Anda di halaman 1dari 10

PENGGADAAN POJOK BACA GUNA MENINGKATKAN BUDAYA

LITERASI PESERTA DIDIK SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA

Oleh

Nama DPL: Luky Kurniawan, M.Pd


Nama Mahasiswa: Annisa Naufallina
FKIP UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Email: luky@mercubuana-yogya.ac.id

Abstrak
Pojok Baca GALASTA merupakan salah satu program yang dirancang oleh tim
Kampus Mengajar SMP Negeri 13 Yogyakarta dan terlaksana dengan dukungan dari
semua pihak, termasuk buku-buku yang terkumpul dari hasil donasi peserta didik.
Pengadaan Pojok Baca GALASTA ini bertujuan untuk mendongkrak minat baca
peserta didik yang menurun selama pandemi COVID-19. Selain itu, juga untuk
mendukung program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang rutin dilaksanakan
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan pengadaan pojok baca di SMP
Negeri 13 Yogyakarta dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember dengan
melibatkan 7 anggota tim dan seluruh anggota SMP Negeri 13 Yogyakarta. Metode
yang dilaksanakan adalah peserta didik mendonasikan buku yang sudah tidak terpakai
di rumah untuk dibawa ke sekolah. Dari hasil donasi buku peserta didik baik kelas 7,
8, dan 9 terkumpul buku bekas sebanyak lebih dari 500 buku. Tim PPM
mengumpulkan buku menjadi satu dan memberi kode serta sampul kemudian menata
buku-buku di rak yang disediakan oleh sekolah. Peserta didik dapat meminjam dan
membaca buku yang ada di pojok baca. Hasil dari pengadaan pojok baca ini adalah
meningkatnya budaya literasi peserta didik SMP Negeri 13 Yogyakarta dibuktikan
dengan banyaknya pengisi buku pengunjung dan peminjam buku yang ada di pojok
baca SMP Negeri 13 Yogyakarta.

Kata kunci : pojok baca, literasi, donasi buku.


A . PENDAHULUAN
1. Anaisis Situasi
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Programme For
Internasional Student Assessment (PISA), dalam dua priode asesmen yang
diadakan pada tahun 2009 dan 2012 peserta didik Indonesia menempati
peringkat 64 dari 65 negara peserta dalam matematika, sains dan membaca.
Dari pemaparan tersebut membuktikan bahwa keterampilan yang dimiliki
peserta didik di Indonesia terutama dalam bidang membaca sangatlah
memprihatinkan. Sebenarnya rendahnya minat baca peserta didik yang dikutip
dari (Adib & Hermintoyo, 2017) dikarenakan: 1) Masih rendahnya kemahiran
membaca siswa di sekolah dasar, 2) banyaknya jenis hiburan (game) dan
tayangan di TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dari buku, 3) budaya
membaca yang belum pernah diwariskan oleh nenek moyang kita, 4)
Minimnya koleksi buku di perpustakaan yang tidak memberikan iklim yang
kondusif bagi tumbuh kembangnya minat baca peserta didik.
Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses
pendidikan belum mengembangkan kompetensi dan minat membaca peserta
didik. Kegiatan pendidikan yang selama ini dilaksanakan di Sekolah
Menengah pertama kurang mendapat perhatian terutama untuk kegiatan
membaca. Untuk mengembangkan minat baca peserta didik di sekolah dasar,
kementrian Pendidikan dan kebudayaan Mengembangkan gerakan yang
bernama Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Gerakan Literasi sekolah (GLS) adalah upaya menyeluruh yang
melibatkan semua warga sekolah (Guru, Peserta Didik, Orang tua/wali murid)
dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem Pendidikan (Paradina, 2017).
Dari penjelasan tersebut menunjukkan bahwa kegiatan literasi di sekolah
sangatlah penting diterapkan karena dapat membantu perkembangan peserta
didik terutama dalam menumbuhkan minat membaca. Bentuk implementasi
dari gerakan literasi sekolah merupakan upaya yang berbentuk kegiatan
partisipatif dengan melibatkan sekolah agar peserta didik terbiasa membaca.
SMP Negeri 13 Yogyakarta telah melaksanakan GLS secara rutin setiap
hari sebelum dimulainya jam pertama pelajaran, akan tetapi sejak covid-19
ditemukan yang berakibat pembelajaran dilaksanakan secara daring dalam
jaringan), SMP Negeri 13 Yogyakarta tidak dapat melaksanakan GLS secara
efektif. Seiring berjalannya waktu dan pandemi covid-19 mulai menurun dan
sekolah sudah diizinkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka secara
terbatas, GLS dapat berjalan sesuai dengan jadwalnya.
Berdasarkan observasi awal yang kami lakukan, minat membaca peserta
didik dalam melaksanakan GLS masih tergolong rendah dikarenakan beberapa
faktor, diantaranya : kurangnya kesadaran peserta didik dalam melaksanakan
literasi, waktu literasi hanya 15 menit yang mana terlalu singkat bagi peserta
didik karena ada sebagian peserta didik yang tidak membawa buku bacaan dari
rumah sehingga mengharuskan peserta didik meminjam buku di perpustakaan
yang letaknya jauh dari kelasnya, dan buku di perpustakaan belum ditata
sesuai dengan jenis buku sehingga menyulitkan peserta didik dalam mencari
buku bacaan yang diinginkan.
Keterlibatan sekolah sangatlah penting dalam pelaksanaan suatu
program seperti program yang telah dilakukan sebelumnya disekolah dasar
seperti membaca 15 menit sebelum memulai pembelajaran. Budaya membaca
di sekolah sangatlah diperlukan, selain untuk meningkatkan mutu dalam
pembelajaran, juga dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam hal
pemahaman, sehingga pembelajaran lebih bermakna, bermutu dan
menyenangkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pihak sekolah perlu
memfasilitasinya dengan suatu cara yaitu membuat pojok bacaan di kelas.
Budaya membaca di sekolah sangatlah diperlukan, selain untuk
meningkatkan mutu dalam pembelajaran, juga dapat mengembangkan
kemampuan siswa dalam hal pemahaman, sehingga pembelajaran lebih
bermakna, bermutu dan menyenangkan. Untuk mewujudkan hal tersebut,
pihak sekolah berkolaborasi dengan mahasiswa PPM perlu memfasilitasinya
dengan suatu cara yaitu membuat pojok bacaan di sekolah.
Pojok baca adalah sebuah sudut baca di sekolah yang dilengkapi dengan
koleksi buku yang ditata secara menarik untuk menumbuhkan minat baca
siswa (Faradina, 2017). Sudut baca ini sebagai perpanjangan dari fungsi
perpustakaan Sekolah Menengah Pertama yaitu untuk mendekatkan buku
kepada siswa, buku yang tersedia tidak hanya buku pelajaran tetapi terdapat
juga buku non pelajaran. Buku yang tersedia di pojok baca sebagian berasal
dari perpustakaan sekolah. Senada dengan hal ini permendikbud tahun 2016
menjelaskan bahwa sudut baca merupakan sebuah ruangan yang terletak di
sudut kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku dan berperan sebagai
perpanjangan fungsi perpustakaan. Melalui sudut baca ini siswa dilatih untuk
membiasakan membaca buku, sehingga menjadikan siswa gemar membaca.
Berdasarkan uraian tersebut, maka tim PPM tertarik untuk mengkaji
lebih dalam mengenai “Pengadaan Pojok Baca Guna Meningkatkan Budaya
iterasi Peserta Didik SMP Negeri 13 Yogyakarta”.

2. Tujuan Kegiatan
a. Meningkatkan budaya literasi peserta didik SMP Negeri 13 Yogyakarta.
b. Meningkatkan rasa peduli peserta didik SMP Negeri 13 Yogyakarta
dengan melaksanakan donasi buku.

3. Manfaat Kegiatan
Bagi mahasiswa
a. Menanamkan empati dan kepekaan sosial pada diri mahasiswa terhadap
permasalahan kehidupan kemasyarakatan yang ada di sekitarnya.
b. Mengembangkan wawasan dan mengasah keterampilan berpikir dalam
bekerja bersama lintas bidang ilmu dan ragam asal mahasiswa dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.
c. Memberi manfaat bagi mahasiswa untuk mengasah jiwa kepemimpinan,
softskill, dan karakter dalam berinovasi dan berkolaborasi dengan guru di
SMP untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Bagi peserta didik
1. Memberikan inspirasi dan motivasi belajar peserta didik serta
mengenalkan keragaman budaya nusantara, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dibawa mahasiswa.
2. Peserta didik sadar akan pentingnya literasi dan dapat diamalkan di
sekolah sesuai dengan jadwalnya.
3. Meningkatnya budaya literasi dengan didukung adanya fasilitas yang
memadai dari sekolah dan mahasiswa

B. METODE PELAKSANAAN
Untuk program kerja donasi buku untuk pojok baca, sasaran tim kami adalah
seluruh siswa SMPN 13 Yogyakarta. Buku tidak harus baru namun masih layak
baca dan merupakan buku yang cocok dibaca oleh anak SMP. Dalam pelaksaannya
nanti, tim kami akan masuk ke setiap kelas untuk mengumpulkan hasil donasi buku
yang dibawa siswa. Dari hasil donasi buku peserta didik baik kelas 7, 8, dan 9
terkumpul buku bekas sebanyak lebih dari 500 buku. Kegiatan dilanjutkan pada
bulan November dengan memberi kode buku, menyampul buku agar awet,
kemudian disusun di rak sesuai dengan kategori buku, membuat peraturan
peminjaman buku pojok baca serta membuat label untuk mengkategorikan buku
agar peserta didik lebih mudah mencari buku pada rak dan berakhir dengan kami
menempelkan dekorasi pada pojok baca dan menempel label kategori buku pada
rak lemari pojok baca dengan sesuai dengan isi buku pada rak tersebut. Tujuannya
agar memudahkan peserta didik ketika mencari buku yang diinginkan.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pojok Baca GALASTA merupakan salah satu program yang dirancang oleh
tim Kampus Mengajar SMP Negeri 13 Yogyakarta dan terlaksana dengan
dukungan dari semua pihak, termasuk buku-buku yang terkumpul dari hasil donasi
peserta didik. Pengadaan Pojok Baca GALASTA ini bertujuan untuk mendongkrak
minat baca peserta didik yang menurun selama pandemi COVID-19. Selain itu,
juga untuk mendukung program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang rutin
dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan pengadaan pojok
baca di SMP Negeri 13 Yogyakarta dilaksanakan pada bulan Oktober hingga
Desember dengan melibatkan 7 anggota tim dan seluruh anggota SMP Negeri 13
Yogyakarta. Peresmian Pojok Baca GALASTA dilaksanakn bersamaan dengan
pelapasan mahasiswa Kampus Mengajar angkatan 2 pada 15 Desember 2021.
Hasil dari pengadaan pojok baca ini adalah terlihat bahwa pojok baca dapat
bermanfaat bagi seluruh warga SMP Negeri 13 Yogyakarta. Peserta didik antusias
dalam mengumpulkan buku donasi hingga mencapai target yang tim kami
tentukan. Hasil donasi tersebut dikumpulkan dan diberi kode kemudian disusun di
rak sesuai dengan kategori buku, terdapat buku pengetahuan, komik, novel, fable,
legenda, agama, dan buku bacaan lainnya.
Peserta didik sangat terbantu dengan adanya pojok baca yang lokasinya
sangat strategis, yaitu disebelah tangga utama yang mana setiap berangkat dan
pulang sekolah peserta didik akan melewati jalan tersebut. Berdasarkan hasil
wawancara kepada Erdinaring Sapta Dewi selaku ketua OSIS SMP Negeri 13
Yogyakarta, Erdina mengatakan bahwa “Pojok baca ini sangat bermanfaat karena
saya tidak memiliki buku bacaan untuk GLS. Lokasinya juga mudah dijangkau,
sehingga saya merasa terbantu saat akan melaksanakan GLS sebelum mata
pelajaran pertama dimulai,” sedangkan Humas, Literasi, dan Sosial SMP Negeri 13
Yogyakarta, Gupita Arsa Pinasthika, menyambut baik adanya Pojok Baca
GALASTA yang digagas oleh tim Kampus Mengajar. Harapannya, pojok baca ini
dapat memperluas wawasan warga sekolah, baik peserta didik maupun tenaga
pendidikan dan karyawan SMP Negeri 13 Yogyakarta.
Minat membaca adalah sebuah dorongan yang timbul maupun keinginan
yang besar pada diri manusia yang menyebabkan ia menaruh perhatian yang di
sertai perasaan senang pada kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan
seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri (Rahayu, 2015). Dengan
adanya pojok baca pengetahuan siswa meningkat dan gaya bicara siswa juga
meningkat serta membuat siswa lebih percaya diri karena pengetahuan siswa
bertambah. Pojok baca harus dibuat senyaman dan semenarik mungkin, dan tugas
guru adalah memberikan motivasi kepada siswa untuk terus peduli terhadap pojok

agar siswa terbiasa untuk membaca. Peran pojok baca dalam menumbuhkan minat
membaca siswa adalah sebagai berikut :
1. Sebagai fasilitas tempat membaca siswa di kelas

2. Sebagai bahan bacaan terdekat bagi siswa untuk memperoleh bahan bacaan

3. Tempat yang nyaman untuk membaca

4. Tempat membaca yang menarik perhatian siswa untuk membaca.

Artikel pengadaan pojok baca telah diterbitkan oleh Kedaulatan Rakyat pada
20 Desember 2021 dengan link https://www.krjogja.com/pendidikan/sekolah/tim-
kampus-mengajar-smp-negeri-13-yogyakarta-hadirkan-pojok-baca-galasta/2/ .
Gambar 1. Kegiatan pengadaan pojok baca yang diberitakan oleh Kedaulatan rakyat

Gambar 2. Tim sedang mengkode buku hasil donasi peserta didik


Gambar 3. Peresmian pojok baca setelah dilaksanakan pelepasan mahasiswa

Gambar 4. Tim membuat dekorasi pojok baca


Gambar 5. Tim membuat dekorasi pojok baca

Gambar 6. Menempel label pada buku donasi siswa untuk pengadaan pojok baca.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan

Pojok baca sangat membantu menumbuhkan minat membaca siswa di


kelas, peran pojok baca dalam menumbuhan minat membaca siswa dikarenakan
pojok baca sebagai fasilitator tempat membaca, sebagai bahan bacaan terdekat,
tempat membaca yang nyaman dan tempat membaca yang menarik perhatian.
2. Saran
a. Pojok Baca GALASTA bertempat di ruang terbuka sehingga perlu dirawat
secara rutin agar tidak berdebu dan peserta didik nyaman dalam membaca
buku di pojok baca.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Yunus, dkk. 2017. Pembelajaran Literasi Strategi Meningkatkan Kemampuan


Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Bandung . Bumi Aksara.
Antasari, I. W. (2017). Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan di
MI Muhammadiyah Gandatapa Sumbang Banyumas. Libria, 9(1).
English Wiliams. E. 2017. Pendidikan Literasi. Bandung. Nuansa Cendekia
Faradina, N. (2017). Pengaruh Program Gerakan Literasi Sekolah terhadap Minat
Baca Siswa di SD Islam Terpadu Muhammadiyah An-Najah Jatinom Klaten.
Hanata Widya, 6(8), 60-69.
Kuntarto, E., & Sari, N. (2017). Pengalaman Terbaik Dalam Menumbuhkan Minat
Membaca Buku Perpustakaan Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Gentala
Pendidikan Dasar, 2(2), 18-35.

Anda mungkin juga menyukai