Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM LITERASI

SMAN 2 HILIRAN GUMANTI


TAHUN PELAJARAN 2021/2022

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana
berkat rahmat dan karunia-Nya Tim dapat menyelesaikan Penyusunan Program
Literasi Sekolah ini. Dalam proses pelaksanaan program ini, tim
mengaharapakan kerjasama dan bantuan dari seluruh unsur yang ada disekolah.
Oleh sebab itu sebelumnya pada kesempatan ini tim mengucapkan terimakasih.
Tim menyadari program ini masih butuh banyak masukkan, karena itu tim
menerima masukan dan saran yang sifatnya membangun. Harapan program
literasi ini bermanfaat bagi kita semua.

Sarik Alahan Tigo, Juni 2021


Tim Literasi Sekolah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………….…………..... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………... 1
B. Masalah………..................………………………………….. 2
C. Tujuan.................………………………………………..…….2

BAB II STRATEGI INTEGRASI GERAKAN SEKOLAH


A. Lingkungan Fisik sekolah……………………………………...3
B. Lingkungan Sosial .....………………………………….. 3
C. Lingkungan Akademik…………………………………..….….4

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan……………………………………………………. 6
B. Saran-Saran………………………………………………….….6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Membaca dan menulis merupakan salah satu aktifitas penting dalam hidup.
Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran
literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi
tingkat keberhasilan baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Bagimasyarakat muslim, pentingnya literasi ditekankan dalam wahyu
pertama Allah kepadaNabi Muhammad SAW, yakni perintah membaca (IQRA’)
yang dilanjutkan dengan ‘mendidik melalui literasi’ (‘ALLAMA BIL QALAM). Dari
pendapat beberapa ahli dan yang penulis rasakan sendiri maka dapat disimpulkan
bahwa menulis dapat membuat pikiran kita lebih tertata tentang topik yang kita
tulis, membuat kita bias merumuskan keadaan diri, mengikat dan mengonstruksi
gagasan, mengefektifkan atau membuat kita memiliki sugesti positif, membuat kita
semakin pandai memahami sesuatu, meningkatkan daya ingat, membuat kita
lebih mengenali diri kita sendiri, mereka momen mengesankan yang kita alami,
meninggalkan jejak pikiran yang sangat jelas, memfasihkan komunikasi,
memperbanyak kosa-kata, membantu bekerjanya imajinasi, dan menyebarkan
pengetahuan. UNESCO (1996) mencanangkan empat prinsip belajar abad 21,
yakni:
(1)  Learning to think (belajar berpikir)
(2)  Learning to do (belajar berbuat)
(3)  Learning to be (belajar menjadi)
(4)  Learning to live together (belajar hidup bersama)
Keempat pilar prinsip pembelajaran ini sepenuhnya didasarkan pada kemampuan
literasi (Literary skills).

1
2. PERMASALAHAN
Dalam konteks pendidikan nasional kita, minat baca-tulis masyarakat kita
sangat menghawatirkan. Hal ini disebabkan adanya berbagai persoalan Seperti :
1. Perpustakaan yang ada belum memadai, padahal keberadaan
2. perpustakaan yang memadai adalah salah satu cirri dari kemajuan.
3. Perpustakaan yang ada disekolah ternyata tingkat kunjungan pembacanya
Masih rendah. Hal ini merupakan fakta yang miris karena bias menjadi
Indicator rendahnya budaya baca di sekolah.
4. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya berselancar di Medsos
Dari pada membaca buku.
5. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, seringkali belum memiliki
Program pengembangan literasi, atau menumbuhkan budaya baca-tulis
Secara sistemik. Padahal siswa menghabiskan sebagian besar waktunya di
sekolah.

3. TUJUAN
Tujuan Umum
Gerakan Literasi Sekolah adalah untuk menumbuh kembangkan budi
pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang
diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.

Tujuan Khusus
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragambuku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

2
BAB II
STRATEGI INTEGRASI GERAKKAN LITERASI
DI SMAN 2 HILIRAN GUMANTI

Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan


mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagaiaktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau
berbicara.
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
1. Lingkungan fisik sekolah
Ketersedian sarana dan prasarana di SMA Negeri 2 Hiliran Gumanti
dalam mendukung gerakan literasi sekolah cukup memadai seperti
ketersedian perpustakaan sekolah yang memadai dengan sejumlah buku
buku. Begitu juga halnya dengan literasi tekhnologi ketersediaan sarana
dan prasarana tekhnologi seperti labor computer dan ketersedian jaringan
internet untuk mengakses berbagi informasi.
Keterbatasan yang ada saat ini adalah belum tersedianya area baca dan
sudut buku di kelas.
Rencana tindak lanjut terhadap keterbatasan ini adalah(1) Mencukupi
ketersedian buku bacaan melalui dana BOS dan gerakan donor buku yang
melibatkan guru, siswa baru, siswa tamat, dan alumni (2) Melengkapi
sarana prasarana tekhnologi labor komputer melalui anggaran BOS
danProvinsi setiap tahun (3) Beberapa tempat duduk di halaman sekolah
akan di jadikan area baca (4) Sudut buku di kelas

2. Lingkungan social dan afektif


Lingkungan social dan afektif di SMA Negeri 2 Hiliran Gumanti cukup
mendukung untuk pelaksanaan gerakan literasi sekolah. Hal ini dibuktikan

3
dalam berbagai kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
seluruh warga sekolah (peserta didik, pendidik dan tenaga kependikan)
3. Lingkungan Akademik
Program gerakan literasi sekolah pada tahun ajaran sebelumnya (2020 –
2021) sudah ada namun program tersebut baru dalam taraf literasi dasar
pada tahun ini dengan adanya panduan gerakan literasi ini SMA 2 Hiliran
Gumanti membuat program dalam rangka melaksanakan gerakan literasi
sekolah adapun program yang akan dilaksanakan adalah dalam bentuk
kegiatan :
A. Perpustakaan Kelas
Program ini akan dilaksanakan dalam bentuk penyedian rak buku dalam
kelas. Kondisi kelas di SMA Negeri 2 Hiliran Gumanti sangat
memungkinkan untuk melaksanakan program ini. Pada sudut depan kelas
terdapat sebuah ruangan kecil yang di peruntukkan untuk lemari. Tempat
ini akan dialih fungsikan menjadi rak buku. Tahap awal pelaksanaan
program ini dimulai dengan mewajibkan setaip siswa dalam kelas tersebut
untuk menyumbangkan satu buah buku untuk diletakkan di perpustakaan
kelas. Secara bergantian siswa akan membaca buku buku yang tersedia.
B. Buku Wajib Baca
Program ini mewajibkan seluruh siswa untuk membaca minimal 1 buah
buku dalam satu semester. Sekolah menentukan bebrapa judul buku
untuk di baca. Siswa di suruh untuk membuat rangkuman buku tersebut
dan dikumpulkan pada akhir semester. Wali kelas akan memilih salah
satu rangkuman buku di kelasnya dan di perlombakan diakhir semester.
Pemenang rangkuman buku akan di beri hadiah
C. Perpustakaan Ruangan Guru
Program ini di rancang untuk menumbuhkan minat baca guru. Minimnya
kunjungan guru ke perpustakaan yang letaknya agak jauh dari kantor
akan diatasi dengan menyediakan perpustakaan mini di kantor majelis

4
guru. Tahap awal pelaksanaan program ini adalah penyedian buku
referensi guru oleh pihak sekolah

D. Donor Buku
Program ini adalah kegiatan pengumpulan buku dari donatur yang
berasal dari alumni, majelis guru, staff tata usaha. Buku buku ini akan di
berdayakan dalam rangka mensukseskan program literasi sekolah

5
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
 
Program membudayakan literasi di sekolah sangat perlu untuk di tumbuh
kembangkan. Sekalipun kegiatan ini hanya berlangsung selama jam-jam efektif di
sekolah, tetapi yang namanya penumbuhan budaya literasi itu bukan hanya tugas
dari sekolahsaja, tetapi keluarga dan masyarakat juga harus mendukungnya.
Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik memengaruhi tingkat
keberhasilnya

B. Saran
Selain membaca dan menulis, maka gerakan perlu di kembangkan juga
pada aspek keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan
dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Karena literasi merupakan
keterampilan penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung
pada kemampuan dan kesadaran literasi.

Sarik Alahan Tigo, 11 Mei 2021

YULFI ARWINTO,SS.MM
NIP. 19760728 200604 1013

Anda mungkin juga menyukai