A. Latar Belakang
1. Pendahuluan
Perkembangan ekonomi dewasa ini sangatlah pesat. Pemberlakuan Asean
Economy Community atau masyarakat ekonomi ASEAN pada Desember tahun
2015 berdampak pada bebasnya aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja
terdidik dan aliran modal. Hal ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia
untuk bersaing dan berkompetisi di kancah Internasional. Masyarakat Indonesia
harus menyadari bahwa hal ini memiliki dampak positif dan dampak negativ
untuk perkembangan perekonomian Bangsa. Dampak positif tersebut yaitu
masyarakat dapat memasarkan barang yang diproduksi di dalam negeri untuk
diekspor ke luar negeri atau bekerja dan berinvestasi di luar negeri. Dampak
negatifnya adalah masuknya barang, modal, dan jasa dari Negara lain. Hal ini
harus disikapi dengan bijak. Masyakarat Indonesia harus mampu menghasilkan
produk yang berkualitas agar bisa bersaing dengan produk dari bangsa lain.
Peningkatan keterampilan baik kompetensi kewirausahaan harus dilakukan oleh
masyarakat Indonesia agar mampu bertahan dan bersaing dengan bangsa lain.
Salah satu alternatif strategis untuk meningkatkan kompetensi masyarakat
indonesia yakni dengan mengembangkan potensi mahasiswa Pendidikan Teknik
Mesin khususnya dibidang akademik dan non akademik yang gunanya untuk
mempersiapkan tenaga kerja terdidik agar dapat bersaing di masyarakat
ekonomi ASEAN. Pengembangan tersebut dapat berupa pelatihan, pendidikan,
serta unit produksi bengkel di kampus yang menjadi dasar pengetahuan dan
keterampilan bagi mahasiswa itu sendiri. Pengembangan dirancang sesuai
dengan kebutuhan di setiap daerah. Kebutuhan tersebut salah satunya adalah
dengan mengembangkan calon pendidik, khususnya pendidik SMK di daerah
Banten.
Dalam pengembangan bengkel, faktor pertama yang mendasari adalah
pengetahuan dalam menggunakan suatu alat/mesin yang nantinya akan kita
gunakan pada saat praktikum ataupun memproduksi suatu produk. Mesin yang
akan digunakan adalah mesin bubut dan mesin frais. Mesin bubut sendiri
adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk proses
pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda
kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari
benda kerja yang berputar. Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang
memiliki populasi terbesar di dunia ini dibandingkan mesin perkakas lain seperti
mesin freis, drill, sekrap dan mesin perkakas lainnya. Prinsip kerja mesin bubut
ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu
dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan
dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi
sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
makan (feeding). Sedangkan mesin frais adalah mesin perkakas untuk
mengerjakan/menyelesaikan permukaan suatu benda kerja dengan
mempergunakan pisau sebagai alatnya. Pada mesin frais, pisau terpasang pada
arbor dan diputar oleh spindle. Benda kerja terpasang pada meja dengan
bantuan catok (vice) atau alat bantu lainnya. Meja bergerak vertical (naik-
turun), horizontal (maju-mundur dan kekiri-kekanan).
Setelah mengetahui bagaimana prinsip kerja dari kedua mesin diatas, kita
dapat mengadakan pelatihan bagi mahasiswa ataupun umum dari luar
mahasiswa sebagai pesertanya. Dari pelatihan tersebut nantinya dapat
meningkatkan kompetensi bagi peserta agar dapat memiliki kemampuan untuk
menciptakan suatu produk yang dapat dijual.
2. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan
a. UU No 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas P3 Iptek).
b. UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
c. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
d. UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
e. UU No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025
f. UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
g. UU No 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan
Pengelolaan Perguruan Tinggi
h. Peraturan Presiden RI No 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.
i. Permen Ristekdikti No. 13 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 20152019
j. Peranturan Mentri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia No 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
k. Peraturan Mentri Riset dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No 32
Tahun 2016 Tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi
3. Gambaran Umum
Pemberlakuan Asean Economy Community memiliki dampak positif dan
dampak negativ yang harus disikapi dengan bijak. Tantangan tersebut harus
disikapi dengan strategi yang bersifat praktis dan solutif. Salah satu upayanya
yakni untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas calon tenaga pendidik SMK di
daerah Banten khususnya dengan cara mengembangkan fasilitas yang ada
dibengkel Pendidikan Teknik Mesin UNTIRTA.
Kelengkapan fasilitas akan mempengaruhi keberhasilan keterampilan
mahasiswa dalam penggunaan alat-alat produksi. Hal ini akan meningkatkan
kompetensi keahlian calon tenaga pendidik. Kelengkapan fasilitas juga bisa
dimanfaatkan untuk kegiatan pelatihan masyarakat umum dalam penggunaan
mesin produksi khususnya mesin frais dan mesin bubut yang akan berdampak
pada daya saing produk lokal buatan negri dalam pasar bebas Asean Economy
Comunity.
2. Batasan kegiatan
Batasan kegiatan ini hanya pada pelatihan penggunaan alat kerja mesin
bubut dan mesin frais yang akan dilaksanakan secara intensif selama 80 jam.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan pengembangan bengkel Pendidikan Teknik Mesin untuk
meningkatkan kompetensi mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik SMK di
Banten dengan adanya fasilitas yang memadai.
2. Keluaran
Meningkatkan kompetensi calon tenaga pendidik SMK dalam pelatihan,
pendidikan, serta produksi dibidang keteknikan.
2. Tahapan Kegiatan
Tahapan pelaksanaan kegiatan pengembangan bengkel Pendidikan Teknik
Mesin untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa sebagai calon tenaga
pendidik SMK, meliputi:
2. Penanggung jawab
Penanggung jawab pelatihan kewirausahaan pembuatan cinderamata dari
fiberglass untuk meningkatkan daya saing produk lokal adalah Ketua Jurusan
PTM FKIP Untirta.
H. Jadwal Kegiatan
1. Waktu pelaksanaan kegiatan
Kegiatan pelatihan kewirausahaan pembuatan cinderamata dari fiberglass
untuk meningkatkan daya saing produk lokal direncanakan dilaksanakan pada
tanggal 24 Mei 2017.
2. Matriks pelaksanaan kegiatan
April Mei
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
a. Pe
rsiapan Pelaksanaan
- pembentukan draft
kepanitiaan
- rapat panitia
b. Un
dangan
- pembuatan undangan
- distribusi undangan
c. Pelaksanaan Training
Fiberglass
d. Pelaporan
3. Biaya
TRAINING FIBERGLASS 12,466,000
521211 Belanja Barang 9,066,000
- ATK dan Bahan Habis Pakai 1 Keg 4,506,000 4,506,000
- Spanduk 1 Buah 300,000 300,000
- Sertifikat 40 Lembar 5,000 200,000
- Penggandaan Materi 1 Paket 500,000 500,000
- Konsumsi 40 OK 30,000 1,200,000
- Snack 40 OK 14,000 560,000
- Honor Pengajar (2 Orang x 3 Jam) 3 OJ 300,000 1,800,000
524111 Belanja Perjalanan 3,400,000
- Belanja Perjalanan 40 OH 85,000 3,400,000