Anda di halaman 1dari 3

Nama : Suci Lestari

NIM : 19016054
Prodi : Pendidikan Bahasa Indonesia
Mata kuliah : Filsafat Alam Minangkabau
Dosen : Zulfikarni, S.Pd, M.Pd.
Jadwal : Kamis, 07.00-08.40

UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Berikan alasan Anda pentingnya mempelajari filsafat budaya Minangkabau!


Sebelum menjelaskan tetang pentingnya mempelajari filsafat budaya
Minangkabau perlu diketahui bahwa filsafat Minangkabau berbeda dengan filsafat lain
yang melalui tahap perumusan pikiran, menulis buku, serta mengajarkannya dengan kata
lain filsafat pada umumnya berisi tentang pemikiran perorangan namun diklaim
mengatasnamakan masyrakat atau agama. Berbeda halnya dengan filsafat budaya
minangkabau yang tidak ditulis melalui kertas karena penyampaiannya dilakukan secara
lisan melalui tradisi tutur melalui falsafah-falsafah yang hingga saat ini menjadi pedoman
hidup masyarakat Minangkabau.
Alasan pentingnya mempelajari filsafat budaya Minangkabau dikarenakan
mempelajari filsafat ini sama halnya dengan mempelajari nilai-nilai pokok dalam
kehidupan baik itu dalam kehidupan beragama, pribadi, dan bermasyarakat. Filsafat
Minangkabau mengandung nilai kehidupan yang dapat menjadi pedoman bagi manusia
tidak hanya bagi masyarakat Minangkabau saja. Maka dari itu penting untuk
mempelajarinya. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita melakukan
komunikasi dengan banyak orang baik itu yang lebih tua, muda maupun teman sebaya.
Filosofi Minangkabau telah mengatur bagaimana seharusnya cara kita berkomunikasi
melalui falsafah kato nan ampek.
Selain mengajarkan nilai pokok dalam kehidupan, mempelajari filsafat budaya
Minangkabau juga bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai tersebut di tengah zaman
merosotnya moral saat ini dan diharapkan generasi saat ini dan seterusnya tetap mampu
menjujung dan melaksanakan nilai pokok yang terkandung dalam filsafat Minangkabau.
2. Berikan pendapat saudara!
a. Tentang perkawinan sasuku di Minangkabau tidak dibenarkan, sementara dalam
Islam dibenarkan.
Pada awalnya adanya larangan menikah sesuku ini semata-mata untuk
kehati-hatian agar terjaga dari pernikahan sedarah yang akan menimbulkan
kerusakan seperti ketidakharmonisan di dalam keluarga sesuku atau lebih
tepatnya sedatuk, dan yang paling ditakutkan lagi adalah dapat merusak tatanan
adat minang itu sendiri yang nantinya akan berpengaruh untuk segala aspek,
seperti masalah keturunan, waris dan sebagainya. Dalam hukum islam aturan
untuk menikah telah dijelaskan bahwa tidak boleh menikah dengan mahram.
Jadi menurut pendapat saya kita harus kembali kepada Al-qur’an dan
Sunnah, bahwa dalam Al-qur’an dan sunnah bahwa tidak pernah disebutkan
sanksi dalam menikahi sesuku atau keturunan dari pihak ibu, karena memang
tidak pernah ada larangan pernikahan sesuku, jadi sanksi-sanksi untuk pelaku
nikah sesuku ini hanya ada dan dibuat oleh penghulu adat (kepala suku)
terdahulu, dan ini sudah menjadi tradisi yang mendarah daging hingga sekarang.
ingin perkawninan satu suku maka ajaran islam tidak melarang Jika tidak ingin
menanggung sanksi adat sebaiknya hindari pernikahan satu suku namun kembali
lagi jika tetap ingin perkawninan satu suku boleh dilakukan karena ajaran islam
tidak melarangnya.
b. Pembagian warisan yang diberikan kepada anak perempuan dalam adat
Minangkabau!
Aturan ini sebenarnya tidak bertentangan dengan syariat islam hanya saja konsep
dalam pembagiannya berbeda. Dalam hal pembagian harta di Minangkabau
dikenal dua jenis pembagian yaitu harta tinggi dan harta rendah. Pembagaian
harta tinggi atau harta warisan kaumlah yang diwarisi oleh perempuan sedangkan
harta rendah seperti peninggalan orangtua diwarisi menurut syariat islam. Dengan
kata lain islam tidak mengatur tentang pembagian harta kaum yang mana harta
kaum inilah yang diwarisi oleh anak perempuan di Minangkabau.
3. Dalam kepemimpinan di Minangkabau menganut sistem tungku tigo sajarangan.
Jelaskan maksudnya!
Maksud dari pepatah ini adalah pengambilan keputuasan dalam masyarakat
Minangkabau tidak mutlak dari satu orang. Dalam hal ini setiap kebijakan dan keputusan
adalah kesepakatan bersama atau musyawarah dalam suatu kaum. Biasanya unsur yang
harus dilibatkan dalam mengambil keputusan ini yaitu kepemipinan ninik mamak yang
mempertimbangkan secara adat sebuauh keputusan, kedua alim ulama yang
mempertimbangkan keputusan berdasarkan syariat-syariat islam, dan selanjutnya adalah
cerdik pandai yang akan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Ketiga unsur inilah yang dilibatkan dalam pengambilan keputusan di
MInangkabau

4. Jelaskan maksud dari ungkapan berikut!


a. Sakali aia gadang, sakali tapian barubah
Maksud dari pepatah ini adalah bahwa kehidupan manusia akan selalu dipenuhi oleh
masalah maka dari itu tatanan hidup senantiasa berubah-ubah, manusia dituntut untuk
menyesuaikan diri terhadap apa yang terjadi.

b. Bajalan manapi-napi, kok Mandi di baruah-baruah,


Makna dari falsafah tersebut adalah bahwa kita sebagai manusia harus senatiasa
menghormati orang lain dan menghayati lingkungan sekitar. Meskipun diri kita lebih
mampu daripada orang lain, maupun sebaliknya, tetap saja manusia itu sama
derajatnya dan tidak ada yang perlu disombongkan.

c. Dima rantiang dipatah, disinan aia disauak.


Makna dari pepatah ini adalah bagaimana kita menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang sedang kita tempati baik itu di rantau maupun di luar rantau.

d. Kok bulek lah dapek digolongkan, kok picak, lah dapek dilayangkan
Maksud dari pepatah ini adalah jika dala pengambilan sebuah keputusan telah
tercapai kesepakatan bersama/mufakat maka kebijakan/aturan tersebut telah bisa
dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai