Anda di halaman 1dari 11

Pancasakti Science Education Journal

PSEJ Volume 2 Nomor 2, Oktober 2017, (Hal. 114- 124)


http://e-journal.ups.ac.id/index.php/psej

Submitted: 8/28/2017, Accepted: 10/17/2017, Published: 10/31/2017

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa

Desi Novita Anggun Sari1, Ani Rusilowati1, Murbangun Nuswowati1


1
Program Studi Pendidikan IPA, Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Korespondensi. E-mail: signoritanoevita@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil kemampuan literasi sains siswa yang memperoleh
pembelajaran proyek berbantuan modul bila dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
ceramah disertai percobaan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA di Pontianak. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data kemampuan literasi sains dilakukan dengan
menggunakan instrumen tes yang telah divalidasi ahli dan diuji reliabilitasnya. Rata-rata kemampuan
literasi sains siswa yang memperoleh pembelajaran proyek pada penelitian ini adalah 433, sedangkan rata-
rata kemampuan literasi sains siswa yang memperoleh pembelajaran ceramah disertai percobaan adalah
263. Profil kemampuan literasi sains siswa menunjukkan bahwa pembelajaran proyek berbantuan modul
lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan literasi sains siswa dibandingkan pembelajaran ceramah
disertai percobaan. Kemampuan menjelaskan fenomena ilmiah pada kedua kelompok siswa dalam
penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dua kompetensi literasi sains lainnya yaitu kemampuan
mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah serta kemampuan menafsirkan data dan bukti ilmiah.
Kata Kunci: Literasi sains, Pembelajaran berbasis proyek.

The influence of Project Based Learning on Student’s Scientific Literacy

Abstract

This study aims to describe the ability of students' science literacy capability that obtains module-assisted project learning
when compared with students who received learning lectures accompanied by experiments. The subject of this research is
the students of grade XI IPA SMA in Pontianak. This research uses a descriptive method. The science literacy skill data
collected by using test instrument which has been validated by experts and tested its reliability. The average science
literacy ability of students who received project learning in this study was 433, whereas the average literacy ability of the
students who received the lecture learning along with the experiment was 263. The students' literacy skill profile showed
that the learning of the module-assisted project better influenced the ability student science literacy compared to lecture
learning with experiment. Capacity to explain scientific phenomena in the two groups of students in this study is higher
than the other two science literacy competencies namely the ability to evaluate and design scientific inquiry and capacity
to interpret data and scientific evidence.
Keywords: Scientific Literacy, Project based learning.

Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (115)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati

PENDAHULUAN meningkatkan kemampuan literasi sains siswa


Pendidikan sains berperan penting untuk pada materi pencemaran lingkungan.
menciptakan generasi muda yang handal dan Pembelajaran saintifik dapat merangsang
berkualitas dalam menghadapi tantangan era ketertarikan siswa kepada isu ilmiah,
globalisasi. Menurut Rusilowati (2013), meningkatkan kemampuan inkuiri ilmiah dan
beberapa negara telah menetapkan literasi mendorong rasa tanggung jawab siswa
sains sebagai tujuan pendidikan sains. terhadap lingkungan sekitarnya. Pembelajaran
Kemampuan literasi sains dapat didefinisikan berpendekatan saintifik merupakan
sebagai kemampuan individu untuk dapat pembelajaran yang diwajibkan oleh kurikulum
mengidentifikasi yang termasuk fakta sains, 2013. Salah satu model pembelajaran yang
menggunakan metode penyelidikan yang sesuai dengan pendekatan saintifik dan
sesuai untuk memperoleh bukti-bukti ilmiah diajurkan oleh kurikulum 2013 adalah
yang dibutuhkan serta kemampuan untuk pembelajaran berbasis proyek.
menganalisis dan menginterpretasikan bukti- Pembelajaran berbasis proyek
bukti tersebut sehingga dapat diperoleh merupakan salah satu jenis pembelajaran yang
kesimpulan yang berarti (Rizkita, et al., 2016; mengorganisasikan siswa untuk membangun
Gormally, 2012). pengetahuannya secara mandiri melalui
Literasi sains merupakan salah satu investigasi dan diskusi untuk memecahkan
permasalahan pendidikan di Indonesia yang masalah guna mencapai target yang telah
membutuhkan perhatian untuk segera diatasi. direncanakan (Tseng, et al., 2013; Jagantara, et
Kemampuan literasi sains siswa di Indonesia al., 2014). Hasil penelitian Juntunen & Aksela
masih rendah, hal ini dibuktikan dengan hasil (2013) menunjukkan bahwa pembelajaran life-
evaluasi oleh lembaga internasional cycle thinking project dengan pendekatan
Organization for Economic Cooperation and inkuiri menggunakan isu lingkungan dan sosial
Development (OECD) melalui Programme for terkait kehidupan sehari-hari dapat
International Student Assessment (PISA) meningkatkan sikap positif mahasiswa
untuk anak usia 15 tahun. Kemampuan literasi terhadap kimia dan literasi lingkungan.
sains siswa di Indonesia berdasarkan penilaian Perkembangan kemampuan literasi sains
PISA selalu berada pada peringkat rendah. siswa tidak hanya dipengaruhi oleh model
Pengukuran PISA terakhir yaitu pada tahun pembelajaran, namun juga bahan ajar. Hal ini
2015 menunjukkan bahwa Indonesia berada sesuai dengan hasil penelitian Rusilowati
pada urutan 62 dari 70 negara (OECD, 2016). (2016) dan Safitri et al. (2015) yang
Rendahnya kemampuan literasi sains menunjukkan bahwa penggunaan bahan ajar
siswa di Indonesia dapat dipengaruhi beberapa bermuatan literasi sains dapat meningkatkan
faktor, diantaranya adalah model kemampuan literasi sains. Namun pada
pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan kenyataannya, buku teks yang digunakan di
bahan ajar yang digunakan oleh siswa (Kurnia sekolah belum menunjang untuk
et al., 2014). Model pembelajaran merupakan mengembangkan kemampuan literasi sains.
salah satu bagian penting yang harus Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yuliyanti
dipertimbangkan dalam melaksanakan proses & Rusilowati (2014) yang menunjukkan bahwa
pembelajaran. Beberapa penelitian buku teks IPA yang digunakan di sekolah
menunjukkan bahwa penerapan model belum mengandung komponen literasi sains
pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan yang seimbang.
literasi sains siswa. Penelitian yang dilakukan Hasil observasi yang dilakukan di dua
oleh Asyhari & Hartati (2015) menunjukkan sekolah di Kalimantan Barat menunjukkan
bahwa pembelajaran saintifik dapat bahwa pembelajaran proyek jarang diterapkan

Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (116)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati

dalam pembelajaran kimia, pengukuran kemampuan literasi sains yang disusun


kemampuan literasi sains siswa belum pernah berdasarkan framework PISA 2015 dan
dilakukan dan bahan ajar yang digunakan oleh kurikulum 2013. Instrumen tes ini mengukur
siswa juga belum berbasis literasi sains. tiga kompetensi literasi sains yaitu kemampuan
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti menjelaskan fenomena ilmiah, mengevaluasi
tertarik untuk melakukan penyelidikan guna dan merancang penyelidikan ilmiah serta
mendeskripsikan profil kemampuan literasi menafsirkan data dan bukti ilmiah. Instrumen
sains siswa yang memperoleh pembelajaran tes yang digunakan pada penelitian ini
proyek berbantuan modul bermuatan literasi merupakan instrumen yang telah divalidasi
sains dibandingkan dengan siswa yang oleh ahli dan diuji reliabilitasnya serta telah
memperoleh pembelajaran ceramah disertai dinyatakan valid dan reliabel sehingga dapat
percobaan. Hasil penelitian ini diharapkan digunakan untuk mengukur kemampuan
dapat memberikan manfaat berupa informasi literasi sains siswa.
mengenai profil kemampuan literasi sains Tes kemampuan literasi sains pada
siswa yang memperoleh pembelajaran proyek penelitian ini berupa soal pilihan ganda
berbantuan modul bila dibandingkan dengan beralasan terbuka. Tes kemampuan literasi
siswa yang memperoleh pembelajaran ceramah sains yang digunakan terdiri atas 22 item soal
disertai percobaan. yaitu 7 soal mewakili kemampuan
menjelaskan fenomena ilmiah, 8 soal mewakili
METODE kemampuan mengevaluasi dan merancang
Penelitian dengan metode deskriptif ini penyelidikan ilmiah, serta 6 soal mewakili
dilakukan di salah satu SMA Negeri di kemampuan menafsirkan data dan bukti
Pontianak pada semester genap tahun ajaran ilmiah. Setiap kompetensi literasi sains tersebut
2016/2017. Subjek penelitian ini adalah siswa diukur dengan menggunakan lima indikator.
kelas XI IPA. Penelitian ini dilakukan di dua Jawaban siswa dianalisis berdasarkan partisi
kelas yang berbeda yaitu kelas A yang dalam setiap indikator kompetensi literasi sains
memperoleh pembelajaran proyek berbantuan tersebut sehingga diperoleh data persentase
modul koloid bermuatan literasi sains serta ketercapaian setiap indikator pada masing-
kelas B yang memperoleh pembelajaran masing kompetensi literasi sains. Persentase
ceramah disertai percobaan dan menggunakan ketercapaian indikator tersebut selanjutnya
bahan ajar yang biasa digunakan di sekolah. diinterpretasikan dalam lima kategori
Instrumen yang digunakan dalam sebagaimana disajikan pada Tabel 1.
penelitian ini adalah instrumen tes

Tabel 1. Kategori Ketercapaian Indikator

Interval Predikat
30 – 39 Gagal
40 - 55 Kurang
56 - 65 Cukup
66 – 79 Baik
80 - 100 Baik sekali
(Arikunto, 2013)
HASIL memperoleh pembelajaran proyek berbantuan
Hasil analisis nilai tes kemampuan modul bermuatan literasi sains adalah 433,
literasi sains menunjukkan bahwa rata-rata sedangkan siswa yang memperoleh
kemampuan literasi sains siswa yang pembelajaran ceramah disertai percobaan dan

Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (117)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati

menggunakan bahan ajar yang biasa menjelaskan fenomena ilmiah, mengevaluasi


digunakan di sekolah adalah 263. Kemampuan dan merancang penyelidikan ilmiah serta
siswa kelas A dan kelas B pada ketiga menafsirkan data dan bukti ilmiah. disajikan
kompetensi kemampuan literasi sains yaitu pada Gambar 1.
500

Skor Rata-Rata Kompetensi


450
400
350 Kelas A (Pembelajaran
300 proyek, Modul)
250
200
150
Kelas B (Pembelajaran
100
ceramah disertai
50
percobaan, Bahan ajar
0 wajib dari sekolah)
1 2 3

Kompetensi Literasi Sains

Keterangan : (1) menjelaskan fenomena ilmiah; (2) mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah; (3)
menafsirkan data dan bukti ilmiah.

Gambar 1. Perbandingan Kemampuan Siswa Kelas A dan B pada Setiap Kompetensi Literasi
Sains
Perbandingan kemampuan menjelaskan kelas B yang memperoleh pembelajaran
fenomena ilmiah antara siswa kelas A yang ceramah disertai percobaan dan menggunakan
memperoleh pembelajaran proyek berbantuan bahan ajar yang biasa digunakan di sekolah
modul bermuatan literasi sains dengan siswa disajikan pada Gambar 2.
80
Persetase Ketercapaian Indikator

70
60
Kelas A (Pembelajaran
50 proyek, Modul)
40
30
20 Kelas B (Pembelajaran
10 ceramah disertai
percobaan, Bahan ajar
0
wajib dari sekolah)
1 2 3 4 5

Indikator Menjelaskan Fenomena Sais

Keterangan : (1) mengingat dan menerapkan pengetahuan yang sesuai; (2) mengidentifikasi, menggunakan dan
menghasilkan model yang jelas dan representatif; (3) membuat dan membenarkan prediksi yang tepat; (4)
memberikan hipotesis yang jelas; serta (5) menjelaskan implikasi potensial dari penerapan pengetahuan
sains bagi masyarakat.

Gambar 2 Perbandingan Ketercapaian Indikator Kemampuan Menjelaskan Fenomena Ilmiah


Kelas A dan Kelas B
Perbandingan kemampuan mengevaluasi dan pembelajaran ceramah disertai percobaan dan
merancang penyelidikan ilmiah antara siswa menggunakan bahan ajar yang biasa
kelas A yang memperoleh pembelajaran digunakan di sekolah disajikan pada Gambar
proyek berbantuan modul bermuatan literasi 3.
sains dengan siswa kelas B yang memperoleh

Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (118)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati

70

Persentase Ketercapaian Indikator


60
50 Kelas A (Pembelajaran
40 proyek, Modul)
30
20
Kelas B (Pembelajaran
10 ceramah disertai
0 percobaan, Bahan ajar
wajib dari sekolah)
1 2 3 4 5
Indikator Mengevaluasi dan Merancang Penyelidikan

Keterangan :(1) mengidentifikasi pertanyaan untuk selanjutnya dieksplorasi melalui penyelidikan ilmiah; (2).
membedakan pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah; (3). mengusulkan cara mengeksplorasi
pertanyaan yang diberikan secara ilmiah; (4). mengevaluasi cara mengeksplorasi pertanyaan secara ilmiah;
serta (5). menjelaskan dan mengevaluasi seperti ilmuwan memastikan keandalan dan objektivitas data.

Gambar 3. Perbandingan Ketercapaian Indikator Kemampuan Mengevaluasi dan Merancang


Penyelidikan Ilmiah Kelas A dan Kelas B

Perbandingan kemampuan mengevaluasi pembelajaran ceramah disertai percobaan dan


dan merancang penyelidikan ilmiah antara menggunakan bahan ajar yang biasa
siswa kelas A yang memperoleh pembelajaran digunakan di sekolah disajikan pada Gambar
proyek berbantuan modul bermuatan literasi 4.
sains dengan siswa kelas B yang memperoleh

70
Persentase Ketercapaian

60
50 Kelas A (Pembelajaran
Indikator

40 proyek, Modul)
30
20
10 Kelas B (Pembelajaran
ceramah disertai
0 percobaan, Bahan ajar
1 2 3 4 5 wajib dari sekolah)

Indikator Menafsirkan Data dan Bukti Ilmiah

Keterangan : (1). mentransformasi data dari satu bentuk representasi ke bentuk lain; (2). menganalisis dan menafsirkan
data serta menarik kesimpulan yang tepat; (3). mengidentifikasi asumsi, bukti dan penalaran dengan ilmu
terkait; (4). membedakan antara argumen yang didasarkan pada bukti ilmiah, teori dan pertimbangan lain;
serta (5). mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari sumber yang berbeda

Gambar 4. Perbandingan Ketercapaian Setiap Indikator Menafsirkan Data serta Bukti Ilmiah
Siswa Kelas A dan Kelas B
PEMBAHASAN tepat. Penelitian ini bertujuan untuk
Literasi sains merupakan tujuan mendeskripsikan profil kemampuan literasi
pendidikan sains. Kemampuan literasi sains sains siswa yang memperoleh pembelajaran
siswa di Indonesia yang masih rendah, proyek berbantuan modul bermuatan literasi
diharapkan dapat ditingkatkan melalui sains bila dibandingkan dengan siswa yang
berbagai penerapan model pembelajaran yang memperoleh pembelajaran ceramah disertai

Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (119)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati

percobaan dan menggunakan bahan ajar yang Hasil analisis kemampuan literasi sains
biasa digunakan di sekolah. kedua kelas pada penelitian ini menunjukkan
Hasil analisis tes kemampuan literasi bahwa rata-rata kemampuan literasi sains
sains menunjukkan bahwa siswa kelas A yang siswa yang memperoleh pembelajaran proyek
memperoleh pembelajaran proyek berbantuan berbantuan modul bermuatan literasi sains dan
modul bermuatan literasi sains memiliki siswa yang memperoleh pembelajaran ceramah
kemampuan literasi yang lebih tinggi disertai percobaan menggunakan bahan ajar
dibandingkan siswa kelas B yang meperoleh yang biasa diterapkan di sekolah masih
pembelajaran ceramah disertai percobaan dan rendah. Hasil penelitian ini sesuai hasil studi
menggunakan bahan ajar yang biasa Tjalla (2008) terhadap hasil penilaian PISA
digunakan di sekolah. Perbedaan kemampuan siswa di Indonesia pada tahun 2006 yang
literasi ini dapat disebabkan karena siswa kelas menunjukkan bahwa sebanyak 20,3 % siswa
A menggunakan bahan ajar yang bermuatan berada pada level 1 dengan skor di bawah 334
literasi sains sehingga kemampuan literasi dan 41,3 % berada pada level 1 dengan skor
sainsnya dapat berkembang lebih baik antara 334,94 sampai 409,54. Hasil penilaian
dibandingkan siswa kelas B yang tidak PISA 2012 juga menunjukkan bahwa sebanyak
menggunakan modul bermuatan literasi sains. 31 % siswa di Indonesia memperoleh skor
Hal ini sesuai dengan pendapat Dani (2009) dibawah 334 yang berarti bahwa siswa
yang menyatakan bahwa kualitas bahan ajar tersebut belum berhasil dalam mengerjakan
yang digunakan guru berperan penting dalam soal-soal dasar dalam pengukuran PISA
memberikan pengalaman belajar yang (OECD, 2013).
bermuatan literasi sains. Kemampuan literasi sains siswa yang
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan diukur pada penelitian ini meliputi tiga
penelitian yang dilakukan oleh Budiningsih et kompetensi yaitu menjelaskan fenomena
al. (2015) dan Hidayani et al. (2016) yang ilmiah, kemampuan mengevaluasi dan
menunjukkan bahwa penggunaan bahan ajar merancang penyelidikan ilmiah serta
bermuatan literasi sains dalam proses kemampuan menafsirkan data dan bukti
pembelajaran dapat meningkatkan ilmiah. Hasil penelitian ini menunjukkan
kemampuan literasi sains siswa. Perbedaan bahwa kemampuan siswa yang memperoleh
kemampuan literasi sains kedua kelas tersebut pembelajaran proyek berbantuan modul
juga dapat disebabkan karena siswa kelas A bermuatan literasi sains dalam menafsirkan
memperoleh pembelajaran proyek yang data dan bukti ilmiah lebih rendah
melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan dibandingkan dua kompetensi literasi sains
masalah yang bersumber dari kehidupan nyata lainnya sebagaimana yang ditunjukkan pada
dan melibatkan siswa dalam penyelidikan. Gambar 1. Hasil penelitian juga menunjukkan
Keterlibatan siswa dalam kedua kegiatan ini bahwa siswa yang memperoleh pembelajaran
memungkinkan siswa mengaplikasikan konsep ceramah disertai percobaan memiliki
sainsnya dalam kehidupan nyata sehingga kemampuan mengevaluasi dan merancang
mendorong kemampuan literasi sains siswa penyelidikan ilmiah lebih rendah dibandingkan
berkembang lebih baik dibandingkan dengan dua kompetensi literasi sains
yang tidak memperoleh pembelajaran proyek. lainnya.Kemampuan literasi sains siswa kedua
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian kelompok pada penelitian ini tertinggi berada
McCright (2012) yang menunjukkan bahwa pada kemampuan menjelaskan fenomena
kemampuan literasi sains siswa dapat ilmiah. Hal ini sesuai dengan hasil studi Tjalla
ditingkatkan melalui penerapan pembelajaran (2008) yang menunjukkan bahwa kompetensi
inkuiri berbasis proyek. literasi sains siswa di Indonesia tertinggi

Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (120)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati

berada pada kemampuan menjelaskan Profil kemampuan siswa dalam


fenomena ilmiah, sedangkan terendah berada menjelaskan fenomena ilmiah menunjukkan
pada kemampuan menggunakan fakta ilmiah. bahwa kemampuan yang tertinggi yang dapat
Kemampuan siswa dalam menjelaskan dicapai baik oleh siswa yang memperoleh
fenomena ilmiah pada penelitian ini diukur pembelajaran proyek maupun yang
dengan lima indikator. Gambar 2 memperoleh pembelajaran ceramah disertai
menunjukkan bahwa ketercapaian indikator (1) percobaan adalah kemampuan dalam
dan (2) pada kemampuan menjelaskan mengingat dan menerapkan pengetahuan yang
fenomena ilmiah cukup tinggi dibandingkan sesuai. Hal ini disebabkan karena kemampuan
dengan indikator lain. Siswa yang memperoleh ini merupakan kemampuan terendah dalam
pembelajaran proyek berbantuan modul pencapaian kemampuan literasi sains.
bermuatan literasi sains menunjukkan Siswa yang memperoleh pembelajaran
persentase ketercapaian 75% pada indikator proyek berbantuan modul bermuatan literasi
mengingat dan menerapkan pengetahuan yang sains lebih baik dalam mengingat dan
sesuai serta 58 % pada indikator menerapkan pengetahuan yang sesuai
mengidentifikasi, menggunakan dan dibandingkan siswa yang memperoleh
menghasilkan model yang jelas dan pembelajaran ceramah disertai percobaan. Hal
representatif. Persentase ini lebih tinggi ini dapat disebabkan karena siswa yang
daripada siswa yang memperoleh memperoleh pembelajaran berbasis proyek
pembelajaran ceramah disertai percobaan dan memiliki pemahaman konsep yang lebih baik
menggunakan bahan ajar yang biasa sebagaimana yang disampaikan oleh Hixson et
digunakan di sekolah yang menunjukkan al. (2012) yang menyatakan bahwa
ketercapaian indikator (1) dan (2) masing- pembelajaran berbasis proyek dapat
masing adalah 59 % dan 32 %. Siswa yang meningkatkan pemahaman konsep dan hasil
memperoleh pembelajaran proyek berbantuan belajar. Pendapat ini diperkuat dengan hasil
modul bermuatan literasi sains telah mampu penelitian yang dilakukan oleh Sastrika et al.
meningat dan menerapkan pengetahuan yang (2013) yang menunjukkan bahwa
sesuai dengan baik dan cukup mampu dalam pembelajaran proyek dapat meningkatkan
mengidentifikasi, menggunakan serta pemahaman konsep.
menghasilkan model yang jelas dan Hasil penelitian ini menunjukkan
refresentatif. Siswa yang memperoleh bahwa kemampuan siswa kedua kelompok
pembelajaran ceramah disertai percobaan dan yang paling lemah dalam menjelaskan
menggunakan bahan ajar yang biasa fenomena ilmiah adalah menjelaskan implikasi
digunakan di sekolah telah cukup mampu potensial dari penerapan pengetahuan sains
dalam mengingat dan menerapkan bagi masyarakat. Hal ini dapat disebabkan
pengetahuan yang sesuai, namun belum karena pembelajaran sains saat ini masih
mampu dalam mengidentifikasi, menggunakan berfokus pada pengetahuan dan belum banyak
serta menghasilkan model yang jelas dan melibatkan siswa dalam mengaplikasikan
refresentatif sebagaimana yang ditunjukkan konsep dalam kehidupan nyata sehingga
pada Gambar 2. Hasil penelitian ini juga kemampuan siswa dalam menjelaskan
menunjukkan bahwa kedua kelompok siswa implikasi potensial dari penerapan
belum mampu dalam membuat dan pengetahuan sains bagi masyarakat masih
membenarkan prediksi yang tepat, rendah. Siswa yang memperoleh pembelajaran
memberikan hipotesis yang jelas serta berbasis proyek memiliki kemampuan
menjelaskan implikasi potensial dari menjelaskan implikasi potensial dari
penerapan pengetahuan sains bagi masyarakat. penerapan pengetahuan sains bagi masyarakat

Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (121)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati

lebih baik dibandingkan dengan yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak
memperoleh pembelajaran yang biasa memperoleh pembelajaran proyek.
diterapkan di sekolah. Hal ini dapat Hasil penelitian ini menunjukkan
disebabkan karena pada pembelajaran proyek, bahwa siswa yang memperoleh pembelajaran
siswa dituntut untuk dapat menggunakan proyek berbantuan modul bermuatan literasi
pemahaman konsepnya dalam memecahkan sains telah mampu mengidentifikasi
masalah yang bersumber dari kehidupan nyata pertanyaan untuk selanjutnya dieksplorasi
sebagaimana yang disampaikan oleh melalui penyelidikan ilmiah dan cukup mampu
Halvorsen et al. (2012). Hal ini diperkuat membedakan pertanyaan yang dapat diselidiki
dengan pendapat Dewi (2015) yang secara ilmiah. Siswa yang memperoleh
menyatakan bahwa pemahaman konsep siswa pembelajaran ceramah disertai percobaan dan
dalam pembelajaran proyek ditunjukkan menggunakan bahan ajar yang biasa
melalui keterampilan dalam membuat proyek digunakan di sekolah belum mampu
kreatif. mengidentifikasi pertanyaan untuk selanjutnya
Kemampuan siswa dalam dieksplorasi melalui penyelidikan ilmiah dan
mengevaluasi dan merancang penyelidikan membedakan pertanyaan yang dapat diselidiki
ilmiah pada penelitian ini diukur berdasarkan secara ilmiah. Hasil penelitian ini juga
lima indikator. Ketercapaian kompetensi menunjukkan bahwa kedua kelompok siswa
mengevaluasi dan merancang penyelidikan pada penelitian ini belum mampu
ilmiah kedua kelas cukup tinggi pada indikator mengusulkan cara mengeksplorasi pertanyaan
(1) dan (2) dibandingkan indikator (3), (4) dan yang diberikan secara ilmiah, mengevaluasi
(5) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3. cara mengeksplorasi pertanyaan secara ilmiah,
Gambar 3 menunjukkan bahwa ketercapaian menjelaskan serta mengevaluasi seperti
kemampuan siswa yang memperoleh ilmuwan memastikan keandalan dan
pembelajaran proyek berbantuan modul objektivitas data.
bermuatan literasi sains dalam mengevaluasi Kemampuan tertinggi yang dimiliki
dan merancang penyelidikan ilmiah lebih oleh siswa yang memperoleh pembelajaran
tinggi daripada siswa yang tidak memperoleh proyek berbantuan modul bermuatan literasi
pembelajaran proyek. Hal ini sesuai dengan sains dalam mengevaluasi dan merancang
pendapat Aiedah & Lee (2012) yang penyelidikan ilmiah adalah mengidentifikasi
menyatakan bahwa pembelajaran proyek pertanyaan untuk selanjutnya dieksplorasi
mendorong siswa dalam melakukan melalui penyelidikan ilmiah. Hal ini dapat
investigasi konstruktif yang melibatkan disebabkan karena siswa yang memperoleh
perencanaan, pengambilan keputusan, pembelajaran proyek terbiasa dalam
pemecahan masalah dan penemuan. Menurut merancang penyelidikan sebagaimana
Uziak (2016) pembelajaran proyek mendorong pendapat Thomas (2000) yang menyatakan
siswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan bahwa pembelajaran proyek mengarahkan
penyelidikan dan pengambilan keputusan siswa untuk membangun pengetahuannya
berdasarkan pengetahuannya. Hasil penelitian melalui penemuan masalah, penyelidikan dan
ini juga didukung dengan penelitian Tasiwan pengambilan keputusan. Kemampuan siswa
(2015) yang menunjukkan bahwa siswa yang pada kedua kelompok dalam menjelaskan serta
memperoleh pembelajaran proyek memiliki mengevaluasi seperti ilmuwan memastikan
kemampuan observasi, mengukur dan keandalan dan objektivitas data masih sangat
menggunakan alat, mengontrol variabel, lemah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
memprediksi serta memformulasikan model 3.

Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (122)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati

Kemampuan siswa dalam menafsirkan bahwa pembelajaran proyek mendorong siswa


data dan bukti ilmiah pada penelitian ini untuk melakukan penyelidikan dan berpikir
diukur dengan lima indikator. Gambar 4 kritis dalam mengaplikasikan pengetahuannya
menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh untuk memecahkan masalah di kehidupan
pembelajaran proyek berbantuan modul nyata. Menurut Roessingh & Chambers (2011)
bermuatan literasi sains cukup mampu dalam siswa pada pembelajaran proyek diberikan
mentransformasi data dari satu bentuk tugas untuk memecahkan masalah nyata
representasi ke bentuk lain dan mampu sehingga dapat mendorong siswa untuk
menganalisis serta menafsirkan data dan mengembangkan keterampilan refleksi tinggi
menarik kesimpulan yang tepat. Siswa yang dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
memperoleh pembelajaran ceramah disertai Kemampuan siswa yang memperoleh
percobaan dan menggunakan bahan ajar yang pembelajaran proyek berbantuan modul
biasa digunakan di sekolah belum mampu bermuatan literasi sains dalam menafsirkan
dalam mentransformasi data dari satu bentuk data dan bukti ilmiah tertinggi berada pada
representasi ke bentuk lain dan belum mampu kemampuan mentransformasi data dari satu
dalam menganalisis serta menafsirkan data dan bentuk refresentasi ke bentuk lain, sedangkan
menarik kesimpulan yang tepat. Hasil yang terendah adalah mengevaluasi argumen
penelitian ini juga menunjukkan bahwa kedua ilmiah dan bukti dari sumber yang berbeda
kelompok siswa belum mampu dalam sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar
mengidentifikasi asumsi, bukti dan penalaran 1.
dengan ilmu terkait; membedakan antara
argumen yang didasarkan pada bukti ilmiah, SIMPULAN
teori dan pertimbangan lain serta mengevaluasi Kemampuan literasi sains siswa yang
argumen ilmiah dan bukti dari sumber yang memperoleh pembelajaran proyek berbantuan
berbeda. Siswa yang memperoleh modul bermuatan literasi sains lebih baik
pembelajaran proyek berbantuan modul dibandingkan siswa yang memperoleh
bermuatan literasi sains lebih baik dalam pembelajaran ceramah disertai percobaan dan
menafsirkan data dan bukti ilmiah menggunakan bahan ajar yang biasa
dibandingkan kelompok yang tidak digunakan di sekolah. Kemampuan literasi
memperoleh pembelajaran proyek. Hal ini sains siswa yang memperoleh pembelajaran
disebabkan karena pembelajaran proyek proyek berbantuan modul bermuatan literasi
menuntut siswa untuk menunjukkan sains tertinggi berada pada kemampuan
pengetahuannya dengan menghasilkan produk menjelaskan fenomena ilmiah dan terendah
dan mempresentasikannya di depan kelas. Hal berada pada kemampuan menafsirkan data
ini sesuai dengan pendapat Robinson (2013) serta bukti ilmiah. Kemampuan literasi sains
yang menyatakan bahwa siswa pada siswa yang memperoleh pembelajaran ceramah
pembelajaran proyek diberikan kesempatan disertai percobaan tertinggi berada pada
untuk menggunakan pengetahuannya dalam kemampuan menjelaskan fenomena ilmiah
berkreasi menghasilkan produk yang dan terendah berada pada kemampuan
selanjutnya dipresentasikan. Siswa pada mengevaluasi dan merancang penyelidikan
pembelajaran proyek dapat menghasilkan ilmiah
produk setelah melakukan penyelidikan dan Hasil capaian penelitian ini
menggunakan hasil penyelidikannya untuk menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah yang bersumber dari menafsirkan data dan bukti ilmiah pada
kehidupan nyata. Hal ini sesuai dengan pembelajaran proyek berbantuan modul
pendapat Uziak (2016) yang menyatakan bermuatan literasi sains masih rendah sehingga

Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (123)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati

diperlukan penelitian lebih lanjut untuk Halvorsen, A.L, Duke, N.K., Brugar, K.,
melakukan modifikasi pada model Block, M., Strachan, S., Berka, M., &
pembelajaran berbasis proyek berbantuan Brown, J. (2012). Narrowing the
Achievement Gap in Second-Grade
modul ini agar lebih efektif untuk
Social Studies and Content Area
meningkatkan kemampuan siswa dalam Literacy: The Promise of a Project-Based
menafsirkan data dan bukti ilmiah. Approach. Michigan State University.
Hixson, N.K., Ravitz, J., & Whisman, A.
DAFTAR PUSTAKA (2012). Extended Professional
Aiedah, A.K., & Lee, K.C. (2012). Application Development in Project-based Learning:
of Project-Based Learning in Students’ Impacts on 21st Century Teaching and
Engagement in Malaysian Studies and Student Achievement. Charleston, WV:
English Language. Journal of West Virginia Department of Education,
Interdisciplinary Research in Education Division of Teaching and Learning,
(JIRE), 2 (1) : 37-46, ISSN 2232-0180. Office of Research.
Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Jagantara, I.M.W, Adnyana, P.B., &
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 74- Widiyanti, N.L.P.M. (2014). Pengaruh
100. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Asyhari, A., & Hartati, R. 2015. Profil (Project Based Learning) terhadap Hasil
Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya
Siswa Melalui Pembelajaran Saintifik. Belajar Siswa Sma. e-Journal Program
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al- Pascasarjana Universitas Pendidikan
BiRuNi’, 4(2): 179-191. P-ISSN: 2303- Ganesha, 4:1-13.
1832. Juntunen, M. & Aksela, M. (2013). Life-Cycle
Budiningsih, T. Y., Rusilowati, A., & Thinking in Inquiry-Based Sustainability
Marwoto, P. (2015). Pengembangan Education – Effects on Students’
Buku Ajar IPA Terpadu Berorientasi Attitudes towards Chemistry and
Literasi Sains Materi Energi dan Suhu. Environmental Literacy. CEPS Journal.
Journal of Innovative Science Education, 3(2): 157-179.
4(2). Kurnia, F., Zulherman, & Fathurohman, A.
Dani, D. (2009). Scientific Literacy and (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika SMA
Purposes for Teaching Science : A Case Kelas XI di Kecamatan Indralaya Utara
Study of Lebanese Private School Berdasarkan Kategori Literasi Sains.
Teacher. International Journal of Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika,
Enviromental & Science Education. 4 1(1):43-47,ISSN : 2355-7109.
(3): 289-299. McCright, A.M. (2012). Enhancing Students
Dewi, F. (2015). Proyek Buku Digital: Upaya Scientific and Quantitative Literacies
Peningkatan Keterampilan Abad 21 Through An Inquiry-Based Learning
Calon Guru Sekolah Dasar Melalui Project on Climate Change. Journal of
Model Pembelajaran Berbasis Proyek. the Scholarship of Teaching and
Metodik Didaktik, 9(2):1-15. Learning, 12(4):86 – 102.
Gormally, C., Peggy B., & Mary L. (2012). OECD. (2013). PISA 2015 Draft Scince
Developing a Test of Scientific Literacy Framework March 2013. www.oecd.org.
Skills (TOLS): Measuring Diakses 5 Desember 2016.
Undergraduates‘ Evaluation of Scientific OECD. (2016). PISA 2015 Results in
Information and Argumens. CBE-Life Focus.https://www.oecd.org/pisa/pisa-
Sciences Education, 11:364-377. 2015-results-in-focus.pdf. Diakses 20
Hidayani, F., Rusilowati, A., & Masturi, M. Desember 2016.
(2016). Pengembangan Bahan Ajar Rizkita, L., Suwono, H., dan Susilo, H. (2016).
Berbasis Literasi Sains Materi Fluida Analisis Kemampuan Awal Literasi
Statis. Unnes Physics Education Journal, Sains Siswa SMA Kota Malang.
5(3). Prosiding Seminar Nasional II Tahun
2016 Kerjasama Prodi Pendidikan

Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)
Pancasakti Science Education Journal, 2 (2), Oktober 2017- (124)
Desi Novita Anggun Sari, Ani Rusilowati, Murbangun Nuswowati

Biologi FKIP dengan Pusat Studi Keterampilan Berpikir Kritis. e-Journal


Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Program Pascasarjana Universitas
Universitas Muhammadiyah Malang. Pendidikan Ganesha Program Studi
771-781. IPA, 3.
Robinson, J.K. (2013). Project Based Learning Tasiwan. (2015). Efek Pembelajaran Berbasis
: Improving Student Engagement and Proyek Terbimbing terhadap
Performance in The Laboratory”. Anal Perkembangan Keterampilan Proses dan
Bional Chem, 405 :7-13. Springer Sikap Sains Siswa. Berkala Fisika
Roessingh, H., & Chambers, W. (2011). Indonesia, 7(2):39-48.
Project-Based Learning and Pedagogy in Thomas, J. W. (2000). A Review of Research
Teacher Preparation: Staking Out the on Project Based Learning.
Theoretical Mid-Ground. International http://www.Bie.org/Research/Study/re
Journal of Teaching and Learning in view_of_project_based_learning_2000.
Higher Education 2011, 23(1):60-71. Diakses 8 November 2016.
ISSN 1812-9129 Tjalla, A. (2008). Potret Mutu Pendidikan
Rusilowati, A. (2013). Peningkatan Literasi Indonesia Ditinjau dari Hasil-Hasil Studi
Sains Siswa melalui Pengembangan Internasional. Jurnal Ilmiah Psiko-
Instrumen Penilaian. Pidato Edukasi, 6(2):100-120.
Pengukuhan Profesor Unnes Semarang. Tseng, K.H, Chang, C.C., Lou, S.J., & Chen,
Rusilowati, A., Kurniawati, L., Nugroho, S. W.P. (2013). Attitudes Towards Science,
E., & Widiyatmoko, A. (2016). Technology, Engineering and
Developing an Instrument of Scientific Mathematics (STEM) in A Project-
Literacy Assessment on the Cycle Based Learning (Pjbl) Environment.
Theme. International Journal of International Journal of Technology and
Environmental and Science Education, Design Education , 23 (1) :87-102 , ISSN
11(12): 5718-5727. 0957-7572.
Safitri, A.D., Rusilowati, A., & Sunarno. Uziak, J. (2016). A Project Based Learning
(2015). Pengembangan Bahan Ajar IPA Approach in An Engineering
Terpadu Berbasis Literasi Sains Bertema Curriculum. Global Journal of
Gejala Alam. Unnes Physics Education Engineering Education. 18(2): 119-123.
Journal, 4 (2):32-40. Yuliyanti, T.E.& Rusilowati, A. (2014).
Sastrika, I.A.K, Sadia, I.W., & Muderawan, Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas
I.W. (2013). Pengaruh Model XI Berdasarkan Mua-tan Literasi Sains
Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap di Kabupaten Tegal. Unne¬s Physics
Pemahaman Konsep Kimia dan Education Journal, 3(2): 68-72.

Copyright ©2017, PSEJ, ISSN 2528 – 6714 (Print), ISSN 2541 – 0628 (Online)

Anda mungkin juga menyukai