Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN LAYANAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN LITERASI

SISWA DI SMAN 30 JAKARTA

ARTIKEL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S1) Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam

Disusun oleh:
Muhammad Riyas Amir (1803036022)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN WALISONGO SEMARANG

2022
MANAJEMEN LAYANAN PERPUSTAKAAN
DALAM MENINGKATKAN LITERASI SISWA
DI SMAN 30 JAKARTA

Oleh: Muhammad Riyas Amir


Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Dosen Pembimbing :
Muh Ahlis Ahwan, S.Hum., M.IP

ABSTRAK

Manajemen layanan perpustakaan dalam meningkatkan literasi siswa di sekolah bisa


diwujudkan dengan menjalankan ketiga indikator strategi meningkatkan literasi siswa, yaitu
lingkungan fisik sekolah menyediakan sudut baca setiap ruangan di sekolah, dan memajang hasil
karya siswa setiap area di sekolah. Pada lingkungan sosial sekolah memberikan penghargaan siswa
berprestasi atau siswa yang memiliki semangat belajar, dan sekolah mengadakan peringatan hari
besar nasional dengan berbagai kegiatan literasi. Pada lingkungan akademik sekolah memberikan
kesempatan kepada guru dan staf untuk mengikuti pelatihan atau workshop literasi, dan sekolah
memberikan alokasi waktu untuk melaksanakan pembelajaran literasi siswa di kelas.
Pada kajian skripsi ini, peneliti memilih dua rumusan masalah, yaitu bagaimana manajemen
layanan perpustakaan dalam meningkatkan literasi siswa di SMAN 30 Jakarta, dan apa saja kelebihan
dan kekurangan dari manajemen layanan perpustakaan dalam meningkatkan literasi siswa di SMAN
30 Jakarta. Pada kajian skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif melalui study lapangan yang dilakukan di SMAN 30 Jakarta. Adapun perolehan data
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa SMAN 30 Jakarta berhasil menjalankan empat
fungsi manajemen, yaitu (1) pada perencanaan kepala perpustakaan SMAN 30 Jakarta membuat
suatu program dalam memberikan kemudahan bagi pemustaka untuk memanfaatkan layanan
perpustakaan. Program itu adalah penyediaan sudut baca setiap ruangan di sekolah, yakni di kantin,
di depan ruang multimedia, di kelas, dan di perpustakaan. Program ini bertujuan untuk memberikan
kemudahan pemustaka dalam memanfaatkan layanan ketika berada di luar perpustakaan. (2)
Pengorganisasian yang dilakukan oleh kepala perpustakaan, yaitu memberikan tugas kepada
pustakawan untuk menyediakan buku di sudut baca, jenis buku perpustakaan yang disediakan di
sudut baca, yaitu buku fiksi, buku non fiksi, dan jurnal penelitian. Jenis buku perpustakaan tersebut
sudah sesuai dengan kebutuhan siswa. (3) Pelaksanaan penyediaan sudut baca tersedia setiap ruangan
di sekolah berhasil terlaksana dilakukan dengan pustakawan menyediakan buku perpustakaan di
sudut baca setiap ruangan di sekolah, yaitu di kelas, di depan kantor tata usaha, di kantin sekolah, dan
di perpustakaan, penyediaan buku di sudut baca oleh perpustakaan sesuai dengan kebutuhan siswa.
(4) Pengendalian yang dilakukan oleh kepala perpustakaan terhadap penyediaan sudut baca setiap
ruangan di sekolah. Pengukuran keberhasilan dalam penyediaan sudut baca setiap ruangan di sekolah
dilihat dari jumlah siswa yang memanfaatkan atau menggunakan sudut baca tersebut. Dengan
terlaksananya manajemen layanan perpustakaan di SMAN 30 Jakarta dapat meningkatkan
kemampuan literasi siswa dari segi literasi bahasa, literasi sains, literasi digital, dan literasi budaya
kewargaan. Hal tersebut dibuktikan dengan SMAN 30 Jakarta meraih berbagai prestasi akademik
baik pada tingkat provinsi atau nasional, dan mendapatkan gelar dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jakarta menjadi sekolah budaya.
Hasil penelitian ini memberikan saran bahwa manajemen layanan perpustakaan dalam
meningkatkan literasi siswa layak dijadikan suatu strategi meningkatkan kemampuan literasi siswa di
SMAN 30 Jakarta dengan memperhatikan ketiga indikator, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial,
dan lingkungan akademik. Diharapkan sekolah mengoptimalkan dalam menjalankan ketiga indikator
tersebut supaya dapat meningkatkan literasi siswa.

Kata Kunci: Manajemen Layanan Perpustakaan, dan Literasi Siswa


PENDAHULUAN mempunyai kemampuan literasi
yang unggul, maka literasi dapat
Literasi sangat erat kaitannya membuka pintu cakrawala dunia dan
dengan siswa dalam dunia mampu menciptakan generasi literat.
pendidikan. Di situasi pandemic Mengingat hasil Program For
Covid-19 seperti ini literasi pada International Student Assessment
siswa menjadi tantangan tersendiri (PISA) pada tahun 2019, Indonesia
berkat perkembangan teknologi. mendapatkan peringkat 72 dari 78
Pemerintah sangat mendukung negara yang mengikuti tes
kegiatan pembelajaran sistem daring kompetensi PISA, dengan nilai 371
yakni siswa diharuskan mengakses dalam hal kemampuan membaca.1
pembelajaran melalui media digital Dari data tersebut bisa disimpulkan
dengan layanan internet, hal tersebut bahwa kemampuan membaca siswa
merupakan salah satu usaha Indonesia tertinggal jauh dari negara
pemerintah dalam mengembangkan lain. Dalam hal ini peran pemerintah
pengetahuan siswa terhadap dunia sangat diperlukan dalam
digital, supaya generasi bangsa bisa mengembangkan dan meningkatkan
memanfaatkannya untuk hal literasi siswa Indonesia, sehingga
kebaikan. Berkenaan dengan upaya para siswa mempunyai kemampuan
dalam melakukan peningkatan literasi yang unggul dan dapat
literasi di sekolah, perpustakaan bisa melahirkan generasi literat.
memanfaatkan teknologi informasi Perpustakaan merupakan
untuk meningkatkan semangat baca sarana penyediaan berbagai
para siswa dan memudahkan mencari informasi yang bisa digunakan dalam
buku yang dibutuhkan, serta meningkatkan kualitas pengetahuan
meningkatkan kualitas layanan dan informasi masyarakat. Telah
sehingga siswa merasa nyaman dan disebutkan dalam pasal 4 UU Nomor
mudah dalam membaca. Sering 43 Tahun 2007 tentang
sekali siswa kesulitan mendapatkan perpustakaan, bahwa perpustakaan
buku di perpustakaan dengan sistem memiliki tujuan untuk memberikan
manual, dengan perkembangan pelayanan kepada pemustaka, tujuan
teknologi informasi dapat dari pelayanan tersebut untuk
memberikan kemudahan bagi siswa meningkatkan literasi, serta
untuk menemukan buku atau
1
informasi yang dibutuhkan, serta Mahbudin, ‘Peran Pemerintah Dalam Membangun
Budaya Literasi Indonesia’
membantu dalam mengembangkan https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/peran-
pemerintah-dalam-membangun-budaya-literasi-
kemampuan literasi. Apabila siswa indonesia diakses 15 December 2021.
memperluas wawasan dan informasi sumber belajar dan sumber informasi
guna membentuk masyarakat yang di tengah-tengah lingkungan siswa
mempunyai pengetahuan informasi diharapkan mampu mendorong dan
yang luas, sehingga mampu mengembangkan kualitas
menjadikan Indonesia sebagai negara pengetahuan siswa, mengembangkan
maju. Perpustakaan memiliki kemampuan siswa dalam mencari
beragam jenis, salah satunya adalah informasi, dan dapat memperkuat
perpustakaan sekolah, sesuai dengan budaya literasi di lingkungannya.
penjelasan UU No. 45 Pasal 20 Siswa yang gemar membaca akan
Tahun 2007 jenis-jenis perpustakaan membuka pintu perhatiannya dalam
meliputi: perpustakaan nasional, dunia informasi, sehingga mampu
perpustakaan umum, perpustakaan meningkatkan daya saing di era
sekolah, perpustakaan perguruan kompetitif saat ini. Pada
tinggi, dan perpustakaan khusus. pelaksanaannya perpustakaan
Dasar pembentukan perpustakaan sekolah perlu menyediakan layanan
sekolah telah tercantum dalam UU koleksi untuk mempermudah siswa
Sistem Pendidikan Nasional Nomor dalam mencari buku atau informasi
2 Tahun 1989, yang isinya bahwa yang dibutuhkan. Apabila
sekolah mampu menyediakan perpustakaan ingin memberikan
sumber belajar di lingkungannya kenyamanan kepada pemustaka,
sehingga dapat membantu proses maka pelayanan perpustakaan harus
kegiatan pembelajaran dan diberikan secara prima, di mana
membantu sekolah dalam meraih pelayanan prima itu adalah layanan
tujuannya.2 dengan standar kualitas tinggi dan
Perpustakaan sekolah selalu mengikuti perkembangan
dimaknai sebagai sumber belajar dan kebutuhan pelanggan setiap saat,
sumber informasi yang memiliki secara konsisten dan akurat.3
kedudukan strategis dalam Kualitas layanan perpustakaan
mengembangkan potensi berasal dari kepuasan yang
pengetahuan siswa. Siswa dapat didapatkan oleh setiap pemustaka
melakukan proses pendidikan dilihat dari ketelitian, ketepatan,
dengan memanfaatkan semua\ kelengkapan, dan sesuai
fasilitas yang telah disediakan oleh kebutuhan. Kualitas layanan
perpustakaan. Keberadaan perpustakaan berfokus pada upaya
perpustakaan sekolah sebagai pemenuhan kebutuhan dan

2 3
Prastowo Andi, Manajemen Perpustakaan Sekolah Nina Rahmayanty, Manajemen Pelayanan Prima, Ed. 1
Profesional (Yogyakarta: Diva Press, 2001) Cet. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013).
keinginan pemustaka serta layanan pemustaka yang sudah
ketepatan penyampaian untuk memakai teknologi informasi
mengimbangi harapan para sehingga dalam mengakses
pemustaka. 4
Dengan demikian layanannya bisa secara online.
layanan perpustakaan harus sesuai Adapun layanan tersebut yaitu, E-
dengan kebutuhan pemustaka, dan Resource, IOS (Indonesia
memberikan pelayanan prima OneSearch), iPusnas, dan E-Res.
sehingga pemustaka merasakan Berbagai layanan tersebut dapat
kenyamanan di perpustakaan. dimanfaatkan secara online oleh
Layanan perpustakaan memiliki siapa saja, termasuk semua civitas
peran penting untuk meningkatkan sekolah antara lain Sekolah
daya minat pemustaka, karena Menengah Atas Negeri (SMAN)
kualitas layanan perpustakaan 30 Jakarta.
merupakan hasil persepsi dari SMAN 30 Jakarta dahulu
perbandingan harapan pemustaka adalah SMA Filial dengan
dengan kinerja layanan aktual.5 bangunan yang sederhana.
Apabila layanan perpustakaan Masyarakat turut prihatin dengan
menggunakan teknologi informasi, kondisi SMA Filial karena harus
maka akan memberikan berbagi tempat dengan SMPN 47,
kemudahan dan kenyamanan sehingga masyarakat memutuskan
terhadap pemustaka, dan dapat bergotong-royong untuk
meningkatkan minat literasi memindahkan SMA Filial ke
pemustaka. 6
Hal tersebut lokasi Rawasari Barat.
menunjukan perpustakaan Keberhasilan dari gotong-royong
memiliki peran penting untuk masyarakat SMA Filial tidak lagi
meningkatkan literasi informasi satu lokasi dengan SMPN 47.
siswa. Dengan perpindahan SMA Filial,
Perpustakaan Nasional lahirlah SMAN 30 Jakarta, yang
memperkuat semangat masyarakat diresmikan pada tanggal 1 April
dalam menghidupkan literasi, hal 1974. SMAN 30 Jakarta adalah
ini dibuktikan dengan tersedia salah satu sekolah favorit di

4
Jakarta dan memperoleh akreditasi
Endang Fatmawati, ‘Matabaru Penelitian Perpustakaan
Dari Servqual, Jurnal Pustakawan Indonesia, 13.2 A. SMAN 30 Jakarta berlokasi di
(2014), 1–3.
5
G Siagian, ‘Pengaruh Kualitas Pelayanan Perpustakaan
Jakarta Pusat, yang memiliki luas
Terhadap Minat Baca Siswa Di Sekolah Dasar’, Jurnal tanah 4.200 m2 dan luas bangunan
Basicedu, 5.3 (2021), 1683–88.
6
Siti Indiyarti, ‘Optimalisasi Layanan Perpustakaan 4.200 m2, dan mempunyai
Untuk Meningkatkan Kegiatan Gerakan Literasi
Sekolah’, 18.2 (2019), 80–89. berbagai fasilitas yang dapat
dimanfaatkan civitas sekolah salah 20167 tentang penguatan pendidikan
satunya menyediakan karakter pada Satuan Pendidikan
perpustakaan. Formal. Program gerakan literasi
Berbagai layanan juga sekolah mendorong integrasi
disediakan oleh Perpustakaan penguasaan enam literasi dasar:
SMAN 30 Jakarta, yaitu layanan baca-tulis, digital, numerasi,
sirkulasi, referensi, dan bimbingan finansial, sains, serta budaya dan
membaca. Adapun luas bangunan kewargaan.
perpustakaan SMAN 30 Jakarta 18 Adapun implementasi gerakan
m x 7 m = 126 m² dengan literasi sekolah di SMAN 30 Jakarta
pustakawan berjumlah 2 orang, adalah mewajibkan semua guru
dan tenaga kebersihan 1 orang. untuk menerapkan literasi dan
Adapun misi perpustakaan numerasi dalam pembelajaran, hal
SMAN 30 Jakarta, yaitu: berfungsi tersebut tercermin pada penilaian
sebagai sumber informasi dalam dengan menggunakan Metode
mewujudkan dan menciptakan Asesmen Kompetensi Minimum
peserta didik berprestasi, berbudaya, (AKM) yang muatannya adalah
terampil, dan bertakwa serta mampu literasi dan numerasi. Sekolah
menggali ilmu pengetahuan, dan mengadakan lomba debat yang wajib
teknologi melalui literasi baca. diikuti para siswa, terdiri dari
Perpustakaan bekerja sama dengan perwakilan setiap kelas 10 dan 11,
pihak sekolah dalam tujuan lomba tersebut untuk
mengembangkan kemampuan literasi mempertajam kemampuan dalam
siswa dengan menerapkan gerakan mencari informasi, dan memperkuat
literasi sekolah. Gerakan literasi minat siswa dalam dunia literasi.
sekolah merupakan gerakan sosial Sekolah memberikan tugas kepada
dengan dukungan kolaboratif dari siswa untuk mencari informasi di
berbagai elemen. Salah satu yang perpustakaan melalui layanan yang
ditempuh untuk mewujudkan tersedia mengenai mata pelajaran,
sekolah sebagai organisasi lalu dipresentasikan di hadapan guru
pembelajaran yang literat dan dengan menggunakan power point.
mengembangkan potensi peserta Perpustakaan menyediakan ruang
didik secara utuh. Gerakan literasi baca untuk siswa dengan dilengkapi
sekolah adalah program yang dibuat fasilitas karpet, sofa, BI corner,
oleh pemerintah, program gerakan komputer, dan jaringan Wi-Fi,
literasi sekolah bentuk tindak lanjut 7
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016, Pedoman
dari Permendikbud Nomor 20 Tahun Pelestarian Tradisi, Pasal 2, ayat (3).
sehingga siswa dapat memanfaatkan tingkat nasional, dan SMAN 30
layanan tersebut untuk meningkatkan Jakarta menjadi salah satu sekolah
kemampuan literasi informasi. favorit di Jakarta. Dengan adanya
Dengan terlaksananya penelitian ini diharapkan siswa
kerjasama antara sekolah dengan mempunyai kemampuan literasi
perpustakaan dalam mensukseskan yang unggul, serta mempertajam
gerakan literasi sekolah dapat kemampuan dalam menggali
menghasilkan siswa berprestasi, hal berbagai informasi dari
tersebut dibuktikan dengan perpustakaan, sehingga perpustakaan
keberhasilan siswa SMAN 30 Jakarta dapat menghasilkan generasi yang
dalam meraih juara pertama literat.
pemilihan Abang None tahun 2019,
berhasil meraih juara 2 Duta Genre
Jakarta tahun 2020, berhasil meraih
piagam penghargaan medali
kompetisi matematika tingkat kota
Jakarta tahun 2020, dan meraih
penghargaan kejuaraan tingkat
nasional perlombaan Kompetisi
Penelitian Indonesia 2020 (KOSPI).
Bersumber pada latar belakang
yang telah dijelaskan di atas, maka
peneliti perlu melakukan kajian
untuk mengupas mengenai
manajemen layanan perpustakaan
dalam meningkatkan kemampuan
literasi informasi siswa, sehingga
penulisan skripsi ini bertemakan
“Manajemen Layanan Perpustakaan
dalam Meningkatkan Literasi Siswa
Di SMAN 30 Jakarta”. Alasan
peneliti memilih tema tersebut,
karena SMAN 30 Jakarta berhasil
membimbing siswa dalam
meningkatkan kemampuan literasi,
sehingga SMAN 30 Jakarta meraih
berbagai penghargaan kejuaraan
METODE PENELITIAN prestasi yang unggul dalam meraih
berbagai lomba. Penelitian dilakukan
sejak dari penyusunan proposal

Peneliti menggunakan jenis penelitian pada tanggal 3 Januari 2022

penelitian kualitatif. Menurut Syahrul hingga penyajian data dalam bentuk

Salim8 penelitian kualitatif adalah skripsi. Peneliti menggunakan dua

suatu penelitian yang bersifat sumber data pada penelitian ini, yaitu

deskriptif dan cenderung sebagai berikut:

menggunakan analisis dari fakta 1. Sumber data primer

keadaan dari lingkungan tersebut. Data primer adalah sebuah data

Penelitian kualitatif cenderung yang diperoleh secara langsung

melakukan analisis terhadap kondisi melalui observasi, dan wawancara

yang sesuai kenyataan dan tidak terhadap informant.9 Adapun data

membutuhkan data statistik karena primer penelitian ini diperoleh

hasilnya cenderung berupa deskripsi. dari observasi, dan hasil

Alasan peneliti menggunakan metode wawancara kepala sekolah,

kualitatif deskriptif karena peneliti kepala perpustakaan, pustakawan,

ingin mendeskripsikan keadaan yang guru, dan siswa (sebagai

akan diamati di lapangan dalam informant penelitian ini) yang

bentuk narasi kata-kata yang membantu memberikan

dihasilkan dari observasi, wawancara, keterangan secara menyeluruh

dan dokumentasi. Dengan demikian, mengenai layanan perpustakaan

pembaca akan merasakan kenyamanan sekolah dan kondisi literasi siswa.

dalam membaca kajian ini tidak 2. Sumber data sekunder

berupa angka. Sumber data sekunder yaitu


dokumen-dokumen
Penelitian ini akan dilakukan organisasi/instansi yang bisa
di SMAN 30 Jakarta berlokasi di Jl. dipublikasikan, dan data sekunder
Ahmad Yani Kel. Cempaka Putih sebagai pendukung data primer.
Timur, Kec. Cempaka Putih, Jakarta Sumber data sekunder terdiri
Pusat kode pos 10510. Alasan peneliti berbagai macam, dari surat-surat
menentukan lokasi penelitian di pribadi, kitab harian, catatan
SMAN 30 Jakarta, karena sekolah rapat, dan dokumen-dokumen
tersebut termasuk salah satu sekolah resmi. 10
Adapun data sekunder
favorit di Jakarta, dan memiliki penelitian ini berasal dari
8 9
Salim & Syahrum, ‘Metodologi Penelitian Kualitatif’, Sugiyono, Metode Penelitian (Pendidikan Kualitatif,
2012, pp. 141–42. Kuantitatif, Dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2017).
dokumen resmi perpustakaan bertujuan, yakni dengan
SMAN 30 Jakarta, yaitu profil purposive sampling.13
perpustakaan, struktur Peneliti menggunakan
perpustakaan, layanan teknik purposive sampling,
perpustakaan, program tahunan karena peneliti merasakan sampel
perpustakaan, fasilitas yang akan diambil bersifat akurat,
perpustakaan, program literasi paling mengetahui tentang
siswa, foto kegiatan literasi siswa, masalah yang akan diteliti.
dan data prestasi siswa. Peneliti Tujuan penggunaan purposive
menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini
sampling untuk pengambilan untuk mengetahui bagaimana
sampel. Purposive sampling interaksi pustakawan, siswa, dan
adalah teknik pengambilan guru dalam perpustakaan sekolah.
sampel yang didasarkan kepada Adapun kriteria informant pada
penilaian peneliti mengenai siapa penelitian ini, yaitu berada di
saja yang memenuhi syarat daerah yang diteliti, mengetahui
sampel yang baik.11 Syarat sampel kejadian atau permasalahan,
yang baik harus dapat mewakili merasakan dampak dari kejadian
dari seluruh populasi atau masalah, terlibat langsung
(representative), dan tidak ada dengan permasalahan. Berikut
kekeliruan dalam sampel. Apabila informant pada penelitian ini:
tidak ada kekeliruan dalam Tabel 1.3 Data Informant
sampel, maka sampel akan Penelitian
bersifat akurat. Menurut Burhan
12
No Informant Jumlah
Bungin bahwa prosedur sampling 1 Kepala sekolah 1
yang paling penting adalah 2 Kepala 1
bagaimana menentukan kunci perpustakaan
(key informant). Memilih sampel, 3 Pustakawan 1
dalam hal ini informant kunci 4 Guru 1
atau situasi sosial lebih tepat 5 Siswa 1
dilakukan dengan sengaja atau Total 5
Pada informant
pustakawan, peneliti memilih
pustakawan yang paling
10
Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara,
2011).
11 13
Akhmad Fauzy, Konsep Dasar Teori, 2nd edn Hengki Wijaya, ‘Ringkasan Dan Ulasan Buku Analisis
(Tanggeran: Universitas Terbuka, 2001). Data Penelitian Kualitatif (Burhan Bungin)’,
12
Fauzy. ResearchGate, March, 2018, 1–45.
memahami literasi, pada M.Pd (wakil kepala sekolah
informant guru, peneliti memilih SMAN 30 Jakarta), Bapak Drs.
guru yang paling mengetahui Amiruddin (kepala perpustakaan
literasi, dan pada informant siswa, SMAN 30 Jakarta), Ibu Dessy
peneliti memilih satu siswa yang Maryanti, S.Pd (pustakawan
paling berprestasi. Berikut nama- SMAN 30 Jakarta), Zahra Arzam
nama informant pada penelitian (siswa SMAN 30 Jakarta).
ini, yaitu Ibu Ratu Mulyanengsih,

HASIL PENELITIAN mengalokasikan waktu 15 menit sebelum


Manajemen layanan perpustakaan dalam pelajaran dimulai untuk melakukan kegiatan
meningkatkan literasi siswa di SMAN 30 pembelajaran literasi siswa di kelas, dan
Jakarta berjalan sesuai dengan ketiga memberikan kesempatan kepada guru, staf,
indikator, yaitu (1) lingkungan fisik SMAN 30 dan pustakawan untuk mengikuti pelatihan
Jakarta menyediakan sudut baca setiap guna mengembangkan kompetensi literasi.
ruangan di sekolah, yaitu sudut baca kelas, Manajemen layanan perpustakaan
sudut baca kantin, sudut baca di depan kantor dalam meningkatkan literasi di SMAN 30
tata usaha, dan sudut baca perpustakaan, dan Jakarta mempunyai kelebihan dan kekurangan.
memajang hasil karya siswa setiap area di Kelebihannya SMAN 30 Jakarta berhasil
sekolah, yaitu di depan perpustakaan, di depan menjalankan ketiga indikator untuk
ruang multimedia, di depan ruang guru, dan di meningkatkan literasi siswa, yakni (1)
lorong tangga sekolah. (2) Lingkungan sosial lingkungan fisik sekolah menyediakan sudut
SMAN 30 Jakarta sangat mengapresiasi baca dan memajang hasil karya siswa. (2)
kepada siswa berprestasi atau siswa yang Lingkungan sosial sekolah memberikan
mempunyai semangat dalam belajar dengan penghargaan kepada siswa yang memiliki
sekolah melakukan pembinaan siswa untuk prestasi atau siswa yang mempunyai semangat
masuk perguruan tinggi yang terfavorit dan dalam belajar dan sekolah mengadakan
memberikan kesempatan untuk mengikuti perayaan hari besar dengan literasi. (3)
perlombaan, dan sekolah mengadakan Lingkungan akademik sekolah memberikan
peringatan hari besar nasional dengan berbagai waktu untuk melakukan pembelajaran literasi
kegiatan literasi, yaitu hari sumpah pemuda di kelas dan memberikan kesempatan kepada
sekolah mengadakan lomba puisi, hari guru, staf, dan pustakawan untuk mengikuti
pahlawan sekolah mengadakan lomba pojok pelatihan atau warkshop.
baca kelas, hari pendidikan sekolah
Kekurangannya SMAN 30 Jakarta
mengadakan lomba debat, hari kemerdekaan
terbatas waktu melakukan kegiatan literasi di
sekolah mengadakan festival budaya. (3)
sekolah disebabkan kondisi pandemi Covid 19
Lingkungan akademik SMAN 30 Jakarta
sehingga sekolah membuat peraturan baru penghargaan siswa berprestasi atau siswa
bahwa semua siswa harus pulang pada jam yang memiliki semangat belajar suapaya
10.30. menambah motivasi dan semangat siswa
lainnya untuk terus berprestasi terutama
dalam bidang literasi.
PENUTUP 3. Diharapkan kepada pihak guru SMAN 30
Jakarta untuk mengoptimalkan
pembelajaran literasi siswa di kelas
Kesimpulan
dengan memberikan alokasi waktu untuk
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat siswa membaca buku dan merangkum
disimpulkan bahwa Manajemen Layanan hasil bacaan buku meskipun
Perpustakaan Dalam meningkatkan Literasi pembelajaran tatap muka dibatasi waktu.
Siswa Di SMAN 30 Jakarta berhasil 4. Diharapkan kepada pustakawan SMAN
dijalankan, hal tersebut didukung dengan 30 Jakarta untuk mengoptimalkan dalam
ketiga indikator untuk meningkatkan literasi mempraktikkan hasil pelatihan mengenai
siswa, yaitu lingkungan fisik, lingkungan pengembangan sumber daya pustakawan
sosial, dan lingkungan akademik. yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan DKI Jakarta (DISPUSIP).
5. Diharapkan kepada siswa SMAN 30
Saran Jakarta untuk mengoptimalkan
penggunaan sudut baca yang tersedia
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di
setiap ruangan di sekolah, yaitu sudut
atas saran yang dapat penulis sampaikan
baca di kelas, sudut baca di kantin, sudut
mengenai manajemen layanan perpustakaan
baca di depan kantor tata usaha, dan sudut
dalam meningkatkan literasi siswa di SMAN
baca di perpustakaan supaya kebutuhan
30 Jakarta adalah sebagai berikut:
literasi terpenuhi meskipun terbatas
1. Diharapkan kepada pihak kepala waktu hingga pukul 10.30.
perpustakaan SMAN 30 Jakarta untuk 6. Diharapkan kepada penelitian selanjutnya
mengoptimalkan penyediaan sudut baca untuk melengkapi dan mengembangkan
setiap ruangan di sekolah dengan penelitian mengenai manajemen layanan
menyediakan buku di sudut baca sesuai perpustakaan dalam meningkatkan literasi
kebutuhan siswa sehingga siswa dapat siswa.
memanfaatkan sudut baca tersebut untuk
kepentingan literasi.
2. Diharapkan kepada pihak wakil kepala
SMAN 30 Jakarta untuk menyediakan
tambahan anggaran untuk pemberian
DAFTAR PUSTAKA Mahbudin, ‘Peran Pemerintah Dalam
Membangun Budaya Literasi Indonesia’
Prastowo Andi, Manajemen Perpustakaan
<https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/peran
Sekolah Profesional (Yogyakarta: Diva Press,
-pemerintah-dalam-membangun-budaya-
1982)
literasi-indonesia> [accessed 15 December
Nina Rahmayanty, Manajemen Pelayanan
2021].
Prima, Ed. 1 Cet. (Yogyakarta: Graha Ilmu,
Salim & Syahrum, ‘Metodologi Penelitian
2013).
Kualitatif’, 2012, pp. 141–42.
Endang Fatmawati, ‘Matabaru Penelitian
Sugiyono, Metode Penelitian (Pendidikan
Perpustakaan Dari Servqual, Jurnal
Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D) (Bandung:
Pustakawan Indonesia, 13.2 (2014), 1–3.
Alfabeta, 2017).
G Siagian, ‘Pengaruh Kualitas Pelayanan
Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi
Perpustakaan Terhadap Minat Baca Siswa Di
Aksara, 2011).
Sekolah Dasar’, Jurnal Basicedu, 5.3 (2021),
Akhmad Fauzy, Konsep Dasar Teori, 2nd edn
1683–88.
(Tanggeran: Universitas Terbuka, 2001).
Siti Indiyarti, ‘Optimalisasi Layanan
Hengki Wijaya, ‘Ringkasan Dan Ulasan Buku
Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kegiatan
Gerakan Literasi Sekolah’, 18.2 (2019), 80– Analisis Data Penelitian Kualitatif (Burhan
89.
Bungin)’, ResearchGate, March, 2018, 1–45.

Anda mungkin juga menyukai