Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PELAKSANAAN KEGIATAN LITERASI SEKOLAH


SMPN 3 SEMENDAWAI SUKU III
PERIODE 20121-2022

PEMERINTAH KABUAPETN OKU TIMUR

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMPN 3 SEMENDAWAI SUKU III
Jl. Boulevard Pusat KTM Belitang Desa Taman Mulyo Kecamatan Semendawai Suku III

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat
dan Hidayahnya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan
Kegiatan Literasi Sekolah SMPN 3 Semendawai Suku III untuk jangka menengah dan jangka
panjang .

Kami semua menyadari bahwa Laporan Kegiatan Literasi Sekolah SMPN 3 Semendawai Suku
III yang kami susun masih sangat jauh dari sempurna, untuk itu dengan penuh kerendahan hati kami
mengharapkan masukan, kritik maupun saran dari berbagai pihak yang berkompeten dan
berkepentingan terhadap kemajuan pendidikan, khususnya di SMPN 3 Semendawai Suku III, untuk
perbaikan penyusunan Laporan Kegiatan Literasi Sekolah di masa yang akan datang .

Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
meluangkan waktu, tenaga atau sumbangan pemikiran-pemikirannya dalam proses penyusunan
Laporan Kegiatan Literasi Sekolah SMPN 3 Semendawai Suku III ini .

Akhirnya kami berharap semoga Laporan Kegiatan Literasi Skolah ini dapat menjadi pedoman
penyelenggaraan literasi di SMPN 3 Semendawai Suku III untuk Tahun Pelajaran 2021-2022 dan juga
untuk kurun waktu 4 (empat) tahun ke depan, sehingga Visi dan Misi SMPN 3 Semendawai Suku III
dapat dicapai/di wujudkan dengan baik …….. semoga .

Taman Mulyo, 14 November 2021

Tim Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latang Belakang

Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup. Semua proses belajar
didasarkan pada kemampuan membaca (Glenn Doman). Dengan kemampuan membaca yang
membudaya dalam diri setiap anak, maka tingkat keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan di
masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik
Rendahnya reading literacy bangsa kita menyebabkan Sumber Daya Manusia kita tidak
kompetitif karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai akibat lemahnya
minat dan kemampuan membaca dan menulis. Membaca dan menulis belum menjadi kebutuhan
hidup dan belum menjadi budaya bangsa. Jumlah perpustakaan dan buku buku jauh dari mencukupi
kebutuhan tuntutan membaca sebagai basis pendidikan permasalahan budaya membaca belum
dianggap sebagai critical problem, sementara banyak masalah lain yang dianggap lebih mendesak.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri nomor 23 tahun 2013
meluncurkan sebuah gerakan literasi sekolah untuk menumbuhkan sikap budi pekerti luhur kepada
anak-anak melalui bahasa. Sederhananya, setiap anak di sekolah dasar diwajibkan membaca buku-
buku bacaan cerita lokal dan cerita rakyat yang memiliki kearifan lokal dalam materi bacaannya
sebelum pelajaran kelas dimulai.
Secara luas, literasi yang dimaksud disini lebih dari sekedar membaca dan menulis. Ia juga
mencangkup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik
dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya. (UNESCO, 2003)
Penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur ini penting dilakukan sejak dini sebab proses
pendidikan sejatinya bukan hanya untuk mencetak manusia yang cerdas secara intelektual, tapi juga
cerdas emosional dan spiritual. Harus diakui, salah satu kekeliruan besar dalam sistem pendidikan kita
adalah sangat mengedepankan kecerdasan intelektual, namun mengenyampingkan pelajaran yang
mengandung nilai-nilai moral. Tak heran jika saat ini banyak orang pintar, berpendidikan tinggi, tapi
tak tahu sopan-santun, tak punya sikap tenggang rasa, tak punya empati, dan semacamnya. Padahal
dari buku-buku cerita rakyat misalnya, banyak digambarkan ucap dan laku nenek moyang kita yang
begitu luhur.
Anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar merupakan usia emas sehingga penting
menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur kepada mereka. Gerakan literasi adalah salah satu cara
untuk menanamkan budi pekerti luhur tersebut. Guru memiliki peran penting dalam merangsang
siswa untuk belajar, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus menggunakan
pendekatan yang komprehensif serta progresif agar bisa memotivasi rasa ingin tahu siswa dan
memicu mereka untuk berpikir kritis. Hal ini akan berhasil jika guru mampu mengembangkan
pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan
literasi dan potensi siswa seutuhnya. Dalam pengembangan pembelajaran, guru juga harus mampu
memilih dan memanfaatkan bahan ajar, seperti mendorong siswa untuk membaca buku-buku yang
berkualitas, karena membaca sejalan dengan proses berpikir kritis yang memungkinkan siswa untuk
kreatif dan berdaya cipta.
Gerakan literasi akan berhasil jika berjalan secara holistik. Selain guru di sekolah, orang tua,
perpustakaan, pemerintah, dan pihak swasta pun harus bersama-sama mendukung mewujudkan
gerakan literasi.

2.. Tujuan

Tujuan untuk menjadikan sekolah sebagai komunitas yang memiliki komitmen dan budaya
membaca yang tinggi serta miliki kemampuan untuk menulis yang komprehensif. Program Aksi dari
Gerakan Literasi Sekolah adalah :

1. Menawarkan, mengajak atau menunjuk sekolah atau masyarakat sekolah (siswa, guru, manajemen
sekolah, kepala sekolah dan komite) agar dapat melaksanakan kegiatan gerakan literasi sekolah yang
merupakan bentuk aksi/kegiatan;

2. Mengadakan sosialisasi tentang pemahaman kepada guru, kepala sekolah, komite atau orang tua
siswa tentang apa dan bagaimana gerakan literasi sekolah;

3. Menyediakan buku bacaan bagi siswa, merupakan kegiatan yang dirancang untuk mendapatkan
buku bacaan bagi sekolah minimal 3 kali jumlah siswa di sekolah, setiap kelas di dorong untuk
memiliki sudut baca (reading corner).

4. Program membaca setiap hari, merupakan kegiatan yang dirancang agar setiap sekolah
mengalokasikan waktu minimal 15-30 menit sehari, guna membiasakan siswa, guru, manajeman
sekolah dan kepala sekolah untuk membaca di sekolah maupun di rumah;

5. Pelatihan menulis, merupakan kegiatan yang dirancang agar setiap sekolah melatih/mendidik
siswa untuk menulis, dengan pemberian tugas untuk menulis kembali buku yang telah dibaca dalam
bentuk resume buku atau resensi buku;

6. Program aksi lainnya, program aksi/kegiatan lainnya dapat dirancang secara khusus dalam upaya
membudayakan minat baca dan meningkatkan kemampuan menulis siswa sesuai dengan sasaran dan
harapan yang diinginkan.

BAB 2 PELAKSANAAN
1. Teknis Konsep Literasi (Harian, mingguan, bulanan, dan per semester)
A. Harian
1. Menyediakan pojok literasi di perpustakaan, taman, atau lokasi manapun yang nyaman di
lingkungan sekolah
2. Menjadwalkan kegiatan literasi (membaca, menulis, mendongeng, bermain drama,
menggambar, kerajinan tangan, dst) bagi setiap kelas di pojok literasi/perpustakaan
3. Mengaitkan setiap mata pelajaran dengan buku-buku yang mengandung nilai-nilai budi pekerti

B. Mingguan
1. Meminta dan memotivasi anak untuk berkunjung ke perpustakaan yang merupakan kegiatan
mingguan perpustakaan
2. Mendorong dan mendampingi anak untuk membuat karya (mengarang, pusi, gambar, dll) untuk
dimuat di media massa.

C. Bulanan
1. Melakukan evaluasi dan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan literasi di akhir bulan.
2. Membuat majalah dinding di sekolah/perpustakaan sebagai media apresiasi karya anak

D. Per semester
1. Mengadakan kegiatan literasi serta ikut serta dalam education fair (lomba membaca,
mendongeng, berpuisi, drama cerita rakyat, menari, dst) yang menyenangkan dan memotivasi.

2. Kendala yang dihadapi


a. Minat baca
Belum semua siswa memiliki minat baca yang tinggi, walaupun banyak juga siswa yang
sudah memiliki minat baca yang baik.

b. Fasilitas
Berkenaan dengan fasilitas, perpustakaan belum meiliki computer dan koneksi wi-fi untuk
menunjang pengetahuan dan minat baca siswa.

BAB 3 RENCANA TINDAK LANJUT GERAKAN LITERASI


SEKOLAH

Dilakukan melalui angket kepada siswa untuk mencari soluai Yng tepat dalam menindak lanjuti
program literasi sekolah kedepan agar leib baik dan mengena pasa sasaran pada peserta didik.

Sekolah : SMPN 3 SEMENDAWAI SUKU III


Kabupaten/Kota : OKU TIMUR

Nama/ email/No : 1.
HP
2.
3.
4.
5.

Berilah tanda centang (v) pada kolom “BELUM” (jika Saudara anggap sesuai dengan
kondisi di tempat Saudara) dan/atau isilah tanggal pada kolom lainnya sesuai niat
dan dengan rencana aksi Saudara melaksanakan GLS!

A. PEMBIASAAN
AKAN SUDAH
No INDIKATOR BELUM (Mulai (Sejak
Tanggal) Tanggal)
Ada kegiatan 15 menit membaca (membaca dalam
hati, membacakan nyaring) yang dilakukan setiap
1 hari (di awal, tengah, atau menjelang akhir
pelajaran).
Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan selama
2
minimal 1 semester.
3 Peserta didik memiliki jurnal membaca harian.
Guru, kepala sekolah, dan/atau tenaga
kependidikan menjadi model dalam kegiatan 15
4
menit membaca dengan ikut membaca selama
kegiatan berlangsung.
Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan
5 area baca yang nyaman dengan koleksi buku
nonpelajaran.
Ada poster-poster kampanye membaca di kelas,
6
koridor, dan/atau area lain di sekolah.
Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap
7
kelas.
Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadi
lingkungan yang bersih, sehat dan kaya teks.
8 Terdapat poster-poster tentang pembiasaan hidup
bersih, sehat, dan indah.
AKAN SUDAH
No INDIKATOR BELUM (Mulai (Sejak
Tanggal) Tanggal)
Sekolah berupaya melibatkan publik (orang tua,
alumni, dan elemen masyarakat) untuk
9 mengembangkan kegiatan literasi sekolah.

Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen


melaksanakan dan mendukung gerakan literasi
10 sekolah

B. PENGEMBANGAN
AKAN SUDAH
No Indikator BELUM (mulai (sejak
tanggal) tanggal)
1 Ada kegiatan 15 menit membaca (membaca
dalam hati dan/atau membacakan nyaring) yang
dilakukan setiap hari (di awal, tengah, atau
menjelang akhir pelajaran).
2 Ada berbagai kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
menghasilkan tanggapan secara lisan maupun
tulisan
3 Peserta didik memiliki portofolio yang berisi
kumpulan jurnal tanggapan membaca.
4 Guru menjadi model dalam kegiatan 15 menit
membaca dengan ikut membaca selama kegiatan
berlangsung.
5 Tagihan lisan dan tulisan digunakan sebagai
penilaian non-akademik.
6 Jurnal tanggapan membaca peserta didik
dipajang di kelas dan/atau koridor sekolah.
7 Perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area
baca yang nyaman dengan koleksi buku
nonpelajaran dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan literasi.
8 Ada penghargaan terhadap pencapaian peserta
didik dalam kegiatan literasi secara berkala.
9 Ada poster-poster kampanye membaca.
10 Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap
kelas, koridor, dan area lain di sekolah.
11 Ada kegiatan akademik yang mendukung budaya
literasi sekolah, misalnya: wisata ke perpustakaan
atau kunjungan perpustakaan keliling ke sekolah.
12 Ada kegiatan perayaan hari-hari tertentu yang
AKAN SUDAH
No Indikator BELUM (mulai (sejak
tanggal) tanggal)
bertemakan literasi.
13 Ada Tim Literasi Sekolah yang dibentuk oleh
kepala sekolah dan terdiri atas guru bahasa, guru
mata pelajaran lain, dan tenaga kependidikan.

C. PEMBELAJARAN

AKAN SUDAH
No Indikator BELUM (mulai (sejak
tanggal) tanggal)

1 Kegiatan membaca pada tempatnya (selain lima


belas menit sebelum pembelajaran) sudah
membudaya dan menjadi kebutuhan warga sekolah
(tampak dilakukan oleh semua warga sekolah)

2 Kegiatan lima belas menit membaca setiap hari


sebelum jam pelajaran diikuti kegiatan lain dengan
tagihan non-akademik atau akademik.

3 Ada pengembangan berbagai strategi membaca


4 Kegiatan membaca buku nonpelajaran yang terkait
dengan buku pelajaran dilakukan oleh peserta didik
dan guru (ada tagihan akademik untuk peserta
didik)
5 Ada berbagai kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
menghasilkan tanggapan secara lisan maupun
tulisan (tagihan akademik)
6 Peserta didik memiliki portofolio yang berisi
kumpulan jurnal tanggapan membaca minimal 12
(dua belas) buku nonpelajaran
7 Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami
teks dalam semua mata pelajaran (misalnya,
dengan menggunakan graphic organizers secara
optimal, misalnya tabel TIP: Tahu-Ingin-Pelajari;
tabel Perbandingan; Tangga Proses/Kronologis)

8 Guru menjadi model dalam kegiatan membaca


buku nonpelajaran dengan ikut membaca buku-
buku pilihan (nonpelajaran) yang dibaca oleh siswa
9 Tagihan lisan dan tulisan digunakan sebagai
penilaian akademik
10 Peserta didik menggunakan lingkungan fisik, sosial,
AKAN SUDAH
No Indikator BELUM (mulai (sejak
tanggal) tanggal)

afektif, dan akademik disertai beragam bacaan


(cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi –
di luar buku teks pelajaran– untuk memperkaya
pengetahuan dalam mata pelajaran
11 Jurnal tanggapan peserta didik dari hasil membaca
buku bacaan dan buku pelajaran (hasil tagihan
akademik) dipajang di kelas dan/atau koridor
sekolah
12 Ada penghargaan terhadap pencapaian peserta
didik dalam kegiatan berliterasi (berdasarkan
tagihan akademik)
13 Ada poster-poster kampanye membaca untuk
memperluas pemahaman dan tekat warga sekolah
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat
14 Ada bahan kaya teks terkait dengan mata pelajaran
yang terpampang di tiap kelas
15 Ada unjuk karya (hasil dari kemampuan berpikir
kritis dan kemampuan berkomunikasi secara
kreatif secara verbai, tulisan, visual, atau digital)
dalam perayaan hari-hari tertentu yang
bertemakan literasi
16 Perpustakaan sekolah menyediakan beragam buku
bacaan (buku-buku nonpelajaran: fiksi dan
nonfiksi) yang diperlukan peserta didik untuk
memperluas pengetahuannya dalam pelajaran
tertentu.
17 Tim Literasi Sekolah bertugas melakukan
perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen program
literasi sekolah.
18 Sekolah berjejaring dengan pihak eksternal untuk
pengembangan program literasi sekolah dan
pengembangan profesional warga sekolah tentang
literasi.

Jika semua indikator dalam tahap pembelajaran sudah dipenuhi, sekolah atau kelas
dapat mempertahankan serta terus-menerus melakukan kreasi dan inovasi. Selain
itu, sekolah dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lainnya.
CATATAN:
BAB III PENUTUP

Demikian laporan kegiatan literasi perpustakaan sekolah ini kami sampaikan. Semoga dapat
memberikan gambaran tentang kegiatan yang telah kami laksanakan. Kritik dan saran konstruktif
sangat kami harapkan.

Anda mungkin juga menyukai