Latar belakang
1. Perang 7 tahun
2. Pemberlakuan pajak terhadap amerika
3. Paham kebebasan dalam perdagangan
4. Paham kebebasan dalam politik
5. Peristiwa the boston tea party
Dulu, sewaktu pertama kali Amerika ditemukan, kerajaan-kerajaan di Eropa bersaing untuk
jadi yang pertama menduduki dan mendapatkan tempat strategis di Amerika. Ujungnya, hal
ini berakhir dan diselesaikan dengan cara perang. Adapun 3 kerajaan yang berlomba untuk
menguasai daratan Amerika adalah Inggris, Spanyol, dan Perancis.
Tahun 1763, Inggris baru saja memenangi perang melawan Perancis. Peperangan ini
dinamakan The Seven Year’s War. Hasil yang didapatkan Inggris dari perang ini
adalah semua tanah dan koloni milik Perancis yang ada di tanah baru
“Amerika”. Meskipun memenangi peperangan tersebut, Inggris juga mendapat dampak
buruk, terkurasnya kas pemerintahan.
Untuk menutup kas yang merugi, Inggris memberlakukan beberapa peraturan untuk menarik
pajak dari koloni Inggris di Amerika. Kenapa? Karena pada saat itu, pemerintah Inggris
beranggapan bahwa koloni mereka adalah masyarakat yang makmur. Soalnya, mereka
baru mendapat tambahan tanah dan harta setelah menang perang melawan Perancis.
Masalahnya, koloni di Amerika merasa kalau pajak itu terlalu tinggi. Karena merasa
dirugikan, akhirnya mereka, mulai tahun 1765, melakukan protes. Di samping itu, rakyat
koloni di Amerika merasa peraturan tersebut tidak berlaku karena tidak ada perwakilan rakyat
koloni di parlemen Inggris yang dapat memberikan suara dan saran dari rakyat koloni.
Pada tahun 1773, masyarakat koloni yang frustasi atas kebijakan dan peraturan Inggris
mengadakan gerakan protes bernama “The Boston Tea Party”. Massa yang menyamar
sebagai suku Indian, membuang teh yang seharusnya mereka beli dari kerajaan Inggris ke
dalam laut di pelabuhan kota Boston. Hal ini membuat Inggris harus mengambil tindakan
tegas dan mencabut semua hak kepengurusan koloni secara mandiri pada tahun 1774.
Masyarakat koloni bereaksi dan menentang dengan membuat pemerintahannya sendiri dan
menyatakan berbeda dengan Inggris. Hingga akhirnya pecah perang skala besar antara 13
koloni Inggris penentang peraturan (yang nantinya akan dibantu oleh Perancis, Spanyol,
dan Belanda) melawan tentara Kerajaan Inggris dibantu oleh pendukung dari koloni yang
setia kepada kerajaan.
Pada tahun 1781 pihak Kerajaan Inggris menyatakan menyerah dan, 2 tahun kemudian,
menandatangani nota perdamaian. Secara sah kemenangan ini memberikan kebebasan
kepada pihak koloni Amerika untuk mengatur urusannya sendiri. Dengan ditandatanganinya
nota perdamaian, maka tercapailah revolusi Amerika. Karena dalam nota tersebut kerajaan
Inggris mengakui kedaulatan 13 koloninya di Amerika sebagai negara yang berdiri sendiri.
Tokoh-tokoh
1. Thomas paine
Sebagai penulis dari Inggris dan sebagai penggagas ide politik radikal pada 1774. Tokoh satu
ini menyerang gagasan tentang monarki berdasarkan sebuah warisan dan menyatakan bahwa
satu orang jujur lebih berarti daripada seluruh penjahat yang bermahkota, maksudnya adalah
raja.
2. Thomas Jefferson
Seorang penulis Deklarasi Kemerdekaan yang terilhami oleh karya Thomas Paine. Tokoh
tersebut memiliki nama Thomas Jefferson yang berhasil mendirikan sebuah perguruan tinggi,
yaitu University of Virginia. Tokoh revolusi satu ini juga mendirikan sebuah rumah Amerika
yang sangat populer di kala itu, yaitu Monticello.
3. Georgeo Washington
Salah satu anggota militer dengan pangkat Letnan Kolonel di daerah Virginia. Revolusi
kemerdekaan Amerika pecah dan Kongres Kontinental mengeluarkan Deklarasi
Kemerdekaan sehingga berhasil memisahkan diri dari Kerajaan Britania Raya. Perjuangannya
dalam memerdekaan Amerika sangatlah besar, pada 1789 ia dinobatkan sebagai presiden
pertama Amerika Serikat dengan suara bulat.
4. Benjamin franklin
seorang ilmuan, penemu, penulis, penerbit koran, bapak kota Philadelphia, diplomat, dan
penanda tangan Deklarasi Kemerdekaan serta Undang-undang yang berlaku. Tokoh revolusi
kemerdekaan Amerika ini sangat berperan aktif dalam mewujudkan nilai-nilai kehidupan
yang dikemas secara praktis.
Setelah kalah dalam The Seven Year’s War dan kehilangan teritori serta koloni mereka di
Amerika, Perancis menunggu kesempatan untuk balas dendam kepada Inggris. Beberapa
tahun kemudian, pecahlah revolusi Amerika disertai dengan perang 13 koloni Inggris di
Amerika melawan Kerajaan Inggris.
Walaupun Perancis ada di pihak pemenang karena membantu 13 koloni Inggris, tetapi perang
tersebut membuat perekonomian Perancis hancur. Perancis terlilit hutang dan menyatakan
bangkrut. Hal ini menimbulkan kelaparan dan penderitaan bagi rakyat Perancis.
Revolusi di Perancis dimulai dengan pemerasan berupa peraturan pembayaran pajak yang
tidak masuk akal untuk menutupi kerugian akibat perang. Saat itu pemerintahan feodal
Perancis membagi masyarakat dalam 3 kelas, yaitu raja dan bangsawan (golongan 1), tuan
tanah dan pemuka agama (golongan 2), serta rakyat biasa (golongan 3).
Pembagian kelas ini berpengaruh kepada kebijakan pajak yang dikeluarkan. Golongan
pertama dan kedua tidak diwajibkan untuk membayar pajak, sedangkan golongan ketiga
wajib. Selain membayar pajak kepada negara, warga golongan ke 3 ini juga
terkadang harus membayarkan pajak kepada tuan tanah. Hal ini menimbulkan
kesenjangan sosial dan ketidakpuasan rakyat, yang mayoritasnya adalah golongan ke 3.
Ketidaksepakatan memuncak kala rakyat meminta supaya golongan 1 dan 2 harus ikut
membayar pajak. Sayangnya, raja tidak menyetujuinya. Rakyat akhirnya mengadakan
perkumpulan dan menyatakan akan membuat keadaan lebih adil dan baik bagi mereka.
Sampai pada Juli 1789, kekacauan merebak. Paris berubah menjadi lautan teror. Penjarahan,
kerusuhan, dan pembakaran terjadi di penjuru kota. Tentara kerajaan diturunkan untuk
menenangkan massa, tetapi terjadi penembakan yang melukai beberapa orang. Rakyat yang
semakin marah pun mendatangi penjara Bastille pada 14 Juli. Massa mendobrak masuk untuk
mengambil persenjataan dan melepaskan mereka yang sedang ditahan.
Sayangnya, pembentukan republik ini harus dibayar mahal oleh warga Perancis. Siapa saja
yang menolak revolusi dan mendukung kerajaan akan dihukum pancung dengan sebuah
alat yang disebut dengan Guillotine. Pada periode ini (1789-1799) sekitar 40.000 rakyat
Perancis harus berakhir hidupnya di Guillotineter masuk Raja Louis XVI dan Ratu Marie
Antoinette yang dianggap berkhianat karena akan melarikan diri.
Tokoh-tokoh
Bidang Politik
berupa kekuasaan absolut yang sangat dicam oleh rakyat. Lebih dari itu, paham liberal yang
muncul dengan adanya revolusi Prancis sangat pesat menyebar hingga ke penjuru dunia
seperti Spanyol, Jerman, Rusia, Austria, dan Italia. Dengan adanya revolusi Prancis tumbuh
pula paham demokrasi, parlementer, republik, dan lain sebagainya yang tentunya juga mulai
tumbuh di negara lain.
Bidang Sosial
stratifikasi sosial di negara tersebut dihapuskan, memberikan hak dan kewajiban yang sama
terhadap seluruh rakyat serta memberikan kebebasan dalam menentukan agama, pendidikan,
dan pekerjaan.
Bidang Ekonomi
Dihapusnya sistem gilde, yakni sistem dalam peraturan perdagangan. Dengan dihapusnya
sistem ini maka perdagangan dan industri dapat berkembang dengan cukup baik di Prancis
pasca revolusi Prancis.
Disisi lain kehidupan petani juga memiliki peningkatan, karena dihapusnya pajak feodal dan
selain sebagai penggarap tanah, petani juga diberikan hak untuk memiliki tanah. Dengan
demikian pendapatan dan taraf hidup petani perlahan semakin meningkat.
indonesia
1. Paham nasionalisme
2. Paham demokrasi
3. persatuan
Pada dasarnya Revolusi Rusia terjadi akibat sikap Tsar Nicholas II yang otoriter. Tindakan
tersebut melahirkan persatuan kaum buruh, petani, dan tentara Rusia. Munculnya Partai
Sosial Demokrat (PSD) turut pula mempengaruhi jalannya revolusi. PSD adalah partai yang
didirikan oleh George Plekhanov pada 1898, namun pada 1903 PSD terbagi menjadi dua
aliran, yaitu Menshevik (sosial demokrat atau sosialis) yang dipimpin oleh George
Plekhanov dan Alexander Karensky sedangkan Bolshevik (radikal revolusioner atau
komunis) dipimpin oleh Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin), Leon Trotsky, dan Joseph
Vissarionovic (Stalin).
Tsar Nicholas II
Salah satu pemicu ketidakpuasan rakyat terhadap kepemimpinan Tsar Nicholas II adalah
peristiwa Minggu Berdarah (Bloody Sunday 1905). Peristiwa ini disebabkan karena adanya
aksi protes oleh rakyat yang meminta keadilan kepada Tsar Nicholas II sebab mereka
diperlakukan tidak adil. Aksi ini memicu tewasnya 1000 orang karena terjadi baku tembak
antara aparat keamanan dan para demonstran. Bloody Sunday 1905 juga merupakan salah
satu pemicu Revolusi Rusia yang terjadi pada bulan Februari 1917.
Sebagai akibat dari perlakuan Tsar Nicholas II yang otoriter, muncul beberapa kelompok
yang mendeklarasikan diri sebagai penentang Tsar Nicholas II.
Kalahnya Rusia pada Perang Dunia I menyebabkan perekonomian Rusia memburuk. Rusia
dilanda kelaparan hebat karena minimnya persediaan bahan makanan. Akibatnya, rakyat
semakin meragukan kepemimpinan Tsar Nicholas II.
Selain dilanda kelaparan, salah satu faktor yang semakin memicu terjadinya Revolusi Rusia
adalah adanya kesenjangan sosial antara kaum bangsawan dan rakyat. Gaya hidup bangsawan
yang mewah berbanding terbalik dengan kehidupan rakyat yang serba kekurangan.
Revolusi Rusia terjadi dalam dua fase, yaitu pada Februari 1917 dan Oktober 1917.
Revolusi pertama terjadi pada 23-27 Februari 1917. Revolusi ini terjadi karena Tsar Nicholas
II menindak tegas aksi protes yang dilakukan rakyat Rusia di St. Petersburg. Akibatnya,
golongan menengah dan kaum proletar Bolshevik bersatu melawan kekejaman Tsar Nicholas
II. Revolusi berhasil dengan keputusan turunnya Tsar Nicholas II dari kursi pemerintahan.
Setelah itu, dibentuklah Pemerintahan Sementara dengan bentuk pemerintahan liberal.
Pemimpin dari Pemerintahan Sementara adalah Alexander Karensky.
Revolusi kedua yang terjadi pada Oktober 1917 disebut juga sebagai Revolusi Bolshevik.
Revolusi ini terjadi karena adanya protes dari kelompok sosialis radikal. Kelompok tersebut
beranggapan bahwa pemerintahan Alexander Karensky dinilai lambat mewujudkan cita-cita
rakyat Rusia.
Pemerintahan Lenin kemudian digantikan oleh Joseph Vissarionovic (Stalin) yang melakukan
kebijakan politik tirai besi. Di masa pemerintahan Stalin banyak negara-negara di Eropa
Timur bergabung dalam Uni Soviet, yang menyebabkan Uni Soviet menjadi negara komunis
terbesar di dunia pada tahun 1922-1991.
Tokoh- tokoh
Revolusi Rusia melahirkan paham komunis yang tersebar dibeberapa negara, seperti Cina dan
Vietnam. Di Indonesia, paham komunis pernah masuk dengan berdirinya partai komunis.
Paham komunis diperkenalkan oleh orang Belanda bernama Henk Sneevliet yang lama
tinggal di Rusia.
Latar belakang
Akibat larangan tersebut, Inggris memberi perlawanan dengan mengirim armada angkatan
laut dan berhasil menguasai kota pelabuhan Hongkong, Kanton, Xiamen, Ningbo, Fuzhou,
dan Shanghai. Tiongkok-pun terpaksa mengakui keunggulan Inggris dengan
menandatangani Perjanjian Nanking pada 1842.
Pada 1856-1860 terjadi Perang Candu II antara Dinasti Qing dengan Inggris, Amerika
Serikat, dan Prancis. Penyebabnya karena bangsa barat berambisi untuk memperluas wilayah
kekuasaan ke Tiongkok. Penyebab lainnya adalah karena Tiongkok menghentikan kapal The
Arrow milik Inggris. Untuk mengakhiri perang, muncullah perjanjian Treaty of
Nanjing pada Juni 1858.
B. Invasi Jepang
Pemberontakan dilakukan oleh petani-petani Korea yang marah dan pengikut agama
Donghak, suatu agama panteisme yang dipandang sebagai ideologi politik. Mereka marah
karena dibuat hukum palsu bagi mereka untuk membangun waduk, padahal tujuannya hanya
untuk mendapatkan pajak. Akhirnya, para petani mengamuk dan pemerintah Korea yang
ketakutan meminta bantuan pada Dinasti Qing (Tiongkok).
Setelah Tiongkok mengirimkan bantuan, Jepang marah karena posisi Jepang saat itu sedang
menguasai Semenanjung Korea. Tiongkok dianggap tidak menghormati Jepang karena
mengirim bantuan untuk Korea tanpa meminta izin Jepang. Akhirnya perang tidak bisa
dihindari. Tiongkok mengalami kekalahan dalam perang ini dan harus menandatangani
Perjanjian Shimonoseki pada 19 Maret 1895. Akibatnya, Tiongkok harus menyerahkan Pulau
Formosa (Taiwan) kepada Jepang.
Selain menghadapi perlawanan atas dominasi asing, Tiongkok harus menghadapi perlawanan
dari dalam, yaitu rakyatnya sendiri. Di antaranya adalah:
Proses Revolusi Tiongkok terjadi pada 11 Oktober 1911 dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen dan
berhasil meruntuhkan Dinasti Qing. Revolusi ini terjadi sebab rakyat kecewa dengan
kepemimpinan Dinasti Qing, seperti kekalahan perang atas bangsa Barat, ketidakcakapan
kaisar-kaisar dalam memimpin, serta penderitaan rakyat yang semakin berat menyebabkan
revolusi tak terhindarkan lagi.
Pada 1 Januari 1912, Dr. Sun Yat Sen diangkat sebagai presiden dan Republik Tiongkok
dianggap mulai berdiri pada tanggal tersebut. Dr. Sun Yat Sen mengundurkan diri dan
mendirikan partai Kuo Min Tang lalu digantikan oleh Yuan Shih Kai pada 12 Februari 1912.
Masa pemerintahan Yuan Shih Kai tak berlangsung lama karena tahun 1916 ia meninggal
dunia.
Pemerintah kembali dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, namun hanya sampai tahun 1924.
Kedudukannya digantikan Chiang Kai Shek dan berhasil mempersatukan Tiongkok bagian
utara dan selatan. Sayangnya, masa pemerintahannya harus menghadapi perlawanan dari Mao
Zedong yang berpaham komunis. Mao Zedong berhasil memenangkan perlawanan sehingga
pada 1949 ia mendirikan Republik Rakyat Tiongkok yang berpaham komunis sedangkan
Chiang Kai Shek mendirikan negara Taiwan. Akibatnya, paham komunis semakin
berkembang, terutama di Asia.
Tokoh tokoh
pada tanggal 6 Agustus 1945, kota Hiroshima seketika lumpuh akibat bom
atom. Sebanyak 90.000-146.000 orang tewas saat itu. Selang tiga hari kemudian, bom atom
pun kembali jatuh di kota Nagasaki, Jepang, dan menewaskan 39.000-80.000 orang. Akibat
serangan yang dilakukan oleh Sekutu, akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan setelah Sekutu
yang berhasil mengalahkan Jepang, tidak melakukan penaklukan terhadap Indonesia. Melihat
hal itu, golongan pemuda Indonesia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Mereka
kemudian menculik Soekarno dan Moh. Hatta dan membawanya ke Rengasdengklok, Jawa
Barat. Soekarno-Hatta didesak untuk segera menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Selang sehari setelah penculikan, pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno membacakan teks
proklamasi yang dirancangnya bersama beberapa tokoh, di rumah Soekarno. Setelah
proklamasi selesai dibacakan, dikibarkanlah bendera merah putih yang telah dijahit oleh ibu
Fatmawati, istri dari Soekarno. Rakyat pun bersorak-sorai gembira.
Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Belanda kembali datang. Mereka berusaha
menegakkan kembali kekuasaan di Indonesia. Rakyat Indonesia pun tidak terima dan mulai
melakukan perlawanan. Saat itulah perjuangan revolusi Indonesia dimulai.
Mengetahui adanya ancaman tersebut, rakyat Indonesia tidak tinggal diam. Masyarakat di
berbagai daerah mulai bergerak dan terjadilah perlawanan. Perjuangan revolusi Indonesia ini
terbagi menjadi 2 karakteristik. Pertama itu perlawanan dengan menggunakan cara fisik,
kemudian satu lagi perlawanan menggunakan jalur diplomasi.
Surabaya, menjadi lokasi pertama perlawanan rakyat Indonesia setelah Sekutu kembali
menginjakkan kaki di Indonesia. Arek-arek Suroboyo bersama salah satu tokohnya yaitu
Bung Tomo, dengan heroik melakukan perlawanan terhadap Sekutu. Bung Tomo dikenal
dengan orasinya yang sangat bergelora, sehingga dapat membangkitkan semangat para
pejuang.
Pertempuran Surabaya mencapai puncaknya pada 10 November 1945. Atas semangat,
keberanian, dan jiwa patriotik dari para ulama, santri, dan arek Suroboyo lainnya, tanggal 10
November kemudian dijadikan sebagai Hari Pahlawan. Setelah Surabaya, berbagai daerah
pun ikut angkat senjata melawan tentara-tentara Sekutu.
jalur diplomasinya itu ada banyak macamnya juga, salah satunya adalah Konferensi Meja
Bundar. Belanda baru mengakui kedaulatan Indonesia setelah dilaksanakannya Konferensi
Meja Bundar pada tanggal 2 November 1949. Sebelum-sebelumnya, yaitu pada beberapa
perjanjian seperti Renville, Roem Royen, dan Linggarjati, Belanda dan Sekutu terus
berkhianat.
Ternyata proses perlawanan rakyat Indonesia terhadap upaya pendudukan kembali yang
dilakukan oleh Sekutu, kurang lebih selama 5 tahun. Lumayan singkat. Tapi memang seperti
itu, kenapa dikatakan revolusi? Ya karena proses perubahannya yang cukup singkat. Revolusi
Indonesia terjadi mulai dari tahun 1945, yaitu saat Soekarno membacakan teks proklamasi,
sampai Belanda dan para Sekutu mengakui kedaulatan Indonesia pada akhir tahun 1949.