Anda di halaman 1dari 11

PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)

DI SD MUHAMMADIYAH SOKONANDI

Denggan Septiary, Monika Sidabutar


Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail: deseptiary@gmail.com; monika.sidabutar@uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) di SD Muhammadiyah Sokonandi; (2) mendeskripsikan faktor yang mendukung dan menghambat
dalam pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SD Muhammadiyah Sokonandi. Penelitian ini
menggunakan metode deskripstif kualitatif dengan subjek kepala sekolah pendidik serta peserta didik. Metode
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik
keabsahan data yang digunakan teknik triangulasi sumber dan teknik triangulasi metode. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) dalam pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) mengikuti panduan
yang diterbitkan Kemendikbud, namun dilakukan pengembangan secara mandiri sesuai visi dan misi karena
sekolah ini merupakan sekolah berbasis agama islam. Proses pelaksanaan program GLS terbagi dalam (a)
perencanaa, (b) pelaksanaan, dan (c) evaluasi; (2) faktor pendukung yang ditemukan dalam proses pelaksanaan
program GLS yaitu: (a) sarana dan prasarana yang memadai yaitu: 2 unit perpustakaan, pojok baca,
laboraturium komputer, lingkungan yang literat (b) alokasi dana yang memadai (c) terjalin kerja sama dengan
beberapa lembaga (d) pemanfaatan media. (3) faktor penghambat yang ditemukan dalam proses pelaksanaan
program GLS yaitu: (a) perbedaan kemampuan dan inisiatif SDM (b) kurangnya strategi pemusatan perhatian
literasi terhadap peserta didik (c) penyelenggaran kegiatan pendukung literasi yang tidak sesuai penjadwalan..

Kata Kunci: Program Gerakan Literasi Sekolah, Literasi

IMPLEMENTING THE SCHOOL LITERACY MOVEMENT (SLM) PROGRAM IN


SD MUHAMMADIYAH SOKONANDI

Abstract
This study aims to: (1) describe the implementation of the School Literacy Movement (GLS) program
at SD Muhammadiyah Sokonandi; (2) describe the factors that support and inhibit the implementation of the
School Literacy Movement (GLS) program in SD Muhammadiyah Sokonandi. This study uses a qualitative
descriptive method with the subject of school principals, educators and students. Data collection methods using
observation techniques, interview techniques, and study documentation. Validity technique for data used
source triangulation technique and method triangulation technique. The results showed that: (1) in the
implementation of the School Literacy Movement (GLS) program, following the guidelines issued by the
Ministry of Education and Culture, the development was carried out independently according to the vision and
mission because this school is an Islamic-based school. The process of implementing the GLS program is
divided into (a) planning, (b) implementation, and (c) evaluation; (2) supporting factors found in the process
of implementing the GLS program, namely: (a) adequate facilities and infrastructure, i.e.: 2 library units,
reading corners, computer laboratories, a literate environment (b) adequate funding allocation (c) cooperation
is established with several institutions (d) media use. (3) the inhibiting factors found in the process of
implementing the GLS program, i.e.: (a) differences in ability and HR initiatives (b) lack of a strategy of
focusing literacy on students (c) organizing literacy support activities that do not fit the scheduling.

Keywords: School Literacy Movement Program, Literacy

PENDAHULUAN dasar untuk belajar sepanjang hayat. Selain itu


Keterampilan literasi yang baik akan kegiatan literasi berperan penting dalam dunia
berpengaruh terhadap perkembangan kemam- pendidikan untuk memiliki wawasan penge-
puan berpikir setiap individu. Kemampuan tahuan yang luas. Namun pada kenyataannya
literasi akan membantu setiap individu untuk masyarakat di Indonesia masih belum memiliki
memahami informasi dengan bijak dan teliti kesadaran akan pentingnya kegiatan literasi.
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan Pemerintah berupaya untuk mendorong
dengan pernyataan UNESCO yang peningkatan minat baca dan kegiatan literasi
menjelaskan bahwa kemampuan literasi dengan digalakkannya program Gerakan
merupakan hak setiap individu dan merupakan Literasi Sekolah (GLS). Cakupan dari program
ini adalah warga sekolah dari sekolah dasar baca kelas masih terbatas, serta perpustakaan
hingga sekolah menengah. Program ini sekolah yang terbagi dalam 2 unit.
mengarahkan warga sekolah untuk mampu Perpustakaan yang terbagi dalam 2 unit
mengakses, memilih, dan memanfaatkan ini memudahkan dalam pengelompokan dan
informasi secara tepat guna dalam kehidupan penyediaan buku untuk peserta didik, karena
sehari-hari. Sehingga peserta didik mempunyai kebutuhan setiap jenjang berbeda. Sebagai
pemahaman untuk menyaring setiap informasi contohnya perpustakaan unit 1 yang
yang diterima dan menggunakannya dengan diperuntukan untuk peserta didik kelas rendah
tepat. Dengan demikian kasus-kasus hoaks menyediakan buku dan fasilitas untuk
yang marak beredar dapat diminimalisir. menekankan dan mendukung kemampuan
Program Gerakan Literasi Sekolah literasi dasar. Seperti buku kitabah, buku cerita
berlandaskan dengan Peraturan Menteri bergambar, buku mengenal huruf, buku
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun mengenal bahasa, dan lain sebagainya.
2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Salah Sedangkan perpustakaan unit 2 yang
satu tujuan dari Permendikbud tersebut adalah diperuntukkan untuk peserta didik kelas tinggi
menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang menyediakan buku yang sesuai dengan
melibatkan seluruh komponen yang berkaitan kebutuhan mereka untuk mengembangkan
dengan penyampaian informasi kepada peserta literasi pada tingkat lanjut. Seperti buku cerita,
didik sebagai bentuk gerakan literasi. Dengan buku ensiklopedia, referensi materi
keterlibatan dan pembiasaan seluruh komponen pembelajaran, majalah, buku kumpulan puisi,
lembaga dalam pelaksanaan GLS ini, akan buku sejarah, dan lain sebagainya.
membentuk individu sebagai pebelajar Pada kesempatan yang sama peneliti
sepanjang hayat. melakukan pengamatan berkaitan dengan
Program GLS mulai diikuti dan ketersediaan buku yang ada di perpustakan. Di
dilaksanakan diseluruh satuan pendidikan perpustakaan terdapat buku hasil kerja sama
sesuai dengan arahan dari Kemendikbud sejak sekolah dengan Universitas Gajah Mada dan
disahkannya program ini mulai Maret 2016 Universitas Ahmad Dahlan dalam bentuk cerita
lalu. Contohnya, di Kota Yogyakarta terdapat bergambar. Selain kerjasama tersebut SD
11 SMA Negeri yang seluruhnya menerapkan Muhammadiyah Sokonandi berkerja sama
GLS. Selain itu SMP Muhammadiyah 3 dengan penerbit Platinum dan tim Ganesha
Yogyakarta dan SD Muhammadiyah Operation untuk mendukung referensi buku
Wirobrajan 3. pembelajaran. Namun berdasarkan observasi
Selain beberapa sekolah yang telah yang telah dilakukan buku yang berada
disebutkan sebelumnya, SD Muhammadiyah diperpustakaan masih terbatas dan kurang
Sokonandi adalah salah satu sekolah di Daerah variatif karena didominasi buku dinas.
Istimewa Yogyakarta yang juga melaksanakan Selanjutnya pihak sekolah menye-
program GLS dari Kemendikbud ini, sesuai lenggarakan kegiatan mendongeng dengan
dengan arahan dan tahapan buku panduan GLS. menghadirkan narasumber, ekstrakulikuler
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang relevan, dan pembiasaan literasi yang
yang dilakukan pada kurun waktu Juni hingga terkemas dalam pembelajaran. Kegiatan
Agustus 2019, dengan kepala sekolah dan tersebut dilaksanakan sebagai upaya
pendidik diperoleh informasi meliputi: diluar menanamkan budaya literasi pada peserta didik
kegiatan literasi 15 menit SD Muhammadiyah agar gemar berliterasi dan memfasilitasi peserta
Sokonandi menyusun kegiatan untuk didik untuk mengembangkan potensinya dalam
mendukung pelaksanaan GLS, seperti dengan bidang literasi. Namun dalam pelaksanaan
pengadaan pojok baca disetiap kelas, kegiatan kegiatan pendukung literasi tersebut masih
kerohanian rutin sebelum jam pembelajaran, belum optimal dan sering kali terhambat karena
penempelan pamflet, poster, dan lukisan (karya berbagai kegiatan wajib sekolah.
peserta didik dari hasil literasi) disetiap sudut Selain yang telah diuraikan diatas SD
sekolah dan didalam kelas bahkan penempelan Muhammadiyah Sokonandi melahirkan
stiker kalimat positif disetiap tangga sekolah. berbagai prestasi dalam bidang literasi seperti
Sekolah memfasilitasi pojok baca disetiap kelas penghargaan mendongeng, tausiah cilik,
untuk menunjang peserta didik agar terbiasa menulis puisi, seni suara, dan penciptaan cerita
dan gemar berliterasi, meskipun hasil observasi bergambar. Hal tersebut didukung dengan
menunjukkan bahwa buku yang berada di pojok observasi yang dilakukan pada tanggal 21
Januari 2020 menunjukkan bahwa peserta didik
sedang berlatih untuk membawakan tausiah dan sosial yang menggambarkan pelaksanaan
mendongeng. Tidak hanya prestasi diluar kelas program Gerakan Literasi Sekolah di SD
saja, SD Muhammadiyah Sokonandi memulai Muhammadiyah Sokonandi.
pemberian apresiasi terhadap peserta didik
melalui papan prestasi yang berada disetiap Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
kelas sebagai pendukung penciptaan Pengumpulan Data
lingkungan sosial afektif dan akademik sebagai Teknik pengumpulan data dan instrumen
model komunikasi dan interaksi yang literatur pengumpulan data yang digunakan dalam
sesuai dengan buku panduan GLS di SD. penelitian ini adalah:
Beriringan dengan penanaman literasi 1. Observasi
dasar tersebut sekolah menyelenggarakan Observadi yang digunakan peneliti dalam
berbagai kegiatan untuk menambah penelitian adalah observasi tidak terstruktur.
kemampuan literasi yang lain seperti Observasi yang dilakukan berkaitan dngan
kemampuan literasi perpustakaan dan literasi pengamatan objek di lingkungan sekolah
media yang dikemas dalam kegiatan yang berkaitan dengan GLS. Instrumen
pembelajaran. Salah satu bentuk dari literasi pengumpulan data yang digunakan adalah
media tersebut adalah pemanfaatan video pedoman observasi.
sebagai media pembelajaran, pemanfaatan 2. Wawancara
internet, buku dan koran sebagai sumber Peneliti menggunakan wawancara tak
belajar. Disamping itu SD Muhammadiyah terstruktur untuk menggali keterangan dari
Sokonandi memanfaatkan laboraturium subjek penelitian terkait dengan pelaksanaan
komputer untuk proses pembelajaran. Gerakan Literasi Sekolah di SD
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk Muhammadiyah Sokonandi. Instrumen
mengkaji lebih dalam mengenai pelaksanaan pengumpulan data yang digunakan adalah
program GLS di SD Muhammadiyah pedoman wawancara.
Sokonandi untuk mendeskripsikan pelaksanaan 3. Studi Dokumentasi
program GLS yang dilaksanan di SD Dokumentasi ini dilakukan untuk
Muhammadiyah Sokonandi dan mengetahui memperkuat dan mendukung data terkait
faktor pendukung serta penghambat pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah
pelaksanaan program GLS di SD di SD Muhammadiyah Sokonandi.
Muhammadiyah Sokonandi. Dokumentasi ini dapat berupa file, foto, video,
dan yang yang ada di SD Muhammadiyah
METODE Sokonandi. Dokumentasi tersebut digunakan
Penelitian ini menggunakan pendekatan sebagai bukti untuk memperkuat pengamatan
kualitatif untuk mengetahui pelaksanaan peneliti dilapangan.
program Gerakan Literasi Sekolah di SD
Muhammadiyah Sokonandi. Jenis penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif. Hasil
Hasil penelitian ini menyajikan data
Setting Penelitian tentang Pelaksanaan Program Gerakan Literasi
Setting penelitian ini terbagi dalam dua Sekolah (GLS) di SD Muhammadiyah
kategori, yaitu tempat dan waktu. Tempat Sokonandi. Tahap penelitian dalam
penelitian ini adalah SD Muhammadiyah pelaksanaan GLS ini terbagi atas perencanaan,
Sokonandi yang beralamatkan di Jl. Kapas No pelaksanaan, dan evaluasi.
5A, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, 1. Perencanaan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian Dalam perencanaa pelaksanaan program
dilakukan mulai Juni 2019 dan berakhir pada gerakan literasi sekolah di SD Muhammadiyah
awal Februari 2020 dikarenakan data yang Sokonandi mengacu pada Permendikbud No 23
sudah jenuh. Tahun 2015 yang kemudian dikembangkan
secara mandiri oleh sekolah, karena sekolah ini
Subjek dan Objek Penelitian menerapkan kurikulum irisan yaitu kurikulum
Subjek penelitian adalah warga sekolah nasional, karakter building/muhammadiyah,
yang meliputi 2 kepala sekolah, 2 kepala dan program plus. Oleh karena itu pihak
bidang, 2 pendidik, dan peserta didik. Objek sekolah melakukan berbagai terobosan untuk
penelitian ini adalah situasi sosial, interaksi mendukung program GLS ini.
Perencanaan dan persiapan dilakukan dan dana mandiri yang dibayarkan oleh
saat penyusunan pengembangan kurikulum orang tua peserta didik. Seperti
dibawah kepala bidang kurikulum. Perencanaan penambahan jam pembelajaran diluar
tersebut diturukan dalam penjadwalan kegiatan jam belajar sekolah dan ekstrakurikuler.
pembelajaran yang akan dilaksanakan setiap d. Hubungan Antar Organisasi
hari. Seperti penyelenggaraan program plus Dalam pelaksanaan gerakan literasi
pada awal pembelajaran, perencanaan sekolah SD Muhammadiyah Sokonandi
pembelajaran, dan penambahan jam menjalin hubungan dengan organisasi
pembelajaran. Selain itu dilakukan penyusunan terkait sebagai penunjang pelaksanaan
RPP sebagai pedoman kegiatan pembelajaran. gerakan literasi sekolah. Hubungan yang
Rancangan kegiatan yang telah disusun terjalan adalah hubungan dengan Dinas
kemudian akan didokumentasikan dan Pendidikan Kota Yogyakarta, komite
diberikan penilaian oleh supervisi sekolah. sekolah, paguyuban wali murid, dan
Kedudukan supervisi ini dilakukan oleh kepala Pimpimnan Daerah Muhammadiyah.
sekolah atau kepala dinas terkait. Tujuannya Kerjasama yang terjalin antara SD
adalah untuk meninjau kembali rencana Muhammadiyah Sokonandi dan
kegiatan dan disesuaikan dengan kebutuhan relasinya tersebut terbagi kedalam dua
sekolah. Selain perencanaan di atas SD bidang yaitu nasional dan keagamaan.
Muhammadiyah Sokonandi melakukan Pada bidang nasional pengembangan
perencanaan sumber daya manusia, sumber gerakan literasi sekolah berpatokan
daya fasilitas, dan sumber daya pendanaan serta dengan panduan resmi dari
hubungan antar organisasi. Permendikbud. Sedangkan pada bidang
a. Sumber Daya Manusia keagamaan pengembangan dilakukan
Sumber daya manusia adalah orang yang dengan PDM sesuai dengan kurikulum
memberikan dukungan untuk ke-Muhammadiyahan. Studi
keterlaksanaan program gerakan literasi dokumentasi berupa majalah mentari
sekolah dan memiliki komitmen untuk juga ditemukan sebagai hasil kerja sama
terlibat didalamnya. Dalam perencanaan pihak sekolah dengan PDM.
sumber daya manusia yang dilakukan SD 2. Pelaksanaan
Muhammadiyah Sokonandi adalah a. Pembiasaan
dengan mengikuti pelatihan/diklat terkait Pada tahap pembiasaan pendidik
dengan pelaksanaan gerakan literasi mengarahkan peserta didik untuk
sekolah. melakukan kegiatan literasi setiap hari.
b. Sumber Daya Fasilitas Kegiatan tersebut dapat dilakukan pada
Berdasarkan observasi yang telah awal pembelajaran, tengah
dilakukan SD Muhammadiyah pembelajaran, atau akhir pembelajaran.
Sokonandi memiliki fasilitas Pendidik memberikan kebebasan kepada
perpustakaan, laboratorium komputer, peserta didik untuk memilih buku bacaan
pojok baca, dan dinding karya. Selain itu yang mereka minati. Akan tetapi karena
lingkungan yang literat dikembangkan SD Muhammadiyah Sokonandi adalah
untuk mendukung keterlaksanaan sekolah berbasis agama, pembelajaran
program GLS ini. Seperti pemanfaatan agama yaitu tahsin, tahfidz, dan hafalan
tangga yang ditempeli dengan stiker Al-Qur’an lebih ditekankan. Pendidik
kalimat positif, pemasangan dinding lebih mengutamakan pembelajaran
sekolah dengan poster pembelajaran, berbasis agama. Dengan adanya kegiatan
mading, dan penempelan hasil karya tersebut peserta didik menjadi terbiasa
peserta didik pada dinding karya. Selain dengan kegiatan literasi. Mereka sangat
itu studi dokumentasi menunjukkan antusias dalam memilih buku bacaan dan
bahwa peserta didik menghasilkan karya membacanya. Program gerakan literasi
dalam bentuk gambar, kliping, dan cerita sekolah efektif untuk mengarahkan
bergambar. peserta didik pada pembiasaan membaca
c. Sumber Daya Pendanaan setiap harinya.
Sumber daya pendaan dalam b. Pengembangan
keterlaksanaan program gerakan literasi Pelaksanaan gerakan literasi sekolah di
sekolah di SD Muhammadiyah SD Muhammadiyah Sokonandi
Sokonandi berasal dari RAPBS, DKT, dikembangkan dan dimodifikasi secara
mandiri oleh pendidik disesuaikan ini peserta didik sampai pada
dengan kondisi kelas. Pendidik diberikan memanfaatkan kemampuan literasi
kebebasan untuk melakukan dalam pembelajaran setiap hari untuk
pengembangan dalam pelaksanaan menyelesaikan dan menguasai materi
gerakan literasi sekolah. Selain dengan yang disampaikan pendidik melalui
bercerita didepan kelas pendidik kegiatan pembelajaran.
memberikan pendampingan kepada Pada tahap pembelajaran tingkat SD
peserta didik untuk membaca nyaring kelas rendah menekankan pada
dan mendengarkan sekaligus mencatat kecakapan peserta didik untuk mengenal
yang disampaikan pendidik dengan huruf, menulis, membaca, memahami
nyaring. kalimat dan konteksnya,
Membaca buku secara mandiri dilakukan menginterpretasi dan merespon bacaan.
peserta didik setiap hari sebagai bagian Peserta didik belajar mengeja huruf
dari tahap pembiasaan ke tahap dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
selanjutnya yaitu pengembangan. untuk mendukung pembelajaran tersebut
Berdasarkan observasi pada Selasa, 21 pendidik memberikan buku menulis
Januari 2020 peserta didik secara mandiri bergaris dan berpetak dengan tujuan agar
memilih buku yang akan dibaca dari peserta didik lebih mudah dalam berlatih
pojok baca kelas. Kemudian secara mengejar huruf yang mereka tuliskan.
bersamaan mereka membaca buku Pembelajaran dapat dikembangan
tersebut sambil bercerita bersama. dengan berbagai metode dan strategi,
Bahkan peserta didik ada yang seperti penggunaan media untuk
menyiapkan sendiri teks bacaannya. membantu penyampaian materi
Observasi yang dilakukan pada Selasa, pembelajaran. Media tersebut dapat
21 Januari 2019 menunjukkan bahwa digunakan sebagai saluran untuk
pengembangan literasi peserta didik memberikan pengalaman literasi yang
sampai pada menghafal dialog untuk lebih mendalam dan berkesan. Misalnya
drama, pembukaan tausiah anak, dan penggunaan media video yang dilakukan
bercerita. Kegiatan menghafal ini pendidik untuk menyampaikan materi.
dilakukan saat ada waktu luang seperti Pada saat penyampaian materi kisah
saat istirahat. Peserta didik menyiapkan Nabi Muhammad pendidik
teks bacaannya secara mandiri. Berawal menggunakan media video dan diikuti
dari kegiatan seperti ini peserta didik interaksi dari peserta didik yaitu
dapat memperoleh prestasi penghargaan bernyanyi. Hal tersebut ditunjukkan saat
dalam bidang tausiah dan mendongeng. observasi pada Selasa, 21 Januari 2020.
Selain itu dalam kegiatan milad sekolah Strategi pembelajaran yang digunakan
juga diadakan kegiatan pildacil sebagai pendidik untuk meningkatkan
penyaringan bakat yang dimiliki peserta kemampuan literasi peserta didik
didik. beragam. Hasil observasi pada Selasa, 21
Dari uraian diatas dapat disimpulkan Januari 2020 menunjukkan bahwa
bahwa pada tahap pengembangan pendidik menggunakan pemecahan
program gerakan literasi sekolah ini masalah dan eksplorasi untuk
peserta didik melakukan berbagai hal, menyampaikan materi cuaca. Pendidik
seperti penyampaian cerita dan berbagai membaca nyaring permasalahan dan soal
cerita di depan kelas, membaca nyaring, kemudian peserta didik mendengarkan
menulis, menghafal teks dialog, lalu menulis. Pada penyelesaian masalah
membaca mandiri, dan membaca tersebut peserta didik diberikan
bersama serta diskusi. Peserta didik kebebasan untuk mencari sumber yang
antusias dalam memanfaatkan pojok dapat digunakan untuk memecahkan
baca dan perpustakaan sekolah. masalah. Berdasarkan hasil observasi
c. Pembelajaran peserta didik mencari pada buku dan
Tahap pembelajaran ini merupakan melihat keadaan alam sekitar yang
tingkatan ke tiga dari tahap pelaksanaan ditemui.
gerakan literai sekolah. Tahap
pembelajaran ini merupakan kelanjutan Dari uraian diatas dapat disimpulkan
dari tahap mengembangan. Pada tahap bahwa pelaksanaan program gerakan literasi
sekolah sampai pada tahap pembelajaran ataupun penghambat. Berikut adalah faktor
dimana peserta didik menggunakan literasi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
dalam setiap pembalajaran. Hal tersebut program Geraka Literasi Sekolah di SD
dibuktikan dengan penggunaan strategi Muhammadiyah Sokonandi:
pembelajaran yang mendukung oleh pendidik, a. Faktor Pendukung
pendampingan untuk peserta didik, hasil karya Berdasarkan hasil observasi dan
peserta didik, dan eksplorasi yang dilakukan wawancara yang dilaksanakan bahwa
oleh peserta didik. Selain itu penciptaan karya terdapat beberapa faktor pendukung
peserta didik seperti kliping dan cerita yaitu:
bergambar juga menjadi bukti bahwa kegiatan 1. Adanya sarana dan prasarana yang
literasi sampai pada penciptaan karya yang memadai, seperti perpustakaan, pojok
berkaitan dengan materi pembelajaran. sebagai baca, laoraturium komputer,
contohnya pembuatan kliping yang merujuk proyektor disetiap kelas, lingkungan
pada tema cuaca yang berada dikelas 3 serta yang literat (dinding karya, papan
pembuatan cerita bergambar yang merujuk prestasi, poster, kalimat positif di area
pada mata pelajaran matematika. Karya ini sekolah, dan pemajangan
selanjutnya digunakan pendidik sebagai penghargaan/piala prestasi peserta
penilaian tambahan dan dirujuk sebagai didik) yang dapat digunakan sebagai
referensi oleh kelas yang lain. penunjang peningkatan program
3. Evaluasi GLS.
Evaluasi dilakukan untuk memberikan 2. Alokasi dana untuk kegiatan literasi
penilaian secara menyeluruh terhadap yang memadai.
pelaksanaan sebuah program yang terstruktur. 3. Terjalinnya kerja sama dengan
Evaluasi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk beberapa organisasi seperti Dinas
evaluasi formatif atau sumatif. Evaluasi Pendidikan, Perpustakaan Keliling
formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada daerah, Ikhwam wali murid, dan
tengah pelaksanaan program sebagai tolak ukur komite sekolah untuk meningkatkan
dan umpan balik sedangkan evaluasi sumatif kegiatan literasi.
adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir 4. Adanya sodaqoh buku dari komite
program untuk mengetahui sejauh mana sekolah dan paguyuban wali murid.
program tersebut dapat dilaksanakan. 5. Pemanfaatan media sebagai sumber
Pada pelaksanaan gerakan literasi sekolah literasi yang terus dikembangkan.
di SD Muhammadiyah Sokonandi ini lebih 6. Adanya grup paguyuban wali murid
banyak menggunakan evaluasi formatif. Hal sebagai jembatan penghubung antara
tersebut ditunjukkan berdasarkan observasi sekolah dan keluarga.
yang telah dilakukan pada 27 Januari 2020. b. Faktor Penghambat
Evaluasi tersebut dilakukan oleh pendidik saat Berdasarkan hasil observasi dan
proses pembelajaran sedang berlangsung, wawancara yang dilaksanakan bahwa
tujuannya adalah untuk memberikan pantauan terdapat beberapa faktor penghambat
pada setiap perkembangan peserta didik dan yaitu:
memberikan umpan balik untuk peserta didik 1. Perbedaan kemampuan dan inisiatif
secara berkala. setiap SDM dalam mengembang
Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program pendukung program GLS.
semester yang bertujuan untuk mengambil 2. Kondisi peserta didik yang cepat
keputasan pada langkah selanjutnya. Apakah bosan dan perhatian yang mudah
program tersebut dapat dilanjutkan atau berpindah membuat pendidik harus
memerlukan perbaikan. Selain itu evaluasi memberikan dorongan motivasi
dilakukan setiap hari senin minggu ke-2 setiap belajar.
bulannya. Evaluasi ini diikuti seluruh 3. Penyelenggaran program pendukung
komponen dan berbentuk diskusi serta story kegiatan literasi yang masih perlu
telling sesuai pengalaman masing-masing ditingkatkan.
pendidik.
4. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam
Pelaksanaan GLS
Pelaksanaan suatu program tentu akan
terdapat faktor-faktor yang menjadi pendukung
Pembahasan sekolah ini. Sumber daya fasilitas yang
dimiliki SD Muhammadiyah Sokonandi
1. Perencanaan sebagai penunjang adalah sarana
Dalam perencanaa pelaksanaan program prasarana. Sekolah memiliki berbagai
gerakan literasi sekolah di SD Muhammadiyah fasilitas seperti laboraturium komputer,
Sokonandi mengacu pada Permendikbud No 23 perpustakaan, pojok baca, dan dinding
Tahun 2015 yang kemudian dikembangkan karya yang didukung dengan lingkungan
secara mandiri oleh sekolah, karena sekolah ini literat seperti pemanfaatan tangga
menerapkan kurikulum irisan yaitu kurikulum sekolah yang ditempel dengan stiker
nasional, karakter building/muhammadiyah, kalimat positif dan penempelan poster
dan program plus. Oleh karena itu pihak pembelajaran pada dinding-dinding
sekolah melakukan berbagai terobosan untuk sekolah. Lingkungan literat tersebut terus
mendukung program GLS ini. Perencanaan dan dikembangkan oleh sekolah agar peserta
persiapan dilakukan saat penyusunan didik terbiasa dengan literasi dimana saja
pengembangan kurikulum dibawah kepala mereka berada. Bahkan diarea kantin dan
bidang kurikulum. Perencanaan tersebut halaman sekolah sebagai area bermain
diturunkan dalam penjadwalan kegiatan peserta didik didukung dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan setiap pemasangan poster dan kalimat positif.
hari yang terbagi dalam kegiatan semester dan Dengan demikian peserta didik akan
kegiatan pembelajaran setiap hari. Kemudian terbiasa dengan berbagai jenis bacaan.
pendidik akan membuat rancangan c. Sumber Daya Pendanaan
pembelajaran (RPP) yang digunakan sebagai Sumber daya pendaan dalam
pedoman pembelajaran. Dalam RPP tersebut keterlaksanaan program gerakan literasi
dituliskan kompetensi dasar yang harus dicapai, sekolah di SD Muhammadiyah
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang Sokonandi berasal dari RAPBS, DKT,
meliputi strategi pembelajaran, bahan ajar yang dan dana mandiri yang dibayarkan oleh
digunakan, media pendukung kegiatan belajar, orang tua peserta didik. Dana tersebut
dan penilaian pembelajaran untuk peserta didik. kemudian dialokasikan untuk
Dengan adanya RPP ini pendidik lebih mudah keterlaksanaan program pendukung
untuk mengendalikan dan mengelola kelasnya. pelaksanaan GLS, seperti pembelian
a. Sumber Daya Manusia buku dan perbaikan fasilitas sekolah,
Dalam pelaksanaan GLS di SD serta program yang terintegrasi dalam
Muhammadiyah Sokonandi kegiatan pembelajaran.
mempersiapkan pustakawan yang d. Hubungan Antar Organisasi
diberikan tugas untuk mengembangan Hubungan dengan Dinas Pendidikan
kemampuan literasi dan minat baca bagian kearsipan menghasilkan kegiatan
warga sekolah melalui kegiatan yang rutin tahunan yang diikuti SD
disusun. Pustakwan tersebut Muhammadiyah Sokonandi yaitu
berkedudukan dibawah kepala sekolah kegiatan merangsang anak untuk
dan bekerja pada ranah pengembangan meningkatkan kemampuan literasi
kegiatan literasi. Sekolah ini mempunyai melalui lomba bercerita dan menulis
2 orang pustakawan pada 2 unit sekolah serta majalah yang diterbitkan oleh dinas
yang bekerjasama untuk meningkatkan pendidikan yang didalamnya termuat
kualitas perpustakaan. Kegiatan yang kolom untuk menampilkan karya peserta
dilakukan oleh pustakawan ini adalah didik. Kerja sama dengan perpustakaan
melayani peminjaman buku yang daerah berupa kegiatan perpustakaan
dilakukan peserta didik, memberikan keliling 2 kali dalam 1 minggu untuk
pendampingan kepada peserta didik saat menambah buku bacaan peserta didik.
peserta didik memanfaatkan Jadi saat perpustakaan keliling tiba
perpustakaan, dan mengarahkan disekolah peserta didik diberikan
pemilihan buku peserta didik sesuai kebebasan untuk memilih dan meminjam
dengan kemampuan dan tingkatannya. buku bacaan sesuai dengan minat
b. Sumber Daya Failitas masing-masing. Selanjutnya kerja sama
Sumber daya fasilitas merupakan sarasan dengan komite sekolah berubah kegiatan
fisik yang dibutuhkan untuk menunjang sodakoh buku yang dilakukan oleh
pelaksanaan program gerakan literasi komite sekolah untuk menambah koleksi
buku bacaan yang berada diperpustakaan dan terhadap kegiatan membaca, serta
sekolah. Paguyuban wali murid di SD meningkatkan kelancaran dan
Muhammadiyah Sokonandi kooperatif pemahaman membaca peserta didik.
dalam menyediakan buku di pojok baca Untuk mempertahankan minat baca
kelas yang digunakan peserta didik peserta didik sebagai hasil dari
sewaktu-waktu. Sedangkan kerja sama pembiasaan dilakukan pengembangan
dengan PDM berupa perencanaan dalam pelaksanaan program GLS ini.
kegiatan keagamaan dan penerbitan buku Pengembangan ini dilakukan secara
mentari dari Muhammadiyah. mandiri oleh pendidik yang termasuk
kedalam kegiatan pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pengembangan yang dilakukan
a. Pembiasaan disesuaikan dan dibatasi sesuai dengan
Pada tahap pelaksanaan pembiasaan GLS tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
ini bertujuan untuk menumbuhkan minat Pengembangan pembelajaran dapat
peserta didik terhadap bacaan dan dilakukan dengan penerapan metode
terhadap kegiatan membaca. pembelajaran yang vareatif untuk
Berdasarkan Buku Panduan Gerakan melibatkan interaksi peserta didik
Literasi Sekolah di SD pada tahap dengan buku bacaan. Pada observasi
pembiasaan ini peserta didik diarahkan yang dilakukan pada Selasa, 21 Januari
untuk membaca buku selama 15 menit 2020, pendidik di SD Muhammadiyah
setiap harinya. Pembiasaan membaca Sokonandi menggunakan metode
tersebut dapat dilakukan pada awal pemecahan masalah sebagai
pembelajaran, tengah pembelajaran, dan pengembangan literasi. Dalam
akhir pembelajaran. Tahap pembiasaan pembelajaran pendidik membaca nyaring
yang berlangsung di SD Muhammadiyah dan peserta didik menulis pada buku
Sokonandi dimulai sejak peserta didik masing-masing. Dengan demikian
duduk dibangku kelas 1. 15 menit pemahaman peserta didik terhadap
sebelum jam pembelajaram dimulai permasalahan yang disampaikan
pendidik akan masuk keruang kelas dan pendidik juga dapat ditingkatkan.
memandu serta memfasilitasi peserta Tujuannya adalah agar peserta didik
didik untuk membaca. memecahkan permasalahan dengan
Pembiasaan pada peserta didik di SD membaca dengan demikian minat
Muhammadiyah Sokonandi meliputi membaca peserta didik dapat terjaga dan
pembiasaan membaca tahsin, tahfidz, dapat ditingkatkan. Dalam perancangan
tadarus, doa, hafalan, dan membaca pembelajaran berbentuk RPP yang akan
pengetahuan umum. Pembiasaan ini digunakan sebagai panduan dalam
dilakukan dengan bertahap. Pada kelas pembelajaran. Sedangkan teknologi
rendah kegiatan tersebut masuk kedalam pembelajaran dapat dikembangkan
proses pembelajaran yaitu dalam bentuk dengan pemanfaatan media untuk
baca tulis Al-Qur’an dan huruf latin dan memfasilitasi proses belajar peserta
terintegrasi dalam program plus. didik. Tujuan penggunaan media ini
Penyelenggaraan program plus ini adalah sebagai pemusatan perhatian
terfokus pada pengembangan literasi peserta didik sehingga kemampuan
dasar. Sedangkan untuk kelas tinggi literasi peserta didik dan pemahamannya
pembiasaan akan berada pada tingkatan dapat ditingkatkan. Berkitan dengan hal
yang berbeda yaitu dengan menulis huruf tersebut SD Muhammadiyah Sokonandi
arab panjang, hafalan yang ditingkatkan, memanfaat media sebagai sumber
dan pengetahuan umum yang lebih luas. belajar. Pendidik menggunakan video,
Penjenjangan ini dilakukan agar peserta poster, cerita bergambar dalam
didik terus berkembang naik pada tahap pengembangan literasi sebagai
yang lebih tinggi dan mampu pendukung buku yang berada di pojok
menciptakan karya. baca kelas serta perpustakaan.
b. Pengembangan Perpustakaan dan pojok baca di dalam
Kegiatan literasi pada tahap kelas dapat menjadi pusat sumber belajar
pengembangan bertujuan untuk yang efektif untuk digunakan peserta
mempertahankan minat terhadap bacaan didik belajar. Sama halnya dengan SD
Muhammadiyah Sokonandi yang pembelajaran usai sebagai bentuk fasilitas dan
menggunakan perpustakaan dan pojok dukungan yang diberikan kepada peserta didik.
baca di dalam kelas sebagai pendukung Dengan adanya pendampingan seperti ini
utama dalam pelaksanaan peserta didik dapat mengejar ketertinggalannya
pengembangan program GLS. Dalam dan meningkatkan kemampuan baca tulis yang
pemanfaatannya peserta didik antusias dicapainya.
dan memiliki minat yang cukup tinggi Tahap pembelajaran yang berada di kelas
dalam membaca buku. Hal tersebut dapat tinggi membaca dan menulis dikembangkan
dibuktikan dengan hasil observasi pada dalam tingkatan yang lebih tinggi yaitu dapat
Selasa, 21 Januari 2020 yang menulis arab panjang dan menulis cerita,
menunjukkan bahwa peserta didik dongeng, puisi, cerita bergambar, kliping dan
memanfaatkan perpustakaan serta pojok membaca dengan lancar sebagai hasil dari
baca sebagai sumber belajarnya. pembelajaran bidang literasi. Dalam pembuatan
c. Pembelajaran karya dan porto folio peserta didik ini, pendidik
Kegiatan literasi pada tahap memberikan fasilitas pendampingan dan
pembelajaran bertujuan untuk pengarahan sebagai bagian dari tugas pendidik
mempertahankan minat peserta didik sebagai fasilitator.
terhadap bacaan dan terhadap kegiatan SD Muhammadiyah merancang berbagai
membaca, serta meningkatkan program yang terintegrasi dalam pembelajaran
kecakapan literasi peserta didik melalui untuk membentuk lingkungan akademik yang
buku-buku pengayaan dan buku teks literat. Terdapat program plus (tahsin, tahfidz,
pelajaran. Kegiatan literasi pada tahap hafalan, doa, dan bahasa inggris) yang
pembelajaran meningkatkan kemampuan dilaksanakan setiap hari sebelum pembelajaran
berbahasa reseptif (membaca dan untuk meningkatkan literasi peserta didik,
menyimak) dan aktif (berbicara dan gerakan membaca sebelum jam pembelajaran,
menulis) yang dijelaskan secara rinci dan mengisi waktu luang peserta didik dengan
dalam konteks dua kegiatan utama di kegiatan literasi. Alokasi waktu yang
tahap ini, yaitu membaca dan menulis. digunakan untuk kegiatan literasi ini fleksibel
Kemampuan membaca dan menulis dan disesuaikan dengan kondisi kelas.
dijenjangkan agar peningkatan
kecakapan di empat area berbahasa 3. Evaluasi
tersebut (membaca, menyimak, Pada pelaksanaan gerakan literasi
berbicara, dan menulis) dapat dilakukan sekolah di SD Muhammadiyah Sokonandi ini
secara terukur dan berkelanjutan. lebih banyak menggunakan evaluasi formatif.
Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan observasi
Pada tahapan ini SD Muhammadiyah yang telah dilakukan pada 27 Januari 2020.
Sokonandi mengintegrasikan literasi dalam Evaluasi tersebut dilakukan oleh pendidik saat
kegiatan pembelajaran. berdasarkan hasil proses pembelajaran sedang berlangsung,
observasi yang dilakukan pada Kamis, 16 tujuannya adalah untuk memberikan pantauan
Januari 2020 pada kelas rendah peserta didik pada setiap perkembangan peserta didik dan
difokuskan pada kemampuan membaca dan memberikan umpan balik untuk peserta didik
menulis. Untuk jenjang kelas 1 peserta didik secara berkala. Pada proses evaluasi ini
ditargetkan dapat membaca dan menulis dengan pendidik memberikan penilaian baik akademik
lancar baik tulisan huruf arab pendek maupun maupun non-akademik atas keterlibatannya
tulisan latin sesuai dengan tingkat kemampuan melaksanakan program GLS. Nilai akademik
peserta didik yang berada dikelas rendah. diberikan dengan penilaian yang masuk pada
Sebagai pendukung peningkatan kemampuan pembelajaran bahasa indonesia dan hasil karya
peserta didik tersebut sekolah menerbitkan peserta didik. sedangkan penilaian non-
buku khusus menulis yaitu buku kitabah, buku akademik dihasilkan dari perubahan dan
tahsin, buku bergaris dan buku berpetak. perkembangan peserta didik dilihat segi sikap
Tujuannya adalah agar peserta didik lebih dalam pelaksanaan program GLS ini.
mudah dalam mengeja dan menulis huruf. Sedangkan evaluasi sumatif yang
Selain itu pendidik akan memberikan dilakukan SD Muhammadiyah Sokonandi
pendampingan khusus bagi peserta didik yang dilakukan pada akhir semester yang bertujuan
belum mengusai materi yang disampaikan untuk mengambil keputasan pada langkah
pendidik. Pendampingan ini dilakukan saat jam selanjutnya. Apakah program tersebut dapat
dilanjutkan atau memerlukan perbaikan. Selain 1. Perbedaan kemampuan dan inisiatif
itu evaluasi dilakukan setiap hari senin minggu setiap SDM dalam mengembangkan
ke-2 setiap bulannya. Evaluasi ini diikuti kegiatan pendukung program GLS
seluruh komponen dan berbentuk diskusi serta dan pengelolaan kelas untuk
story telling sesuai pengalaman masing-masing mengaktifkan literasi.
pendidik. Evaluasi ini dilakukan dengan 2. Kondisi peserta didik yang cepat
menyeluruh sebagai bahan untuk menyusun bosan dengan bacaan dan perhatian
program selanjutnya. yang mudah berpindah membuat
pendidik harus menyusun ulang
4. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam strategi pembelajaran yang telah
Pelaksanaan GLS direncanakan serta memberikan
Pelaksanaan suatu program tentu akan dorongan motivasi belajar.
terdapat faktor-faktor yang menjadi pendukung 3. Penyelenggaran kegiatan pendukung
ataupun penghambat. Berikut adalah faktor literasi yang terkadang tidak sesuai
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan penjadwalan karena bersamaan
program Geraka Literasi Sekolah di SD dengan kegiatan wajib sekolah yang
Muhammadiyah Sokonandi: lain.
a. Faktor Pendukung
Berdasarkan hasil observasi dan PENUTUP
wawancara yang dilaksanakan bahwa Pelaksanaan program GLS di SD
terdapat beberapa faktor pendukung Muhammadiyah Sokonandi sesuai dengan
yaitu: panduan yang diterbitkan Kemendikbud,
1. Adanya sarana dan prasarana yang namun dalam pelaksanaannya SD
memadai, seperti perpustakaan, pojok Muhammadiyah Sokonandi mengembangkan
baca, laoraturium komputer, secara mandiri dikarenakan sekolah ini
proyektor disetiap kelas, lingkungan menerapkan kurikulum irisan yaitu kurikulum
yang literat (dinding karya, papan nasional K13, kurikulum karakter
prestasi, poster, kalimat positif di area building/muhammadiyah, dan kurikulum
sekolah, dan pemajangan program plus. Dalam pelaksanaan GLS ini
penghargaan/piala prestasi peserta terbagi menjadi 3 bagian yaitu perencanaan,
didik) yang dapat digunakan sebagai pelaksanaan, dan evaluasi. faktor pendukung
penunjang peningkatan program yang ditemukan dalam proses pelaksanaan
GLS. program GLS yaitu: sarana dan prasarana yang
2. Alokasi dana untuk kegiatan literasi memadai yaitu: 2 unit perpustakaan, pojok
yang memadai. Alokasi dana ini baca, laboraturium komputer, lingkungan yang
berasal dari RAPBS, DKT, dan dana literat, alokasi dana yang memadai, terjalin
iuran wali murid. kerja sama dengan beberapa lembaga,
3. Terjalinnya kerja sama dengan pemanfaatan media. Faktor penghambat yang
beberapa organisasi seperti Dinas ditemukan dalam proses pelaksanaan program
Pendidikan, Perpustakaan Keliling GLS yaitu: perbedaan kemampuan dan inisiatif
daerah, Ikhwam wali murid, dan SDM, kurangnya strategi pemusatan perhatian
komite sekolah untuk meningkatkan literasi terhadap peserta didik, penyelenggaran
kegiatan literasi. kegiatan pendukung literasi yang tidak sesuai
4. Adanya sodaqoh buku dari komite penjadwalan.
sekolah dan paguyuban wali murid.
5. Pemanfaatan media sebagai sumber UCAPAN TERIMA KASIH
literasi yang terus dikembangkan. Kami mengucapkan terima kasih kepada
6. Adanya grup paguyuban wali murid Universitas Negeri Yogyakarta untuk
sebagai jembatan penghubung antara kesempatan yang diberikan bagi kami untuk
sekolah dan keluarga. dapat membagikan hasil penelitian kami di
b. Faktor Penghambat Epistema. Kami juga menyampaikan terima
Berdasarkan hasil observasi dan kasih kepada Kepala Sekolah, guru-guru dan
wawancara yang dilaksanakan bahwa peserta didik SD Muhammadiyah Sokonandi
terdapat beberapa faktor penghambat untuk partisipasi dan dukungannya hingga
yaitu: penelitian ini dapat dipublikasikan.
DAFTAR PUSTAKA Moleong. (2009). Metodologi Penelitian
Abdulhak & Darmawan. (2013). Teknologi Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
Rosdakarya Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Ahmadi. (2018). Tiga Tahap Pelaksanaan GLS. Kuantitatif, Kulitatif, dan R&D.
Diakses dari www.pediapendidikan.com Bandung: ALFABETA
pada tanggal 20 November 2019 Wiedarti, dkk. (2018). Desain Induk Gerakan
Faizah, dkk. (2016). Panduan Gerakan Literasi Literasi Sekolah. Jakarta: Direktorat
Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Jenderal Pendidikan Dasar dan
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Menengah Kementerian Pendidikan dan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kebudayaan
dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai