Anda di halaman 1dari 19

1

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN ....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. iii
A.Latar Belakang .................................................................................................... 1
B.umusan Masalah Dan Lingkup Penelitian ......................................................... 6
C.Tujuan Dan Manfaat Penelitian........................................................................... 7
BAB 11 KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................................
A.Kajian Pustaka ......................................................................................................... 9
B.Landasan Teori ......................................................................................................... 11
BAB 111 METODE PENELITIAN.................................................................................
A.Jenis Penelitian .......................................................................................................... 13
B.Pendekatan Penelitian ............................................................................................... 13
C.Metode Penelitian...................................................................................................... 13
D.Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 15
E.Analisis Data ............................................................................................................. 16

2
3
SEJARAH BERDIRINYA SMPN TIGA WULANGGITANG DESA HEWA
KECAMATAN WULANGGITANG KABUPATEN FLORES TIMUR

PROPOSAL

OLEH:
EMILIANA PONE ARAN
NIM:2015240502

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2016

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi
ke generasi yang lain. Seperti bayi yang baru lahir sudah berada di dalam suatu
lingkungan budaya tertentu. Di dalam lingkungan masyarakat dimana seorang bayi di
lahirkan telah terdapat kebiasaan-kebiasan tertentu, larangan-larangan dan anjuran,
dan ajakan tertentu seperti yang di kehendaki oleh masyarakat. Hal-hal tersebut
mengenai banyak hal seperti bahasa, cara menerima tamu, bercocok tanam dan
seterusnya.
Nilai-nilai kebudayaan mengalami proses transformasi budaya dari
generasi tua ke generasi mudah. Pendidikan sebagai penyiapan warga negara di
artikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar
menjadi warga negara yang baik, tentu saja istilah baik disini bersifat relatif,
tergantung kepada tujuan nasional dari masing- masing bangsa tersebut mempunyai
filsafat hidup yang
berbeda-beda. Pendidkian yang di inginkan masyarakat bukan saja pendidik yang
menuntut ilmu unuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga pendidikan moral
atau budi pekerti atau pendidikan karakter yang dibangkitkan kembali.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,
pantas, benar, dan indah untuk kehidupanya. Sebagai suatu komponen
pendidikan,tujuan pendidikan menduduki posisi penting di antara komponen-
komponen pendidikan lainya. Dapat diketahui bahwa segenap kompenan dari seluruh
kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk
menciptakan tujuan tersebut.

5
Dengan demikian maka kegiatan-kegiaan yang tidak relevan dengan
tujuan tersebut di anggap menyimpng, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus
dicegah terjadinya. Di sini terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bersifat normatif,
yaitu mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan
dengan hekikat perkembangan pesereta didik serta dapat diterima oleh masyarakat
sebagi nilai hidup yang baik.
Pada permulaan abad ke-16, hampir seabad sebelum kedatangan orang
Belanda, pedagang Portugis menetap dibagian Timur Indonesia tempat rempah-
rempah yang mahal itu dihasilkan. Biasanya mereka didampingi oleh para misonaris
yang memasukan penduduk ke dalam agama Katolik. Paling berhasil di antara
mereka Ordo jesuit di bawah pimpinan Fransciskus Xaverius memandang pendidik
sebagai alat yang ampuh untuk penyebaran agama.
Seminari dibuka di Ternate, kemudian di Solor dan pendidikan agama
yang lebih tinggi dapat diperoleh di Goa, India, pusat kekuasaan portugis saat itu.
Bahasa Protugis hampir sama populernya dengan bahasa melayu, kedudukan yang
kunjung dicapai oleh bahasa belanda dalam waktu 350 tahun penjajahan. Kekusaan
protugis melemah akibat peperangan dengan raja-raja Indonesia dan akhirnya di
lenyapkan oleh belanda pada tahun 1605.
Perjalanan sejarah pendidikan di NTT (Nusa Tenggara Timur) umumnya
dan khususnya di pulau Flores bukan didominsi oleh peran tunggal pada missionaris
tetapi didukung juga oleh kalangan penguasa waktu itu, baik dari zaman Protugis
maupun dari zaman Belanda, khususnya pada zaman penjajahan Belanda yang pro-
aktif.
Sejarah adalah sebuah sumur yang selalu memberikan inspirasi segar
kalau orang mendalami secara serius. Khazana sejarah persekolahan di Flores, yang
diperkenalkan di dalam buku ini, pun menghadirkan banyak ide, model dan sosok
persekolahanyang sangat kaya. Ada beberapa pikiran dari buku ini, yang hemat patut
menggugah permenungan mengenai dunia persekolahan di Indonesia umumnya, dan
di Flores khususnya pada masa sekarang. Pertama, gagasan, praktikan model sekolah

6
Desa. Kedua, gagasan-gagasan inovatif dalam pendidikan. Ketiga, perhatian terhadap
mutu guru. Keempat, relasi antara pemerintah dan pihak swasta. Kelima, kesenjangan
desa dan kota kehidupan masa lampau. Seorang sejarawan Indonesia ,Muhamad Ali,
sebagaimana dijelaskan Kuntowijoyo memberi arti sejarah sebagai berikut, 1) jumlah
perubahan-perubahan, kejadian dan kenyataan di sekitar kita, 2) cerita tentang
perubahan-perubahan, kejadian peristiwa sejarah, 3) yang menyelidiki perubahan-
perubahan, kejadian dan peristiwa-perisiwa.
Dalam mempelajari perkembangan pendidikan, harus dapat menemukan garis-
garis besar yang menunjukan bagaimana leluhur melaksanakan tugas mendidiknya.
Tidak ada artinya apa bila perkembangan pendidikan hanya merupakan deretan
sejarah kehidupan para ilmu mendidik. Perkembangan pendidikan dan pengajaran
harus memberitahukan kepada kita tentang pertumbuhanya.
Keyakinan tentang pendidikan pada zaman dahulu, sering kali bertentangan
satu sama lain. Kejadian-kejadian masa lalu itu bukanlah suatu hal yang di lupakan
tetapi tentu mempunyai akibat. Pendapat-pendapat tadi tentu ada sebab-sebabnya.
Dari hal ini berhubungan erat dengan keyakinan orang-orang tentang agama, filsafat,
kesusilaan, politik yang mendahuluinya. Juga keadaan masyarakat, keadaan dunia
mempunyai pengaruh yang besar sekali atas pendidikan dan pengajaran.
Hal ini bisa di buktikan pada masa penjajahan Belanda, maka sekolah-sekolah
Muhamadyah timbul dikalangan masyarakat kita oleh karena itu pemerintahan
Belanda berusaha memperluaskan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama
kristen.iPendidikan sebagai usaha dasar yang sistematis-sistematis selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan
asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Untuk Indonesia, pendidikan diharapkan mengusahakan (i) pembentukan
manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan
mampu mandiri, dan (ii) pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakt, bangsa
dan negara indonesia (ndang-undang,1992: 24). Landasan-landasan pendidikan

7
tersebut akan memberikan pijakan dan arahan terhadap pembentukan manusia
Indonesia, dan serentak dengan itu, mendukung perkembangan masyarakat, bangsa
dan negara. Sedangkan asas-asas pokok pendidikan akan memberi corak khusus
dalam penyelenggara pendidikan itu, dan pada gilirannya, memberi corak pada hasil-
hasil pendidikan itu yakni manusia dan masyarakat Indonesia.
Pendidikan sebagai jati diri bangsa hendaknya disesuaikan dengan hakikat dan
tujuan pendidikan itu sendiri agar bisa terwujudnya cita-cita pendidikan yaitu
mencerdaskan pendidikan bangsa. Oleh karena itu sasaran pendidikan bukan hanya
untuk menciptakan teknologi yang canggih semata, tetapi juga mengatasi masalah-
masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat sehingga memungkinkan terciptanya
kehidupan yang harmonis dan dinamis dalam suatu bangsa.
SMPN Tiga Wulanggitang Hewa Boru Kabupaten Flores Timur merupakan
salah satu lembaga yang ada di Kabupaten Flores Timur dan juga merupakan salah
satu sekolah yang letaknya tidak terlalu jauh dari kota kabupaten. Pada awalnya
sekolah ini didirikan dengan alasan karena banyak masyarakat setempat yang pada
saat itu tidak melanjutkan pendidikan di tingkat SMP, karena ada beberapa kendala
seperti SMP yang ada di dalam kota kabupaten biayanya cukup mahal, sehingga para
orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya karena faktor ekonomi keluarga
yang masih sangat rendah, maka munculah keinginan dari pihak-pihak seperti
pemerintahan para tuan tanah (ata bele) yang bersepakat untuk mendirikan sebuah
SMP di Kecamatan Wulanggitang Boru dengan tujuan untuk memudahkan
masyarakat setempat dalam melanjutkan pendidikn ke tingkat SMP, sehingga dapat
meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
Dengan adanya sekolah tersebut sangat membantu masyarakat yang berada di
wilayah Boru khususnya pada msyarakat desa Hewa dan desa-desa tedekat. Hadirnya
SMPN Tiga Wulanggitang Hewa, membawa dampak yang sangat bependidikan anak-
anak di desa Hewa karena keberadaan lembaga pendidikan tersebut dijadikan sebagai
salah satu tempat penanaman moral, etika dan belajar baca tulis siswa.

8
Adapun harapan dari orang tua dan masyarakat bahwa dengan berdirinya
SMPN Tiga Hewa, anak-anak mereka bisa menuntut ilmu dan dapat meringankan
beban untuk membayai anak-anaknya dan di harapkan dapat bersaing dengan SMP
yang lain. Tujuan berdirinya sekolah tersebut agar siswa dapat memiliki ilmu
pengetahuan serta keterampilan yang dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Mereka diharapkan mampu berkompetensi dengan para lulusan dari sekolah
lain sehingga dapat melanjutkan pendidikan yang bermutu di kota kabupaten. Selain
ilmu pengetahuan, mereka juga memiliki keterampilan dan ahli sebagai bekal
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan hidup kelak.
Alasan yang penulis mengkaji topik tentang sejarah berdiri dan
berkembangnya SMPN Tiga Hewa yaitu: karena sebagian besar masyarakat atau pun
alumni SMPN Tiga Hewa tidak mengetahui secara jelas tentang sejarah dan
berkembangnya lembaga pendidikan tersebut.
B. Rumusan Masalah Dan Lingkup Penelitian
Adapun beberapa pertanyaan penelitian yang di ajukan dalam permasalahan
pokok studi ini adalah: Bagaimana sejarah berdirinya SMPN Tiga Hewa dan
bagaimana perkembangannya dari tahun 1965-1975?
Batasan-batasan spatial studi ini mencakup lokasi desa Hewa dan desa-desa
tetangga di kecamatan Wulanggitang kabupaten Flores Timur. Periodisasi yang di
jadikan landasan dalam penelitian ini, yaitu tahun 1965-1975, suatu proses penting
terjadi dalam periode tersebut. Periode tersebut merupakan sebagai proses
memulainya berdirinya sekolah dan juga berkembangnya sekolah SMPN Tiga Hewa.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama, Untuk mengetahui sejarah
berdirinya SMPN Tiga Wulanggitang Hewa. Kedua, Untuk mengetahui
perkembangannya dari tahun 1965-1975. Manfaat teoritis, hasil penelitian dapat
memberikan pemahaman yang lebih luas tentang sejarah berdiri dan proses
perkembangannya SMPN Tiga Wulanggitang Hewa dari tahun 1965-1975 yang

9
merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal di desa Hewa Kecamatan Boru
Kabupaten Flores Timur.
Manfaat Praktis sebagai berikut; pertama, Bagi masyarat: Hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat agar masyarakat juga mengtahui lebih jelas tentang
sejarah bediri dan proses perkembanngannya SMPN Tiga Wulanggitang Hewa.
Kedua, Bagi pembaca: Hasil penelitian ini dapat bermanfaat juga bagi para pembaca
agar dapat mengetahui dan menambah wawasan pembaca tentang sejarah berdiri dan
proses berkembangnya
SMPN Tiga Wulanggitang Hewa dari 1965-1975. Ketiga, Bagi peneliti :
Penelitian dapat mengkaji, mencari informasi, dan dapat mengetahui dan lebih
mengenal tentang sejarah berdiri dan berkembangnya SMPN Tiga Wulanggitang
Hewa dari tahun 1965-1975 hingga pengaruh sampai sekarang. Keempat, Bagi pihak
lembaga pendidikan; Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi pihak lembaga
pendidikan agar dapat mengetahui secara jelas sejarah dan perkembangnya lembaga
pendidikan tersebut.

10
BAB 11
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A.Kajian Pustaka
Salah satu hal yang penting bagi seorang peneliti dalam penulisan karya
ilmiah adalah kajian pustaka, yang bertujuan untuk mendukung mengenai
permasalahan yang dikaji. Kajian pustaka diartikan peninjauan kembali pustaka-
pustaka yang terkait dengan sejarah berdiri dan berkembangnya SMPN Tiga
Wulanggitang Hewa. (1965-1975).
Selain berpedoman pada pustaka-pustaka di atas, demi kepentingan penelitian
ini, peneliti juga menggunakan penelitian terdahulu yang sama atau mirip dengan
penelitian ini sebagai referensi pembanding. Adapun beberapa pustaka yang diacu
peneliti diantaranya: hasil penelitian Hairudin Amir tentang Sejarah Pendidikan di
Maluku Utara.
Hairudinamir menjelaskan sistem pendidikan berorientasi pada aspek
kesalehan pribadi dan diterapkanya sistem pendidikan kolonial, konteks agama masih
tampak, akan tetapi lebih meniti beratkan pada aspek-aspek material. Salah satu aspek
material yang dimaksud adalah bahwa pendidikan memiliki nilai ekonomis yang
tinggi, terutama bagi masyarakat bumiputra. Seiring dengan perubahan yang terjadi
dari waktu ke waktu, respon masyarakat Maluku Utara terhadap sistem pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerintahan Kolonial mulai menurun dan beralih kepada
sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak zending dan organisasi islam.
Hal ini disebabkan karena sekolah-sekolah yang dibangun oleh pihak zending
dan organisasi islam di Maluku Utara mererapkan pendidikan dengan biaya yang
relatif murah dan terjangkau oleh masyarakt pribumi. Sementara pendidikan

11
tradisional yang telah ada di wilayah Maluku Utara sebelum hadirnya pendidikan
barat, respon masyarakat bumiputra terhadap sistem pendidikan ini mulai menurun.
Hal ini disebabkan karena sistem pendidikan tradisional hanya bertujuan untuk
memahami ajaran agama islam dan para murid lulus dari sistem pendidikan ini tidak
dapat diterima untuk bekerja di instansi pemerintah. Dengan demikian maka sistem
pendidikan tradisional di Maluku Utara hanya di nikmati oleh masyarakat bumiputra
yang fanatik terhadapat agama islam.
Adapun persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
Hairudin Amir yakni sama-sama mengkaji tentang sistem pendidikan kolonial.
Kemudian, perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak
di subyek penelitian. Dimana subyek penelitian terdahulu di lakukan di Maluku Utara
dan penelitian sekarang dilakukan di desa Hewa Kecamatan Wulanggitang
Kabupaten Flores Timur.
Selain penelitian-penelitian tersebut di atas, peneliti juga mengkaji hasil
penelitian Eduardus Jebarus, Pr tentang Sejarah Persekolahan Di Flores. Eduardus
menjelaskan model pendidikan sekolah desa. Tidak lama setelah melaksanakan
sekolah dalam jumlah yang sangat terbatas dari pusat-pusat misi yang mendapat restu
dari pemerintahan kolonial Belanda mulai menjalani sekolah Desa. Inti dari model
sekolah ini adalah tanggung jawab seluruh masyarakat terhadap sekolah. Kendati
secara formal ada penguasa sekolah, namun warga desa terlibat dalam
penyelenggaraan sekolah. Dengan konsep dan model ini, sekolah tidak hanya tempat
tinggal di desa, tetapi juga sekolah tetap memiliki relasi yang erat dengan Desa.
Adapun persamaan antara penelitian ini dengan penelitian diatas yaitu sama-
sama mengkaji tentang persekolahan pada masa kolonial. Adapun perbedaan
penelitian terdahulu dengan fokus penelitian yang sekarang yaiu subjek penelitian. Di
mana subyek penelitian terdahulu di lakukan di daerah Flores secara keseluruhan.
Sementara subyek penelitian dalam penelitian ini adalah di desa Hewa, Kecamatan
Wulanggitang Kabupaten Flores Timur.
B.Landasan Teori

12
Teori untuk membedah dalam penelitian ini menggunakan teori gerak sejarah
yang di gagas oleh Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun dalam teorinya menjelaskan bahwa
gerak sejarah ditentukaan oleh kehendak Tuhan akan tetapi bukan berjuang pada
akhirat. Sejarah menurut Ibnu Khaldun adalah sebuah kenyataan,tujuan sejarah
adalah agar manusia sadar akan berubahan-perubahan masyarakat, sebagai usaha
penyampurnaan dalam perikehidupannya.
Dengan demikian dapat diegskan bahwa teori Ibnu Khaldun ingin
menunjukan perubahan-perubahan yang erjadi dalam masyarakat di dalamnya
terdapat sebuah naluri yang ditenukan oleh kehendak Tuhan. Perubahan unuk
mencapai tingkat kemajuan maka diperlukan sebuah revolusi, pemberontakan,
pergantian lembaga, dan sebagainya.
Teori gerak sejarah yng digagas Ibnu Khaldun bukn menciptakan manusia
yang lemah akan tetapi mendidik manusia sebagai pejuang tak kenal menyerah.
Puncak gerk sejarah adalah terbentuknya sebuah umat manusia yang bahagia dengan
aneka suku ras, agama,budya rasa kesatuan yang utuh Bhineka Tunggal Ika.
Dengan demikian teori gerak sejarah dengan judul sejarah berdiri dan
berkembangnya SMPN Tiga Wulanggitang Hewa karena teori gerak sejarah
memfokuskan pada tindakan perubahan-perubahan dalam melakukan segala sesuatu,
lebih cenderung pada tingkat kemajuan dan mencipakan manusia yng lemah akan
tetapi mendidik manusia sebagi pejuang tak kenal menyerah apa jika tindakan
tersebut dilakukan baik untuk dirinya maupun orang lain.

13
BAB 111
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriftif kualitatif.Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-
orang atau perilaku yang diamati.Penelitian ini lebih mementingkan proses
daripada hasil (Sugiyono,2008:287).
B. PendekatanPenelitian
Penelitian merupakan salah satu hal yang sangat pentingdalam melakukan riset
ilmiah.Untuk menentukan jenis penelitian yang tepat dalam suatu riset atau
ilmiah haruslah berpedoman pada maksud dan tujuan penelitian.Maka dengan
demikian untuk memperoleh data yang akurat dan valid tentang Sejarah
Berdirinya SMPN Tiga Wulanggitang Desa Hwea Kecamatan Wulanggitang
Boru,peneliti memilih pendekatan kualitatif.
C.Metode Penelitian
Usaha untuk memperoleh hasil penelitin yang maksimal dan sistematis
dalam penulisan ini menggunakan sebuah metode, yaitu metode sejarah
(hisorical method). Metode sejarah adalah sebuah proses yang meliputi
pengumpulan dan penafsiran sebuah, atau peristiwa dan gagasan yang timbul
dimasa lalu, sehingga dari metode sejarah pada akhirnya akan ditemukan suatu
generalisasi yang berguna dalam usaha memehami situasi saat ini, sehingga dapat
dijadikan sebagai peramulan untuk perkembangan yang akan datang.

14
Langkah pertama adalah mengupulkan sumber (heuristik). Sumber-
sumber yang dikumpulkan terdiri atas sumber primer dan sekunder. Sumber
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini buku-buku yang diperoleh dari
berbagai perpusatakaan. Adapun sumber primer digunakan berupa arsip tulisan.
Dalam penulisan ini juga menggunakan sumber lisan yang diperoleh dari orang-
orang yang masih bisa menceritakan tentang sejarah perkembangannya.
Langkah kedua adalah kritik sumber atau verufikasi. Sumber yang
dikumpulkan dalam penelitian ini dikriik baik secara ekstern maupun intern.
Kritik ekstrn dilakukan terhadap bahan material dokumen, seperti pada kertas dn
tinta yang digunakan terhadap bahan material dokumen, seperti pada kertas dan
tinta yang digunakan, sehingga diperoleh kepastian bahwa bahan tersebut benar
berasal dari zamannya atau sezaman (asli). Setelah ditemukan oentitas,
dilanjutkan dengan kritik intern yang mengacu pada kritik isi dokumen.
Langkah ketiga adalah interpretasi. Interpretasi adalah mengambil makna
yang saling berhubungan dari data sejarah setelah diterapkan kritik ekstern dan
intern. Tahap interpretasi dibagi menjadi dua langkah yaitu analisis
(menguraikan), dan sintesis (menyatukan). Pada tahap analisis ini peneliti
berupaya menafsirkan isi sumber yang mengandung makna. Kemudian makna
yang terkumpul disatukan menjadi fakta yang akurat. Seorang sejarawan juga
dapat mengembangkan imajinasi sejarah dalam menggabungkan fakta yang ada
untuk memberi wrana tersendiri dalam penulisan tersebut. Imajinasi merupakan
isi penting dalam melakukan sintesa.
Langkah keempat rekontruksi historiografi (penulisan) sejarah yang
merupakan hsil akhir dari kerja seorang sejarawan. Pada tahap ini fakta
disintesakan dalam bentuk tulisan yang bersifat ilmiah, berdasar bukti-bukti yang
dinilai secara akurat. Karya sejarah yang baik tidak hanya tergantung pada
kemampuaan dalam meneliti sumber sejarah dan memunculkan faktanya,
melainkan juga membutuhkan imajinatif untuk menguraikan kisah hisoris secara
terperinci.

15
D.Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data,peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu:
1. Pengamatan (Obserfasi) adalah kegiatan dalam penelitian yang
memperhatikan seseuatu keadaan secara jelas dan merumusakan nilai-nilai
yang dianggap berlaku dalam masyarakat tertentu agar hasil pengamatan
sesuai dengan kenyataan yang menjadi sasaran pengamatan.
2. Wawancara (interviuw)
Teknik wawancara merupakan salah satu strategi pengumpulan data dalam
suatu penelitian.Karena menyangkut data,maka wawancara merupakan suatu
elemen penting dalam proses penelitian.Wawancara dapat diartikan sebagai
cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari narasumber
dengan cara bertanya lengsung secara bertatap muka (face to face).Namun
demikian,untuk mendapatkan data dari seseorang yakni pewawancara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memeperoleh
jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seseorang
narasumber serta dengan memenfaatkan sarana komunikasi lain misalnya
telepon dan internet demi melengkapi data dalam penelitian ini.
E.Analisis Data
Data-data yang sudah terkumpul dalam penelitian ini kemudian dianalaisis
berdasarkan metode penelitian analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan
Huberman (1994).Ada empat komponen yang dilakukan dalam metode ini yakni:
1. Pengumpulan Data
Data yang berhasil dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dicatat
dalam bentuk catatan lapangan (field notes).Catatan lapangan berisi apa yang
dikemukakan oleh informan serta catatan tentang penafsiran peneliti terhadap
informasi yang diberikan oleh para narasumber.
2. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,untuk itu perlu
dicatat secara teliti dan terinci.Mereduksi berarti merangkum,memilih hal-hal

16
pokok,memfokuskan pada hal-hal penting,dicari tema dan polanya.Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas,dan
mempermudah peneliti untukmelakukan pengumpulan data
(Sugiyono,2010:247).
3. Penyajian Data
Guna memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang penelitian
ini, disini akan menjelaskan bentuk sistematika penulisan sebagai berikut;
Bab pertama merupakan pendahuluan. Bab ini akan disajikan beberapa
paparan secara teoritis dan sebuah kajian sejarah secara umum.
Bab dua gambaran tenang sejarah berdiri dan berkembangnya SMPN
Tiga Wulanggitang Hewa, dalam hal ini akan menjelaskan tentang dunia
pendidikan yang dijalankn .
Bab tiga memberikan manfaat sebagai sumbangan pemikiran terhadap
dunia pendidikan khususnya tentang sejarah berdiri dan berkembangnya
SMPN Tiga Wulanggitang Hewa perkembangannya, dalam bab ini akan
menjelaskan manfaat praktis dalm dunia pendidikan.
Bab empat dibutuhkan konsep-konsep dan pandangan para ahli yang
berfungsi sebagai refrensi pemanding dalam menganalisis permasalah yang
sedang diteliti, oleh karena itu di bab ini menjelaskan kajian-kajian para ahli
yang di anggap relevan dengan topik ini.
4. Penarikan Kesimpulan

Langkah berikutnya dalam menganalisis data kualitatif menurut Miles dan


Huberman adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi.Apabila kesimpulan awal
yang ditemuka masih bersifat sementara,dan akan merubah bila tidak temukan bukti-
bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya dan didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data,maka kesimpulan yang ditemukan merupakan simpulan yang
kredibel atau dapat dipercaya (Sugiyono,

17
DAFTAR PUSTAKA

Umar Tirtarahardja dkk,2010,Pengantar Pendidikan,Jakarta:PT Rineka Cipta

Nasution 1938,Sejarah Pendidikan Indonesia,Jakarta:PT Bumi Aksara,hlm.4

Leo Agung,dkk,2012,Sejarah Pendidikan,Yogyakarta:Ombak.hlm.1

Umar Tirtarahardja,dkk,2011,Pengantar Pendidikan,Jakarta:PT Rineka Cipta

Jebarus,2008,Sejarah Persekolahan di Flores,Maumere:Ledelero

R.Moh.Ali,2005,Pengantar Ilmu Sejarah,Yogyakarta:hlm.85

Winamo Surakhmad,1989,Pengantar Penelitian Ilimiah:Dasar metode dan


teknik,Bandung:Transito,hlm.132

Sudirman AM,2004,Memehami Sejarah,Yogyakarta:Bigraf Publishing,hlm.101

Nugroho Noosumanto,2006,Mengerti Sejarah,Jakarta:Universitas Indonesis,hlm 35

Kuntowijoyo,2005,Pengantar Ilmu Sejarah,Yogyakarta:Bontang,hlm.100

Ricard E.Palmer,2003,Hermeneuka Teori Baru Mengenai


Interprestasi,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,hlm.35

18
i

Anda mungkin juga menyukai