USIA LANJUT
(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan)
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Cahyani 18122012
Dara Ananda 18122024
Finkan Sukmawati 18122030
Ikmal Alghifari 18122014
Kekurangan dan kesalahan tentu akan terjadi dalam pembuatan makalah ini, maka
tegur sapa dan koreksi dari para ahli sangat kami harapkan. Dan kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya atas kesalahan-kesalahan yang terjadi. Dan tak lupa kami
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT, karena atas izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
2. Kepada Dosen Hj. Euis Komala, M.Ag selaku dosen mata kuliah Psikologi
Agama sekaligus pembimbing dalam membuat makalah ini.
3. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan do’a kepada
kami.
4. Dan kepada teman-teman juga yang telah memberikan dukungan moral dan
koreksi bagi kami.
Dan kami juga memohon kepada Allah semoga makalah ini bermanfaat dan
menjadi salah satu amal yang diridhio-Nya. Amin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................i
B. Rumusan Masalah....................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN
A. Macam-macam Kebutuhan.......................................................................2
B. Sikap Keberagamaan pada Orang Dewasa...............................................5
C. Manusia Usia Lanjut dan Agama.............................................................6
D. Perlakuan terhadap Usia Lanjut Menurut Islam......................................12
A. Simpulan..................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan psikologi pada dewasa dan usia lanjut sangat variasi dan perlu
pemahaman yang extra untuk mengikutinya. Psikologi pada masa dewasa dan
usia lanjutt sangat mempengaruhi terhadap karakter dan sifat dalam
kehidupannya. Karena pada masa dewasa dan usia lanjut seseorang sangatv
dipengaruhi oleh faktor dari luar, baik lingkungan maupun tempat dia berinteraksi
dengan sosial.
Pada masa dewasa dan usia lanjut seseorang juga mengalami perubahan
dalam sikap, karakteristik dan keagamaannya. Sehingga psikologi agama juga
sangat berpengaruh dalam keberlangsungan hidup seseorang dalam tatanan sosial.
Dalam makalah ini akan membahas ciri-ciri orang dewasa, sikap keagamaan,
perkembangan jiwa Agama pada usia lanjut dan perlakuan pada usia lanjut
menurut Islam. Semoga makalah ini mampu menambah wacana dan wawasan
ilmiah psikologi Agama pada masa dewasa dan usia lanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Macam-macam Kebutuhan
2. Sikap Keberagamaan pada Orang Dewasa
3. Manusia Usia Lanjut dan Agama
4. Perlakuan terhadap Usia Lanjut Menurut Islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-macam Kebutuhan
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram”
B. Sikap Keberagamaan pada Orang Dewasa
Pada usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari
makna hidup. Dengan kata lain, orang dewasa sudah memahami nilai-nilai yang
dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya. Orang
dewasa sudah memiliki identitas yang jelas dan kepribadian yang mantap.
merupakan sikap hidup 2 dan bukan sekedar ikut-ikutan, sejalan dengan tingkat
perkembangan usianya, maka sikap keberagamaan pada orang dewasa antara lain
memiliki ciri sebagai berikut
Istilah dewasa berasal dari kata latin yaitu adults yang berarti telah tumbuh
menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena
itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan
telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersamaan dengan orang dewasa
lainnya. Usia dewasa adalah usia ketenangan
7
jiwa, ketetapan hati dan keimanan yang tegas. Masa dewasa menurut konsep Islam
adalah fase dimana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan
emosional, moral, spiritual dan agama secara mendalam. Saat telah menginjak usia
dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka; “Saya hidup dan saya tahu untuk
apa,” menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah
Dilihat dari pandangan psikologis, maka orang yang dewasa memiliki ciri-
ciri kematangan yang mengacu kepada sikap bertanggung jawab. Ciri-ciri pada orang
yang dewasa dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
Ketiga periode tersebut adalah Masa dewasa dini, Masa dewasa madya dan
Masa dewasa akhir ( usia lanjut), namun yang menjadi focus
Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola- pola
kehidupan baru dan harapan-harapan baru. Periode ini secara umum berusia sekitar
18-25 dan berakhir sekitar 35-40 thun. Dewasa Dini, memiliki ciri-ciri yaitu :
• Fungsi motorik : memiliki kecepatan respon yang maksimal dan mereka dapat
menggunakan kemampuan ini dalam situasi tertentu dan lebihluas.
• Intelegensi : Kemampuan berfikir lebih realistis dan berfikir jauh kedepan, strategis
dan selalu bersemangat untuk berwawasan luas.
• Emosional : stabilitas emosi masih mengalami naik turun, namun tetap terkontrol
dan cendrung mengarah ketitik ketitik keseimbangan dan bisa mnerima tanggung
jawab.
• Moralitas dan keagamaan : masa dewasa dini selalu memiliki keinginan untuk bisa
mengikuti nilai-nilai norma yang berlaku, begitu pula dengan nilai keagamaan yang
memiliki tempat tersendiri dihati orang dewasa, namun seringkali dewasa muda
belum bisa mengikuti nilai-nilai tersebut secara sempurna.
Usia madya berusia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60 tahun. Masa
tersebut pada akhirnya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun
biasannya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diiringi oleh penurunan daya
ingat. Usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan
manusia, biasannya usia tersebut dibagi kedalam dua sub bagian, yaitu : Usia madya
dini dari sekitar 35-50 tahun. usia madya
lanjut dari 50-60 tahun. Kemudian perubahan fisik dan psikis menjadi lebih kelihatan.
Ciri-ciri dari masa dewasa madya yaitu :
hal itu memerlukan waktu, sebab perkembangan kepada kematangan beragama tidak
terjadi secara tiba-tiba.
Jiwa keagamaan yang termasuk aspek rohani (psikis) akan sangat tergantung
dari perkembangan aspek fisik dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, sering
dikatakan bahwa kesehatan fisik akan berpengaruh pada kesehatan mental. Selain itu
perkembangan di tentukan oleh tingkat usia.Sikap keberagamaan orang dewasa
memiliki perspektif yang luas didasarkan atas nilai- nilai yang dipilihnya. Selain itu
sikap keberagamaan ini umumnya juga dilandasi oleh pendalaman pengertian dan
perluasan pemahaman tentang ajaran agama yang dianutnya. Beragama bagi orang
dewasa sudah merupakan sikap hidup dan bukan sekadar ikut-ikutan. Kestabilan
dalam pandangan hidup beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah
bukan lagi pada kesetabilan yang statis, melainkan kestabilan yang dinamis, di mana
pada suatu ketika ia mengenal juga adanya perubahan-perubahan. Adanya perubahan
itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan
mungkin karena kondisi yang ada. Sejalan dengan tingkat perkembangan usiannya,
maka sikap keberagamaan pada orang dewasa memiliki ciri-ciri :
Manusia usia lanjut dalam peni- laian banyak orang adalah manusia yang
sudah tidak produktif lagi. Kondisi fisik rata-rata sudah menurun, sehingga dalam
kondisi yang sudah uzur ini berbagai penyakit siap untuk menggerogoti mereka.
Dengan demikian di usia lanjut ini ter- kadang muncul semacam pemikiran bahwa
mereka berada pada sisa-sisa umur dan hanya menunggu kematian saja. Dengan
begitu pula, terkadang muncul gejolak batin yang sulit untuk diatasi oleh mereka
sendiri. Jika tidak dapat di atasi, bukan tidak mungkin akan muncul teka- nan batin
dan gangguan jiwa lainnya se- perti stress, putus asa, dan pada akhirnya mereka
akan mengasingkan diri sebagai wujud dari rasa rendah diri.
Dalam kondisi sebagaimana di atas, menurut Jalaluddin (2010) agama dapat
difungsikan dan diperankan sebagai penyelamat. Sebab, melalui pengamalan ajaran
agama, lansia merasa memperoleh tempat bergantung. Menurut ajaran agama,
perlakuan terhadap lansia harus dilakukan dengan seteliti dan setelaten mungkin.
Perawatan terhadap lansia sejati- nya dilakukan oleh anak-anak, bukan ke- pada
badan atau panti asuhan, termasuk panti jompo. Perlakukan terhadap orang- tua
menurut tuntunan Islam, berawal dari rumah tangga. Allah menyebutkan pe-
meliharaan secara khusus orangtua yang telah lanjut usia dengan memerintahkan
kepada anak-anak mereka untuk mem- perlakukan anak-anak mereka dengan
penuh kasih sayang. Sebagaimana firman Allah, yang artinya:
ditolak. Menurutnya, jika ada perkataan yang lebih buruk dari kata uff itu tentulah
Allah akan menyebutkannya. Oleh karena itu, perkataan uff untuk kedua orang tua
adalah perkataan yang paling buruk.
Al-Qur’an telah memberikan tun- tunan kepada umat manusia bagaimana
seharusnya mereka memperlakukan orangtua, sebagaimana firman-Nya, yang
artinya:
Menurut ibnu Jarir dan Ibnu Munzir yang dimaksud dengan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan adalah tunduk kepada
kedua orangtua sebagaimana tunduknya kepada tuannya yang bengis dan keras.
Pengertian ini memberikan kiasan bagai- mana seharusnya seorang anak bersikap di
hadapan orangtua (Thoha Abdullah Al- Afifi; 1987).
Sebagai gambaran tentang hal itu adalah pernyataan Aisyah ra tentang
bagaimana perilaku anak kepada orang- tua, adalah dialog Rasulullah dengan
seorang laki-laki. Rasulullah bertanya: “siapakah yang bersamamu?” Laki-laki itu
menjawab: “ayahku”. Beliau berkata: “jangan berjalan di depannya dan jangan
duduk sebelum dia, jangan memanggilnya dengan namanya dan jangan berbuat
sesuatu yang menyebabkan orang lain memakinya”.
Perlakuan kepada orangtua de- ngan baik dikaitkan sebagai kewajiban
agama. Menurut Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda:
“Barang siapa membuat ridha kedua orangtuanya di waktu pagi dan sore,
maka iapun mendapat dua pintu surga yang terbuka, dan jika membuat
ridha salah satu di antaranya, maka akan terbuka satu pintu surga.
14
36: 68).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemudian dari perkembangan jiwa agama pada usia dewasa juga nantinya akan
mempengaruhi terhadap karakteristik keagamaan pada usia lanjut. Oleh karena itu,
sikap keagamaan pada usia dewasa juga tidak jauh beda dengan apa yang dialami
pada usia remaja. Dengan demikian, perkembangan psikologi agama pada usia
dewasa dan usia lanjut saling behubungan dan saling terkait satu sama lain.
B. Saran
Segala kekurangan tentunya terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kepada teman-teman koreksi dan sarannya terhadap makalah ini.
Harapan kami semoga dengan adanya koreksi dan saran dari teman-teman,
kedepannya makalah kami lebih baik dan lebih bermanfaat. Amin yaa Robbal
‘Aalamin.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/324464-perkembangan-jiwa-
keberagamaan-pada-oran-1cc1fc39.pdf