Disusun oleh:
Kelompok 2
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan
Psikolinguistik” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr. Dra. Gustianingsih, M.Hum,
selaku dosen mata kuliah Psikolinguistik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang sejarah perkembangan psikolinguistik bagi para pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dra. Gustianingsih, M.Hum. selaku
dosen mata kuliah Psikolinguistik yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah
ini dan anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen pengampu dan pembaca
untuk perbaikan makalah ini ke depannya.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ..................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
BAB III......................................................................................................................................... 10
PENUTUP.................................................................................................................................... 10
3.1 Simpulan.............................................................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari perilaku berbahasa, baik perilaku yang
tampak maupun perilaku yang tidak tampak. Psikolinguistik menggabungkan antara bahasa
dengan psikologi manusia.
Terdapat dua aliran filsafat yang saling bertentangan dan sangat mempengaruhi
perkembangan linguistik dan psikologi, yakni empirisme dan rasionalisme. Kedua aliran filsafat
ini turut berkontribusi dalam perkembangan pemikiran para ilmuan di dua ranah ilmu tadi. Aliran
filsafat empirisme menganggap bahwa ilmu merupakan objek kajian yang dapat dikenali secara
inderawi. Aliran filsafat ini erat kaitannnya dengan psikologi asosiasi. Aliran ini mengkaji objek
ilmu dengan menganalisis unsur-unsur pembentuknya sampai sekecil-kecilnya. Aliran filsafat
rasionalisme mengkaji bahwa akal sebagai faktor yang harus dikaji agar memahami perilaku
manusia. Oleh karena itu, aliran ini disebut bersifat holistik dan biasa dikaitkan dengan paham
nativisme, idealisme, dan mentalisme.
Pada awalnya, psikolinguistik bukanlah ilmu mandiri yang dikaji secara khusus.
Psikolinguistik merupakan ilmu yang dikaji secara terpisah baik oleh pakar linguistik maupun
pakar psikologi. Psikolinguistik juga memiliki sejarah dari perkembangannya serta generasi–
generasi dalam psikolinguistik dalam menjawab persoalan–persoalannya.
Pada awal perkembangannya, psikolinguistik bermula dari adanya pakar linguistik yang
berminat pada psikologi, dan adanya pakar psikologi yang berkecimpung dalam linguistik. Dengan
adanya kerja sama antara pakar linguistik dan pakar psikologi, dan kemudian muncullah pakar-
pakar psikolinguistik sebagai disiplin mandiri.
Oleh karena itu, topik sejarah psikolinguistik ini merupakan topik yang sangat menarik
untuk dibahas. Penulis berpendapat bahwa topik sejarah perkembangan psikolinguistik merupakan
suatu hal yang penting untuk diketahui.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sejarah kajian linguistik ada sejumlah pakar linguistik yang menaruh perhatian
besar pada psikologi, yaitu Von Humbolt, Ferdinand de Saussure, Edward Sapir, Leonard
Bloomfield, dan Otto Jespersen.
Edward Sapir (1884-1939), pakar linguistik dan antropologi bangsa Amerika yang
mengkaji hubungan antara bahasa (linguistik) dengan pikiran (psikologi). Berdasarkan kajiannya,
beliau berkesimpulan bahwa bahasa terutama strukturnya merupakan unsur yang menentukan
struktur pikiran manusia. Beliau juga menekankan bahwa linguistik dapat berkontribusi pada teori
psikologi Gestalt, begitu pula sebaliknya.
3
Leonard Bloomfield (1887-1949), pakar linguistik bangsa Amerika. Dalam menganalisis
bahasa, dipengaruhi oleh dua aliran psikologi yang bertentangan, yakni behaviorisme dan
mentalisme. Pada awalnya, beliau mengkaji bahasa dengan prinsip-prinsip mentalisme. Beliau
berpendapat bahwa berbahasa dimulai dari melahirkan pengalaman luar biasa, terutama karena
penjelmaan tekanan emosi yang sangat kuat. Jika karena adanya tekanan emosi yang sangat kuat,
maka muncullah ucapan (kalimat) eklamasi. Jika pengalaman ini lahir oleh keinginan, maka
muncullah ucapan (kalimat) deklarasi. Jika keinginan berkomunikasi ini bertukar menjadi
keinginan untuk mengetahui, maka muncullah ucapan (kalimat) interogasi. Pada tahun 1925,
Bloomfield meninggalkan aliran empirisme dan beralih pada aliran behaviorisme, yang
memunculkan teori bahasa “linguistik struktural” atau “linguistik taksonomi”.
Pada perkembangannya, ada beberapa pakar psikologi yang menaruh perhatian pada
linguistik, yaitu John Dewey, Karl Buchler, Wundt, Watson, dan Weiss.
Karl Buchler, pakar psikologi berkebangsaan Jerman. Beliau menulis buku berjudul
Sparch Theorie (1934), yang menyatakan bahwa bahasa manusia memiliki tiga fungsi yang disebut
Organon Modell der Saprch, yaitu Kungabe (Ausdruck), Appell (Auslosung), dan Darstellung.
Kungabe adalah tindakan komunikatif berwujud verbal. Appell adalah permintaan yang ditujukan
kepada orang lain. Darstellung adalah penggambaran masalah pokok yang dikomunikasikan.
4
Wundt (1832-1920), ahli psikologi berkebangsaan Jerman, yang pertama kali
mengembangkan teori mentalistik bahasa. Wundt menjelaskan bahasa alat untuk melahirkan
pikiran. Hal ini terjadi karena terdapat perasaan-perasaan serta gerak-gerak yang melahirkan
bahasa secara tidak sadar. Menurut Wund, satu kalimat merupakan suatu kejadian akal yang terjadi
secara serempak. Wundt juga terkenal dengan teori performansi bahasa (language performance).
Teori ini menjelaskan dua aspek, yakni fenomena luar (citra bunyi) dan fenomena dalam (rekaman
pikiran).
a) bahasa merupakan satu kumpulan respons yang jumlahnya tidak terbatas terhadap suatu
stimulus.
b) pada dasarnya, perilaku bahasa menyatukan anggota suatu masyarakat ke dalam organisasi
gerak syaraf.
c) perilaku bahasa adalah sebuah alat untuk mengubah dan meragamkan kegiatan seseorang
sebagai hasil warisan dan hasil perolehan.
e) respons bahasa sebagai suatu stimulus pengganti untuk benda dan keadaan yang sebenarnya
memungkinkan kita untuk memunculkan kembali suatu hal yang pernah terjadi, dan menganalisis
kejadian ini dalam bagian-bagian.
5
Kerja sama antara disiplin linguistik dan psikologi sebenarnya sudah dimulai sejak 1860,
yaitu oleh Heyman Steinthal, seorang ahli psikologi yang beralih menjadi ahli linguistik dan
Moritz Lazarus seorang ahli linguistik yang beralih menjadi ahli psikologi dengan menerbitkan
sebuah jurnal yang khusus membicarakan masalah psikologi bahasa dari sudut linguistik dan
psikologi.
Pada tahun 1901, Albert Thumb (ahlilinguistik) dan Karl Marbe (ahli psikologi)
menerbitkan buku berjudul Experimentelle Untersuchungen iiber die PsychologishenGrundallen
der Sparchichen Analogiebieldung. Kedua pakar tadi menggunakan kaidah-kaidah psikologi
eksperimental untuk meneliti hipotesis-hipotesis linguistik yang menghasilkan pengaruh sangat
kuat akan lahirnya psikolinguistik.
Pada tahun 1953, Osgood (linguis), Sebeok (linguis), dan Caroll (ahli psikologi) bertemu
dalam seminar di Universitas Indiana Amerika Serikat. Pertemuan ini menghasilkan buku
Pscholinguistics: A Survey of Theory and Research Problems. Buku ini kemudian disunting oleh
Osgoods dan Sebeok. Inilah buku psikolinguistik pertama yang menggunakan istilah
psikolinguistik. Dasar-dasar psikolinguistik menurut beberapa pakar di dalam buku yang disunting
oleh Osgood dan Sebeok di atas adalah berikut ini.
a. Psikolinguistik adalah satu teori linguistik berdasarkan bahasa yang dianggap sebagai
sebuah sistem elemen yang saling berhubungan erat.
c. Psikolinguistik adalah satu teori informasi yang menganggap bahasa sebagai sebuah alat
untuk menyampaikan suatu benda.
Dibukanya program khusus psikolinguistik pada tahun 1953 oleh R. Brown merupakan
tanda formal ilmu ini adalah disiplin mandiri. Sarjana pertama disiplin ilmu ini adalah Eric
6
Lenneberg. Pakar lain yang kemudian muncul adalah Leshley, Osgoods, Skinner, Chomsky, dan
Miller yang kesemuanya sangat berjasa bagi perkembangan psikolinguistik.
7
2. Psikolinguistik generasi pertama ini bersifat atomistik.
Tokoh lain dari generasi pertama ini adalah L. Bloomfield. Beliau adalah tokoh inguistik
Amerika yang menerima dan menerapkan teori- teori perilaku (hehaviorisme) dalam analisis
bahasa. Pernyataan-pernyataan Bloomfield yang terpenting adalah sebagai berikut:
2. Dalam menganalisis bahasa perlu dibedakan tiga peristiwa beruntun berikut ini.
b) Respons yang dilakukan terhadap stimulus pertama. Salah satu respons adalah perilaku
atau perbuatan berbahasa yang berwujud bunyi bahasa. Respons perilaku ini diberi kode r.
c) Peristiwa yang terjadi setelah ada respons perilaku. Peristiwa yang terjadi setelah
respons (r) diberi kode R.
3. Di antara peristiwa a dan c terdapat peristiwa bahasa yang terdiri dari respons bahasa terhadap
stimulus. Respons bahasa yang berubah menjadi stimulus (kedua); dan akhirnya respons (R)
setelah stimulus kedua.
Pernyataan G.S. Miller dan Noam Chomsky tentang psikolinguistik generasi kedua yang
termuat dalam artikel “Some Preliminaries to Psycholinguistic” yang dimuat dalam American
Psychologist jilid 20 tahun 1985, yaitu:
1. Dalam komunikasi verbal, tidak semua ciri-ciri fisiknya jelas dan terang dan tidak semua ciri-
ciri yang terang dalam ujaran mempunyai reprentasi fisik.
2. Makna sebuah tuturan tidak boleh dikacaukan dengan apa yang ditunjukkannya.
8
3. Makna sebuah ujaran bukanlah makna dari kata-kata yang tersusun. Memahami makna sebuah
ujaran berarti memahami apa yang ada dalam otak si penutur.
4. Struktur sintaksis sebuah kalimat terdiri dari satuan-satuan yang menentukan intraksi antara
makna-makna kata yang terdapat dalam kalimat tersebut.
5. Jumlah kalimat dan jumlah makna yang dapat diejawantahkan dengan bahasa tidak terbatas
jumlahnya.
6. Harus dibedakan antara pendeskripsian sebuah bahasa dan pendeskripsian pemakaian bahasa.
7. Adanya komponen biologis yang besar untuk menentukan kemampuan berbahasa. Kemampuan
berbahasa ini tidak tergantung pada intelligensi dan besarnya otak, melainkan bergantung pada
“jadi manusia”.
Psikolinguistik generasi kedua ini belum menjelaskan semua masalah proses berbahasa dan
masih banyak ditemui kesalahannya.
3. Adanya satu pergeseran dari analisis mengenai proses ujaran yang abstrak ke satu analisis
psikologis mengenai komunikasi dan perpikiran.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Psikologi dalam sejarah kajian linguistik, ada sejumlah pakar linguistik yang menaruh
perhatian besar pada psikologi, yaitu (1) Von Humbolt, mengkaji hubungan antara bahasa
(linguistik) dengan pemikiran manusia (psikologi), (2) Ferdinand de Saussure, mengkaji apa
sebenarnya bahasa itu (linguistik) dan bagaimana keadaaan bahasa itu di dalam otak (psikologi)
dan memperkenalkan tiga istilah penting dalam linguistik, yaitu langage, langue, dan parole. (3)
Edward Sapir, mengkaji hubungan antara bahasa (linguistik) dengan pikiran (psikologi). (4)
Leonard Bloomfield, mengkaji bahasa dengan prinsip-prinsip mentalisme, dan (5) Otto Jespersen,
menganalisis bahasa menurut psikologi mentalistik dan juga berbau behaviorisme.
Linguistik dalam psikologi, ada beberapa pakar psikologi yang menaruh perhatian pada
linguistik, yaitu (1) John Dewey, mengkaji analisis linguistik bahasa kanak-kanak berdasarkan
prinsip-prinsip psikologi, (2) Karl Buchler, menyatakan bahwa bahasa manusia memiliki tiga
fungsi yaitu Kungabe (Ausdruck), Appell (Auslosung), dan Darstellung, (3) Wundt, orang pertama
yang mengembangkan teori mentalistik Bahasa, (4) Watson, menyamakan antara perilaku
berbahasa dengan perilaku lainnya, dan (5) Weiss, mengakui adanya aspek mental dalam bahasa.
Kerja sama antara disiplin linguistik dan psikologi sudah dimulai sejak 1860, yaitu oleh
Heyman Steinthal, seorang ahli psikologi yang beralih menjadi ahli linguistik dan Moritz Lazarus
seorang ahli linguistik yang beralih menjadi ahli psikologi dengan menerbitkan sebuah jurnal yang
khusus membicarakan masalah psikologi bahasa dari sudut linguistik dan psikologi.
Psikolinguistik sebagai disiplin mandiri pada tahun 1953 dengan dibukanya program
khusus psikolinguistik oleh R. Brown. Sarjana pertama disiplin ilmu ini adalah Eric Lenneberg.
Pakar lain yang kemudian muncul adalah Leshley, Osgoods, Skinner, Chomsky, dan Miller yang
kesemuanya sangat berjasa bagi perkembangan psikolinguistik.
Tiga generasi dalam psikolinguistik, yaitu psikolinguistik generasi pertama yang ditandai
oleh penulisan artikel “Psycholinguistics: A Survey of Thery and Research Problems” yang
disunting oleh tokoh utama generasi pertama yaitu C. Osgoods dan Sebeok, psikolinguistik
10
generasi kedua yang lahir karena psikolingustik generasi pertama tidak menjawab banyak masalah
proses berbahasa dan teori-teori itu kekurangan daya penjelas, dan psikolinguistik generasi ketiga
yang menyatakan analisis mereka mengenai bahasa telah melampaui batas kalimat.
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12