Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil kemampuan literasi sains siswa yang memperoleh
pembelajaran proyek berbantuan modul bila dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
ceramah disertai percobaan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA di Pontianak. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data kemampuan literasi sains dilakukan dengan
menggunakan instrumen tes yang telah divalidasi ahli dan diuji reliabilitasnya. Rata-rata kemampuan
literasi sains siswa yang memperoleh pembelajaran proyek pada penelitian ini adalah 433, sedangkan rata-
rata kemampuan literasi sains siswa yang memperoleh pembelajaran ceramah disertai percobaan adalah
263. Profil kemampuan literasi sains siswa menunjukkan bahwa pembelajaran proyek berbantuan modul
lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan literasi sains siswa dibandingkan pembelajaran ceramah
disertai percobaan. Kemampuan menjelaskan fenomena ilmiah pada kedua kelompok siswa dalam
penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dua kompetensi literasi sains lainnya yaitu kemampuan
mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah serta kemampuan menafsirkan data dan bukti ilmiah.
Kata Kunci: Literasi sains, Pembelajaran berbasis proyek.
Abstract
This study aims to describe the ability of students' science literacy capability that obtains module-assisted project learning
when compared with students who received learning lectures accompanied by experiments. The subject of this research is
the students of grade XI IPA SMA in Pontianak. This research uses a descriptive method. The science literacy skill data
collected by using test instrument which has been validated by experts and tested its reliability. The average science
literacy ability of students who received project learning in this study was 433, whereas the average literacy ability of the
students who received the lecture learning along with the experiment was 263. The students' literacy skill profile showed
that the learning of the module-assisted project better influenced the ability student science literacy compared to lecture
learning with experiment. Capacity to explain scientific phenomena in the two groups of students in this study is higher
than the other two science literacy competencies namely the ability to evaluate and design scientific inquiry and capacity
to interpret data and scientific evidence.
Keywords: Scientific Literacy, Project based learning.
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (115)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (116)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati
Interval Predikat
30 – 39 Gagal
40 - 55 Kurang
56 - 65 Cukup
66 – 79 Baik
80 - 100 Baik sekali
(Arikunto, 2013)
HASIL memperoleh pembelajaran proyek berbantuan
Hasil analisis nilai tes kemampuan modul bermuatan literasi sains adalah 433,
literasi sains menunjukkan bahwa rata-rata sedangkan siswa yang memperoleh
kemampuan literasi sains siswa yang pembelajaran ceramah disertai percobaan dan
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (117)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati
Keterangan : (1) menjelaskan fenomena ilmiah; (2) mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah; (3)
menafsirkan data dan bukti ilmiah.
Gambar 1. Perbandingan Kemampuan Siswa Kelas A dan B pada Setiap Kompetensi Literasi
Sains
Perbandingan kemampuan menjelaskan kelas B yang memperoleh pembelajaran
fenomena ilmiah antara siswa kelas A yang ceramah disertai percobaan dan menggunakan
memperoleh pembelajaran proyek berbantuan bahan ajar yang biasa digunakan di sekolah
modul bermuatan literasi sains dengan siswa disajikan pada Gambar 2.
80
Persetase Ketercapaian Indikator
70
60
Kelas A (Pembelajaran
50 proyek, Modul)
40
30
20 Kelas B (Pembelajaran
10 ceramah disertai
percobaan, Bahan ajar
0
wajib dari sekolah)
1 2 3 4 5
Keterangan : (1) mengingat dan menerapkan pengetahuan yang sesuai; (2) mengidentifikasi, menggunakan dan
menghasilkan model yang jelas dan representatif; (3) membuat dan membenarkan prediksi yang tepat; (4)
memberikan hipotesis yang jelas; serta (5) menjelaskan implikasi potensial dari penerapan pengetahuan
sains bagi masyarakat.
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (118)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati
70
Keterangan :(1) mengidentifikasi pertanyaan untuk selanjutnya dieksplorasi melalui penyelidikan ilmiah; (2).
membedakan pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah; (3). mengusulkan cara mengeksplorasi
pertanyaan yang diberikan secara ilmiah; (4). mengevaluasi cara mengeksplorasi pertanyaan secara ilmiah;
serta (5). menjelaskan dan mengevaluasi seperti ilmuwan memastikan keandalan dan objektivitas data.
70
Persentase Ketercapaian
60
50 Kelas A (Pembelajaran
Indikator
40 proyek, Modul)
30
20
10 Kelas B (Pembelajaran
ceramah disertai
0 percobaan, Bahan ajar
1 2 3 4 5 wajib dari sekolah)
Keterangan : (1). mentransformasi data dari satu bentuk representasi ke bentuk lain; (2). menganalisis dan menafsirkan
data serta menarik kesimpulan yang tepat; (3). mengidentifikasi asumsi, bukti dan penalaran dengan ilmu
terkait; (4). membedakan antara argumen yang didasarkan pada bukti ilmiah, teori dan pertimbangan lain;
serta (5). mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber yang berbeda
Gambar 4. Perbandingan Ketercapaian Setiap Indikator Menafsirkan Data serta Bukti Ilmiah
Siswa Kelas A dan Kelas B
PEMBAHASAN tepat. Penelitian ini bertujuan untuk
Literasi sains merupakan tujuan mendeskripsikan profil kemampuan literasi
pendidikan sains. Kemampuan literasi sains sains siswa yang memperoleh pembelajaran
siswa di Indonesia yang masih rendah, proyek berbantuan modul bermuatan literasi
diharapkan dapat ditingkatkan melalui sains bila dibandingkan dengan siswa yang
berbagai penerapan model pembelajaran yang memperoleh pembelajaran ceramah disertai
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (119)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati
percobaan dan menggunakan bahan ajar yang Hasil analisis kemampuan literasi sains
biasa digunakan di sekolah. kedua kelas pada penelitian ini menunjukkan
Hasil analisis tes kemampuan literasi bahwa rata-rata kemampuan literasi sains
sains menunjukkan bahwa siswa kelas A yang siswa yang memperoleh pembelajaran proyek
memperoleh pembelajaran proyek berbantuan berbantuan modul bermuatan literasi sains dan
modul bermuatan literasi sains memiliki siswa yang memperoleh pembelajaran ceramah
kemampuan literasi yang lebih tinggi disertai percobaan menggunakan bahan ajar
dibandingkan siswa kelas B yang meperoleh yang biasa diterapkan di sekolah masih
pembelajaran ceramah disertai percobaan dan rendah. Hasil penelitian ini sesuai hasil studi
menggunakan bahan ajar yang biasa Tjalla (2008) terhadap hasil penilaian PISA
digunakan di sekolah. Perbedaan kemampuan siswa di Indonesia pada tahun 2006 yang
literasi ini dapat disebabkan karena siswa kelas menunjukkan bahwa sebanyak 20,3 % siswa
A menggunakan bahan ajar yang bermuatan berada pada level 1 dengan skor di bawah 334
literasi sains sehingga kemampuan literasi dan 41,3 % berada pada level 1 dengan skor
sainsnya dapat berkembang lebih baik antara 334,94 sampai 409,54. Hasil penilaian
dibandingkan siswa kelas B yang tidak PISA 2012 juga menunjukkan bahwa sebanyak
menggunakan modul bermuatan literasi sains. 31 % siswa di Indonesia memperoleh skor
Hal ini sesuai dengan pendapat Dani (2009) dibawah 334 yang berarti bahwa siswa
yang menyatakan bahwa kualitas bahan ajar tersebut belum berhasil dalam mengerjakan
yang digunakan guru berperan penting dalam soal-soal dasar dalam pengukuran PISA
memberikan pengalaman belajar yang (OECD, 2013).
bermuatan literasi sains. Kemampuan literasi sains siswa yang
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan diukur pada penelitian ini meliputi tiga
penelitian yang dilakukan oleh Budiningsih et kompetensi yaitu menjelaskan fenomena
al. (2015) dan Hidayani et al. (2016) yang ilmiah, kemampuan mengevaluasi dan
menunjukkan bahwa penggunaan bahan ajar merancang penyelidikan ilmiah serta
bermuatan literasi sains dalam proses kemampuan menafsirkan data dan bukti
pembelajaran dapat meningkatkan ilmiah. Hasil penelitian ini menunjukkan
kemampuan literasi sains siswa. Perbedaan bahwa kemampuan siswa yang memperoleh
kemampuan literasi sains kedua kelas tersebut pembelajaran proyek berbantuan modul
juga dapat disebabkan karena siswa kelas A bermuatan literasi sains dalam menafsirkan
memperoleh pembelajaran proyek yang data dan bukti ilmiah lebih rendah
melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan dibandingkan dua kompetensi literasi sains
masalah yang bersumber dari kehidupan nyata lainnya sebagaimana yang ditunjukkan pada
dan melibatkan siswa dalam penyelidikan. Gambar 1. Hasil penelitian juga menunjukkan
Keterlibatan siswa dalam kedua kegiatan ini bahwa siswa yang memperoleh pembelajaran
memungkinkan siswa mengaplikasikan konsep ceramah disertai percobaan memiliki
sainsnya dalam kehidupan nyata sehingga kemampuan mengevaluasi dan merancang
mendorong kemampuan literasi sains siswa penyelidikan ilmiah lebih rendah dibandingkan
berkembang lebih baik dibandingkan dengan dua kompetensi literasi sains
yang tidak memperoleh pembelajaran proyek. lainnya.Kemampuan literasi sains siswa kedua
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian kelompok pada penelitian ini tertinggi berada
McCright (2012) yang menunjukkan bahwa pada kemampuan menjelaskan fenomena
kemampuan literasi sains siswa dapat ilmiah. Hal ini sesuai dengan hasil studi Tjalla
ditingkatkan melalui penerapan pembelajaran (2008) yang menunjukkan bahwa kompetensi
inkuiri berbasis proyek. literasi sains siswa di Indonesia tertinggi
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (120)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (121)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati
lebih baik dibandingkan dengan yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak
memperoleh pembelajaran yang biasa memperoleh pembelajaran proyek.
diterapkan di sekolah. Hal ini dapat Hasil penelitian ini menunjukkan
disebabkan karena pada pembelajaran proyek, bahwa siswa yang memperoleh pembelajaran
siswa dituntut untuk dapat menggunakan proyek berbantuan modul bermuatan literasi
pemahaman konsepnya dalam memecahkan sains telah mampu mengidentifikasi
masalah yang bersumber dari kehidupan nyata pertanyaan untuk selanjutnya dieksplorasi
sebagaimana yang disampaikan oleh melalui penyelidikan ilmiah dan cukup mampu
Halvorsen et al. (2012). Hal ini diperkuat membedakan pertanyaan yang dapat diselidiki
dengan pendapat Dewi (2015) yang secara ilmiah. Siswa yang memperoleh
menyatakan bahwa pemahaman konsep siswa pembelajaran ceramah disertai percobaan dan
dalam pembelajaran proyek ditunjukkan menggunakan bahan ajar yang biasa
melalui keterampilan dalam membuat proyek digunakan di sekolah belum mampu
kreatif. mengidentifikasi pertanyaan untuk selanjutnya
Kemampuan siswa dalam dieksplorasi melalui penyelidikan ilmiah dan
mengevaluasi dan merancang penyelidikan membedakan pertanyaan yang dapat diselidiki
ilmiah pada penelitian ini diukur berdasarkan secara ilmiah. Hasil penelitian ini juga
lima indikator. Ketercapaian kompetensi menunjukkan bahwa kedua kelompok siswa
mengevaluasi dan merancang penyelidikan pada penelitian ini belum mampu
ilmiah kedua kelas cukup tinggi pada indikator mengusulkan cara mengeksplorasi pertanyaan
(1) dan (2) dibandingkan indikator (3), (4) dan yang diberikan secara ilmiah, mengevaluasi
(5) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3. cara mengeksplorasi pertanyaan secara ilmiah,
Gambar 3 menunjukkan bahwa ketercapaian menjelaskan serta mengevaluasi seperti
kemampuan siswa yang memperoleh ilmuwan memastikan keandalan dan
pembelajaran proyek berbantuan modul objektivitas data.
bermuatan literasi sains dalam mengevaluasi Kemampuan tertinggi yang dimiliki
dan merancang penyelidikan ilmiah lebih oleh siswa yang memperoleh pembelajaran
tinggi daripada siswa yang tidak memperoleh proyek berbantuan modul bermuatan literasi
pembelajaran proyek. Hal ini sesuai dengan sains dalam mengevaluasi dan merancang
pendapat Aiedah & Lee (2012) yang penyelidikan ilmiah adalah mengidentifikasi
menyatakan bahwa pembelajaran proyek pertanyaan untuk selanjutnya dieksplorasi
mendorong siswa dalam melakukan melalui penyelidikan ilmiah. Hal ini dapat
investigasi konstruktif yang melibatkan disebabkan karena siswa yang memperoleh
perencanaan, pengambilan keputusan, pembelajaran proyek terbiasa dalam
pemecahan masalah dan penemuan. Menurut merancang penyelidikan sebagaimana
Uziak (2016) pembelajaran proyek mendorong pendapat Thomas (2000) yang menyatakan
siswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan bahwa pembelajaran proyek mengarahkan
penyelidikan dan pengambilan keputusan siswa untuk membangun pengetahuannya
berdasarkan pengetahuannya. Hasil penelitian melalui penemuan masalah, penyelidikan dan
ini juga didukung dengan penelitian Tasiwan pengambilan keputusan. Kemampuan siswa
(2015) yang menunjukkan bahwa siswa yang pada kedua kelompok dalam menjelaskan serta
memperoleh pembelajaran proyek memiliki mengevaluasi seperti ilmuwan memastikan
kemampuan observasi, mengukur dan keandalan dan objektivitas data masih sangat
menggunakan alat, mengontrol variabel, lemah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
memprediksi serta memformulasikan model 3.
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (122)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (123)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk Halvorsen, A.L, Duke, N.K., Brugar, K.,
melakukan modifikasi pada model Block, M., Strachan, S., Berka, M., &
pembelajaran berbasis proyek berbantuan Brown, J. (2012). Narrowing the
Achievement Gap in Second-Grade
modul ini agar lebih efektif untuk
Social Studies and Content Area
meningkatkan kemampuan siswa dalam Literacy: The Promise of a Project-Based
menafsirkan data dan bukti ilmiah. Approach. Michigan State University.
Hixson, N.K., Ravitz, J., & Whisman, A.
DAFTAR PUSTAKA (2012). Extended Professional
Aiedah, A.K., & Lee, K.C. (2012). Application Development in Project-based Learning:
of Project-Based Learning in Students’ Impacts on 21st Century Teaching and
Engagement in Malaysian Studies and Student Achievement. Charleston, WV:
English Language. Journal of West Virginia Department of Education,
Interdisciplinary Research in Education Division of Teaching and Learning,
(JIRE), 2 (1) : 37-46, ISSN 2232-0180. Office of Research.
Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Jagantara, I.M.W, Adnyana, P.B., &
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 74- Widiyanti, N.L.P.M. (2014). Pengaruh
100. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Asyhari, A., & Hartati, R. 2015. Profil (Project Based Learning) terhadap Hasil
Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya
Siswa Melalui Pembelajaran Saintifik. Belajar Siswa Sma. e-Journal Program
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al- Pascasarjana Universitas Pendidikan
BiRuNi’, 4(2): 179-191. P-ISSN: 2303- Ganesha, 4:1-13.
1832. Juntunen, M. & Aksela, M. (2013). Life-Cycle
Budiningsih, T. Y., Rusilowati, A., & Thinking in Inquiry-Based Sustainability
Marwoto, P. (2015). Pengembangan Education – Effects on Students’
Buku Ajar IPA Terpadu Berorientasi Attitudes towards Chemistry and
Literasi Sains Materi Energi dan Suhu. Environmental Literacy. CEPS Journal.
Journal of Innovative Science Education, 3(2): 157-179.
4(2). Kurnia, F., Zulherman, & Fathurohman, A.
Dani, D. (2009). Scientific Literacy and (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika SMA
Purposes for Teaching Science : A Case Kelas XI di Kecamatan Indralaya Utara
Study of Lebanese Private School Berdasarkan Kategori Literasi Sains.
Teacher. International Journal of Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika,
Enviromental & Science Education. 4 1(1):43-47,ISSN : 2355-7109.
(3): 289-299. McCright, A.M. (2012). Enhancing Students
Dewi, F. (2015). Proyek Buku Digital: Upaya Scientific and Quantitative Literacies
Peningkatan Keterampilan Abad 21 Through An Inquiry-Based Learning
Calon Guru Sekolah Dasar Melalui Project on Climate Change. Journal of
Model Pembelajaran Berbasis Proyek. the Scholarship of Teaching and
Metodik Didaktik, 9(2):1-15. Learning, 12(4):86 – 102.
Gormally, C., Peggy B., & Mary L. (2012). OECD. (2013). PISA 2015 Draft Scince
Developing a Test of Scientific Literacy Framework March 2013. www.oecd.org.
Skills (TOLS): Measuring Diakses 5 Desember 2016.
Undergraduates‘ Evaluation of Scientific OECD. (2016). PISA 2015 Results in
Information and Argumens. CBE-Life Focus.https://www.oecd.org/pisa/pisa-
Sciences Education, 11:364-377. 2015-results-in-focus.pdf. Diakses 20
Hidayani, F., Rusilowati, A., & Masturi, M. Desember 2016.
(2016). Pengembangan Bahan Ajar Rizkita, L., Suwono, H., dan Susilo, H. (2016).
Berbasis Literasi Sains Materi Fluida Analisis Kemampuan Awal Literasi
Statis. Unnes Physics Education Journal, Sains Siswa SMA Kota Malang.
5(3). Prosiding Seminar Nasional II Tahun
2016 Kerjasama Prodi Pendidikan
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (124)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati
Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)