id
JURNAL PENELITIAN
SKRIPSI
Oleh :
NURUL HAYATI
NIM: X.5107573
ABSTRAK
Nurul Hayati. ”Upaya Meningkatkan Kem am puan Mem baca Dalam Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penggunaan Media Gam bar Bagi Siswa
Kelas V Semester II SLB/C YPALB Karanganyar Tahun Pelajaran 2008/2009”.
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret, Okt ober 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk m engetahui peningkatan kemam puan
membaca dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan m edia gambar bagi siswa
kelas V SLB/C YPALB Karanganyar tahun pelajaran 2008/2009.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar, dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam
pem belajaran bahasa Indonesia. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V
sem ester II SLB/C YPALB Karanganyar tahun pelajaran 2008/2009 yang
berjumlah 5 siswa. Teknik analisis data digunakan analisis perbandingan, artinya
peristiwa/kejadian yang timbul dibandingkan kem udian dideskripsikan ke dalam
suatu bent uk data penilaian yang berupa nilai. Dari prosentase dideskripsikan
kearah kecenderungan tindakan guru dan reaksi serta hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil pengolahan data dari perbaikan pem belajaran membaca
pada siswa kelas V SLB/C YPALB Karanganyar m elalui m edia gambar yang telah
dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa media gam bar dapat m eningkatkan
kem am puan m em baca siswa kelas V SLB/C YPALB Karanganyar semester II
tahun pelajaran 2008/2009. Berdasarkan data awal nilai m em baca diketahui rerata
nilai m embaca sebesar 47,00. Ketunt asan secara klasikal telah m encapai 60,00%.
Pada siklus II, rerata nilai mem baca sebesar 65,60. Ketunt asan secara klasikal
telah m encapai 100%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemam puan
membaca dapat ditingkatkan melalui m edia gambar pada siswa tuna grahita kelas
V SLB-C YPALB Karanganyar tahun pelajaran 2008/2009.
_________________
Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Media Gam bar, Siswa Tuna Grahita.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
bacaan secara tepat dan kritis. Seseorang dikatakan memahami bacaan jika ia dapat
menjawab dengan tepat pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan yang bersifat
tersurat (jawabannya secara pasti ada di dalam bacaan) maupun tersirat
(jawabannya tidak terdapat secara jelas di dalam teks bacaan).
Dengan m em ahami kebutuhan para siswa tuna grahita, maka guru
diharapkan dapat memanfaatkan m edia pembelajaran yang tepat bagi siswa tuna
grahita yang memiliki keterbatasan dibanding anak normal karena anak tuna
grahita memiliki int elekt ual rendah dengan ciri-ciri: (1) keterham batan fungsi
kecerdasan secara um um atau di bawah rata-rata, (2) ketidakmam puan dalam
perilaku adaptif, dan (3) terjadi selam a perkembangan sampai usia 18 tahun (Salim
Choiri dan Munawir Yusuf, 2008:56). Hal yang perlu dicatat adalah m em bant u
siswa untuk m eneliti kebutuhan mana yang secara spesifik menimbulkan masalah,
sehingga dengan bant uan m edia pembelajaran yang tepat , siswa dapat berusaha
meningkatkan kreativitas sehingga kemampuan membaca dapat ditingkatkan sesuai
dengan kondisi anak, sebagaimana yang dikemukakan (Salim Choiri dan Munawir
Yusuf, 2008:56) bahwa anak tuna grahita mem iliki ciri-ciri fisik dan penam pilan
perkem bangan bicara/bahasa terlambat.
Gam baran selintas, guru-guru di SLB/C dalam praktiknya mereka hampir
seluruhnya m enerapkan m etode pem belajaran yang menggunakan ceramah,
sehingga m asih memerlukan pem benahan. Upaya pembenahan tersebut akan sangat
bermanfaat bagi siswa, guru bahkan pihak sekolah. Pembenahan yang harus
dilakukan tidak saja berkaitan dengan m edia pembelajaran namun juga pada aspek
media pem belajarannya yang digunakan.
Secara terbuka harus diakui bahwa kondisi media pembelajaran di SLB/C
YPALB Karanganyar m asih dirasa sangat m inim, sehingga dalam proses
pem belajarannya kebanyakan guru masih menggunakan m etode ceramah.
Pemilihan metode ceram ah masih dianggap paling efekt if untuk segala suasana
oleh sebagian besar guru. Akibat dari model pem belajaran seperti itu, akt ivitas
siswa m asih pasif.
Melihat kondisi seperti itu, peneliti mencoba untuk m elakukan penelitian
tindakan kelas pada siswa kelas V. Penelitian tindakan kelas yang dirancang lebih
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menekankan pem ahaman siswa melalui gambar. Gam bar m erupakan salah satu
media pem belajaran yang am at dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hal
itu disebabkan kesederhaannnya, tanpa m em erlukan perlengkapan, dan tidak perlu
diproyeksikan unt uk mengamatinya. Melalui gam bar dapat ditunjukkan sesuatu
yang jauh dari jangkauan pengalam an siswa, selain itu juga dapat memberikan
gam baran tent ang m aksud bacaan yang ada di dalam nya. Melalui gam bar, guru
dapat m enerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang lebih konkrit unt uk siswa
SLB tuna rungu grahita (C). Menurut Gerlach & Ely (dalam Sri Anitah, 2004:22)
mengatakan bahwa “gam bar tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu
tahun atau seribu m il.”
Dalam realitas proses pem belajaran, guru merupakan faktor penent u, karena
guru yang mampu m engerahkan dan m endayagunakan fasilitas pembelajaran yang
tersedia. Dengan melihat gejala dan berbagai pem ikiran di atas, penulis tertarik
untuk m engadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: UPAYA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BAGI
SISWA KELAS V SEMESTER II SLB/C YPALB KARANGANYAR TAHUN
PELAJARAN 2008/2009.
Dari latar belakang m asalah di atas perm asalahan yang ada dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kem am puan m em baca m erupakan m odal dasar anak prasekolah atau bagi siswa
dalam pem belajaran di sekolah, nam un dirasa kemam puan siswa dalam
mem baca m asih rendah.
2. Proses mem baca merupakan hal yang tidak m udah, karena berkaitan dengan
proses kognitif yang meliputi kemampuan mengingat, berpikir dan bernalar,
karenanya membaca bagi anak tuna grahita bukan m erupakan sesuatu yang
mudah.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C . Pe mbatasan Masalah
Agar penelitian ini m em punyai arah yang jelas dan mudah dilaksanakan,
maka perm asalahan perlu dibatasi sebagai berikut:
1. Subyek penelitian:
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa Kelas V
SLB/C YPALB Karanganyar tahun pelajaran 2008/2009 yang berjum lah 5
siswa.
2. Obyek penelitian:
Yang m enjadi obyek penelitian dalam penelitian ini adalah m edia gambar dan
kem ampuan membaca dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pem batasan masalah seperti telah diuraikan
di depan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah media
gam bar dapat meningkatkan kemam puan m em baca dalam m ata pelajaran bahasa
Indonesia siswa kelas V SLB/C YPALB Karanganyar Tahun Pelajaran
2008/2009?.”
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
BAB II
KAJIAN TEO RI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Kajian Teori
1. Kemampuan Membaca
a. Pengertian Kem am puan Mem baca
Istilah kem ampuan m emiliki banyak m akna, m enurut Poerwadarminta
(2001:628), kemampuan mempunyai arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan
dalam m elakukan suatu tindakan atau kegiatan. Pendapat lain dikem ukakan oleh
Jhonson yang dikutip Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan (2002:8)
menjelaskan bahwa “kemampuan merupakan perilaku rasional unt uk mencapai
tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.”
Dari kedua pendapat tersebut dapat disim pulkan bahwa kemam puan
adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dalam melakukan suatu tindakan atau
kegiatan unt uk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan (rasional).
Menurut Dechant yang dikutip Darm iyat i Zuhdi (2007:21), ”membaca
adalah proses pemberian m akna terhadap tulisan, sesuai dengan m aksud
penulis”. Lebih lanjut Sm ith m endefinisikan ”membaca sebagai proses
komunikasi yang berupa pem perolehan inform asi dari penulis oleh pem baca”
(Darmiyati Zuhdi, 2007:21). Menutur Farida Rahim (2007:2), “membaca adalah
proses menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata lisan”.
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
proses kom unikasi m enerjem ahkan simbol tulisan (huruf) dalam pem berian
makna terhadap tulisan untuk m em peroleh inform asi, sesuai dengan m aksud
penulis ke dalam kata-kata lisan.
Berdasarkan pengertian kemam puan dan membaca tersebut di atas dapat
diam bil kesimpulan bahwa kemampuan m em baca adalah kesanggupan,
kecakapan, kekuatan dalam m enerjem ahkan simbol tulisan (huruf) dalam
pem berian makna terhadap tulisan untuk m emperoleh informasi, sesuai dengan
maksud penulis ke dalam kata-kata lisan.
7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Manfaat Membaca
Menurut Farida Rahim (2007:1), “masyarakat yang gem ar membaca
mem peroleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin m eningaktkan
kecerdasannya sehingga m ereka lebih m ampu menjawab tantangan hidup pada
masa-m asa m endatang.” Adapun manfaat membaca adalah: (1) dapat
menemukan sejum lah informasi dan pengetahuan yang sangat berguna dalam
kehidupan; (2) dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mutakhir di dunia; (3) dapat m engayakan batin, m eluaskan cakrawala
kehidupan; (4) isi yang terkandung dalam teks yang dibacanya dapat segera
dikethaui; (5) m embaca intensif dapat menghemat energi, karena tidak
terpancang pada suatu situasi, tempat dan waktu karena tidak menggangu orang
di sekelilingnya.
Kem ampuan m embaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari
baik bagi guru maupun siswa. Beribu judul buku dan berjuta koran diterbitkan
setiap hari. Ledakan informasi ini m enimbulkan tekanan pada guru untuk
menyiapkan bacaan yang memuat inform asi yang relevan untuk siswa-siswanya.
Walupun tidak sem ua inform asi perlu dibaca, tetapi jenis-jenis bacaan tertent u
yang sesuai dengan kebutuhan dan kepent ingan guru dan siswa tentu perlu
dibaca.
Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh kem ampuan dan
kesempatannya dalam membaca, karena membaca merupakan kunci seseorang
meraih berbagai ilmu pengetahuan, teknologi dan wawasan kebudayaan yang
ada di dunia.
Dari penjelasan di atas dapat disim pulkan bahwa membaca memiliki
banyak manfaat, baik unt uk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dengan
mem baca kita akan m em iliki banyak pengetahuan dan dapat menularkan ilmu
yang telah kita peroleh kepada orang lain.
c. Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena siswa yang membaca
dengan suatu tujuan, cenderung lebih m em ahami dibandingkan dengan siswa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang tidak m empunyai tujuan. Menurut Burn yang dikutip Farida Rahim
(2007:11), t ujuan m em baca mencakup:
1) kesenangan;
2) m enyempurnakan m embaca nyaring;
3) m enggunakan strategi tertentu;
4) m em perbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;
5) m engaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;
6) m em peroleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;
7) m engkonfirm asikan atau m enolak prediksi;
8) m enampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan inform asi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
tentang strukt ur teks;
9) m enjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik;
Membaca semakin penting dalam kehidupan m asyarakat yang sem akin
kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Misalkan
pengusaha katering tidak perlu harus pergi ke pasar untuk m engetahui harga
bahan-bahan yang akan dibutuhkan. Dia cukup m em baca surat kabar untuk
mendapatkan informasi tersebut. Kemudian, dia bisa merencanakan apa saja
yang harus dibelinya.
d. Fakt or-faktor yang Mempengaruhi Membaca
Tujuan membaca, tentu saja berkaitan erat dengan motivasi dalam
mem baca dan minat terhadap m ateri bacaan. Jika motivasi dan minat sangat
rendah atau bahkan sama sekali tidak ada, m enetapkan tujuan yang jelas sering
kali tidak menciptakan motivasi dan meningakt kan m inat baca, walaupun
sedikit, kehadirannya sangat berarti.
Kem ampuan m embaca dipengaruhi oleh beberapa faktor. Fakt or-fakt or
yang ada dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguistik (kebahasaan),
minat, motivasi, dan kumpulan m em baca (seberapa baik pembaca dapat
mem baca), sedangkan fakt or dari luar diri pembaca salah satunya adalah fakt or
kesiapan guru dalam pembelajaran (Darm iyati Zuhdi (2007:23-24).”
Ketepatan guru dalam mendiagnosis hal-hal yang diduga sebagai fakt or
yang m empengaruhi kemampuan siswa seperti yang penulis uraikan tersebut di
atas dapat menjadi petunjuk bagi guru bahasa Indonesia m enangani
perm asalahan dalam pengajaran m em baca. Pem baca yang efekt if menggunakan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
berbagai strategi m em baca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka
mengkonstruk makna ketika m em baca.
Mengenai berbagai faktor penentuan kemampuan membaca, menurut
Yap yang dikutip Darmiyati Zuhdi (2007:25), bahwa kemampuan membaca
seseorang sangat ditentukan oleh faktor kuant itas m em bacanya, m aksudnya
adalah kem am puan m em baca seseorang itu sangat dipengaruhi oleh jumlah
wakt u yang digunakan unt uk m elakukan aktivitas membaca. Semakin bayak
wakt u membaca setiap hari, besar kem ungkinan sem akin tinggi tingkat
komprehensinya at au semakin mudah memaham i bacaan.
e. Strategi Membaca
Dalam usaha m em peroleh pemahaman terhadap bahan bacaan, pembaca
menggunakan stretegi tertentu. Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-
fakt or yang terlibat dalam pem ahaman, yaitu teks dan konteks.
Pada dasarnya, strategi m em baca m enggam barkan bagaim ana pembaca
mem proses bacaan sehingga dia m em peroleh pemaham an terhadap bacaan
tersebut. Menurut Klein yang dikutip Farida Rahim (2007:36) mengategorikan
model-m odel strategi mem baca ke dalam tiga jenis, yaitu bawah-atas (bottom -
up), atas-bawah (top-down), dan m odel m em baca campuran (eclectic).
Dari ket iga jenis strategi m em baca tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut
1) Strategi Bawah-Atas (Bottom-Up)
Dalam strategi batas-atas pem baca m emulai proses pem ahaman teks
dari tataran kebahasaan yang paling rendah m enuju ke yang tinggi. Pembaca
model ini mulai dari mengidentifikasi huruf-huruf, kata, frasa, kalimat dan
terus bergerak ke tataran yang lebih tinggi, sampai akhirnya dia m emaham i
isi teks. Pemaham an ini dibangun berdasarkan data visual yang berasal dari
teks melalui tahapan yang lebih rendah ke tahapan yang lebih tinggi.
2) Strategi Atas-Bawah (Up-Buttom)
Dalam strategi atas-bawah merupakan kebalikan dari strategi bawah-
atas. Pada strategi atas-bawah, pembaca memulai proses pem ahaman teks
dari tataran yang lebih tinggi. Dalam hal ini, pem baca m ulai dengan prediksi,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
kem udian m encari input untuk m endapat kan informasi yang cocok dalam
teks.
3) Cam puran (Electic)
Dalam strategi pemahaman bacaan tidak harus memakai salah satu
strategi saja, siswa dapat mengam bil dan m emilih yang terbaik dari sem ua
strategi yang ada, term asuk pandangan-pandangan teori dan model
pengajaran membaca. Begitu juga m odel bawah-atas dan atas-bawah bisa
digunakan dalam waktu bersam aan jika diperlukan.
Dari kajian teori tentang kem ampuan m embaca di atas, dalam
penelitian ini indikator aspek kem am puan m embaca yang dijadikan alat ukur
meliputi: kemampuan siswa dalam m engucapkan kat a-kata dan m emaham i
makna kata dalam bacaan.
f. Evaluasi Kemampuan Membaca
Untuk mengungkapkan dan mengukur hasil belajar bahasa Indonesia
harus dilakukan evaluasi. Adapun yang dimaksud dengan evaluasi menurut
Moore yang dikutip Farida Rahim (2007:137) adalah suatu proses pengum pulan,
menganalisis data, mempertimbangkan dan membuat keputusan tent ang hasil
belajar siswa. Sedangkan pengertian evaluasi menurut Winkel (2001:313)
sebagai berikut:
Evaluasi berarti penentuan sampai seberapa jauh sesuatu berharga,
bermutu atau bernilai. Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh
siswa dan terhadap proses belajar mengajar mengandung penilaian
terhadap hasil belajar atau proses belajar itu, sampai seberapa jauh
keduanya dapat dinilai baik.
Menurut Anastasi yang dikutip Saifuddin Azwar (2001: 2) “evaluasi
berarti penilaian atau pengukuran yang objektif dan standar terhadap sampel
perilaku.”
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi belajar
bahasa Indonesia m erupakan penilaian yang standar terhadap tingkat
keberhasilan siswa dalam m encapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
pelajaran bahasa Indonesia pada kurun waktu tertent u dalam bent uk nilai
(angka).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
13
14
5) Media audio.
6) Media lingkungan.
Arief Sadiman S., dkk. (2003:10) m engutip dari pendapat Rudi Bretz
sebagai berikut:
Bertz m engidentifikasi ciri utama dari m edia m enjadi tiga unsur pokok
yaitu suara, visual dan gerak. Visual sendiri dibedakan menjadi tiga
yaitu gam bar, grafis (line graphic) dan simbol yang m erupakan
kontinuum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan.
Di sam ping itu Bertz juga m embedakan media sinar (telecomunication)
dan media rekam (recording) sehingga terdapat delapan (8) klasifikasi
media 1) m edia audio visual gerak 2) m edia audio visual diam 3) media
audio visual semi 4) media visual gerak 5) media visual diam 6) media
visual semi gerak 7) m edia audio 8) media cetak.
Melihat uraian di atas pada dasarnya m edia dipandang dari ciri-cirinya
ada tiga jenis yaitu suara, visual dan gerak.
3. Media Gambar
15
16
17
18
B. Kerangka Berpikir
19
untuk mengam atinya. Melalui gam bar dapat ditunjukkan sesuatu yang jauh dari
jangkauan pengalaman siswa, selain itu juga dapat memberikan gambaran tentang
maksud dari bacaan. Melalui gambar, guru dapat menerjemahkan ide-ide abstrak
dalam bent uk yang lebih konkrit unt uk siswa SLB tuna grahita (C). Siswa kelas V
SLB/C YPALB Karanganyar yang dalam pem belajaran m em baca m ata pelajaran
bahasa Indonesia didukung dengan media gambar akan m em iliki prestasi belajar
yang lebih baik dibanding sebelum m enerapkan media gam bar.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, m aka digambar bagan
kerangka berpikir sebagai berikut:
Siklus I :
1. Guru menerapkan media gambar.
2. Guru memberi motivasi belajar kepada
siswa.
3. Guru memberi penjelasan tentang cara
belajar membaca.
SiklusII:
Tindakan 1. Penerapan media gambar lebih
ditingkatkan.
2. Guru memberi motivasi belajar kepada
siswa yangmasih rendah kemampuan
membacanya.
3. Guru memberi penjelasan cara belajar
membaca yang efekti f dan efisien.
20
21
BAB III
METOD E PENELITIAN
A. Setting Penelitian
B. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini subyek penelitian adalah siswa kelas V SLB/C
YPALB Karanganyar berjum lah 5 siswa, yang terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 3
siswa perempuan.
Sum ber data penelitian tindakan kelas ini berasal dari siswa kelas V SLB/C
YPALB Karanganyar sebagai subjek penelitian. Data yang berupa kemam puan
membaca dalam mata pelajaran bahasa Indonesia diperoleh dengan menggunakan
tes setelah dalam proses pembelajaran m enerapkan media gambar.
a. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk m engam ati secara langsung proses dan
dam pak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan
agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil
21
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
23
E. Analisi s Data
Data berupa hasil tes diklasifisikan sebagai data kuant itatif. Data tersebut
dianalisis secara desktiprif, yakni dengan membandingkan nilai tes atarsiklus. Yang
dianalisis adalah nilai tes siswa sebelum menggunakan media gam bar; dan nilai tes
siswa setelah menggunakan media gam bar; sebanyak 2 siklus. Kemudian, data
yang berupa nilai tes antarsiklus tersebut dibandingkan hingga hasilnya dapat
mencapai batas ketercapaian atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini peneliti m enggunakan m odel yang dilakukan oleh
Kem mis dan Mc Taggart yang merupakan pengem bangan dari m odel Kurt Lewin.
Suharsimi Arikunto (2003: 83) m engemukakan model yang didasarkan atas konsep
pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga
menunjukkan langkah, yaitu:
1. Perencanaan atau planning
2. Tindakan atau acting
3. Pengam atan atau observing
4. Refleksi atau reflecting
Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar 2 berikut:
Tindakan
Perencanaaan Pengamatan
Refleksi
Model Kurt Lewin yang terdiri dari em pat komponen tersebut kem udian
dikembangkan oleh Kem mis dan Mc Taggart. Kedua ahli ini memandang
kom ponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka menyatukan dua
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
kom ponen yang kedua dan ketiga, yaitu tindakan dan pengamatan sebagai suatu
kesatuan. Hasil dari pengam atan ini kem udian dijadikan dasar sebagai langkah
berikutnya, yaitu refleksi kem udian disusun sebuah m odifikasi yang
diakt ualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begitu
seharusnya.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Unt uk m elihat
kem am puan m em baca dilakukan tes. Hasil tes sebagai dasar unt uk menent ukan
tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan kemam puan m em baca.
Tabel 1. Prosedur Penelitian
1 Persiapan
2 Deskripsi awal Masalah dan kesulitan belajar
3 Penyusunan Rencana a. Merencanakan pembelajaran
Tindakan yang akan diterapkan dalam
proses pembelajaran.
b. Menentukan pokok bahasan.
c. Mengembangkan skenario
pembelajaran.
Siklus d. Menyiapkan sum ber belajar.
I e. Mengembangkan format
evaluasi.
f. Mengembangkan format
observasi.
25
G. Indikator Kinerja
26
DAFTAR PUSTAKA
27
O leh :
NURUL HAYATI
NIM: X.5107573
28
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program PKh – FKIP UNS
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
DAFTAR ISI
Halaman
iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
TUGAS INDIVIDU
BRAILLE
O leh :
NURUL HAYATI
NIM: X.5107573
31
TUGAS INDIVIDU
BRAILLE
O leh :
SI Y A MI
NIM: X.5107599
32
TUGAS INDIVIDU
BRAILLE
O leh :
33
O leh :
S U N AR N I
NIM: X.5107646
34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEO RI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Kajian Teori
1. Kemampuan Membaca
a. Pengertian Kem am puan Mem baca
Istilah kem ampuan m emiliki banyak m akna, m enurut Poerwadarminta
(2001:628), kemampuan mempunyai arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan
dalam m elakukan suatu tindakan atau kegiatan. Pendapat lain dikem ukakan oleh
Jhonson yang dikutip Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan (2002:8)
menjelaskan bahwa “kemampuan merupakan perilaku rasional unt uk mencapai
tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.”
Dari kedua pendapat tersebut dapat disim pulkan bahwa kemam puan
adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dalam melakukan suatu tindakan atau
kegiatan unt uk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan (rasional).
Menurut Dechant yang dikutip Darm iyat i Zuhdi (2007:21), ”membaca
adalah proses pemberian m akna terhadap tulisan, sesuai dengan m aksud
penulis”. Lebih lanjut Sm ith m endefinisikan ”membaca sebagai proses
komunikasi yang berupa pem perolehan inform asi dari penulis oleh pem baca”
(Darmiyati Zuhdi, 2007:21). Menutur Farida Rahim (2007:2), “membaca adalah
proses menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata lisan”.
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
proses kom unikasi m enerjem ahkan simbol tulisan (huruf) dalam pem berian
makna terhadap tulisan untuk m em peroleh inform asi, sesuai dengan m aksud
penulis ke dalam kata-kata lisan.
Berdasarkan pengertian kemam puan dan membaca tersebut di atas dapat
diam bil kesimpulan bahwa kemampuan m em baca adalah kesanggupan,
kecakapan, kekuatan dalam m enerjem ahkan simbol tulisan (huruf) dalam
pem berian makna terhadap tulisan untuk m emperoleh informasi, sesuai dengan
maksud penulis ke dalam kata-kata lisan.
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Manfaat Membaca
Menurut Farida Rahim (2007:1), “masyarakat yang gem ar membaca
mem peroleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin m eningaktkan
kecerdasannya sehingga m ereka lebih m ampu menjawab tantangan hidup pada
masa-m asa m endatang.” Adapun manfaat membaca adalah: (1) dapat
menemukan sejum lah informasi dan pengetahuan yang sangat berguna dalam
kehidupan; (2) dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mutakhir di dunia; (3) dapat m engayakan batin, m eluaskan cakrawala
kehidupan; (4) isi yang terkandung dalam teks yang dibacanya dapat segera
dikethaui; (5) m embaca intensif dapat menghemat energi, karena tidak
terpancang pada suatu situasi, tempat dan waktu karena tidak menggangu orang
di sekelilingnya.
Kem ampuan m embaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari
baik bagi guru maupun siswa. Beribu judul buku dan berjuta koran diterbitkan
setiap hari. Ledakan informasi ini m enimbulkan tekanan pada guru untuk
menyiapkan bacaan yang memuat inform asi yang relevan untuk siswa-siswanya.
Walupun tidak sem ua inform asi perlu dibaca, tetapi jenis-jenis bacaan tertent u
yang sesuai dengan kebutuhan dan kepent ingan guru dan siswa tentu perlu
dibaca.
Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh kem ampuan dan
kesempatannya dalam membaca, karena membaca merupakan kunci seseorang
meraih berbagai ilmu pengetahuan, teknologi dan wawasan kebudayaan yang
ada di dunia.
Dari penjelasan di atas dapat disim pulkan bahwa membaca memiliki
banyak manfaat, baik unt uk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dengan
mem baca kita akan m em iliki banyak pengetahuan dan dapat menularkan ilmu
yang telah kita peroleh kepada orang lain.
c. Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena siswa yang membaca
dengan suatu tujuan, cenderung lebih m em ahami dibandingkan dengan siswa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang tidak m empunyai tujuan. Menurut Burn yang dikutip Farida Rahim
(2007:11), t ujuan m em baca mencakup:
1) kesenangan;
2) m enyempurnakan m embaca nyaring;
3) m enggunakan strategi tertentu;
4) m em perbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;
5) m engaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;
6) m em peroleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;
7) m engkonfirm asikan atau menolak prediksi;
8) m enampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan inform asi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
tentang strukt ur teks;
9) m enjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik;
Membaca semakin penting dalam kehidupan m asyarakat yang semakin
kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Misalkan
pengusaha katering tidak perlu harus pergi ke pasar untuk m engetahui harga
bahan-bahan yang akan dibutuhkan. Dia cukup m em baca surat kabar untuk
mendapatkan informasi tersebut. Kemudian, dia bisa merencanakan apa saja
yang harus dibelinya.
d. Fakt or-faktor yang Mempengaruhi Membaca
Tujuan membaca, tentu saja berkaitan erat dengan motivasi dalam
mem baca dan minat terhadap m ateri bacaan. Jika motivasi dan minat sangat
rendah atau bahkan sama sekali tidak ada, m enetapkan tujuan yang jelas sering
kali tidak menciptakan motivasi dan meningakt kan m inat baca, walaupun
sedikit, kehadirannya sangat berarti.
Kem ampuan m embaca dipengaruhi oleh beberapa faktor. Fakt or-fakt or
yang ada dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguistik (kebahasaan),
minat, motivasi, dan kumpulan m em baca (seberapa baik pembaca dapat
mem baca), sedangkan fakt or dari luar diri pembaca salah satunya adalah fakt or
kesiapan guru dalam pembelajaran (Darm iyati Zuhdi (2007:23-24).”
Ketepatan guru dalam mendiagnosis hal-hal yang diduga sebagai fakt or
yang m empengaruhi kemampuan siswa seperti yang penulis uraikan tersebut di
atas dapat menjadi petunjuk bagi guru bahasa Indonesia m enangani
perm asalahan dalam pengajaran m em baca. Pem baca yang efekt if menggunakan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berbagai strategi m em baca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka
mengkonstruk makna ketika m em baca.
Mengenai berbagai faktor penentuan kemampuan membaca, menurut
Yap yang dikutip Darmiyati Zuhdi (2007:25), bahwa kemampuan membaca
seseorang sangat ditentukan oleh faktor kuant itas m em bacanya, m aksudnya
adalah kem am puan m em baca seseorang itu sangat dipengaruhi oleh jumlah
wakt u yang digunakan unt uk m elakukan aktivitas membaca. Semakin bayak
wakt u membaca setiap hari, besar kem ungkinan sem akin tinggi tingkat
komprehensinya at au semakin mudah memaham i bacaan.
e. Strategi Membaca
Dalam usaha m em peroleh pemahaman terhadap bahan bacaan, pem baca
menggunakan stretegi tertentu. Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-
fakt or yang terlibat dalam pem ahaman, yaitu teks dan konteks.
Pada dasarnya, strategi m em baca m enggam barkan bagaim ana pembaca
mem proses bacaan sehingga dia m em peroleh pemaham an terhadap bacaan
tersebut. Menurut Klein yang dikutip Farida Rahim (2007:36) mengategorikan
model-m odel strategi mem baca ke dalam tiga jenis, yaitu bawah-atas (bottom -
up), atas-bawah (top-down), dan m odel m em baca campuran (eclectic).
Dari ket iga jenis strategi m em baca tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut
1) Strategi Bawah-Atas (Bottom-Up)
Dalam strategi batas-atas pem baca m emulai proses pem ahaman teks
dari tataran kebahasaan yang paling rendah m enuju ke yang tinggi. Pembaca
model ini mulai dari mengidentifikasi huruf-huruf, kata, frasa, kalimat dan
terus bergerak ke tataran yang lebih tinggi, sampai akhirnya dia m emaham i
isi teks. Pemaham an ini dibangun berdasarkan data visual yang berasal dari
teks melalui tahapan yang lebih rendah ke tahapan yang lebih tinggi.
2) Strategi Atas-Bawah (Up-Buttom)
Dalam strategi atas-bawah merupakan kebalikan dari strategi bawah-
atas. Pada strategi atas-bawah, pembaca memulai proses pem ahaman teks
dari tataran yang lebih tinggi. Dalam hal ini, pem baca m ulai dengan prediksi,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kem udian m encari input untuk m endapat kan informasi yang cocok dalam
teks.
3) Cam puran (Electic)
Dalam strategi pemahaman bacaan tidak harus memakai salah satu
strategi saja, siswa dapat mengam bil dan m emilih yang terbaik dari sem ua
strategi yang ada, term asuk pandangan-pandangan teori dan model
pengajaran membaca. Begitu juga m odel bawah-atas dan atas-bawah bisa
digunakan dalam waktu bersam aan jika diperlukan.
Dari kajian teori tentang kem ampuan m embaca di atas, dalam
penelitian ini indikator aspek kem am puan m embaca yang dijadikan alat ukur
meliputi: kemampuan siswa dalam m engucapkan kat a-kata dan m emaham i
makna kata dalam bacaan.
f. Evaluasi Kemampuan Membaca
Untuk mengungkapkan dan mengukur hasil belajar bahasa Indonesia
harus dilakukan evaluasi. Adapun yang dimaksud dengan evaluasi menurut
Moore yang dikutip Farida Rahim (2007:137) adalah suatu proses pengum pulan,
menganalisis data, mempertimbangkan dan membuat keputusan tent ang hasil
belajar siswa. Sedangkan pengertian evaluasi menurut Winkel (2001:313)
sebagai berikut:
Evaluasi berarti penentuan sampai seberapa jauh sesuatu berharga,
bermutu atau bernilai. Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh
siswa dan terhadap proses belajar mengajar mengandung penilaian
terhadap hasil belajar atau proses belajar itu, sampai seberapa jauh
keduanya dapat dinilai baik.
Menurut Anastasi yang dikutip Saifuddin Azwar (2001: 2) “evaluasi
berarti penilaian atau pengukuran yang objektif dan standar terhadap sampel
perilaku.”
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi belajar
bahasa Indonesia m erupakan penilaian yang standar terhadap tingkat
keberhasilan siswa dalam m encapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
pelajaran bahasa Indonesia pada kurun waktu tertent u dalam bent uk nilai
(angka).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5) Media audio.
6) Media lingkungan.
Arief Sadiman S., dkk. (2003:10) m engutip dari pendapat Rudi Bretz
sebagai berikut:
Bertz m engidentifikasi ciri utama dari m edia m enjadi tiga unsur pokok
yaitu suara, visual dan gerak. Visual sendiri dibedakan menjadi tiga
yaitu gam bar, grafis (line graphic) dan simbol yang m erupakan
kontinuum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan.
Di sam ping itu Bertz juga m embedakan media sinar (telecomunication)
dan media rekam (recording) sehingga terdapat delapan (8) klasifikasi
media 1) m edia audio visual gerak 2) m edia audio visual diam 3) media
audio visual semi 4) media visual gerak 5) media visual diam 6) media
visual semi gerak 7) m edia audio 8) media cetak.
Melihat uraian di atas pada dasarnya m edia dipandang dari ciri-cirinya
ada tiga jenis yaitu suara, visual dan gerak.
3. Media Gambar
10
11
12
B. Kerangka Berpikir
13
untuk mengam atinya. Melalui gam bar dapat ditunjukkan sesuatu yang jauh dari
jangkauan pengalaman siswa, selain itu juga dapat memberikan gambaran tentang
maksud dari bacaan. Melalui gambar, guru dapat menerjemahkan ide-ide abstrak
dalam bent uk yang lebih konkrit unt uk siswa SLB tuna grahita (C). Siswa kelas V
SLB/C YPALB Karanganyar yang dalam pem belajaran m em baca m ata pelajaran
bahasa Indonesia didukung dengan media gam bar akan m em iliki prestasi belajar
yang lebih baik dibanding sebelum m enerapkan media gambar.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, m aka digambar bagan
kerangka berpikir sebagai berikut:
Siklus I :
1. Guru menerapkan media gambar.
2. Guru memberi motivasi belajar kepada
siswa.
3. Guru memberi penjelasan tentang cara
belajar membaca.
SiklusII:
Tindakan 1. Penerapan media gambar lebih
ditingkatkan.
2. Guru memberi motivasi belajar kepada
siswa yangmasih rendah kemampuan
membacanya.
3. Guru memberi penjelasan cara belajar
membaca yang efekti f dan efisien.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
16
KAJIAN TEORI
O leh :
NURUL HAYATI
NIM: X.5107573