Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain,
yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali
menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis
(bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang
paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan
juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
Untuk mengetahui bahwa tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik
adalah dengan melakukan penilaian atau asesmen. Beberapa ahli telah
mengajukan berbagai gagasan untuk menjaring kemampuan berpikir siswa dalam
belajar. Bloom adalah salah satu ahli pendidikan yang mengajukan asesmen
pembelajaran dengan membagi kemampuan berpikir siswa kedalam tahapantahapan tertentu. Berdasarkan asesmen yang ia ajukan tersebut, telah banyak
digunakan dalam pembelajaran disekolah-sekolah di Indonesia. Selain asesmen
yang diajukan oleh Bloom tersebut, Anderson juga mencoba mengkaji tentang
hasil belajar siswa yang mengacu pada hubungan antara dimensi pengetahuan dan
dimensi proses berpikir (kognitif) siswa. Dalam pengembangannya, muncul
taksonomi Anderson sebagai bentuk revisi dari taksonomi yang diajukan oleh
Bloom. Anderson masih membagi dimensi kemampuan berpikir (kognitif) siswa
ke dalam enam kategori namun, ada perbedaan pada beberapa aspek. Berdasarkan
hal diatas penulis berkeinginan untuk menelaah lebih jauh mengenai taksonomi
Anderson.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui:


Prinsip dasar penyusunan taksonomi.
Latar belakang revisi taksonomi Bloom.
Perbedaaan taksonomi Bloom dan Anderson.
Dimensi taksonomi Anderson.
Kata kerja operasional pada dimensi proses kognisi dalam taksonomi
Anderson.

Taksonomi Anderson

Page 1

BAB II
PEMBAHASAN

Taksonomi Anderson

Page 2

2.1 Prinsip Dasar Penyusunan Taksonomi


Ada 4 buah prinsip dasar yang digunakan Bloom dan Krathwohl dalam
melahirkan taksonomi, yaitu:
a.
b.
c.
d.

Prinsip metodologis (cara guru mengajar)


Prinsip psikologis (fenomena kejiwaan)
Prinsip logis (logis dan konsisten)
Prinsip tujuan (keselarasan antara tujuan dan nilai-nilai)

2.2 Latar Belakang Revisi Taksonomi Bloom


Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan
pendidikan. Taksonomi ini pertama kali dirancang oleh Benjamin S. Bloom pada
tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain
(ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian
yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1.

Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang


menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.

2.

Affective

Domain

(Ranah

Afektif)

berisi

perilaku-perilaku

yang

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri.
3.

Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang


menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan

ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar


Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran,
penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan
subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku

Taksonomi Anderson

Page 3

yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam
setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih
rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai pemahaman
yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan pengetahuan yang ada pada
tingkatan pertama.
Bloom memimpin pengembangan ranah kognitif yang menghasilkan enam
tingkatan kognitif. Tingkatan paling sederhana adalah pengetahuan, berikutnya
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian yang lebih bersifat
kompleks dan abstrak. Sedangkan ranah afektif yang berdasarkan penghayatan
dipimpin oleh David R. Krathwohl, ranah psikomotorik yang berhubungan
dengan gerakan refleks sederhana ke gerakan syaraf dipimpin oleh Anita Harrow.
Ketiga ranah dalam taksonomi Bloom ini bersifat linier, sehingga
seringkali menimbulkan kesukaran bagi guru dalam menempatkan konten (isi)
pembelajaran. Akhirnya tahun 1990 seorang murid Benjamin Bloom yang
bernama Lorin W. Anderson melakukan penelitian dan mengasilkan perbaikan
terhadap taksonomi Bloom, revisinya diterbitkan tahun 2001. Perbaikan yang
dilakukan adalah mengubah taksonomi Bloom dari kata benda (noun) menjadi
kata kerja (verb). Ini penting dilakukan karena taksonomi Bloom sesungguhnya
adalah penggambaran proses berfikir. Selain itu juga dilakukan pergeseran urutan
taksonomi yang menggambarkan dari proses berfikir tingkat rendah (low order
thinking) ke proses berfikir tingkat tinggi (high order thinking).

2.3 Perbedaaan Taksonomi Bloom dan Anderson


Taksonomi Bloom

Perbaikan Taksonomi
Bloom

Pengetahuan

Mengingat

Taksonomi Anderson

Page 4

Pemahaman

Memahami

Penerapan

Menerapkan

Analisis

Menganalisis

Sintesis

Menilai

Penilaian

Menciptakan

Selama masih menggunakan kata benda, orientasi pembelajaran adalah


pada produk, padahal belajar adalah sebuah proses. Pengetahuan merupakan hasil
berpikir bukan proses berfikir, sehingga diperbaiki menjadi mengingat yang
menunjukkan proses paling rendah. Sedangkan menciptakan merupakan proses
berfikir tingkat paling tinggi. Ini sangat logis, karena orang baru bisa mencipta
bila telah mampu menilai adanya kelebihan dan kekurangan pada sesuatu dari
berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.
Kunci perubahan ini terutama terkait dengan terminologi. Menurut
Anderson dan Krathwohl istilah knowledge, comprehension, application dan
selanjutnya tidak menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu
mengusulkan penggunaan terminologi berbentuk gerund yaitu remembering
(ingatan), understanding (pemahaman) , applying (penerapan), analysis (analisis),
evaluation (penilaian) dan creation (penciptaan) dan seterusnya. Terminologi ini
lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik. Istilah knowledge mewakili
kata benda umum yaitu pengetahuan. Berbeda dengan remembering yang
bermakna ingatan; kata ini memiliki arti sebuah kemampuan sebagai hasil dari
proses belajar dengan kegiatan membaca, mendengar, melakukan dan sejenisnya.

Taksonomi Anderson

Page 5

Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi
susunan tingkat kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi
kognitif tertinggi yaitu creation. Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa
kemampuan mensintesis merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan
akumulasi dari kelima kompetensi lainnya. Dengan alasan itu mereka
memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida domain kognitif tapi
mengubah istilah menjadi creation (penciptaan).
2.4 Dimensi Taksonomi Anderson
Deskripsi dan kata kunci setiap kategori dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
KATEGORI
Remembering (ingatan): can the
student recall or remember the
information? Dapatkah peserta
didik mengucapkan atau
mengingat informasi?
Understanding (pemahaman):
Dapatkah peserta didik
menjelaskan konsep, prinsip,
hukum atau prosedur?
Applying (penerapan): Dapatkah
peserta didik menerapkan
pemahamannya dalam situasi
baru?
Analyzing (analisis): Dapatkah
peserta didik memilah bagianbagian berdasarkan perbedaan dan
kesamaannya?
Evaluating (evaluasi): Dapatkah
peserta didik menyatakan baik atau
buruk terhadap sebuah fenomena
atau objek tertentu?
Creating (penciptaan): Dapatkah
peserta didik menciptakan sebuah
benda atau pandangan?

KATA KUNCI
Menyebutkan definisi, menirukan ucapan,
menyatakan susunan, mengucapkan,
mengulang, menyatakan
Mengelompokkan, menggambarkan,
menjelaskan identifikasi, menempatkan,
melaporkan, menjelaskan,
menerjemahkan, pharaprase.
Memilih, mendemonstrasikan,
memerankan, menggunakan,
mengilustrasikan, menginterpretasi,
menyusun jadwal, membuat sketsa,
memecahkan masalah, menulis
Mengkaji, membandingkan,
mengkontraskan, membedakan,
melakukan deskriminasi, memisahkan,
menguji, melakukan eksperimen,
mempertanyakan.
Memberi argumentasi, mempertahankan,
menyatakan, memilih, memberi
dukungan, memberi penilaian, melakukan
evaluasi
Merakit, mengubah, membangun,
mencipta, merancang, mendirikan,
merumuskan, menulis.
(Siana, 2012)

Dalam taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi


tapi dalam taksonomi Anderson dan Krathwohl menjadi dua dimensi. Dimensi
Taksonomi Anderson

Page 6

pertama adalah Knowledge Dimension (dimensi pengetahuan) dan Cognitive


Process Dimension (dimensi proses kognisi). Perspektif dua dimensi Anderson
dan Krathwohl dapat digambarkan dengan tabel berikut.
The Taxonomy Table
Dimensi
Pengetahuan
(The
Knowledge
Dimension)
Pengetahuan
Faktual
(Factual
Knowledge)
Pengetahuan
Konseptual
(Conceptual
Knowledge)
Pengetahuan
Prosedural
(Procedural
Knowledge)
Pengetahuan
Meta-Kognisi
(MetaCognitive
Knowledge)

Dimensi Proses Kognisi (The Cognitive Process Dimension)


Ingatan
(remember)

Pemahaman
(understand)

Penerapan
(apply)

Analisis
(analyze)

Penilaian
(evaluate)

(LorinW. Anderson and David R. Krathwohl, 2001)


Dimensi Pengetahuan
JENIS UTAMA DAN JENIS SUB

CONTOH
A. PENGETAHUAN FAKTUAL
Siswa harus mengetahui elemen dasar
untuk sebuah disiplin atau cara

Aa. Pengetahuan tentang terminologi

memecahkan masalah di dalamnya.


Teknis kosakata, simbol musik.

Ab. Pengetahuan tentang rincian

Sumber utama, sumber informasi yang

spesifik dan elemen

dapat diandalkan.
B. PENGETAHUAN KONSEPTUAL
Keterkaitan di antara unsur-unsur dasar
struktur yang lebih besar yang

Taksonomi Anderson

Page 7

Penciptaan
(create)

memungkinkan mereka untuk


Ba. Pengetahuan tentang klasifikasi dan
kategori

berfungsi bersama-sama.
Periode waktu geologi, bentuk-bentuk
kepemilikan bisnis.

Bb. Pengetahuan tentang prinsip dan

Teorema pythagoras, hukum penawaran

generalisasi

dan permintaan.

Bc. Pengetahuan tentang teori, model,

Teori evolusi, struktur kongres.

dan struktur
C. PENGETAHUAN PROSEDURAL
Bagaimana melakukan sesuatu, metode
penyelidikan, dan kriteria untuk
menggunakan keterampilan, algoritma,
teknik, dan metode.
Keterampilan yang digunakan dalam

Ca. Pengetahuan tentang subjekketerampilan khusus dan algoritma

lukisan dengan warna air, seluruh


nomor algoritma pembagian.

Cb. Pengetahuan tentang subjek khusus

Teknik wawancara, metode ilmiah.

teknik dan metode


Cc. Pengetahuan tentang kriteria untuk

Kriteria yang digunakan untuk

menentukan kapan harus

menentukan kapan harus menerapkan

menggunakan prosedur yang tepat

prosedur yang melibatkan hukum kedua


Newton, kriteria yang digunakan untuk
menilai kelayakan dari penggunaan
metode tertentu untuk memperkirakan
biaya bisnis.
D. PENGETAHUAN METAKOGNITIF
Pengetahuan kognisi secara umum
serta kesadaran dan pengetahuan

Da. Pengetahuan strategis

Taksonomi Anderson

tentang kognisi sendiri.


Pengetahuan menguraikan sebagai

Page 8

sarana menangkap struktur dari unit


materi pelajaran dalam buku teks,
pengetahuan tentang penggunaan
heuristik.
Db. Pengetahuan tentang tugas kognitif, Pengetahuan tentang jenis tes khusus,
termasuk pengetahuan kontekstual

mengelola pengetahuan dari tuntutan

dan kondisional yang tepat

kognitif dari tugas yang berbeda.

Dc. Pengetahuan diri

Pengetahuan mengkritisi diri adalah


kekuatan pribadi, sedangkan menulis
esai adalah kelemahan pribadi,
kesadaran tingkat pengetahuan sendiri
(Anderson W. Lorin, Classroom Assessment, 2003)

Keterangan
1. Pengetahuan faktual (Factual Knowledge): pengetahuan berbentuk fakta
seperti nama, nomor, jumlah, tahun, alamat dan sejenisnya. Misalnya tahun
lahirnya Ki Hajar Dewantara, jumlah rakaat shalat, nama presiden Indonesia
pertama dan sebagainya.
2. Pengetahuan konseptual (Conceptual Knowledge): pengetahuan berbentuk
konsep, hukum, dan prinsip. Contoh definisi puasa, hokum archimides, prinsip
kerja AC dan sejenisnya.
3. Pengetahuan prosedural (Procedural Knolwledge): pengetahuan berbentuk
cara melakukan sesuatu. Contoh: langkah-langkah membuat teh tubruk,
prosedur menerbangkan pesawat terbang, langkah menyusun modul dan
sejenisnya.
4. Pengetahuan metakognisi (Meta-cognition Knowledge): sering disebut a
process of thinking about thinking atau pengetahuan mengenai proses kognisi
dan

strategi

terkait

dengan

penerapan

pengetahuan

tersebut

untuk

meningkatkan hasil belajar. Juga sering diartikan sebagai sebuah kesadaran


otomatis (automatic awareness) yang timbul karena pengetahuan dan
kemampuan melakukan pengendalian (control) dan memanipulasi proses
kognitif. Contoh, seorang peserta didik menyadari bahwa gaya belajar yang

Taksonomi Anderson

Page 9

dimilikinya adalah visual, maka dia memilih video pembelajaran sebagai


strategi untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Struktur Dimensi Proses Kognisi (Cognitive Process Dimension)
KATEGORI &

NAMA ALTERNATIF

DEFINISI DAN

PROSES KOGNISI
CONTOH
1. INGATAN - Mengambil pengetahuan relevan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali
Mengidentifikasi
Mencari pengetahuan
dalam memori jangka
panjang yang konsisten
dengan materi yang
disampaikan (misalnya,
Kenali tanggal peristiwa
penting dalam sejarah
AS)

1.2 Mengingat

Mengambil

Mengambil
pengetahuan yang
relevan dari memori
jangka panjang
(misalnya, Ingat tanggal
peristiwa-peristiwa
penting dalam sejarah

AS)
2. PEMAHAMAN - Membangun makna dari pesan
instruksional, termasuk lisan, tertulis, dan komunikasi
grafis
2.1 Menafsirkan

Klarifikasi,

Mengubah dari satu

parafrase

bentuk representation

mewakili

(misalnya, numerik) ke

menerjemahkan

bentuk yang lain


(misalnya pidato, dan

2.2 Mencontohkan

Taksonomi Anderson

dokumen)

Page 10

Menggambarkan,

Menemukan contoh

instantiating

spesifik atau ilustrasi


dari suatu konsep atau
prinsip (misalnya,

2.3 Mengklasifikasi

Berikan contoh gaya


lukisan varicusartistik
Mengkategorikan,

Menentukan sesuatu

subsuming

yang termasuk dalam


kategori (misalnya,
klasifikasikan kasus

2.4 Meringkas

yang diamati atau


dijelaskan dari
gangguan mental)

2.5 Menyimpulkan

Abstrak,

Abstrak tema umum

generalisasi

atau titik utama


(misalnya, Menulis
ringkasan singkatdari
acara yang digambarkan
pada rekaman video)

2.6 Membandingkan

Penutup,

Mengambil kesimpulan

ekstrapolasi,

logis dari informasi

interpolasi,

yang disajikan

memprediksi

(misalnya, Dalam
belajar bahasa asing,
menyimpulkan prinsip
gramatikal dari contoh
yang ada)

2.7 Menjelaskan
Taksonomi Anderson

Kontras,
Page 11

pemetaan,

Mendeteksi

sesuai

korespondensi antara
dua ide, benda, dan
sejenisnya (misalnya,
peristiwa sejarah
dibandingkan dengan
situasi kontemporer)

Membangun
model

Membangun model
sebab-akibat dari suatu
sistem (misalnya,
Jelaskan penyebab
peristiwa penting abad
ke-18 di Perancis)

3. PENERAPAN
3.1 Menjalankan

Melaksanakan atau menggunakan

prosedur dalam situasi tertentu


Melaksanakan
Menerapkan prosedur
untuk mengerjakan
tugas (misalnya, digit
nomor satu keseluruhan
dengan nomor lain
keseluruhan,baik
dengan digit ganda)

3.2 Mengimplementasikan
Menggunakan

Menerapkan prosedur
untuk tugas asing
(misalnya, Gunakan
Hukum Kedua Newton
dalam situasi di mana

4. ANALISIS-Memilah

Taksonomi Anderson

materi

Page 12

itu tepat)
menjadi
bagian-bagian

penyusunnya

dan

menentukan

bagaimana

bagian-bagian

tersebut berhubungan satu sama lain dan struktur keseluruhan


atau tujuan.
4.1 Membedakan

Diskriminatif,

Membedakan sesuatu

membedakan,

yang relevan dari bagian

fokus,

yang tidak relevan atau

memilih

penting dari bagian


materi yang
disampaikan (misalnya,
bedakan antara angka
yang relevan dan tidak

4.2 Mengorganisir

relevan dalam bahasa


matematis)

4.3 Menghubungkan

Temuan

Menentukan bagaimana

koherensi,

elemen yang cocok atau

mengintegrasikan,

berfungsi dalam struktur

menguraikan,

(misalnya, Struktur

parsing,

bukti dalam deskripsi

penataan

sejarah menjadi bukti


dan penjelasan terhadap
resiko artikular sejarah)

Mendekonstruksi

Tentukan point pandang,


nilai-nilai, atau bahan
yang disajikan yang
mendasar (misalnya,
Tentukan sudut pandang
penulis esai dalam hal
nya atau perspektif
politik nya)

5. EVALUASI-Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar

Taksonomi Anderson

Page 13

5.1 Memeriksa

Koordinasi,

Mendeteksi

mendeteksi,

inkonsistensi dari

pemantauan,

fallacies dalam proses

pengujian

atau produk,
menentukan apakah
suatu proses atau
produk memiliki
konsistensi internal,
detecting efektivitas
prosedur seperti yang
sedang dilaksanakan
(misalnya,

5.2 Mengkritik

Menentukan apakah
kesimpulan seorang
ilmuwan diikuti dari
data yang diamati)
Menilai

Mendeteksi konsistensi
antara produk dan
kriteria eksternal,
menentukan apakah
suatu produk memiliki
konsistensi eksternal,
mendeteksi kesesuaian
prosedur untuk masalah
tertentu (misalnya,
Hukum yang dari dua
metode adalah cara
terbaik untuk
memecahkan masalah

yang diberikan)
6. PENCIPTAAN- Masukan elemen bersama-sama untuk
membentuk satu kesatuan yang koheren atau fungsional,
Taksonomi Anderson

Page 14

6.1 Membuat

mengenali unsur-unsur ke dalam pola baru atau struktur


Hipotesa
Datang dengan hipotesa
berdasarkan kriteria
(misalnya, Hasilkan
hipotesa untuk
menjelaskan fenomena

6.2 Merencanakan

yang diamati)
Merancang

Merancang prosedur
untuk menyelesaikan
beberapa tugas
(misalnya, Rencanakan

6.3 Memproduksi

sebuah makalah
penelitian tentang topik
sejarah tertentu)

Membangun

Menciptakan suatu
produk (misalnya,
Membangun habitat

untuk tujuan tertentu)


(Anderson W. Lorin. Classroom Assessment, 2003)

2.5

Kata Kerja Operasional pada Dimensi Proses Kognisi dalam


Taksonomi Anderson
Kata Kerja Operasional (KKO) Ranah Kognitif (Anderson)
Mengingat: Menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan dan pengenalan
Memahami: Menerjemahkan, menjabarkan, menafsirkan, menyederhanakan, dan membuat perhitungan
Menerapkan : Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan
mengenali pola penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak
berbeda atau berlainan.

Taksonomi Anderson

Page 15

Menganalisis :Memecahkan ke dalam bagian, bentuk dan pola


Menilai: Berdasarkan kriteria dan menyatakan mengapa?.
Menciptakan : Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola
yang sebelumnya kurang jelas

KATA KERJA OPERASIONAL TAKSONOMI ANDERSON


Mengingat

Memahami

Menerapkan

Menganalisis

Menilai

Menciptakan

Memilih

Menggolongkan

Menerapkan

Menganalisis

Menghargai

Memilih

Menguraikan

Mempertahankan

Menentukan

Mengategorikan

Mempertimbangkan

Menentukan

Mendefinisikan

Mendemonstrasikan

Mendramatisasikan

Mengelompokkan

Mengkritik

Menggabungkan

Menunjukkan

Membedakan

Menjelaskan

Membandingkan

Mempertahankan

Mengombinasikan

Memberitabel

Menerangkan

Menggeneralisasikan

Membedakan

Membandingkan

Mengarang

Mendaftar

Mengekspresikan

Memperkirakan

Mengunggulkan

Mengkonstruksi

Menempatkan

Mengemukakan

Mengelola

Mendiversivikasikan

Membangun

Memadankan

Memperluas

Mengatur

Mengidentifikasi

Menciptakan

Mengingat

Membericontoh

Menyiapkan

Menyimpulkan

Mendesain

Menamakan

Menggambarkan

Menghasilkan

Membagi

Merancang

Menghilangkan

Menunjukkan

Memproduksi

Merinci

Mengembangkan

Mengutip

Mengaitkan

Memilih

Memilih

Melakukan

Mengenali

Menafsirkan

Menunjukkan

Menentukan

Merumuskan

Menentukan

Menaksir

Membuatsketsa

Menunjukkan

Membuathipotesis

Menyatakan

Mempertimbangkan

Menyelesaikan

Melaksanakan survei

Menemukan

Memadankan

Menggunakan

Membuat

Membuatungkapan

Mempercantik

Mewakili

Mengawali

Menyatakankembali

Mengelola

Menuliaskembali

Merencanakan

Menentukan

Memproduksi

Merangkum

Memainkanperan

Mengatakan

Menceritakan.

Menerjemahkan

Taksonomi Anderson

Page 16

Menjabarkan

(Samsudin, 2011. Kata Kerja Operasional)


Menurut Thohir (2009) dalam bab terakhir bukunya, Anderson dan
Krathwohl sendiri mengakui bahwa hasil revisinya ini lebih melihat fungsi otak
dalam satu kesatuan ranah (domain). Tidak seperti sebelumnya yang
menggunakan klasifikasi dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Pembagian tersebut dikritisi banyak pihak karena cenderung membuat pendidikan
beranggapan bahwa adanya isolasi aspek-aspek dalam sebuah tujuan yang sama.
Pada revisi taksonomi Bloom kali ini, ranah kognitif tidak dianggap
terpisah dengan ranah afektif atau psikomotor, melainkan terkait antara satu
dengan yang lain. Karena semua aspek tersebut merupakan satu bagian utuh dari
fungsi kerja otak. Sebagai contoh, pada kategori pengetahuan metakognitif, di
dalamnya juga mencakup ranah kognitif dan afektif, juga psikomotor.
Revisi ini merupakan bukti fenomena kompleksitas fungsi otak. Weisstein
mengatakan, complexity is the theory of classifying problems based on how
difficult they are to solve. Sebutan ini cukup wajar karena masalah otak dan
fungsinya telah mengundang beragam teori yang secara tak langsung telah
menunjukkan betapa rumitnya kajian tentangnya.
How amazing is it begitulah ungkapan dalam artikel Barry L.
Aaronson. Dalam narasi yang lebih sederhana, kami mencoba mengambil analog
dari gambaran saat seseorang sedang berpikir. Terkadang, dia akan terlihat
mengernyitkan dahi, memegang atau memijit-mijit keningnya. Orang lain yang

Taksonomi Anderson

Page 17

melihatnya, dengan mudah menebak kalau orang dengan tanda-tanda seperti itu
sedang melakukan proses berpikir.
Berpikir tentu saja merupakan aktifitas menggunakan otak. Karena
informasi yang dipikirkan berat, maka reaksi tubuh dan gesture penyerta semacam
itu menjadi indikasi seseorang sedang berpikir. Namun, saat seseorang
menyampaikan perasaan atau dengan kata, hati-hati di jalan ya!, mengapa yang
dipegang bukanlah kepala, tetapi malah memegang dada. Bukankah saraf emosi
dan perasaan juga berada dalam otak?.
Menfungsikan otak berarti menggunakan pikiran atau berpikir. Bartlett
(1932) mengartikan berpikir (thinking) sebagai (1) interpolasi yang memenuhi
informasi, (2) ekstrapolasi yang melampaui informasi yang diberikan, dan (3) reinterpretasi yang mengatur kembali informasi. Terkait dengan hal ini pula, Mayer
(1977) menyarankan pengertian berpikir sebagai upaya mengarahkan dan
menghasilkan perilaku untuk memecahkan (solve) atau mencari solusi dari suatu
masalah. Pengertian ini selevel dengan kategori metakognitif Anderson dan
Krathwohl.
Kompleksitas fungsi otak lainnya terkait dengan berpikir adalah adanya
pandangan para ahli cognitive neuroscientists. Marianne Szegedy, misalnya,
menegaskan bahwa aktifitas kognitif manusia dan perilakunya bergantung kepada
95 persen di bawah batas kesadaran manusia (subconscious awarness). Hanya 5
persen aktifitas manusia dilakukan berdasarkan kesadaran penuh (conscious
awareness). Konsep ini agak sulit disinergikan dengan kalsifikasi Anderson dan
Krathwohl dalam revisi Taksonomi Bloomnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa revisi
taksonomi

menggambarkan

kompetensi

hasil

belajar

lebih

rinci

dan

komprehensif. Hal tersebut dapat dilihat dari ranah kognitif yang dibagi menjadi
dua dimensi, dimensi pertama adalah

Knowledge Dimension (dimensi

pengetahuan) dan dimensi kedua adalah Cognitive Process Dimension (dimensi


proses kognisi). Pada dimensi pengetahuan dibagi menjadi empat pengetahuan
yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan

Taksonomi Anderson

Page 18

pengetahuan metakognisi. Sedangkan pada dimensi proses kognisi dibagi menjadi


enam proses kognisi yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, penilaian,
dan penciptaan.
Dalam revisi taksonomi yang dilakukan Anderson dan Krathwohl, mereka
melakukan perbaikan terhadap taksonomi Bloom, revisinya diterbitkan tahun
2001. Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah taksonomi Bloom dari kata
benda (noun) menjadi kata kerja (verb). Ini penting dilakukan karena taksonomi
Bloom sesungguhnya adalah penggambaran proses berfikir. Selain itu juga
dilakukan pergeseran urutan taksonomi yang menggambarkan dari proses berfikir
tingkat rendah (low order thinking) ke proses berfikir tingkat tinggi (high order
thinking). Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa kemampuan mensintesis
merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan akumulasi dari kelima
kompetensi lainnya. Dengan alasan itu mereka memindahkan kompetensi tersebut
di puncak piramida domain kognitif tapi mengubah istilah menjadi creation
(penciptaan).
Pada revisi taksonomi Bloom ini, ranah kognitif tidak dianggap terpisah
dengan ranah afektif atau psikomotor, melainkan terkait antara satu dengan yang
lain. Karena semua aspek tersebut merupakan satu bagian utuh dari fungsi kerja
otak.

3.2 Saran
Ada baiknya taksonomi ini mulai dipahami secara mendalam dan
diaplikasikan dalam perumusan tujuan pembelajaran. Diharapkan hasil belajar
sampai tingkat tertinggi yaitu penciptaan. Hal ini akan mengarahkan pembelajaran
kepada kegiatan-kegiatan nyata yang bermakna. Jangan sampai pembelajaran
terus menerus seperti sekarang yang miskin dengan bukti nyata hasil belajar. Ke
depan diharapkan para peserta diuji kelulusannya tidak hanya berdasarkan nilai
ujian tulis melainkan dari produk yang dihasilkan.

Taksonomi Anderson

Page 19

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin W dan David R Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning,


Teaching, and Assesing. New York: Longman.
Anderson, Lorin W. 2003. Classroom Assessment. London: Lawrence Erlbaum
Associates Inc Publisher.
Samsudin, Ahmad. 2011. Kata Kerja Operasional. Terdapat pada .
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/AHMAD_
SAMSUDIN/Evaluasi_Pembelajaran_Fisika/KATA_KERJA_OPERAS
IONAL.pdf. diakses pada tanggal 20 Desember 2012.
Sari, Ika Mustika. 2010. Evaluasi Pendidikan (Taxonomy Anderson). Tersedia
pada http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR. PEND. FISIKA/IKA
Taksonomi Anderson

Page 20

MUSTIKA
SARI/EVALUASI
PENDIDIKAN/Taxonomy
Anderson.pdf. (diakses tanggal, 25 Oktober 2012).
Siana,

Edune.

2012.

Revisi

Taxonomy

Bloom.

Tersedia

http://edunesiana.blogspot.com/2012/03/revisi-taxonomibloom.html. (diakses tanggal, 1 November 2012).

pada

Thohir, M. 2009. Revisi Taksonomi Bloom sebagai Kompleksitas Fungsi Otak.


Tersedia
pada
http://mthohir.wordpress.com/2009/01/26/revisitaksonomi-bloom-sebagai-kompleksitas-fungsi-otak/. (diakses tanggal,
25 Oktober 2012).

Taksonomi Anderson

Page 21

Anda mungkin juga menyukai