang belum melibatkan proses sains. Selain yang disajikan pada tabel berikut:
itu, hasil penelitian Diana menyimpulkan
bahwa kemampuan literasi sains peserta Tabel 3.4 cepaian literasi sains
didik Kelas X SMA di Kota Bandung masih Kriteria Interval
tergolong rendah yang disebabkan oleh Sangat Tinggi 80-100
perbedaan target pembelajaran yang Tinggi 66-79
diterapkan di sekolah dengan tuntutan PISA Sedang 56-65
(Sutrisna N 2021 :84) Rendah 40-55
Berdasarkan permasalahan diatas, Sangat Rendah 0-39
maka peneliti melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Kemampuan Literasi Sains
Siswa SMP Kelas VIII Pada Pembelajaran Teknik analisis data yang dilakukan untuk
IPA Fisika Konsep Getaran dan Gelombang mengetahui banyaknya persentase
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran kemunculan kategori literasi sains yaitu
Diacovery Learning” menjumlahkan indikator literasi sains
dalam setiap kategori yang muncul. Selain
JENIS DESAIN PENELITIAN itu, membahas hasil data yang diperoleh
Jenis penelitian yang digunakan yaitu dan penarikan kesimpulan.
deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif Persentase kategori literasi sains =
berarti peneliti menganalisa data yang
dikumpulkan dapat berupa kata-kata, ( jumlah indikator per kategori
jumlah indikator total kategori)x 100%
gambar dan bukan angka-angka. Data
tersebut berasal dari naskah wawancara, Tabel 3.5 Persen Kemampuan Literasi
catatan lapangan, foto, dan video. Sains
Populasi dalam penelitian ini yaitu Tingkat Nilai Kategori
seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 7 Kota penguasaan huruf
Ternate yang berjumlah 200 siswa yang
86-100% A Sangat sains skor skor (%) lif
baik ik
pero maksi asi
76-85% B Baik leh mal

60-75% C Cukup Aspek 343 504 68% Cukup

55-59% D Kurang Kompe


tensi
≤54% E Sangat
kurang Aspek 173 216 80% Baik

(Wibowo A, 2021) kontek


s
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek 84 120 70% Cukup
Hasil analisis penelitian yang
diperoleh yaitu seperti tabel berikut ini, Konten
menunjukan nilai kemampuan literasi sains
siswa dengan kriteria yang berbeda
Berdasarkan tabel diatas dapat
Tabel 4.2 Capaian Literasi Sains diketahui persentase kualitatif kemampuan
Siswa literasi sains siswa untuk indikator
menggunakan aspek kompetensi sebesar
No Kriteria Jumlah Nilai 68% (cukup), indikator aspek konteks
Siswa sebesar 80% (baik), dan aspek konten
sebesar 70% (cukup).
1 Sangat 10 80-100
tinggi 1. Aspek kompetensi
2 Tinggi 11 66-79

3 Sedang 3 56-65

4 Rendah 0 40-55

5 Sangat 0 0-39
rendah

Jumlah 24
Berdasarkan gambar diatas terdapat
siswa yang belum bisa memecahkan
masalah dalam hal menentukan
Hasil analisis kemampuan literasi penyelesaian soal apa yang hendak dicari,
sains siswa per indikator ditujukan dalam ini berarti pemahaman siswa dalam aspek
tabel berikut. kompetensi dalam indikator menjelaskan
Tabel 4.3 Persen kemampuan fenomena secara alamiah yang menunjukan
literasi sains kemampuan siswa dalam menerapkan
K kemampuan sains yang telah mereka
Aspek Jum Juml Perse
literasi lah ah ntase ua pahami dalam memecahkan soal literasi
sains masih terbilang cukup rendah, dan pengetahuan yang mereka miliki dalam
adanya tuntutan terselesaikannya konteks yang relevan dengan kehidupan
materioleh guru sesuai terget sehari-hari
kurikulummemaksa siswa harus memahami
konsep-konsep IPA yang mungkin belum KESIMPULAN DAN SARAN
sepenuhnya dipahami oleh siswa. akibatnya
Berdasarkan data yang diperoleh dari
pada presentase aspek kompetensi ini hanya
hasil analisis data dengan dan pembahasan
sebesar 68% dengan kategori cukup.
mengenai kemampuan literasi sains siswa,
2. Aspek Konteks maka dapat disimpulkan, bahwa siswa
sebanyak 10 orang dari 24 siswa
memperoleh nilai yang sangat tinggi, 11,
orang dari 24 siswa memperoleh nilai
tinggi, 3 oarang dari 24 memperoleh nilai
sedang.
Analisis data kemampuan literasi
sains siswa per aspek diperoleh , bahwa
pada aspek kompetensi
mengrepresentasikan konsep sebesar 68%
(cukup), aspek konteks
Pada gambar diatas kita dapat melihat mengrepresentasikan sebesar 80% (baik),
bahwa siswa dapat menjawab soal karena dan aspek konten sebesar 70% (cukup)
soal tersebut erat kaitannya dengan hal-hal
yang sering dijumpai siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga presentasi DAFTAR PUSTAKA
pada aspek konteks ini dikategorikan baik.
Alkatiri N, Herullah A, Tolangara A.R.
3.Aspek Konten (2019). Literasi Dalam Belajaran
Biologi Dengan Model
Pembelajaran Pemberdayaan
Berpikir Melalui Pertanyaan (Pbmp)
Dipadu Think Paire Share (Tps).
Edukasi - Jurnal Pendidikan, 32 -
43.

Annisa Lendri, Asrizal (2019). Pengaruh


Berdasarkan gambar diatas, siswa Bahan Belajar Fisika Bermuatan
belum bisa memahami konsep-konsep dasar Literasi Sainstifik Dan Hots Dalam
dari sains dan mengaitkannya dengan Model Pembelajaran Penemuan
fenomena alam yang disajikan pada soal, Materi Fluida Terhadap Hasil
salah satunya menentukan fenomena alam Belajar Siswa Kelas Xi Sma N
tentang jenis gelombang yang terbentuk
10padang. Pillar Of Physics
pada permukaan air. Cukupnya capaian
literasi sains siswa pada aspek konten Education, 257 - 263.
menunjukan bahwa siswa belum
sepenuhnya mampu menerapkan
Millenia S.H, Sunarti T (2022) Analisis
Riset Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Berbasis Literasi Sains Dalam
Pembelajaran Fisika.Edukatif Jurnal
Ilmu Pendidikan, 1052-1064

Nana Sutrisna. (2021). Analisis


Kemampuan Literasi Sains Peserta
Didik Sma Di Kota Sungai Penuh.
2683 - 2692.

Wibowo A (2021) Analisis Literasi Sains


Siswa Sekolah Dasar Pada Kasus
Pandemi Covid-19. Jurnal
Educatio, 515-519

Anda mungkin juga menyukai