(RPP)
Kelas : XI
1
3.6.3 Menganalisis pengaruh Perang Dunia I dan II terhadap kehidupan
politik, sosial, dan budaya global
4.6 Menyajikan hasil analisis tentang pengaruh Perang Dunia I dan Perang Dunia II
terhadap kehidupan politik global (LBB dan PBB) dalam bentuk tulisan dan/atau
media lain
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran ini diharapkan siswa akan dapat:
1. Menjelaskan latar belakang terjadinya Perang Dunia I dan II
2. Menjelaskan jalannya Perang Dunia I dan II
3. Menganalisis pengaruh Perang Dunia I dan II terhadap kehidupan politik, sosial, dan
budaya global
D. Materi Pembelajaran
A. Perang Dunia I
B. Perang Dunia II
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Examples non Examples, Learning community dengan
discovery
3. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan
(Lembar Kerja Siswa yang berisi pertanyaan
sehubungan dengan materi yang telah dijelaskan)
2
Waktu
1. Guru memberi salam dan menanyakan kabar para
siswa.
2. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif
untuk memulai proses KBM (kerapian, kebersihan
ruang kelas, menyediakan media dan alat serta buku
yang diperlukan).
Awal 15 menit
3. Guru memantau kehadiran dengan mengabsen
siswa.
4. Guru mempersilahkan salah satu siswa memimpin
doa.
5. Guru memberitahu tentang tujuan yang diharapkan
atau garis besar materi yang akan dipelajari.
Inti Mengamati 150 menit
1. Sebagai apersepsi, siswa mengamati gambar tulisan
yang ada pada halaman 277 buku pelajaran Sejarah
Peminatan kelas XI. Gambar ini berkaitan dengan
materi tentang Perang Dunia I dan II.
2. Menanya
1. Sebelum memulai materi, dengan mengamati
gambar tersebut, siswa mengajukan pertanyaan
sehubungan dengan materi tersebut.
2. Lalu siswa ditanya apakah ada diantara mereka yang
pernah melihat atau mengetahui gambar tulisan
tersebut? Bagi siswa yang sudah pernah melihat
atau sudah pernah mengetahui tentang gambar-
gambar tersebut, guru meminta mereka untuk
menceritakan pengetahuan mengenai gambar
tersebut kepada teman-temannya.
3. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada di buku Sejarah Peminatan
kelas XI halaman 277.
4. Guru menyajikan materi mengenai Perang Dunia I
5.
3
6. Mengeksplorasikan
1. Siswa mengumpulkan informasi terkait dengan
materi pelajaran yang sedang dibahas.
2. Siswa mencari sumber atau informasi dari sumber-
sumber lain terkait dengan materi palajaran yang
sedang dibahas.
Mengasosiasikan
Pertemuan ke II
4
(kerapian, kebersihan ruang kelas,
menyediakan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
3. Guru memantau kehadiran dengan
mengabsen siswa.
4. Guru mempersilahkan salah satu siswa
memimpin doa.
5. Guru memberitahu tentang tujuan yang
diharapkan atau garis besar materi yang akan
dipelajari.
Inti Mengamati 110 menit
1. Sebagai apersepsi, siswa dipersilahkan untuk
membaca buku mata pelajaran sejarah
peminatan kelas X halaman 304-321.
Menanya
1. Sebelum memulai materi, dengan membaca
buku, siswa mengajukan pertanyaan
sehubungan dengan materi tersebut.
2. Guru menyajikan materi mengenai Perang
Dunia II.
3.
4. Mengeksplorasikan
1. Siswa mengumpulkan informasi terkait
dengan materi pelajaran yang sedang
dibahas.
2. Siswa mencari sumber atau informasi dari
sumber-sumber lain terkait dengan materi
palajaran yang sedang dibahas
Mengasosiasikan
1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok siswa,
yaitu kelompok I, II, III, IV, V, dan VI
(masih sama seperti pertemuan sebelumnya).
5
2. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk
mengerjakan tugas yang ada di halaman 322.
3. Selajutnya, mediskusikan artikel “Berumur
97 Tahun, 30 Penjaga Kamp Konsentrasi
Tetap Akan Diadili”.
Mengkomunikasikan
1. Setelah setiap kelompok mencoba untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas, guru memberi evaluasi terhadap hasil
diskusi dan beberapa pertanyaan diskusi.
1. Siswa ditanyakan apakah sudah memahami
materi tersebut.
2. Guru menugaskan kepada siswa untuk
mengerjakan Uji Kompetensi halaman 324-
330 di rumah masing-masing.
3. Guru menutup pembelajaran minggu ini
Penutup 15 menit
dengan memberi kesempatan kepada siswa
memberikan kesimpulan tentang pelajaran
yang baru saja berlangsung serta
menanyakan apa manfaat yang dapat
diperoleh setelah belajar materi tersebut.
4. Guru menutup pelajaran dengan salam.
Sikap
Sikap Sosial
Spiritual Jumlah
No Nama
Tanggung Skor
Mensyukuri Jujur Kerjasama
Jawab
1
2
6
Keterangan:
a. Sikap Spiritual
Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Saling menghormati sesama teman sekelas
Toleransi sesama teman sekelas
Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.
Rubrik pemberian skor:
A = jika siswa melakukan empat kegiatan tersebut
B = jika siswa melakukan tiga kegiatan tersebut
C = jika siswa melakukan dua kegiatan tersebut
D = jika siswa melakukan satu kegiatan tersebut
b. Sikap Sosial
1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
Tidak berbohong
Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
Tidak menyontek
Terus terang
Rubrik pemberian skor:
A = jika siswa melakukan empat kegiatan tersebut
B = jika siswa melakukan tiga kegiatan tersebut
C = jika siswa melakukan dua kegiatan tersebut
D = jika siswa melakukan satu kegiatan tersebut
7
Rubrik pemberian skor:
A = jika siswa melakukan empat kegiatan tersebut
B = jika siswa melakukan tiga kegiatan tersebut
C = jika siswa melakukan dua kegiatan tersebut
D = jika siswa melakukan satu kegiatan tersebut
Materi Diskusi I
1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok siswa (kelompok I, II, III, IV, V, dan VI).
2. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk mengerjakan tugas 1 dan 2 yang ada di
buku Sejarah Peminatan kelas XI halaman 302-303.
Materi Diskusi II
1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok siswa (kelompok I, II, III, IV, V, dan VI).
2. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk mengerjakan tugas yang ada di
halaman 322. 8
Materi Diskusi III
1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok siswa (kelompok I, II, III, IV, V, dan VI).
3. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk mendiskusikan artikel “Berumur 97
Tahun, 30 Penjaga Kamp Konsentrasi Tetap Akan Diadili” dan inkuiri
(menganalisis gambar).
Tugas 1
1. Pan-nasionalisme Slavia (pan-Slavisme), yaitu visi bahwa bangsa Slavia suatu hari
nanti akan bersatu di bawah satu bangsa.
2. Perang Dunia I dipicu oleh satu peristiwa, yaitu terbunuhnya Pangeran Franz
Ferdinand dari Austria dan istrinya Sophie ketika mengunjungi Sarajevo, ibu kota
Bosnia-Herzegovina. Setelah diselidiki, Gavrilo Princip merupakan salah satu dari
tujuh konspirator yang merencanakan pembunuhan terhadap pangeran Franz
Ferdinand. Mereka diyakini merupakan anggota Young Bosnia yang menentang
aneksasi Austria terhadap Bosnia-Herzegovina dan berkomitmen memerdekakan
bangsa Slavia selatan dari Austria-Hungaria. Pemerintah Australia-Hungaria menuduh
bahwa Princip dan komplotannya didukung penuh oleh Kerajaan Serbia. Oleh karena
itu, Austria-Hungaria berencana mengobarkan perang dengan Serbia. Dalam keadaan
seperti itu, perang tidak lagi dapat dihindari.
9
3. Inggris awalnya ingin tetap bersikap netral dalam konflik antara Austria-Hungaria dan
Bosnia-Herzegovina, namun dalam hitungan hari, Inggris memiliki kalkulasi lain.
Bagi Inggris, penguasaan yang berkelanjutan atas wilayah laut, yang menjamin akses
pengiriman rempah-rempah dari India dan minyak dari Timur Tengah, bergantung
pada persahabatannya dengan Prancis. Inggris kemudian memperingatkan Jerman
pada 29 Juli bahwa mereka tidak akan tetap netral jika Prancis terlibat perang. Ketika
Jerman menginvasi Belgia pada 4 Agustus, Inggris mendesak Jerman agar segera
menarik mundur pasukannya. Dalam perjanjian antara Inggris dan Belgia pada 1839,
Inggris berkewajiban melindungi netralitas Belgia. Ultimatum Inggris diabaikan oleh
Jerman. Inggris pun memiliki alasan yang sah untuk berperang dan menyatakan
perang melawan Jerman pada 4 Agustus 1914.
4. Pendapat siswa.
6. Pendapat siswa.
Tugas 2
10
Siswa secara berkelompok membuat peta.
Tugas 3
Tugas 1
1. Setelah Perjanjian Versailles, Jerman di bawah Adolf Hitler, merasa sakit hati dan
direndahkan lewat perjanjian ini. Berbagai konsekuensi harus ditanggung Jerman
sebagai pihak yang kalah perang, yaitu melemahkan militer Jerman akibat
pengurangan jumlah pasukan dan alutsista, Jerman diwajibkan mengganti kerugian
abibat perang, dan sejumlah wilayah kekuasaan harus lepas dari tangan Jerman.
2. Pendapat siswa.
3. Di atas kertas, pembentukan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) sangat baik. Pada masa awal
pembentukannya pun, LBB mencatat beberapa prestasi. Namun, dalam
perkembangannya, lembaga ini gagal. Alasan-alasan utama gagalnya LBB adalah
sebagai berikut.
a. Tidak semua negara bergabung dalam LBB.
b. Liga Bangsa-Bangsa tidak memiliki aturan hukum yang kuat untuk mencegah
konflik.
c. Liga Bangsa-Bangsa tidak memiliki tentara.
d. Liga Bangsa-Bangsa lamban mengambil tindakan.
11
5. Pendapat siswa.
6. Pendapat siswa.
UJI KOMPETENSI
Pilihan Ganda
1. E 11. E 21. A
2. B 12. E 22. B
3. C 13. A 23. C
4. E 14. B 24. D
5. D 15. E 25. B (data nomor 5 diganti menjadi
munculnya ideologi komunis sebagai salah satu kekuatan dunia)
6. B 16. E 26. E
7. A 17. C 27. A
8. E 18. B 28. A
9. B 19. E 29. A
10. D 20. C 30. D
Sebab Akibat
1. A
2. D
3. A
12
4. E
5. A
Esai
1. Di Eropa timur, khususnya di wilayah Balkan terdapat tiga kekaisaran besar, yaitu
Rusia, Austria, dan Ottoman, menguasai banyak wilayah dari berbagai macam suku
bangsa atau etnis di kawasan itu. Kekaisaran Ottoman, misalnya, menguasai bagian
terbesar wilayah Balkan, di antaranya Albania Montenegro, Bulgaria, Makedonia,
Serbia, dan Rumania. Sejak abad XIV sampai menjelang akhir abad XX, sebagian
besar wilayah Balkan bahkan dikuasai Ottoman. Seiring semakin melemahnya
Ottomab, Austria mulai memainkan pengaruh dengan menganeksasi Bosnia-
Herzegovina. Sementara itu, Rusia menguasai wilayah-wilayah di sebelah timur
Balkan, yaitu wilayah-wilayah berbahasa Polandia di utara, wilayah-wilayah
berbahasa Ukraina dan Turki, dan Bessarabia yaitu daerah di sebelah timur Sungai
Danube. Wilayah Balkan ini dihuni oleh beberapa kelompok etnis, yaitu bangsa
Slavia, Latin, Yunani, Albanian, Turki, Romani, dan Ashkali. Wilayah-wilayah
Balkan ini ingin membebaskan diri dari pengaruh ketiga kekaisaran besar yang
menguasainya. Peristiwa pembunuhan Pangeran Franz Ferdinand oleh Gavrilo Princip
dan rekan-rekannya merupakan aksi menentang aneksasi Austria terhadap Bosnia-
Herzegovina pada 1908 dan berkomitmen memerdekakan bangsa Slavia selatan dari
Austria-Hungaria.
13
Rusia. Kebijakan Jerman tersebut adalah menembaki kapal penumpang Inggris buatan
Amerika Serikat, RMS Lusitania, yang ditembaki oleh kapal selam angkatan laut
Jerman, Jerman mengeluarkan kebijakan melancarkan perang menggunakan kapal
selam secara tak terbatas, dan mengirimkan telegram kepada duta besar Jerman untuk
Amerika Serikat untuk mengatasi dampak-dampak yang akan muncul sehubungan
dengan diberlakukannya perang menggunakan kapal selam secara tak terbatas.
14
5. Liga Bangsa-Bangsa (LBB) merupakan perkumpulan yang mencakup semua bangsa
yang dibentuk untuk menjamin perdamaian dunia di masa depan. Melalui lembaga
ini, sengketa antaranggotanya diharapkan dapat diselesaikan melalui jalur negosiasi,
bukan kekerasan. Apabila jalur negosiasi gagal, negara-negara tersebut akan
menghentikan perdagangan dengan negara yang menyerang. Jika gagal lagi, barulah
negara yang diserang menggunakan tentara atau pasukannya untuk melawan. Alasan-
alasan utama kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) adalah sebagai berikut.
a. Tidak semua negara bergabung dalam LBB.
b. Liga Bangsa-Bangsa tidak memiliki aturan hukum yang kuat untuk mencegah
konflik.
c. Liga Bangsa-Bangsa tidak memiliki tentara.
d. Liga Bangsa-Bangsa lamban mengambil tindakan.
15
yang erat dengan Uni Soviet terutama pada masa pemerintahan Stalin. Pada 1948,
Musso pernah menganjurkan agar Indonesia bergabung dengan Uni Soviet.
8. Inggris dan Prancis menerapkan kebijakan appeasement, yang dalam konteks politik
berarti mengalah kepada musuh demi menghindari perang, asalkan tuntutan masih
berada dalam batas toleransi. Selama tahun 1930-an, banyak politikus, tak terkecuali
politikus Inggris dan Prancis, sampai pada pemahaman bahwa butir-butir Perjanjian
Versailles tidak adil bagi Jerman. Oleh karena itu, tindakan-tindakan Hitler
pascaperjanjian itu dipandang sebagai hal yang dapat dimengerti dan dibenarkan.
Kebijakan appeasement kemudian ditinggalkan oleh Inggris dan Prancis ketika Hitler
menempatkan Polandia sebagai target berikutnya. Kedua negara tersebut kemudian
secara terbuka berjanji untuk memerangi Jerman dan kekuatan Axis-nya.
9. Setelah Perang Dunia II usai, Jerman benar-benar takluk dan rezim Nazi tumbang.
Para pemimpinnya diadili atas kejahatan terhadap kemanusiaan di Nuremberg,
Jerman, pusat propaganda kemenangan Nazi. Kota-kota di Jerman hancur karena
pengeboman yang masif. Jerman dibagi menjadi empat zona pendudukan oleh
kekuatan Sekutu, sembari menunggu penyelesaian yang lebih permanen. Inggris juga
mengalami kehancuran akibat perang menyusul pengeboman yang luas selama blitz
tahun 1940 oleh Jerman. Amerika Serikat sempat mengalami Depresi Besar sekitar
tahun 1929, tetapi berhasil diatasi dengan menghidupkan banyak industri besar serta
16
pencanangan kebijakan ekonomi padat karya. Sebagian besar kekuatan utama dunia
mengalami kelesuan akibat perang. Perekonomian tidak bergairah, demikian pula
semangat untuk bangkit dari kehancuran akibat perang. Di kawasan Pasifik, Jepang
mengalami kehancuran karena pengeboman yang masif. Para pemimpin militer
terkemuka diadili dan dihukum karena kejahatan perang, tetapi kaisar diizinkan untuk
mempertahankan posisinya. Jepang untuk sementara ditempatkan di bawah kekuasaan
militer Amerika Serikat.
10. Pengaruh Perang Dunia II bagi dunia yaitu terstimulasinya perjuangan kemerdekaan
nasional bangsa-bangsa non-Eropa, berkembangnya sains dan teknologi, lahirnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan dimulainya era Perang Dingin antara dua
negara adidaya (Amerika Serikat dan Uni Soviet).
Keterangan:
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara siswa mengumpulkan
informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar,
pengecap, dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah hasil
pengamatan (berupa informasi) bukan cara mengamati.
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian
kegiatan mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan gambar yang diamati
dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi
Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen gambar yang terliput
atau semakin sedikit sisa gambar yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana siswa mendeskripsikan gambar dalam
bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan mudah
dipahami).
17
c. Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang; 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Amat Baik
Keterangan :
a. Keterampilan mengomunikasikan adalah kemampuan siswa untuk
mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang
efektif.
b. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan siswa untuk tidak
menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang
mengungkapkan gagasannya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan siswa dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau
mempertanyakan gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan siswa
memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan
kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.
e. Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang; 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Amat Baik
v. Penilaian presentasi
Menjelaska Jumlah
No Nama Memvisualkan Merespon
n Skor
1
2
Keterangan :
18
a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi
dan diskusi secara meyakinkan.
b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan siswa untuk
membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik mungkin, atau
sekreatif mungkin.
c. Keterampilan merespon adalah kemampuan siswa menyampaikan tanggapan
atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.
d. Skor rentang antara 1 – 4
1. = Kurang; 3 = Baik
2. = Cukup 4 = Amat Baik
NIP. NIP.
Lampiran
A. Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning
Langkah pembelajaran dengan discovery learning, meliputi:
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar
19
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat memulai
kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Tema-
tema yang problematik dan kontroversi cocok dengan model pembelajaran
discovery, karena siswa dilatih untuk menemukan jawab di tengah-tengah problem
dan kontroversial.
2. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk rumusan masalah kemudian dirumuskan hipotesisnya (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah).
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengumpulkan sumber sejarah dan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari
tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak
disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya studi pustaka, observasi, dan wawancara.
Selanjutnya siswa juga dilatih untuk melakukan kritik sumber atau menyleksi
data/informasi yang diperoleh, dipilih yang relevan dengan pemecahan masalah.
4. Data Processing (Pengolahan Data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data atau sumber sejarah dan
informasi yang telah dipilih/telah dilakukan kritik sumber diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai
hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
20
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang
berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut
siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian
yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
5. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing. Verification menurut Bruner, bertujuan
agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. (dalam
kegiatan pembelajaran sejarah dengan model discovery, pada langkah 4 dan 5 sama
dengan tahapan analisis dan interpretasi dalam kegiatan kajian/penelitian sejarah).
6. Generalization (Menarik Kesimpulan/ Generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi
maka dirumuskan prinsipprinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik
kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan
pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang
luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan
generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
B. Prosedur Aplikasi Model pembelajaran Examples non examples
Langkah-langkah pembelajaran dengan model Examples non examples, meliputi :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan
21
22