Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH ILMU PSIKOLINGUISTIK

(ILMU LUGHOH AN-NAFSI)

Disusun Oleh :
1. Dhiya Nafisah Ulhaq (2220204044)
2. Restu Dafa Al fayyadh (2220204045)
3. Bayu Fariesta S. (2220204046)
4. Syahnia Ardian (2220204047)

Dosen Pengampu:
Nurlista Iryanti,M.Pd

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami buat agar Pemakalah dan teman-teman sekalian dapat mengetahui
tentang Sejarah Ilmu Psikolinguistik.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin. Pembuatan makalah ini
dapat kami selesaikan karena bantuan dari beberapa teman dan sumber dari beberapa
buku. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang secara tidak
langsung telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari, karena kurangnya pengetahuan dan
pengalaman saya tentunya masih ada kekurangan baik dari segi susunan maupun dari segi
tata bahasa yang kami gunakan. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari teman-
teman pembaca sekalian agar kami dapat memperbaiki makalah kami.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu untuk bimbingan yang diberikan
selama proses belajar mengajar. Semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan kalian.
saya juga berharap agar makalah saya dapat bermanfaat dan juga menambah ilmu dan
pengetahuan baru terhadap pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Palembang, 24 Febuari 2024

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1

LATAR BELAKANG .................................................................................................................................. 1

RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................................ 1

TUJUAN MASALAH ...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 2

A. Sejarah Ilmu Psikolinguistik ............................................................................................................. 2

B. Ruang Lingkup Ilmu Psikolinguistik ................................................................................................ 5

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................... 6

Kesimpulan ............................................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa memiliki peranan penting dalam hidup kita. Barang kali karena lazimnya, jarang
sekali kita memperhatikannya dan lebih menganggapnya sebagai hal yang bisa seperti bernafas
atau berjalan.Pembelajaran bahasa, sebagai salah satu masalah komplek manusia, selain
berkenaan dengan masalah bahasa, juga berkenaan dengan masalah kegiatan berbahasa.
Sedangkan kegiatan berbahasa itu bukan hanya berlangsung mekanistik, tetapi juga berlangsung
secara mentalistik, artinya kegiatan berbahasa itu berkaitan juga dalam proses atau kegiatan
mental ( otak ).
Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, study linguistik perlu
dilengkapi dengan study antar disiplin antara linguistik dan psikologi. Inilah yang lazim disebut
dengan psikolinguistik. Dalam makalah sederhana ini akan dipaparkan tentang teori tentang Ilmu
Jiwa Bahasa ( Psikolinguistik ), Teori Tentang Ilmu Bahasa ( Linguistik).1
Psikolinguistik berkaitan dengan bagaimana orang, anak-anak dan orang dewasa sama,
memperoleh, belajar, memahami dan menghasilkan bahasa dalam konteks penggunaan
bahasa pertama, kedua, dan multibahasa. Ini juga berkaitan dengan studi tentang proses
membaca dan menulis di antara anak-anak dan orang dewasa dalam situasi yang berbeda.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud ilmu psikolingustik?
2. Apa saja ruang lingkup ilmu psikolingustik?

C. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui maksud ilmu psikolingustik
2. Dapat mengetahui ruang lingkup ilmu psikolingustik

1
Wahyudi Wahyudi and Muhammad Ridha DS, “Urgensi Mempelajari Psikolinguistik Terhadap Pembelajaran Bahasa,”
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 17, no. 1 (2017): 113–40, https://doi.org/10.32939/islamika.v17i1.202.
2
Universitas Islam et al., “Jurnal Ilmu Komunikasi PADA GENERASI MILENIAL Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya Manusia…” 12, no. 2 (2022).

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah ilmu psikolinguistik


1. Psikologi
Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psiche dan logos. psiche yang dalam
bahasa Inggris bersinonim dengan soul, mind, dan spirit yang mempunyai arti jiwa, sedangkan
logos artinya nalar, logika atau ilmu. Jiwa, dalam bahasa Arab disebut dengan nafs atau ruh yang
merupakan masalah yang abstrak. Secara harfiah psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang keadaan jiwa manusia. Karena masalah jiwa adalah masalah yang abstrak maka
psikologi bukan membicarakan keadaan jiwa itu secara langsung, tetapi mempelajari sikap dan
perilaku sebagai ekspresi keadaan jiwa yang ada. Hal ini didasarkan pada sebuah anggapan
bahwa jiwa itu selalu diekspresikan melalui raga atau badan yang berbentuk sikap atau perilaku.
Dengan mempelajari ekspresi yang tampak pada sikap dan perilaku seseorang maka akan
diketahui keadaan jiwa orang yang bersangkutan. Dalam setiap perkembangannya, psikologi
lebih lebih membahas atau mengkaji sisi manusia yang dapat diamati. Jiwa bersifat abstrak
sehingga tidak dapat diamati secara empiris, padahal objek setiap ilmu harus dapat diobservasi
secara indrawi. Maka dalam hal ini jiwa atau keadaan jiwa hanya bisa diamati melalui gejala-
gejalanya seperti orang yang sedang gembira akan berlaku riang dengan wajah yang berbinar-
binar, dan orang yang sedih akan tampak murung.3
Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad ke-20 tatkalan psikolog
Jerman Wilhem Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan dasar prinsip-prinsip
psikologis (Kess, 1992). Pada waktu itu telaah bahasa mulai mengalami perubahan dari sifatnya
yang estetik dan kultural ke suatu pendekatan yang "ilmiah". Sementara itu di benua Amerika
kaitan antara bahasa dengan ilmu jiwa juga mulai tumbuh. Perkembangan ini dapat dibagi
menjadi empat tahap, yaitu tahap formatif, tahap linguistik, tahap kognitif, dan tahap teori
psikolinguistik, realita, dan ilmu kognitif.4

3
Rohmani Nur Indah and Abdurrahman, “Psikolinguistik: Konsep & Isu Umum,” Psikolinguistik: Konsep & Isu Umum,
2008, 1–14.
4
Zulhannan Zulhannan, “BAHASA ARAB DAN PSIKOLINGUISTIK: Kajian Konseptual Dan Historis,” Jurnal Al Bayan: Jurnal
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab 9, no. 2 (2018): 249–62, https://doi.org/10.24042/albayan.v9i2.2241.

2
2. Linguistik
Linguistik berarti ilmu bahasa. Kata linguistik berasal dari kata Latin lingua yang berarti
bahasa. Orang yang ahli dalam ilmu linguistik disebut linguis. Ilmu linguistik sering juga disebut
linguistik umum (general linguistic) karena tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja.
Linguistik secara umum lazim disebut dengan ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil
bahasa sebagai objek kajiannya. Linguistik memperoleh kedudukan sebagai ilmu yang mandiri
(otonom) sebenarnya baru pada permulaan abad ke–20, yaitu setelah terbitnya buku yang ditulis
Ferdinand de Saussure (1916), Cours de Linguistique Generale, kemudian karya E Sapir (1912),
Language, an Intoduction to Study of Speech, serta terbitnya buku L. Bloomfield (1933)
Language.
Objek linguistik itu tentu saja bahasa. Jika dikaitkan dengan istilah- istilah dari de
Saussure, maka yang menjadi objek dalam linguistik adalah hal-hal yang dapat diamati dari
bahasa yakni parole dan yang melandasinya yaitu langue.
Manfaat ilmu limguistik bagi guru bahasa, pengetahuan tentang seluruh sub disiplin
linguistik (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) Sebagai guru bahasa, selain dituntut
untuk mampu berbahasa dengan baik dan benar mereka juga dituntut untuk dapat menjelaskan
masalah dan gejala-gejala bahasa. Pengetahuan tentang linguistik akan menjadi bekal untuk
melaksanakan tugas tersebut.5

3. Psikolinguistik
Ilmu psikolinguistik secara etimologi kata psikolinguistik telah terbentuk dari gabungan kata
psikologi dan linguistik. Bahwa Kedua bidang ilmu ini prosedur dan metodenya sangat berbeda. Akan
tetapi, keduanya sama-sama saling meneliti bahasa sebagai objek formalnya dalam kanianya. akan tetapi
objek materinya saja yang berbeda, kita tahu bahwa linguistik adalah ilmu yang mengkaji tentang struktur tata
bahasa, akan tetapi psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa dan uang lingkup
psikolinguistik. (Saepudin, 2018).
Psikolinguistik mencoba menguraikan proses- proses psikologi yang berlangsung jika
seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaiman

5
Liliana Muliastuti, “Bahasa Dan Linguistik,” Linguistik Umum, 2014, 1–42, http://repository.ut.ac.id/4729/3/PBIN4101-
M1.pdf.

3
kemampuan berbahasa itu diperoleh.6
Pertengahan abad kedua puluh John W. Gardner, seorang psikolog dari Carnegie Corporation,
Amerika, mulai menggagashibridisasi (peng-gabungan) kedua ilmu ini. Ide ini kemudian. dikembangkan
oleh psiko-log lain, John B. Carrol, yang pada tahun 1951 menyelenggarakan semi-nar di Universitas
Cornell untuk merintis keterkaitan antara kedua disiplin ilmu ini.Pertemuan itu dilanjutkan pada tahun 1953
di Uni-versitas Indiana. Hasil pertemuan ini membuat gema yang begitu. kuat di antara para ahli ilmu jiwa
maupun ahli bahasa sehingga banyak penelitian yang kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara kedua
ilmu ini. Pada saat itulah istilah psycho-linguistics pertama. kali dipakai.
Perkembangan ilmu linguistik yang semula. berorientasi pada aliran behaviorisme dan kemudian
beralih ke. mentalisme pada tahun 1957 dengan diterbit-kannya buku Chom-sky, Syntactic Structures, dan
kritik tajam dari Chomsky terhadap beha-vioristik B.F. Skinner telah membuat psikolinguistik seba-gai ilmu
yang banyak diminati orang. Hal ini semakin berkembang karena pan-dangan Chomsky tentang universal
bahasa,khusus nya pertanyaan mengapa anak di mana pun memperoleh bahasa mereka dengan memakai
strategi yang sama. Kesamaan strategi ini di dukung oleh berkembang nya ilmu neo linguistik .
Pada tahap ini psikolinguistik mulai mengarah pada peran kognisi dan landasan biologis manusia
dalam pemero- lehan bahasa. Pelopor seperti Chomsky mengatakan bahwa linguis itu sebenarnya adalah
psikolog kog-nitif. pmerolehan bahasa pada manusia bukanlah penguasaan kom-ponen bahasa tanpa
berlandas-kan pada beberapa prinsip kognitif. Tatabahasa, misalnaya, tidak lagi dipandang sebagai sesuatu
yang terlepas dari kognisi manusia karena konstituen dalam suatu ujaran se-benarnya mencerminkan realita
psi-kologi yang ada pada manusia tersebut.
Pada tahap akhir ini psikolinguistik tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lain
karena pemerolehan dan peng-gunaan bahasa manusia menyangkut banyak cabang ilmu pengetahuan yang
lain. Psikolinguistik tidak lagi terdiri atas psiko dan linguistik saja tetapi juga menyangkut ilmu-ilmu lain
seperti neurologi, filsafat, prima- tologi, dan genetika. Neuro-logi mempunyai peran yang sangat erat
dengan bahasa karena kemampuan manusia berbahasa ternyata bukan karena lingkungan tetapi karena
kodrat neurologis yang diba-wanya sejak lahir. Tanpa otak dengan fungsi-fungsinya yang kita miliki seperti
sekarang ini, mustahil manusia dapat berbahasa.7

6
Ari Khairurrijal Fahmi & Doni Wahidul Akbar Miatin Rachmawati, PENGANTAR PSIKOLINGUISTIK, ed. Danillstr, 2021.
7
Zulhannan, “BAHASA ARAB DAN PSIKOLINGUISTIK: Kajian Konseptual Dan Historis.”

4
B. Ruang Lingkup Ilmu Psikolinguistik
Secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara
linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan
pemerolehannya. Dengan demikian ruang lingkup psikolinguistik adalah
1. Hubungan antara bahasa dan otak, logika dan pikiran;
2. Proses bahasa dalam komuniksi: persepsi, produksi, dan komprehensi;
3. Permasalahan makna;
4. Persepsi ujaran dan kognisi;
5. Pola tingkah laku berbahasa;
6. Pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua.8
Jadi dengan kata lain, psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, dan
bagaimana struktur itu di peroleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami
kalimat-kalimat pertuturan itu.
Kholid A. Harras(1997/1998: 9) menyatakan bahwa Psikolinguistik meliputi :
pemerolehan atau akuaisisi bahasa, hubungan bahasa dengan otak, pengaruh pemerolehan
bahasa dan penguasaan bahasa terhadap kecerdasan cara berpikir, hubungan encoding
(proses mengkode) dengan decoding (penafsiran/pemaknaan kode), hubungan antara
pengetahuan bahasa dengan pemakaian bahasa dan perubahan bahasa).9

8
Suci Rani Fatmawati, “Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Menurut Tinjauan Psikolinguistik,” Lentera XVIII, no. 1
(2015): 63–75.
9
H Otoy Sutarman, “Vol. 6, No. 1 Summer 2008,” Educare 6, no. 1 (2008): 31–43.

5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu psikolinguistik secara etimologi kata psikolinguistik telah terbentuk dari gabungan kata
psikologi dan linguistik. Bahwa Kedua bidang ilmu ini prosedur dan metodenya sangat berbeda. Akan
tetapi, keduanya sama-sama saling meneliti bahasa sebagai objek formalnya dalam kanianya. akan tetapi
objek materinya saja yang berbeda, kita tahu bahwa linguistik adalah ilmu yang mengkaji tentang struktur tata
bahasa, akan tetapi psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa dan uang lingkup
psikolinguistik. (Saepudin, 2018).
Kholid A. Harras (1997/1998: 9) menyatakan bahwa Psikolinguistik meliputi:
pemerolehan atau akuaisisi bahasa, hubungan bahasa dengan otak, pengaruh pemerolehan
bahasa dan penguasaan bahasa terhadap kecerdasan cara berpikir, hubungan encoding
(proses mengkode) dengan decoding (penafsiran/pemaknaan kode), hubungan antara
pengetahuan bahasa dengan pemakaian bahasa dan perubahan bahasa).10

10
H Otoy Sutarman, “Vol. 6, No. 1 Summer 2008,” Educare 6, no. 1 (2008): 31–43.

6
DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, Suci Rani. “Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Menurut Tinjauan Psikolinguistik.”
Lentera XVIII, no. 1 (2015): 63–75.
Indah, Rohmani Nur, and Abdurrahman. “Psikolinguistik: Konsep & Isu Umum.”
Psikolinguistik: Konsep & Isu Umum, 2008, 1–14.
Islam, Universitas, Tribakti Lirboyo, Institut Agama, and Islam Negeri. “Jurnal Ilmu Komunikasi
PADA GENERASI MILENIAL Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Pendahuluan Dakwah Di Era Milenial Membutuhkan Inovasi Dan Kreatifitas Agar
Mendapatkan Hasil Secara Optimal . Berbagai Strategi Dan Pendekatan Digunakan Yang
Disesuaikan Dengan Kondisi Audien Secara Komprehensif Sesuai Dengan Kompetensi Dan
Keahlian Da ’ i , Kondisi Audien Meliputi Karakteristik , Local Wisdom , Kondisi
Psikologis , Kondisi Pisik , Pengetahuan Dan Sebagainya . Dakwah Melalui Media
Memiliki Beberapa Keunggulan Yang Memungkinkan Memiliki Daya Tarik Tersendiri
Karena Era Milineal Identik Dengan Era Kemajuan Teknologi Termasuk Media
Komunikasi . Sedangkan Untuk Dakwah Secara Lisan Dibutuhkan Keahlian Khusus Agar
Audien Lebih Responsif Terhadap Materi Dakwah Yang Disampaikan , Ini Menjadi
Tantangan Tersendiri Bagi Da ’ i Yang Menggunakan Metode Dakwah Billisan .
Kompetensi Public Speaking Sangat Dibutuhkan Dalam Dakwah Billisan , Kecakapan
Mengelola Bahasa Verbal Yang Meliputi Intonasi , Artikulasi Didukung Dengan Gesture
Dan Mimic Diperlukan Untuk Memperkuat Kecakapan Retorika Seorang Da ’ i .
Penggunaan Bahasa Verbal Sangat Dipengaruhi Oleh Jenis Dan Kualitas Bahasa Yang
Disampaikan . Sebagai Makhluk Yang Unik Dan Sebagai Pengguna Bahasa Manusia
Dengan Sendirinya Dimaknai Sebagai Organisme Yang Melakukan Kegiatan Untuk
Mencapai Ranah Psikologi Yang Terdiri Dari Aspek Kognitif , Aspek Afektif , Maupun
Aspek Psikomotorik . Kecakapan Dalam Melakukan Bahasa Baik Secara Reseptif (
Kecakapan Menyimak Dan Membaca ) Ataupun Produktif ( Kecakapan Berbicara Dan
Menulis ) Tentunya Melibatkan Ketiga Ranah Tersebut . Kecakapan Dasar Dalam Memiliki
Kecakapan Bahasa Sangat Berkaitan Erat Antara Kecakapan Yang Satu Dengan Kecakapan
Yang Lainnya Yaitu Antara Reseptif Dan Produktif . 1 Seorang Da ’ i Haruslah Memiliki
Kecakapan Komunikasi Seperti Berbicara Secara Sistematis , Tidak Berbelit-Belit ,

7
Menggunakan Bahasa Yang Fasih Jelas , Dan Terang Dalam Berkomunikasi ,
Menggunakan Bahasa Yang Mudah Dicerna Oleh Lawan Bicara Dan Lain Sebagainya .
Oleh Karena Itu , Untuk Menguasai Kelancaran Dalam Komunikasi Diperlukan Struktur
Dalam ( Kompetensi Bahasa ) Yang Menentukan Kualitas Struktur Luar Bahasa Kualitas
Bahasa Manusia Tidak Sama , Hal Ini Tergantung Kualitas Otak Masing-Masiang Manusia
. Ada Manusia Yang Memiliki Gaya Bahasa Indah , Tersistematis , Nyaman Didengar
Sebab Diimbangi Dengan Kualitas Akal Atau Pikiran Yang Positif . Tentu , Akan Berbeda
Dengan Manusia…” 12, no. 2 (2022).
Miatin Rachmawati, Ari Khairurrijal Fahmi & Doni Wahidul Akbar. PENGANTAR
PSIKOLINGUISTIK. Edited by Danillstr, 2021.
Muliastuti, Liliana. “Bahasa Dan Linguistik.” Linguistik Umum, 2014, 1–42.
http://repository.ut.ac.id/4729/3/PBIN4101-M1.pdf.
Sutarman, H Otoy. “Vol. 6, No. 1 Summer 2008.” Educare 6, no. 1 (2008): 31–43.
Wahyudi, Wahyudi, and Muhammad Ridha DS. “Urgensi Mempelajari Psikolinguistik Terhadap
Pembelajaran Bahasa.” Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 17, no. 1 (2017): 113–40.
https://doi.org/10.32939/islamika.v17i1.202.
Zulhannan, Zulhannan. “BAHASA ARAB DAN PSIKOLINGUISTIK: Kajian Konseptual Dan
Historis.” Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab 9, no. 2 (2018): 249–
62. https://doi.org/10.24042/albayan.v9i2.2241.

Anda mungkin juga menyukai