Anda di halaman 1dari 13

(BSNJAMIN BLOOM AND ANDSSON)

DOSSN PSNGAMPU NUR FATAH ABIDIN S.PD., M.PD.


MEMBER S

Kar/na purr/ K (K4422038)


K6MAL ALIf R. (K4422040)
MAULANA H. A (K4422044)
MSISYA R. A (K4422047)

0 ’ anol
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang Bewail!
pengaluran dan nomos yang berarli ilmu pengelahuan.
Taksonomi adalah sistem klasifikasi. ( John W. Sanlrock, 2007)

±
Taksonomi adalah sebuah kerangka unluk mengklasifikasikan
pernyalaan-pernyalaan yang digunakan unluk memprediksi
ampuan peserla didik dalam belajar sebagai hasil dari kegialan ,
ibelajaran.

• r"-'

.• ./i
V,J *•
■T ?J?Y
• .f.’. *
V ltH \
* •*
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956
oleh Benjamin S. Bloom., seorang psikolog bidang pendidikan.

Taksonomi Bloom adalah teori belajar yang digunakan untuk


mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam beberapa
tingkatan yaitu dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.

1956, terbitlah karya “Taxonomy of Educational Objective


Cognitive Domain”,
1964 terbitlah karya “Taxonomy of Educataional Objectives,
Affective Domain”,
1985, Developing Talent in Young People”

Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran atau tujuan


pendidikan menjadi tiga domain (ranah kawasan): kognitif
(cipta), afektif (rasa), dan psikomotor (karsa). (W. S. Winkel,
1987)
P6RK6MBANGAN
(S6JARAHNYA)
Revisi Taksonomi Bloom
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin
Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran
kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai
dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru
dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi
Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah
kognitif. Revisi tersebut meliputi:
• Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja
untuk setiap level taksonomi.
• Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis,
namun urutan level masih sama yaitu dari urutan terendah
hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5
dan 6
P6RK6MBANGAN
(S6JARAHNYA)
Perubahan-perubahan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
“~
• Pada level 1, knowledge diubah menja
(mengingat).
• Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi
understanding (memahami).
• Pada level 3, application diubah menjadi applying
(menerapkan).
• Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
• Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level
6 tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu creating
(mencipta).
• Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level
5, dengan sebutan evaluating (menilai).

INTI TAKSONOMI
BLOOM'- T/QA
RANAH KA
TAXONOMY BL OOM
WASAN
1. Cognitive
merupakan segi kemampuan
berkaitan dengan aspek-aspek
pengetahuan, penalaran, atau pikiran
(Dimyati dan Mudjiono, 2009)

ranah kognitif dibagi lagi menjadi;


(1) pengetahuan,
(2) pemahaman,
(3) penerapan,
(4) analisis,
(5) sintesis,
(6) evaluasi
2. Afektif
H'-rLk
merupakan kemampuan yang mengutamakan
perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda
dengan penalaran (Dimyati dan Mudjiono, 2009)

ranah afektif dibagi lagi menjadi;


(1) penerimaan,
(2) partisipasi,
(3) Penilaian atau Penentuan
Sikap,
INTI TAkSONOMI (4) Organisasi,
(5) Pembentukan Pola Hidup.
BLOOM: VGA
RANAH kA WASAN
TAXONOMY BL OOM
berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan
jasmani. seperti menulis dengan tangan dan
pengolahan kata juga membutuhkan gerakan.
((Dimyati dan Mudjiono, 2009))

ranah psikomotor dibagi lagi menjadi;


(1) persepsi,
(2) kesiapan,
(3) Gerakan terbimbing,
INTI TAkSONOMI (4) Gerakan yang terbiasa,
(5) Gerakan yang kompleks,
BLOOM: VGA (6) Penyesuaian pola gerakan,
(7) Kreativitas
RANAH kA WASAN
TAXONOMY BL OOM
IMPLSMSNTASIKONSBP DALAM PROSSS
PSMBSLAJARAN

Contoh implementasi taksonomi bloom terhadap proses pembelajaraan.

Pada ranah Kognitif, guru akan melakukan tahapan dari Pengetahuan, Pemahaman,
Penerapan, Analisis, Sintesis, dan Evaluasi. Semua tahapan tersebut, seharusnya telah
dimiliki dan terus dilakukan secara berulang dalam proses mengajar siswa. Seorang guru
seharunya adalah sosok yang terus mengasah kemampuannya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.

Lalu di ranah afektif, seorang guru diharapkan untuk memiliki kemampuan dalam
mengelola perasaan dan emosi mereka. Karakter siswa yang beragam, menuntut guru
untuk dapat memiliki perasaan dan emosi yang stabil. Meskipun memiliki masalah
pribadi diluar pekerjaan, seorang guru harus mampu mengesampingkannya terlebih
dahulu dan mementingkan kebutuhan siswa.

Ranah psikomotorik, Guru perlu memiliki perilaku yang baik sehingga mampu mengajar
siswa dengan maksimal.
Universitas Islam Negeri Walisongo. Konsep Taksonomi Bloom. hlmn 56
Slamet Yuswanto. 2022. Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran Metode
E-learning. hlmn 66.
Ina Magdalena, dkk. 2020. TIGA RANAH TAKSONOMI BLOOM DALAM
PENDIDIKAN. Universitas Muhammadiyah Tangerang. hlmn 133.

Anda mungkin juga menyukai