Anda di halaman 1dari 4

Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa

yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta
pembelajaran sepanjang hayat.
Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta
meningkatkan keterampilan membaca. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan
lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Gerakan Literasi Sekolah ini merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga
sekolah baik guru, peserta didik, orang tua/wali murid, dan masyarakat, sebagai bagian dari
ekosistem pendidikan sehingga membutuhkan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya
yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca yang dilakukan dengan
kegiatan 15 menit membaca. Guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati.
Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, dan auditori. Di abad 21
ini , kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.

Pada kesempatan kali ini gurudigital.id akan mengulas lengkap tentang contoh
program gerakan literasi sekolah. Oya, sudah tahukah Kita bahwa sebenarnya
tanggal 8 September adalah tanggal yang istimewa? Jika belum, inilah saat yang
tepat untuk Kita mengetahuinya. Jadi, tanggal 8 September ini adalah tanggal untuk
memperingati Hari Literasi Internasional yang ditetapkan oleh UNESCO bahkan
sudah sejak tanggal 17 November 1965 silam. Literasi merupakan kemampuan di
dalam membaca dan menulis. Pun demikian, pengertian literasi masih bisa kita
kembangkan lebih jauh lagi, karena literasi yang hanya terdiri dari baca, tulis dan
hitung sekarang tidak cukup, tetapi juga harus mencakup baca tulis seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial,
literasi informasi dan komunikasi serta literasi budaya dan kewarganegaraan.
Masalah literasi ini nampaknya masih menjadi masalah umum yang benar-benar
harus dicari jalan keluarnya, karena sebagaimana menurut UNESCO, sekarang ini
paling tidak ada sekitar 750 juta orang dewasa dan 264 juta anak yang putus
sekolah yang kemampuan literasi dasarnya masih minim.

Menengok Budaya Literasi di Indonesia


Lalu bagaimana dengan kondisi literasi di Indonesia? Jika kita melihat kembali pada
data statistik yang berasal dari UNESCO, kita akan tahu bahwa Indonesia
menempati peringkat 60 dari total 61 negara. Artinya apa? Artinya adalah tingkat
literasi Indonseia rendah. Data ini jelas menunjukkan bahwa minat baca Indonesia
sangatlah rendah, bahkan sangat jauh tertinggal dari Singapura serta Malaysia.
Tampaknya Indonesia juga tidak bisa dibandingkan dengan masyarakat Amerika
atau Eropa yang anak-anaknya dalam waktu satu tahun saja sudah membaca
sekitar 25 – 27 buku. Adapula negara Jepang yang minat bacanya bahkan mencapai
angka 15 – 18 persen buku per tahunnya, yang sangat berbanding terbalik dengan
Indonesia yang jumlahnya hanya sekitar 0,01 persen per tahunnya. Oleh karena itu
tidak heran bila kemudian pemerintah menggiatkan gerakan literasi sekolah yang
lebih diarahkan pada anak usia sekolah. Pemerintah memang sengaja mengadakan
gerakan ini dengan harapan bisa menumbuhkan minat baca siswa sekalipun pada
kenyataannya di beberapa daerah tertentu terutama yang terpencil sangat susah
untuk membeli buku. Karena itu juga dalam tulisan kali ini akan disampaikan
beberapa contoh program gerakan literasi di sekolah, yang salah satunya juga
dimaksudkan bisa memberikan inspirasi bagi pengajar yang hendak membantu
menyukseskan program pemerintah tersebut.

contoh program gerakan literasi sekolah

Memang gerakan literasi ini tampaknya sedikit sulit untuk dijalankan, mengingat
istilah budaya membaca di Indonesia sendiri masihlah belum menjadi kebiasaan.
Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi, dan hal
inilah yang akan dibahas terlebih dahulu sebelum kita memulai pembahasan
mengenai contoh gerakan literasi sekolah. Adapun beberapa penyebab rendahnya
minat baca masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut.
 Kebiasaan membaca belum ditanamkan sejak dini. Role model yang biasa berlaku di
tingkat keluarga adalah orang tua dan anak-anak biasanya akan mengikuti kebiasaan
dari orang tuanya tersebut. Sehingga, demi menyelesaikan penyebab yang pertama
ini, orang tua seharusnya mengajarkan kebiasaan membaca pada anak. Sehingga
dengan demikian, anak tidak akan lagi memasukkan kata membaca sebagai hobi
mereka dan anak juga tidak akan menganggap sepele pentingnya membaca.
 Kualitas sarana pendidikan yang masih minim dan akses ke fasilitas pendidikan juga
belum merata. Kita pasti sudah pernah melihat fakta bahwa ada banyak anak yang
terpaksa putus sekolah, sarana pendidikan yang bahkan tidak mampu mendukung
kegiatan belajar dan mengajar seta panjangnya rantai birokrasi di dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Secara tidak langsung hal tersebut jua bisa menghambat
kualitas literasi di Indonesia untuk berkembang.
 Produksi buku di Indonesia masih dianggap kurang. Hal ini terjadi karena penerbt di
daerah belum bekermabng, adanya wajib pajak bagi penulis yang bahkan royaltinya
saja sudah rendah sehingga motivasi mereka untuk menghasilkan karya yang
berkualitas menjadi surut dan insentif bagi para produsen buku yang dinilai masih
belum adil.
Contoh Gerakan Literasi Sekolah
Setidaknya itulah 3 penyebab kenapa minat baca Indonesia masih rendah. Terlepas
dari ketiga penyebab tersebut, kegiatan literasi adalah salah satu kegiatan yang
wajib dilakukan berdasarkan kurikulum 2013. Hal ini dilakukan tujuannya tidak lain
adalah untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa mengenai pentingnya
membaca. Nah, kegiatan literasi itu sendiri bisa diwujudkan melalui contoh program
gerakan literasi di sekolah berikut ini:
 Jadwal Wajib Kunjung Perpustakaan
Jadwal berkunjung ke perpustakaan adalah contoh program gerakan literasiyang
pertama yang bisa dilaksanakan di sekolah. Program ini bisa diimplementasikan
dengan cara menyusun jadwal sedemikian rupa sehingga setiap kelas bisa
mengunjungi perpustakaan. Bukan hanya berkunjung saja, tetapi wajibkan pula
siswa untuk meminjam buku, menyusun resume dari beberapa lembar buku yang
telah dibacanya kemudian wajibkan pula siswa untuk mengembalikan buku.
 Pemberdayaan Mading Setiap Kelas
Pemberdayaan mading di setiap kelas ini bisa dilakukan dengan cara mewajibkan
siswa untuk membaca bebas ataupun mencari referensi apapun di sekitar sekolah
setidaknya selama 10 menit. Setelah itu, wajibkan siswa untuk membuat laporan,
karangan ataupun resum dari apa yang dibacanya ataupun diamatinya, dan hasilnya
tempelkan pada mading kelas. Sebagai langkah awal, program ini bisa dilakukan
setiap seminggu sekali.
 Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses
Belajar Dimulai
Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku cerita, novel ataupun
buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti, kearifan lokal, nasionalisme
dan lain-lain yang lebih disesuaikan pada tahap perkembangan siswa.
 Posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara yang
ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah.
 Membuat Pohon Literasi di Setiap Kelas
Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri. Nantinya daun-daun yang ada
pada pohon literasi bisa ditulis dengan nama-nama siswa sekelas / cita-cita siswa /
karakter mulia yang harus dilakukan.
 Membuat Sudut Baca di beberapa tempat di
sekolah
Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana
tersedia kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk membaca.
Tempatnya bisa di depan kelas, pojok kelas, samping kantin, depan ruang guru,
samping mushola sekolah, dll.
 Membuat Papan Karya Literasi Siswa di Setiap
Kelas
Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya literasi
siswa. Papan karya literasi ini bisa diprogramkan di setiap kelas.
 Membuat Dinding Motivasi di setiap kelas
Dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding kelas yang berisi kata-kata motivasi
untuk menginspirasi siswa.

 Mengadakan Lomba Duta Literasi Sekolah


Agenda Lomba Duta Literasi sekolah merupakan salah satu program alternatif untuk
memotivasi anak dalam ber-literasi. Beberapa kriteria untuk menjadi Duta Literasi
Sekolah antara lain adalah siapa peminjam buku perpustakaan terbanyak dalam 1
semester / siapa yang berhasil menyelesaikan banyak buku untuk dibaca dalam 1
semester dll.
 Mengadakan Lomba Karya Literasi Antar Kelas
Lomba Karya Literasi antar kelas juga bisa menjadi salah satu program gerakan
literasi sekolah yang menarik. Lombanya bisa berupa lomba mading antar kelas,
lomba poster antar kelas, lomba membuat pohon literasi antar kelas, dll.
Nah, itulah beberapa contoh gerakan literasi di sekolah yang bisa dilakukan.
Sebagaimana disebutkan, beberapa poin tersebut hanya contoh saja dan bila
sahabat gurudigital.id memiliki program lain yang lebih kreatif, boleh banget
lhoh untuk bisa di-share disini….
Tetapi, perlu diingat apapun contoh program gerakan literasi di sekolah yang Kita
rencanakan untuk dilaksanakan, namun bila tidak ada kemauan dari seluruh warga
sekolah untuk mensukseskan program tersebut, maka tidak akan ada hasil yang
bisa dicapai. Sehingga dalam hal ini, perlu diperhatikan juga poin-poin berikut ini:
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah
 Berikan keteladanan pada para siswa supaya siswa menjadi tergugah saat melihat para
gurunya membaca. Tak hanya guru saja, ini juga perlu dilakukan oleh semua warga
sekolah termasuk kepala sekolah bahkan kalau perlu hingga penjaga sekolah juga
 Berikan akses yang mudah supaya siswa bisa tertarik mendatangi perpustakaan
 Bila tidak tersedia perpustakaan di sekolah, setidaknya sediakan pojok baca di setiap
kelas
Pelaksanaan contoh program gerakan literasi di sekolah memang tidaklah mudah,
sehingga salah syarat keberhasilannya juga adalah telaten dan berkelanjutan.
Program se-kreatif apapun jika hanya semangat melakukannya saat awal-awal
pelaksanaan sedangkan selanjutnya enggan maka ini juga akan percuma.

Jadi, sekali lagi, apapun contoh program gerakan literasi di sekolah yang hendak
dilaksanakan, pasti membutuhkan komitmen serta perjuangan dari semua pihak
yang terlibat di dalam sekolah.
Thats all : Contoh Gerakan Literasi Sekolah
Oke, itulah beberapa contoh program gerakan literasi di sekolah. Sekalipun kegiatan
belajar mengajar ini hanya berlangsung selama jam-jam efektif di sekolah, tetapi
yang namanya penumbuhan budaya literasi itu bukan hanya tugas dari sekolah saja,
tetapi keluarga juga harus mendukungnya. Salam Pendidikan! Mari Bersama
Menumbuhkan Budaya Literasi di sekolah dan dimanapun kita berada!

Anda mungkin juga menyukai