Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18, No. 1, Juni 2022, Hal. 113-127
https://doi.org//10.22146/bip.v18i1.3650
ISSN 1693-7740 (Print), ISSN 2477-0361 (Online)
Tersedia online di https://journal.ugm.ac.id/v3/BIP
Naskah diterima: 18 Desember 2021, direvisi: 25 Maret 2022, disetujui: 10 Mei 2022
ABSTRAK
Pendahuluan. Penelitian dengan melakukan analisis terhadap upaya yang dilakukan perpustakaan SMA
Muhammadiyah 1 Ponorogo dalam memaksimalkan peran perpustakaan sebagai sumber belajar dengan
menggunakan standar International Federation of Library Associations and Institutions.
Metode penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data
menggunakan dua cara yaitu observasi dan dan wawancara terstruktur.
Data analisis. Teknis analisis data dimulai dengan pengumpulan data kemudian diorganisir menggunakan data
teks hasil transkrip wawancara dengan mempertimbangkandata gambar. Proses analisis juga diperkuat dengan
metode library research, menggunakan literatur berupa buku, jurnal ilmiah, artikel prosiding, sehingga
memperkuat data temuan lapangan.
Hasil dan Pembahasan. Peran perpustakaan sebagai sumber belajar ditunjukkan dengan kapabilitas sumber
daya, kemampuan pemikiran, peningkatan membaca dan keaksaraan, serta peningkatan pribadi dan
interpersonal
Kesimpulan dan Saran. Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo dalam melaksanakan perannnya
sebagai sumber belajar belum sepenuhnya memenuhi pedoman standar dari International Federation of Library
Associations and Institutions. Perpustakaan terbatas pada penyediaan kebutuhan informasi, namun belum
menunjukkan upaya agar informasi tersebut sampai kepada pemustaka.
Kata kunci: perpustakaan sekolah; sumber belajar; kompetensi pustakawan
ABSTRACT
Introduction. This research analyses efforts made by the library of Muhammadiyah Senior High School 1
Ponorogo in maximising the role of library as a source of learning as issued by the International Federation of
Library Associations and Institution.
Data Collection Methods. This paper employed a qualitative descriptive approach through participant
observations and structured interviews.
Data analysis. Data from interview transcripts, observation sheets and documentations were analysed by
conducting the process of data display, data reduction and conclusion drawing. The analysis process also
considered several supporting literature in the form of books, scientific journals, conference proceeding.
Results and discussion. The roles of the library as a learning source are demonstrated by several activities to
improve users' skills such as providing resource capabilities and supporting critical thinking, literacy, and
personal and interpersonal development.
Conclusion and suggestions: In serving its responsibility as a learning resource, the library at SMA
Muhammadiyah 1 Ponorogo did not fully comply with the International Federation of Library Associations and
Institutions' standard requirements. Libraries are limited in their ability to fulfill information needs, but they
have make little effort to explain that information to users.
Keywords: library; learning resources; librarian competency
113
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
114
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
layanan masih pada tataran penyedia sumber bahasa Jawa, sedangkan untuk layanan teknis
daya perpustakaan, seperti pengadaan koleksi, dilakukan oleh staf perpustakaan dengan latar
penyediaan fasilitas seperti akses internet, belakang pendidikan ilmu perpustakaan.
ruangan yang nyaman, namun penyediaan Pemahaman kepala perpustakaan berkaitan
layanan bagi pemustaka terbatas pada layanan dengan proses pembelajaran dipandang mampu
sirkulasi. Sementara itu layanan yang bersifat mendukung peran perpustakaan sebagai pusat
akses informasi seperti bimbingan penelusuran belajar. Tenaga perpustakaan juga memiliki
literatur baik yang bersumber di perpustakaan kompetensi dalam memberikan layanan
ataupun online, belum terlihat dan dapat pemustaka yang berkaitan dengan pemanfaatan
dirasakan peserta didik. Kedua, kegiatan koleksi perpustakaan.
perpustakaan dalam hal layanan masih bersifat Warsita (2012) dalam kajiannya
independen. Sementara itu untuk mengetahui menyimpulkan bahwa peran perpustakaan
kebutuhan pembelajaran, pustakawan harus sebagai pusat belajar akan membantu
mengetahui sistem pendidikan yang sedang terwujudnya tujuan pembelajaran aktif, kreatif
berjalan. Hal ini sebenarnya dapat dilakukan dan menyenangkan dengan memanfaatkan
dengan melakukan kerja kolaboratif antara sumber daya perpustakaan. Selain itu,
perpustakaan sebagai penyedia informasi perpustakaan akan menumbuhkan kesadaran
dengan bagian kurikulum sekolah. Ketiga, peserta didik dengan catatan pemenuhan jumlah
kompetensi pustakawan sebagai penyambung bacaan yang berkualitas. Faktor penghambat
kebutuhan informasi dan ketersediaan belum yang muncul adalah tidak ada tenaga pengelola
maksimal. Kemampuan literasi informasi guna dan struktur organisasi perpustakaan serta
mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan minimnya koleksi pendukung.
peserta didik dalam pemenuhan informasi Beberapa penelitian lain menunjukkan
belum banyak dimiliki oleh pustakawan pemanfaatan perpustakaan sekolah di Indonesia
sekolah. Permasalahan lain yang ada di belum maksimal. Penelitian Sholeh (2020)
lapangan adalah tidak semua sekolah memiliki menyatakan pemanfaatan perpustakaan masih
pengelola perpustakaan, buku yang disediakan terbatas pada penyediaan dan peminjaman buku
belum memenuhi kebutuhan peserta didik, dan untuk mata pelajaran. Penelitian Damayanti, et
ruangan yang tidak setara dengan jumlah peserta al. (2017) menemukan bahwa keragaman koleki
didik. memotivasi peserta didik berkunjung ke
Perkembangan perpustakaan SMA perpustakaan. Rahman (2015) menyarankan
Muhammadiyah 1 Ponorogo bukan lagi sebagai perlu adanya dukungan kepala sekolah dan guru
penyedia sumber daya informasi, namun juga untuk optimalisasi fungsi perpustakaan. Akbar,
mulai memainkan peran dalam mendukung et al. (2021) menjelaskan secara kuantitatif
proses belajar yang dilakukan oleh guru. perpustakaan mampu meningkatkan prestasi
Bersama stakeholder sekolah, pustakawan belajar, dengan memberikan tugas kepada
melakukan pembenahan fisik untuk peserta didik mencatat buku yang telah dibaca.
kenyamanan pemustaka dan pengelolaan Berdasarkan permasalahan dari hasil
administrasi perpustakaan. Seperti halnya penelitian sebelumnya, artikel ini bertujuan
perpustakaan sekolah lain, layanan pemustaka menghasilkan gambaran bagaimana pemenuhan
antara lain sirkulasi, referensi, penelusuran perpustakaan SMA 1 Muhammadiyah
sumber informasi, dan bimbingan membaca. Ponorogo melaksanakan perannnya sebagai
Perpustakaan ini selalu dikunjungi peserta didik sumber belajar, berdasar standar Internasional
dan guru. Pada saat jam pelajaran sering sekali Federation of Library Associations Institution
dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran luar (IFLA). Artikel ini juga mengungkap
kelas dari beberapa mata pelajaran. Saat ini kompetensi yang sebaiknya dikembangkan
perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 pustakawan serta cara mengolaborasikan
Ponorogo dipimpin oleh guru sebagai kepala sumber daya perpustakaan dan sumber belajar
perpustakaan dengan latar belakang pendidikan lain di sekolah, sehingga peran perpustakaan
115
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
lebih maksimal. Penelitian ini diharapkan dapat didik selama belajar terdapat unsur sengaja dan
menjadi acuan khususnya perpustakaan sekolah ketidaksengajaan, misalnya menyaksikan alam
dalam memaksimalkan perannya sebagai dan peristiwa kecelakaan. Sumber belajar
sumber belajar bersifat implementatif. berdasar asalnya adalah primer dan sekunder.
Primer menunjukkan sumber informasi pertama
B. TINJAUAN PUSTAKA atau utama sebagai pengetahuan baru, misalnya
Arsyad (2016) mendefinisaikan sumber dokter, sejarawan, dan sebagainya. Sumber
belajar merupakan perangkat, materi, alat, belajar sekunder merupakan sumber yang
pengaturan, kegiatan maupun orang, di mana datang setelah sumber primer, misalnya
pembelajar mampu berinteraksi dengan tujuan penjelasan guru kepada peserta didik yang
perbaikan kinerja. Sumber belajar di lingkungan menggunakan atau mengutip teori dari para
sekolah berfungsi sebagai pendukung proses pakar.
belajar, seperti sistem, materi, lingkungan IFLA (2015) menjelaskan perpustakaan
pembelajaran. Warwanto (2013) mengatakan sekolah merupakan ruang fisik dan digital di
bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu sekolah yang difungsikan untuk kegiatan
baik itu benda alami dan buatan atau peristiwa membaca, penelitian, diskusi pengembangan
yang digunakan selama pembelajaran dan imajinasi, dan kreativitas. Perpustakaan sekolah
memberikan dampak bertambahnya juga menjadi pusat perjalanan informasi
pengalaman peserta didik. Beberapa pengertian menjadi pengetahuan bagi peserta didik dan
di atas, sumber belajar sangat komplek dan tidak pembelajaran pribadi, sosial, dan budaya.
terbatas pada sumber bacaan dan alat peraga. Berdasarkan beberapa definisi tentang
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang perpustakaan sekolah, pentingnya keberadaan
mampu memberikan informasi yang akan perpustakaan sekolah adalah sebagai salah satu
memudahkan peserta didik dan guru selama alat dalam proses pendidikan yang efektif guna
proses belajar, sehingga meningkatkan prestasi mencapai tujuan pendidikan. Kirkland (2019)
belajar baik kognitif, psikomotorik, dan afektif. menyebutkan peran perpustakaan sebagai
Sitepu (2014) menjelaskan bahwa sumber belajar diharapkan mampu memacu
kedudukan sumber belajar mempunyai peran prestasi peserta didik yaitu: Pertama,
vital selama proses belajar. Keberagaman serta lingkungan belajar parsitipatif. Ruang fisik dan
kemutakhiran sumber belajar tentu akan virtual dirancang untuk melibatkan peserta
mempengaruhi kualitas belajar. Oleh karenanya didik dalam pembelajaran interdisipliner,
pengembangan sumber belajar ini sangat perlu pengetahuan kolaboratif, menginspirasi
dikembangkan, guna menarik minat serta eksperimen, kreativitas, pembuatan, dan
memberikan kesempatan belajar peserta didik. inovasi. Kedua, sumber belajar beragam.
Alasan lain perlunya pengembangan sumber Berbagai koleksi sumber daya cetak, digital
belajar adalah pesatnya kemajuan teknologi, yang dikelola profesional untuk memenuhi
pembiasaan pembelajaran mandiri, integrasi semua kebutuhan dan kemampuan peserta
sumber dan proses belajar, serta gaya belajar didik. Keingintahuan dan pembelajaran
peserta didik yang beragam. didorong oleh kebebasan peserta didik untuk
Daryanto (2013) menyebutkan bahwa memilih dari koleksi yang kaya dan beragam
sumber belajar dikelompokkan menjadi enam dan untuk mengeksplorasi beragam ide. Ketiga,
macam yaitu pesan, orang, bahan material, alat, pengalaman belajar aktif. Pendekatan
teknik, dan lingkungan. Perpustakaan masuk pembelajaran inkuiri dengan teknologi yang
dalam kelompok lingkungan fisik, yang menjadi berkembang, dan sumber daya terbaik, akan
tempat peserta didik menerima pesan menumbuhkan kecintaan membaca dan
pembelajaran. Satrianawati (2018) membagi pembelajaran seumur hidup. Setiap pengguna
sumber belajar menjadi dua, berdasar asal dan perpustakaan adalah pembelajar. Pengalaman
isinya. Sumber belajar berdasar isi memandang belajar akan memberdayakan pertumbuhan
bahwa pengalaman yang didapat oleh peserta intelektual, budaya, dan pribadi. Keempat,
116
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
instruksi dan bimbingan ahli. Kegiatan ini tegas. Obyek penelitian ini adalah upaya yang
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi dilakukan perpustakaan sebagai sumber belajar,
pengguna informasi dan ide yang canggih di sehingga memilih SMA Muhammadiyah 1
dunia yang kompleks. Peserta didik diarahkan Ponorogo sebagai subyek penelitian.
menjadi warga digital yang baik dan kontributor Pelaksanaan penelitian dilakukan pada 15 Mei-
untuk membangun pengetahuan baru. Peserta 30 Juni 2021.
didik mendapat manfaat dari pengajaran Sugiyono (2017) menjelaskan bahwa
kolaboratif yang menghubungkan kompetensi penentuan informan menggunakan teknik
untuk penelitian dan pemikiran kritis di seluruh purposive sampling, di mana pengambilan
kurikulum. sumber data dipilih dengan pertimbangan
Klasifikasi sumber belajar perpustakaan tertentu, yaitu sumber data atau orang yang
termasuk pada kelompok sumber belajar dinilai mampu memberikan jawaban dari obyek
lingkungan. Perpustakaan memiliki makna penelitian. Pemilihan informan secara sengaja
sebagai tempat untuk menyimpan dan yang didasarkan pada tempat dan orang yang
memberdayakan sumber belajar seperti buku, paling membantu kita dalam fenomena sentral.
bahan rujukan, media pembelajaran, dan Informan dipilih adalah mereka yang memenuhi
terbitan lain yang dikelola menggunakan sistem kriteria antara lain: (1) Memiliki pemahaman
tertentu. Perpustakaan juga memiliki teknik khusus di bidang perpustakaan dan pengajaran,
berupa program layanan yang dikelola oleh yang mau membagi pengetahuan, serta yang
pustakawan. memiliki akses perspektif; (2) Mampu
Standar IFLA (2015) menyebutkan untuk merefleksikan pikiran dan berpartisipasi selama
melaksanakan perannya sebagai pusat sumber proses penelitian; (3) Memahami budaya dan
belajar, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan terlibat dalam kegiatan; (4) Penelitian ini
antara lain: (1) Kemampuan berbasis sumber mendiskripsikan upaya memaksimalkan peran
daya; (2) Kemampuan berbasis pemikiran; (3) perpustakaan sebagai sumber belajar peserta
Kemampuan berbasis pengetahuan;(4) didik. Informan yang bertindak sebagai sampel
Kemampuan membaca dan literasi;(5) adalah 5 orang yaitu, 2 tenaga perpustakaan
Kemampuan pribadi dan interpersonal. yaitu kepala perpustakaan dan pustakawan, 1
guru, dan 2 peserta didik. Informan yang dipilih
C. METODE PENELITIAN merupakan orang yang terlibat langsung dalam
Penelitian ini menggunakan pendekatan kegiatan dan layanan perpustakaan. Pustakawan
kualitatif, yaitu salah satu metode bertindak spesialis informasi layanan
mengeksplorasi dan memahami sejumlah perpustakaan pemustaka seperti, penelusuran
individu yang berasal dari masalah sosial. informasi, penyediaan koleksi; guru sebagai
Proses penelitian ini dilalui dengan proses partner yang memahami kebutuhan bahan
pengajuan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur, bacaan peserta didik dalam pembelajaran dan
pengumpulan data yang spesifik dari para promosi pemanfaatan perpustakaan; dan peserta
partisipan, menganalisis data, dan menasirkan didik merupakan informan yang memanfaatkan
makna data. Penelitian ini menggunakan layanan perpustakaan, dan terlibat aktif pada
pendekatan kualitatif (Cresswell, 2016). Jenis kegiatan pembelajaran di perpustakaan.
penelitian yang digunakan adalah studi kasus, Sugiyono (2017) menjelaskan teknik
mengembangkan analisis mendalam atas suatu pengumpulan data dengan cara observasi pasif,
kasus, program, peristiwa, aktivitas, proses dari di mana hadir ke tempat penelitian, namun tidak
satu individu atau lebih. Yin (2012) menjelaskan terlibat langsung dalam kegiatan. Observasi
bahwa memilih karena karakteristik studi kasus dalam penelitian antara lain mencakup
menekankan pada inquiri empiris, yaitu pengamatan kondisi perpustakaan terkait
menyelidiki fenomena dalam konteks dengan daya seperti koleksi, fasilitas, dan
kehidupan sebenarnya, pada saat batas-batas lingkungan perpustakaan. Pendekatan
antara fenomena dan konteks tidak tampak wawancara menggunakan wawancara
117
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
118
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
guru saja, namun diperlukan faslitas lain wawancara dengan guru, ketika memenuhi
seperti perpustakaan” (GY, wawancara, kebutuhan informasi peserta didik
Juni 9, 2021) diarahkan untuk mencari pada katalog
elektronik perpustakaan. Pustakawan
Sari (2016) juga menjelaskan bahwa melakukan bimbingan penelusuran koleksi
perpustakaan sekolah merupakan bagian yang untuk peserta didik yang belum memahami
tidak terpisahkan dari keseluruhan program proses penelusuran. Kendala yang muncul
lembaga induknya, yaitu bersama-sama dengan katalog elektronik tersebut belum terpasang
komponen pendidikan lainnya turut secara online, sehingga pemanfaataanya
menentukan keberhasilan proses pendidikan terbatas di lingkungan sekolah.
dan pengajaran. Peserta didik juga terlibat untuk Lance & Schwarz (2012) melakukan
berpartisipasi secara sungguh-sungguh terhadap penelitian terhadap 500 perpustakaan
apa yang ditawarkan perpustakaan, dengan sekolah untuk memverifikasi hubungan
mengambil bagian sesuai kemampuan selama antara infrastruktur perpustakaan ini
memanfaatkan perpustakaan. Peserta didik termasuk sumber daya manusia, teknologi
dapat memanfaatkannya sebagai wahana modern, personel terlatih dan kemampuan
meningkatkan hubungan antar individu atau peserta didik dalam membaca dan menulis.
melakukan sosialisasi terhadap teman sebaya. Studi ini mengungkapkan bahwa ada
IFLA (2015) menyatakan bahwa peran korelasi yang besar antara kekhasan
perpustakaan sekolah mengembangkan peserta infrastruktur perpustakaan dan prestasi
didik yang melek informasi yang bertanggung akademik peserta didik.
jawab dan beretika di masyarakat. Ciri peserta Teknologi telah dipandang sebagai
didik yang melek terhadap informasi adalah cara untuk meningkatkan motivasi peserta
menjadi pembelajar mandiri yang kompeten, didik, untuk menyediakan sumber daya,
menyadari kebutuhan informasi dan secara aktif untuk membuat instruksi lebih mudah dan
terlibat memberikan gagasan atau ide. Peserta lebih efektif, dan untuk meningkatkan
didik memiliki keterampilan memanfaatkan pembelajaran peserta didik. Kemampuan
teknologi informasi untuk memecahkan ini juga mencakup penggunaan perangkat
masalah dan tahu bagaimana menemukan teknologi informasi untuk mencari,
informasi yang relevan dan dapat diandalkan. mengakses, dan mengevaluasi sumber-
sumber informasi, dan pengembangan
Upaya Memaksimalkan Peran Perpustakaan literasi digital dan berbasis cetak. Selain
Sebagai Sumber Belajar pemanfaatan koleksi yang ada di
Perpustakaan sekolah sebagai pusat perpustakaan, peserta didik juga sering
pengajaran dan pembelajaran berperan melakukan penelusuran mandiri. Pencarian
menyediakan program instruksional aktif yang informasi ini biasa dilakukan dengan
diintegrasikan ke dalam konten kurikulum. memanfaatkan fasilitas internet
Upaya yang dapat dilakukan guna perpustakaan baik mennggunakan PC
memaksimalkan peran tersebut meliputi: ataupun wifi yang tersedia.
a. Kapabilitas berbasis sumber daya
Kemampuan terkait dengan pencarian, “saat mencari buku pustakawan sangat
akses, dan evaluasi sumber daya dalam membantu kesulitan dengan mengarahkan
berbagai format, termasuk orang sebagai letak buku yang dibutuhkan peserta didik.
sumber. Perpustakaan SMA Kadang-kadang juga mencari lewat
Muhammadiyah 1 Ponorogo memiliki internet perpustakaan”(KH wawancara,
koleksi cetak yang tersimpan dalam Juni 9, 2021)
database berjumlah 921 judul. Koleksi
tersebut juga telah diketahui oleh peserta Berdasarkan peran dan tugasnya,
didik dan guru. Berdasarkan hasil layanan pendidikan pemakai dalam
119
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
120
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
121
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
122
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
123
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
124
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
125
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
Kirkland, A. B. (2019, November 29). Action Oyetola, S. O., & Adio, G. (2020). Roles of the
advocacy for school libraries. Syinergy. school library in education of Nigerian
https://www.slav.vic.edu.au/index.php/Syn child. International Journal of Research in
ergy/article/view/V1721912 Library Science, 6(1), 154. https://doi.org/
Kuhlthau, C. C., Maniotes, L. K., & Caspari, A. 10.26761/ijrls.6.1.2020.1310
K. (2015). Guide inquiry: Learning in the Rahman, M. M. (2015). Mengaktifkan
21 st century (2nd ed.). Abc-Clio. perpustakaan sekolah. Libraria, 3(2),
Lance, K. C., & Schwarz, B. (2012). How 181–199. https://doi.org/10.21043/libraria.
Pennsylvania school libraries pay off: v3i2.1590
Investments in student achievement and Rawson, C. H., Anderson, J., & Hughes-Hassell,
academic standards. ERIC. S. (2015). Preparing pre-service school
https://eric.ed.gov/?id=ED543418 librarians for science-focused collaboration
Loertscher, D. V., & Koechlin, C. (2014). Co- with pre-service elementary teachers: The
teaching and the learning commons: design and impact of a cross-class
Building a participatory school culture. assignment. School Library Research, 18,
Teacher Librarian, 42(2), 12–16. 1–25.
Lurie, L. (2012). The importance of a school Sari, L. I. (2014). The maximal role of library as
library. Kids Read Now. education media for students. QIJIS (Qudus
https://kidsreadnow.org/the importance-of- International Journal of Islamic Studies),
a-school-library 2(1), 26–46. https://doi.org/10.21043/
Mangnga, A. (2015). Peran perpustakaan qijis.v2i1.1516
sekolah terhadap proses belajar mengajar di Satrianawati. (2018). Media dan sumber
sekolah. Jupiter, 14(1), 38-42. belajar. Deepublish.
Martin, A. M., & Panter, S. L. (2015). The Sholeh. (2020). Perpustakaan dalam
paradox of our profession. Knowledge pembelajaran pai di SMK sekecamatan
Quest, 43(4), 54–61. ERIC. Karangawen. Proceeding Conference on
https://eric.ed.gov/?id=EJ1063949 Islamic Studies 2019, 255–280.
Merga, M. K. (2014). Peer group and friend http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/cois/
influences on the social acceptability of article/view/7993
adolescent book reading. Journal of Sitepu, B. P. (2014). Pengembangan sumber
Adolescent & Adult Literacy, 57(6), belajar. Rajawali Press.
472–482. https://doi.org/10.1002/jaal.273 Softlink. (2018). The 2017 softlink australian
Merga, M. K. (2020). School Librarians as and new zealand school library survey
Literacy Educators Within a Complex Role. report. In Softlinkint (pp. 1–22).
Journal of Library Administration, 60(8), https://www.softlinkint.com/resources/rep
889–908. https://doi.org/10.1080/0193 orts-and-whitepapers/
0826.2020.1820278 Stranger-Johannessen, E. (2014). Promoting a
Merga, M. K., & Mason, S. (2019). Building a reading culture through a rural community
school reading culture: Teacher librarians' library in Uganda. International Federation
perceptions of enabling and constraining of Library Associations and Institutions,
factors. Australian Journal of Education, 40(2), 92–101. https://doi.org/10.1177/
63(2), 173–189. https://doi.org/10.1177/ 0340035214529732
0004944119844544 Subramaniam, M., Ahn, J., Waugh, A., & Taylor,
Organization for Economic Co-operation and N. G. (2013). crosswalk between the"
Development (2019), PISA 2018 Results framework for k-12 science education"
(Volume III): What School Life Means for and" standards for the 21st-century
Students' Lives, PISA, OECD Publishing, learner": school librarians as the crucial
Paris, https://doi.org/10.1787/acd78851- link. School Library Media Research, 16.
en.
126
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 18 No. 1, Juni 2022 ISSN 2477-0361
127