Anda di halaman 1dari 10

BANGUNAN BERSEJARAH DI JAKARTA

Meisya Rakhma Aqiila


Universitas Sebelas Maret Surakarta
Meisyarakhma@student.uns.ac.id

Abstrak: Begitu banyak bangunan bersejarah di Jakarta yang menjadi saksi bisu
peristiwa sejarah. Berawal dari penamaan nama kota Jakarta dari Sunda Kelapa,
Jayakarta, lalu Batavia. Akibat dari masa kolonialisme dan masa kemerdekaan,
begitu banyak perkembangan dari segi arsitektur bangunan di Jakarta, contohnya
pada bangunan Kota tua, Monumen nasional Indonesia, Tugu proklamasi, Monas,
Gereja katedral Jakarta dan Masjid istiqlal. Dengan mempelajari serta mengunjungi
bangunan bersejarah diharapkan kita para generasi muda dapat melestarikan
bangunan tersebut agar tidak melupakan identitas bangsa sendiri, dengan dibantu
peran pemerintah dalam pelestariannya.
Kata kunci: bangunan bersejarah, kota Jakarta, sejarah Jakarta

PENDAHULUAN
Bicara tentang bangunan bersejarah, Jakarta menjadi saksi bisu dari
peristiwa sejarah yang terjadi dari zaman penjajahan, masa proklamasi, masa
reformasi hingga saat ini. Dibuktikan dari adanya bangunan yang bercorak Eeropa
dimana saat itu Indonesia sedang dijajah oleh bangsa Eropa, seperti Portugis,
Spanyol, Belanda dan juga Inggris.
Awalnya Jakarta adalah sebuah pelabuhan yang dinamai dengan Sunda
Kelapa, kemudian berganti nama menjadi Jayakarta di tahun 1527, lalu berganti
lagi menjadi kota Batavia di tahun 1619 sampai 1942 karena pada saat itu Belanda
mulai menjajahi Sunda Kelapa. Akibat dari penjajahan tersebut tidak hanya dari
segi sosial politiknya yang berkembang, tetapi juga perkembangan arsitektur
bangunan di kota Jakarta.
Tahun 1596 Belanda pertama kali datang ke Indonesia dibawah pimpinan
Cornelis de Houtman, dan mendarat di pelabuhan Banten. Tetapi di usir oleh
masyarakat Banten karena Belanda bersikap sombong. Kemudian datang kembali
di tahun 1598 dipimpin oleh Jacob van Heck. Tahun 1602 Belanda mendirikan
kongsi dagang bernama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) dan gubernur
pertamanya di Indonesia adalah Pieter Both dan membangun kantor dagang di
Ambon, gubernur keduanya adalah Jan Pieterzoon Coen yang memindahkan kantor
pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta.
Alasan Pieter Both memilih Jayakarta adalah karena pada waktu itu Banten
telah bayak kantor pusat perdagangan orang Eropa lain, sedangkan pada saat itu
Jayakarta hanya sebuah pelabuhan kecil. Setelah mendapat izin untuk membangun
kantor dagang di Jayakarta, Belanda juga membangun komples perkantoran,
gudang dan tempat tinggal. Sejak saat itulah bentuk arsitektur di Jayakarta
terakulturasi dengan budaya Belanda.
Nama Batavia diambil dari suatu bangsa di Belanda yaitu bangsa
Batavieren. Bangsa tersebut adalah suku Jermanik yang pernah mendiami tepi
sungai Rhein. Bangsa Belanda dan sebagian bangsa Jerman adalah keturunan
bangsa ini. Setelah pendudukan Jepang di tahun 1942, nama Batavia diganti jadi
Jakarta oleh Jepang untuk menarik hati penduduk untuk ikut pada perang dunia II.
Jakarta dikenal sebagai pelabuhan internasional karena di pelabuhan ini
orang dari berbagai macam warna kulit, latar belakang yang berbeda dan keyakinan
yang berbeda ditemukan disini. Hampir semua orang yang datang dari timur dan
barat, meninggalkan jejak mereka. Hal ini yang menciptakan special flavour of
Jakarta (Heuken SJ, 1997:14).
Akibat dari pertemuan bangsa-bangsa di pelabuhan tersebut, perkembangan
arsitektur bangunan pun berkembang, ada bangunan bercorak Eropa, Cina hingga
Arab. Pada artikel kali ini, bangunan yang akan dibahas adalah monumen nasional,
kota tua, tugu proklamasi, museum nasional indonesia, gereja katedral jakarta dan
masjid istiqlal.

PEMBAHASAN
1. Monumen Nasional
Biasa disebut Monas adalah monumen yang didirikan untuk mengenang
perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari Belanda.
Berpusat di jantung kota, Bangunan setinggi 132 meter ini dibangun pada
tanggal 17 agustus 1961 dan resmi dibuka pada 12 juli 1975. Ada sebuah
kalimat seperti “belum ke Jakarta kalau belum ke Monas” itu menandakan
bahwa Monas adalah ikon bagi Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia.
Tentunya Jakarta sebagai ibukota menyediakan berbagai fasilitas yang bisa
dijangkau di Monas, mulai dari transportasi seperti transjakarta, disediakan pula
air mancur menari, lapangan olahraga yang bisa diakses sepuasnya juga terdapat
kawasan rusa yang didatangkan dari istana Bogor.
Dibalik indah dan megahnya banguan Monas, terdapat sejarah dalam
pembangunannya. Untuk mewujudkan dan mengapresiasi perjuangan bangsa
Indonesia, Soekarno menginginkan dibuatkan bangunan yang mampu
mengingatkan kita akan perjuangan bangsa kita. Diselenggarakanlah sebuah
sayembara yang diprakarsai oleh Komisi Monumen Nasional yang diketuai oleh
Sarwoko Martokusumo.
Sayembara dilakukan dua kali, yang pertama pada tahun 1955 dimenangkan
oleh Frederick Silaban. Kemudian hasil rancangan Silaban diserahkan ke
Soekarno tetapi ditolak, karena Soekarno menginginkan bentuk monas seperti
Lingga dan Yoni karena diambil dari kebudayaan hindu dan budha, juga
rancangan milik Silaban memakan banyak anggaran dimana pada saat itu
Indonesia belum memiliki anggaran yang besar.
Sayembara kedua dilakukan pada tahun 1960 tetapi komisi tidak
menemukan karya yang sesuai kriteria. Akhirnya Soekarno meminta
Soedarsono untuk melanjutkan rancangan tersebut. Soedarsono memasukkan
angka 17, 8 dan 45 melambangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia dalam
rancangannya. Tugu rancangan Frederick dan Soedarsono mulai dibangun pada
tanggal 17 agustus 1961 di tanah seluas 80 hektar.
Pembangunan Monas berlangsung dalam tiga tahapan yaitu tahap pertama
(1961-1965) ketika Soekarno menancapkan pasak beton pertama. kedua
dimulai tahun 1966 sampai 1968, akibat terjadinya gerakan 30 september
sehingga mengalami kelesuan. Pada tahap ketiga dari tahun 1969 hingga 1976,
ditambahkan diorama (miniatur tokoh tiga dimensi) ke Museum Sejarah.
Di setiap sudut pelataran yang mengelilingi monumen terdapat relief yang
menggambarkan sejarah Indonesia. Relief dimulai dari sudut timur laut dengan
mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau hingga mencapai masa
pembangunan Indonesia modern. Lalu ada ruang kemerdekaan berbentuk
amfiteater. Ruangan ini menyimpan naskah asli Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas.
Lalu Lidah api merupakan simbol semangat juang bangsa Indonesia untuk
meraih kemerdekaan. Sebanyak 28kg dari 38kg emas di obor Monas itu
merupakan sumbangan dari Teuku Markam, seorang pengusaha Aceh. Total
dana yang dikeluarkan sejak tahun 1961 hingga 1965 adalah sebesar Rp 58
milliar rupiah dari anggaran negara.

2. Kota Tua Jakarta


Bangunan tertua di Jakarta adalah bangunan kota tua, karena bangunan ini
sudah ada sejak zaman penjajahan, dimana bangunan ini dibangun oleh
gubernur kedua VOC yakni J.P. Coen untuk kantor dagang VOC di Batavia.
Berada diantara bagian barat dan utara kota Jakarta, berada di 3 kecamatan,
Penjaringan, Tamansari, dan Tambora. Di sekitar Kota tua terdapat Museum
Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Bank Indonesia,
Museum Bank Mandiri, Museum Bahari, Museum Wayang, Stasiun Kota,
Jembatan Kota Intan, dan Cafe Batavia.
Pada tahun 1526, Fatahillah dari kesultanan Demak menyerang pelabuhan
Sunda Kelapa di Kerajaan Hindu Padjadjaran, kemudian berganti nama menjadi
Jayakarta. Pada tahun 1619 VOC menghancurkan Jayakarta di bawah pimpinan
Jan Pieterszoon Coen. Setahun kemudian, VOC membangun kota baru yang
disebut Batavia. Penduduk Batavia disebut "Batavia" dan kemudian dikenal
sebagai suku "Betawi". Kota ini dirancang dengan gaya Belanda Eropa, lengkap
dengan benteng (Kasteel Batavia), dinding kota dan kanal. Kota ini dibagi
menjadi beberapa blok yang dipisahkan oleh kanal. Kota Batavia selesai
dibangun pada tahun 1650. Batavia kemudian menjadi markas besar VOC
Hindia Timur.
Pada tahun 1942, pada masa pendudukan Jepang, Batavia berubah nama
menjadi Jakarta dan hingga saat ini menjadi ibu kota negara Indonesia. Pada
tahun 1972, Gubernur Jakarta Ali Sadikin mengeluarkan dekrit yang secara
resmi menyatakan Kota Tua sebagai situs cagar budaya. Keputusan gubernur
dimaksudkan untuk melindungi sejarah arsitektur kota, atau setidaknya
bangunan yang masih ada
Saat ini, Kota Tua Jakarta dikenal dengan bangunan kunonya sebagai simbol
ibu kota Indonesia. Selama Hari Kota Jakarta dan acara bersejarah lainnya,
wilayah ini menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memperingati
perjuangan masa lalu. Acara pameran, pertunjukan lukisan dan tarian Betawi
Lennon biasanya dipentaskan.
Ukuran Jakarta sebagai ibu kota negara berkembang memang layak
memiliki bangunan ikonik di kotanya. Oleh karena itu, bangga menjadi bagian
dari warisan budaya masa lalu adalah sikap warga negara yang bijaksana.
Memelihara dan melestarikan budaya yang ada juga berarti membangun
peradaban dengan nilai-nilai moral yang tinggi.

3. Sejarah Tugu Proklamasi


Tugu Proklamasi adalah tugu Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia dan terletak di kompleks Taman Proklamasi di Jalan Proklamasi
Jakarta Pusat. Taman ini terletak di bekas kediaman Soekarno di Jalan
Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jalan Proklamasi). Kompleks taman ini
memiliki monumen dua patung besar Soekarno-Hatta yang berdiri
berdampingan, serta dokumen foto ketika teks proklamasi pertama kali
dibaca. naskah terbuat dari lempengan batu marmer hitam, serupa dalam
penempatan dan ejaan dengan teks asli yang diketik.
Sukarno tinggal di rumah ini dari tahun 1942 hingga 1946. Alasan
ia memilih rumahnya untuk membaca teks proklamasi tersebut adalah
karena lapangan Ikada (sekarang kawasan monas) masih diduduki pasukan
Jepang saat itu. Sebuah monumen kecil berbentuk obelisk didirikan oleh
Ikatan Wanita Jakarta pada tahun 1946. Dikenal sebagai Tugu Satoe Tahoen
Repoeblik Indonesia, tugu tersebut kemudian berganti nama menjadi Tugu
proklamasi.
Pada tanggal 15 Agustus 1960, Soekarno memerintahkan
pembongkaran Rumah dan Tugu Proklamasi. Menurut Sukarno, tugu
Proklamasi sebenarnya adalah tugu Linggarjati. Sukarno merasa bahwa
rumah maupun monumen tersebut meskipun memiliki nilai sejarah yang
cukup besar, tetapi tidak cukup besar untuk dijadikan monumen nasional.
Monumen ini rencananya akan dibangun kembali pada tahun 1972
atas saran Gubernur Ali Sadikin. Rekonstruksi Tugu Proklamasi akan
dilakukan di tempat dan format yang sama. Pembangunan Monumen
Proklamasi selesai pada tanggal 15 Agustus 1972, dihiasi dengan plakat
marmer bertuliskan teks Proklamasi dan peta Indonesia.
Kemudian, pada 17 Agustus 1972, Monumen Deklarasi diresmikan
oleh Menteri Penerangan Budiarjo, mewakili Presiden Suharto. Tugu
terakhir di Taman Proklamasi, monumen Pahlawan proklamator Soekarno-
Hatta diresmikan pada 17 Agustus 1980 oleh Presiden Suharto. Pada 17
Agustus 1980, bertepatan dengan peringatan 35 tahun Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.

4. Sejarah Museum Nasional Indonesia


museum nasional indonesia atau biasa disebut sebagai museum
gajah yang terletak di jalan medan merdeka barat 12, jakarta pusat. Museum
ini berisi informasi tentang arkeologis, sejarah, geografi dan etnologis dari
wilayah indonesia timur ke barat dan koleksinya mencakup dari masa purba
hingga masa sejarah terbaru. Disebut museum gajah karena ada patung
gajah di sisi depan bangunan dan menjadi museum pertama dan terbesar di
asia tenggara.
Sejak berdirinya himpunan bataviaasch genootschap van kunsten en
wetenschappen pada tanggal 24 april 1778, yang merupakan lembaga yang
bertujuan memajukan penelitian di bidang seni dan ilmu pengetahuan. Salah
satu pendiri lembaga ini adalah JCM Radermacher yang juga
menyumbangkan rumah miliknya dan beberapa koleksi benda bersejarah
yang menjadi cikal bakal berdirinya museum. Karena begitu banyaknya
koleksi yang terus bertambah, maka pemerintah hindia-belanda
memutuskan untuk membangun gedung baru di lokasi jalan medan merdeka
barat 12. Gedung museum ini baru dibuka untuk umum tahun 1868.
Adapun patung gajah yang terletak di depan gedung itu adalah
hadiah dari raja chulalongkorn (Rama V) dari thailand yang pernah
berkunjuk pada 1871. Selain disebut museum gajah, museum ini biasa
disebit museum arca karena di dalam gedung banyak tersimpan bentuk arca
yang berasal dari masa lalu. Selain arca adapun koleksi lainnya seperti,
prasasti, barang kerajinan dari masa lalu, etnografi, perunggu, keramik, dan
lain-lain.
Struktur bangunan pada museum ini bertema klasik karena
mendapat pengaruh dari eropa. Selanjutnya terdapat ruangan aula utama
yang isinya patung budha yang diambil dari borobudur, lalu ruang harta
etnografis dan arkeologis yang menghimpun koleksi relik emas, alat ritual
upacara lalu ada fosil manusia purba dan patung prajnaparamita, lalu ada
ruang koleksi keramik dari berbagai daerah. Juga ada koleksi era kolonial
yang meliputi perabotan antik dari masa VOC hingga Hindia belanda.
Kini museum gajah bernaung dibawah kementerian pendidikan dan
kebudayaan yang mempunyai visi yaitu “terwujudnya museum nasional
sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan
kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap
kebudayaan nasional, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar
bangsa”.

5. Sejarah Gereja Katedral Jakarta


Gereja katedral jakarta atau secara resmi gereja santa maria diangkat
ke surga adalah gereja katolik yang diresmikan tahun 1901. Terletak di
pusat kota, tepatnya di jalan katedral jakarta pusat. Gedung gereja yang saat
ini kita kenal bukanlah yang sesungguhnya, karena gereja yang
sesungguhnya diresmikan itu pada februari 1801, namun terbakar bersama
180 rumah penduduk sekitar pada tahun 27 juli 1826. Tanggal 31 mei 1890
gereja sempat roboh oleh masalah struktur sehingga harus direnovasi.
Malam natal tanggal 24 desember 2000, gereja ini menjadi salah satu yang
terkena serangan ledakan bom.
Gereja ini dirancang oleh pastor antonius dijkmans dan peletakan
batu pertamanya dilakukan oleh pro-vikaris, carolus wenneker. Dilanjutkan
oleh cuypers-hulswit karena antonius tidak bisa melanjutkan. Tahun 21 april
1901 gereja di resmikan dan diberkati oleh Mgr. Edmundus sybradus
luypen, S.J., vikaris apostolik jakarta. Gedung gereja ini dibangun dengan
gaya arsitektur neo-gotik dari eropa yang pada saat itu peradaban eropa
sedang berkembang. Gereja ini juga berdekatan dengan gereja immanuel
dan masid istiqlal yang sering dilambangkan toleransi umat beragama di
indonesia.
Karena terjadi kerusakan yang cukup parah, pada november 1890
disepakati kerjasama antara pihak Monseigneur Claessens dengan
pengusaha Leykam tentang pembelian tiga juta batu bata untuk keperluan
gereja baru. Pembelian batu bata tersebut dikirim tiap bulan sebanyak
70.000 bata. Pada 1891 dilakukan peletakan batu pertama oleh seorang
arsitek yang bernama antonius dijkmans. kemudian tahun 1894 masalah
pembangunan gereja semakin rumit ketika Antonius Dijkmans harus pulang
ke Belanda karena sakit. Dan di tahun 1898 dalam melanjutkan
pembangunan gereja Uskup Monseignor Edmundus Sybradus Luypen SJ
mengumpulkan berbagai bantuan dana di Belanda. Tahun 1899
keberlanjutan pembangunan gereja dipimpin oleh insinyur M. J. Hulswit.
Batu pertama diletakkan pada tanggal 16 Januari 1899 sebagai tanda
dimulainya lagi pembangunan gereja, hulswit juga dibantu oleh Ir. van Es
yang menggambar konstruksi besi kedua menara gereja. Pembangunan
gereja baru pun akhirnya selesai pada tanggal 21 April 1901 dan diresmikan
oleh Monseignor Edmundus Sybradus Luypen, SJ.
Gaya bangunan yang digunakan selama gereja ini berdiri seperiti
Barok, Gotik, Klasisisme, Neogotik, dan Ekletisitis. Gaya bangunan barok
dianggap sebagai gaya bangunan yang merepresentasikan abad
keemasan karena jika dilihat dari bentuk bangunannya, gaya ini
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Gotik adalah gaya yang umumnya
digunakan pada bangunan-bangunan seperti Katedral. Bentuk bangunan ini
dibuat menjulang dan tinggi dengan bentuk atap yang meruncing.
Klasikisme berciri kesuraman. Sedangkan eklektisistis (gaya campuran)
yang memiliki konsep pemujaan dengan Tuhan, sehingga penerapannya
pada gereja diletakkan pada bagian menara yang paling tinggi di gereja.
Neogotik berpatokan pada gaya Gotik yang kemudian ditambahkan
sentuhan garis lengkung pada gaya bangunannya.

6. Sejarah Masjid Istiqlal Jakarta


“Istiqlal” dalam bahasa Arab artinya “Merdeka”, masjid ini
dibangun sebagai wujud rasa syukur bangsa Indonesia atas rahmat Allah
SWT yang telah memberi nikmat kemerdekaan dan terbebas dari para
penjajah. Masjid yang berada di pusat kota Jakarta, tepatnya di Jalan
Wijayakusuma 1. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia
Tenggara dengan kapasitas 200.000 jamaah. Arsitek Masjid Istiqlal adalah
Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan yang telah membuktikan
adanya toleransi dalam pembangunan Masjid Istiqlal. Pada 24 agustus 1951
dilakukan peletakan batu pertama oleh Ir. Soekarno dan selesai dibangun
pada tanggal 24 Agustus 1961. Masjid Istiqlal diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang berada di
area tangga pintu As-Salam.
Setelah kemerdekaan, umat muslim indonesia bercita-cita memiliki
masjid nasional yang juga menjadi kebanggaan umat Islam. Pada tanggal 7
Desember 1954, Yayasan Masjid Istiqlal didirikan di bawah kepemimpinan
H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan gagasan pembangunan masjid
nasional. Sempat terjadi perdebatan antara Bung Karno dan Bung Hatta
dalam menentukan lokasi masjid, namun pada akhirnya Soekarno
memutuskan bahwa lokasi Masjid Istiqlal seharusnya berada di lahan bekas
benteng Belanda, karena berdekatan dengan Gereja Katedral yang
menyimbolkan toleransi hidup beragama di indonesia. Peletakan batu
pertama pada 24 agustus 1961 yang juga bertepatan dengan peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, beberapa tahun kemudian, situasi
politik memburuk dan pembangunan masjid tidak berjalan mulus, partai-
partai saling bersaing hingga memuncak pada peristiwa G30S/PKI. Tahun
1966 situasi politik mereda, Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan
mengawali kembali pembangunan Masjid.
Dirancang dengan gaya arsitektur Islam modern Internasional,
menerapkan bentuk geometris sederhana seperti kubus, kotak, dan bola
yang ukurannya besar untuk menciptakan kesan megah. Ada tujuh pintu
masuk yang diberi nama Asmaul Husna. Material yang dipilih adalah
marmer putih dan stainless steel. Masjid Istiqlal berlantai lima ini memiliki
kubah besar, teras besar, koridor, menara, lantai dasar, dan berbagai sarana
dan prasarana lainnya. Masjid Istiqlal menghabiskan dana APBN sekitar 7
miliar rupiah.
PENUTUP
Kesimpulan dan saran
Begitu panjang perjalanan ibukota kita ini hingga menjadi kota yang besar
seperti saat ini. Dari masa Jakarta dijajah oleh bangsa asing dan bahkan bangsa
sendiri untuk memperebutkan kekuasaan, selanjutnya kota Jakarta juga
melewati suka dan duka masa setelah Kemerdekaan, dimana pada saat itu
sistem pemerintahan Indonesia masih belum jelas sehingga sering terjadi
kericuhan. Bangunan-bangunan bersejarah diatas adalah bukti bahwa kota
Jakarta menjadi saksi bisu sejarah perkembangan Indonesia.
Dari kesimpulan diatas, diharapkan kedepannya bangunan-bangunan
tersebut terus di lestarikan karena bangunan tersebut menjadi saksi sejarah kota
Jakarta. Tidak hanya dari pihak pemerintah yang ikut berperan dalam
pelestarian bangunan bersejarah tersebut, tetapi juga generasi muda saat ini
diharapkan dapat berperan melestarikan bangunan bersejarah di Jakarta,
caranya bisa dengan menjaga kelestariannya serta memahami makna penting
dari bangunan bersejarah tersebut.
REFERENSI
1. Putra P. Christine. “Sejarah Jakarta”. FSD UMN. (2013): 7 (diunduh pada 5
oktober 2022)
2. Wikipedia, Monumen Nasional, diakses pada 14 oktober 2022,
https://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional#:~:text=Monas%20didir
ikan%20untuk%20mengenang%20perlawanan,umum%20pada%2012%20
Juli%201975.
3. Batavia digital, perpustakaan nasional republik indonesia, “tentang
batavia”, diakses pada 14 oktober 2022,
https://bataviadigital.perpusnas.go.id/tentang/#:~:text=Belanda%20datang
%20pertama%20kali%20ke,van%20Heck%20pada%20tahun%201598.
4. Sedyawati, E., Rahardjo, S., Johan, I. M., & Manilet-Ohorella, G. A.
(1986). Sejarah Kota Jakarta 1950-1980. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
diakses pada 14 oktober 2022
https://repositori.kemdikbud.go.id/7517/1/SEJARAH%20KOTA%20JAK
ARTA%201950-1980.pdf
5. Sulistyo, A. (2020). JAKARTA DARI MASA KE MASA: KAJIAN
IDENTITAS KOTA “INDONESIA” MELALUI TINGGALAN CAGAR
BUDAYA. Berkala Arkeologi Sangkhakala, 23(1), 1-17. diakses pada 14
oktober 2022
https://sangkhakala.kemdikbud.go.id/index.php/SBA/article/view/387/610
6. Wahyuningtyas, B. P. (2012). Monas sebagai wajah dewasa Kota Jakarta:
Analisis manajemen reputasi dalam pengelolaan Monas sebagai ikon
negara. Humaniora, 3(1), 123-134. diakses pada 14 oktober 2022
https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/3242/2626
7. Riadi, A. S., & Radiyah, U. (2018). Aplikasi Pengenalan Objek Wisata
Sejarah Kota Tua Jakarta Berbasis Augmented Reality. Jurnal
Teknika, 10(2), 1035-1039. diakses pada 14 oktober 2022
https://doi.org/10.30736/teknika.v10i2.240
8. Prakosa, W. (2011). Kota Tua Jakarta: Revitalisasi Menyeluruh atau
Menghilang? Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur
&Sipil), 4. diakses pada 14 oktober 2022
http://repository.gunadarma.ac.id/136/1/Kota%20Tua%20Jakarta%20Revit
alisasi%20Menyeluruh%20Atau%20Menghilang_UG.pdf
9. Istiqlal.or.id. sejarah berdirinya masjid istiqlal. Diakses pada 14 oktober
2022 https://istiqlal.or.id/webpage/halaman/sejarah.html
10. Peta budaya belajar. Kemdikbud. Sejarah masjid istiqlal. Diakses pada 14
oktober 2022.
https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/istiqlal/
11. Wikipedia, Masjid istiqlal, diakses pada 14 oktober 2022.
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlal
12. Wikipedia, gereja katedral jakarta, diakses pada 14 oktober
2022https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katedral_Jakarta
13. Huwaida, siti. “Gaya Bangunan Gereja Katedral Jakarta”. (2016) diakses
pada 14 oktober 2022. https://docplayer.info/38526589-Universitas-
indonesia-gaya-bangunan-gereja-katedral-jakarta-makalah-non-seminar-
siti-huwaida.html
14. Cagar budaya. Kemdikbud. Sejarah gereja katedral jakarta. Diakses pada 14
oktober 2022.
http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO201509030003
6/gereja-katedral-jakarta
15. Museum nasional. Sejarah museum nasional. Diakses pada 14 Oktober
2022. https://www.museumnasional.or.id/tentang-kami
16. Kompas.com. sejarah museum nasional indonesia. Diakses pada 14 oktober
2022. https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/15/190000079/sejarah -
museum-nasional-indonesia?page=all
17. Sejarah lengkap.com. sejarah museum gajah. Diakses pada 14 oktober 2022.
https://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-museum-gajah
18. Wikipedia, museum nasional indonesia, diakses pada 14 oktober 2022.
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Nasional_Indonesia#:~:text=Museu
m%20Nasional%20juga%20dikenal%20sebagai,adalah%20Museum%20
Nasional%20Republik%20Indonesia.
19. Kumparan.com. sejarah tugu proklamasi monumen peringatan
kemerdekaan ri. Diakses pada 14 oktober 2022.
https://kumparan.com/berita-terkini/sejarah-tugu-proklamasi-monumen-
peringatan-kemerdekaan-ri-1wKWDh4uuPf
20. Wikipedia, tugu proklamasi, diakses pada 14 oktober 2022
https://id.wikipedia.org/wiki/Tugu_Proklamasi
21. Sejarah lengkap.com. sejarah kota tua jakarta. Diakses pada 14 oktober
2022. https://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-kota-tua-jakarta
22. Wikipedia, kota tua jakarta, diakses pada 14 oktober
2022https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Jakarta
23. Badan sertifikasi kadin dki jakarta.or.id sejarah pembangunan monas.
Diakses pada 14 oktober 2022.
https://badansertifikasikadindkijakarta.or.id/tampil_tips.php?id_article=19
6-sejarah-pembangunan-monas-monumen-nasional

Anda mungkin juga menyukai