Indonesia
Lalu bagaimana dengan kondisi literasi di Indonesia? Jika kita melihat
kembali pada data statistik yang berasal dari UNESCO, kita akan tahu
bahwa Indonesia menempati peringkat 60 dari total 61 negara. Artinya
apa? Artinya adalah tingkat literasi Indonseia rendah. Data ini jelas
menunjukkan bahwa minat baca Indonesia sangatlah rendah, bahkan
sangat jauh tertinggal dari Singapura serta Malaysia. Tampaknya
Indonesia juga tidak bisa dibandingkan dengan masyarakat Amerika
atau Eropa yang anak-anaknya dalam waktu satu tahun saja sudah
membaca sekitar 25 – 27 buku. Adapula negara Jepang yang minat
bacanya bahkan mencapai angka 15 – 18 persen buku per tahunnya,
yang sangat berbanding terbalik dengan Indonesia yang jumlahnya
hanya sekitar 0,01 persen per tahunnya. Oleh karena itu tidak heran
bila kemudian pemerintah menggiatkan gerakan literasi sekolah yang
lebih diarahkan pada anak usia sekolah. Pemerintah memang sengaja
mengadakan gerakan ini dengan harapan bisa menumbuhkan minat
baca siswa sekalipun pada kenyataannya di beberapa daerah tertentu
terutama yang terpencil sangat susah untuk membeli buku. Karena itu
juga dalam tulisan kali ini akan disampaikan beberapa contoh program
gerakan literasi di sekolah, yang salah satunya juga dimaksudkan bisa
memberikan inspirasi bagi pengajar yang hendak membantu
menyukseskan program pemerintah tersebut.
contoh program gerakan literasi sekolah
Contoh Gerakan Literasi Sekolah
Setidaknya itulah 3 penyebab kenapa minat baca Indonesia masih
rendah. Terlepas dari ketiga penyebab tersebut, kegiatan literasi
adalah salah satu kegiatan yang wajib dilakukan berdasarkan
kurikulum 2013. Hal ini dilakukan tujuannya tidak lain adalah untuk
menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa mengenai pentingnya
membaca. Nah, kegiatan literasi itu sendiri bisa diwujudkan melalui
contoh program gerakan literasi di sekolah berikut ini:
Posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata
mutiara yang ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau
di sekolah.