PENGANTAR PSIKOLINGUISTIK
KELOMPOK 1
1. DAFROSA NERIANA JAIMUN 1454040008
2. ST. NUR RAHMAH IRFAN 1454042003
3. HASRUDDIN 1454042002
DAFTAR ISI......................................................................................................... 2
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan hal sangat penting dalam segala aspek kehidupan, terutama kita
sebagai manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pasti menggunakan bahasa untuk
mengungkapkan apa yang ada dalam hati maupun pikirannya kepada orang lain. Dalam
penyampaiannya, manusia melewati beberapa proses dari sebuah pemikiran menjadi
sebuah bahasa yang diungkapkan. Proses tersebut yaitu pemerolehan bahasa, pengolahan
bahasa dalam otak, penyampaian bahasa, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari aspek
psikologi, bahasa sangat berhubungan dengan kondisi psikis seseorang. Akan sangat
berbeda bahasa yang digunakan orang yang sedang senang hati dengan orang yang sedang
marah atau sedih, orang yang sedang sakit dengan orang yang sehat, orang yang dalam
kondisi lelah dan orang yang berada dalam kondisi bugar.
Dari segi pemerolehan bahasa, orang yang sejak kecil dididik menggunakan bahasa ibu
dengan baik dan benar, akan terbiasa menggunakan bahasa yang baik dan benar pula,
begitu pun sebkOaliknya. Selain hal tersebut diatas, hal lain yang berhubungan dengan
bahasa seseorang adalah kondisi biologis, dalam hal ini syaraf. Syaraf merupakan
perangkat penghubung yang menjadikan sebuah gagasan menjadi sebuah ungkapan
bahasa.
Dari adanya hubungan-hubungan bahasa dengan kondisi psikis seseorang, maka dirasa
perlu adanya ilmu khusus (psikolinguistik) yang mengkaji mengenai hal tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan ruang lingkup psikolinguistik ?
2. Apa saja cabang – cabang psikolinguistik ?
3. Bagaimana perkembangan dan siapa tokoh – tokoh psikolinguistik ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami pengertian dan ruang lingkup psikolinguistik.
2. Memahami cabang – cabang dari psikolinguistik.
3. Memahami perkembangan dan tokoh – tokoh psikolinguistik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Adapun tujuan daripada ilmu psikolinguistik itu sendiri adalah untuk membantu
menyelesaikan permasalahan kompleks manusia dalam pembelajaran berbahasa, karena
selain berkenaan dengan masalah berbahasa, psikolinguistik juga berkenaan dengan
kegiatan berbahasa. Kegiatan berbahasa bukan hanya berlangsung secara mekanistik,
tapi juga berlangsung secara mentalistik. Artinya, kegiatan berbahasa itu berkaitan juga
dengan proses atau kegiatan mental (otak). Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan
pembelajaran bahasa, studi linguistik perlu dilengkapi dengan studi antardisiplin antara
psikologi dan linguistik, yang lazim disebut psikolinguistik.
Objek kajian psikolinguistik adalah bahasa, gejala jiwa, dan hubungan antara
keduanya. Bahasa yang berproses dalam jiwa manusia yang tercermin dalam gejala
jiwa. Bahasa di lihat dari aspek psikologis, yakni proses bahasa yang terjadi pada otak,
baik pada otak pembicaraan maupun otak pendengar. Adapun penjabaran ruang lingkup
kajian psikolinguistik adalah sebagai berikut.
5
ujaran dan ucapan yang disampaikan oleh orang lain. Dengan melihat hal demikian,
kita dapat mengkaitkan hubungan antara pikiran dan bahasa dimana bahasa adalah
media manusia dalam menyampaikan aspirasi atau ide-ide mereka.
6
6. Psikolinguistik Eksperimen
Subdisiplin ini meliputi dan melakukan eksperimen dalam semua kegiatan bahasa
dan berbahasa pada satu pihak dan perilaku berbahasa dan akibat berbahasa pada
pihak lain.
7. Psikolinguistik Terapan
Subdisiplin ini berkaitan dengan penerapan dari temuan enam subdisiplin
psikolinguistik di atas kedalam bidang tertentu yang memerlukannya.Yang termasuk
subdisiplin ini ialah psikologi, linguistik, penuturan dan pemahaman, pembelajaran
bahasa, neurologi, komunikasi dan sastra.
7
penelitian mengenai relativitas bahasa maupun universal bahasa. Pandangan tentang
relativitas bahasa seperti dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) dan
universal bahasa seperti dalam karya Greenberg (1963) merupakan karya-karya
pertama dalam bidang psikolinguistik.
2. Tahap Linguistik
Perkembangan ilmu linguistik pada tahap ini mengarah pada pemerolehan bahasa,
dengan diterbitkannya buku Chomsky pada tahun 1957, Sytactic Structures. Bahasa
telah kita peroleh mulai dari sebelum kita dilahirkan (janin), bahasa yang digunakan
oleh ibu dan orang di sekitarnya mulai masuk dan terekam dalam memori janin.
Pada tahap ini psikolinguistik sebagai ilmu mulai banyak diminati banyak orang.
3. Tahap kognitif
Dalam buku Dardjowidjojo tuliskan penjelasan mengenai tahapan kognitif yaitu
pada tahapan ini peran biologi pada sebuah bahasa sangat penting karena biologi
merupakan dasar dimana bahasa itu dapat tumbuh dan berkembang. Chomsky dan
Lenneberg menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan bahasa seseorang
akan terkait secara genetik dengan perkembangan biologisnya.
4. Tahap Teori Psikolinguistik
Pada tahap akhir ini, psikologi tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah dari
ilmu-ilmu lain karena pemerolehan dan penggunaan bahasa manusia menyangkut
banyak cabang ilmu pengetahuan yang lain. Psikolinguistik tidak lagi terdiri dari
psikologi dan linguistik saja tetapi juga menyangkut ilmu-ilmu lain seperti neurologi,
filsafat, primatologi dan genetika. Neurologi mempunyai peran yang sangat erat dengan
bahasa karena kemampuan manusia berbahasa ternyata bukan karena lingkungan tetapi
karena kodrat neurologis yang dibawanya sejak lahir.
Tanpa otak dengan fungsi-fungsinya yang kita miliki seperti sekarang ini,
mustahillah manusia dapat berbahasa. Ilmu filsafat juga kembali memegang peran
karena pemerolehan pengetahuan merupakan masalah yang sudah dari jaman purba
menjadi perdebatan diantara para filosof, apa pengetahuan itu dan bagaimana manusia
memperoleh pengetahuan. Primatologi dan genetika mengkaji bagaimana genetika
terkait dengan pertumbuhan bahasa. Dengan kata lain, psikolinguistik kini telah
menjadi ilmu yang ditopang oleh ilmu-ilmu yang lain.
8
Beberapa tokoh linguistik yang tertarik untuk mengkaji bahasa secara psikologi :
1. Von Humbolt (1767-1835)
Ialah ahli linguitik asal Jeman yang membandingkan tatabahasa antar bahasa
yang berlainan dengan tabiat penutur bahasa. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa tatabahasa suatu bangsa menunjukkan pandangan hidup bangsa tersebut.Von
Humbolt sangat dipengaruhi aliran rasionalisme yang menganggap bahwa bahasa
adalah bagian yang tidak dapat dipotong-potong atau diklasifikasikan seperti pada
pendapat aliran empirisme.
2. Ferdinand de Saussure (1858-1913)
Dalam perkuliahannya memperkenalkan tiga istilah penting dalam linguistik,
yaitu langue, langage dan parole. Langue bermakna bahasa tertentu yang masih
bersifat abstrak, langage bermakna bahasa yang bersifat umum, sedangkan parole
merupakan bahasa tuturan secara konkret.Saussure menegaskan bahwa kajian
linguistik adalah langue, sedangkan objek kajian psikologi adalah parole.Oleh
karena itu, linguis berkebangsaan Swiss ini berpendapat, jika ingin mengkaji bahasa
secara utuh, maka ilmu yang dapat mengkajinya adalah linguistik dan psikologi.
3. Edward Sapir (1884-1939)
Mengkaji hubungan antara bahasa dengan pikiran. Berdasarkan kajiannya,
linguis dan antropologis asal Amerika ini berkesimpulan bahwa bahasa terutama
strukturnya merupakan unsur yang menentukan struktur pikiran manusia.Dia pun
menambahkan bahwa linguistik dapat berkontribusi pada teori psikologi Gestalt,
begitu pula sebaliknya.
4. Leonard Bloomfield (1887-1949)
Pada perkembangaunya banyak dipengaruhi oleh dua aliran psikologi yang
bertentangan, yakni behaviorisme dan mentalisme. Pada awalnya, linguis Amerika
ini mengkaji bahasa dengan pendekatan mentalisme. Dia berpendapat bahwa
berbahasa dimulai dari melahirkan pengalaman luar biasa , terutama karena
penjelmaan tekanan emosi yang sangat kuat. Karena tekanan emosi itulah maka
akan keluar ucapan atau kalimat berbentuk eklamasi, lalu keluar keinginan
berkomunikasi berupa deklarasi. Jika keinginan deklarasi ini keluar dalam bentuk
keingintahuan maka keluarlah interogasi. Pada tahun 1925 Bloomfield
meninggalkan aliran empirisme dan beralih pada aliran behaviorismeyang
memunculkan teori bahasa “linguistik struktural” dan “linguistik taksonomi”.
9
5. Otto Jesperson
Beraliran mentalistik dan berbau behaviorisme. Jesperson berpendapat bahwa
bahasa bukanlah suatu wujud pengertian satu benda tetapi merupakan fungsi-fungsi
lambang di dalam otak manusia yang melambangkan pikiran. Menurutnya, satu kata
pun dapat diwujudkan dalam perilaku.
10
5. Weiss
Mengakui adanya aspek mental dalam bahasa. Hanya saja, karena wujud bahasa
tidak tampil secara fisik maka sukar dikaji dan diwujudkan kecuali jika bahasa
berada pada konteks sosialnya.Weiss banyak berjasa bagi perkembangan awal
psikolinguistik, beberapa masalah yang berhasil dipecahkan Weiss secara psikologi-
bahasa menurut alirannya, behaviorisme adalah :
Bahasa merupakan satu kumpulan respons yang jumlahnya tidak terbatas
terhadap suatu stimulus.
Pada dasarnya, perilaku bahasa menyatukan anggota suatu masyarakat ke dalam
organisasi gerak syaraf.
Perilaku bahasa adalah sebuah alat untuk mengubah dan meragamkan kegiatan
seseorang sebagai hasil warisan dan hasil perolehan.
Bahasa dapat merupakan stimulus terhadap suatu respons. Respons bahasa
sebagai suatu stimulus pengganti untuk benda dan keadaan yang sebenarnya
memungkinkan kita untuk memunculkan kembali suatu hal yang pernah
terjadidan menganalisis kejadian ini dalam bagian-bagian.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Psikolinguistik dan kajiannya merupakan sebuah disiplin ilmu yang menarik untuk
ditelaah, dimana ketika dua disiplin ilmu digabung menjadi satu kesatuan yang tidak
dapat diteliti secara terpisah.Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari proses-
proses mental yang dilalui oleh manusia dalam rangka berbahasa.
Psikolinguistik mempelajari empat topik utama, yaitu : (a) komprehensi, (b)
produksi, (c) landasan biologis serta neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa,
dan (d) pemerolehan bahasa.
Psikolinguistik bermula dari adanya pakar linguistik yang berminat pada psikologi,
dan adanya pakar psikologi yang berkecimpung dalam linguistik. Dilanjutkan dengan
adanya kerja sama antara pakar linguistik dan pakar psikologi, dan kemudian
muncullah pakar-pakar psikolinguistik sebagai disiplin ilmu.
Awal mula perkembangan ilmu psikolinguistik dibagi menjadi empat tahap : (1)
tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif, dan (4) tahap teori
psikolinguistik.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://homelinguistic.blogspot.com/2016/03/ruang-lingkup-psikolinguistik.html
http://belajarilmubahasa.blogspot.com/2013/03/sejarah-psikolinguistik.html
http://walkthroughbahasaindonesia.blogspot.com/2014/01/cabang-cabang-
psikolinguistik.html
http://rudystifan.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-psikolinguistik-menurut.html
http://achmadfuadhasyim27.blogspot.co.id/2013/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
http://herwinsaepullah.blogspot.co.id/2011/04/sejarah-dan-tokoh-psikolinguistik.html
13