memproduksi dan memahami bahasa. Hal ini berkaitan dengan hubungan antara
bahasa dan pikiran manusia, misalnya, bagaimana kata, kalimat, dan makna
psikolinguistik adalah suatu ilmu yang memfokuskan dua aspek yaitu bahasa
dan gerakan sedangkan minda adalah makna. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
antara bahasa dan minda tidak dapat saling dipisahkan melainkan saling
melengkapi.
2. Trevor A Harley (1995 / 2001) sebagaimana dikutip oleh Soenjono
mental yang beragam yang terjadi pada saat pemerolehan bahasa. Proses
mental yang beragam pada setiap individu ini digunakan untuk
Definisi yang dijelaskan oleh Herbert H Clark dan Eve V.Clark berkaitan
dengan bagaimana bahasa yang digunakan telah melewati sebuah proses yang
dalam psikologi bahasa menurut Herbert H Clark dan Eve V.Clark adalah (1)
sistem atau lambang bunyi yang arbiter, (2) Produksi, yaitu proses
definisi yang disampaikan oleh Herbert H Clark dan Eve V.Clark belum dapat
sehingga mereka dapat menangkap apa yang dikatakan orang dan memahami
apa yang dimaksud, (b) produksi, yakni, proses-proses mental pada diri kita
yang membuat kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan, (c), landasan
biologis serta neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa, dan (d)
psikologi dan kata linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang
berbeda (Abdul Chaer, 2003 : 5). Dari penjelasan tersebut dapat diketahui
ilmu psikologi mempelajari ilmu tentang kejiwaan, proses mental baik normal
melalui bahasa yang sesuai dengan perasaan seseorang. Meskipun kedua ilmu
antara psikologi dan linguistik ini cara dan tujuannya berbeda, tetapi banyak
juga bagian-bagian objeknya yang dikaji dengan cara yang sama dan dengan
tujuan yang sama, tetapi dengan teori yang berlainan. Hasil kajian kedua
disiplin ini pun banyak yang sama, meskipun tidak sedikit yang berlainan.
Oleh karena itu, telah lama dirasakan perlu adanya kerjasama diantara kedua
disiplin ini untuk mengkaji bahasa dan hakikat bahasa. Dengan kerjasama
kedua disiplin itu diharapkan akan diperoleh hasil kajian yang lebih baik dan
lebih bermanfaat.
6. Lavelt dalam Listianingrum (2013) Psycholinguistics is the study of the use
The first is acquisition. It relates to how the human (especially children) learn
juga terdiri dari berbagai aspek. Yang pertama adalah akuisisi. Berkaitan
bahasa. Yang kedua adalah penggunaan bahasa oleh orang dewasa yang
http://diankarina900.blogspot.co.id/2013/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html)
manusia. Dilihat dari apa yang dikatakan oleh Slobin, ia mengemukakan inti
tersebut. Sisi psikologis yang dimaksud oleh Slobin juga telah mencakup
dalam berkomunikasi adalah dari anak kecil menuju dewasa. Lalu bagaimana
dan/atau bisa bertambah lebih dari satu bahasa secara umum. Selain itu
bagaimana struktur itu diperoleh, digunakan pada saat mengingat, dan pada
psikologi, ilmu kognitif, dan linguistik. Ini adalah bidang studi yang menarik
perhatian dari sisi linguistik dan psikologi dan berfokus pada pemahaman dan
produksi bahasa.
kita lihat sepintas tentang sejarah, apa dan seperti apa psikolinguistik berikut
mengundang tiga orang linguis dan tiga orang psikolog untuk mengadakan
tahun 1954 oleh Charles E. Osgood dan Thomas A. sebeok dalam karyanya
Psikologi berasal dari bahasa Inggris pscychology. Kata pscychology berasal dari
bahasa Greek (Yunani), yaitu dari akar kata psyche yang berarti jiwa, ruh, sukma
dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara etimologi psikologi berati ilmu jiwa.
Pengertian Psikologi sebagai ilmu jiwa dipakai ketika Psikologi masih berada atau
merupakan bagian dari filsafat, bahkan dalam kepustakaan kita pada tahun 50-an
ilmu jiwa lazim dipakai sebagai padanan Psikologi. Kini dengan berbagai alasan
objek Psikologi sendiri tadi tentu saja berdasar pada perkembangan pemikiran
Psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan. Pertama
Psikologi adalah studi mengenai ruh. Kedua Psikologi adalah ilmu pengetahuan
tingkah laku organisme. Pengertian pertama merupakan definisi yang paling kuno
dan klasik (bersejarah) yang berhubungan dengan filsafat Plato (427-347 SM) dan
berhubungan dengan ruhnya. Karena itu, studi mengenai kesadaran dan proses
mental manusia pun merupakan bagian dari studi mengenai ruh. Ketika Pikologi
melepaskan diri dari filsafat sebagai induknya dan menjadi ilmu yang mandiri
pada tahun 1879, yaitu saat Wiliam Wundt (1832-1920) mendirikan laboratorium
pskologinya, ruh dikeluarkan dari studi psikologi. para ahli, di antaranya William
J.B. Watson (1878-1958) sebagai tokoh yang radikal yang tidak puas dengan
tentang tingkah laku (behavior) organisme. Selain itu, Watson sendiri menafikan
(menganggap tidak ada) eksistensi ruh dan kehidupan mental. Eksistensi ruh dan
kehidupan internal manusia menurut Watson dan kawan-kawannya tidak dapat
dibuktikan karena tidak ada, kecuali dalam hayalan belaka. Dengan demikian
dapat kita katakan bahwa Psikologi behaviorisme adalah aliran ilmu jiwa yang
dikemukakan oleh pakar yang lain, di antaranya Crow & Crow. Menurutnya
Pikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, yakni interaksi
Pengertian Pikologi di atas sesuai dengan kenyataan yang ada selama ini,
perilaku manusia yang bersifat jasmaniah (aspek pasikomotor) dan yang bersifat
rohaniah (kognitif dan afektif). Tingkah laku psikomotor (ranah karsa) bersifat
terbuka, seperti berbicara, duduk, berjalan, dsb., sedangkan tingkah laku kognitif
dan afektif (ranah cipta dan ranah rasa) bersifat tertutup, seperti berpikir,
baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Linguistik adalah ilmu yang
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Linguistik ialah ilmu tentang bahasa
berbicara maupun menulis dan dipahami oleh manusia baik dalam menyimak
ataupun membaca.
berbahasa, baik prilaku yang tampak maupun perilaku yang tidak tampak. Untuk
bahwa psikolinguistik adalah studi tentang bahasa dan minda. Sejalan dengan
seorang pemakai bahasa terlebih dahulu memperoleh bahasa. Dalam kaitan ini
ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dengan perilaku dan akal budi
diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-
terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran. Dalam kaitan ini Garnham
mental yang terjadi pada orang yang menggunakan bahasa, baik pada saat
proses mengubah pikiran menjadi kode dan mengubah kode menjadi pikiran.
pesan merupakan rekognisi sebagai hasil analisis. Karena itu, Lyons berpendapat
wujud atau hasil proses dan sebagai sesuatu yang diproses bisa berupa bahasa
lisan atau bahasa tulis, sebagaimana dikemukakan oleh Kempen (Marat, 1983: 5)
yaitu studi mengenai sistem-sistem bahasa yang ada pada manusia yang dapat
menjelaskan cara manusia dapat menangkap ide-ide orang lain dan bagaimana ia
harus dikuasai oleh siswa, hal ini berkaitan dengan keterampilan berbahasa, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pendapat di atas pun secara tersurat
dengan manusia lain, termasuk tahapan-tahapan yang dilalui oleh seorang anak
mengemukakan bahwa:
berbahasa adalah perilaku manusia ketika berbicara dan menulis atau ketika dia
manusia ketika memahami yang disimak atau dibaca sehingga menjadi sesuatu
yang dimilikinya atau memproses sesuatu yang akan diucapkan atau ditulisnya.
orang. Mereka berusaha atas semua untuk menyelidiki apa yang terjadi dalam diri
individu.
hubungan antara bahasa dengan otak. Berkaitan dengan hal ini Yudibrata, Andoyo
language and the brain, bahasa dalam keadaan istimewa, language in exceptional
dan pemasukan bahasa, teori pemahaman bahasa, bahasa dan otak, pemerolehan
Psikolingusitik meliputi a. Hubungan antara bahasa dan otak, logika, dan pikiran
ranah psikologi.
bahasa?
bahasa.
eksplisit apa yang mereka tahu tentang aspek-aspek bahasa. Kami menyimpulkan
Meskipun kami melakukan beberapa hal seperti yang sering atau semudah
berbicara dan mendengarkan, kita akan menemukan bahwa proses kognitif yang
Bahasa sebagai cara untuk menjelaskan teori psikolinguistik dan proses: pengaruh
tindakan.
anak-anak memperoleh bahasa ibu mereka. Studi tentang akuisisi bahasa oleh
Maksan (1993:20) adalah suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh
menyatakan suatu bahasa yang digunakan tanpa kualifikasi untuk proses yang
bahasa. Artinya, seorang penutur bahasa yang dipakainya tanpa terlebih dahulu
proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural waktu dia
bahasa dan akuisisi bahasa adalah suatu proses anak-anak mencapai kelancaran
didapatkan hasil kontak verbal dengan penutur asli lingkungan bahasa itu. Dengan
demikian, istilah pemerolehan bahasa mengacu ada penguasaan bahasa secara
tidak disadari dan tidak terpegaruh oleh pengajaran bahasa tentang sistem kaidah
perkembangan bahasa, yaitu bahwa bila anak mulai belajar berbicara yang
Dengan adanya respon positif tersebut maka anak cenderung mengulang kata
tersebut atau tertarik mencoba kata lain. Dalam teori ini, Skinner menekankan
agar para pendidik PAUD untuk senantiasa menghadirkan suasana kelas dengan
latihan yang diberikan kepada anak harus dalam bentuk pertanyaan (stimulus) dan
jawaban (respons) yang dikenalkan melalui berbagai tahapan, mulai dari yang
sederhana sampai yang lebih rumit, contohnya sistem pembelajaran drilling. Pada
awalnya, anak akan memberikan respons pada setiap pembelajaran dan dapat
sosial. Dia berpendapat anak belajar bahasa karena menirukan suatu model.
Tingkah laku imitasi ini tidak mesti harus menerima reinforcement sebab belajar
bahwa bahasa sudah ada dalam diri anak, merupakan bawaan lahir, telah
ditentukan secara biologis, bersifat alamiah. Pada saat seorang anak lahir, ia telah
atau Universal Grammar. Jadi dalam diri manusia sudah ada innate mechanism,
yaitu bahwa bahasa seseorang itu ditentukan oleh sesuatu yang ada di dalam tubuh
manusia atau sudah diprogram secara genetik. Meskipun pengetahuan yang ada di
dalam diri anak tidak banyak mendapat rangsangan, anak tetap dapat
semantik) secara tidak disadari. Kompetensi ini dibawa oleh setiap anak sejak
dari dua proses, yaitu proses pemahaman dan proses penerbitan kalimat-kalimat.
Sejak lahir anak manusia sudah dilengkapi dengan alat yang disebut
dan hanya manusia yang mempunyai LAD. LAD ini mendapatkan inputnya dari
data bahasa dari lingkungan. LAD ini dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak
yang khusus untuk mengolah masukan (input) dan menentukan apa yang dikuasai
lebih dahulu seperti bunyi, kata, frasa, kalimat, dan seterusnya. Meskipun kita
tidak tahu persis tepatnya dimana LAD itu berada karena sifatnya yang abstrak
(invisible). Dalam bahasa juga terdapat konsep universal sehingga secara mental
telah mengetahui kodrat-kodrat yang universal ini. Tanpa LAD, tidak mungkin
seorang anak dapat menguasai bahasa dalam waktu singkat dan bisa menguasai
sistem bahasa yang rumit. LAD juga memungkinkan seorang anak dapat
dipasang tombol serta kabel listrik, mana yang dipencet itulah yang akan
menyebabkan bola lampu tertentu menyala. Jadi, bahasa mana dan wujudnya
seperti apa ditentukan oleh input dari sekitarnya, antara Nurture dan Nature sama-
sama saling mendukung. Nature diperlukan karena tanpa bekal kodrati makhluk
tidak mungkin anak dapat berbahasa dan nurture diperlukan karena tanpa input
dari alam sekitar bekal yang kodrati itu tidak akan terwujud (Dardjowidjojo,
2003).
mendapatkan model pembelajaran bahasa sejak dini. Anak belajar bahasa dengan
language). Usia lebih dari 10 tahun, anak kesulitan dalam mempelajari bahasa.
3. Teori Kognitivisme
Munculnya teori ini dipelopori oleh Jean Piaget (1954) yang mengatakan
bahwa bahasa itu salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari
perkembangan kognitif.
kemampuan pengolahan informasi, dan motivasi. Piaget (Mussen dkk., 1984) dan
kognitif. Menurut Piaget struktur yang kompleks itu bukan pemberian alam dan
bukan sesuatu yang dipelajari dari lingkungan melainkan struktur itu timbul
secara tak terelakkan sebagai akibat dari interaksi yang terus menerus antara
kognitif, serta apa yang dipelajari adalah tata bahasa sebuah bahasa. Jadi,
faktor bawaan, namun lebih besar ditekankan pada aspek berpikir logis (the power
keterampilan berbahasa. Dari lahir sampai 18 bulan, bahasa dianggap belum ada.
Anak hanya memahami dunia melalui inderanya. Anak hanya mengenal benda
yang dilihat secara langsung. Pada akhir usia satu tahun, anak sudah dapat
diucapkan anak.
4. Teori Interaksionisme
input dan kemampuan internal yang dimiliki pembelajar. Setiap anak sudah
memiliki LAD sejak lahir. Namun, tanpa ada masukan yang sesuai tidak mungkin
oleh sang anak sangat mempengaruhi. Benar jika ada teori yang mengatakan
bahwa kemampuan berbahasa anak telah ada sejak lahir (telah ada LAD). Hal ini
telah dibuktikan oleh berbagai penemuan seperti yang telah dilakukan oleh
Howard Gardner. Dia mengatakan bahwa sejak lahir anak telah dibekali berbagai
Tahap ini mulai berlangsung pada anak usia sekitar enam minggu. Bunyi
yang dihasilkan mirip dengan vokal tetapi tidak sama dengan bunyi vokal orang
dewasa.
Tahap ini berlangsung ketika usia anak mendekati enam bulan. Tahap
meraban merupakan pelatihan bagi alat-alat ucap. Vokal dan konsonan dihasilkan
secara serentak.
Pada umur satu tahun sampai delapan belas bulan anak mulai
mengucapkan tuturan satu kata. Pada usia ini anak memperoleh sekitar lima belas
Umumnya pada usia dua setengah tahun anak sudah menguasai beberapa
Anak mulai memperoleh kalimat tanya dengan kata tanya seperti apa,
siapa, kapan, dan sebagainya. Di samping itu anak juga sudah mengenal bentuk
ingkar.
dilakukan secara keliru. Anak juga memperoleh kalimat dengan struktur yang
orang dewasa.
Banyak ahli bahasa merasa bahwa jika kita dapat memahami mekanisme
internal yang memungkinkan anak-anak untuk belajar bahasa begitu cepat kita
sesuai dengan konsep Chomsky, tata bahasa yang universal: gagasan bahwa ada
bahasa seseorang. Pembelajaran bahasa asli atau pertama disebut akuisisi bahasa
pertama, dan belajar dari bahasa kedua atau asing disebut akuisisi bahasa kedua.
dan mouse, bukannya gigi dan tikus, dan dipegang, goed, runned dan finded,
dalam perkembangan bahasa. Hal ini dapat ditemukan tidak hanya dalam
kalimat, persis seperti apa orang dewasa sering lakukan dalam percakapan.
Penyamatan
Ketika seorang anak menggunakan kata dalam cara yang lebih terbatas daripada
orang dewasa (misalnya menolak untuk menyebut taksi sebagai mobil), fenomena
Pada kesempatan lain, mereka mungkin tahu benar bahwa sapi bukan
Tahap pralinguistik
Pada usia enam bulan ketika mereka mampu duduk, anak-anak mendengar,
memproduksi sejumlah vokal yang berbeda dan konsonan. Pada tahap babbling,
Di beberapa titik di bagian akhir dari tahun pertama atau awal tahun
kedua.
dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu konsep atau prediksi yang akan
kedua anak. Ucapan dua kata anak dapat mengekspresikan berbagai hubungan
gramatikal tertentu yang ditunjukkan oleh urutan kata, yaitu Baby kursi.
Berusia antara dua dan tiga tahun. Ketika anak mulai merangkai lebih dari
dua kata, ucapan-ucapan mungkin dua, tiga, empat, atau lima kata atau lebih lama,
suara pidato adalah ketiga dan tahap yang sangat penting dari produksi. Setelah
kita mengorganisir pikiran kita menjadi rencana linguistik, informasi ini harus
dikirim dari otak ke otot-otot dalam sistem pidato sehingga mereka kemudian
bibir dapat bekerja pada waktu yang samadan dengan demikian membentuk co-
artikulasi. Proses produksi ujaran begitu rumit bahwahal itu masih menjadi misteri
pidatoartikulasi.
Akhirnya, kita memantau suara kita, menilai apakah itu adalah yang kita maksud
untuk dikatakan dan apakah yang kita katakan itu carayang kita maksudkan.
adalahmanusiawi. Tidak peduli siapa dia, dia akan membuat kesalahan dalam
percakapan atautertulis. Jadi setiap orang akan melakukan beberapa diri Koreksi
Sebagai contoh,
besar dan gemuk --- lemak babi, mengisi kolam --- menipu pil.
Penelitian ilmiah kesalahan pidato, biasa disebut tergelincir lidah atau lidah yang
berpikir.
sesuai dengan konsep Chomsky tata bahasa yang universal: gagasan bahwa ada
struktur umum yang mendasari untuk setiap bahasa, pengetahuan yang kita
lahirkan.
Banyak ahli bahasa merasa bahwa jika kita dapat memahami mekanisme
internal yang memungkinkan anak-anak untuk belajar bahasa begitu cepat kita
pertama, dan belajar dari bahasa kedua atau asing disebut kemampuan bahasa
kedua.
Generalisasi yang berlebihan (perpanjangan aturan di luar batas yang tepat)
Anak-anak yang tidak dewasa (anak menggunakan kata dengan cara terbatas
1. Proses pemikiran, yang global dan holistik, yang melibatkan jenis berpikir
Produksi bahasa menurut Levelt (1989), produksi bahasa berisi empat tahap:
1. Konseptualisasi
2. Merumuskan
3. Mengartikulasikan
4. Pemantauan diri
Pertama, kita harus mengkonsep apa yang ingin kita komunikasikan
Kedua, kita merumuskan pikiran ini ke dalam rencana linguistic
Ketiga, kita menjalankan rencana melalui otot-otot dalam sistem pidato
Akhirnya, kita memantau pembicaraan kita, mengakses apakah itu adalah apa
yang kita maksudkan untuk mengatakan dan apakah kita mengatakan itu cara
relevan untuk diungkapkan untuk realisasi tujuan ini, informasi pemesanan ini
untuk ekspresi, jumlah total tersebut batin Kegiatan akan disebut konseptualisasi.
a. Mengidentifikasi makna
b. Memilih struktur sintaksis
c. menghasilkan kontur intonasi.
a. Mengidentifikasi makna
Kerangka ini diawali dengan pemikiran Anda ingin mengungkapkan dan
pencarian untuk definisi yang paling sesuai pikiran, seperti konsultasi kamus
mencocokkan.
kata berarti
b. Memilih struktur sintaksis
Langkah ini melibatkan menemukan struktur sintaksis yang tepat, tiga model
dapat digunakan.
1) diagram pohon
3) model koneksionis
tata bahasa struktur frase, di sini kita dapat menggunakan diagram pohon untuk
daging keluar frasa (NP + VP), maka konstituen dalam frase (N, V, dll)
misalnya
NP VP
Det N V NP
2). Kerangka Semantik berbasis: tidak menggunakan diagram pohon tapi kasus,
tema, atau peran ditugaskan untuk kata kerja utama dan kata benda dalam kalimat.
Kita akan menemukan kata benda yang tepat dan kata kerja yang menggambarkan
tingkat morfologi.
Menemukan frame sintaksis bisa menggunakan salah satu dari tiga model
tersebut.
3. Mengartikulasikan
konstituen di ucapan yang perlu ditekankan atau stres harus ditandai pada saat ini.
Di sinilah kita tata letak pola stres dalam kalimat yang akan diproduksi.
misalnya
bahasa.
dari produksi.
Setelah kita mengorganisir pikiran kita menjadi rencana linguistik, informasi
ini harus dikirim dari otak ke otot-otot dalam sistem pidato sehingga mereka
tenggorokan dan bibir dapat bekerja pada waktu yang sama dan dengan
4. Pemantauan diri
Pemantauan diri adalah tahap terakhir produksi pidato.. Jadi setiap orang akan
penutur asli. Penutur asli sering membuat kesalahan dan memperbaiki diri
segera.
Penutur asli sering menggunakan cara yang berbeda untuk mengedit kinerja
linguistik mereka.
Produksi ujaran atau produksi tertulis bukanlah proses linear satu arah; itu
adalah paralel, sistem dua arah yang melibatkan produksi dan self-regulation
dalam produksi.
Produksi bahasa mengacu pada langkah-langkah bagaimana bahasa dapat
diproduksi oleh manusia apakah itu secara lisan atau tertulis. Kebanyakan
sarjana setuju bahwa tangisan awal, merintih, dan suara mendengkur bayi baru
lahir, tidak dapat dianggap bahasa awal. Suara tersebut benar-benar stimulus
komunitas bahasa terdengar sama. Bayi baru lahir menanggapi kontras fonetik
ditemukan dalam beberapa bahasa manusia bahkan ketika perbedaan ini tidak
fonemik dalam bahasa yang digunakan di rumah bayi. Bayi bisa membedakan
antara suara yang fonemis dalam bahasa lain dan tidak ada dalam bahasa
berbicara, membaca, dan menulis. Pada dasarnya berbagai kemampuan itu kita
peroleh dan kita pelajari secara kronologis. Artinya, mula-mula pada waktu kecil
kita belajar mendengarkan, kemudian diikuti dengan belajar berbicara. Setelah itu,
sekitar usia 4-5 tahun kita mulai belajar membaca, baru kemudian kita belajar
menulis.
gagasan atau pesan. Sedangkan menurut Tarigan (1986 :21) menulis merupakan
aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis
ide secara tertulis. Mengacu pada pemikiran di atas, jelaslah bahwa menulis bukan
hanya sekadar menuliskan apa yang diucapkan, tetapi menulis merupakan suatu
komunikasi antara penulis sama dengan apa yang dimaksudkan pembaca, maka
Usia 0-8 minggu. Perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa pada masa
awal, seorang bayi akan mendengarkan dan mencoba mengikuti suara yang
didengarnya. Sejak lahir ia sudah belajar mengamati dan mengikuti gerak tubuh
serta ekspresi wajah orang yang dilihatnya dari jarak tertentu. Meskipun masih
bayi seorang anak akan mampu memahami dan merasakan adanya komunikasi
dua arah dengan memberikan respon lewat gerak tubuh dan suara. Sejak dua
minggu pertama, ia sudah mulai terlibat dengan percakapan, dan pada minggu
keenam ia akan mengenali suara sang ibu, dan pada usia delapan minggu ia mulai
mampu mmberikan respon terhadap suara yang dikenalinya. Usia 8-24 minggu
Pada usia ini seorang bayi mulai belajar mengekspresikan dirinya melalui suara-
suara yang sangat lucu dan sederhana, seperti eh, ah, uh, oh dan tidak
lama kemudian ia akan mulai mengucapkan konsonan. Pada usia 12-24 minggu,
seorang bayi sudah mulai terlibat dalam percakapan tunggal seperti ma, ka,
da dan sejenisnya. Usia 28 minggu-1 tahun Pada usia 28 minggu seorang anak
mulai bisa mengucapkan ba, da, ka secara jelas sekali. Bahkan waktu
menangispun vocal suaranya sangat lantang dan dengan penuh intonasi. Pada usia
sudah mampu diucapkannya. Pada usia 1 tahun seorang anak mulai mampu
sedikit demi sedikit mengucapkan sepatah kata yang sarat dengan arti. Selain itu,
ia mulai mengerti kata tidak dan mengikuti instruksi sederhana seperti bye-
bye atau main ciluk ba. Ia juga mulai bisa meniru bunyi suara binatang. Usia 1
Tahun-18 Bulan. Pada usia ini, seorang anak akan mampu mengucapkan dua
atau tiga patah kata-kata yang punya makna. Sebenarnya, ia juga sudah mampu
bulan, anaka mulai bisa mengucapkan dan meniru kata yang sederhana dan sering
dijumpainya setiap hari. Selain itu ia juga mampu menghasilkan kurang lebih
sepuluh kata yang bermakna. Usia 18 Bulan-2 tahun Pada usia ini kemampuan
anak semakin tinggi dan kompleks. Perbendaharaan katanya pun bisa mencapai 30
kata dan mulai sering mengutarakan pertanyaan sederhana. Pada usia ini mereka
sebuah percakapan melibatkan komunikasi dua belah pihak, sehingga anak juga
akan belajar merespon setelah mendapat stimulus. Usia 2 -3 tahun. Seorang anak
mulai menguasai 200-300 kata dan senang berbicara sendiri. Sekali waktu ia akan
memerlukan perhatian dengan penuh minat. Perhatian mereka juga semakin luas
meski pengucapannya belum sempurna. Anak seusia ini juga semakin tertarik
mendengarkan cerita yang lebih panjang dan kompleks. Usia 3-4 Tahun. Anak
sudah mulai mampu menggunakan kata-kata yang sifatnya perintah, hal ini juga
menunjukkan adanya rasa percaya diri yang kuat dalam menggunakan kata-kata
dan menguasai keadaan. Mareka senang sekali mengenali kata-kata baru dan terus
lain, bisa mengajak teman-temannya atau ibunya. Mereka juga mulai mengenali
Hal ini dikarenakan adanya gangguan dalam otak. Ada 2 macam jenis Afasia
yaitu:
o Afasia broca (tipe ekspresif). Broca adalah nama orang yang menemukan
tentang pusat produksi berbicara di otak pada bagian lobus frontalis yakni yang
kini dikenal dengan area broca. Ia menemukan pada penelitian terhadap pasien
afasia. Pasiennya saat itu diberi sebutan Si Tan karena ketidakmampuan pasien
tersebut dan tidak dapat berbicara dengan jelas selain kata Tan. Pada 1861
melalui otopsi setelah kematian, Broca menemukan bahwa Tan memiliki lesi yang
disebabkan sifilis pada otak besar bagian kiri. Letak lesi tersebut manandakan
daerah memproduksi kemampuan berbicara. Jadi afasia tipe ekspresif ini hanya
hanya memperlambat, pada afasia wernickcs atau afasia tipe reseptif ini penderita
sudah mengalami kesulitan dalam berbicara dan bahkan menyebabkan orang tidak
bisa lagi berbicara. Hal ini disebabkan karena sudah mencapai kerusakan yang
terganggu tuturannya).
agar dapat berbicara, setiap orang yang tahu bahasanya memiliki tata bahasa yang
internal bahasa dalam benak seseorang dan model linguis atau dugaan atas
representasi itu.
Lebih jauh lagi, ketika kita berbicara tentang tata bahasa seseorang yang
terinternalisasikan itu, istilah tata bahasa digunakan dalam pengertian yang lebih
luas daripada makna tata bahasa yang kita temukan dalam berbagai buku ajar.Tata
tidak hanya menyangkut masalah tata kalimat, tetapi juga fonologi dan semantik.
tertulis adalah bahwa orang tidak memproses informasi linguistik dalam rapi,
linear; mereka tidak bergerak dengan lancar dari satu tingkat linguistik yang
lain.
Penelitian menunjukkan bahwa dalam kebanyakan situasi, pendengar dan
konteks yang pendengar rharap untuk didengar. Orang memahami arti secara
bahasa Inggris, adalah jenis lain dari memahami suara. Orang sering
kompleks daripada pengolahan suara. Itu karena ada kata ditekan dari kata-
kata dalam kosakata yang tidak hanya terdiri dari suara, tetapi juga
menyampaikan makna.
Psikolinguis menggunakan parallel Distributed Processing (PDP) untuk
dan psikologi. Ini adalah cara di mana orang menggunakan beberapa proses
terpisah dan paralel pada saat yang sama untuk memahami bahasa lisan atau
tertulis.
Mengingat kata
mengeja kata
mengucapkan kata
antaranya mudah diakses, tetapi beberapa yang tidak.Sebagai aturan, kata yang
memiliki frekuensi yang tinggi, cepat dan sering diaktifkan, dan kata-kata
individu dalam jaringan saraf raksasa. Ketika mereka diaktifkan, mereka akan
fenomena. Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dari kita telah memiliki
pengalaman kata yang kita tahu, tapi tidak bisa mengakses seluruh kata. Untuk
berkali-kali, kita tidak bisa hanya mendapatkan bagian dari kata-kata yang
samar-samar, seperti awal atau akhir dari kata-kata. Ini disebut efek
bathtub( keadaan yang tergenang air) karena ketika kita menenggelamkan diri
di bak mandi, kita hanya bisa melihat kepala dan kaki kita.
3. Memahami Kalimat
Selain dari kode suara dan makna leksikal, pemahaman juga termasuk
berarti.
Ada beberapa faktor mempengaruhi pemahaman kalimat. pertama adalah
kalimat. Semakin kompleks informasi kata itu yang dimiiki, semakin sulit
Ambiguitas (Kemenduaan)
Bank
Lembaga keuangan di mana Anda menyimpan uang
Anda kemiringan lahan di sepanjang sungai
pemrosesan.
Taman jalan
Kuda itu berlari melewati gudang jatuh.
Bukti diperiksa oleh saksi ditempa.
Kuda yang berlari melewati gudang jatuh.
Ini adalah kalimat taman-jalan: mereka menyesatkan bagian-jalan anda
melalui.
Ambiguitas adalah antara kata kerja utama dan mengurangi interpretasi relatif
untuk membaca atau mendengar, waktu pemrosesan pendek, dan kalimat yang
mudah dimengerti. Jika struktur kalimat tidak, apa pembaca atau pendengar
Hal ini disebut taman jalan, pemahaman alami strategi. Dalam memahami
kalimat, intinya adalah apakah pembaca atau pendengar memilih jalan yang
Mungkin itu salah satu pertanyaan yang pernah mampir dalam benak kita.
Namun, beberapa pakar psikolinguistik telah memikirkan hal ini sejak lama dan
telah menelitinya.
Salah satu pakar Psikolinguistik yang mendalami kaitan antara bahasa dan
Bahasa Manusia, Soenjono berpendapat bahwa orang sudah lama sekali berbicara
tentang otak dan bahasa. Aristotle pada tahun 384-322 Sebelum Masehi telah
berbicara soal hati yang melakukan hal-hal yang kini diketahui dilakukan juga
oleh otak. Dari pendapat Soenjono tersebut dapat dilihat jelas bahwa ada
keterkaitan antara otak dan bahasa. Otak merupakan organ yang berfungsi untuk
berpikir. Sehingga dapat disimpulkan pula bahwa ada keterkaitan antara pikiran
dan bahasa.
Pendapat para ahli mengenai keterkaitan bahasa & pikiran dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu :
1. Ahli yang berpendapat bahwa bahasa mempengaruhi pikiran
Ahli yang mendukung hubungan ini adalah Benyamin Whorf dan gurunya,
pandangannya terhadap realitas. Pikiran kita dapat terkondisikan oleh kata yang
antara bahasa dengan pikiran terletak pada asumsi bahwa bahasa mempengaruhi
pemakai bahasa itu. Sebagai contoh Bangsa Jepang. Orang Jepang mempunyai
pikiran yang sangat tinggi karena orang Jepang mempunyai banyak kosa kata
dikenal sebagai pembaharu teori Piaget mengatakan bahwa bahasa dan pikiran
memahami dunia serta digunakan dalam proses berpikir, di sisi yang lain
Dari beberapa ahli di atas, hanya pendapat Edward Sapir dan Benyamin
Whorf yang banyak dikutip oleh para peneliti. Sapir dan Whorf mengatakan
bahwa tidak ada dua bahasa yang memiliki kesamaan untuk dipertimbangkan
sebagai realitas sosial yang sama. Sapir dan Whorf mengemukakan dua hipotesis
bahwa perbedaan struktur bahasa secara umum paralel dengan perbedaan kognitif
Dengan kata lain, struktur kognisi manusia ditentukan oleh kategori dan struktur
contoh. Salah satu contoh yang dikemukakan adalah kata salju. Whorf
mengatakan bahwa sebagian besar manusia memiliki kata yang sama untuk
menggambarkansalju. Salju yang baru saja turun dari langit, salju yang sudah
mengeras atau salju yang meleleh, semua objek salju itu tetap dinamakan salju.
dicontohkan bahwa dua individu yang memiliki kosa kata tentang warna dasar
berbeda. Language relativistics melihat bahwa kategori yang ada di dalam bahasa
pengambilan keputusan. Jika asumsi ini benar maka studi tentang bahasa
oleh pola pikir (pikiran). Pola pikir yang baik akan menghasilkan tindakan yang
baik, termasuk berbahasa. Misal, manusia yang hilang akal (tidak memiliki
otak/pikiran yang berfungsi normal) tidak akan mampu berbahasa dengan baik
dan benar. Seperti halnya anak-anak pra sekolah pada umumnya belum mampu
orang dewasa normal. Hal ini disebabkan karena pada usia pra sekolah
Bukti lain bahwa Pikiran mempengaruhi bahasa dapat dilihat pada orang
1. Kilir Lidah
Kilir lidah adalah suatu fenomena dalam produksi ujaran di mana
secara utuh dan orang harus meramunya (Meyer dalam Soenjono, 2008:142).
Dalam hal ini yang memiliki peran yang sangat besar dalam meramu sebuah kata
agar antaralangue dan parole itu sesuai adalah otak (pikiran). Biasanya kilir lidah
terjadi pada waktu orang yang berbicara merasa gugup atau ketakutan, sehingga
antara konsep yang ada di pikiran dengan bahasa yang diujarkan mengalami
perbedaan.
2. Afasia
Afasia adalah suatu penyakit wicara di mana orang tidak dapat berbicara
dengan baik karena adanya penyakit pada otaknya. Penyakit ini pada umumnya
Penyebab afasia selalu berupa cedera otak. Pada kebanyakan kasus, afasia
dapat disebabkan oleh pendarahan otak. Selain itu dapat juga disebabkan oleh
kecelakaan atau tumor. Seseorang mengalami pendarahan otak jika aliran darah di
otak tiba-tiba mengalami gangguan. Hal ini dapat terjadi melalui dua cara yaitu
terjadi penyumbatan pada pembuluh darah dan kebocoran pada pembuluh darah.
bahasa. Sebelum bahasa diujarkan akan diproses terlebih dahulu di dalam otak.
Otak merupakan organ tubuh yang paling vital. Karena otak mengontrol
pikiran, emosi, dan motorik kita. Otak merupakan pusat koordinasi tubuh kita.
Berat rata-rata otak orang dewasa adalah 1 1/2 kilogram yang terdiri atas empat
bagian utama, yaitu (1) cerebrum (otak besar) mengontrol kemampuan berpikir,
Bagian paling luar dari cerebrum adalah cerebral cortex yang sering
disebut sebagai materi abu-abu; (2) cerebellum (otak kecil) berfungsi mengontrol
keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh; (3) brainstem (batang otak)
merupakan sumber insting dasar manusia; dan (4) limbic system (sistem limbik)
lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme, dan memori jangka
panjang.
Otak terdiri dari dua belahan (hemisfir) kiri dan kanan. Otak kiri terutama
Otak kanan berperan dalam bahasa nonverbal seperti penekanan dan irama
kreativitas, dan berpikir holistik. Kedua hemisfir otak dihubungkan oleh jaringan
serabut saraf yang disebut corpus callosum. Wujud fisik hemisfir kiri dan kanan
sangat mirip, hanya ada sedikit perbedaan, salah satunya adalah wilayah wernicke
memiliki spesialisasi fungsi ini yang disebut lateralisasi otak. Proses ini tidak
dimulai sejak anak dilahirkan, tapi saat anak menjelang usia 12 tahun atau
sebelum usia pubertas. Sebelum masa lateralisasi, otak anak sangat fleksibel,
plastis, dan sensitif. Lenneberg menyebutnya masa kritis (critical age), masa
belajar apa saja termasuk menguasai bahasa sangat mudah dan cepat. Setelah
Wilayah bahasa pada otak kiri, yaitu (1) broca yang merupakan
representasi motor untuk muka, lidah, bibir, langit-langit, lipatan vokal atau pita
suara dan lain-lain yang semua termasuk alat-alat ucap, sehingga broca dikenal
temporal kiri; (3) arcuate fasciculus merupakan kumpulan serabut saraf yang
informasi kedua wilayah bahasa itu; (4) angular cyrus terletak di lobus parietal
mengubah stimuli audio ke rangsangan visual dan visual ke audio yang kemudian
wilayah broca agak ke belakang berfungsi untuk mengatur alat-alat ujaran, seperti
lidah, rahang, bibir, dan pita suara; (6) primary auditory cortex terletak di lobus
temporal berfungsi untuk menanggapi bunyi yang didengar; (7) primary visual
cortex terdapat di lobus oksipital berfungsi untuk menanggapi objek yang dilihat;
terperinci kemudian dikirim ke wernicke untuk dipilah menjadi suku kata, kata,
frasa, klausa, kalimat dan dimaknai atau dimengerti. Informasi yang tidak
sejak zaman Panini dan Socrates (Simanjuntak, 1987) kajian bahasa dan
berbahasa banyak dilakukan oleh sarjana yang berminat dalam bidang ini. Pada
masa lampau ada dua aliran yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
psikologi dan linguistik. Aliran yang pertama adalah aliran empirisme (filsafat
faktor-faktor luar yang langsung dapat diamati. Aliran ini sering disebut sebagai
kajian yang bersifat atomistik dan sering dikaitkan dengan asosianisme dan
positivisme.
cenderung mengkaji prinsip-prinsip akal yang bersifat batin dan faktor bakat atau
pembawaan yang bertanggung jawab mengatur perilaku manusia. Aliran ini
mengkaji akal sebagai satu kesatuan yang utuh dan menganggap batin atau akal
ini sebagai faktor yang penting untuk diteliti guna memahami perilaku manusia.
Oleh sebab itu, aliran ini dianggap bersifat holistik dan dikaitkan dengan
sebenarnya telah banyak dirintis kerja sama dalam bidang linguistik yang
memerlukan psikologi dan sebaliknya kerja sama dalam bidang psikologi yang
membutuhkan linguistik. Hal itu tampak, misaInya sejak zaman Wilhelm von
Humboldt, seorang ahli linguistik berkebangsaan Jerman yang pada awal abad 19
sebagai satu bahan yang siap untuk dipotong-potong dan diklasifikasikan seperti
anggapan aliran empirisme. Tetapi, bahasa itu merupakan satu kegiatan yang
mempunyai prinsip sendiri dan bahasa manusia merupakan variasi dari satu tema
tertentu.
Pada awal abad 20, Ferdinand de Saussure (1964) seorang ahli linguistik
bangsa Swis telah berusaha menjelaskan apa sebenarnya bahasa itu dan
konsep penting yang disebutnya sebagai langue (bahasa), parole (bertutur) dan
langage (ucapan). De Saussure menegaskan bahwa objek kajian linguistik adalah
langue, sedangkan parole adalah objek kajian psikologi. Hal itu berarti bahwa
apabila kita ingin mengkaji bahasa secara tuntas dan cermat, selayaknya kita
menggabungkan kedua disiplin ilmu itu karena pada dasarnya segala sesuatu yang
abad ke-20 telah mengikutsertakan psikologi dalam kajian bahasa. Menurut Sapir,
psikologi dapat memberikan dasar yang kuat bagi kajian bahasa. Sapir juga telah
sumbangan penting bagi psikologi gestalt dan sebaliknya, psikologi gestalt dapat
Pada awal abad ke-20, Bloomfield, seorang linguis dari Amerika Serikat
dipengaruhi oleh dua buah aliran psikologi yang bertentangan dalam menganalisis
pengalaman yang lahir karena tekanan emosi yang yang sangat kuat. Karena
Misalnya:
Copet, copet!
Awas, minggir!
Misalnya: Ibu sedang sakit hari ini. Ayah sekarang membantu ibu di dapur.
Banyak karyawan bank yang terkena PHK. Para buruh sekarang sedang berunjuk
rasa.
Mengapa rakyat Indonesia telah berubah menjadi rakyat yang mudah marah? Apa
arti likuidasi?
bahasa dari suclut panclang mentalisme dan yang seclikit berbau behaviorisme.
Menurut jespersen, bahasa bukanlah sebuah entitas dalam pengertian satu benda
seperti seekor anjing atau seekor kuda. Bahasa merupakan satu fungsi manusia
sudut perilaku (jadi, bersifat behavioris). Bahkan, satu kata pun dapat
dibandingkan dengan satu kebiasaan tingkah laku, seperti halnya bila kita
mengangkat topi.
psikologi dalam bekerja, sebaliknya ada ahli psikologi yang memanfaatkan atau
John Dewey, misalnya, seorang ahli psikologi Amerika Serikat yang dikenal
itu bagi anak-anak dan bukan berdasarkan arti kata-kata itu menurut orang dewasa
dengan bentuk tata bahasa orang dewasa. Dengan cara ini berdasarkan
bantu dan kata depan di satu pihak dan kata benda di pihak lain. Jadi, dengan
menurut Dewey akan memberikan bantuan yang besar bagi psikologi pada
umumnya.
teori apersepsi dalam psikologi menganggap bahwa bahasa itu sebagai alat untuk
sebagai bapak psikolinguistik klasik. Menurut Wundt, bahasa pada mulanya lahir
dalam bentuk gerak-gerik yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan-perasaan
yang sangat kuat secara tidak sadar. Kemudian terjadilah pertukaran antara
unsur-unsur perasaan itu dengan unsur-unsur mentalitas atau akal. Komponen akal
itu kemudian diatur oleh kesadaran menjadi alat pertukaran pikiran yang
kemudian terwujud menjadi bahasa. Jadi, menurut Wundt, setiap bahasa terdiri
Wundt satu kalimat merupakan satu kejadian pikiran yang mengejawantah secara
serentak. Jika kita perhatikan maka terdapat keselarasan antara teori evolusi
analisis psikologis yang dilakukannya yang terdiri atas dua aspek, yakni (1)
fenomena fisis yang terdiri atas produksi dan persepsi bunyi, dan (2) fenomena
batin yang terdiri atas rentetan pikiran. Jelaslah bahwa analisis Wundt terhadap
hubungan fenomena batin dan fisis itu bagi psikologi pada umumnya bergantung
antara fenomena batin dan fenomena fisis itu akan dapat dipahami dengan lebih
teori behaviorisme di mana kesadaran telah disingkirkan dari psikologi dan dari
kajian bahasa.
dewasa ini. Menurut Pillsbury dan Meader bahasa adalah satu alat untuk
dihubungkan dengan ide-ide jenis lain yang bukan verbal, juga bagaimana ide-ide
itu muncul dan terwujud dalam bentuk imaji-imaji, bagaimana gerakan ucapan itu
dipicu oleh ide itu dan akhirnya bagaimana pendengar atau pembaca
dalam pikirannya sendiri. Tampaklah dalam pola pikir Meader itu terdapat
keselarasan antara tujuan psikologi mental dengan tujuan linguistik seperti yang
menempatkan perilaku bahasa pada tingkatan yang sama dengan perilaku manusia
yang lain. Dalam pandangan Watson, perilaku bahasa itu sama saja dengan sistem
otot saraf yang berada dalam kepala, leher, dan bagian dada manusia. Tujuan
utama Watson pada mulanya adalah menghubungkan perilaku bahasa yang
implisit, yaitu pikiran dengan ucapan yang tersurat, yaitu bertutur. Akhirnya
menganggap definisi bahasa yang diberikan Wundt agak berat sebelah. Menurut
Buhler, ada lagi fungsi bahasa yang sangat berlainan yang tidak dapat dimasukkan
ke dalam gerakan ekspresi, yaitu koordinasi atau penyelarasan. Jadi, satu nama
sealiran dengan Watson, telah menggambarkan kerja sama yang erat antara
psikologi dan linguistik. Hal tersebut dibuktikan dengan kontak media artikel
antara Weiss dan Bloomfield serta Sapir. Weiss mengakui adanya aspek mental
bahasa, tetapi karena aspek mental itu bersifat abstrak (tak wujud) sukarlah untuk
dikaji atau didemontrasikan. Oleh sebab itu, Weiss menganggap bahwa bahasa itu
lingkungan sosialnya. Sebagai suatu bentuk perilaku, bahasa itu memiliki ciri-ciri
biologis, fisiologis, dan sosial. Sebagai alat ekspresi, bahasa itu memiliki tenaga
mentalitas.
Weiss merupakan seorang tokoh yang merintis jalan ke arah lahirnya
Linguistik Amerika pada tahun 50-an berbau behaviorisme. Menurut Weiss, tugas
seorang psikolinguis sebagai peneliti yang terlatih dalam dua disiplin ilmu, yakni
untuk alam nyata yang secara praktis tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.
organisasi sosial yang dapat ditandai sebagai sekumpulan organisasi kecil yang
banyak.
organisasi itu pancaindera dan otot-otot seseorang dapat ditempatkan agar dapat
yang menjadi fungsi setiap peristiwa di alam ini yang telah terjadi, sedang terjadi,
monopoli ahli Linguistik. la mencela keras beberapa ahli filologi yang selalu
berteriak agar ahli psikologi keluar dari kajian bahasa yang menurut ahli filologi
tersebut bukan bidang garapan ahli psikologi. Menurut Kantor, bahasa merupakan
bidang garapan bersama yang dapat dikaji baik oleh ahli psikologi maupun oleh
ahli bahasa. Kantor mengkritik psikologi mentalisme yang menurut dia psikologi
mengkaji bahasa. Bahasa tidak boleh dianggap sebagai alat untuk menyampaikan
ide, keinginan, atau perasaan, dan bahasa bukanlah alat fisis untuk proses mental,
fakta-fakta yang ditemukan oleh linguistik murni seperti unit ucapan, keteraturan,
kebahasaan harus lebih dulu memainkan peranan dalam keadaan isyarat sehingga
sesuatu menjelaskan sesuatu yang lain dengan perantaraan. Keadaan isyarat itu
organisme lain memberikan respon kepada isyarat itu sebagai satu isyarat. Dengan
demikian, respon itu haruslah sesuatu yang dapat dilahirkan baik secara langsung
Para ahli linguistik dan psikologi yang dibicarakan di atas telah mencoba
merintis hubungan atau kerja sama antara psikologi dan linguistik. Sebenarnya
kerja sama yang benar-benar terjadi antara ahli psikologi dan linguistik itu telah
terjadi sejak tahun 1860, yaitu ketika Heyman Steinhal, seorang ahli psikologi
bertukar menjadi ahli linguistik dan Moritz Lazarus seorang ahli linguistik
bertukar menjadi ahli psikologi. Mereka berdua menerbitkan jurnal yang khusus
Pada tahun 1901, di Eropa, Albert Thumb seorang ahli linguisstik telah
bekerja sama dengan seorang ahli psikologi Karl Marbe untuk menerbitkan buku
dengan satu kata lain apabila kedua-duanya termasuk ke dalam kategori yang
sama; kata benda berhubungan dengan kata benda yang lain; kata sifat
berhubungan dengan kata sifat yang lain. Di Amerika Serikat usaha ke arah kerja
sama secara langsung antara, ahli linguistik dan ahli psikologi dirintis oleh Social
Hasil dari seminar tersebut adalah terbitnya buku Psikolinguistik yang berjudul
Psycholinguistic, a survey of theory and research problems pada tahun 1954 yang
disunting olch Osgood dan Sebeok. Meskipun demikian, nama disiplin baru
Psikolinguistik itu muncul bukan karena seminar itu, karena sebenarnya Pronko
teknik-teknik penyelidikannya.
Dalam tulisan itu, Osgood menjelaskan teori baru dalam behaviorisme yang
ahli psikologi yang sangat berminat untuk mengkaji bahasa. Pandangan Osgood
itu kemudian terkenal dengan teori mediasi, yaitu suatu usaha mengkaji peristiwa
batin yang menengahi stimulus dan respon yang dianggap oleh Skinner sebagai
usaha untuk memperkukuh peranan akal ke dalam psikologi yang oleh kaurn
behaviorisme dianggap tidak ilmiah karena peristiwa itu tidak dapat diamati
secara langsung.
Teori Osgood yang disebut sebagai teori mediasi itu telah dikritik
dimiliki oleh hewan. Alasan Lenneberg untuk membuktikan hal tersebut adalah
sebagai berikut:
pada manusia;
(4) bahasa tidak mungkin diajarkan kepada makhluk lain;
Chomsky dan teori Lenneberg, sedangkan Osgood dan Sebeok masih berbau
kajian makna. Namun, perkembangan Psikolinguistik pada awal abad ke-20 itu
Neobehaviorisme.
perubahan arah setelah berdiri sendiri sebagai disiplin ilmu tersendiri pada tahun
Periode 1
Periode 2
Selama tahun 60-an dan awal tahun 70-an pandangan mentalistik kognitivis dari
transformasionalis seperti Chomsky mendominasi semua aspek Psikolinguistik.
Periode 3
mempengaruhi teori Psikolinguistik dan juga pengajaran bahasa kedua pada tahun
70-an.
Periode 4
Periode 5
Pada tahun-tahun terakhir diusulkan model integratif yang terdiri atas komponen
dalam kerangka substansial pembelajaran bahasa di kelas ialah imperatif yang tak
boleh dipisahkan. Instrumen pendidikan makro yang berupa bahan ajar disusun
kreativitas tanpa batas. Dalam konteks ini, interdisiplin ilmu psikologi dan
Merujuk pada teori filsafat bahasa yang menyatakan bahwa bahasa ialah
sistem tanda yang arbitrer dan konvensional, secara parsial setidaknya sendi
bahasa dibedakan atas dua hal: wujud ujaran yang tertuju pada objek di luar
eksistensi dan konsep internal dalam otak. Ferdinand de Saussure dalam karya
Signifie dan Signifiant untuk menamakan ciri tanda bahasa. Situasi demikian
terwujud ujaran semantis. Proses komunikasi pun terjadi: transfer ide berupa
taking dan giving seperti penelitian ihwal Aspect of Language oleh Dwight
Bolinger (1975).
dalam karya agungnya berjudul Human Nature and The Social Order (1949):
proses trial and eror yang menunjukan adanya bermacam-macam respons sebelum
Temuan Thorndike itu sangat relevan dengan pembelajaran di kelas. Subjek didik
teks secara kontinu. Artinya, pedidik melakukan kegiatan menulis terus menerus
dengan didasarkan semangat trial and eror (pinjam istilah Thorndike); sebab ide
atau gagasan yang hendak ditulis tak lantas muncul begitu saja dari otak manusia
perlu proses kontemplatif diri yang tak instan. Senada dengan Thorndike, Otto
behavioristik.
secara komprehensif, etika pendidik dalam mengajar di situasi heterogen tak lagi
kondisi belajar yang beradab dan bijaksana. Seperti gaya pengajaran yang
dilakukan oleh seorang pendidik di India dalam film Tare Zameen Par saat
penyakit akut yang patut diratapi. Sebaliknya, penderita disleksia dapat diterapi
terapi bagi penderita disleksia. Terapi itu disebut metode DORE karena sang
penemu adalah Wynford Dore. Metode ini dilakukan dengan latihan rutin bagi
bahasa. Dengan demikian, ungkapan lampau ihwal Guru (pendidik) ialah orang
tua di sekolah bagi siswa (pedidik) yang tak semata-mata menyampaikan materi
saja tanpa memahami kondisi jiwa tiap siswa. Sebab, dengan memahami psikologi
bangsa.
belajar bahasa?
Ada banyak hal yang dapat diteliti dalam hal pengajaran dan belajar
prinsip penting dalam pengajaran bahasa seperti, metode yang diterapkan yang
dengan orang-orang, siswa akan sering berada dalam situasi yang alami. Evaluasi
mendengar dan berbicara akan memotivasi mereka untuk belajar bahasa secara
artinya kegiatan berbahasa berkaitan dengan proses atau kegiatan mental ( otak )
psikolinguistik adalah bahasa yakni bahasa yang berproses dalam jiwa manusia
yang tercermin dalam gejala jiwa dan ruang lingkup psikolinguistik yakni bahasa
dilihat dari aspek aspek psikologi dan sejauh yang dapat dipikirkan oleh
manusia. Hubungan bahasa dan pikiran adalah hubungan timbal balik bahwa
merupakan medium paling penting bagi semua intekrasi manusia dan dalam
banyak hal bahasa dapat disebut sebagai intisari dari fenomena social. Bahasa
sebagaimana yang dikatakan oleh ahli sosiologi bahasa, bahwa tanpa adanya
bahasa, tidak akan ada kegiatan dalam masyarakat selain dari kegiatan yang
didorong oleh naruni saja. Sehingga bahasa merupakan pranata social yang setiap
orang menguasai, agar dapat berfungsi dalam daerah yang bersifat kelembagaan
dari kehidupan social. Dan bahwa psikolinguistik adalah sebagai sesuatu bidang
ilmu yang luas yang turut berperan dalam memberikan berbagai pertimbangan