PENDAHULUAN
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain,
yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali
menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis
(bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang
paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan
juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
Untuk mengetahui bahwa tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik
adalah dengan melakukan penilaian atau asesmen. Beberapa ahli telah
mengajukan berbagai gagasan untuk menjaring kemampuan berpikir siswa dalam
belajar. Bloom adalah salah satu ahli pendidikan yang mengajukan asesmen
pembelajaran dengan membagi kemampuan berpikir siswa kedalam tahapantahapan tertentu. Berdasarkan asesmen yang ia ajukan tersebut, telah banyak
digunakan dalam pembelajaran disekolah-sekolah di Indonesia. Selain asesmen
yang diajukan oleh Bloom tersebut, Anderson juga mencoba mengkaji tentang
hasil belajar siswa yang mengacu pada hubungan antara dimensi pengetahuan dan
dimensi proses berpikir (kognitif) siswa. Dalam pengembangannya, muncul
taksonomi Anderson sebagai bentuk revisi dari taksonomi yang diajukan oleh
Bloom. Anderson masih membagi dimensi kemampuan berpikir (kognitif) siswa
ke dalam enam kategori namun, ada perbedaan pada beberapa aspek. Berdasarkan
hal diatas penulis berkeinginan untuk menelaah lebih jauh mengenai taksonomi
Anderson.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
Taksonomi Anderson
Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
Taksonomi Anderson
Page 2
2.
Affective
Domain
(Ranah
Afektif)
berisi
perilaku-perilaku
yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri.
3.
Taksonomi Anderson
Page 3
yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam
setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih
rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai pemahaman
yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan pengetahuan yang ada pada
tingkatan pertama.
Bloom memimpin pengembangan ranah kognitif yang menghasilkan enam
tingkatan kognitif. Tingkatan paling sederhana adalah pengetahuan, berikutnya
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian yang lebih bersifat
kompleks dan abstrak. Sedangkan ranah afektif yang berdasarkan penghayatan
dipimpin oleh David R. Krathwohl, ranah psikomotorik yang berhubungan
dengan gerakan refleks sederhana ke gerakan syaraf dipimpin oleh Anita Harrow.
Ketiga ranah dalam taksonomi Bloom ini bersifat linier, sehingga
seringkali menimbulkan kesukaran bagi guru dalam menempatkan konten (isi)
pembelajaran. Akhirnya tahun 1990 seorang murid Benjamin Bloom yang
bernama Lorin W. Anderson melakukan penelitian dan mengasilkan perbaikan
terhadap taksonomi Bloom, revisinya diterbitkan tahun 2001. Perbaikan yang
dilakukan adalah mengubah taksonomi Bloom dari kata benda (noun) menjadi
kata kerja (verb). Ini penting dilakukan karena taksonomi Bloom sesungguhnya
adalah penggambaran proses berfikir. Selain itu juga dilakukan pergeseran urutan
taksonomi yang menggambarkan dari proses berfikir tingkat rendah (low order
thinking) ke proses berfikir tingkat tinggi (high order thinking).
Perbaikan Taksonomi
Bloom
Pengetahuan
Mengingat
Taksonomi Anderson
Page 4
Pemahaman
Memahami
Penerapan
Menerapkan
Analisis
Menganalisis
Sintesis
Menilai
Penilaian
Menciptakan
Taksonomi Anderson
Page 5
Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi
susunan tingkat kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi
kognitif tertinggi yaitu creation. Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa
kemampuan mensintesis merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan
akumulasi dari kelima kompetensi lainnya. Dengan alasan itu mereka
memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida domain kognitif tapi
mengubah istilah menjadi creation (penciptaan).
2.4 Dimensi Taksonomi Anderson
Deskripsi dan kata kunci setiap kategori dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
KATEGORI
Remembering (ingatan): can the
student recall or remember the
information? Dapatkah peserta
didik mengucapkan atau
mengingat informasi?
Understanding (pemahaman):
Dapatkah peserta didik
menjelaskan konsep, prinsip,
hukum atau prosedur?
Applying (penerapan): Dapatkah
peserta didik menerapkan
pemahamannya dalam situasi
baru?
Analyzing (analisis): Dapatkah
peserta didik memilah bagianbagian berdasarkan perbedaan dan
kesamaannya?
Evaluating (evaluasi): Dapatkah
peserta didik menyatakan baik atau
buruk terhadap sebuah fenomena
atau objek tertentu?
Creating (penciptaan): Dapatkah
peserta didik menciptakan sebuah
benda atau pandangan?
KATA KUNCI
Menyebutkan definisi, menirukan ucapan,
menyatakan susunan, mengucapkan,
mengulang, menyatakan
Mengelompokkan, menggambarkan,
menjelaskan identifikasi, menempatkan,
melaporkan, menjelaskan,
menerjemahkan, pharaprase.
Memilih, mendemonstrasikan,
memerankan, menggunakan,
mengilustrasikan, menginterpretasi,
menyusun jadwal, membuat sketsa,
memecahkan masalah, menulis
Mengkaji, membandingkan,
mengkontraskan, membedakan,
melakukan deskriminasi, memisahkan,
menguji, melakukan eksperimen,
mempertanyakan.
Memberi argumentasi, mempertahankan,
menyatakan, memilih, memberi
dukungan, memberi penilaian, melakukan
evaluasi
Merakit, mengubah, membangun,
mencipta, merancang, mendirikan,
merumuskan, menulis.
(Siana, 2012)
Page 6
Pemahaman
(understand)
Penerapan
(apply)
Analisis
(analyze)
Penilaian
(evaluate)
CONTOH
A. PENGETAHUAN FAKTUAL
Siswa harus mengetahui elemen dasar
untuk sebuah disiplin atau cara
dapat diandalkan.
B. PENGETAHUAN KONSEPTUAL
Keterkaitan di antara unsur-unsur dasar
struktur yang lebih besar yang
Taksonomi Anderson
Page 7
Penciptaan
(create)
berfungsi bersama-sama.
Periode waktu geologi, bentuk-bentuk
kepemilikan bisnis.
generalisasi
dan permintaan.
dan struktur
C. PENGETAHUAN PROSEDURAL
Bagaimana melakukan sesuatu, metode
penyelidikan, dan kriteria untuk
menggunakan keterampilan, algoritma,
teknik, dan metode.
Keterampilan yang digunakan dalam
Taksonomi Anderson
Page 8
Keterangan
1. Pengetahuan faktual (Factual Knowledge): pengetahuan berbentuk fakta
seperti nama, nomor, jumlah, tahun, alamat dan sejenisnya. Misalnya tahun
lahirnya Ki Hajar Dewantara, jumlah rakaat shalat, nama presiden Indonesia
pertama dan sebagainya.
2. Pengetahuan konseptual (Conceptual Knowledge): pengetahuan berbentuk
konsep, hukum, dan prinsip. Contoh definisi puasa, hokum archimides, prinsip
kerja AC dan sejenisnya.
3. Pengetahuan prosedural (Procedural Knolwledge): pengetahuan berbentuk
cara melakukan sesuatu. Contoh: langkah-langkah membuat teh tubruk,
prosedur menerbangkan pesawat terbang, langkah menyusun modul dan
sejenisnya.
4. Pengetahuan metakognisi (Meta-cognition Knowledge): sering disebut a
process of thinking about thinking atau pengetahuan mengenai proses kognisi
dan
strategi
terkait
dengan
penerapan
pengetahuan
tersebut
untuk
Taksonomi Anderson
Page 9
NAMA ALTERNATIF
DEFINISI DAN
PROSES KOGNISI
CONTOH
1. INGATAN - Mengambil pengetahuan relevan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali
Mengidentifikasi
Mencari pengetahuan
dalam memori jangka
panjang yang konsisten
dengan materi yang
disampaikan (misalnya,
Kenali tanggal peristiwa
penting dalam sejarah
AS)
1.2 Mengingat
Mengambil
Mengambil
pengetahuan yang
relevan dari memori
jangka panjang
(misalnya, Ingat tanggal
peristiwa-peristiwa
penting dalam sejarah
AS)
2. PEMAHAMAN - Membangun makna dari pesan
instruksional, termasuk lisan, tertulis, dan komunikasi
grafis
2.1 Menafsirkan
Klarifikasi,
parafrase
bentuk representation
mewakili
(misalnya, numerik) ke
menerjemahkan
2.2 Mencontohkan
Taksonomi Anderson
dokumen)
Page 10
Menggambarkan,
Menemukan contoh
instantiating
2.3 Mengklasifikasi
Menentukan sesuatu
subsuming
2.4 Meringkas
2.5 Menyimpulkan
Abstrak,
generalisasi
2.6 Membandingkan
Penutup,
Mengambil kesimpulan
ekstrapolasi,
interpolasi,
yang disajikan
memprediksi
(misalnya, Dalam
belajar bahasa asing,
menyimpulkan prinsip
gramatikal dari contoh
yang ada)
2.7 Menjelaskan
Taksonomi Anderson
Kontras,
Page 11
pemetaan,
Mendeteksi
sesuai
korespondensi antara
dua ide, benda, dan
sejenisnya (misalnya,
peristiwa sejarah
dibandingkan dengan
situasi kontemporer)
Membangun
model
Membangun model
sebab-akibat dari suatu
sistem (misalnya,
Jelaskan penyebab
peristiwa penting abad
ke-18 di Perancis)
3. PENERAPAN
3.1 Menjalankan
3.2 Mengimplementasikan
Menggunakan
Menerapkan prosedur
untuk tugas asing
(misalnya, Gunakan
Hukum Kedua Newton
dalam situasi di mana
4. ANALISIS-Memilah
Taksonomi Anderson
materi
Page 12
itu tepat)
menjadi
bagian-bagian
penyusunnya
dan
menentukan
bagaimana
bagian-bagian
Diskriminatif,
Membedakan sesuatu
membedakan,
fokus,
memilih
4.2 Mengorganisir
4.3 Menghubungkan
Temuan
Menentukan bagaimana
koherensi,
mengintegrasikan,
menguraikan,
(misalnya, Struktur
parsing,
penataan
Mendekonstruksi
Taksonomi Anderson
Page 13
5.1 Memeriksa
Koordinasi,
Mendeteksi
mendeteksi,
inkonsistensi dari
pemantauan,
pengujian
atau produk,
menentukan apakah
suatu proses atau
produk memiliki
konsistensi internal,
detecting efektivitas
prosedur seperti yang
sedang dilaksanakan
(misalnya,
5.2 Mengkritik
Menentukan apakah
kesimpulan seorang
ilmuwan diikuti dari
data yang diamati)
Menilai
Mendeteksi konsistensi
antara produk dan
kriteria eksternal,
menentukan apakah
suatu produk memiliki
konsistensi eksternal,
mendeteksi kesesuaian
prosedur untuk masalah
tertentu (misalnya,
Hukum yang dari dua
metode adalah cara
terbaik untuk
memecahkan masalah
yang diberikan)
6. PENCIPTAAN- Masukan elemen bersama-sama untuk
membentuk satu kesatuan yang koheren atau fungsional,
Taksonomi Anderson
Page 14
6.1 Membuat
6.2 Merencanakan
yang diamati)
Merancang
Merancang prosedur
untuk menyelesaikan
beberapa tugas
(misalnya, Rencanakan
6.3 Memproduksi
sebuah makalah
penelitian tentang topik
sejarah tertentu)
Membangun
Menciptakan suatu
produk (misalnya,
Membangun habitat
2.5
Taksonomi Anderson
Page 15
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Menilai
Menciptakan
Memilih
Menggolongkan
Menerapkan
Menganalisis
Menghargai
Memilih
Menguraikan
Mempertahankan
Menentukan
Mengategorikan
Mempertimbangkan
Menentukan
Mendefinisikan
Mendemonstrasikan
Mendramatisasikan
Mengelompokkan
Mengkritik
Menggabungkan
Menunjukkan
Membedakan
Menjelaskan
Membandingkan
Mempertahankan
Mengombinasikan
Memberitabel
Menerangkan
Menggeneralisasikan
Membedakan
Membandingkan
Mengarang
Mendaftar
Mengekspresikan
Memperkirakan
Mengunggulkan
Mengkonstruksi
Menempatkan
Mengemukakan
Mengelola
Mendiversivikasikan
Membangun
Memadankan
Memperluas
Mengatur
Mengidentifikasi
Menciptakan
Mengingat
Membericontoh
Menyiapkan
Menyimpulkan
Mendesain
Menamakan
Menggambarkan
Menghasilkan
Membagi
Merancang
Menghilangkan
Menunjukkan
Memproduksi
Merinci
Mengembangkan
Mengutip
Mengaitkan
Memilih
Memilih
Melakukan
Mengenali
Menafsirkan
Menunjukkan
Menentukan
Merumuskan
Menentukan
Menaksir
Membuatsketsa
Menunjukkan
Membuathipotesis
Menyatakan
Mempertimbangkan
Menyelesaikan
Melaksanakan survei
Menemukan
Memadankan
Menggunakan
Membuat
Membuatungkapan
Mempercantik
Mewakili
Mengawali
Menyatakankembali
Mengelola
Menuliaskembali
Merencanakan
Menentukan
Memproduksi
Merangkum
Memainkanperan
Mengatakan
Menceritakan.
Menerjemahkan
Taksonomi Anderson
Page 16
Menjabarkan
Taksonomi Anderson
Page 17
melihatnya, dengan mudah menebak kalau orang dengan tanda-tanda seperti itu
sedang melakukan proses berpikir.
Berpikir tentu saja merupakan aktifitas menggunakan otak. Karena
informasi yang dipikirkan berat, maka reaksi tubuh dan gesture penyerta semacam
itu menjadi indikasi seseorang sedang berpikir. Namun, saat seseorang
menyampaikan perasaan atau dengan kata, hati-hati di jalan ya!, mengapa yang
dipegang bukanlah kepala, tetapi malah memegang dada. Bukankah saraf emosi
dan perasaan juga berada dalam otak?.
Menfungsikan otak berarti menggunakan pikiran atau berpikir. Bartlett
(1932) mengartikan berpikir (thinking) sebagai (1) interpolasi yang memenuhi
informasi, (2) ekstrapolasi yang melampaui informasi yang diberikan, dan (3) reinterpretasi yang mengatur kembali informasi. Terkait dengan hal ini pula, Mayer
(1977) menyarankan pengertian berpikir sebagai upaya mengarahkan dan
menghasilkan perilaku untuk memecahkan (solve) atau mencari solusi dari suatu
masalah. Pengertian ini selevel dengan kategori metakognitif Anderson dan
Krathwohl.
Kompleksitas fungsi otak lainnya terkait dengan berpikir adalah adanya
pandangan para ahli cognitive neuroscientists. Marianne Szegedy, misalnya,
menegaskan bahwa aktifitas kognitif manusia dan perilakunya bergantung kepada
95 persen di bawah batas kesadaran manusia (subconscious awarness). Hanya 5
persen aktifitas manusia dilakukan berdasarkan kesadaran penuh (conscious
awareness). Konsep ini agak sulit disinergikan dengan kalsifikasi Anderson dan
Krathwohl dalam revisi Taksonomi Bloomnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa revisi
taksonomi
menggambarkan
kompetensi
hasil
belajar
lebih
rinci
dan
komprehensif. Hal tersebut dapat dilihat dari ranah kognitif yang dibagi menjadi
dua dimensi, dimensi pertama adalah
Taksonomi Anderson
Page 18
3.2 Saran
Ada baiknya taksonomi ini mulai dipahami secara mendalam dan
diaplikasikan dalam perumusan tujuan pembelajaran. Diharapkan hasil belajar
sampai tingkat tertinggi yaitu penciptaan. Hal ini akan mengarahkan pembelajaran
kepada kegiatan-kegiatan nyata yang bermakna. Jangan sampai pembelajaran
terus menerus seperti sekarang yang miskin dengan bukti nyata hasil belajar. Ke
depan diharapkan para peserta diuji kelulusannya tidak hanya berdasarkan nilai
ujian tulis melainkan dari produk yang dihasilkan.
Taksonomi Anderson
Page 19
DAFTAR PUSTAKA
Page 20
MUSTIKA
SARI/EVALUASI
PENDIDIKAN/Taxonomy
Anderson.pdf. (diakses tanggal, 25 Oktober 2012).
Siana,
Edune.
2012.
Revisi
Taxonomy
Bloom.
Tersedia
pada
Taksonomi Anderson
Page 21