PERKEMBANGAN PSIKOLINGUISTIK
DARI GENERASI PERTAMA HINGGA GENERASI KETIGA
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerja sama langsung atara disiplin linguistik dan psikologi sudah dimulai sejak
1860, yaitu oleh Heyman Steinthal, seorang ahli psikologi yang beralih menjadi ahli
linguistik, dan Moriz Lazarus seorang ahli linguistik yang beralih menjadi ahli
psikologi (Chaer, 2009: 16). Keduanya menerbitkan jurnal bersama yang
membicarakan bahasa dari sudut pandang linguistik dan psikologi. Kerja sama lebih
erat dilakukan pada tahun 19011 di Jerman oleh Albert Thumb (linguis) dan Karl
Marbe (pskilolog). Kedua pakar ini telah menggunakan kaidah psikologi eksperimental
untuk meneliti hipotesis-hipotesis linguistik yang menunjukkan satu manifestasi tentang
psikolinguistik sebagai gabungan psikologi dan lingusitik. Secara khusus Thumb dan
Marbe mengkaji bersama analisis linguistik dan analisis psikologi dari interaksi antar
penutur bahasa (Chaer, 2009: 17).
Psikolinguistik sebagai disiplin ilmu disepakati dimulai sejak diadakananya
seminar oleh Social Science and Research Council pada tanggal 18 Juni hingga 10
Agustus 1951 di Universitas Cornell, Amerika Serikat. Seminar yang dihadiri para ahli
linguistik, psikologi, patologi, ahli teori informasi, dan pembelajaran bahasa ini
dimaksudkan untuk menggali lebih jauh keterkaitan antara psikologi dan linguistik dan
mendiskusikan agar kedua bidang keilmuan dapat digabungkan.
Pada tahun 1953 Charles Osgood (ahli psikologi) Thomas Sebeok (ahli
linguistik), dan Carrol (ahli psikologi). mengadakan pertemuan kembali di Universitas
Indiana meghasilkan buku berjudul Psycholinguistik: A Survey of Theory and Research
Problems. Sebuah buku tentang psikolinguistik yang pertama kali menggunakan istilah
psikolinguistik. Karya tersebut juga dianggap sebagai penanda lahirnya Psikolinguistik
Generasi Pertama. Selain tiga tokoh di atas, Psikolinguistik Generasi pertama juga diisi
dengan tokoh-tokoh seperti Bloomfield (ahli linguistik) dan Skinner (ahli psikologi),
yang cenderung beraliran Behaviorisme, Sebuah mazhab psikologi yang mendasarkan
pemahaman bahwa perilaku manusia terjadi dalam pola stimulus-respons.
Pada perkembangan berikutnya, Psikolinguistik Generasi Kedua di antaranya
ahli linguistik Noam Chomsky (1963), mengganggap bahwa proses berbahasa tidak
sesederhana pola stimulus – respons sebagaimana pendapat mazhab Behavioristik.
Kemampuan berbahasa manusia adalah sesuatu yang rumit namun sistematis dengan
kaidah-kaidahnya. Dengan pemahaman ini, Chomsky menerangkan bahwa manusia
mampu membuat kalimat baru yang tak terbatas. Karena saat berbahasa, yang manusia
tangkap adalah kaidah berbahasanya. Selanjutnya, Psikolinguistik Generasi Ketiga
memperluas analisis kalimat pada psikolinguistik Generasi kedua menjadi analisis
wacana. Para psikolinguis Generasi Ketiga menarik garis paralel antara linguistik dan
proses mental pada psikologi kognitif .
Tidak ada teori yang sempurna, juga dalam teori linguistik dan keberbahsaan.
Pasti terdapat kelabihan dan kelemahan masing-masing dalam perkembangan
psikolinguistik generasi pertama, kedua, dan ketiga. Dengan latar belakang masalah
tersebut makalah ini akan membahas “Sejarah Perkembangan Psikolinguistik Generasi
Pertama hingga Generasi Ketiga”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Selaras dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan
yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana sejarah perkembangan Psikologi dari Generasi Pertama hingga Generasi Ketiga.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Dengan demikian sejarah perkembangan psikolinguistik merupakan uraian
peristiwa maupun pemikiran para ahli mengenai proses pemerolehan bahasa
dalam membentuk, membangun, memahami kalimat, ujaran maupun perilaku
pengguna bahasa tersebut yang dikaji secara empiris dan komprehensif sesuai
dengan masa teori tertentu dikemukakan.
5
Bloomfield tokoh linguistik Amerika yang menerima dan menerapkan
teori-teori Perilaku/behavioristik dalam menganalisis bahasa. Diapun menerap-
kan teori stimulus respons dan menyatakan bahwa :
1. Bahasa adalah salah satu bentuk dari perilaku yang dapat diamati oleh
panca indra, yakni indra pendengar.
2. Terdapat tiga rangkaian peristiwa berbahasa yaitu :
a. Stimulus pertama yakni peristiwa berbahasa disimbolkan dengan kode S
b. Respons yang dilakukan terhadap stimulus pertama melalui bunyi
bahasa disimbolkan dengan kode r.
c. Peristiwa yang terjadi setelah ada respons perilaku diberi kode R.
3) Di antara peristiwa a dan c yang terdiri dari respons bahasa terhadap
stimulus.
Aliran Behaviorisme dalam psikologi merupakan satu aliran empiris
(sesuai pengalaman nyata), maka pandangan mereka tentang bahasa juga
merupakan pandangan empiris. Dengan kata lain, bahasa itu merupakan wujud
perilaku manusia yang dapat ditangkap oleh panca indra. Menurut kaum
Behavioris semua keterampilan manusia diperoleh dengan proses belajar,
termasuk juga dalam kemampuan berbahasa.
6
c. Memahami makna lebih dari sekedar susunan kata, melainkan memahami
apa yang ada di dalam otak sipenutur.
d. Kalimat bukan hanya sekedar susunan stimulus respons, melainkan sebagai
interaksi antar kata dalam kalimat.
e. Pengetahuan seseorang akan sistem semantik dan sintaksis memungkinkan
ia dapat menyusun sejumlah kalimat yang tidak terbatas. Tdak ada
seorangpun yang dapat mengetahui dan menguasai kedua sistem tersebut
dan yang utama adalah bagaimana orang tersebut mempelajari dan
mengkombinasikan kemungkinan-kemungkinan sistem dan kaidahnya agar
dapat diteima dan dipahami.
f. Dalam menganalisis proses berbahasa perlu dibedakan struktur dalam yang
menjadi struktur batin seorang penutur dan struktur luar yang merupakan
wujud luar dari bahasa. Artinya psikolinguistik harus dapat menjelaskan
bagaimana otak menyimpan informasi dan mengolah informasi tersebut
dalam satuan-satuan bahasa.
g. Kemampuan berbahasa tidak bergantung pada intelegensi dan besarnya
otak, melainkan “menjadi manusia”.
7
belum sampai pada wacana. Hubungan antara tata bahasa dan semantik
diperlakukan hanya dalam proses pembentukan kalimat yang gramatikal dan
bermakna, terlepas dari konteks wacana. Analisis wacana merupakan usaha
untuk memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi ketika bahasa
digunakan oleh penutur. Data yang bisa digunakan bisa berbentuk lisan dan
tulisan. Beberapa konsep yang berhubungan dengan analisis topik-topik telah
diintroduksikan, namun tetap tidak ada kelanjutannya. Para psikolinguis
generasi kedua juga menarik garis yang paralel antara tataran linguistik dan
proses mental dari psikologi kognitif. Tataran linguistik dan tataran rancangan
proses psikologi kognitif yang paralel dapat dilihat pada bagan berikut :
8
dengan memperhitungkan situasi dan konteks.
3. Adanya satu pergeseran dari analisis mengenai proses ujaran yang abstrak
(atau presepsinya) ke satu analaisis psikologis mengenai komunikasi dan
perpikiran.
9
BAB III
SIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Chaer Abdul. 2012. Linguitik Umum: Edisi Revisi: Jakarta: Rineka Cipta
11