Anda di halaman 1dari 39

HUBUNGAN BERBAHASA, BERPIKIR,

DAN BERBUDAYA
1. FITRI ADE TIAH
2. NUR HAFSANIAH
3. RIZKA MIFTAHUL JANNAH
4. UMI LAILATIKA
Berbahasa adalah penyampaian
pikiran atau perasaan dari orang
yang berbicara mengenai
masalah yang dihadapi dalam
kehidupan budayanya. Jadi,
berbahasa, berpikir, dan
berbudaya adalah tiga hal yang
saling berkaitan dalam
kehidupan manusia.

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 51.
Masalahnya, di dalam kajian
psikolinguistik ada dua hipotesis
yang kontroversial yang tercermin
dalam pertanyaan: mana yang
lebih dahulu ada bahasa atau
pikiran; pikirankah, bahasakah,
atau keduanya hadir bersamaan?

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 51.
BAHASA DAN PIKIRAN

KENYATAAN : Bahasa digunakan untuk mengungkapkan pikiran.

Seseorang sedang memikirkan sesuatu kemudian ingin menyampaikan


hasil pemikiran itu, ia menggunakan alat yaitu bahasa.

Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah


Teori Wilhelm Von Humboldt
Adanya ketergantungan pemikiran manusia pada bahasa.
Maksudnya, pandangan hidup dan budaya suatu masyarakat
ditentukan oleh bahasa masyarakat itu sendiri.

Bahasa

Pikiran-pikiran yang
Bunyi-bunyi
belum terbentuk

Ideenform atau
Lautform
innereform

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 51-52.
Dapat disimpulkan bahwa, bunyi bahasa
merupakan bentuk luar, sedangkan pikiran
adalah bentuk dalam. Dengan kata lain, Von
Humboldt berpendapat bahwa struktur
suatu bahasa menyatakan kehidupan dalam
(otak, pemikiran) penutur bahasa itu.

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 52.
Teori Sapir-Whorf
Sapir mengatakan Menurut sapir, Sapir juga
bahwa manusia telah menjadi fakta mengatakan apa
hidup di dunia ini di bahwa kehisupan yang kita lihat, kita
bawah “belas suatu masyarakat dengar, kita alami,
kasih” bahasanya sebagian dan kita perbuat
yang telah menjadi “didirikan” di atas sekarang ini adalah
alat pengantar tabiat-tabiat dan karena sifat-sifat
dalam sifat-sifat bahasa (tabiat-tabiat)
kehidupannya itu. bahasa kita telah
bermasyarakat. menggariskannya
terlebih dahulu.

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 52.
Benjamin Lee Whorf (1897-1941), murid Sapir,
menolak pandangan klasik mengenai hubungan
bahasa dan berpikir yang mengatakan bahwa
bahasa dan berpikir merupakan dua hal yang
berdiri sendiri-sendiri.

Whorf juga mengatakan bahwa bahasa


menentukan pikiran seseorang sampai
kadang-kadang bisa membahayakan
dirinya sendiri.
Menurut Whorf, sistem tata bahasa
suatu bahasa bukan hanya merupakan
alat untuk menyuarakan ide-ide,
program kegiatan mental seseorang,
dan penentu struktur mental
seseorang.

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 52-53
Teori Jean Piaget

Piaget berpendapat justru pikiranlah yang


membentuk bahasa. Pikiranlah yang menentukan
aspek-aspek sintaksis dan leksikon bahasa; bukan
sebaliknya.

Menurut teori pertumbuhan kognisi, seorang kanak-


kanak mempelajari segala sesuatu mengenai dunia
melalui tindakan-tindakan dari perilakunya dan
kemudian baru melalui bahasa.
Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 54.
Mengenai hubungan bahasa dengan kegiatan-kegiatan intelek (pikiran)
Piaget mengemukakan dua hal penting berikut.

• Sumber kegiatan intelek tidak terdapat dalam bahasa, tetpai dalam


sensomotorik.

• Pembentukan pikiran yang tepat dikemukakan dan berebentuk


terjadi pada waktu yang bersamaan dengan pemerolehan bahasa.

Piaget juga menegaskan bahwa kegiatan intelek (pemikiran) sebenarnya


adalah aksi atau perilaku yang telah dinuranikan dan dalam kegiatan-
kegiatan sensomotor termasuk juga perilaku bahasa.

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 55.
Teori L.S. Vygotsky
Vygotsky, berpendapat adanya satu tahap
perkembangan bahasa sebelum adanya pikiran,
dan adanya satu tahap perkembangan pikiran
sebelum adanya bahasa. Kemudian, kedua garis
perkembangan ini saling bertemu, maka
terjadilah secara serentak pikiran berbahasa dan
bahasa berpikir.

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 55.
Menurut Vygotsky pikiran berbahasa berkembang melalui
beberapa tahap.
Kanak-kanak Kemudian Dia mampu
harus bergerak ke memishkan
mengucapkan arah kata-kata
kata-kata kemampuan yang berarti
untuk mengerti atau dan yang
dipahami. berpikir tanpa tidak berarti.
mengucapkan
kata-kata itu.

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 55.
Vygotsky menjelaskan bahwa hubungan antara pikiran dan bahasa bukanlah
merupakan satu benda, melainkan merupakan satu proses, satu gerak yang
terus menerus dari pikiran ke kata (bahasa) dan dari kata (bahasa) ke pikiran.

Menurut Vygotsky dalam mengkaji gerak pikiran ini kita harus mengkaji dua
bagian ucapan, yaitu ucapan dalam yang mempunyai arti yang merupakan
aspek semantik ucapan, dan ucapan luar yang merupakan aspek fonetik atau
aspek bunyi-ucapan.

Pikiran dan kata, tidak dipotong dari satu pola. Struktur ucapan tidak hanya
mencerminkan, tetapi juga mengubahnya setelah pikiran berubah menjadi
ucapan. Pada tahap lebih jauh, yakni dalam perkembangan pikiran dan
ucapan itu, tata bahasa selalu mendahului logika (pemikiran).

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 56.
Teori Noam Chomsky
“Hipotesis Nurani”
Struktur bahasa-dalam adalah nurani. Artinya,
rumus-rumus itu dibawa sejak lahir. Pada waktu
mulai mempelajari bahasa ibu, anak telah dilengkapi
sejak lahir dengan satu peralatan konsep dengan
struktur bahasa-dalam yang sifatnya universal.

HIPOTESIS NURANI berpendapat bahwa struktur-struktur-dalam bahasa


itu sama. Struktur-dalam setiapbahasa bersifat otonom; tidak ada
hubunganya dengan sistem kognisi, termasuk kecerdasan.

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 57.
Teori Noam Chomsky memperjelas pandangan Von
humboldt sebelumnya yang dirasa kurang konsisten.

PROSES
Struktur GENERATIF
bahasa- BAHASA
Pada
dalam yang Rumus-rumus
tingkatan
ada di dunia tata bahasa
dalam
adalah sama. yang
terjadilah
Pada struktur mengatur
PROSES
luar bahasa- proses untuk
GENERATIF
bahasa itu memungkinka
BAHASA
berbeda- n aspek-aspek
beda. kreatif bahasa
bekerja
Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 57.
Teori Eric Lenneberg

1964
Teori
Kemampuan
Bahasa Khusus
1967
Lenneberg 1964

 Manusia menerima warisan biologi asli berupa


kemampuan berkomunikasi. Tidak ada hubungannya
dengan kecerdasan dan pemikiran.
 Penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa-bahasa
berkembang dengan cara yang sama pada anak yang
normal maupun yang cacat mental. Hanya mungkin
terjadi sesekali kesalahan ucapan dan tata bahasa.

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 58.
Bukti-bukti manusia secara biologis telah
dipersiapkan untuk berbahasa

• Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan bagian-bagian anatomi dan fonologi manusia.
1.

• Jadwal perkembangan bahasa yang sama berlaku bagi semua kanak-kanak normal.
2.
• Perkembangan bahasa tidak dapat dihambat meskipun pada anak-anak yang mempunyai cacat
3. tertentu

• Bahasa tidak dapat diajarkan pada makhluk lain.


4.

• Setiap bahasa didasarkan pada prinsip-prinsip semantik,sintaksis, dan fonologi yang universal.
5.

Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 58-59.
Lenneberg 1967. Bahasa dihasilkan oleh upaya kognitif, bukan linguistik yang lebih
luas.

Teori Lenneberg

Filogenetis
Kelahiran bahasa
Ontogenetis suatu masyarakat.
Pemerolehan (bahasa
bahasa oleh individu nurani,kognitif
nurani,bukan
bahasa yang lebih
luas)
Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 59.
Teori Brunner
Kecakapan yang melibatkan
Teori Instrumentalisme
bahasa
• Bahasa adalah alat pada • Kecakapan analisis, dimiliki
manusia untuk oleh setiap manusia yang
mengembangkan dan berbahasa.
menyempurnakan • Kecakapan analisis dapat
pemikiran. berkembang menjadi lebih
• Bahasa dan pikiran adalah baik dengan pendidikan
alat untuk berlakunya aksi melalui bahasa yang
atau perilaku. formal.

Abdul Chaer. Psikolinguistik Kajian Teoritik. 2009. Rineka Cipta: Jakarta. Hlm 59
Kekontroversialan Hipotesis Sapir-Whorf
Teori
Teroi keenam
ketujuh dari
Teori pertama Teori ketiga dari Lennerberg Brunner
dari Von Teori keempat
Humboldt
Teori dari Jean dari Vygotsky Teori kelima mengatakan menyatakan
kedua dari Piaget menyatakan dari Chomsky bahwa manusia bahwa
mengatakan
bahwa ada telah menerima
bahwa adanya Sapir- menyatakan menyatakan warisan biologi bahasa
pandangan mulanya bahasa bahwa bahasa
Whorf bahwa dan pikiran ketika adalah alat
hidup yang dan pemikiran
bermacam,- menyataka struktur berkembang dilahirkan, bagi
adalah dua berupa
macam adalah pikiran sendiri-sendiri manusia
karena adanya n bahwa dibentuk dan tidak saling buah sistem kemampuan
untuk
yang berkomunikasi
keragaman struktur oleh
mempengaruhi;
dengan bahasa berpikir,
sistem bahasa tetapi pada berasingan
dan adanya
bahasa perilaku, pertumbuhan yang memiliki yang khusus untuk
menentuka selanjutnya untuk manusia
stem universal dan bukan keotonomian dan tidak ada menyempur
yang dimiliki keduanya saling
oleh bahasa-
n struktur oleh mempengaruhi
nya masing- hubungannya n-akan dan
pikiran struktur masing. dengan mengemban
ahasa di dunia
kecerdasan atau
ini bahasa. pemikiran
gkan
pemikiranny
a itu
Abdul Chaer. Psikolinguistik Kajian Teoritik. 2009. Rineka Cipta: Jakarta. Hlm 60
Kekontroversialan Hipotesis Sapir-Whorf

 Diantara teori atau hipotesis diatas


hipotesis Sapir-Whorf lah yang
paling kontroversial. Hipotesis ini
menyatakan bahwa jalan pikiran dan
kebudayaan suatu masyarakat
ditentukan atau dipengaruhi oleh
struktur bahasanya, banyak
menimbulkan kritik dan reaksi hebat
dari para ahli filsafat, linguistik,
psikologi, psikolinguistik, sosiologi,
antropologi, dan lain-lain.

Abdul Chaer. Psikolinguistik Kajian Teoritik. 2009. Rineka Cipta: Jakarta. Hlm 61
Kekontroversialan Hipotesis Sapir-Whorf

Carroll (1963:11, 19) misalnya, mengatakan


bahwa perbedaan-perbedaan yang terdapat
dalam bahasa tidaklah mengakibatkan
perbedaan dalam Weltanschaung (pandangan
hidup, pikiran, logika), juga tidaklah benar ada
satu pandangan hidup yang tidak terpisahkan
dari satu bahasa tertentu.kalaupun ada, itu
adalah karema faktor sosial dan sejarah yang
tidak ada sangkut pautnya dengan bahasa

Abdul Chaer. Psikolinguistik Kajian Teoritik. 2009. Rineka Cipta: Jakarta. Hlm 61
Kekontroversialan Hipotesis Sapir-Whorf

Farb (1974) mengadakan penelitian


terhadap sejumlah wanita Jepang yang
menikah dengan orang Amerika dan
tinggal di San Fransisco, Amerika. Dari
penelitian itu Farb menarik kesimplan
bahwa bahasa bukan menyebabkan
perbedaan-perbedaan kebudayaan,
tetapi hanya mencerminkan
kebudayaan Jepang, dan bahasa Inggris
mencerminkan kebudayaan Inggris.

Abdul Chaer. Psikolinguistik Kajian Teoritik. 2009. Rineka Cipta: Jakarta. Hlm 61
LAGACKER (1973:36)
“berpikir adalah aktivitas mental manusia”. Aktivitas mental ini
akan berlangsung apabila ada stimulus, artinya ada sesuatu yang
menyebabkan manusia untuk berpikir.

Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah


Dalam proses berpikir kita merangkai-rangkaian sebab akibat,
menganalisisnya dari yang umum ke hal-hal khusus atau
menganalisisnya dari hal-hal khusus ke umum. Berpikir berarti
merangkaikan konsep-konsep, tentu saja konsep-konsep itu
telah ada lebih dahulu didalam benak kita. Berarti proses
belajar atau proses mengenal sesuatu telah ada lebih dahulu.

Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah


LAGACKER (1973:36)

 Pikiran dikondisi oleh kategori


linguistik dan pengalaman yang akan
dikodekan dalam wujud konsep kata
telah tersedia. Kategori linguistik
dengan segala nuansa ciri pembeda
tercermin di dalam kosakata suatu
bahasa yang dimiliki seseorang.
Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah
Contoh :

Pada suatu hari kita mengadakan penerbangan dari Manado ke


Jakarta melalui Ujung Pandang. Ketika kita tiba di Ujung
Pandang diumumkan bahwa pesawat yang kita tumpangi tidak
dapat melanjutkan penerbangan karena kerusakan mesin. Kita
pun menjadi panik karena hari itu juga semestinya kita telah
berada di Jakarta untuk mengikuti konferensi yang dibuka pada
malam nanti. Kita pun memeras otak. Kita mempertimbangkan
berbagai hal agar tujuan tercapai.

Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah


Berdasarkan pemikiran, Terdapat beberapa pilihan :

1. Menunggu pesawat sampai layak terbang


2. Meneruskan perjalanan dengan pesawat yang lain
3. Mengirimkan kabar kepada panitia konferensi, akan tiba terlambat
4. Membatalkan rencana untuk mengikuti konferensi, dan
5. Terpaksa tidur di Ujung Pandang dan berusaha melanjutkan penerbangan dengan
pesawat pagi.

Untuk mempertimbangkannya memerlukan beberapa segi


Waktu – tenaga – tujuan yang tercapai
Pilihan dikondisikan oleh pengalaman. Pengalaman menyediakan berbagai kemungkinan
untuk berpikir dan digunakan untuk memecahkan berbagai persoalan atau menentukan
pilihan

Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah


Proses, benda dan kegiatan memiliki label atau symbol dalam bahasa tertentu,
dan label-label itu mempunyai makna. Makna denotatif maupun konotatif.

Untuk mengemukakan hasil pemikiran, manusia mengadakan seleksi terhadap


label-label yang telah diketahuinya. Label-label itu disusun sedemikian rupa dan
memenuhi kaidah bahasa yang digunakan. Disini dapat dilihat bahwa bahasa
digunakan untuk mengoperasikan hasil pemikiran.

Dalam hal ini bahasa dapat dilihat dalam 2 hal


1. Sebagai aktivitas jiwa

2. Sebagai aktivitas otak (Mackey, 1965:23)

Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah


Sebagai aktivitas jiwa, bahasa dapat dianggap baik sebagai gerakan mental
atau sebagai stimulus-reaksi. Ilmu yang mempelajari bahasa sebagai gerakan
mental disebut psikomekanik (psychomechanics). Psikomekanik mencoba
menelaskan bagaimana bahasa sebagai sistem institusinal menjadi ujaran di
dalam aktivitas seseorang. Baik seketika sedang berbicara maupun ketika ia
menulis. Sebagai stimulus-reaksi bahasa dianggap sebagai sesuatu yang
berulang dan kemudia yang menyebabkan seseorang mereaksi.
Hal ini akan berupa momen-momen fisik yang menyentuh ingatan, asosiasi ide
kemudian disalurkan melalui alat bicara dalam bentuk kata-kata.

Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah


Sebagai aktivitas otak, terdapat dua pendekatan yakni pendekatan melalui
neurologi dan pendekatan melalui teknologi.

Neurologi : bunyi bahasa dan konsep-konsep terdapat di dalam otak. Lokalisasi


daerah ujaran di dalam otak mengingatkan kita pada penelitian Broca (1961)
yang menyatakan hubungan antara bahasa dengan konteks otak manusia.

ahli saraf menentukan daerah yang berbeda di dalam konteks otak yang
berfungsi mengontrol pendengaran, mengingat, berpikir, dan memformulasi
fungsi-fungsi daerah tersebut serta keterkaitannya dengan bahasa. (penfield)
yang bergerak dalam bidang ini membuat test verbal yang ditunjukan kepada
berates-ratus pasien selama melakukan operasi. Berdasarkan penelitian itu,
penfield mengemukakan pendapat bahwa organisasi dan koordinasi
Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah
Teknologi : tiga hal yang perlu diperhatikan
Model konstruksi yang berfungsi Model kerja terarah pada, bagaimana
bahasa beroperasi di dalam otak. Pada
sebagai translator mekanis akan
model ini bahasa beroperasi secara
menghasilkan bentuk-bentuk analog
elektronis. Usaha-usaha untuk mendesain
elektronik di dalam otak konstruksi suatu mesin untuk menerjemahkan bahasa

analog merupakan hal penting telah menghasilkan spekulasi-spekulasi


aktivitas lingustik di dalam otak manusia.
dalam ilmu dan teknologi modern.
Model teoritis berkaitan dengan tujuan studi bahasa
yang menganggap bahasa sebagai aktivitas otak. Salah
satunya ialah kromatoskop, jenis generator mekanis
hipotesis linguistic yang menganggap kata-kata dan
konsep sebagai molekul-molekul pengalaman.
Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah
Benjamin Whorf yang bersama-sama dengan Edward Sapir mengemukakan
hipotesis yang terkenal dengan nama Hipotesis Whorf Sapir. Ini menyatakan
bahwa pandangan dunia suatu masyarakat ditentukan oleh struktur bahasanya.

Tesis Whorf mengenai hubungan antara bahasa dengan pikiran mencakup dua hal

1. Masyarakat-masyarakat linguistik berbeda,

2. Bahasa yang dipakai dalam suatu masyarakat membantu untuk membentuk


struktur kognitif para individu pemakai bahasa tersebut (Tarigan, 1985:38)

Bertitik tolak dari kenyataan sehari-hari pikiran dapat mempengaruhi bahasa, dan
bahasa juga dapat mempengaruhi pikiran.
Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah
Apakah tata bahasa mempengaruhi pikiran?
Logika natural mengatakan bahwa berbicara hanyalah proses
insendental dan tidak memformulasi ide-ide. Berbicara hanyalah proses
insedental dan tidak memformulasi ide-ide. Berbicara hanyalah ekspresi
yang secara esensial telah diformulasikan secara linguis dan nonlinguis.
Dengan demikian pikiran tidak bergantung pada tata bahasa tetapi pada
kaidah-kaidah logika. (Whorf, dalam Allen dan Corder, 197:103)

Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa Indah


Hubungan bahasa dengan pikiran, Steinberg (1982:101) yang menyatakan
hubungan bahasa dengan pikiran dapat dilihat dari .

1. Produksi ujaran yang merupakan dasar pikiran

2. Bahasa adalah basis dasar pikiran

3. Sistem bahasa menunjukan spesifikasi pandangan

4. Sistem bahasa menunjukan spesifikasi budaya.


Dalam hal produksi ujaran sebagai dasar pikiran, tersirat pendapat bahwa pikiran
adalah sejenis tingkah laku. Jadi kalau kita mengatakan “kupukul engkau”, urutan kata
ini merupakan hasil pemikiran, hasil pertimbangan. Pikiran yang tersimpul di dalam
kalimat itu merupakan tingkah laku. Yang dimaksud dalam perubahan tingkah laku di
sini ialah perubahan tingkah laku diam,tenang dan kemudian berubah menjadi ingin
memukul. Keinginan memukul itu merupakan hasil pemikiran.
Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik. Gorontalo. Nusa
Bahasa dapat memperluas pikiran. Dalam hal ini
seseorang harus banyak bergaul dan banyak
membaca yang menyebabkan pandangan dan
pikirannya bertambah luas. Pergaulan kita dengan
para ilmuwan, kegiatan seseorang banyak
membaca pasti akan memperluas wawasan dan
pikirannya tentang banyak hal.
Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik.
Ketika seseorang mendengarkan pidato atau ceramah tentu banyak
istilah atau konsep yang ia dengar. Konsep dan istilah-istilah itu
menambah perbendaharaan bahasanta sekaligus memperluas
pikirannya. Demikian kalau membaca. Dengan kegiatan membaca, apa
yang belumdiketahui akan diketahui, bahkan apa yang diketahui akan
lebih mendalam dan meluas. Dengan kata lain pikiran bertambah luas
karena aktivitas yang berhubungan dengan bahasa dan juga dengan
menguasai banyak bahasa pikiran bertambah luas.

Pateda, Mansoer. 1988. aspek-aspek psikolinguistik.


Kesimpulan
Hubungan bahasa, pemikiran dan
kebudayaan tidak banyak dibahas dari
ketujuh teori diatas, hal ini karena adanya
banyak pendapat umum yang menyatakan
bahwa bahasa merupakan bagian dari
kebudayaan. Kebudayaan adalah milik suatu
masyarakat, sedangkan pemikiran adalah
milik perseorangan. Anggota-anggota
masyarakat yang memiliki kebudayan yang
sama sering memiliki pemikiran atau
pandangan hidup yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai