Anda di halaman 1dari 5

BERSAMA BUKU MENEMBUS CAKRAWALA (BERBUMENCAK)

Oleh Azis Abdullah, S.Pd.

Dalam Pelaksanaan kegiatan sehari-hari di sekolah, penanaman nilai-nilai

karakter sangat penting antara lain kegiatan literasi sekolah, kegiatan

ekstrakurikuler, kegiatan awal dan akhir pembelajaran, penetapan tata tertib dan

lain-lain. Kegiatan ini dikenal dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Salah satu program Penguatan Pendidikan Karakter di SMA Negeri 1

Limboto Barat yang diangkat pada artikel ini adalah kegiatan literasi Sekolah.

Program Literasi Sekolah merupakan program yang dicanangkan pemerintah

untuk membudidayakan membaca dan menulis. Program literasi Sekolah ini di

kenal dengan nama Gerakan Literasi Sekolah disingkat GLS.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebuah gerakan dalam upaya

menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya

membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat,

sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 23 Tahun 2015. Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menumbuhkan

minat baca siswa serta meningkatkan keterampilan membaca.

Literasi juga mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber

pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Ketrampilan tesebut

dinamakan literasi informasi. Terdapat lima komponen dalam literasi informasi

yaitu:

1. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,

berbicara, membaca, menulis, dan berhitung.

2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), yaitu kemampuan lanjutan untuk

dapat mengotimalkan keberadaan perpustakaan.

3. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui

berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik,

dan media digital.

4. Literasi Teknologi (Technology Litearcy), yaitu kemampuan memahami

kelengkapan yang mengikuti teknologi, seperti piranti keras (hardware)

dan piranti lunak (software), serta etika pemanfaatan teknologi.

5. Literasi Visual (Visual Literacy), yaitu pemahaman tingkat lanjut, antara


literasi media dan literasi teknologi yang mengembangkan kemampuan dan

kebutuhan belajar dengan memanfaatkan media materi visual dan audio

visual.

Sekolah harus memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan

literasi. Berikut ini beberapa strategi untuk menciptakan budaya literasi di

sekolah yaitu:

1. Mengkondisikan lingkungan fisik yang ramah literasi.

2. Mengupayakan lingkungan sosial yang afektif sebagai model komunikasi dan

interaksi yang literat.

3. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat.

Untuk memastikan keberlangsungan Gerakan Literasi Sekolah dalam

jangka panjang, maka dapat dilakukan 3 (tiga) tahap berikut.

1. Pembiasaan; menumbuhkan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca

(Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015).

2. Pengembangan; meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan

menanggapi buku pengayaan.

3. Pembelajaran; meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran

dan menggunakan buku pengayaan serta strategi membaca pada semua mata

pelajaran.

Program Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1 Limboto Barat adalah

bersama buku menembus cakrawala disingkat Berbumencak. Kegiatan

Berbumencak di SMA Negeri 1 Limboto Barat secara rutin dilaksanakan setiap

hari rabu pada kegiatan apel pagi sebagai bentuk pra kegiatan belajar mengajar.

Selain untuk menumbuhkembangkan budaya baca pada siswa juga melatih

kedisiplinan siswa mengikuti kegiatan di sekolah tepat waktu. Kegiatan ini

merupakan bentuk dalam tahap pembiasaan dan pengembangan.

Perlu diketahui bahwa sebelum adanya program kegiatan ini, pengetahuan

atau wawasan siswa di SMA Negeri 1 Limboto Barat sangat terbatas pada materi-

materi yang ajarkan di kelas, sehingga ketika dilakukan evaluasi dalam hal literasi

membaca, siswa kesulitan memahami pertanyaan karena kurangnya informasi

atau pengetahuan-pengetahuan diperoleh oleh siswa. Minimnya kosakata yang


dipahami siswa sangat mempengaruhi dalam menyampaikan informasi-informasi

yang lebih akurat dan terpercaya. Tentunya hal ini juga akan mengurangi tingkat

rasa percaya diri siswa untuk tampil berbicara di muka umum.

Pemanfaatan perpustakaan sebagai media untuk membaca masih rendah.

Perpustakaan hanya dijadikan sebagai sumber peminjaman buku mata pelajaran

untuk proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu peminjaman buku pun

hanya sebatas buku mata pelajaran. Untuk buku jenis pengetahuan umum dan

buku fiksi sangat jarang untuk dilirik apalagi untuk dijadikan sebagai bahan

bacaan oleh siswa. Keadaan perpustakaan sunyi dengan pengunjung untuk

kegiatan membaca padahal referensi buku baik fiksi dan non fiksi di

perpustakaan SMA Negeri 1 Limboto Barat sudah sangat banyak.

Kecenderungan siswa hanya sebatas pada pemanfaatan media sosial yang

sifatnya ke arah yang kurang positif seperti pembuatan konten yang kurang

bermanfaat. Hal ini menjadi sebuah keresahan guru-guru di SMA Negeri 1

Limboto Barat. Tuntutan untuk menciptakan lulusan siswa yang berkarakter dan

berwawasan luas inilah mendorong membuat program Gerakan Literasi Sekolah

dengan nama PPK Berbumencak.

Diawal-awal program ini siswa membaca informasi baik dari media massa

ataupun media elektronik untuk dibuat catatan simpulan bacaan. Untuk

selanjutnya pada rabu berikutnya siswa membacakan hasil simpulan dari

informasi yang diperoleh.

Dalam pelaksanaan kegiatan Berbumencak, siswa dimotivasi mencari

informasi-informasi yang aktual dan menarik untuk disampaikan pada setiap

kegiatan tersebut. Setiap siswa menulis dan membacakan simpulan dari teks yang

dibaca.

Pada kegiatan berbumencak, setiap kelas diwakili satu orang siswa untuk

membaca simpulan. Dalam tiap kegiatan paling banyak 2 perwakilan kelas

melaksanakan presentasi. siswa yang lain menyimak dan menanggapi atau

bertanya tentang hasil presentasi yang tampil. Selain itu pemandu berbumencak

menanyakan kembali informasi yang diperoleh kepada siswa yang lain.

Kegiatan Berbumencak ini waktunya 15 menit. Walaupun waktunya sangat

singkat, namun diharapkan siswa memperoleh informasi dan wawasan tentang hal

yang dipresentasikan dan memfamiliarkan kosakata-kosakata yang masih banyak


siswa ketahui dan pahami maknanya.

Program Berbumencak ini juga mewajibkan setiap kelas memiliki sudut

baca dengan refersensi buku yang disediakan bervariasi, mulai dari Al Qur’an,

Iqro, buku fiksi dan buku non fiksi. Paling sedikit buku fiksi dan non fiksi yang

disediakan adalah sejumlah siswa yang ada di kelas tersebut. Hal ini diharapkan

agar siswa secara bergantian membaca buku yang ada dan hal ini diwajibkan

untuk siswa mampu membaca buku minimal 6 buku dalam tiap semester.

Untuk menunjang program ini berjalan dengan baik, maka siswa harus

membuat laporan hasil membaca mereka. Judul buku, nama pengarang, resume isi

buku dan pengetahuan apa yang diperoleh dari hasil membaca harus dilaporkan

secara tertulis. Bahkan mereka juga harus mendiskusikan isi buku dengan siswa

yang lain dan mempresentasikannya. Guru mapel juga harus mengecek dengan

menginterview siswa tentang isi buku yang mereka baca. Ini berarti guru mapel

juga harus ikut membaca dan memahami isi buku yang dibaca oleh siswa. Hal ini

masuk pada tahap pengembangan.

Untuk kelanjutan kegiatan Berbumencak ini, beberapa kegiatan sudah

dilaksanakan juga seperti Lomba Duta Literasi, Lomba Tutur Sejarah, Lomba

Membaca dan Membuat Puisi, Lomba Cerdas Cermat dan Lomba Berpidato

dalam Perayaan Sumpah Pemuda antar SMA Negeri 1 Limboto Barat.

Dengan seringnya diadakan lomba-lomba tersebut memberikan keantusiasan

peserta didik dalam mengikuti kegiatan tersebut karena mereka sudah sering

dibiasakan untuk mencari infomasi -informasi baik di media massa maupun media

elektronik.

Demikian program kegiatan berbumencak di SMA 1 Limboto Barat sebagai

bagian dari program untuk memberikan dampak positif bagi siswa. Dampak

positif yang diharapkan itu adalah untuk menumbuhkan literasi humanistik,

meningkatkan kemampuan membaca terintegras, dan menciptakan generasi

pembaca seumur hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus, Dkk. 2017. Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan

Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca dan Menulis, Jakarta: Bumi

Aksara.
https://jurnal.albidayah.id/index.php/home/index

Muhammad, Hamid.2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan,

“Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti,” 2015.

Anda mungkin juga menyukai