Anda di halaman 1dari 37

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN IPS


DI MTs NEGERI ENDE

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia di dunia pendidikan sekarang telah menjadi bagian


penting dari system komunikasi dan informasi global yang syarat
dengajn berbagai informasi semakin cepat sampai orang menyebutkan
sebagai ledakan informasi, seiring dengan hal ersebut dapat
menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri, salah satu hal yang harus di lakuka adalah dengan membekal
anak didik dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan dengan
melalui dengan kemajuan informasi tersebut. Salah satu sumber
pengetahuan dan informasi dalam dunia pendidikan khususnya
pendidikn format adalah perpustakaan sekolah. Dengan pemanfaatan
sumber daya informasis yang secara optimal, sangat memungkinkan
terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas yang merupakan
modal dasar pembangunan nasional Abdul Rahman (1992:27)

Kualitas sumber daya manusia dalam bidang pendidikan merupakan


tanggung jawab pemerintah, guru, siswa dan masyarkat. Dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara nasional
pemerintahan Dapertemen Pendidikan Nasional telah mengadakn
pembaharuan pendidikan melalui penyempurnaan dan pnyesuain
kurikulum dan segenap pernagkapnya termasuk perustakaan sekolah
sebagai salah satu sarana pendukung. Setiap elemen dari satuan
pendidikan luar jalur pendidikan sekolah baik yang di selenggrakan oleh

1
pemerintah maupun masyrakat harus menyediakan sumber belajar. Gani
Cangara (1994: 87)

Dalam memasuki era pendidikan modern yang tidak mungkin


sebuah sekolah sebai penyelenggara pendidik tanpa memiliki
perpustakaan. Pendidik berjalan, tanpa sarana yang mendukung tidak
akan mampu menciptakaan manusia Indonesia seutuhnya seperti yang
terkandung dalama GBHN.

Manusia Indonesia seuruhnya adalah manusia yang briman dan


bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berpudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan kterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kpribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyrakatan dan kebangsaan. Semua adalah dapat di wujudkan secara
optimalkan apabila lembaga pendidkan formal dalam hal ii sekolah di
lengkapi dengan perpustakaan, tempat menyimpan bebarbagai sumber
belajar, tempat menyampan buku yang mendidik anak untuk berbudi
pekerti luhur baik buku-buku agama, buku sejarah yang, atau cerita
rakyat yang
sering menampaikan moral yang sangat berguna untuk pembentukan
watak. Juga tempat penyimpanan buku mngenai tata cara hidup sehat
jasmani maupun rohani serta masih banyak yang berguna dalam rangka
mensuseskan program mencerdaskan kehidupan bangsa dalam
membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Carter V (1997:37)

Dewasa ini pengembangan ilmu pengetahuan dalam kehidupan


manusia sangat pesat dan menyeluruh dengan sendirinya mempunyai
pengaruh dan dampak dalam dunia persekolahan.
Bahan atau materi pelajaran yang harus diajarkan guru makin banyak
jumlah variasinya sedang waktu atau jam pelajaran yang tersedia relative
tetap. Hubungan tatap muka guru dan siswa yang menjadi cirri khas

2
siswa pendidikan masa lampau dimana anak didik dianggap hanya
sebagai objek tidak mungkin dipertahankn lagi.

Dengan banyak bahan pelajaran yang diajarkan dan terbatasnya


guru di kelas, guru hanya dapat member pelajaran dasar-dasarnya saja.
Hal ini tidak mungkin siswa memperoleh ilmu pengetahuan yang
diajarkan secara mendalam. Siswa diharapkan dapat memperkaya
dengan membaca dan meneliti sumberbelajar yang lain yaitu dengan
melalui perpustakaan. Selain itu pelajaran didalam pendidikan modern
lebih banyak memperhatikan bakat yang ada pada anak didik.
Disamping mata pelajaran inti yang wajib dikuasai oleh anak didik, anak
didik diharapkan memupuk bakat tertentu yang mereka miliki dan
memperluas pengetahuan dibidang yang sesuai dengan bakat masing-
masing. Agar siswa dapat belajar maksimal, maka sekolah berkewajiban
menyediakan sumber belajar yang lengkap dan sebaik mungkin. Salah
satu sumber tersebut adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah
sebagai sumber informasi dan sumber belajar Trimo (1991 : 73 ).
Pendidikan tidak terselenggarakan dengan baik bilamana tenaga
pendidikan maupun para anak didik tidak didukung oleh sumber belajar
yang di perlukan.

Untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang


bersangkutan. Salah satu sumber belajar yang amat penting adalah
perpustakaan yang harus memungkinkan para tenaga kependidikan dan
para peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan
memperdalam pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang
mengandung ilmu pengetahuan yang diperlukan. Mengakui peranan
buku, sekaligus berarti mengakui peranan perpustakaan, sebab inti
koleksi perpustakaan adalah buku. Dengan demikian perpustakaan
sekolah didalam meningkatkan mutu pendidikan di anggap perlu untuk
mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Mengacu pada hal tersebut

3
di atas. Maka kehadiran perpustakaan yang berdaya guna dan hasil guna
di sekolah merupakan suatu keharusan.

Perpustakaan memegang peranan yang sangat penting disetiap


sekolah
Maupun diluar sekolah dalam hubungannya dengan peningkatan minat
baca setiap sisiwa. Oleh karena itu perpustakaan harus dilengkapi dengan
buku-buku , Dan bacaan bacaan lainnya, serta perlengkapan
perpustakaan yang dapat menarik dan meningkatkan prestasi belajar
siswa. Hadi (1996 : 94 ), perpustakaan merupakan suatu tempat koleksi
buku-buku dan bahan bacaan dan audio visual yang terorganisir.
Perpustakaan juga merupakan suatu alat untuk mempertemukan hasil
pemikiran para pengarang atau ilmuan degan orang yang
membutuhkannya.

Dengan melihat perkembangan dewasa ini dimana mana neara


yang lebih maju adalah terletak pada kemajuan pendidikannya. Dimana
pendidikan itu sendiri mendorong bagi setiap individu untuk menjangkau
masa depan hidupnya, perkembangan dimasa depan dan dimasa yang
akan dating. Maka Negara yang sedang berkembang berusaha untuk
mencari keseimbangan dengan dunia luar yang telah maju dalam hal
perkembangan ekonomi dan teknologi. Karena adanya perkembanga
ilmu dan teknologi yang melonjak, maka sangat dibutuhkan buku-buku
atau bahan bahan bacaan melalui perpustakaan. Oleh karena
perpustakaan merupakan suatu tempat mendapat informasi yang meluas
untuk bahan bahan perbandingan.

Dengan demikian dasar perbandingan bahan informasi melalui


perpustakaan, anak didik akan perlu dilayani dan ditunjang dengan bahan
bacaan yang lengkap, agar dapat meningkatkan minat baca serta dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut dan

4
pengamatan di lapangan, maka peneliti merasa terdorong untuk meneliti
sekaligus memberi jawaban terhadap adanya anggapan bahwa
perpustakaan sekolah pada MTs NEGERI ENDE dapat menunjang
prestasi belajar siswa masih sangat kurang. Dengan demikian, dalam
penelitian ini akan dikaji tentang bagaimana peranan perpustakaan
sekolah dalam menunjang prestasi belajar siswa. Harapan (1981 : 63 ).

1.2 Rumusan Masalah

Dengan bertitik tolak dari latar belakang, yang menjadi rumusan


masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana manfaat perpustakaan Sekolah dalam


meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII pada mata
pelajaran IPS di MTs NEGERI ENDE ?
2. Kendala apa saja yang dialami siswa dalam pemanfaatan
perpustakaan sekolah kelas VII pada mata pelajaran IPS di
MTs NEGERI ENDE ?
3. Upaya apa yang dilakukan dalam pemanfaatan perpustakaan
sekolah untuk meningkatkan motivasi belajar siwa kelas VII
pada mata pelajaran IPS di MTs NEGERI ENDE
1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mendiskripsikan manfaat perpustakaan sekolah dalam


meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran
IPS di MTs NEGERI ENDE .
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang menjadi kendala dalam
pemanfaatan perpustakaan untuk motivasi belajar siswa kelas VII
pada mata pelajaran IPS di MTs NEGERI ENDE .
3. Untuk mendiskripsikan upaya yang telah dilakukan di perpustakaan
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII pada mata
pelajaran IPS di MTs NEGERI ENDE.

5
1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan sebagai penambah wawasan dalam


pengetahuan terutama bagi mahasiswa dibidang pendidikan dan
dapat di jadikan sebagai informasi bagi penelitian penelitian yang
akan datang.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai metode


pendekatan bagi kepala sekolah , staf guru, orang tua/wali murid
dalam membantu memotivasi proses belajar siswa di MTs NEGERI
ENDE

2. LANDASAN TEORI

2.1 Perpustakaan
2.1.1 Pengertian Perpustakaan

Sebelum peulis menguraikan lebih lanjut tentang pengertian


perpustakaan, alangkah baiknya kita pahami lebih dahulu mengenai
arti perpustakaan, istilah perpustakaan, antara lain disebut dengan
istilah “ Bellion thexe’’ , yang dimana suatu kota kecil di Libanon
yang bernama “ Bellion’’ , dikota tersebut terdapat industry kertas
diikat menjadi suatu kumpulan yang disebut “ Bellion’’ .

Tafsiran lain yang mengatakan bahwa perpustakaan berasal


dari bahasa Inggris yang disebut “ Library”, dimana kata library
brrasal dari bahasa latin yaitu libarius yang pokok katanya liber yang

6
berarti buku. Karena dalam penngertian literature, Library berarti
suatu koleksi buku. Library diartikan sebagai suatu tempat, ruang atau
gedung dimana buku-buku didalamya.’’.
Menurut Razak Karim (1994:34) mengatakan bahwa
perpustakaan adalah alat atau tempat dimana manusia menyimpan
hasil-hasil pemikiran dan penemuannya. “Perpustakaan memelihara
adat kebiasaan dan menjamin berlakunya hukum. Ia memberikan
kelonggaran berkembangnya keyakinan dan beragama yang berlaku,
ia adalah adat utama untuk membangun dan pendayagunaan ilmu
pengetahuan”.

Definisi lain yang dapat ditemukan adalah defenisi yang


diberikan oleh UNESCO, yang dikutip oleh M. Yusuf(1997:46),
mengatakan bahwa:
“A library is an organized collection of published materials and
prodecals meterials, of other reading and to audio visual materials,
as are required to meet information research educational need of its
user’’, ( Bahwa perpustakaan adalah suatu koleksi buku-buku dan
bahan-bahan bacaan, serta audio visual lainnya yang terorganisir
termasuk jasa-jasa staf yang mampu memberikan dan
menginterprestasikkan bahan-bahan semacam itu yang dibutukan
untuk kepentingan informasi, penelitian, dan rekreasi para
pengunjuunng).

Dengan bertitik tolak pada beberapa pendapat di atas, maka


penulis dapat memberikan suatu anggapan bahwa perpustakaan
adalah suatu alat untuk mempertemukan suatu pemikiran dari
pengarang atau para ilmuan dengan orang orang yang
membutuhkannya. Dengan melihat perkembangan dunia dewasa ini
bahwa dimana Negara Negara yang lebih maju tersebut adalah
terletak pada kemajuan pendidikannya.

7
Karena pendidikan mendorong setiap individu untuk
menjangkau masa hidupnya pada perkembangan dimana mendatang,
maka Negara berkembang berusaha untuk mencari keseimbangan
dengan dunia luar, dalam hal perkembangan ekonomi, dan teknologi.
Dengan adanya perkembangan yang semakin meningkat, maka
sangatlah dibutuhkan bahan bahan melalui perpustakaan, karena
perpustakaan sebagai tempat mendapatkan informasi yang meluas,
tentang perkembangan dunia, baik perkembangann didalam
Negara/dalam negeri maupun perkembangan dunia luar.

2.1.1.1 Perpustakaan Sekolah

perpustakaan sekolah adalah unit kerja suatu sekolah yang


mengelola kumpulan bahan pustaka, baik yang berupa buku-buku
maupun bukan buku yang diatur secara sistematis menurut sistem
tertentu di dalam suatu ruang sehingga dapat digunakan oleh murid,
guru dan karyawan sekolah lainnya dalam proses belajar mengajar.
Untuk memberikan suatu gambaran tentang pengertian perpustakaan
sekolah secara mendalam, maka penulis akan mengemukakan
beberapa pandangan, menurut para ahli antara lain sebagai berikut:

Menurut CARTER V. GOOD definisi perpustakaan


sekolah adalah perpustakaan sekolah merupakan koleksi yang
diorganisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-
murid dan guru-guru, yang penyelenggaraannya diperlukan seorang
pustakawan yang diambil dari seorang guru Ia menjelaskan sebagai
berikut :
“ An organized collection of housed in a school for the use of pupils
and teachers and in charge of librarian of a teacher.” ( Carter V.
Good, 1945 ; 241 ) pendapat ini diartikan bahwa perpuastakaan
sekolah adalah suatu unit kerja yang mengkoleksi bahan-bahan

8
pustaka yang berisi berbagai sumber informasi yang berupa buku –
buku ilmu pengetahuan atau yang lainnya sebagai sumber belajar
warga sekolah yang disusun rapi, ditata rapi, teratur menurut sistem
tertentu, yang dikelola oleh suatu badan penyelenggara pendidikan
atau lembaga pemerintah maupun sekolah, yang ada dilingkungan
sekolah, guna mendukung aktivitas dan tercapainya tujuan pendidikan
secara optimal.

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk


mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan
adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah di harapkan dapat
membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam
proses belajar mengajar. Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang
dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar
mengajar, agar dapat menunjang proses belajar mengajar maka dalam
pengadaan buku pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum
sekolah. Selera para pembaca yang dalam hal ini adalah murid-murid,
guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan
formal tingkat sekolah baik dasar maupun sekolah menengah, baik
sekolah umum maupun sekolah Lanjutan ”. ( Supriyadi, 1982 ; 1).

Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila benar-


benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di
sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tinginya
prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi, antar lain adalah murid-
murid mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai
informasi, murid-murid terbiasa belajar mandiri, murid-murid terlatih
kearah tanggung jawab, murid-murid selalu mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya.

9
Secara terperinci, manfaat perpustakaan sekolah, baik yang
diselenggarakan di sekolah dasar, maupun di sekolah menengah
adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-


murid tehadap membaca.
2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar
murid-murid.
3. Perpustakaan sekolah dapat menambah kebiasaan belajar
mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri
4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan
teknik membaca
5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan
kecakapan berbahasa
6. Perpustakaan sekolah harus dapat melatih murid-murid kearah
tanggung jawab
7. Perpustakaan sekolah harus dapat memperlancar murid-murid
dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah
8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan
sumber-sumber pengajaran
9. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-
guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
10. Bentuk Organisasi dan Uraian Tugas Perpustakaan Sekolah

Pengelolaan perpustakaan sekolah, perpustakaan sekolah


merupakan suatu unit kerja dari satu badan atau lembaga
tertentu yang mengolah bahan-bahan pustaka, baik berupa
buku-buku maupun bukan yang diatur sistematis menurut
aturan tertentu sehingga dapat dipergunakan sebagai sumber
informasi oleh setiap pemakainya. (Ibrahim Bafadal 1989:12),

10
Sehubungan dengan pengertian perpustakaan sekolah jelas
bahwa Keberadaan perpustakaan sekolah sangat
berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Perpustakaan
sekolah di Negara berkembang memiliki beberapa tujuan antara
lain ; menggalakkan keberaksaraan, mendukung kurikulum,
pendidikan secara umum, dan mengembangkan minat baca di
kalangan murid terutama di MTs NEGERI ENDE. Oleh karena itu
pengelola perpustakaan sekolah seharusnaya tenaga terdidik. Selain
itu, mereka juga harus memiliki pendidikan formal perpustakaan
sebagai pengetahuan yang memadai, percaya diri, paham politik, dan
tidak mengisolasi diri. Perpustakaan bukan sekedar gedung/ ruang
sebagai tempat koleksi, tetapi juga system informasi. Sebagai system
informasi, perpustakaan memiliki aktivitas pengumpulan,
pengolahan, pengawetan, pelestarian, dan penyebaran informasi.

2.1.1.2 Perpustakaan Universitas

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang


berada pada lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi,
akademi atau sekolah tinggi lainnya yang pada hakikatnya merupakan
bagian integral dari suatu perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan
tinggi didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan perguruan tinggi
yang bersangkutan dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Untuk melaksanakan tugasnya itu, perpustakaan
perguruan tinggi memilih, mengolah, mengoleksi, merawat, dan
melayankan koleksi yang dimilikinya kepada para warga lembaga
induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada
umumnya.Proses pendidikan diperguruan tinggi tidak terlepas dari
kegiatan penelitian dan penegmbangan, inovasi, serta rekayasa ilmu
pengetahuan. perpustakaan perguruan tinggi berada di lingkungan

11
perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi atau pendidikan tinggi
lainnya, yang pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu
perguruan tinggi. Seperti yang ditanndaskan oleh Surachman
(2007:28), bahwa” perpustakaan adalah jantung dari sebuah sebuah
perguruan tinggi yang baik.”
Oleh karena itu perpustakaan perguruan tinggi sebagai mendukung
kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan
dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah di
perpustakaan tersebut dan selalu melayani pengguna (mahasiswa)
selama menjalankan pendidikan di perguruan tinggi yang
bersangkutan. Agar tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan
perguruan tinggi harus menjalankan fungsinya dengan baik.

2.1.1.3 Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarai


oleh suatu lembaga yang telah disebut diatas yaitu perpustakaan
umum, perpustakaan sekolah dan perpustakaan universitas. Lembaga
pendidikan yang dimaksudkan adalah dapat berupa lembaga-lembaga
industry, lembaga perkantoran (departemen), lembaga penelitian, dan
lembaga pemerintahan lainnya. Tujuan penyelenggaraan bukanlah
diarahkan untuk konsumsi umum, tetapi karyawan lembaga
bersangkutan dalam rangka menunjang penyelesaian program
lembaga yang bersangkutan

2.1.1.4 Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus ini yang hanya disediakan untuk


pemerintah daerah tersebut, anggota DPRD dan sebagainya, untuk
membantu merekam dalam melaksanakan tugas sehari hari. Itulah
sebabnya perpustakaan khusus juga sehingga dengan perpustakaan
kedinasan. Koleksinya sangat khusus sesuai dengan kebutuhan
lembaga kedinasan yang bersangkutan. Jadi perpustakaan khusus

12
adalah perpustakaan yang berada dalam suatu intansi dimana koleksi
dan pelayanannya menjurus pada setiap bidang.

Seperti yang dikemukakan oleh Syahria Pamuncak


(1990:37), Bahwa ’’,perpustakaan khusus itu m erupakan bagian dari
perdagangan , perindustrian, pemerintahan atau merupakan suatu
koleksi pelayanan pada suatu bidang khusus atau pertalian antara
yang satu dengan yang lainnya’’, Jadi perpustakaan khusus didirikan
hanya untuk melayani lembaga atau intansi tertentu atau hanya
keperluan khusus yang ada dalam lingkungan intansi atau lembaga
sendiri. Dari uraian tersebut tentang pengertian pengertian
perpustakaan, dapatlah disimpulkan bahwa perpustakaan itu terdiri
atas :

1. Perpustakaan Sekolah
2. Perpustakaan Universitas
3. Perpustakaan Umum
4. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung


dalam sebuah sekolah yang dikelola oleh sekolah yang bersangkutan
untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum.

Dapat kita ketahui bahwa perpustakaan sekolah bukan hanya


untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi
dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah di harapkan
dapat membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas
dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu segala bahan pustaka
yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses
belajar mengajar, agar dapat menunjang proses belajar mengajar maka
dalam pengadaan buku pustaka hendaknya mempertimbangkan
kurikulum sekolah. Selera para pembaca yang dalam hal ini adalah

13
murid-murid. Perpustakaan bukan merupakan hal yang baru
dikalangan masyarakat, dimana telah diselenggarakan perpustakaan
seperti perpustakaan sekolah baik sekolah umum maupun sekolah
kejuruan , baik sekolah dasar maupun sekolah menengah.
Ada beberapa cirri perpustakaan yang dapat dirincikan sebagai
berikut :
a. Perpustakaan merupakan suatu unit kerja
Adanya perpustakaan tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan unit
kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu.
b. Perpustakaan mengelola sejumlah bahan pustaka
Diperpustakaan disediakan sejumlah bahan pustaka. Bahan pustaka
bukan hanya berupa buku-buku, tetapi juga bukan berupa buku (non
book material) seperti majalah,surat kabar, brosur, gambar dan lain
sebagainya. Jumlah bahan pustaka ini tergantung pada jumlah
pemakainya.
c. Perpustakaan harus digunakan oleh pemakai
Tujuan pengelolaan atau pengaturan bahan pustaka tidak lain agar
dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh pemakainya. Lebih jauh
lagi bagaiman agar dengan pengaturan tersebut dapat membangkitkan
minat setiap pemakai untuk mengunjungi perpustakaan.
d. Perpustakaan sebagai sumber informasi
Perpustakaan harus dapat dijaikan atau berfungsi sebagai suber
informasi bagi setiap yang membutuhkan.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Menurut Surachman (2007:16)


1. Fungsi Edukatif (pendidikan)

Perpustakaan berfungsi sebagai tempat belajar mandiri. Baik


di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, perpustakaan dapat
dimanfaatkan untuk tempat belajar seumur hidup. Di sekolah,

14
perpustakaan dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, 
mengenalkan berbagai macam bacaan, dan,meningkatkan minat baca
siswa agar gemar membaca. Di luar sekolah, perpustakaan dapat
dimanfaatkan oleh mereka yang sudah bekerja untuk menambah ilmu
dan keterampilan mereka.
2. Fungsi Informatif

Perpustakaan mempunyai fungsi informatif, artinya


informasi yang dibutuhkan pengguna dapat dicari di perpustakaan.
Setiap pengguna tentu membutuhkan informasi yang berbeda-beda.
Mungkin mereka membutuhkan informasi tentang obyek wisata,
jadwal penerbangan, fasilitas kesehatan dan lain-lain. Oleh karena itu
perpustakaan tidak hanya menyediakan informasi tentang koleksinya,
melainkan juga informasi tentang lingkungan sekitarnya.

3. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan mempunyai fungsi sebagai tempat dan sarana


yang dapat memberikan hiburan pada penggunanya. Hal itu dilakukan
dengan mendekorasi ruangan sebaik mungkin agar pengguna nyaman
dalam memanfatkan perpustakaan. Selain itu, saat ini perpustakaan
juga dilengkapi dengan media audio visual (TV, VCD). Ada juga
yang dilengkapi dengan warnet. Jadi, pengguna dapat memanfatkan
perpustakaan secara maksimal tanpa harus berpindah tempat untuk
mendapatkan semua informasi yang diperlukannya.

4. Fungsi Penyimpanan

Perpustakaan bertugas menyimpan koleksi (informasi) yang


diterimanya. Tujuan ini nampak pada perpustakaan nasional.
Perpustakaan nasional menyimpan semua terbitan tercetak yang

15
diterbitkan di negara bersangkutan. Sebagai contoh Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia berfungsi menyimpan terbitan yang
dihasilkan di Indonesia beserta terbitan tentang Indonesia yang
diterbitkan di luar negeri. Hal ini didasarkan pada Undang-undang
Deposit yaitu UU No. 4 Tahun 1990 tentang Wajib Simpan Karya
Cetak dan Rekam. Pelaksanaan UU ini diatur oleh PP No. 70 Tahun
1991 yang isinya menyatakan tentang kewajiban setiap penerbit,
pencetak, dan produsen untuk mengirimkan contoh terbitan, baik
cetak maupun terekam kepada Perpustakaan Nasional dan atau
perpustakaan lain yang ditunjuk.

5. Fungsi Penelitian

Perpustakaan memiliki fungsi penelitian, artinya sumber-


sumber informasi  yang ada di perpustakaan dapat dijadikan bahan
rujukan untuk melakukan penelitian. Umumnya fungsi ini terdapat di
perpustakaan perguruan tinggi. Mereka memanfaatkan informasi yang
ada di perpustakaan untuk keperluan penelitian ilmiah, seperti
pembuatan makalah, skripsi, dan penelitian lainnya.

Perpustakaan mempunyai peran yang sangat besar terhadap


masa depan bangsa ini. Perpustakaan berusaha membantu masyarakat
gemar membaca agar indonesia ini bisa mengikuti negara-negara lain
yang sudah maju. kita semua mungkin prihatin melihat kenyataan
bahwa masih banyak masyarakat kita yang buta huruf. Sungguh
sangat disayangkan ternyata program pemerintah dibidang pendidikan
belum berhasil. Masyarakat kota sudah mengenal kemajuan teknologi,
namun jauh di sana masih banyak saudara kita yang buta huruf. Untuk
sekolah dan mendapatkan buku saja mereka harus berjuang jauh.
Sangat diharapkan bahwa kehadiran perpustakaan ini akan dapat

16
membantu memecahkan masalah tersebut. Sehingga dapat memenuhi
fungsinya dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat.

2.1.3 Tugas Guru Pustakawan

“Guru adalah semua orang yang pernah memberikan suatu ilmu


atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang”
(Purwanto, 1995: 138). Sedangkan pengertian petugas perpustakaan
sekolah menurut Bafadal (1991: 175) “petugas perpustakaan sekolah
adalah seseorang yang telah diangkat oleh pejabat yang berwenang
untuk menjabat atau melaksanakan tugas-tugas sehubungan dengan
penyelenggaraan perpustakaan sekolah karena dianggap memenuhi
syarat-syarat tertentu”.

Menurut Bafadal (1991: 176) “petugas perpustakaan sekolah


terdiri dari dua bagian, yaitu seorang yang bertindak sebagai kepala
perpustakaan sekolah yang sering disebut juga dengan kata
pustakawan atau guru pustakawan, dan beberapa orang anggota staf
perpustakaan sekolah”. Jumlah petugas perpustakaan sekolah
tergantung kepada jumlah peserta didik yang dilayani. Semakin
banyak peserta didik suatu sekolah tertentu makin banyak pula
petugas perpustakaan sekolahnya. Perbandingan antara jumlah
petugas perpustakaan dengan jumlah peserta didik yang dilayani
berbanding 1:250 peserta didik, sehingga apabila jumlah peserta
didiknya berkisar 250 orang diperlukan satu orang petugas, dan
apabila peserta didiknya berkisar 500 orang diperlukan petugas
minimal dua orang petugas.

Menurut Zulaiman (2009) peran guru dalam pengelolaan


perpustakaan sekolah, yaitu:

a.   Menyediakan informasi bahan ajar dan mengupayakan darimana dan


bagiamana cara memperoleh sumber-sumber belajar tersebut. Jika

17
guru tidak melakukan perannya dengan baik, maka hal itu akan
menjadi salah satu penghambat pemanfaatan perpustakaan sekolah,

b.   guru sebagai kunci pembuka perpustakaan artinya apabila guru tidak


berupaya memotivasi peserta didik untuk memanfaatkan bahan
pustaka maka pesrta didik tidak tertarik dan berminat terhadap
perpustakaan sekolah, dan

c.  sebagai fasilitator karena guru mengetahui secara pasti sumber


sumber buku apa saja yang dibutuhkan oleh siswa. Peran guru sebagai
fasilitator diantaranya adalah kewajiban untuk dapat menyediakan
informasi bahan ajar dan mengupayakan darimana dan bagiamana
cara memperoleh sumber-sumber belajar tersebut kepada
penyelenggara perpustakaan atapun ke level kepala sekolah.

Menurut Bafadal (1991: 177) peran kepala perpustakaan sekolah,


yaitu:

a.  Membuat perencanaan pembinaan dan pengembangan perpustakaan


sekolah yang biasanya dibuat pada setiap awal tahun ajaran baru,

b.   mendayagunakan semua sumber yang ada baik sumber manusia


maupun sumber material,

c.   mengadakan koordinasi dan pengawasan terhadap semua kegiatan


perpustakaan sekolah sehingga semuanya mengarah kepada tujuan,

d.   apabila dalam melaksanakan tugasnya kepala perpustakaan sekolah


dibantu oleh beberapa orang staf maka ia bertanggung jawab atas
pembinaan semua anggota stafnya,

e.  membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu sehubungan dengan


pembinaan dan pengembangan perpustakaan sekolah,

18
f.   mengadakan hubungan kerja sama dengan pihak-pihak luar
khususnya dengan perpustakaan sekolah lainnya dalam beberapa hal
seperti kerja sama dalam pengadaan bahan-bahan pustaka,
memecahkan masalah-masalah pengelolaan, dan kerja sama
menyelenggarakan pameran buku,

g.  mengadakan penilaian terhadap penyelenggaraan perpustakaan


sekolah.
pengelolaan perpustakaan sekolah dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar, yaitu dengan pengembangan koleksi yang sesuai dengan
kurikulum, pengelolaan perpustakaan dengan memanfaatkan
teknologi informasi, pelayanan, penyediaan sarana dan prasarana,
serta pengembangan perpustakaan.

2.1.4 Manfaat Perpustakaan

Peranan perpustakaan di dalam pendidikan amatlah penting,


yaitu untuk membantu terselenggaranya pendidikan dengan baik.
Dengan demikian sasaran dan tujuan operasional dari perpustakaan
sekolah adalah untuk memperkaya, mendukung, memberikan
kekuatan dan mengupayakan penerapan program pendidikan yang
memenuhi setiap kebutuhan siswa, disamping itu mendorong dan
memungkinkan tiap siswa mengoptimalkan potensi mereka sebagai
pelajar.

Secara terperinci, manfaat perpustakaan sekolah, baik yang


diselenggarakan di sekolah dasar, maupun di sekolah menengah
adalah sebagai berikut:

a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid


tehadap membaca.
b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-
murid.

19
c. Perpustakaan sekolah dapat menambah kebiasaan belajar mandiri
yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri
d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik
membaca
e. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan
berbahasa
f. Perpustakaan sekolah harus dapat melatih murid-murid kearah
tanggung jawab
g. Perpustakaan sekolah harus dapat memperlancar murid-murid dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah
h. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan
sumber-sumber pengajaran
i. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan
anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Menurut Hendyat Soetopo (1982:173) perpustakaan sekolah adalah
“perpustakaan yang diselenggarakan di Sekolah bermaksud untuk
menunjang program belajar dan mengajar di lembaga pendidikan
formal”.

Menurut Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang


Perpustakaan (dalam Bambang Hartoyo, 2012) perpustakaan adalah
“institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya
rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi
para pemustaka”.

 Menurut Sulistyo (dalam Patricia Marcella, 2012)


perpustakaan diartikan “sebuah ruangan atau gedung yang digunakan
untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan
menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk
dijual”.

20
Berdasarkan pengertian-pengertian perpustakaan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu institusi yang
menyimpan dan mengelola berbagai informasi dalam bentuk apapun
untuk menunjang kebutuhan penggunanya.

2.1.5 Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah suatu proses yamg ditandai dengan


adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri
seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah
lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya
penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu
(Sudjana,2002 :280).

belajar adalah ”merupakan suatu proses usaha yang


dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
” (Slameto, 2003 : 2).

Pendapat lain mengemukakan bahwa dua jenis motivasi yaitu


sebagai berikut:
“Motivasi primer, adalah motivasi yang didasarkan atas motif-motif
dasar. Motivasi skunder, adalah yang dipelajari” (Dimyanti dan
Mudjiono, 1999:88).

Adanya berbagai jenis motivasi di atas, memberikan suatu


gambaran tentang motif-motif yang ada pada setiap individu. Adapun
motivasi yang berkaitan dengan mata pelajaran bahasa arab adalah
motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ini membutuhkan ransangan

21
atau dorongan dari luar misalnya, media, baik media visual, audio,
maupun audio visual serta buku-buku yang dapat menimbulkan dan
memberikan inspirasi dan ransangan dalam belajar.

Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah


adalah memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas,
memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman. (Djmarah dan
zain, 2002 : 168). Dari kutipan di atas, maka penulis dapat
menjelaskan hal tersebut sebagai berikut:

a)   Memberiangka Memberikan angka (nilai) artinya adalah sebagai


satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi angka
(nilai) ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang 
bervariasi. Pemberian angka kepada  anak didik diharapkan dapat
memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih
ditingkatkan lagi.

b)   HadiahMaksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-


kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat
menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa
karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga
bagi siswa.

c)   PujianMemberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah


sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti
adanya suatu perhatian yang diberikan kepada siswa, sehingga
semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.

d)   Gerakan tubuh Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah,


gerakan tangan, gerakan kepala, yang membuat suatu perhatian
terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh saat
memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak
suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang.

22
e)   Memberitugas Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut
untuk segera diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan
memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik untuk
memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan.

f)    Memberikan ulangan Ulangan adalah strategi yang paling penting


untuk menguji hasil pengajaran  dan juga memberikan motivasi
belajar kepada siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah
disampaikan dan diberikan oleh guru.

g)   Mengetahuihasil Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang


belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia.
Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang
dilakukannya.

h)   Hukuman Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi


kepada siswa yang melakukan kesalahan adalah hal yang harus
dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian siswa.
Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan.

Oleh karena ituperlu diketahui bahwa cara dan jenis


menumbuhkan motivasi ada bermacam-macam. Akan tetapi untuk
motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga
bisa kurang sesuai.Maka untuk itu seorang guru harus hati-hati dalam
menumbuhkan dan memberikan motivasi dalam kegiatan belajar anak
didiknya.Sebab mungkin maksudnya memberi motivasi tetapi justru
menjadikan tidak memberi keuntungan pada perkembangan belajar
anak didiknya.

23
3. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini


adalah metode penelitian deskriptif yaitu metode yang dapat
dijelaskan sebagaimana pendapat (furchan, 2008:110),”untuk
memperoleh tentang status gejala social tentang status gejala pada
saat penelitian dilakukan”.Selain itu menurut Nasir (2006:63) dalam
suatu penelitian yang ditujukan pada pemecahan masalah yang ada
pada masa sekarang atau penelitian deskriptif adalah suatu metode
dalam penelitian status kelompok manusia suatu objek, suatu kondisi,
suatu system pemikiran atau suatu peristiwa pada masa sekarang
dengan tujuan untuk membuat gambaran atau lukisan secara
sistematis atau actual serta akurat mengenai fakta, sifat-sifat atau
hubungan antara fenomena-fenomena yang di selidiki. Ahli lain
mengatakan penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan
dan ditujukan pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekkarang dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, menganalisis
dan menarik kesimpulan dari objek penelitian (surachman2005:139).

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus


sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu
sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Selain itu Menurut Whintney (1960), metode deskriptif


adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian
deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta
tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,
termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,

24
pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode
deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena
tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif . adakalanya
peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-
fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma
tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini
dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode
deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor
dan melihat hubungan antara satu factor dengan factor  yang lain.
Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (satus
study)
Menurut Sugiono (2013:133) mengatakan bahwa: “ rancanga
pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan yang matang tentang hal hal yang dilakukan serta dapat
pula di jadikan dasar penelitian, baik oleh penelitan itu sendiri
maupun orang lain terhadap penelitian dan bertujuan memberikan
pertanggung jawaban terhadap langkah yang diambil.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah, yang berlokasi di MTs


NEGERI ENDE.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Data kualitaif adalah penelitian yang digunakan untuk


menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas
atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan,
diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif (Saryono,
2010: 1).

25
Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah
suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu
fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara
peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010: 9)

Sugiyono (2011:15), menyimpulkan bahwa metode


penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.

Dari beberapa teori-teori di atas, maka dapat kita simpulkan


bahwa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Dengan tujuan
untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara
alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang
mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.

Jadi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data


kualitatif karna dalam penelitian ini akan menjelaskan dan
mendiskripsikan informasi informasi yang dikumpulkan dari
informan.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian dikelompokan menjadi dua yaitu :

26
1. DataPrimer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan
oleh peneliti sebagai obyek penulisan. Metode wawancara
mendalam atau in-depth interview dipergunakan untuk
memperoleh data dengan metode wawancara dengan
narasumberyangakandiwawancarai.
Menurut Umar (2003 : 56), Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah diperoleh dari hasil observasi dan
Wawancara langsung dengan siswa

2. Data Sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan


data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang
lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan
menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak
buku dan diperoleh berdasarkan catatan – catatan yang
berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti
mempergunakan data yang diperoleh dari internet.
MenurutSugiyono(2005:62),Data skunder dslsm penelitian ini
yaitu data yang diperoleh sekolah MTs NEGERI ENDE yang
ada kaitan nya dengan penelitian ini. Jadi data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer dan
dataskundersebagaipelengkapnya.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.


instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan dipermudah olehnya. Suharsimi Arikunto (2010:265),
Yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga

27
harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi
terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk
memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun
logistiknya.Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri,
melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap
metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap
bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki
lapangan. Peneliti kualitatif sebagai human instrument,
berfungsi mentapkan focus penelitian, memilih infomran
sebagai sumber data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya.

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan


dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya,
sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas.
Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian.
Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif
berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh),
dinamis tidak dapat dipisah-pisahkan kedalam variabel-
variabel penelitian. Kalaupun dapat dipisah-pisahkan,
variabelnya akan banyak sekali.Dengan demikian dalam
penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrument
peneitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali.Oleh
karena itu dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key
instrument”.

28
Jadi peneliti adalah merupakan instrument kunci
dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif pada
awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka
yang menjadi instrument adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah
masalahnya yang akan dicari jelas, maka dapat dikembangkan
suatu instrument (Sugiyono,2011). (Sugiyono)

3.4.1 Prosedur Penelitian

3.4.2 Narasumber/ Informan

Dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan


responden, tetapi sebagai narasumber, atau
partisipasi,informan teman dan guru dalam penelitian sampel,
dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistic,
tetapi sampel teoritis karna tujuan kualitatif adalah untuk
menghasilkan teori. Sugiyono(2013:216), Narasumber
penelitian dapat didefenisikan seorang yang diminta untuk
memberikan tanggapan atau jawaban terhadap pertanyaan

29
pertanyaan (langsung atau tidak langsung, lisan atau tertulis
ataupun berupa perbuatan) yang diajukan oleh peneliti.

Metode informan terdiri dari dua macam yaitu


informan kunci dan informan biasa, informan kunci dimaksud
dalam penelitian ini adalah kepala sekolah atau dinas
pendidikan yang diminta informasinya, sedangkan informan
biasa adalah para siswa yag di wawancarai untuk di minta
keterangan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian


ini adalah:

3.5.1 Metode Observasi

Menurut para ahli yang dimaksud dengan observasi


adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu
dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang
sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil
(proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang
angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Nasution, dalam Sugiyono (2012:226)

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, dalam Sugiyono


(2012:145)Observasi merupakan teknik pengumpulan data
yang mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan
teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Karena
observasi tidak selalu dengan obyek manusia tetapi juga
obyek-obyek alam yang lain. Hal yang di observasi adalah

30
pemanfaatan perpustakaan terhadap motivasi belajar sisiwa
pada mata pelajaran IPS

3.5.2 Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk


bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu
(Sugiono,2009:317) dan dengan wawancara, peneliti akan
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan
dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi
yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi
(Sugiono,2009:318). Penelitian kualitatif sering
menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan
wawancara mendalam (Sugiono,2009:319).

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data


yang dengan jalan tanya jawab secara lisan dan mengadakan
hubungan langsung dengan informasi (Djumhur, 2000:50)
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh data actual yang dari orang-orang atau
masyarakat yang dapat memberikan informasi atau keterangan
tentang masalah-masalah yang diselidiki, sehubungan dengan
uraian diatas bahwa dalam penelitian ini akan digunakan
wawancara bebas terpimpin hal yang menyiapkan garis-garis
besar tentang hal-hal yang akan dipertanyakan (Arikunto,
2001:128), sedangkan dalam pendapat lain seorang ahli
mengatakan bahwa wawancara dibagi tiga dilihat dari
bentuknya:
a. Wawancara tidak terpimpin adalah wawancara yang
tidak terikat pada suatu pedoman dan tidak diarahkan

31
secara sengaja pada tujuan penyelidikan sehingga
pertanyaan dapat meluas.
b. Wawancara terpimpin adalah wawancara yang
dilakukan dengan pedoman tertentu dan diarahkan
pada suatu tujuan penyelidikan dengan menggunakan
daftar pertanyaan tertentu yang telah diperiapkan
terlebih dahulu.
c. Wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang
merupakan perpaduan antara wawancara terpimpin
dengan wawancara yang tidak terpimpin (Djumhur,
2000:51)

wawancara harus segera dicatat setelah selesai


melakukan wawancara agar tidak lupa bahkan hilang. Jika
menggunakan wawancara terbuka dan tidak berstruktur,
peneliti perlu membuat rangkuman yang lebih sistematis
terhadap hasil wawancara. Dari berbagai sumber data, perlu
dicatat mana data yang dianggap penting, tidak penting, dan
data yang sama dikelompokkan. Hubungan satu data dengan
data yang lain perlu dikonstruksikan sehingga menghasilkan
pola dan makna tertentu. Data yang masih diragukan perlu
ditanyakan kembali kepada sumber data lama atau yang baru
agar memperoleh ketuntasan dan kepastian
(Sugiono,2009:329).  Berdasarkann uraian diatas penelitian
ini menggunakan wawancara tidak terpimpin, tehnik ini
digunakan untuk memperoleh data tentang sejauh mana
pemanfaatan perpustakaan terhadap motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS MTs NEGERI ENDE.

3.5.3 Metode Dokumentasi

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-


karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan

32
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian
yang lebih kredibel/dapat dipercaya (Sugiono,2009:329).
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
cara memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber
tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat,
dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan
sehari-harinya (Sukardi, 2010:81). Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiono,2009:329).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditarik


kesimpulan bahwa pencatatan dokumen adalah suatu cara
untuk memperoleh data dengan mengumpulkan segala macam
dokumen dengan mengadakan pencatatan secara sistimatis.
Terkait dokumen digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengumpulkan data data skunder, seperti pemanfaatan
perpustakaan terhadap motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS MTs NEGERI ENDE.

3.6 Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244).  Analisis data
dalam suatu penelitian bertujuan untuk menyempitkan dan
membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data
yang teratur, serta tersusun danlebih berarti (Marzuki,
2001:30) metode deskriptif kualitatif digunakan untuk
menguraikan atau mengambarkan dengan kata-kata atau
kalimat-kalimat bukan dengan angka. Permasalahan yang

33
berhubungan antara pemanfaatan perpustakaan terhadap
motivasi belajar siswa
Data-data yang diperoleh dari hasil dokumentasi dan
komunikasi kemudian dikembangkan, diperbaiki dan disajikan
secara sistimatis dengan menggunakan teknik deskrptif
kualitatif (Maleong, 2005:248), teknik analisis kualitatif
dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Reduksi data
Pemilihan,pemusatan perhatian padapenyerdehanaan,
pengapstraan dan transpormasi data kasar yang muncul dari
catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus
menerus selama penelitian lapangan sampai laporan akhir
lengkap tersusun dengan perkataan lain reduksi data
memaparkan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasian.
Setelah mendapatkan data dari subjek penelitian, peneliti
melakukan pemilihan informasi yang diberikan dan
memperbaiki kalimat atau penuturan subjek dan informasi
yang tidak sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia.
b. Penyajian data

Tahap penyajian data adalah sekumpulan informasi


tersusun yang kemungkinanadanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Pada tahap penyajian data ini peneliti
menyajikan data yang berupa hasil wawancara dan
merubahnya menjadi data tertulis yang tersusun sesuai yang
di tanyakan .

34
c. Menarik kesimpulan/verifikasi

Setelah melakukan reduksi data dan penyajian data


analisis yang ketiga yang penting adalah pengambilan atau
verifikasi data yang dituangkan dalam bentuk pembahasan.
Dalam membahas tentang hasil penelitian, penulis memilih
hasil penelitian tersebut menjadi empat bidang yakni :
pendapatan, social, kesehatan, dan pendidikan. Pembagian
aspek tersebut dapat memberikan gambarean
tentang.judulnya.Maleong Lexi J. 2005. Metode Penelitian
Kualitatif.BANDUNG .PT.Remaja Rosdakarya

Dalam bentuk pembahasan mengenai pemanfaatan


perpustakaan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS
di MTs NEGERI ENDE

35
DAFTARA PUSTAKA

Abdul Rahman, 1992. Diklat Perpustakaan, Panitian Penatar UP- Gradi Hadis,

Bambang Hartoyo, 2012. Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang

Perpustakaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 2004: 3 fungsi perpustakaan perguruan

tinggi

Arikunto,2001 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

A.M. Sardiman, 2005, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Bafadal, Ibrahim. 2011. Pengelolaan Perpusataakan Sekolah. Jakarta : Bumi

Aksara

Darmono.2001. Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Grasindo

Bafadal, Ibrahim. 1991. Pengelolaan perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Imam. 2009. Optimalisasi Peran Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar,

Purwanto, Ngalim. 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Zulaiman. 2009. Peran Perpustakaan Sekolah,

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Kustadi Suhandang, 2004. Judul : Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi,


Produk, & Kode Etik. Penerbit Nuansa : Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Yogyakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, Nana S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke-4.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

36
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan
ke-17. Bandung: Alfabeta.

Hj. Suprihati, 2004 Peraturan perundang-undangan perpustakaan dan


peraturan terkait, (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI ,

Ibnu Hadjar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif  dalam


Pendidikan.  Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Nazir, moh. 2005,Metode penelitian. Ghalia Indonesia.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu


Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Maleong Lexi J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif.BANDUNG .PT.Remaja


Rosdakarya

37

Anda mungkin juga menyukai