Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLINGUISTIK

PERKEMBANGAN PSIKOLINGUISTIK
DARI GENERASI PERTAMA HINGGA GENERASI KETIGA

Makalah ini Disusun


untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikolinguistik
dengan Dosen Pengampu Dr. Restoeningroem, Dra., M. Pd.

Disusun Oleh :

1. Ika Herliana 20197179049


2. Untung Sudrajat 20197179050
3. Teguh Yulianto 20197179051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerja sama langsung atara disiplin linguistik dan psikologi sudah dimulai sejak
1860, yaitu oleh Heyman Steinthal, seorang ahli psikologi yang beralih menjadi ahli
linguistik, dan Moriz Lazarus seorang ahli linguistik yang beralih menjadi ahli
psikologi (Chaer, 2009: 16). Keduanya menerbitkan jurnal bersama yang
membicarakan bahasa dari sudut pandang linguistik dan psikologi. Kerja sama lebih
erat dilakukan pada tahun 19011 di Jerman oleh Albert Thumb (linguis) dan Karl
Marbe (pskilolog). Kedua pakar ini telah menggunakan kaidah psikologi eksperimental
untuk meneliti hipotesis-hipotesis linguistik yang menunjukkan satu manifestasi tentang
psikolinguistik sebagai gabungan psikologi dan lingusitik. Secara khusus Thumb dan
Marbe mengkaji bersama analisis linguistik dan analisis psikologi dari interaksi antar
penutur bahasa (Chaer, 2009: 17).
Psikolinguistik sebagai disiplin ilmu disepakati dimulai sejak diadakananya
seminar oleh Social Science and Research Council pada tanggal 18 Juni hingga 10
Agustus 1951 di Universitas Cornell, Amerika Serikat. Seminar yang dihadiri para ahli
linguistik, psikologi, patologi, ahli teori informasi, dan pembelajaran bahasa ini
dimaksudkan untuk menggali lebih jauh keterkaitan antara psikologi dan linguistik dan
mendiskusikan agar kedua bidang keilmuan dapat digabungkan.
Pada tahun 1953 Charles Osgood (ahli psikologi) Thomas Sebeok (ahli
linguistik), dan Carrol (ahli psikologi). mengadakan pertemuan kembali di Universitas
Indiana meghasilkan buku berjudul Psycholinguistik: A Survey of Theory and Research
Problems. Sebuah buku tentang psikolinguistik yang pertama kali menggunakan istilah
psikolinguistik. Karya tersebut juga dianggap sebagai penanda lahirnya Psikolinguistik
Generasi Pertama. Selain tiga tokoh di atas, Psikolinguistik Generasi pertama juga diisi
dengan tokoh-tokoh seperti Bloomfield (ahli linguistik) dan Skinner (ahli psikologi),
yang cenderung beraliran Behaviorisme, Sebuah mazhab psikologi yang mendasarkan
pemahaman bahwa perilaku manusia terjadi dalam pola stimulus-respons.
Pada perkembangan berikutnya, Psikolinguistik Generasi Kedua di antaranya
ahli linguistik Noam Chomsky (1963), mengganggap bahwa proses berbahasa tidak
sesederhana pola stimulus – respons sebagaimana pendapat mazhab Behavioristik.
Kemampuan berbahasa manusia adalah sesuatu yang rumit namun sistematis dengan
kaidah-kaidahnya. Dengan pemahaman ini, Chomsky menerangkan bahwa manusia
mampu membuat kalimat baru yang tak terbatas. Karena saat berbahasa, yang manusia
tangkap adalah kaidah berbahasanya. Selanjutnya, Psikolinguistik Generasi Ketiga
memperluas analisis kalimat pada psikolinguistik Generasi kedua menjadi analisis
wacana. Para psikolinguis Generasi Ketiga menarik garis paralel antara linguistik dan
proses mental pada psikologi kognitif .
Tidak ada teori yang sempurna, juga dalam teori linguistik dan keberbahsaan.
Pasti terdapat kelabihan dan kelemahan masing-masing dalam perkembangan
psikolinguistik generasi pertama, kedua, dan ketiga. Dengan latar belakang masalah
tersebut makalah ini akan membahas “Sejarah Perkembangan Psikolinguistik Generasi
Pertama hingga Generasi Ketiga”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang berkenaan dengan berkenaan perkembangan sejarah


tersebut penulis merumuskan masalah ini yaitu, “Bagaimanakah Sejarah
Perkembangan Psikolingistik dari Generasi Pertama hingga Generasi Ketiga?”

C. Tujuan

Selaras dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan
yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana sejarah perkembangan Psikologi dari Generasi Pertama hingga Generasi Ketiga.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sejarah, Perkembangan, dan Psikolinguistik


Terkait dengan sejarah perkembangan psikolingustik dari generasi pertama
hingga generasi ketiga, maka ada tiga difinisi yang berkaitan dengan hal tersebut
yaitu:
1. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah merujuk pada (a) asal-
usul (keturunan) silsilah, (b) kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi
pada masa lampau; riwayat; tambo; cerita sejarah, (c) pengetahuan dan uraian
tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi dalam masa lampau;
imu sejarah.

2. Menurut makna literal dalam Kamus Bahasa Indonesia perkembangan


memiliki arti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar (merata, meluas,
dam sebagainya). Hakekat perkembangan menurut Lewin adalah perubahan
tingkah laku, dengan pokok-pokok pikirannya sebagai berikut:
- Perkembangan berarti perubahan di dalam variasi tngkah laku, makin
bertambah umur seseorang, variasi kegiatannya makin bertambah jauh.
- Perkembangan berarti perubahan dalam organisasi dan struktur tingkah
laku.

3. Psikolinguistik merupakan suatu ilmu yang meneliti bagaimana para penutur


atau pengguna bahasa membentuk, membangun, atau memahami kalimat-
kalimat bahasa tersebut (Bach dalam Tarigan, 1985:3) .

Chaer (2009: 5) memberi pengertian bahwa psikolinguistik terbentuk dari


kata psikologi dan kata lingustik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang
masing-masing berdiri sendiri, dengan prosedur dan metode yang berlainan.
Keduanya sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya, namun objek
materialnya yang berbeda. Linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan
psikologi mengk aji perilaku berbahasa atau proses berbahasa. Oleh karena itu,
cara dan tujuan keduanya pun berbeda. Dari pengertian yang diuraikan di atas,
maka psikolinguistik merupakan perpaduan antara dua displin ilmu yang berbeda,
namun keduanya sama-sama mempelajari bahasa.

4
Dengan demikian sejarah perkembangan psikolinguistik merupakan uraian
peristiwa maupun pemikiran para ahli mengenai proses pemerolehan bahasa
dalam membentuk, membangun, memahami kalimat, ujaran maupun perilaku
pengguna bahasa tersebut yang dikaji secara empiris dan komprehensif sesuai
dengan masa teori tertentu dikemukakan.

B. Tiga Generasi dalam Psikolinguistik


Menurut Parera (1996, dalam Chaer, 2009: 21-25) terdapat tiga generasi dalam
psikolinguistik Yaitu :
1. Psikolinguistik Generasi Pertama
Psikolinguistik generasi pertama adalah psikolinguistik dengan para pakar yang
menulis artikel dalam kumpulan karangan berjudul Psyhcolinguistics: A Survey
of Theory and Research Problems yang disunting oleh C. Osgood dan T.
Sobeok tahun 1954.
Kemudian para ilmuwan menganggap keduanya sebagai tokoh psikolingustik
generasi pertama . Titik pandang Osgood dan Sebeok berkaitan erat dengan
aliran Behaviorisme (aliran perilaku) atau lebih tepat lagi dengan aliran
neobehaviorisme. Teori-teori behaviorisme ini mengidentifikasikan bahasa
sebagai suatu sistem respons langsung dan tidak langsung terhadap stimulus
verbal atau nonverbal. Oleh karena itu, terdapat tiga kelemahan dalam teori
tersebut diantaranya sebagai berikut :
a. Bahasa hanya dipandang sebagai satu runtutan stimulus respons,
b. Osgood menyatakan bahwa jumlah pemerolehan bahasa adalah
kemampuan untuk membedakan kata dan bentuk yang berbeda, dan
kemampuan untuk melakukan generalisasi.
c. Psikolinguistik generasi pertama bersifat individualis. Teori tersebut lebih
menekankan pada perilaku berbahasa dari masing-masing inividu.
Selain Osgood dan Sebeok, tokoh psikolinguistik generasi pertama
lainnya adalah Blomfield dan Skinner yang masing-masing saling mendukung
stimulus-respons. Menurut kaum Behavioris semua keterampilan manusia
diperoleh dengan proses belajar, termasuk kemampuan berbahasa, bukanlah
sesuatu yang diwariskan.

5
Bloomfield tokoh linguistik Amerika yang menerima dan menerapkan
teori-teori Perilaku/behavioristik dalam menganalisis bahasa. Diapun menerap-
kan teori stimulus respons dan menyatakan bahwa :
1. Bahasa adalah salah satu bentuk dari perilaku yang dapat diamati oleh
panca indra, yakni indra pendengar.
2. Terdapat tiga rangkaian peristiwa berbahasa yaitu :
a. Stimulus pertama yakni peristiwa berbahasa disimbolkan dengan kode S
b. Respons yang dilakukan terhadap stimulus pertama melalui bunyi
bahasa disimbolkan dengan kode r.
c. Peristiwa yang terjadi setelah ada respons perilaku diberi kode R.
3) Di antara peristiwa a dan c yang terdiri dari respons bahasa terhadap
stimulus.
Aliran Behaviorisme dalam psikologi merupakan satu aliran empiris
(sesuai pengalaman nyata), maka pandangan mereka tentang bahasa juga
merupakan pandangan empiris. Dengan kata lain, bahasa itu merupakan wujud
perilaku manusia yang dapat ditangkap oleh panca indra. Menurut kaum
Behavioris semua keterampilan manusia diperoleh dengan proses belajar,
termasuk juga dalam kemampuan berbahasa.

2. Psikolinguistik Generasi Kedua


Miller dan Chomsky berpendapat bahawa kaidah dan sistem kaidah yang
diperoleh dalam proses berbahasa merupakan penggabungan dari model-model
linguistik tata bahasa relatif berbeda dengan proses-proses psikologi, yang lebih
menekankan preses berbahasa secara linguistik daripada menurut disiplin
psikologi.
Beberapa pernyataan tentang generasi kedua adalah :
a. Dalam komunikasi verbal, tidak semua ciri-cirinya dapat diamati, generasi
kedua beragumen bahawa tidak semua makana dapat diungkapkan dalam
ujaran bahasa.
b. Makna sebuah tuturan tidak boleh dikacaukan dengan apa yang
ditunjukkannya. Makna adalah sesuatu yang sangat kompleks terkait
dengan antar hubungan simbol-simbol atau lambang-lambang. Satu respons
terpenggal terlalu menyederhanakan suatu makana atau keseluruhan.

6
c. Memahami makna lebih dari sekedar susunan kata, melainkan memahami
apa yang ada di dalam otak sipenutur.
d. Kalimat bukan hanya sekedar susunan stimulus respons, melainkan sebagai
interaksi antar kata dalam kalimat.
e. Pengetahuan seseorang akan sistem semantik dan sintaksis memungkinkan
ia dapat menyusun sejumlah kalimat yang tidak terbatas. Tdak ada
seorangpun yang dapat mengetahui dan menguasai kedua sistem tersebut
dan yang utama adalah bagaimana orang tersebut mempelajari dan
mengkombinasikan kemungkinan-kemungkinan sistem dan kaidahnya agar
dapat diteima dan dipahami.
f. Dalam menganalisis proses berbahasa perlu dibedakan struktur dalam yang
menjadi struktur batin seorang penutur dan struktur luar yang merupakan
wujud luar dari bahasa. Artinya psikolinguistik harus dapat menjelaskan
bagaimana otak menyimpan informasi dan mengolah informasi tersebut
dalam satuan-satuan bahasa.
g. Kemampuan berbahasa tidak bergantung pada intelegensi dan besarnya
otak, melainkan “menjadi manusia”.

Ketujuh poin di atas jelas ditujukan untuk menyanggah aliran


Behaviorisme, baik yang klasik maupun yang baru. Waluapun demikian,
Psikolinguistik Generasi Kedua ini memiliki kelemahan dan tidak dapat
menjelaskan secara empiris terkait dengan perilaku berbahasa pada seorang
penutur. Seorang ahli psikolinguistik berkebangsaan Rusia, Leonative
mengatakan bahwa pendekatan ini tidak diterima oleh psikolinguis Rusia dan
psikolinguis ilmiah kontemporer karena bantahan tersebut masih mengulangi
kesalahan generasi pertama dan adanya ciri individualisme. Bahasa tidak boleh
diperlakukan hanya sebagai satu objek formal yang identik untuk semua anak
manusia, tetapi harus pula diperlakukan sebagai satu objek yang menentukan
secara sosial dan historis.

2. Psikolinguistik Generasi Ketiga


Psikolinguistik Generasi Kedua menyatakan bahwa analisis mereka mengenai
bahasa telah melampaui batas kalimat. Namun pada kenyataannya analisis
mereka hanya sampai pada hubungan antara kalimat dan pada kalimat saja,

7
belum sampai pada wacana. Hubungan antara tata bahasa dan semantik
diperlakukan hanya dalam proses pembentukan kalimat yang gramatikal dan
bermakna, terlepas dari konteks wacana. Analisis wacana merupakan usaha
untuk memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi ketika bahasa
digunakan oleh penutur. Data yang bisa digunakan bisa berbentuk lisan dan
tulisan. Beberapa konsep yang berhubungan dengan analisis topik-topik telah
diintroduksikan, namun tetap tidak ada kelanjutannya. Para psikolinguis
generasi kedua juga menarik garis yang paralel antara tataran linguistik dan
proses mental dari psikologi kognitif. Tataran linguistik dan tataran rancangan
proses psikologi kognitif yang paralel dapat dilihat pada bagan berikut :

Subsistem Linguistik Tataran rancangan Psikolinguistik


 Rancangan Wacana
 Analisis Wacana
 Rancangan Intonasi
 Sintaksis Kalimat  Rancangan Sintaksis
 Kaidah Leksikal  Rancangan Pemilihan Leksikal
 Kaidah Morfofonemik  Rancangan Morfofonemik
 Kaidah Fonologi  Rancangan Fonetik dan Motoris

Keparalelan analisis antara linguistik dan psikolinguistik ini dikritik keras


karena asumsi ini tidak dapat diuji secara nyata. Oleh karena iu, revisi terhadap
konsep-konsep generasi kedua ini harus dilakukan.
Dengan demikian terdapat beberapa ciri-ciri psikolinguistik Generasi
Ketiga, yaitu:
1. Berorientasi pada psikologi, tetapi bukan psikologi perilaku
(Behaviorusme). Dalam berbahasa terjadi proses yang serempak dari
informasi linguistik dan psikologi (Fresse dan Al Vallon dari Perancis, dan
G. Werstct).
2. Meepaskan diri dari kerangka “psikolinguistik kalimat” dan lebih terlibat
dalam psikolinguistik yang berdasarkan situasi dan konteks. Dengan
demikian, analisis psikolinguistik bukan lagi menentukan kaidah hubungan
antara struktur gramatikal dan kaidah semantik model Noam Chomsky
dengan teori Generatif Transformasinya, melainkan hubungan ini diperluas

8
dengan memperhitungkan situasi dan konteks.
3. Adanya satu pergeseran dari analisis mengenai proses ujaran yang abstrak
(atau presepsinya) ke satu analaisis psikologis mengenai komunikasi dan
perpikiran.

Ketiga ciri utama dari psikolinguistik generasi ketiga ini menunjukkan


telah terjadi satu peningkatan kualitatif dalam perkembangan psikolinguistik di
negara-negara Barat. Namun menurut Leontive (1981) dibandingkan dengan
perkembangan linguistik di Eropa, maka psikolinguistik di Rusia telah
memperhitungkan jurus komunikasi dan perpikiran dalam analisis
psikolinguistik.
Psikolinguistik di Rusia dikenal dengan nama “Teori Aktivitas Ujaran’,
telah mendasarkan diri pada postulat bahwa “Perilaku manusia bersifat aktif,
purposif, termotivasi.” Postulat ini di negara-negara Barat belum sepenuhnya
disepakati.

9
BAB III
SIMPULAN

Dari uraian mengenai sejarah perkembangan psikolinguistk dari genarasi


pertama hingga generasi ketiga, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Terdapat tiga generasi dalam sejarah perkembangan psikolinguistik yang


terdiri dari:

a. Psikolinguistik Generasi Pertama cenderung mengacu pada mazhab


Psikologi Behaviorisme yang menggap proses berbahasa merupakan
mekanisme pola stimulus - respons

b. Psikolinguistik Generasi Kedua cenderung mengacu pada teori


Strukturalis yang menganggap bahwa aktivitas berbahasa merupakan
proses penyusunan kalimat yang rumit namun sistematis dan ketat dengan
kaidah

c. Psikolinguistik Generasi Ketiga cenderung mengacu pada kajian psikologi


yang menganggap bahwa berbahasa merupakan proses komunikasi yang
sesuai dengan situasi dan kontekstual serta meluas pada kaijan wacana.

2. Perkembangan dan pergeseran fokus kajian masing-masing generasi


menunjukkan bahwa psikolinguistik sebagai ilmu berkembang dan masih akan
berkembang

10
DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi, MIF. 2016. Pengantar Psikologi Kognitif. Bandung: Refika


Aditama

Chaer Abdul. 2012. Linguitik Umum: Edisi Revisi: Jakarta: Rineka Cipta

Chaer Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta

Qonita Alya. 2014. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar.


Bekasi: PT Indah Jaya

Restoeningroem & Arifin Z. 2019. Teori dan Hakikat Psikolinguistik.


Jakarta: Pustaka Mandiri.

Samsunuwiyati. 2005. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Bandung: PT


Refika Aditama

Sujanto Agus, dkk. 1980. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara.

11

Anda mungkin juga menyukai