Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis profil kompetensi sains siswa dalam pembelajaran literasi
sains berpendekatan inkuiri saintifik. Penelitian ini merupakan penelitian experiment dengan desain pretest-
posttest control group. Sampel penelitian ini sebanyak 86 orang dari 2 kelas masing-masing di SMPN 1
Lilirilau dan MTs DDI Pattojo Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi selatan. Hasil analisis penelitian
menunjukkan bahwa kompentensi sains berdasarkan aspek PISA yaitu aspek penjelasan fenomena ilmiah
mendapatkan rata-rata persentase tertinggi sebesar 81% dibandingkan kedua aspek lainnya yaitu identifikasi
isu sains dengan rata-rata persentase sebesar 76% dan penggunaan fakta-fakta sains sebesar 71%. Sedangkan
hasil analisis kompetensi sains berdasarkan aspek literasi sains, di antara keempat aspek, aspek batang
tubung pengetahuan memperoleh rata-rata persentase tertinggi sebesar 80% dibandingkan ketiga aspek
lainnya yaitu aspek cara menyelidiki sebesar 79%, cara berpikir sebesar 76%, dan interaksi antara SETS
sebesar 78%.
Kata Kunci:Literasi Sains, Inkuiri Saintifik, Kompetensi Sains
Abstract
The study aims to analyze the students’ competency profile in science literacy learning with scientific inquiry approach.
This research is an experiment pretest-posttest control group design with 86 samples from 2 classes each at SMPN 1
Lilirilau and MTs DDI Pattojo Soppeng Regency South Celebes Province. The result of the research analysis shows that
scientific competence based on the PISA aspect is the explaining phenomena scientifically getting the highest average
percentage of 81% compared to the other two aspects that are the identifying scientific issues with the percentage of 76%
and using scientific evidence equal to 71%. While the result of science competence analysis based on the science literacy
aspect, among the four aspects, the body of knowledge aspect obtained the highest average percentage of 80% Compared to
the other three aspects, namely the way of investigating by 79%, Way of thinking of 76%, And the interaction between
SETS by 78%.
Keywords:Scientific Inquiry, Scientific Literacy, Science Competence
Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 3 (1), April 2018-(2)
Fajri Basam, Ani Rusilowati, Saiful Ridlo
Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 3 (1), April 2018-(3)
Fajri Basam, Ani Rusilowati, Saiful Ridlo
Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 3 (1), April 2018-(4)
Fajri Basam, Ani Rusilowati, Saiful Ridlo
Pada Tabel 3. diperoleh informasi bahwa pada hasil post-test. Dapat dilihat bahwa rata-
persentase rata-rata kompetensi sains siswa rata aspek tertinggi kompetensi sains siswa
berdasarkan aspek PISA pada aspek berdasarkan aspek PISA adalah aspek
identifikasi isu sains hasil pre-test sebesar 33% penjelasan fenomena ilmiah sedangkan rata-
sedangkan hasil post-test sebesar 76%, terjadi rata terendah dari ketiga aspek adalah pada
peningkatan sebesar 43%. Pada aspek aspek penggunaan fakta-fakta sains.
penjelasan fenomena ilmiah hasil pre-test 34%
sedangkan hasil post-test mengalami Profil Kompetensi Sains Siswa Berdasarkan
peningkatan sebesar 47% menjadi 81%, dan Aspek Literasi Sains
pada aspek penggunaan fakta-fakta sains hasil Analisis profil kompetensi sains siswa
pre-test sebesar 30% sedangkan hasil post-test berdasarkan aspek literasi sains sebelum (pre-
mengalami peningkatan sebesar 41% menjadi test) dan setelah (post-test) yang diajarkan
71%. Secara keseluruhan rata-rata kompetensi dengan pembelajaran literasi sains
sains siswa mengalami peningkatan sebesar berpendekatan inkuiri sainsifik ditunjukkan
44% dari hasil pre-test sebesar32% menjadi 76% pada Tabel 4.
Tabel. 4.
Profil Kompetensi Sains Siswa berdasarkan Aspek Literasi Sains
Persentase (%)
Aspek SMPN 1 Lilirilau MTs DDI Pattojo
Rata-rata
Kompetensi Kelas VII.2 Kelas VII.6 Kelas VII.A Kelas VII.E
Sains Pre- Post- Pre- Post- Pre- Post- Pre- Post- Pre- Post-
test test test test test test test test test test
Batang Tubuh
37 86 32 69 39 87 28 78 34 80
Pengetahuan
Cara
30 78 37 69 47 86 31 81 36 79
Menyelidiki
Cara Berpikir 24 76 28 57 27 72 26 65 26 76
Interaksi
37 86 34 65 48 83 27 78 37 78
antara SETS
Rata-rata 32 82 33 67 40 82 28 76 33 77
Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 3 (1), April 2018-(5)
Fajri Basam, Ani Rusilowati, Saiful Ridlo
sains sebagai bentuk tertentu dari usaha keras untuk dikembangkan agar siswa dapat terbiasa
manusia (National Research Council, 2000). dengan pemecahan masalah berdasarkan
Produk pengetahuan, keterampilan proses literasi sains. Dengan demikian penggunaan
ilmiah, dan sikap ilmiah haruslah diajarkan perangkat pembelajaran berbasis literasi sains
dalam pembelajaran IPA. dapat menjadikan literasi sains tertanam di
Pada dasarnya pembelajaran IPA sangat dalam diri siswa.
erat dengan cara penyelidikan atau mencari
tahu alam secara sistematis, sehingga SIMPULAN
pengetahuan sains bukanlah hanya berupa Profil literasi sains siswa berdasarkan
produk pengetahuan saja, akan tetapi aspek PISA terlihat masih dominan pada aspek
merupakan proses penjelajahan tentang alam penjelasan fenomena ilmiah, hal tersebut tidak
yang menghasilkan suatu penemuan sehingga jauh berbeda dengan profil kompetensi sains
perlu lebih diorientasikan pada pengembangan siswa berdasarkan aspek literasi sains yaitu
keterampilan sains inkuiri untuk masih dominan pada aspek sains sebagai
mengembangkan kemampuan literasi sains batang tubuh pengetahuan. Dengan demikian
siswa. pembelajaran sains harus lebih dibiasakan
Kendala utama dalam pelaksanaan dilakukan secara inkuiri saintifik (scientific
pembelajaran dengan inkuiri adalah inqury) agar kemampuan siswa secara
kemampuan pendidik, bahan penyelidikan konseptual tidak lebih dominan dibandingkan
yang tidak efektif, jumlah siswa yang terlalu keterampilan proses ilmiah, dan sikap ilmiah
banyak dan tuntutan materi pembelajaran yang akan tetapi dapat seimbang, sehingga hakikat
terlalu banyak (Cheung, 2008). Pembelajaran pendidikan sains mampu terpenuhi.
dengan inkuiri yang dianggap terlalu sulit Penggunaan perangkat pembelajaran
untuk dilaksanakan sehingga tidak dilakukan berbasis literasi sains juga sangatlah penting
penyelidikan sama sekali dalam pembelajaran untuk menjadi stimulus dalam meningkatkan
(Brown, et al., 2006). Dampak dari kompetensi sains siswa. Melalui perangkat
pembelajaran yang kurang berbasis inkuiri pembelajaran berbasis literasi sains, siswa
investigasi menjadikan siswa cenderung menjadi terbiasa menggunakan
menghafal fakta-fakta sains sehingga pengetahuannya untuk kepentingan kehidupan
menyebabkan rendahnya kemampuan literasi sehari-hari.
sains siswa. Maka dari itu perlu adanya inovasi
untuk melaksanakan pembelajaran berbasis DAFTAR PUSTAKA
inkuiri dengan alat dan bahan yang sederhana Alam, D. P., Utari, S., & Karim, S.
sehingga menjadi motivasi bagi guru agar hal (2015). “Rekonstruksi Rancangan
tersebut tidak lagi menjadi alasan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Selain proses pembelajaran, perangkat- Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi
Sains Peserta didik SMP Kelas VII pada
perangkat pembelajaran yang digunakan,
Topik Gerak Lurus”. Prosiding.
harusnya mengarah kepada pengembangan Simposium Nasional Inovasi dan
kemampuan literasi sains. Bahan ajar sains Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015).
dengan kategori literasi sains yang seimbang, Universitas Pendidikan Indonesia 8 dan
cocok untuk digunakan dalam pembelajaran 9 Juni 2015.
literasi sains (Rusilowati, et al., 2015). Buku Archer-Bradshaw, R. E. (2014). “Demystifying
Scientific Literacy: Charting the Path for
ajar berbasis literasi sains juga efektif menjadi
the 21st Century”. Journal of Educational
stimulan dalam meningkatkan literasi sains and Social Research, 4(3): 165-172.
siswa (Rusilowati, et al., 2016a). Lanjut Brown, P. L., Abell, S. K., Demir, A., &
Rusilowati (2016b), mengungkapkan Schmidt, F. J. (2006). “College Science
instrumen evaluasi berbasis literasi sains perlu Teachers' Views of Classroom
Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 3 (1), April 2018-(7)
Fajri Basam, Ani Rusilowati, Saiful Ridlo
Inquiry”. Science Education, 90(5): 784- OECD. (2013). PISA 2012 Assessment and
802. Analytical Framework: Mathematics,
Cheung, D. (2008). “Facilitating Chemistry Reading, Science,Problem Solving and
Teachers to Implement Inquiry-Based Financial Literacy. OECD Publishing.
Laboratory Work”. International Journal OECD. (2014). PISA 2012 Results in Focus What
of Science and Mathematics Education, 6 15-Year-Olds Know and What They Can Do
(1): 107-130. with What They Know. OECD
Duschl, R. A., Schweingruber, H. A., & Publishing.
Shouse, A. W. (Eds.). (2007). Taking Permanasari, A. (2010). “Membangun
Science to School: Learning and Teaching Keterkaitan antara Mengajar dan Belajar
Science in Grades K-8. National Pendidikan Sains SMP untuk
Academies. Meningkatkan Science Literacy Peserta
Kemendikbud. (2016). Permendikbud Nomor 22 didik” dalam Hidayat, T., Kaniawati, I.,
Tahun 2016 Tentang Standar Proses. Suwarna, R. I., Setiabudi, A., &
Jakarta: Menteri Pendidikan dan Suhendra, Teori, Paradigma, Prinsip dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam
Kemendikbud. (2014). Permendikbud Nomor 58 konteks Indonesia. Bandung: JICA-
Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 FMIPA UPI.
Sekolah MenengahPertama/ Madrasah Rusilowati, A., Sunyoto, E. N., & Mulyani, S.
tsanawiyah. Jakarta: Menteri Pendidikan E. S. (2015). Developing of Science
dan Kebudayaan Republik Indonesia. Textbook Based on Scientific Literacy
Liu, X. (2009). “Beyond Science Literacy: for Seventh Grade of Secondary School.
Science and the Public”. International International Conference on Mathematics,
Journal of Environmental and Science Science, and Education (ICMSE) (Vol. 2,
Education, 4(3): 301-311. No. 1).
National Research Council. (2000). Inquiry and http://icmseunnes.com/2015/wp-
the national science education standards: A content/uploads/2016/03/89_SE.pdf
guide for teaching and learning. National (diunduh 17 Desember 2016).
Academies Press. Rusilowati, A., Nugroho, S. E., & Susilowati,
Mahardika, E. A. S., Suwono, H., & S. M. (2016a). Development of Science
Indriwati, S. E. (2016). Eksplorasi Textbook Based On Scientific Literacy
Kemampuan Awal Literasi Biologi For Secondary School. Jurnal Pendidikan
Peserta didik Kelas X SMAN 7 Fisika Indonesia, 12(2): 98-105.
Malang.Prosiding. Seminar Nasional Rusilowati, A., Kurniawati, L., Nugroho, S.
Pendidikan Biologi dan SAINSTEK E., & Widiyatmoko, A. (2016b).
(SNPBS 2016). Universitas “Developing an Instrument of Scientific
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta, Literacy Assessment on the Cycle
21 Mei 2016. Theme”. International Journal of
Maturradiyah, N., & Rusilowati, A. (2015). Environmental and Science
“Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas Education, 11(12): 5718-5727.
XII di Kabupaten Pati Berdasarkan Rusilowati, A & Basam, F. (2017). “The
Muatan Literasi Sains”. Unnes Physics Profile of Scientific Literacy Skills Junior
Education Journal, 4(1). High School Students in Soppeng South
OECD. (2003). Literacy Skills for the World of Celebes”. Proceedings. The 3rd
Tomorrow: Further Results From PISA International Seminar on Educational
2000. OECD Publishing. Tecnology 2017 (ISET 2017).
OECD. (2004). Learning for Tomorrow’s World Pascasarjana Universitas Negeri
First Results from PISA 2003. OECD Semarang. Semarang, 24 Mei 2017.
Publishing. Rustaman,N. Y. (2010). “Pengembangan
OECD. (2007). PISA 2006 Science Competencies Pembelajaran Sains Berbasis
for Tomorrow’s World (Volume 1: Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah”
Analysis).OECD Publishing. dalam Hidayat, T., Kaniawati, I.,
OECD. (2010). PISA 2009 Results: Executive Suwarna, R. I., Setiabudi, A., &
Summary”. OECD Publishing. Suhendra, Teori, Paradigma, Prinsip dan
Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 3 (1), April 2018-(8)
Fajri Basam, Ani Rusilowati, Saiful Ridlo
Copyright ©2018, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)